• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DAYA TARIK WISATA, WORD OF MOUTH, DAN CITRA DESTINASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG PADA TAMAN WISATA ALAM HUTAN MANGROVE JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH DAYA TARIK WISATA, WORD OF MOUTH, DAN CITRA DESTINASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG PADA TAMAN WISATA ALAM HUTAN MANGROVE JAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DAYA TARIK WISATA, WORD OF MOUTH, DAN CITRA DESTINASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG PADA

TAMAN WISATA ALAM HUTAN MANGROVE JAKARTA

Tantrie Puspita Sari1, Agustini Tanjung.,S.E.,M.M2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

E-mail : pspita16@gmail.com1; agustini.tanjung@yahoo.com2

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Daya Tarik Wisata, Word of Mouth, dan Citra Destinasi terhadap keputusan berkunjung pada taman wisata alam Hutan Mangrove Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif melalui perhitungan populasi dan sampel. Populasi yang digunakan adalah populasi terbatas, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling yaitu metode accidental sampling menggunakan rumus Issac Michel. Kuesioner dilakukan terhadap 300 responden dari 2.718 populasi, dengan uji kelayakan data, uji analisis data, dan uji hipotesis yang dilakukan menggunakan program aplikasi SPSS 22. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif daya tarik wisata (X1) terhadap keputusan berkunjung, secara parsial terdapat pengaruh positif word of mouth (X2) terhadap keputusan berkunjung, dan secara parsial terdapat pengaruh positif citra destinasi (X3) terhadap keputusan berkunjung.

Kata kunci: Daya Tarik Wisata, Word of Mouth, dan Citra Destinasi

1. PENDAHULUAN

Pengembangan rekreasi khususnya rekreasi alam bertema air di Jakarta saat ini diharapkan mampu menyejahterakan masyarakat Jakarta, karena lingkungan wisata ini merupakan bagian dari pembangunan sektor ekonomi yang memberikan peranan penting bagi perekonomian negara. Pembangunan wisata yang sedang dikembangkan di Jakarta ialah daerah pengembangan wisata edukasi berbasis alam. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengembangkan wisata alam berbasis air sejak tahun 2013. Wisata air tidak hanya sebagai tempat pariwisata, tetapi juga sebagai wadah pelestarian.

Pemanfaatan potensi alam ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat agar dapat memanfaatkannya sebagai destinasi wisata alam sekaligus memelihara sumber daya alam berupa air itu sendiri.

Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan sektor pariwisata yang berkembang pesat. Mulai dari wisata bahari, wisata

sejarah, ekowisata, wisata budaya, wisata belanja hingga wisata kuliner Jakarta dikenal sebagai kota yang padat penduduknya, dengan banyaknya pendatang baru dari berbagai daerah di Indonesia untuk berbagai keperluan, tidak hanya untuk mencari pekerjaan di ibukota tetapi juga untuk berwisata dan rekreasi.

Aktivitas sehari-hari penduduk ibukota menjadikan kebutuhan akan rekreasi dan pariwisata sangat diperlukan untuk hiburan atau relaksasi. Kendala waktu dan tata ruang membatasi penduduk ibukota untuk menghabiskan liburan atau rekreasi di kota lain, oleh karena itu wisata alam ibu kota menjadi salah satu tujuan wisata domestik yang lebih baik seperti taman kota dan hutan mangrove.

Hutan Mangrove merupakan salah satu projek dunia, dimana projek tersebut merupakan salah satu kepedulian pemerintah terhadap pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global sendiri yaitu mencairnya es di kutub, peningkatan

(2)

volume air laut yang dapat menyebabkan abrasi pantai. Hutan Mangrove tersebut berfungsi untuk mengurangi abrasi pantai, perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah. Hutan Mangrove ini juga menjadi oase di tengah gempuran mall dan pusat perbelanjaan yang tumbuh bak jamur di Jakarta. Tentunya hal inilah yang menjadi salah satu hal yang membuat para wisatawan khususnya masyarakat Jakarta bertanya-tanya bahwa ibu kota Indonesia ini memiliki hutan mangrove yang sangat indah dan terkenal. Hutan Mangrove di Jakarta Utara ini menawarkan pesona yang alami dan asri dengan banyaknya pepohonan mangrove di sekitar kawasan.

