• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kualitas Hidup Penderita CA Mammae Post Mastectomy Di CISC dan BCS Tahun 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Kualitas Hidup Penderita CA Mammae Post Mastectomy Di CISC dan BCS Tahun 2010."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA CA MAMMAE POST MASTECTOMY DI CISC DAN BCS TAHUN 2010

Ayulia Ardiani, 2010. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes. Pembimbing II: Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes.

Carcinoma mammae (ca mammae) adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae, yang diduga berpengaruh pada kualitas hidup penderitanya. Pengaruh kejiwaan yang kuat akibat ca mammae dapat berdampak negatif pada kehidupan penderita, terutama pada penderita post mastectomy. Menangani ca mammae bukan hanya sekedar menyelamatkan nyawa atau sebuah mammae, tapi juga merupakan usaha pencapaian kualitas hidup terbaik. Untuk itu diadakan penelitian Gambaran Kualitas Hidup Penderita Ca Mammae Post

Mastectomy di CISC dan BCS Tahun 2010. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada

penderita ca mammae post mastectomy yang dihubungkan dengan kondisi psikologik, kehidupan sosial dan tanggapan keluarga. Metode penelitian ini adalah deskriptif murni dengan rancangan cross sectional. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi 37 pertanyaan. Subjek penelitian adalah penderita ca mammae post mastectomy di komunitas kanker CISC (Cancer Information and Support Center) Jakarta dan BCS (Bandung Cancer Society), dengan teknik penentuan sampel adalah purposive sampling.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa tindakan mastectomy tidak menyebabkan adanya perubahan kualitas hidup pada penderita ca mammae yang dinilai dari segi kondisi psikologik, kehidupan sosial, dan tanggapan keluarga. Kesimpulan dari penelitian ini adalahtindakan mastectomy tidak menyebabkan

(2)

vii ABSTRACT

THE QUALITY OF LIFE OVERVIEW OF CA MAMMAE POST MASTECTOMY PATIENTS IN CISC AND BCS 2010

Ayulia Ardiani, 2010. 1st supervisor: Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes. 2nd supervisor: Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes.

Carcinoma mammae (ca mammae) is a malignant tumor that grows in mammae tissue, which is thought to affect the quality of life of sufferers. A strong psychological influence of ca mammae may have a negative impact on life, especially in patients with post mastectomy. Dealing with ca mammae not only saves lives, or a mammae, but also the effort in achieving the best quality of life. For that the research of The Quality of Life Overview of Ca Mammae Post Mastectomy Patients was conducted.

The purpose of this research was to determine the quality of life overview of ca mammae patients associated with psychological conditions, social life and family responses.

This research method is purely descriptive with cross sectional design. The research instrument was a questionnaire containing 37 questions. The subjects were ca mammae post mastectomy patients in CISC (Cancer Information and Support Center) Jakarta and BCS (Bandung Cancer Society) cancer community, with sampling technique was purposive sampling.

The results acquired indicate that the actions of mastectomy did not cause any change in quality of life of ca mammae patients assessed in terms of psychological conditions, social life, and family responses.

The conclusion of this research is the actions of mastectomy does not cause any change in quality of life of ca mammae patients.

(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Landasan Teori ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Anatomi Mammae ... 6

2.2 Histologi dan Fisiologi Mammae ... 8

2.3 Carcinoma Mammae ... 10

2.3.1 Definisi ... 10

2.3.2 Epidemiologi ... 11

(4)

ix

2.3.4 Etiologi ... 14

2.3.5 Patogenesis ... 15

2.3.5.1 Mekanisme Carcinoma (Doll’s nature, nurture and luck) ... 15

2.3.6 Gejala Klinik ... 17

2.3.7 Klasifikasi Carcinoma Mammae ... 18

2.3.8 Stadium Carcinoma Mammae ... 20

2.3.9 Deteksi Dini Carcinoma Mammae ... 22

2.3.9.1 Panduan Mendeteksi Menurut Kelompok Usia ... 22

2.3.9.2 Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 23

2.3.9.3 Waktu Terbaik Melakukan Pemeriksaan SADARI ... 25

2.3.10 Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Carcinoma Mammae ... 26

2.3.11 Penatalaksanaan Carcinoma Mammae ... 28

2.4 Kualitas Hidup ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

3.1 Metode Penelitian ... 38

3.2 Rancangan Penelitian ... 38

3.3 Instrumen Penelitian ... 38

3.4 Pengumpulan Data ... 39

3.4.1 Sumber Data ... 39

3.4.2 Populasi ... 39

3.4.3 Sampel ... 39

3.4.4 Kriteria Sampel ... 40

3.5 Variabel Penelitian ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

3.6.1 Identitas Responden ... 40

3.6.2 Kondisi Psikologis ... 41

3.6.3 Kehidupan Sosial ... 41

3.6.4 Tanggapan Keluarga ... 42

3.7 Definisi Operasional ... 42

(5)

x

3.9 Aspek Etik Penelitian ... 44

3.10 Penyajian Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Identitas Responden ... 45

4.2 Kondisi Psikologik ... 50

4.3 Kehidupan Sosial ... 64

4.4 Tanggapan Keluarga ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Simpulan ... 78

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 83

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Klasifikasi Patologik ... 18

