Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
MATRIKS USAHA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
NSTITUSIPENGELOLA DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN SUMBER
DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
A. Tahap PraKonstruksi
1. Kegiatan Pembangunan Unit Produksi Karbon Dioksida (CO2)
KegiatanPerijinan dan penentuan lahan
• Persepsi masyarakat
• Persepsi karyawan perusahaan di sekitarnya
Dampak relatif kecil karena mengingat lahan berada dalam lingkungan perusahaan dan hanya memanfaatka n lahan yang tidak terlalu luas yaitu seluas 1.100 m2.
• Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar perusahaan
• Memberikan pemahaman secara jelas kepada masyarakat sekitar terkait rencana berdirinya kegiatan tersebut di atas.
Di dalam Lingkungan Pabrik dan sekitarnya
Setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebutuhan
Mengamati dan wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar perus-ahaan
Di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan
Pengamatan persepsi dan keluhan masyarakat secara langsung dapat dilakukan setiap hari
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresik
2. Kegiatan Pengeboran Air Tanah (Sumur)
KegiatanPerijinan dan penentuan vendor dan titik sumur
• Persepsi masyarakat sekitar perusahaan
• Persepsi perusahaan di sekitarnya
Dampak relatif kecil karena mengingat lahan berada dalam lingkungan perusahaan dan kedalaman pengeboran ± 300 m dengan debit kurang dari 10 lt/detik.
• Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar perusahaan
• Memberikan pemahaman secara jelas kepada masyarakat sekitar terkait rencana berdirinya kegiatan tersebut di atas.
Di dalam Lingkungan Pabrik dan sekitarnya
Setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebutuhan
Mengamati dan wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar perus-ahaan
Di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan
Pengamatan persepsi dan keluhan masyarakat secara langsung dapat dilakukan setiap hari
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH Kabupaten Gresik
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresik
B. Tahap Konstruksi
1. Kegiatan Pembangunan Unit Produksi Karbon Dioksida (CO2)
TenagaKerja
• Keresahan masyarakat dan kecemburuan sosial
• Keamanan dan ketertiban masyarakat
• Adanya peluang kerja yang berarti meningkatkan perekonomian dae- rah
Jumlah kebutuhan tenaga kerja secara keseluruhan yang akan diperkerjakan di tahap ini adalah 52 orang
• Memanfaatkan tenaga kerja lokal di sekitar perusahaan
• Menumbuhkan mitra kerja dan mitra usaha dengan kelompok
masyarakat di sekitar lokasi
• Berpartisipasi dan berperan serta dalam forum yang ada di sekitar lokasi perusahaan
Lingkungan Perusahaan dan sekitarnya
Selama tahap konstruksi berlangsung
Mengamati dan wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar perusahaan
Di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan
Pengamatan persepsi dan keluhan masyarakat secara langsung dapat dilakukan setiap hari
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH dan Disnaker Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresik
Pembangun an Fasilitas Sipil (kegiatan sipil)
• Penurunan kualitas udara karena adanya : Debu, Kebisingan dan Polutan gas dari transportasi bahan bangunan
• Penurunan kualitas perairan karena adanya air larian
• Berkurangnya area resapan air sehingga jumlah air yang meresap ke tanah berkurang
• Penurunan kualitas udara karena paparan oleh cemaran aktifitas pembangunan pabrik berlangsung selama kurun waktu pelaksanaan selama 6 bulan dengan timbulnya:
Debu, Kebisingan dan Polutan Gas.
• Penurunan kualitas
• Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu agar tidak mengganggu tenaga kerja serta masyarakat di lingkungan sekitar proyek
• Polutan gas yang berasal dari kegiatan transportasi dapat dikurangi melalui sistem pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi, agar tidak terjadi kepadatan kendaraan yang terpusat.
• Mencegah timbulnya sedimentasi dan
Lingkungan unit CO2 plant dan sekitarnya
Selama tahap konstruksi berlangsung
•Pengamatan langsung secara visual.
•Melakukan uji kualitas lingkungan udara ambien meliputi polutan gas, debu dan kebisingan di laboratorium berdasarkan Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak
•Melakukan uji kualitas lingkungan air permukaan tanah (saluran buangan air domestik) di
Di dalam lingkungan perusahaan, lokasi kegiatan konstruksi pabrik dan lingkungan sekitar
•Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
•uji kualitas air permukaan tanah (sewer), udara ambeint, debu dan kebisingan 1 kali selama tahap konstruksi oleh laboratorium lingkungan Independent
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresik
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
perairan karena adanya air buangan selama kegiatan proses pembangunan pabrik dengan jumlah kurang lebih 2 m3 per hari.