Tentunya ini adalah salah satu tempat yang tepat untuk melepaskan diri dari hiruk pikuk kota, apalagi jika mengajak keluarga, teman dan pasangan untuk menikmati keindahan panorama alam dan pesona Hutan Mangrove ini. Akses menuju lokasi obyek wisata ini sangat mudah ditemui oleh wisatawan karena akses jalan yang mudah dan petunjuk jalan yang dapat di akses menggunakan google maps dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Selain akses yang mudah dijangkau, wisata alam ini menawarkan pemandangan serta suasana alam yang sejuk.

Sarana dan prasarana yang tersedia disana cukup memadai, akan tetapi banyak yang tidak terawat, seperti jembatan gantung banyak yang rusak, sisi pada jembatan gantung untuk berpegangan kurang kokoh, sampah serta daun banyak ditemukan berserakan disekitar area pohon mangrove, tempat sampah yang kurang memadai dan tidak terawat, kehadiran petugas di lapangan yang jumlahnya masih kurang. Kegiatan promosi yang kurang baik menjadi kendala pengenalan objek wisata ini sehingga kurang dikenal oleh masyarakat luas dan masih belum bisa bersaing dengan industri pariwisata lain di Jakarta. Perlu upaya yang baik untuk memperkenalkan destinasi ini agar wisatawan ingin datang berkunjung ke

taman wisata alam hutan mangrove ini.

Oleh karena itu timbul kesan yang kurang baik di masyarakat bahwa kawasan tersebut kurang terawat, namun lambat laun jumlah wisatawan yang berkunjung semakin meningkat karena fasilitas dan wahana yang semakin berkembang. Setelah berkunjung maka wisatawan akan merasakan kesan baik dari pengalaman dan kesenangan yang didapat yang kemudian akan menceritakan atau merekomendasikan wisata ini pada orang lain.

Berikut adalah data jumlah pengunjung Taman Wisata Hutan Mangrove selama beberapa tahun terakhir:

Sumber: Data diolah oleh Peneliti 2021

Gambar 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Wisata Alam Hutan Mangrove

Berdasarkan gambar 1.1 dijelaskan bahwa pengunjung Taman Wisata Hutan Mangrove selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Dimulai pada tahun 2015 yaitu sebesar 169.288 pengunjung, pada tahun 2016 yaitu sebesar 236.745 pengunjung, pada tahun 2017 yaitu sebesar 284.761 pengunjung, pada tahun 2018 yaitu sebesar 336.000 pengunjung dan pada tahun 2019 yaitu sebesar 389.171 pengunjung. Dengan semakin banyaknya jumlah pengunjung pada Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta ini membuat begitu menguntungkan bagi pengelola karena keputusan berkunjung yang tinggi.

Berikut adalah data jumlah pengunjung perbandingan dari Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta dengan

2015 2016 2017 2018 2019 236.745

284.761 336.000

389.171

169.288

(3)

kompetitornya pada lima tahun terakhir, yaitu sebagai berikut:

Sumber: Data diolah oleh Peneliti 2021

Gambar 1.2 Perbandingan Data Pengunjung dengan Kompetitor

Berdasarkan gambar 1.2 dapat disimpulkan bahwa Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta setiap tahunnya memiliki kunjungan yang lebih besar dibandingkan dengan kompetitornya. Ini menunjukkan bahwa pengunjung lebih tertarik dengan Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta untuk menjadi salah satu tempat wisata alam dengan daya tarik yang disajikan.

Untuk meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan, maka pengelola setempat harus memperhatikan faktor daya tarik wisata serta citra destinasi yang ada disekitar obyek wisata. Keputusan untuk berkunjung akan dibuat jika pengelola memperhatikan dan memperkirakan faktor daya tarik dengan baik. Keputusan berkunjung ke suatu objek wisata pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen itu sendiri untuk membuat keputusan, ketika membeli produk atau jasa seseorang akan berpikir untuk menentukan yang mana akan di belinya.

Adanya kecenderungan pengaruh daya tarik wisata, word of mouth dan citra destinasi terhadap keputusan bekunjung

yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa pengelola perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Fanny Yolanda, Yuliana, Heru Pramudia yang menghasilkan kesimpulan bahwa daya tarik wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung.