Tabel 2.2 Klasifikasi TNM System AJCC 1992 of Breast Cancer ... 20

Tabel 2.3 Klasifikasi Stadium Carcinoma Mammae ... 21

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia ... 45

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Status Pernikahan ... 46

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak ... 47

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir ... 47

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 48

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Suami ... 49

Tabel 4.7 Distribusi Responden “Apa gejala awal yang anda rasakan sebelum anda dinyatakan menderita kanker payudara ?” ... 50

Tabel 4.8 Distribusi Responden “Bagaimana perasaan anda saat pertama dinyatakan menderita kanker payudara ?” ... 51

Tabel 4.9 Distribusi Responden “Apakah sebelumnya anda mengetahui tentang penyakit kanker payudara ?” ... 52

Tabel 4.10 Distribusi Responden “Apakah anda mengetahui manfaat dari pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) ?” ... 53

Tabel 4.11 Distribusi Responden “Dibawah ini beberapa tahap tentang melakukan pemeriksaan SADARI mana yang anda ketahui ?” ... 54

Tabel 4.12 Distribusi Responden “Tempat terapi yang pertama kali anda datangi sebelum dilakukan mastectomy (operasi pengangkatan payudara) ?” ... 55

Tabel 4.13 Distribusi Responden “Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk menyetujui dilakukannya mastectomy ?” ... 56

Tabel 4.14 Distribusi Responden “Apakah anda menyadari bahwa kanker payudara dapat semakin memburuk seiring berjalannya waktu ?” .. 56

(7)

xii

Tabel 4.16 Distribusi Responden “Apakah ada perubahan pada kepercayaan diri anda dan perasaan putus asa setelah mastectomy ?” ... 58 Tabel 4.17 Distribusi Responden “Apa saja jenis terapi yang telah anda lakukan ?” ... 59 Tabel 4.18 Distribusi Responden “Bagaimana sikap anda saat proses

(8)

xiii

(9)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Mammae ... 7

Gambar 2.2 Pengaruh Hormonal Terhadap Perubahan Pada Mammae ... 10

Gambar 2.3 Perubahan Pada Mammae ... 17

Gambar 2.4 Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 24

Gambar 2.5 Mammae Seorang Wanita yang Menjalani Prophylacyic Mastectomy ... 29

Gambar 2.6 Total Mastectomy ... 29

Gambar 2.7 Modified Radical Mastectomy ... 30

Gambar 2.8 Radical Mastectomy ... 31

Gambar 2.9 Partial Matectomy ... 31

Gambar 2.10 Quadrantectomy ... 32

Gambar 2.11 Lumpectomy ... 33

(10)

83 LAMPIRAN

Lampiran 1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di komunitas kanker yang merupakan kelompok pendukung (support group) bagi penderita carcinoma.

1. CISC (Cancer Information and Support Center) Jakarta. CISC berpusat di Jakarta dan telah berdiri sejak April 2003. Berlokasi di Jalan Imam Bonjol No. 51 Menteng, Jakarta Pusat dan berada pada lokasi yang strategis yang mudah dijangkau oleh masyarakat. CISC memiliki cabang di Menado, Balikpapan, Semarang, Yogyakarta, Bandung.

2. BCS (Bandung Cancer Society) telah berdiri sejak 2 Desember 2007. Sekretariat BCS berlokasi di Jalan Samiaji Dalam I No. 98/66 Bandung. BCS bekerja sama dengan CISC terutama dalam pengurusan anggota.

Visi dan Misi

CISC : VISI

Menjadi lembaga unggulan dalam memberikan dukungan serta layanan

informasi pada masyarakat kanker dan awam menuju ‘Indonesia Peduli

Kanker‘.

MISI

1. Memberikan dukungan moral, emosional dan sosial bagi penderita maupun keluarga.

(11)

84

3. Memfasilitasi hubungan harmonis antar berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan kanker.

4. Menyediakan informasi yang tepat dan terkini tentang kanker.

5. Membentuk dan memperkuat jaringan internal dan eksternal untuk mendukung kegiatan lembaga.

BCS : VISI

Menjadi pusat untuk berkumpul, berbagi pengalaman dan informasi khususnya yang berkaitan dengan kanker.

MISI

Meningkatkan kepedulian terhadap penderita kanker khususnya di Bandung dan sekitarnya dengan cara memberi bantuan secara moril.