• Berkurangnya area resapan air sehingga jumlah air yang meresap ke tanah berkurang karena penggunaan luas lahan untuk bangunan pabrik seluas 1.100 m2.
kekeruhan perairan umum
• Penyediaan lahan untuk ruang hijau terbuka, sumur resapan, lagoon
laboratorium berdasarkan Permen LH No. 112 Tahun 2003 tentang baku mutu Air Limbah Domestik
Mobilisasi dan Pemasangan Peralatan dan Mesin-Mesin Produksi
Penurunan Kualitas Udara karena adanya: Debu, Kebisingan dan Polutan gas dari transportasi mobilisasi peralatan dan mesin
• Arus lalu lintas keluar masuk area kegiatan pembangunan pabrik lebih dari 50 kendaraan bermotor perhari.
• Penurunan kualitas udara karena paparan oleh cemaran selama aktifitas mobilisasi dan pemasangan peralatan dan mesin produksi berlangsung
• Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu agar tidak mengganggu tenaga kerja serta masyarakat di lingkungan sekitar proyek
• Polutan gas yang berasal dari kegiatan transportasi dapat dikurangi melalui sistem pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi, agar tidak terjadi kepadatan kendaraan yang terpusat.
• Pengaturan sistim dan cara kerja agar tidak menimbulkan kebisingan yang
Lingkungan unit CO2 plant dan sekitarnya
Selama tahap konstruksi berlangsung
• Pengamatan langsung secara visual.
• Melakukan uji kualitas lingkungan udara ambien meliputi polutan gas, debu dan kebisingan di laboratorium berdasarkan Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak
Di dalam lingkungan perusahaan, lokasi kegiatan konstruksi pabrik dan lingkungan sekitar
• Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
• uji kualitas udara ambeint, debu dan kebisingan 1 kali selama tahap konstruksi oleh laboratorium lingkungan Independent
Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH dan Dishub Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresik
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
selama kurun waktu 8 minggu dengan timbulnya:
Debu, Kebisingan dan Polutan Gas
mengganggu lingkungan
Demobilisasi Tenaga Kerja dan Peralatan
Penurunan kualitas udara karena adanya:
Debu, Kebisingan dan Polutan gas dari transportasi demobilisasi tenaga kerja dan alat berat Keresahan sosial, karena terbatasnya peluang kerja
• Arus lalu lintas keluar masuk area kegiatan pembangunan pabrik lebih dari 50 kendaraan bermotor perhari.
• Penurunan kualitas udara karena paparan oleh cemaran selama aktifitas demobilisasi tenaga kerja dan peralatan dan mesin produksi berlangsung selama kurun waktu 1 minggu dengan timbulnya:
Debu, Kebisingan dan Polutan Gas.
• Jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan selama proses konstruksi sejumlah 52 orang
• Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu agar tidak mengganggu tenaga kerja serta masyarakat di lingkungan sekitar proyek
• Polutan gas yang berasal dari kegiatan transportasi dapat dikurangi melalui sistem pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi, agar tidak terjadi kepadatan kendaraan yang terpusat.
• Pengaturan sistim dan cara kerja agar tidak menimbulkan kebisingan yang mengganggu lingkungan
• Untuk mengurangi adanya kecemburuan sosial, peningkatan pendapatan masyarakat, ketertiban serta keamanan yaitu dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menjadi tenaga kerja di perusahaan sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan
Lingkungan unit CO2 plant dan sekitarnya
Selama tahap konstruksi berlangsung
• Pengamatan langsung secara visual.
• Melakukan uji kualitas lingkungan udara ambien meliputi polutan gas, debu dan kebisingan di laboratorium berdasarkan Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak
Di dalam lingkungan perusahaan, lokasi kegiatan konstruksi pabrik dan lingkungan sekitar
• Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
• uji kualitas udara ambeint, debu dan kebisingan 1 kali selama tahap konstruksi oleh laboratorium lingkungan Independent
Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH, Disnaker dan Dishub Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresik
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
2. Air Bawah Tanah (ABT)
Pengeboran • Timbulnya debu oleh kegiatan mobilisasi peralatan dan material
• Penurunan kualitas udara : polutan gas, gas buang dari kegiatan mobi-lisasi peralatan dan material
• Timbulnya kebisingan dari kegiatan mobilisasi peralatan dan materiall
Paparan debu, polutan gas dan kebisngan terjadi selama kegiatan berlangsung kurang lebih 1 Minggu.
i
• Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu dari kegiatan penegboran agar tidak mengganggu tenaga kerja, syarakat serta lingkungan seki-tar pabrik.