Pada dasarnya faktor yang dapat mempengaruhi wisatawan dalam melakukan keputusan berkunjung diantaranya yaitu daya tarik wisata.

Penelitian yang dilakukan oleh Mike Kusuma Dewi, Muhammad Rivandi dan Elsa Meirina yang menghasilkan kesimpulan bahwa daya tarik wisata, fasilitas dan aksesibilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan kunjungan wisatawan.

Salah satu aspek lain yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung yaitu word of mouth. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Setiyorini, Umi Farida dan Naning Kristiyana yang menghasilkan kesimpulan bahwa promosi melalui media sosial, Word of Mouth dan daya tarik wisata berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung.

Keputusan berkunjung juga dipengaruhi oleh citra destinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Safitri, Asep M.

Ramdan dan Erry Sunarya yang menghasilkan kesimpulan bahwa peran produk wisata dan citra destinasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu, peneliti tertarik membuat sebuah penelitian tentang Pengaruh Daya Tarik Wisata, Word of Mouth, Dan Citra Destinasi Terhadap Keputusan Berkunjung Pada Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta.

2. TINJAUAN PUSTAKA Teori Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

169.288 236.745 284.761 336.000 389.171

68.243 73.381 100.000 134.559 197.465

176.586 256.432 316.378 347.976 411.235

167.843 166.863 165.863 164.885 165.884

92.115 188.234 284.254 325.671 334.431

HM Jakarta HM Bekasi HM Gresik HM Tarakan HM Karimunjawa

(4)

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Kotler dan Keller (2012:166).

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli. Kotler (2012:190).

Menurut Damanik dan Weber (2015:105) indikator yang digunakan dalam mengukur keputusan berkunjung adalah destination area, traveling mode, time and cost, travel agent, dan service source.

Teori Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata adalah sesuatu yang memilki daya tarik untuk dilihat dan dinikmati yang layak dijual ke pasar wisata.

Zaenuri (2012). Daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi, daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang memotivasi wisatawan mengunjungi suatu tempat. Ismayanti (2010).

Menurut Cooper et al (2015) indikator yang digunakan dalam mengukur daya tarik wisata adalah atraksi wisata, aksesibilitas, amenitas, dan ansilieri.

Teori Word Of Mouth

Word of mouth adalah komunikasi pribadi mengenai suatu produk antara target pembeli dengan tetangganya, temannya, anggota keluarganya, dan orang-orang yang dia kenal. Komunikasi lisan mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau gagasan antara dua atau lebih konsumen ketika mereka tidak ada adalah dealer resmi perusahaan. Kotler dan Amstrong (2014:35). Word of mouth merupakan pujian, rekomendasi dan komentar pelanggan sekitar pengalaman mereka atas layanan jasa dan produk yang betul-betul mempengaruhi keputusan atau perilaku pembelian mereka. Word of Mouth dapat membentuk kepercayaan para pelanggan.

Hasan (2011:152).

Menurut Sernovitz (2018:74) indikator yang digunakan dalam mengukur word of mouth adalah talkers, topics, tools, talking part, dan tracking.

Teori Citra Destinasi

Citra (image) pariwisata adalah kepercayaan yang dimiliki oleh wisatawan mengenai produk atau pelayanan yang wisatawan beli atau akan beli. Citra destinasi tidak selalu terbentuk dari pengalaman atau fakta, tetapi dapat dibentuk sehingga menjadi faktor motivasi atau pendorong yang kuat untuk melakukan perjalanan wisatawan ke suatu destinasi pariwisata. Citra destinasi berdasarkan penilaian wisatawan dapat berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya.

Pitana dan Diarta (2011). Citra destinasi didefinisikan tidak hanya sebagai atribut destinasi tetapi juga kesan menyeluruh yang ditampilkan oleh destinasi. Jorgensen (2010).

Menurut Hailin Qu et al (2012) indikator yang digunakan dalam mengukur citra destinasi adalah cognitive image, unique image, dan affective image.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Hipotesis 1: Diduga bahwa Daya Tarik Wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta.

Hipotesis 2: Diduga bahwa Word of Mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta.