Keanggotaan

Keanggotaan bersifat : Sukarela

Terbuka

Heterogen : untuk semua jenis kanker dan latar belakang yang berbeda-beda (suku, ras, agama, gender, usia, pendidikan dll)

Individual yaitu penderita, survivor, keluarga dan yang peduli Independen

Kegiatan

1. Mengunjungi penderita kanker yang sedang/akan menjalani pengobatan 2. Mengadakan pertemuan rutin 2 bulan sekali (BCS), 2 minggu sekali

(CISC)

(12)

85

4. Mengadakan kegiatan seperti rekreasi, olah raga, dance dan operate bersama

5. Seminar kesehatan seputar kanker 6. Halal bihalal dll

a. Dance cancer survivors gathering b. Operate cancer survivors gathering CISC

c. Fashion show cancer survivors d. Cancer survivors gathering

Berbagai Kegiatan yang diadakan CISC

(13)

86

Lampiran 2

JUDUL : GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA CA

MAMMAE POST MASTECTOMY DI CISC DAN BCS TAHUN 2010

KUESIONER

Petunjuk Pengisian : Lingkari salah satu jawaban yang dipilih

IDENTITAS

Tanggal pengisian :

Usia : …….... tahun

Status : Menikah / Belum menikah Jumlah anak :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pekerjaan suami :

KONDISI PSIKOLOGIK

1. Apa gejala awal yang anda rasakan sebelum anda dinyatakan menderita kanker payudara ?

a. Benjolan disekitar payudara

b. Payudara terasa panas, merah, bengkak c. Sakit pada payudara

(14)

87

2. Bagaimana perasaan anda saat pertama dinyatakan menderita kanker payudara?

a. Depresi b. Emosi c. Tegar d. Pasrah

3. Apakah sebelumnya anda mengetahui tentang penyakit kanker payudara ? a. Ya

b. Tidak

4. Apakah anda mengetahui manfaat dari pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) ?

a. Ya b. Tidak

5. Dibawah ini beberapa tahap tentang melakukan pemeriksaan SADARI, mana yang anda ketahui ?

a. Melihat payudara b. Meraba payudara

c. Memijat puting payudara d. Ketiganya saya ketahui

6. Tempat terapi yang pertama kali anda datangi sebelum dilakukan mastectomy (operasi pengangkatan payudara) ?

(15)

88

7. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk menyetujui dilakukannya mastectomy ?

a. 1 minggu b. 1 bulan c. 1-6 bulan d. > 6 bulan

8. Apakah anda menyadari bahwa kanker payudara dapat semakin memburuk seiring berjalannya waktu ?

a. Ya b. Tidak

9. Apa yang anda rasakan saat akan menjalani mastectomy ? a. Takut

b. Cemas c. Tenang d. Pasrah

10.Apakah ada perubahan pada kepercayaan diri anda dan perasaan putus asa setelah mastectomy ?

a. Ya b. Tidak

11.Apa saja jenis terapi yang telah anda lakukan ? a. Kemoterapi

(16)

89

12.Bagaimana sikap anda saat proses terapi ? a. Optimis sembuh

b. Pesimis c. Pasrah

13.Bagaimana anda menyikapi hambatan dalam pengobatan yang berlangsung lama dan mahal ?

a. Tetap menjalani pengobatan hingga sembuh

b. Menjalani pengobatan sesuai dengan biaya yang dimiliki c. Tidak meneruskan pengobatan karena masalah ekonomi d. Mencari pengobatan lain yang lebih murah

14.Apa anda menyadari bahwa kanker payudara dapat aktif kembali ? a. Ya

b. Tidak

15.Berhubungan dengan pertanyaan diatas, bagaimana anda menyikapinya ? a. Rutin melakukan pemeriksaan dan konsultasi dokter

(17)

90

KEHIDUPAN SOSIAL

1. Apakah anda dapat kembali beraktivitas seperti dahulu setelah mastectomy ?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk dapat kembali beraktivitas setelah mastectomy ?

a. 1 bulan b. 3 bulan c. 6 bulan d. > 6 bulan

3. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti aktivitas sosial setelah mastectomy ?

a. Menutup diri

b. Menjadi motivator bagi sesama penderita

c. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial d. Mencari kegiatan-kegiatan lain yang bersifat positif

4. Aktivitas sosial apa saja yang telah anda lakukan untuk membantu sesama penderita ?

a. Turut berpartisipasi dalam kelompok pendukung b. Mengadakan kampanye penyuluhan kanker payudara c. Memberikan informasi yang tepat dan terkini tentang kanker

(18)

91

5. Bagaimana sikap anda saat teman/lingkungan sekitar menanyakan tentang penyakit yang anda alami ?

a. Menutup diri b. Membuka diri c. Ingin dikasihani d. Marah

6. Apakah dukungan dan bantuan dari orang lain dapat membuat anda menjadi lebih bahagia dan lebih percaya diri ?

a. Ya b. Tidak

TANGGAPAN KELUARGA

1. Bagaimana tanggapan keluarga anda saat mengetahui anda dinyatakan menderita kanker payudara ?

a. Menjaga jarak b. Tidak peduli c. Malu

d. Memberi dukungan

2. Apakah keluarga anda ikut serta dalam mengambil keputusan untuk kemoterapi dan jenis terapi lainnya termasuk mastectomy ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah ada anggota keluarga anda yang menderita kanker payudara ? a. Ya

(19)