• Mewajibkan karyawan untuk menggunakan masker pada saat bekerja.
• Pengaturan arus lalu lintas kendaraan supaya tidak terjadi kemacetan
• Mengisolasi sumber- sumber kebisingan
• Mewajibkan karyawan untuk menggunakan earplug
Lokasi pengeboran sumur dan sekitarnya
Selama proses pengeboran ait tanah berlangsung
• Pengamatan langsung secara visual
• Pengecekan kebisingan di area kerja berdasarkan Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Kebisingan
Di lingkungan sekitar sumur artesis dan lingkungan masyarakat sekitar perusahaan
• Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
• Pengukuran kebisingan 1 kali sehari selama proses pengeboran berlangsung
Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH, Dinas Perijinan dan Dinas SDA Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresik
C. Tahap Operasi
1. Kegiatan Produksi 2EH, NBA dan IBA Tenaga Kerja • Keresahan
masyarakat
• Kecemburuan social
• Keamanan dan ketertiban masyarakat
• Adanya peluang kerja yang berarti meningkatkan perekonomian daerah
Jumlah kebutuhan tenaga kerja secara keseluruhan yang akan diperkerjakan di PT.Petro Oxo Nunsantara adalah kurang lebih 235 orang.
• Mempergunakan tenaga kerja yang berasal dari penduduk setempat.
• Menumbuhkan bina lingkungan, mitra kerja dan mitra usaha dengan kelompok
masyarakat di sekitar lokasi.
• Melaksanakan corporate social responsibility/
community development kepada masyarakat sekitar
Di dalam Lingkungan Pabrik dan sekitarnya
Setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebutuhan
Mengamati dan wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar perusahaan
Di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan
Pengamatan persepsi dan keluhan masyarakat secara langsung dapat dilakukan setiap hari
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH dan Disnaker Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
sebagai tanggung jawab social.
• Berpartisipasi dan berperan serta dalam forum yang ada di sekitar lokasi perusahaan.
• Membuka forum dialog secara terbuka dengan masyarakat sekitar apabila terjadi ketidak sesuaian dalam pengelolaan lingkungan.
BLH Kabupaten Gresi
Kegiatan Transportasi
Bahan baku dan pengiriman produk ke pelanggan• Penurunan kualitas udara
• Debu
• Kebisingan
• Polutan gas kendaraan
• Meningkatnya arus lalu lintas
Arus lalu lintas kendaraan pengangkutan bahan baku penunjang per minggu adalah sebanyak 3 kali dan hasil produksi via Truck rata- rata 2 kali per hari
• Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu dari kegiatan transportasi agar tidak mengganggu tenaga kerja, masyarakat serta lingkungan sekitar pabrik.
• Pengaturan arus kendaraan yang akan keluar masuk pabrik sehingga tidak menimbulkan konsentrasi debu
• Penghijauan di sepanjang jalan masuk pabrik dan buffer zone mengelilingi lokasi perusahaan
Di dalam Lingkungan Pabrik dan sekitarnya
Setiap hari atau sesuai kebutuhan
• Pengamatan debu langsung secara visual
• Pengukuran kebisingan secara langsung Dengan Sound level meter.
• Melakukan uji kualitas lingkungan udara ambien dengan peralatan pengambilan sample udara dan dianalisa di laboratorium (bekerjasama dengan laboratorium rujukan) berdasarkan Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak
di lingkungan sekitar perusahaan, didalam halaman lokasi pabrik, didalam ruang produksi dan lingkungan sekitar
Pengamatan secara langsung dapat dilakukan setiap hari, sedangkan secara laboratorium uji udara oleh Lembaga Independent dilakukan 6 (enam) bulan sekali
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH dan Dishub Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresi
Proses Produksi
Kegiatan proses produksi produk 2EH, NBA dan• Timbulnya kebisingan dari operasional mesin- mesin produksi
• Penurunan kualitas udara yang
Penurunasn kualitas udara karena paparan oleh bahan cemaran berlangsung
A. Debu, polutan gas dan Kebisingan
• Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu dari
kegiatantransportasi agar tidak
Di dalam Lingkungan Pabrik dan sekitarnya
Setiap hari atau sesuai kebutuhan
• Pengamatan langsung secara visual
• Pengukuran kebisingan secara langsung Dengan Sound level meter.
di lingkungan sekitar perusahaan, didalam halaman lokasi pabrik, didalam ruang produksi
• Pengamatan secara langsung dapat dilakukan setiap hari
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
IBA beserta penunjang/Utilit as (Demin Water, Boiler, Cooling Water, Incinerator), Proses pengelolaan limbah padat dan cair industri, , Kegiatan Laboratorium
disebabkan adanya debu, polutan gas, gas buang dari
cerobong asap mesin pemanas proses produksi dan utilitasnya.