Hipotesis 3: Diduga bahwa Citra Destinasi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta.

3. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian filosofi

(5)

positif yang digunakan untuk mempelajari populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data menggunakan instrumen penelitian, menganalisis data kuantitatif/statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016:8).

Desain Penelitian

Sumber: Data diolah oleh Peneliti 2021

Gambar 1.3 Model Desain Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sudah atau sedang berkunjung pada Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta periode 2020.

Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan seluruh populasi yang ada karena dalam banyak kasus tidak mungkin peneliti dapat menggunakan seluruh populasi yang ada, dengan demikian peneliti membuat sebuah perwakilan yang disebut dengan sampel.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling yaitu metode accidental sampling. Teknik ini disebut juga dengan incidental sampling.

Incidental sampling adalah teknik pengambilan sampel yang diambil secara kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2016:156). Rumus pengambilan sampel menggunakan rumus Issac Michel yang menghasilkan sampel

dalam penelitian ini minimal 300 respoden dengan taraf kesalahan 5%.

Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, dimana dalam pengumpulan data primer menggunakan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data kuesioner. Jenis data sekunder dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Kelayakan Data 1. Uji Validitas

Tabel 1.1 Validitas Daya Tarik Wisata

Variabel Item Pernyataan

r Hitung

r

Tabel Keterangan

Daya Tarik Wisata

(X1)

X1.1 0.712 0.113 Valid X1.2 0.739 0.113 Valid X1.3 0.730 0.113 Valid X1.4 0.772 0.113 Valid X1.5 0.719 0.113 Valid X1.6 0.644 0.113 Valid X1.7 0.702 0.113 Valid X1.8 0.701 0.113 Valid

Berdasarkan tabel diatas, hasil dari uji validitas terlihat bahwa tidak satupun butir pernyataan Daya Tarik Wisata (X1) yang tidak valid, dengan demikian seluruh pernyataan adalah valid. Karena nilai r hitung > r tabel (0.113).

Tabel 1.2 Validitas Word of Mouth

Variabel Item Pernyataan

r Hitung

r

Tabel Keterangan

Word of Mouth

(X2)

X2.1 0.637 0.113 Valid X2.2 0.694 0.113 Valid X2.3 0.685 0.113 Valid X2.4 0.748 0.113 Valid X2.5 0.681 0.113 Valid X2.6 0.754 0.113 Valid X2.7 0.725 0.113 Valid X2.8 0.666 0.113 Valid X2.9 0.609 0.113 Valid X2.10 0.603 0.113 Valid

Berdasarkan tabel diatas, hasil dari uji validitas terlihat bahwa tidak satupun butir pernyataan Word of Mouth (X2) yang tidak valid, dengan demikian seluruh pernyataan

H1

Cooper et al (2015:81)

H2

Sernovitz (2018:74) Damanik&Weber (2015:105) H3

Hailin Qu et al (2012) Atraksi

Wisata Aksesibilitas

Amenitas Ansilieri

Talkers Topics Tools Talking Part

Tracking

Word Of Mouth

(X2)

Destination Area Traveling Mode Time and Cost

Travel Agent Service Source

Cognitive Image

Unique Image

Affective Image

Daya Tarik Wisata

(X1)

Keputusan Berkunjung (Y)

Citra Destinasi

(X3)

(6)

adalah valid. Karena nilai r hitung > r tabel (0.113).

Tabel 1.3 Validitas Citra Destinasi

Variabel Item Pernyataan

r Hitung

r

Tabel Keterangan

Citra Destinasi

(X3)

X3.1 0.632 0.113 Valid X3.2 0.755 0.113 Valid X3.3 0.751 0.113 Valid X3.4 0.755 0.113 Valid X3.5 0.743 0.113 Valid X3.6 0.674 0.113 Valid

Berdasarkan tabel diatas, hasil dari uji validitas terlihat bahwa tidak satupun butir pernyataan Citra Destinasi (X3) yang tidak valid, dengan demikian seluruh pernyataan adalah valid. Karena nilai r hitung > r tabel (0.113).