92

4. Apabila jawaban no.3 Ya, dari pihak keluarga manakah yang menderita kanker payudara ?

a. Ibu

b. Adik/Kakak c. Nenek d. Tante

5. Apakah anda merasa khawatir pada tanggapan suami/keluarga saat mengetahui anda menderita kanker payudara ?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah penyakit anda mengganggu hubungan pribadi anda dengan suami/keluarga ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah keluarga anda merasa keberatan dengan masalah biaya ? a. Ya

b. Tidak

8. Dukungan dan bantuan apa yang telah keluarga anda berikan ? a. Materil

b. Moril c. Spiritual

d. Informasi kesehatan

9. Saran yang diberikan keluarga dalam pemilihan terapi ? a. Pengobatan medis

(20)

93

Lampiran 3

Transkrip Wawancara Responden Sekaligus Pengurus Bandung Cancer Society (Yanti Setiawadi)

1. Dimulai dari nomer 1 yah bu, pertanyaannya apa kendala-kendala dalam meningkatkan kualitas hidup pada pasien kanker payudara, bu ?

Kalau kita kendala banyaknya tuh masalahnya masalah biaya ya, karena kalau eee selain soal biaya juga eee soal waktu. Karena kalau pasien kanker payudara biasanya untuk pengobatan selanjutnya butuh biaya yang cukup besar, kalau pun juga dia pengobatannya udah selesai dia harus menjaga tubuhnya bener-bener supaya lebih sehat, lebih kuat dan itu cukup makan biaya jadi pasti dia makan suplemen atau minum ramuan apa gitu dan itu harus dia kerjakan seumur hidupnya supaya kanker itu engga menjalar lagi.

Kalau dari segi sikap pasien yang depresi itu bisa menurut ibu bisa mempengaruhi tidak bu dari penurunan kualitas hidupnya ?

Bisa, pasien yang depresi memang bisa pasti bisa menurunkan kualitas hidup. Masalahnya itu kalau seorang yang sakit itu biasanya dia pasti dia down dulu, dari down pasti dia ada peningkatan ke marah, kecewa, segala

macem sampai dia akhirnya sampai ke penerimaan diri. Kalau dia masih depresi tapi dia ketemu orang atau ketemu lingkungan yang bisa mengangkat dia kembali atau ketemu seseorang yang pernah sakit kanker dan bisa diajak ngobrol, bisa curhat segala macem itu depresinya akan cepet lewat, kualitas hidupnya akan cepet meningkat.

Kalau dari segi pendidikan bu, mungkin pendidikan pasien yang rendah bisa mengurangi pengetahuan mereka tentang kanker payudara ?

(21)

94

kankernya itu ganas atau engga, kalau ganas dia pengobatan ke alternatif atau lari kesana sini dulu denger apa kata orang itu kemungkinan kankernya datang ke dokter nanti udah lebih parah gitu, gitu.

2. Lalu untuk pertanyaan ke dua, apa harapan ibu tentang peran serta tenaga kesehatan dan masyarakat dalam upaya membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara ?

Soal tenaga kesehatan saya sendiri ga terlalu bisa ngomong yah, karena ya kadang-kadang dokternya juga ada beberapa dokter yang kurang komunikasinya juga sama pasien ga terlalu baik, kadang-kadang kita nanya apa dia belum tentu mau jawab sedangkan kita tuh butuh pertanyaan itu. Jadi sebenernya harapan saya tuh dokter-dokter tuh komunikasinya ke pasien tuh lebih baik jadi jangan cuman waah harus begini atau nakut-nakutin begini-begini tapi coba juga menyelami perasaan si pasien yang saat itu sedang depresi mungkin itu harapan saya untuk tenaga. Trus kalau bisa tuh dia kalau tau ada perkumpulan kanker atau ada orang yang sama-sama kanker mungkin bisa diketemukan dengan orang yang sakit kanker juga, terus untuk yang kalau kita di lingkungan atau masyarakat jangan menganggap pasien kanker itu lebih-lebih yang udah mastektomi dianggap sebagai orang yang cacat atau misalnya dia diprioritaskan apa gitu, itu pasti dia akan punya pemikiran kok saya begini yah gitu, jadi kalau yang udah mastektomi atau udah apa juga anggap biasa aja gitu sebagai dia eee ya memang dia sebenernya normal kan gitu cuma mastektomi aja gitu. Jangan dianggap cacat ?

Jangan dianggap cacat karena memang bukan cacat sih yah kalau menurut saya sih.

3. Lalu pertanyaan ke tiga, apa manfaat dari kegiatan perkumpulan yg dibentuk dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara bu ?

(22)

95

dari dia aja masih ada semangat masih mau berjuang masa dia yang cuma segini gamau berjuang lagi gitu. Dorongan dari temen-temen yang buat ngangkat dia buat berjuang itu lebih besar di perkumpulan itu dia bisa sharing dan lagi di perkumpulan itu dia bisa denger untuk meningkatkan

kualitas hidup dia baik secara fisik maupun mental tuh caranya dengan gimana, dia bisa liat dan lagi dia bisa liat kenyataan orang yang sudah kualitas hidupnya sudah membaik itu seperti apa jadi dia bisa liat bukti nyata disitu.

Bisa meningkatkan kepercayaan diri juga mungkin yah bu yah ?

Iya, karena dia ngeliat kan orang lain kok bisa seperti itu gitu, bisa normal kembali bisa aktivitas seperti biasa.