• Penurunan kualitas tanah dan air tanah karena ceceran bahan kimia pada saat proses
produksi dan utilitasnya serta kegiatan Laboratorium, pembuangan limbah cair dan padat industri, serta ceceran pelumas dan bahan bakar.
• Gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitar pabrik serta karyawan.
•Gangguan terhadapa Flora dan Fauna yang ada di lokasi pabrik
•Terjadinya Kebakaran
•Terjadinya Kecelakaan Kerja
•Terjadinya Peningkatan Getaran
•Terjadinya Keretakan Bangunan
selama kurun waktu operasioanal pabrik yaitu 355 hari dalam setahun
• Penurunan kualitas air tanah yang disebabkan oleh:
• Limbah Cair Industri = 374 m3 per hari
• Limbah Oli bekas = 5 drum per tahun
• Limbah padat Industri:
Katalis = 60 ton per 3 tahun Sodium
Karbonat = 1 ton per tahun
mengganggu tenaga kerja, masyarakat serta lingkungan sekitar pabrik.
• Pengaturan arus kendaraan yang akan keluar masuk pabrik sehingga tidak menimbulkan konsentrasi debu dan polutan gas yang tinggi
• Meminimasi timbulnya debu, melalui pengaturan sistem/cara kerja yang benar, sehingga tidak mengganggu kesehatan karyawan dan pencemaran lingkungan.
• Pemasangan penghisap debu (dust Collector) pada tempat yang menimbulkan debu dalam area proses produksi.
• Penghijauan di sepanjang jalan masuk pabrik dan buffer zone mengelilingi lokasi perusahaan.
• Mewajibkan karyawan untuk menggunakan masker dan earplug pada saat bekerja
• Ruang kerja dengan ventilasi yang baik agar polutan gas dan bau tidak menggangu kenyamanan dan kesehatan karyawan
• Polutan gas dari proses pembakaran disalurkan ke udara dengan cerobong
• Melakukan uji kualitas lingkungan udara ambien dengan peralatan pengambilan sample udara dan dianalisa di laboratorium (bekerjasama dengan laboratorium rujukan).
• Melakukan uji kualitas air permukaan melalui pengambilan sample air dan dianalisa di laboratorium
• Melakukan uji emisi kendaraan operasional pabrik
• Sarana bio kontrol berupa kolam ikan di sewer B/L
• Mengetahui kondisi kesehatan karyawan melalui kegiatan Medical check up
• Melakukan monitoring dan kontrol yang intensif dan secara reguler terkait kondisi peralatan produksi dan bangunan
dan lingkungan sekitar
• Uji kualitas limbah cair outlet IPAL laboratorium internal perusahaan setiap hari sekali, oleh Laboratorium lingkungan Independent dilakukan 1 (satu) bulan sekali dan air tanah (sumur artesis) seminggu 2 (dua) kali oleh laboratorium internal perusahaan dan dilakukan 1 (satu) tahun sekali oleh Laboratorium lingkungan Independent berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013 (App.V.
Cat.II) tentang baku mutu air limbah dan Permenkes No.416/MENK ES/Per.IX/199 0 tentang baku mutu air bersih
• Uji kualitas udara ambeint dan emisi gas dilakukan 6 (enam) bulan sekali oleh
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH dan Disnaker Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresi
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
asap pabrik yang dilengkapi dengan scrubber untuk mengurangi emisi gas dan partikulat ke udara.
• Melakukan uji emisi kendaraan operasional pabrik
• Mengisolasi sumber- sumber kebisingan
• Maintenance secara teratur terhadap mesin dan peralatan produksi
B. Kualitas Tanah dan air Tanah
• Menghindari adanya tumpahan-tumpahan bahan baku penunjang atau produk
• Pengaturan terhadap tempat penyimpanan bahan bakar minyak dan oli agar tidak menimbulkan tumpahan dan ceceran, yaitu lahan kedap air dan dilengkapi dengan bund wall.
• Menghindari adanya ceceran bahan baku penunjang dan hasil produk serta produk yang gagal agar kebersihan, kerapihan dapat terjaga dan pencemaran tanah dan air tanah tidak terjadi.