2. Uji Reliabilitas

Tabel 1.4 Reliabilitas Daya Tarik Wisata

Cronbach’s Alpha N of Items

.862 8

Hasil uji reliabilitas memperlihatkan bahwa nilai cronbach’s alpha r = 0.862, dengan demikian butir pernyataan adalah reliabel, karena nilai cronbach’s alpha berada diatas nilai batas minimal 0.60, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran Daya Tarik Wisata mempunyai reliabilitas yang baik.

Tabel 1.5 Reliabilitas Word of Mouth

Cronbach’s Alpha N of Items

.871 10

Hasil uji reliabilitas memperlihatkan bahwa nilai cronbach’s alpha r = 0.871, dengan demikian butir pernyataan adalah reliabel, karena nilai cronbach’s alpha berada diatas nilai batas minimal 0.60, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran Word of Mouth mempunyai reliabilitas yang baik.

Tabel 1.6 Reliabilitas Citra Destinasi

Cronbach’s Alpha N of Items

.809 6

Hasil uji reliabilitas memperlihatkan bahwa nilai cronbach’s alpha r = 0.809, dengan demikian butir pernyataan adalah reliabel, karena nilai cronbach’s alpha berada diatas nilai batas minimal 0.60, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran Citra Destinasi mempunyai reliabilitas yang baik.

B. Uji Analisa Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tabel 1.7 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 300

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 4,30943112 Most

Extreme Differences

Absolute ,048

Positive ,030

Negative -,048

Test Statistic ,048

Asymp. Sig. (2-tailed) ,091c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel diatas hasil uji normalitas Kolmogrov-Smirnov Z diperoleh hasil 0,048. Asymp Sig sebesar 0,091 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

(7)

Gambar 1.4 Hasil Uji Normalitas (Histogram)

Berdasarkan grafik histogram diatas, dapat dilihat kurva keputusan berkunjung memiliki garis yang menyerupai gunung atau lonceng, serta kemiringan yang cenderung seimbang dari sisi kanan dan sisi kiri, artinya data berdistribusi normal.

Gambar 1.5 Hasil Uji Normalitas (P-Plot)

Dari normal probability plot diatas terlihat bahwa titik-titik data membentuk pola linier sehingga dapat dianggap konsisten dengan distribusi normal, dengan demikian model regresi memenuhi asumsi normalitas karena model penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 1.8 Hasil Uji Multikolinearitas

Dari tabel diatas bahwa hasil output data dapat dilihat bahwa dari nilai tolerance untuk variabel daya tarik wisata (X1) sebesar 0.502, word of mouth (X2) sebesar 0.436, dan citra destinasi (X3) sebesar 0.501 yaitu lebih dari 0.10 maka tidak terjadi Multikolinearitas. Sedangkan

dengan hasil VIF untuk variabel daya tarik wisata (X1) sebesar 1.990, word of mouth (X2) sebesar 2.292, dan citra destinasi (X3) sebesar 1.996 dapat dilihat jika nilai VIF lebih kecil dari < 10.00 maka artinya tidak terjadi Multikolinearitas. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji Multikolinearitas terpenuhi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 1.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pola titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan uji heteroskedastisitas terpenuhi.

2. Uji Korelasi dan Regresi a. Uji Autokorelasi

Tabel 1.9 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .700a .490 .485 4.331 2.085

a. Predictors: (Constant), Citra Destinasi, Daya Tarik Wisata, Word of Mouth

b. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai Durbin Watson (DW hitung) sebesar 2.085.

Dari tabel Durbin Watson dengan nilai signifikan 0.05 dan jumlah n (data) = 300 dan juga variabel (k) = 3 diperoleh nilai dL

= 1.7972 dan nilai dU = 1.8241.

Berdasarkan ketentuan kategori yang

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 14.576 2.819 5.171 .000

Daya Tarik Wisata .361 .069 .304 5.192 .000 .502 1.990

Word of Mouth .191 .062 .192 3.060 .002 .436 2.292

Citra Destinasi .481 .093 .302 5.154 .000 .501 1.996

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

(8)

dipaparkan diatas, nilai Durbin Watson termasuk dalam range: dU < DW < 4 – dU yang menunjukan nilai 1.8241 < 2.085 <

2.1759. Maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi, sehingga kesimpulannya adalah uji autokorelasi terpenuhi.

b. Uji Regresi Linier Sederhana

Tabel 1.10 Koefisien Regresi Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung

Persamaan regresi:

Y = a + bX

Y = 25.778 + 0.733X

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Daya Tarik Wisata (X1) berpengaruh terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y). Berdasarkan nilai t, diketahui nilai thitung sebesar 13.561

> ttabel 1.967, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Daya Tarik Wisata (X1) berpengaruh terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y).