4. Lalu pertanyaan ke empat yang terlibat dalam kegiatan perkumpulan apakah hanya orang kesehatan saja atau orang luar juga bisa ikut bergabung ?

Sebenernya kegiatan di perkumpulan kita tuh dua bulan sekali cuman kita kadang-kadang kunjungan ke pasien yang sama-sama eee menderita kanker kaya gitu. Kalau untuk aktif di organisasi kita, kita terbuka untuk siapa aja, tapi mereka harus tau kalau kita bener-bener sosial jadi di kita tuh ga ada eee dapet penghasilan jadi otomatis dia buang waktu, terus dia pun harus siap buat ngadepin orang yang sakit kaya gitu, dimana dia mau terlibat dengan kegiatan sosial seperti itu kita akan terima dengan tangan terbuka.

Jadi orang luar juga boleh yah bu?

Orang luar boleh, asal dia merasa terpanggil untuk pelayanan yah.

5. Lalu, apa ada kesulitan dalam segi biaya pada perkumpulan kanker yang dibentuk?

(23)

kadang-96

kadang kita butuh infokus, infokus itu kalau pembiacara ga bawa kita harus nyewa, kadang-kadang dari uang yang kita dapet untuk sewa infokus aja ga cukup, belum kalau kita pinjem ruangan, kalaupun ruangan itu kita misalnya dapet gratis misalnya di gereja atau seksi sosial lain kita misalnya dapet dengan gratis, kita kan tetep harus menyediakan infokus minimal kita snack ada terus kita ke yang melayanin disitu, yang bantu-bantu disitu kita juga harus memberikan uang.

Jadi dananya hanya dari perkumpulan saja yah bu?

Iya, dari yang datang yang dia rela memberikan, kita engga mentargetkan berapa gitu.

Kalau dari pemerintah tidak ada bantuan yah bu? Oh engga, kita gada sama sekali.

6. Lalu perkumpulan ini apakah bekerja sama dengan pihak lain atau rumah sakit rumah sakit di Indonesia?

Engga, sampe sekarang dibandung tuh kita ga kerja sama sama rumah sakit tapi yang pasti kelompok kita punya dokter penasehat. Dokter penasehatnya salah satunya tuh dokter Drajat Suwandi, dia ketua bedah onkologi se-Indonesia, satu lagi dokter Hendra, Hendra Gunawan, dia spesialis kandungan, kita ambil dua-duanya ini karena mereka bersedia untuk meluangkan waktu mengawasi grup kita, dia mau di tanya-tanya segala macem karena dia kalau misalnya di perkumpulan kita kurang pembicara, gada pembicara mereka mau jadi pembicara di grup kita gitu. 7. Lalu, ada cabang lainnya dari perkumpulan ini ?

Gada, kita hanya di bandung makanya namanya Bandung Cancer Society, tapi yang anggota yang datang bisa yang dari luar kota. Ada yang dari ke Jakarta bisa ke Bandung, kalau dia seneng ke Bandung terus dia ada kenalan di Bandung dia ikut acara kita, ada yang di Cianjur.

Kalau untuk pasien yang dari daerah-daerah ingin ikut perkumpulan ini caranya bagimana bu?

(24)

97

atau dimana aja tapi dia pas datang ke Bandung dan dia tau ada kita eee acaranya dia tinggal datang aja ke kita, kalau misalnya dia udah datang, semua yang udah pernah dateng pasti ada daftarnya di kita dan setiap kali kita mau pertemuan pasti kita sms. Jadi kalau dia dari jakarta ada waktu ke Bandung kalau memang acaranya itu menurut dia berguna buat dia, dia akan dateng.

Untuk info perkumpulan di Bandung biasanya pasien tau darimana bu, mungkin dari mulut ke mulut atau dari internet?

Di internet kita udah pasang, jadi ada beberapa orang yang pengurus kita juga pasang internet, punya FB facebook gitu yah, eee dia masukin ke facebook itu ada pertemuan tanggal segini, tempatnya disini, kita juga

kadang-kadang pasang pengumuman. Karena pengurus kita lebih banyak yang agama katolik dan kristen, sebenernya kita cari yang muslim untuk aktif tapi mereka masih susah jadi kita lebih banyak pasang pengumuman di gereja-gereja gitu. Kita kadang-kadang eee berapa bulan sekali kita ada talkshow di radio maestro atau di walagri jadi mereka banyak dengernya

dari situ.

Jadi mempermudah mereka yang tinggal di daerah juga yah bu? Iya, bisa denger lewat radio iyah.

8. Lalu, sudah berapa lama perkumpulan ini berdiri ? Perkumpulan ini berdiri dua desember 2007 . 2007?

Iya

Tiga tahun yah bu? Iya.

Kira-kira sudah berapa banyak penderita yang sudah dibantu bu yang ikut dalam pekumpulan ini?