• Limbah berupa sisa pelumas
ditempatkan pada Tempat
Penyimpanan
Laboratorium lingkungan Independent berdasarkan Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak.
• Uji emisi kendaraan operasional pabrik 1 (tahun) sekali berdasarkan Permen LH No. 23 Tahun 2012 tentang baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru L3
• Pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala bagi karyawan, minimal 1 (satu) tahun sekali oleh laboratorium medis
• Pengecekan parameter kontrol terkait indikasi kebocoran bahan kimia dan gas, parameter proses operasi
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Sementara (gudang B3), dan limbah laboratorium ditampung/dikumpul kan di tempat khusus sebelum dilakukan penanganan lebih lanjut atau dikirim ke Pusat Pengelolaan Limbah B3/ Industri pengolah B3 yang berijin.
C. Limbah Cair
• Agar tidak terjadi penurunan kualitas perairan, maka limbah cair industri yang dihasilkan di proses terlebih dahulu di IPAL sebelum dibuang keperairan umum.
• Limbah cair dari kegiatan sanitasi dan maintenance disalurkan ke tempat penampungan limbah cair.
• Saluran buangan akhir dilengkapi dengan bak kontrol (Fish pond) untuk memudahkan pengawasan dan pemantauan.
D. Limbah padat
• Menerapkan sistem kerja yang disiplin dan penerapan housekeeping perusahaan.
• Limbah padat B3 di kelola sesuai ketentuan pengelolaan limbah B3 (spent catalyst,
(tekanan, temperatur, flow) serta kondisi peralatan proses seperti vibrasi, noise, temperatur yang terjadwal secara reguler.
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
sludge IPAL dsb) dan ditempatkan di penampungan sementara penyimpanan B3 sebelum dilakukan penanganan lebih lanjut atau dikirim ke Pengelola Limbah B3 yang berijin.
• Limbah padat domestik dari dapur dan perkantoran dipisahkan penempatan antara limbah padat organik dan anorganik .
• Limbah padat domestik dapat dikelola melalui kerjasama dengan Dinas Kebersihan untuk dibuang ke TPA
E. Estetika Lingkungan
• Sosialisasi kepada para tenaga kerja tentang kebersihan, keindahan dan penataan lingkungan secara rutin dan berkala.
• Pengaturan cara dan sistem kerja, rapi dan disiplin.
• Penataan penempatan bahan baku dan produksi secara teratur.
• Penataan drum dan sisa kemasan secara rapi.
• Penempatan limbah padat domestik pada tempat yang aman, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
dan estetika lingkungan.
• Penempatan limbah padat proses produksi secara rapi dan teratur sebelum dilakukan
penanganan lebih lanjut
• Pembuatan taman- taman dan penghijauan serta pemasangan slogan- slogan untuk keindahan dan kenyamanan lingkungan hidup
F. Area Resapan
• Penyediaan lahan untuk ruang hijau terbuka
• Pembuatan taman di lingkungan industri dan pemanfaatan lahan kosong sebagai area lahan terbuka hijau dengan penghijauan tanaman lindung dan produktif.
• Pembuatan Biopori atau sumur resapan
G. Flora dan Fauna
• Untuk mengganti flora dilakukan penghijauan , buffer area dan pembuatan taman.
• Memeliharaan hewan, ikan pada kolam buatan untuk meningkatkan keseimbangan ekologi H. Sosial-Ekonomi
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
• Mempergunakan tenaga kerja yang berasal dari penduduk setempat.
• Menumbuhkan bina lingkungan, mitra kerja dan mitra usaha dengan kelompok
masyarakat di sekitar lokasi.
• Melaksanakan corporate social responsibility/
community development kepada masyarakat sekitar sebagai tanggung jawab social.
• Berpartisipasi dan berperan serta dalam forum yang ada di sekitar lokasi perusahaan.