Tabel 1.11 Koefisien Regresi Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25,082 2,838 8,837 ,000

word of mouth ,597 ,046 ,601 12,969 ,000 a. Dependent Variable: keputusan berkunjung

Persamaan regresi:

Y = a + bX

Y = 25.082 + 0.597X

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Word of Mouth (X2) berpengaruh terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y). Berdasarkan nilai t, diketahui nilai thitung sebesar 12.969

> ttabel 1.967, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Word of Mouth (X2) berpengaruh terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y).

Tabel 1.12 Koefisien Regresi Citra Destinasi Terhadap Keputusan Berkunjung

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25,519 2,687 9,498 ,000

citra destinasi ,981 ,072 ,617 13,543 ,000 a. Dependent Variable: keputusan berkunjung

Persamaan regresi:

Y = a + bX

Y = 25.519 + 0.981X

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Citra Destinasi (X3) berpengaruh terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y). Berdasarkan nilai t, diketahui nilai thitung sebesar 13.543

> ttabel 1.967, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Citra Destinasi (X3) berpengaruh terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y).

c. Uji Regresi Linier Berganda Tabel 1.13 Hasil Uji Regresi Linier

Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 14,576 2,819 5,171 ,000

Daya Tarik Wisata ,361 ,069 ,304 5,192 ,000

Word of Mouth ,191 ,062 ,192 3,060 ,002

Citra Destinasi ,481 ,093 ,302 5,154 ,000 a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

Dengan hasil berikut:

a. Nilai konstanta (a) sebesar 14.576 yang dapat diartikan jika variabel daya tarik wisata (X1), word of mouth (X2) dan citra destinasi (X3) nilainya 0 maka variabel keputusan berkunjung (Y) memiliki nilai sebesar 14.576.

b. Koefisien regresi variabel daya tarik wisata sebesar 0.361, artinya apabila daya tarik wisata mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel keputusan berkunjung akan mengalami peningkatan sebesar 0.361 satuan dengan asumsi bahwa variabel-variabel independent lainnya bernilai tetap.

c. Koefisien regresi variabel word of mouth sebesar 0.191, artinya apabila word of mouth mengalami kenaikan satu satuan,

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25,778 2,664 9,676 ,000

Daya Tarik Wisata ,733 ,054 ,618 13,561 ,000

a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

(9)

maka variabel keputusan berkunjung akan mengalami peningkatan sebesar 0.191 satuan dengan asumsi bahwa variabel-variabel independent lainnya bernilai tetap.

d. Koefisien regresi variabel citra destinasi sebesar 0.481, artinya apabila citra destinasi mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel minat berkunjung akan mengalami peningkatan sebesar 0.481 satuan dengan asumsi bahwa variabel-variabel independent lainnya bernilai tetap.

3. Uji Hipotesa (Uji t)

Tabel 1.13 Hasil Uji t (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 14,576 2,819 5,171 ,000

Daya Tarik Wisata ,361 ,069 ,304 5,192 ,000 Word of Mouth ,191 ,062 ,192 3,060 ,002 Citra Destinasi ,481 ,093 ,302 5,154 ,000 a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

Dengan hasil sebagai berikut:

1. Diketahui bahwa nilai Sig daya tarik wisata adalah sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai thitung 5.192 > ttabel 1.967, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung.

2. Diketahui bahwa nilai Sig word of mouth adalah sebesar 0.002 < 0.05 dan nilai thitung 3.060 > ttabel 1.967, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung.