(25)

98

9. Kendala-kendala yang dihadapi dalam perkumpulan ini apa saja bu ? Kendalanya yang pasti kita setiap pertemuan tuh berapa bulan sekali kita harus cari tempat keliling untuk cari tempat itu karena kita gada biayanya. Kedua kita pun juga sebenernya kurang untuk promosi. Kita udah eee pernah tulis surat ke beberapa rumah sakit minta tempat tapi mereka juga masih belum bisa ngasih tempat ke kita. Terus eee kedua, dari lembaga-lembaga kanker seperti YKI atau rumah sakit-rumah sakit mereka ke pasiennya juga gamau memberikan info bahwa di kita tuh ada gitu itu yang itu. Saya gatau kenapa, tapi sebenernya kalau mereka mau memberitahukan bahwa nih di Bandung tuh ada perkumpulan ini gitu, kemungkinan kata saya yang dateng tuh banyak. Sebenernya kita gada maksud apa-apa hanya ingin merangkul semua pasien kanker supaya mereka merasa ada temen gitu ada perkumpulan ini ga cuman sendiri gitu. Kalau untuk kegiatan yang diadakan biasanya apa saja bu?

Kita macem-macem kegiatannya. Biasanya kita panggil dokter, terus eee kemaren kita pernah ada motivator, ada juga kemaren mengenai aromaterapi dan pijat gitu, jadi temanya ganti-ganti.

Untuk kehadiran pasiennya biasanya setiap pertemuan lebih banyak atau sedikit yang datang?

(26)

99

(27)
(28)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker payudara disebut juga dengan ca mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae. Merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional yang penting, termasuk dalam keganasan paling sering pada wanita di Negara maju dan nomor 2 setelah ca cervix di Negara berkembang dan merupakan 29% dari seluruh carcinoma yang di diagnosis tiap tahun. Menurut World Health Organization (WHO), 8-9% wanita akan mengalami ca mammae dalam hidupnya. Di Amerika Serikat, keganasan ini paling sering terjadi

pada wanita dewasa. Diperkirakan di Amerika Serikat 175.000 wanita didiagnosis menderita ca mammae (Masdalina Pane, 2002).

Ca mammae merupakan salah satu masalah kesehatan wanita di Indonesia. Di Indonesia jumlah penderita ca mammae menduduki tingkat kedua setelah ca cervix, didapatkan estimasi insidensi ca mammae di Indonesia sebesar 26 per

100.000 wanita dan ca cervix sebesar 16 per 100.000 wanita. Berdasarkan data

yang dimiliki Yayasan Kanker Payudara Jawa Barat, pasien pengidap ca mammae di Jabar mencapai 56 per 100.000 dalam satu tahun atau sama dengan 0,5%.

Menurut YKP Jakarta, 10 dari 10.000 penduduk Indonesia terkena ca mammae, 70% penderita datang ke dokter atau rumah sakit pada keadaan stadium lanjut. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah menyebabkan tingginya tingkat stadium penderita ca mammae di Indonesia (YKPJ, 2005).

Kehilangan mammae dapat menjadi pukulan yang hebat terhadap rasa percaya diri wanita karena wanita yang telah mengalami mastectomy merasa kurang menarik, kurang seksual dan kurang puas dengan penampilan fisik mereka. Menangani ca mammae bukan hanya sekedar menyelamatkan nyawa atau sebuah mammae, melainkan usaha pencapaian kualitas hidup terbaik (Lincoln and

(29)

2

agar pemilihan terapi cukup adekuat memperbaiki kualitas hidup penderita (Agustina Konginan, 2008).

Penderita ca mammae, terutama stadium lanjut, umumnya diliputi kemarahan dan depresi karena memikirkan penyakit yang dideritanya. Ketika seseorang dinyatakan menderita carcinoma, maka akan terjadi beberapa tahapan reaksi emosional dan salah satunya yang sering terjadi adalah depresi. Ketakutan akan kematian, perubahan citra diri, perubahan peran sosial dan gaya hidup, serta masalah-masalah terkait finansial, merupakan hal-hal yang mempengaruhi kehidupan penderita carcinoma. Dampak secara psikologik maupun kehidupan sosial, dapat menyebabkan depresi post mastectomy (operasi pengangkatan payudara), meningkatnya kecemasan, rasa malu dan ide-ide bunuh diri (National Cancer Institute, 2009).

Berdasarkan data yang telah diuraikan di atas dan banyaknya penderita yang mengalami depresi post mastectomy, penulis tertarik untuk mengetahui tentang kualitas hidup penderita ca mammae post mastectomy.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah :

Apakah tindakan mastectomy dapat menyebabkan perubahan kualitas hidup pada penderita ca mammae dari segi kondisi psikologik.

Apakah tindakan mastectomy dapat menyebabkan perubahan kualitas hidup pada penderita ca mammae dari segi kehidupan sosial.

(30)

3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengetahui gambaran kualitas hidup pada penderita ca mammae post mastectomy yang dihubungkan dengan kondisi psikologik, kehidupan sosial dan tanggapan keluarga.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tindakan mastectomy pada perubahan kualitas hidup penderita ca mammae tehadap kondisi psikologik, kehidupan sosial dan tanggapan keluarga.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara akademik bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun secara praktik bagi pelaksanaannya. Manfaat tersebut penulis uraikan sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademik

- Memperluas pengetahuan tentang kualitas hidup penderita ca mammae post mastectomy, serta mengenali faktor-faktor yang mempengaruhinya.