• Membuka forum dialog secara terbuka dengan masyarakat sekitar apabila terjadi ketidak sesuaian dalam pengelolaan lingkungan I. Kesehatan Pemeriksaan
kesehatan Karyawan secara rutin dan berkala minimal 1 (satu) tahun sekali J. Transportasi
• Menempatkan petugas untuk ketertiban secara memadai
• Pemasangan rambu- rambu lalu lintas
• Pengaturan keluar masuknya kendaraan
• Lokasi parkir yang cukup luas sehingga
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
tidak mengurangi bahu jalan k. Kebakaran
Untuk mencegah terjadinya kebakaran dilakukan tindakan inspeksi dan con-trol secara periodic terhadap seluruh system yang ada di perusahaan serta disediakan fire fighting equipment yang memadai dan sesuai
peruntukannya.
l. Kecelakaan Kerja Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dilakukan pengawasan yang ketat terhadap aktifitas karyawan selama bekerja dan dilengkapi SOP serta Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai peruntukannya.
m. Peningkatan Getaran Untuk mencegah
terjadinya
peningkatan getaran dilakukan preventive maintenance untuk semua peralatan proses produksi yang terjadwal secara periodic.
n. Keretakan Bangunan Untuk mencegah
terjadinya keretakan bangunan dilakukan preventif
maintenance untuk semua bangunan yang terjadwal secara periodic.
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Domestik
dan
Perkantoran,
yang meliputi:Sanitasi MCK, toilet, Kegiatan Dapur dan Kegiatan administrasi perkantoran
•Penurunan kualitas air tanah, karena adanya resapan limbah domestik dan limbah cair dari toilet dan pencucian kendaraan
•Menimbulkan bau yang kurang sedap dari timbunan sampah domestik dan limbah cair domestik
•Gangguan kesehatan karena lalat akan
mengerumuni limbah padat dan dapur
•Penurunan estetika lingkungan
•Limbah padat perkantoran berupa kertas dan plastik
Limbah padat Domestik sejumlah 150 kg/hari dan Limbah cair Domestik sejumlah 22 m3/ hari
•Setiap toilet dan MCK dilengkapi dengan septic tank.
•Limbah padat domestik dari dapur dan perkantoran dipisahkan penempatan antara limbah padat organik dan anorganik .
•Limbah padat domestik dapat dikelola melalui kerjasama dengan Dinas Kebersihan untuk dibuang ke TPA.
•Penempatan limbah padat domestik pada tempat yang aman, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan estetika lingkungan.
•Menerapkan sistem kerja yang disiplin dan penerapan
housekeeping perusahaan
Lingkungan Perusahaan dan sekitarnya
Setiap hari atau sesuai kebutuhan
•Pengamatan langsung secara visual
•Wawancara dengan karyawan dan masyarakat
•Melakukan uji kualitas air limbah domestik melalui pengambilan sample air dan dianalisa di laboratorium berdasarkan Permen LH No. 112 Tahun 2003 tentang baku mutu Air Limbah Domestik
di lingkungan sekitar perusahaan, didalam halaman lokasi pabrik, didalam ruang produksi dan lingkungan sekitar
•Pengamatan secara langsung dan uji laboratorium internal dapat dilakukan setiap hari, sedangkan uji analisa kualitas air limbah domestik oleh laboratorium lingkungan Independent dilakukan 6 (enam) bulan sekali.
•Pengamatan langsung secara visual, wawancara dengan karyawan serta pemeriksaan kesehatan minimal 1 (satu) kali dalam setahun
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresi
2.
Kegiatan Operasi Pabrik CO2 Pengadaan
Tenaga Kerja
Keresahan masyarakat
Kecemburuan sosial Keamanan dan ketertiban masyarakat
Adanya peluang kerja yang berarti meningkatkan perekonomian daerah
Jumlah kebutuhan tenaga kerja secara keseluruhan yang akan diperkerjakan di unit ini adalah …..
orang
Memanfaatkan tenaga kerja lokal di sekitar perusahaan
Menumbuhkan mitra kerja dan mitra usaha dengan kelompok masyarakat di sekitar lokasi
Berpartisipasi dan berperan serta dalam forum yang ada di sekitar lokasi perusahaan
Melaksanakan corporate social responsibility atau community development kepada
Lingkungan Perusahaan dan sekitarnya
Selama tahap operasi berlangsung
Mengamati dan wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar perusahaan
Di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan
Pengamatan persepsi dan keluhan masyarakat secara langsung dapat dilakukan setiap hari
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH dan Disnaker Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
masyarakat sekitar sebagai tanggung jawab social
Membuka forum dialog secara terbuka dengan masyarakat sekitar apabila terjadi ketidak sesuaian dalam pengelolaan
lingkungan
BLH Kabupaten Gresi
Kegiatan Transportasi
Mobilisasi Tenaga Kerja, Pengangkutan Bahan Baku Penolong dan Pengangkutan Hasil ProduksiPenurunan kualitas udara
Debu Kebisingan Polutan gas kendaraan
Meningkatnya arus lalu lintas
•Arus lalu lintas kendaraan untuk mobilisasi karyawan per hari diperkirakan lebih dari ...
kali.
•Penurunan kualitas udara karena paparan oleh cemaran aktifitas mobilisasi karyawan berlangsung selama kurun waktu operasioanal pabrik yaitu 24 jam per hari dengan timbulnya:
Debu, Kebisingan dan Polutan Gas
Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu dari kegiatan transportasi agar tidak mengganggu tenaga kerja, masyarakat serta lingkungan sekitar pabrik.
Pengaturan arus kendaraan yang akan keluar masuk pabrik sehingga tidak menimbulkan konsentrasi debu, gangguan arus lintas, kemacetan dan kecelakaan.
Lokasi parkir yang cukup luas sehingga tidak mengurangi bahu Jalan
Lingkungan Perusahaan dan sekitarnya
Selama tahap operasi berlangsung
•Pengamatan langsung secara visual.
•Melakukan uji kualitas lingkungan udara ambien meliputi polutan gas, debu dan kebisingan di laboratorium berdasarkan Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak
Di dalam lingkungan perusahaan, lokasi kegiatan pabrik dan lingkungan sekitar
•Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
•uji kualitas udara ambeint, debu dan kebisingan 1 kali selama tahap konstruksi oleh laboratorium lingkungan Independent
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
BLH dan Dishub Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresi
Proses Produksi dan Penunjangnya
•Timbulnya kebisingan dari operasional mesin- mesin produksi seperti pompa, kompresor, Boiler dan lainnya.
•Timbulnya limbah padat yang tidak
Timbulnya paparan oleh kebisingan peralatan produksi berlangsung selama kurun waktu operasional
•Buangan gas yang berasal dari unit produksi dialirkan ke udara melalui cerobong / stack
•Limbah bahan kimia cair dan padat yang dihasilkan selama proses produksi
Lingkungan unit CO2 plant dan sekitarnya
Selama tahap operasi berlangsung
•Pengamatan langsung secara visual.
•Melakukan uji kualitas lingkungan udara ambien meliputi polutan gas, debu dan kebisingan serta emisi gas di
Di dalam lingkungan perusahaan, lokasi kegiatan unit CO2 plant dan lingkungan sekitar
•Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
•uji kualitas udara ambeint, debu dan kebisingan
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik Pengawas Pengelolaan
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
dipakai selama proses produksi seperti karbon aktif dan Dessicant
•Timbulnya limbah cair (larutan MEA) yang dihasilkan dari unit Reclaimer.
•Timbulnya emisi gas buang dari cerobong asap / stack Boiler dan Absorber
pabrik yaitu 24 jam per hari.
Penurunan kualitas udara ambient yang disebabkan oleh buangan gas dari kegiatan proses produksi berlangsung selama kurun waktu operasional pabrik yaitu 24 jam per hari.
Penurunan kualitas air tanah dan permukaan yang disebabkan oleh limbah bahan kimia cair (ex. MEA + NaOH = 228 kg/hari) dan padat (ex.
karbon aktif = 800 kg/2000 jam dan ex.
Dessicant = 472 Kg/16.000 jam)
dikemas dan
diidentifikasi kemudian disimpan di TPS B3 sebelum dilakukan penangnanan lebih lanjut
•Air limbah yang dihasilkan selama proses produksi diolah di unit pengolahan limbah (IPAL)
laboratorium berdasarkan Peraturan Gubernur No.10 Tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak
serta emisi gas 6 bulan sekali selama proses produksi berlangsung oleh laboratorium lingkungan Independent
dan Pemantauan:
BLH dan Disnaker Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresi
3.
Air Bawah Tanah (ABT) Pengeboran
dan
Pengambilan
• Timbulnya debu oleh kegiatan pengeboran
• Penurunan kualitas udara : polutan gas, gas buang dari cerobong asap mesin Diesel
• Timbulnya kebisingan dari
• Paparan debu dan polutan gas terjadi selama kegiatan berlangsung kurang lebih 2 bulan:
• Penyiraman secara rutin, apabila timbul debu dari kegiatan penegboran agar tidak mengganggu tenaga kerja, masyarakat serta lingkungan sekitar pabrik
Lokasi pengeboran sumur dan sekitarnya
Selama proses pengeboran dan pengambilan air tanah berlangsung
• Pengamatan langsung secara visual
• Pengecekan kebisingan di area kerja berdasarkan Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Kebisingan
Di lingkungan sekitar sumur artesis dan lingkungan masyarakat sekitar perusahaan
• Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
• Pengukuran kebisingan 1 kali sehari selama proses
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik
Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan:
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
operasional mesin bor dan mesin Diesel
• Penurunan muka air tanah
• Penurunan kuantitas air tanah
• Penurunan kualitas air tanah
• Penurunan muka tanah (amblesan)
• Potensi timbulnya intrusi air laut
• Penurunan muka air tanah diperkirakan 10 cm per tahun
• Penurunan kuantitas air tanah kemungkinan kecil terjadi
• Penurunan kualitas air tanah terjadi kenaikan kandungan klorida men- capai konsentrasi 150 ppm dari kondisi normal
• Penurunan muka tanah (amblesan) kemungkinan kecil terjad
• Pengaturan arus kendaraan yang akan keluar masuk pabrik sehingga tidak menimbulkan konsentrasi polutan gas yang tinggi
• Polutan gas dari proses pengeboran disalurkan ke udara dengan cerobong asap
• Mewajibkan karyawan untuk menggunakan masker dan earplug pada saat bekerja
• Mengisolasi sumber- sumber kebisingan
• Menghindari adanya tumpahan-tumpahan bahan bakar dan pelumas mesin dan peralatan yang digunakan saat pengeboran berlangsung.
• Lokasi pengeboran, kedudukan saringan dan jumlah debit pemompaan harus sesuai saran teknik.
• Pembuatan sumur imbuhan/resapan.
• Penghijauan di sekitar lokasi sumur atau tempat pengeboran
pengeboran berlangsung
BLH dan SDA Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresi
D. Tahap Pasca Operasi
Pemutusanhubungan kerja bagi karyawan, Pembersihan Lahan, Dekontaminasi
• Tertutupnya peluang kerja di PT.
Petro Oxo Nusantara Gresik Pabrik 2EH, NBA dan IBA, yang berarti bertambahnya
▪ Total jumlah karyawan yang bekerja di PT Petro Oxo Nusantara pada saat ini sebanyak
• Pelaksanaan pemutusan hubungan kerja secara prosedural dan memenuhi ketentuan serta peraturan yang berlaku.
Lingkungan lahan Perusahaan dan sekitarnya
Selama tahap pasca operasi berlangsung
• Pengamatan langsung secara visual
• Melakukan pengambilan sampel uji kualitas air permukaan kemudian dianalisa
Lingkungan lahan
Perusahaan dan sekitarnya
• Pengamatan langsung secara visual bisa dilakukan setiap waktu
• uji kualitas air permukaan dilakukan 1
Pelaksana Pemantauan:
PT. PON Gresik dan BLH Kabupaten Gresik Pengawas Pengelolaan
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
lahan, Perubahan Peruntukan Lahan
tingkat pengangguran
• Menurunnya tingkat pendapatan masyarakat
• Perubahan persepsi masyarakat yang menimbulkan keresahan masyarakat
▪ Pembersihan lahan menimbulkan dampak debu, perubahan jumlah flora fauna dan timbulnya jumlah limbah padat atau barang-barang yang tidak terpakai
▪ Adanya lahan yang terkontaminasi bahan kimia cair dan limbah padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
▪ Perubahan tata guna lahan, akan menimbulkan dampak perubahan kebiasaan masyarakat, pendapatan masyarakat sekitar dan permasalahan sosial lainnya
235 orang termasuk tenaga outsourcing
▪ Total luas lahan yang digunakan oleh PT Petro Oxo Nusantara adalah 141.351 m2
▪ Besarnya penggunaan bahan baku kimia utama dan penunjang per bulan yaitu bahan baku utama sebesar 8750 ton dan bahan baku penunjang sebesar 95 ton serta katalis sebesar 60 ton
• Pada saat pembersihan lahan dihindari dan diminimisasi adanya jumlah limbah, pengaturan sistem kerja yang baik dan penataan lingkungan sehingga tetap menjaga kelestarian lingkungan.
• Perubahan penggunaan tata guna lahan disesuaikan dengan peraturan tata ruang wilayah setempat.
• Melakukan dekontaminasi lahan sekitar industri, yang telah
terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun
di laboratorium (bekerjasama dengan laboratorium rujukan) berdasarkan Permen LH No. 112 Tahun 2003 tentang baku mutu Air Limbah Domestik
• Menumpuk tidaknya sampah domestik pada tempat penimbunan sementara
(satu) bulan sekali hingga diperkirakan tidak terjadi perubahan dan kerusakan lingkungan
dan Pemantauan:
BLH, Perijinan dan Disnaker Kabupaten Gresik
Instansi Penerima laporan:
BLH Kabupaten Gresi