3. Diketahui bahwa nilai Sig citra destinasi adalah sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai thitung 5.154 > ttabel 1.967, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh citra destinasi terhadap keputusan berkunjung.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Daya Tarik Wisata, Word of Mouth, dan Citra Destinasi terhadap Keputusan Berkunjung pada Taman Wisata Alam Hutan Mangrove

Jakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulannya dari hasil analisis dan pembahasan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa Daya Tarik Wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Berkunjung. Variabel Daya Tarik Wisata memberikan pengaruh sebesar 38% terhadap variabel keputusan berkunjung, sisanya dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Hal ini menandakan bahwa peran Daya Tarik Wisata dapat mempengaruhi Keputusan Berkunjung, karena semakin tinggi Daya Tarik Wisata yang dilakukan Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta maka akan semakin meningkatkan Keputusan Berkunjung.

Hal ini harus dilakukan Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta dengan mengembangkan atraksi wisata, memperbaiki akses jalan menuju Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta, memperbaiki fasilitas seperti penginapan, restoran/warung makan dan lain-lain, serta meningkatkan jasa pendukung yang ada.

2. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Berkunjung. Variabel Word Of Mouth memberikan pengaruh sebesar 35.9% terhadap variabel keputusan berkunjung, sisanya dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hal ini menandakan bahwa peran Word of Mouth dapat mempengaruhi Keputusan Berkunjung, karena semakin tinggi Word of Mouth yang dilakukan Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta maka akan semakin meningkatkan Keputusan Berkunjung. Word of Mouth atau dikenal sebagai ucapan dari mulut ke mulut merupakan jaringan baik untuk dijaga ramah lingkungan yang membuat pengunjung puas sehingga berdampak positif ketika merekomendasikan untuk

(10)

orang lain, meningkatkan interaksi sosial melalui media sosial untuk berbagi pengalaman kunjungan sehingga calon wisatawan dapat melakukan komunikasi sebelum berkunjung.

3. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa Citra Destinasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Berkunjung. Variabel Citra Destinasi memberikan pengaruh sebesar 37.9% terhadap variabel keputusan berkunjung, sisanya dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hal ini menandakan bahwa peran Citra Destinasi dapat mempengaruhi Keputusan Berkunjung, karena semakin tinggi Citra Destinasi yang dilakukan Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta maka akan semakin meningkatkan Keputusan Berkunjung. Hal ini harus dilakukan oleh Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta dengan meningkatkan kualitas agar pengalaman yang didapat oleh para wisatawan menghasilkan perasaan yang menyenangkan, meningkatkan kualitas infrastruktur yang ada serta meningkatkan lingkungan agar tetap bersih sehingga wisatawan akan berkunjung ke Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta.

Saran

1. Bagi Objek Wisata Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta

a. Tingkatkan Daya Tarik Wisata dengan mengembangkan atraksi wisata, memperbaiki akses jalan menuju Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta, memperbaiki fasilitas seperti penginapan, restoran/warung makan dan lain-lain, serta meningkatkan jasa pendukung yang ada.

b. Word of Mouth atau dikenal sebagai ucapan dari mulut ke mulut merupakan jaringan baik untuk dijaga ramah lingkungan yang membuat pengunjung puas sehingga berdampak positif ketika

merekomendasikan untuk orang lain, meningkatkan interaksi sosial melalui media sosial untuk berbagi pengalaman kunjungan sehingga calon wisatawan dapat melakukan komunikasi sebelum berkunjung.

c. Tingkatkan Citra Destinasi dengan meningkatkan kualitas agar pengalaman yang didapat oleh para wisatawan menghasilkan perasaan yang menyenangkan, meningkatkan kualitas infrastruktur yang ada serta meningkatkan lingkungan agar tetap bersih sehingga wisatawan akan berkunjung ke Taman Wisata Alam Hutan Mangrove Jakarta.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti diharapkan mengkaji lebih banyak sumber referensi seperti jurnal.

b. Peneliti diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses pengambilan dan pengumpulan segala sesuatunya sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Andy, Sernovitz. (2010). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get People Talking (Revised Edition).

New York: Kaplan Publishing.

Dewi, M. K., Rivandi, M., & Meirina, E.

(2020). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Fasilitas Dan Aksesibilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Di Objek Wisata Pantai Air Manis Kota Padang. Jurnal Manajemen Universitas Bung Hatta, 15(2) https://scholar.google.com (diakses pada 07 Desember 2020, 18.46).