- Memberikan informasi tentang perubahan kualitas hidup penderita ca mammae post mastectomy.

1.4.2 Manfaat Praktik

- Meningkatkan peran serta petugas dan lembaga kesehatan terhadap penanganan penderita ca mammae dengan mempertimbangkan tingkat kepuasan dan kualitas hidup penderita.

(31)

4

- Menambah pengetahuan masyarakat tentang ca mammae serta upaya pencegahan dan pengobatan.

1.5 Landasan Teori

Wanita dengan ca mammae dapat mengalami tekanan psikologik, termasuk kecemasan dan depresi selama diagnosis, pengobatan dan setelah pengobatan. Tekanan psikologik pada penderita ca mammae sebagian besar terkait dengan depresi, kecemasan, mudah emosional dan hampir semua penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan psikologik memberikan kontribusi terhadap gangguan kualitas hidup terutama fungsi emosi, fungsi sosial dan kualitas hidup secara keseluruhan. Diagnosis penyakit, rasa takut dan khawatir akan kematian, kekambuhan penyakit, gangguan citra tubuh, perubahan dari feminitas, seksualitas dan daya tarik adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan tekanan psikologik, bahkan bertahun-tahun setelah diagnosis dan pengobatan. Selain tekanan psikologik, fungsi seksual pun menjadi masalah penting. Fungsi seksual yang terganggu atau kehidupan seksual yang kurang memuaskan berkaitan dengan kualitas hidup penderita terutama pada penderita di usia muda, sedang menjalani kemoterapi, total mastectomy, tekanan emosional. Dengan adanya dukungan yang kuat dari keluarga dan masyarakat, umumnya wanita mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dan mengalami perbaikan dalam penyesuaian psikososial seperti gejala depresi, kepuasan dengan penampilan, fungsi seksual dan kualitas hidup (BioMed, 2008).

Untuk meningkatkan angka kesembuhan ca mammae adalah dengan deteksi dini, diagnosis dan terapi dini yang tepat. Deteksi dini dapat dicapai dengan diseminasi pengetahuan tentang ca mammae, pendidikan wanita untuk mengetahui cara pemeriksaan payudara sendiri merupakan tindakan efektif yang sangat membantu (Wan Desen, 2008).

(32)

5

1.6 Metodologi Penelitian

- Jenis penelitian : Deskriptif murni - Rancangan penelitian : Cross sectional - Teknik penarikan sampel : Purposive sampling - Teknik pengumpulan data : Angket

- Instrumen penelitian : Kuesioner

- Populasi : Penderita ca mammae post mastectomy di CISC (Cancer Information and Support Center) Jakarta dan BCS (Bandung

Cancer Society)

- Kriteria Inklusi : Penderita ca mammae post mastectomy yang bersedia untuk mengisi kuesioner - Kriteria Eksklusi : Penderita ca mammae post mastectomy

yang menolak untuk mengisi kuesioner

- Minimal sampel : 30 orang

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : CISC (Cancer Information and Support Center) Jakarta BCS (Bandung Cancer Society) Bandung

(33)

78 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di komunitas kanker CISC (Cancer Information and Support Center) Jakarta dan BCS (Bandung Cancer Society)

mengenai apakah tindakan mastectomy dapat menyebabkan perubahan kualitas hidup pada penderita ca mammae dihubungkan dengan kondisi psikologik, kehidupan sosial dan tanggapan keluarga, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tindakan mastectomy tidak menyebabkan adanya perubahan kualitas hidup pada penderita ca mammae yang dinilai dari segi kondisi psikologik, hal ini dapat diketahui dari banyaknya penderita yang tidak mengalami perubahan pada kepercayaan diri dan perasaan putus asa.

2. Tindakan mastectomy tidak menyebabkan adanya perubahan kualitas hidup pada penderita ca mammae yang dinilai dari segi kehidupan sosial, hal ini dapat diketahui dari banyaknya penderita yang dapat melakukan aktivitas sosial dengan baik.

3. Tindakan mastectomy tidak menyebabkan adanya perubahan kualitas hidup pada penderita ca mammae yang dinilai dari segi tanggapan keluarga, hal ini dapat diketahui dari banyaknya dukungan yang diberikan oleh keluarga penderita.

.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan :

1. Diharapkan dokter dapat berkomunikasi dan memberikan informasi yang lebih terperinci kepada penderita kanker.

(34)

79

79

(35)

80

DAFTAR PUSTAKA

Agustina Konginan. 2008. Depresi Pada Penderita Kanker. http://www.palliative-surabaya.com/gambar/pdf/buku_pkb_vi

bagian_1408082008.pdf. 14 Agustus 2008.

American Cancer Society. 2005. Breast Cancer Facts and Figures. http://www.cancer.org. Agustus 2006.

Arika Suci. 2008. Konsep Diri dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara. http://www.find-docs.com/. Januari 2009.

Ayulia Ardiani. 2010. Penelitian Pendahuluan Gambaran Kualitas Hidup Penderita Ca Mammae Post Mastectomy. Bandung : BCS (Bandung Cancer Society).

BioMed Central. 2008. Health Related Quality Of Life in Breast Cancer Patients. http://www.jeccr.com/content/27/1/32. 29 Agustus 2008.

Breast Diagnostic Centers. 2005. Early Detection Save Live. http://www.breastdiagnostic.com/bse.html.

Cancer Information and Support Center (CISC). 2010. More About CISC. http://cancerclubcisc.wordpress.com/2010/05/. Mei 2010.

Deteksi Dini Kanker (DETAK). 2008. Karsinoma Payudara. http://www.detak.org/aboutcancer.php?id=19&c_id=1. 22 Februari 2008. Deteksi Dini Kanker (DETAK). 2009. Pentingnya Dukungan Keluarga Bagi

Penderita Kanker. http://www.detak.org/articles.php?id=36. 31 Agustus 2009.

Dixon J.M., Leonard R.C. 2002. Breast Disorders. Terjemahan Mila Budihardjo. Jakarta : Dian Rakyat. hal. 10-19, 55-69, 84-87.

Dwi Sri. 2008. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Para Wanita Dewasa Awal Dalam Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri. http://www.find-docs.com/.

Eko Budiarto. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC. hal. 32. Emedicine. 2009. Breast Cancer Evaluation.

(36)

81

Fitri R. Ghozally. 2005. Kecerdasan Emosi dan Kualitas Hidup. Jakarta : EDSA. GDRC. 2009. Quality of Life. http://www.gdrc.org/uem/qol-define.html.

Hema Malini. 2009. Penyuluhan Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesadaran Wanita Dalam Usaha Mencegah Kanker Payudara di Kota Padang. http://repository.unand.ac.id/3250/2/HEMA_MALINI_1.ps. Desember 2009.

Inung P. Saptasari. 2009. Mengenal Mastectomy-Operasi Pengangkatan Payudara. http://www.artikelpayudara.com/2009/05/05/mengenal-mastektomi-operasi-pengangkatan-payudara/. 5 Mei 2009.

Iskandar Junaidi. 2007. Kanker. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. hal. 118-119, 129. Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2005. Pathologic Basis of Diseases. 7th ed.

Philadelphia :Elsevier Saunders. p. 1129-1151.

Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta : EGC. hal. 794.

Lhynnelli. 2009. Breast Cancer. http://nursingcrib.com/nursing-notes-reviewer/breast-cancer/. 16 Agustus 2009.

Lincoln J., Wilensky. 2007. Kanker Payudara Diagnosis dan Solusinya. Terjemahan Nadjamuddin. Jakarta : Prestasi Pustaka. hal. 2-63, 88-95, 176-177, 193-195.

Mardian. 2010. Tumor Mammae. http://www.scribd.com/doc/33803610/Tumor-Mamme. 07 Februari 2010.

Masdalina Pane. 2002. Aspek Klinis dan Epidemiologis Penyakit Kanker Payudara. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm.

National Cancer Institute. 2009. Breast Cancer.

http://seer.cancer.gov/statfacts/html/breast.html. November 2009.

R. Sjamsuhidajat., Wim de Jong. 2004. Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC. hal. 388.

Rumah Kanker. 2007. Depresi Pada Penderita Kanker. http://www.rumahkanker.com.

(37)

82

Suyatno., Emir Taris Pasaribu. 2009. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta : Sagung Seto. hal. 37.

Wan Desen. 2008. Onkologi Klinis. Edisi 2. Terjemahan Willie Japaries. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. hal. 368-369, 382.

Yayasan Kanker Payudara Jakarta (YKPJ). 2005. Peduli Kanker Payudara. http://www.pitapink.com/id.

Yayasan Kanker Payudara Jawa Barat (YKP Jabar). 2010. Ada Apa Dengan Kanker Payudara. http://ykpjabar.org/index.php/artikel/49-wanita/48-ada-apa-dengan-kanker-payudara. 18 Maret 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perencanaan desain didapatkan distribusi beban lateral yang dipikul oleh sistem rangka dan dinding geser struktur utama gedung Twin Tower adalah

Berdasarkan hasil dari perhitungan statistik yang ada, berarti terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa dalam pemerolehan

Brand Image terbukti berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli, artinya bahwa suatu barang dengan merek yang baik atau bagus maka konsumen cenderung untuk mengulang

Menyebabkan Keterlambatan atas Pelaporan Peiaksanaan APBD Pada Biro Administrasi Dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan/Akuntansi Sektor Publik... The problem

Jadi istilah Pancasila yang berasal dari bahasa Sansekerta berarti lima dasar atau lima sila adalah nama Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disahkan oleh

Dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi linier berganda dengan melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, uji multikolinieritas,

Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus buah sirsak terhadap kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di Dusun Semarangan, Sidokarto,

Kerusakan agroekosistem lahan kering dapat dipandang sebagai bagian dari jebakan kemiskinan (proverty trap) di pedesaan, yang berawal dari kebijakan pembangunan yang