Elvinaro, A. (2014). Metodologi Penelitian untuk Public Relation Kuantitatif dan

Kualitatif. Bandung:

Simbiosarekatana Media.

Ghozali Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23.

Hasan, A. (2010). Marketing dari Mulut Ke Mulut. Yogyakarta: Media Pressindo.

(11)

Hidayah, Nurdin. (2019). Pemasaran Destinasi Pariwisata. Edisi Pertama.

Alfabeta, Bandung.

Holloway, J. Cristopher, Humphreys, Claire dan Davidson, R. (2009). The Business of Tourism (8th Edition).

ENGLAND: Pearson Education Limited.

Hoskins, Jim. (2007). Word of Mouth Research: Principles and Applications. The Journal of Advertising Research, ARF.

Ismayanti. (2013). Pengantar Pariwisata.

Jakarta: Grasindo.

Jorgensen, M. (2010). Analisis Wacana:

Teori dan Metode. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Kotler, P. (2012). Manajemen Pemasaran Perspektif Asia (Pertama).

Yogyakarta: Andi.

Kotler, Philip and Amstrong, Gary. (2018).

Principles of Marketing. Edisi 15 Global Edition. Pearson.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller.

(2016). Marketing Managemet. Edisi 15 Global Edition. Pearson.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (2014).

Prinsip-prinsip Manajemen. Edisi 14, Jilid. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. (2012).

Marketing Manajemen. Edisi 14 Global Edition. Pearson Prentice Hall.

Pitana, I G., dan I K. S. Diarta. (2009).

Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta: Andi.

Rosady Ruslan. (2013). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. PT.

Raja Grafindo Persada. Jakarta, 68 - 69.

Safitri, I., Ramdan, A. M., & Sunarya, E.

(2020). Peran Produk Wisata dan Citra Destinasi terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan. Jurnal Ilmu Manajemen, 8(3), 734-741 https://scholar.google.com (diakses pada 18 Desember 2020, 12.22).

Setiyorini, A., & Kristiyana, N. (2019).

Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial, Word of Mouth, dan Daya Tarik Wista Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Obyek Wisata Gunung Beruk Karangpatihan Balong. Isoquant: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 2(2), 12- 17 https://scholar.google.com (diakses pada 18 Desember 2020, 19.43).

Silaen, Sofar. (2018). Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sumardy. (2011). The Power of Word of Mouth Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Utama, I Gusti. (2017). Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta.

Yolanda, F., Yuliana, Y., & Pramudia, H.

(2017). Pengaruh Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Objek Wisata Alahan Panjang Resort Danau Diatas Kabupaten Solok. E- Journal Home Economic and

Tourism, 15(2)

https://scholar.google.com (diakses pada 19 Desember 2020, 20.05).

Zaenuri, M. (2012). Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: E-Gov Publishing.

Gambar

Gambar 1.1 Jumlah Pengunjung Taman  Wisata Alam Hutan Mangrove
Gambar 1.2 Perbandingan Data Pengunjung  dengan Kompetitor
Gambar 1.3 Model Desain Penelitian
Tabel 1.4 Reliabilitas Daya Tarik Wisata
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor kelembagaan sudah mulai membaik dan dapat lebih ditingkatkan lagi, namun variabel kepastian hukum,

Analisis yang diharapkan dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif, antara lain untuk menjawab atau mengetahui multiplier efek pembangunan jalan terhadap perekonomian

(3) Dokumen pengangkutan, tanda, label, dan atau plakat pada bungkusan yang diangkut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan

2.5 Kerangka pemikiran pengaruh citra destinasi Kebun Raya Cibodas sebagai destinasi wisata alam terhadap keputusan berkunjung

Desa Wisata Puton Watu Ngelak adalah salah satu desa wisata yang menerapkan Community Based Tourism, yaitu pengembangan pariwisata dengan menerapkan pemberdayaan masyarakat, sehing-

1) Disipin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang anak dikatakan mempunyai tingkat disiplin yang tinggi

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kandungan logam berat Kromium (Cr) pada air, sedimen, dan Kerang Kijau (Perna viridis) serta untuk mengetahui

Terkait dengan fenomena kritikan terhadap pemerintah maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti “Peranan Auditor Internal Dalam Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintahan