• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.1 Tabel Perbandingan Penelitian

Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

Alda Maharanti Aradista, RR. Amanda Pasca Rini, Nindia

Pratitis(2020)

Hubungan Antara Health Belief Model dengan Perilaku Kepatuhan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Selama Pandemi COVID-19 pada Emerging Adult

Berdasarkan penelititan tersebut, didapatkan hasil bahwa masyarakat DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur memiliki kepatuhan (Health belief) yang sedang terhadap kebijakan PSBB.

Perbedaan Penelitian dari Alda Maharani dkk.,yang berjudul Hubungan Antara Health Belief Model dengan Perilaku Kepatuhan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Selama Pandemi COVID-19 pada Emerging Adult, ini berfokus pada hubungan antara health belief dengan kepatuhan suatu kebijakan, yaitu PSBB di daerah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Sementara dalam penelitian ini berfokus pada health belief masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan di wilayah Desa Pandanrejo.

Pramudani Dwi Wibowo

Health Belief Pada Mahasiswa Perokok Aktif Di Universitas Negeri Semarang

Health belief Mahasiswa perokok aktif Universitas Negeri Semarang memiliki kategori sedang, yaitu 60,6%. Dengan 160 responden yang berumur 20- 25 tahun, perokok terbanyak pada usia 21 tahun, dan yang paling sedikit pada umur 25 tahun.

Perbedaan Penelitian dari Pramudani Dwi Wibowo, yang berjudul Health Belief Pada Mahasiswa Perokok Aktif Di

(2)

10

Universitas Negeri Semarang, ini memiliki subjek yang berbeda yaitu perokok aktif di Universitas Negeri Semarang dan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Sementara, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan subjek masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan di Desa Pandanrejo.

Syaikhul Fanani, Triana Kesuma Dewi

Health Belief Model pada Pasien

Pengobatan Alternatif Supranatural dengan

Bantuan Dukun

Persepsi orang yang melakukan pengobatan alternatif bermula dari kepercayaan akan adanya sakit kiriman. Mereka percaya bahwa dokter tidak bisa menyelesaikan sakit yang seperti ini, dan pada akhirnya mereka pergi ke pengobatan alternatif atau dukun yang dinilai lebih efektf dan tidak mengeluarkan biaya banyak.

Perbedaan Penelitian dari Syaikhul Fanani yang berjudul Health Belief Model Pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun ini, memiliki perbedaan pada subjek, yaitu penelitian ini berfokus pada pasien yang melakukan pengobatan alternatif. Sementara, penelitian ini berfokus pada masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan di daerah Desa Pandanrejo

Shabrina Fitri Rahmadini

Health Belief Model (HBM) pada Pasien Tuberculosis (TB)

Pasien tuberculosis memiliki pengetahuan kesehatan yang cukup untuk membuat mereka memiliki sikap yang positif dalam menanggapi pengetahuan kesehatan tersebut. Hal tersebut dapat terlihat jelas melalui keengganan partisipan untuk minum obat dan tetap berjuang dengan pengobatan tuberculosis Perbedaan Penelitian dari Shabrina Fitri Rahmadini yang berjudul

Helath Belief Model (HBM) pada Pasien Tuberculosis ini berfokus pada pemahaman pasien mengenai TB dengan kepatuhan minum obat yang harus dijalankan. Sementara dalam penelitian ini berfokus pada masyarakat yang tidak

(3)

11

menerapkan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Desa Pandanrejo

Dhiny Easter Yanti, Agung Aji Perdana, Nina Oktarina

Health Belief Model:

Selfcare Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kalirejo Kabupaten Pesawaran

Adanya hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, tingkat kererntanan, keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, efikasi diri dan isyarat untuk bertindak dengan Selfcare Hipertensi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel kelamin lebih dominan dengan self care.

Perbedaan Penelitian dari Dhiny Easter Yanti, dkk, yang berjudul HBM : Selfcare penderita hipertensi di wilahay kerja UPT Puskesmas Kalirejo ini berfokus pada selfcare dengan subjek penelitian penderita hipertensi dan penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Kalirejo. Sementara penelitian ini berfokus pada masyarakat yang tidak menerapkan protocol kesehatan pada masa pandemic Covid-19 di Desa Pandanrejo, dengan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Nanang Saprudin, Aditia Puspa Negara,

Buggy Guntara

Pengauh Pendidikan Kesehatan Health Belieff Model Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Pentavalen Di Desa Wangkelang

Adanya pengaruh antara pendidikan kesehatan HBM terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian imunisasi. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan, responden memiliki HBM yang cukup dan beberapa responden yang kurang, sesudah dilakukan pendidikan kesehatan, responden memiliki HBM yang baik.

Perbedaan Penelitian dari Nanang Saprudin dkk, ini berfokus pada hubungan antara pendidikan kesehatan atau HBM dengan sikap ibu dalam memberkan imunisasi terhadap anak.

Penelitian ini dilakukan dengan responden ibu ibu yang memiliki balita dan penelitian ini dilakukan di Desa Wangkelang. Sementara penelitian yang akan dilakukan berfokus pada subjek penelitian: pedagang di sekitar wilayah Desa Pandanrejo, dan berfokus pada alasan alasan pedagang yang tidak menerapkan protocol kesehatan dengan mengunakan health belief theory

(4)

12 Tanjung

Anitasari Indah

Kusumaningru m,

Nurlainiyah Kartika Sari

Aplikasi Health Belief Model Pada Perilaku Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Sebanyak 51% mahasiswi memiliki persepsi kanker payudara serius. Sebagian besar mahasiswi memiliki hambatan dalam melakukan SADARI yaitu sebesar 63%. Sebanyak 58% responden berpersepsi rentan terhadap kanker payudara. Dari aspek manfaat ada 51% reponden berpersepsi mengenai manfaat SADARI.

59% responden memiliki self efficacy yang rendah.56%

responden memiliki isyarat bertindak yang rendah, dan 52%

responden yang melakukan SADARI

Perbedaan Penelitian dari Tanjung, dkk. , yang berjudul Aplikasi Health Belief Model Pada Perilaku Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) memiliki metode penelitian cross sectional, dengan subjek mahasiswi, dengan fokus penelitian pengaplikasian health belief terhadap suatu tindakan SADARI. sementara penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang berfokus pada masyarakat yang tidak menerapkan protocol kesehatan di sekitar wilayah Desa Pandanrejo.

Nurjanisah, Teuku Tahlil, Kartini

Hasballah

Analisis

Penyalahgunaan

Napza Dengan

Pendekatan Health Belief Model

Hasil penelitian menunjukkan dari tiga grup yang telah dilakukan wawancara dan diskusi dengan FGD menunjukkan bahwa partisipan memiliki permasalahan fisik, psikis, sosial, agama, dan kriminal. Serta beberapa partisipan masih ragu agar bisa benar benar berhenti dari obat obatan.

Perbedaan Penelitian dari Nurjanisah, dkk., ini bertujuan untuk menganalisa penyalahgunaan NAPZA dengan pendekatan HBM. Subjek yang diambil adalah orang orang yang menyalahgunakan napza. sementara dalam penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui health belief masyarakat Desa Pandanrejo yang tidak

(5)

13

matuh terhadap protocol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19. dengan subjek peneliti para pedagang di sekitar wilayah Desa Pandanrejo.

Riza Yulina Amry, Anna Nur

Hikmawati, Bety Agustina Rahayu

Teori Health Belief Model Digunakan Sebagai Analisa Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Hipertensi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat dari obat untuk penyakit hirptensi dan persepsi hambatan untuk mendapatkan obat menjadi faktor yang yang berhubungan dengan kepatuhan seseorang dalam minum obat Perbedaan Penelitian dari Riza Yuliana, dkk., ini berfokus pada

analisa hubungan antara kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi dengan persepsi tentang manfaat dan hambatan dalam mendapatkan obat. Dengan subjek peneliti yaitu orang orang hipertensi yang dalam masa pengobatan. Sementara dalam penelitian yang akan dilakukan ini berfokus pada masyarakat yang tidak menerapkan protocol kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Desa Pandanrejo, dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Sumber : Data diolah peneliti

2.2 Kerangka Konsep

2.2.1 Definisi Health Belief

HBM merupakan salah satu dari teori perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan merupakan keyakinan, harapan,motif, nilai, persepsi, dan elemen kognitif lainnya, karakteristik, kepribadian, termasuk keadaan dan sifat afektif dan emosional dan pola perilaku, tindakan, dan kebiasaan terkait dengan pemeliharaan kesehatan, pemulihan, dan peningkatan kesehatan

Menurut WHO (World Health Organization) sehat merupakan kondisi yang ideal baik dari segi biologi, psikologi, dan sosial. Jadi sehat

(6)

14

tidak hanya sekedar sakit dan sehat atau cacat dan normal, namun sehat adalah keadaan tubuh yang optimal yang dapat digunakan untuk beraktivitas. Sementara dalam UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.(rosmalia,dewi : Sriani, 2017) Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur- unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Belief dalam bahasa inggris yang artinya adalah kepercayaan.

Dalam KBBI, kepercayaan adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata. Sejak awal tahun 1950 an, teori HBM sudah digunakan untuk penelitian dalam menjelaskan mengenai perilaku kesehatan, perubahan, pemeliharaan, bahkan dalam intervensi perilaku..(Glanz, Rimer, & Viswanath, 2002).

Health Belief Model (HBM) pertama kali dikemukakan oleh Rosenstock pada tahun 1966, yang kemudian disempurnakan oleh Becker dengan rekannya pada tahun 1970 dan 1980. Pada masa itu para peneliti telah mengembangkan model psikologis yang digunakan untuk pengembangan pendidikan kesehatan. HBM ini merupakan teori konseptual yang digunakan dalam memprediksi perilaku seseorang apakah mereka menerima atau tidak mengenai kondisi kesehatan mereka. Ada

(7)

15

beberapa karakteristik demografis, seperti jenis kelamin, status sosial, ekonomi, etnis dan usia yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.

Health belief model dapat didefinisikan dengan “perilaku individu yang dipengaruhi oleh persepsi dan kepercayaan individu itu sendiri tanpa memandang apakah persepsi dan kepercayaan tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan realitas. Dalam hal ini penting sekali untuk bisa membedakan penilaian kesehatan secara obyektif dan subjektif. Penilaian secara obyektif artinya kesehatan dinilai dari sudut pandang tenaga kesehatan, sedangkan penilain subjektif artinya kesehatan dinilai dari sudut pandang individu berdasarkan keyakinan dan kepercayaannya, dalam kenyataan di lapangan penilaian secara subjektif inilah yang sering dijumpai dimasyarakat(Wibowo, 2017).

(8)

16

Bagan 2.1 Health Belief Model Theory

Modifying Factor Individual Belief Action

Sumber : Buku Promosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan

Ada beberapa faktor yang secara tidak langsung dapat menentukan persepsi individu mengenai health belief. Diantaranya yaitu seperti umur, jenis kelamin, budaya, kepribadian, sosial ekonomi, dan pendidikan.

Misalnya yaitu pendidikan yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap manfaat, hambatan, kerentanan, dan keparahan mengenai suatu penyakit.(Glanz et al., 2002)

Teori HBM ini memiliki beberapa komponen yang dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana perilaku kesehatan seseorang yang diyakini oleh individu tersebut, diantaranya, yaitu:

umur, jenis kelamin, etnis/budaya,

kepribadian, sosial ekonomi,

dan pendidikan

persepsi kerentanan

persepsi

persepsi manfaat

isyarat untuk bertindak efikasi diri

persepsi hambatan

perilaku individu

(9)

17 1. Kerentanan yang dirasakan

Rentan merupakan kondisi dimana individu mudah untuk terkena penyakit. Dalam hal ini kerentanan yang dirasakan mengacu pada kemungkinan untuk terkena penyakit atau kondisi tertentu, tergantung berbagai faktor seperti usia, demografi, riwayat penyakit. Orang yang yakin bahwa mereka rentan akan suatu kondisi tertentu atau rentan terhadap suatu penyakit akan cenderung untuk merubah perilakunya, sementara orang yang merasa tidak rentan terhadap suatu penyakit cenderung memiliki sedikit motivasi atau bahkan tidak ada motivasi untuk merubah perilaku.

2. Keparahan yang dirasakan

Parah merupakan kondisi yang berat, yang harus segera ditangani.

Keparahan yang dirasakan dalam hal ini mengacu pada keseriusan akan tertular penyakit. kombinasi antara kerentanan dan keparahan dapat dikatakan sebagai ancaman. Misalnya rasa sakit yang dialami individu apakah dapat dianggap sebagai ancaman dalam pandemi ini.

3. Manfaat yang dirasakan

Ketika individu menganggap rasa sakit yang dirasakan itu merupakan sebuah ancaman, selanjutnya apakah individu akan mengalami perubahan perilaku untuk melaksanakan tindakan tindakan yang direkomendasikan dan merasakan manfaat dari tindakan yang dirasakan.

(10)

18

Apakah individu akan merasakan perilaku yang direkomendasikan untuk mengurangi ancaman amcaman yang ada.

4. Hambatan yang dipersepsi.

Persepsi hambatan yang dirasakan dapat berupa aspek aspek negatif yang dirasakan. , baik itu rasa yang tidak menyenangkan, waktu, tidak nyaman, atau efek negatif. Dalam hal ini hambatan hambatan apa yang dipersepsi individu dalam menerapkan perilaku kesehatan dalam menerapkan protokol kesehatan.

5. Isyarat Untuk Bertindak

Pada akhirnya individu akan melakukan perilaku yang diperlukan untuk menghadapi wabah ini, apakah menerpakan protokol kesehatan sesuai yang direkomendasikan pemerintah. atau mengabaikannya dan menganggap semua akan baik baik saja. Semua ini merupakan keputusan individu untuk menerapkan perilaku yang akan dilakukan individu.

6. Efikasi diri.

Efikasi diri didefinisikan sebagai "keyakinan bahwa seseorang dapat berhasil melaksanakan perilaku yang diperlukan untuk menghasilkan hasil" (Bandura, 1997). Dalam hal ini efikasi diri merupakan kepercayaan diri individu dalam menghadapi wabah ini untuk melewatinya dengan hasil akhir yang baik.

(11)

19 2.2.2 Definisi Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat (1994), masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. Dapat dikatakan juga bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif.

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit, yaitu arti luas masyarakat adalah hubungan dalam hidup bersama, yang tidak dibatasi dengan bangsa, lingkungan dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat merupakan kumpulan manusia yang terbatas oleh aspek aspek tertentu, seperti wilayah, golongan, negara, dan lain lain.(Husaini &

Rahman, 2017)

2.2.3 Definisi Menerapkan

Dalam KBBI, menerapkan dapat diartikan dengan mempraktikkan.

Menerapkan berasal dari kata penerapan, yang berarti suatu perbuatan mempraktikkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. menurut Usman (2002) penerapan bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan adanya mekanisme suatu system yang terencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(12)

20 2.2.4 Definisi Protokol Kesehatan

Menurut Prof. Syamsul Arifin, protocol kesehatan merupakan panduan yang dibuat oleh pihak pihak yang ahli dibidangnya yang ditujukan untuk masyarakat guna menjamin agar masyarakat tetap terlindungi dan sehat dari suatu penyakit yang mengancam. Tujuan dari dibuatnya protokol kesehatan ini adalah mencegah penyebaran virus covid-19 di tempat tempat umum selama pandemi covid-19. Protokol kesehatan yang dibuat memiliki prinsip yaitu melindungi kesehatan individu dan masyarakat.

Protokol kesehatan harus disadari bukan hanya oleh individu saja, melainkan masyarakat. Karena dalam situasi pandemi saat ini apabila hanya satu individu yang menerapkan protokol kesehatan, namun sebagian besar orang tidak menerapkannya, hal ini akan berpengaruh baik terhadap individu yang menerapkan protokol kesehatan maupun masyarakat lainnya yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Protokol kesehatan pada masa pandemic Covid-19 dalam perlindungan terhadap individu dapat kini diakroniman dengan 5M.

5M merupakan istilah atau singkatan dari (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.). Istilah ini digunakan dalam pencegahan penyebaran virus covid-19.

1. Memakai Masker

(13)

21

Masker merupakan kunci dalam mencegah transmisi dan perlindungan diri. Masker harus digunakan ketika seseorang berada di tempat yang ramai, di ruangan yang memiliki ventilasi yang buruk, di tempat – tempat umum seperti pasar , transportasi umum, bahkan jika seseorang menerima tamu yang bukan dari anggota keluarga juga diwajibkan untuk mengenakan masker. Berdasarkan dari WHO masker yang baik setidaknya memiliki 3 lapisan kain. Selain itu WHO juga memberikan bagaimana cara menggunakan masker, melepas masker, menyimpannya, hingga membersihkannya. Cara menggunakan masker yang benar, yaitu :

1. Sebelum menyentuh masker, bersihkan tangan dengan antiseptik berbasis alkohol atau sabun dan air.

2. Periksalah masker dari lubang atau kerusakan, dan jangan digunakan apabila rusak

3. menyesuaikan ukuran masker, dan jangan sampai meninggalkan celah 4. Tempatkan tali pengikat di belakang kepala atau telinga. Jangan menyilangkan tali karena dapat menyebabkan celah di sisi wajah Anda.

5. Hindari menyentuh masker saat memakainya. Jika Anda menyentuhnya, bersihkan tangan Anda.

6. Ganti masker jika kotor atau basah.

Cara melepas dan menyimpan masker kain:

1. Membersihkan tangan

2. Melepaskan masker melelui loop telinga

(14)

22

3. apabila berencana menggunakan kembali, simpan dalam kantong plastik yang bersih

4. Bersihkan tangan setelah melepas masker.

Cara membersihkan masker kain:

1. Mencuci masker sekali sehari, setidaknya dengan suhu 60 derajat Celcius dengan detergen

2. Jika tidak memungkinkan untuk mencuci masker dengan air panas, maka cuci menggunakan detergen, kemudian merebus masker selama satu menit.

2. Mencuci Tangan

Tangan merupakan jalur utama penularan kuman. Maka dari itu, kebersihan tangan merupakan hal yang penting untuk selalu dilakukan agar terhindar dari virus Covid-19. Cara menjaga kebersihan tangan yaitu : 1. Membersihkan tangan dengan menggosoknya dengan formulasi berbasis alkohol, sebagai cara yang lebih disukai untuk antisepsis tangan higienis rutin jika tangan tidak terlihat kotor. Ini lebih cepat, lebih efektif, dan lebih baik ditoleransi oleh tangan daripada mencuci dengan sabun dan air.

2. Mencuci tangan dengan sabun dan air saat tangan terlihat kotor atau terlihat kotor, setelah menggunakan toilet.(World Health Organization, 2017)

(15)

23

Karena covid-19 sangat mudah menular, masker sangat penting dalam pandemi ini guna mencegah penularan covid-19 melalui droplet dari orang yang terinfeksi ketika bersin atau batuk. (Chowdhury &

Chakraborty, 2017)

3. Menjaga Jarak

Menjaga jarak merupakan cara yang efektif untuk membatasi penyebaran virus Covid-19. Yaitu dengan menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang orang disekitar. Selain itu WHO juga merekomendasikan untuk menghindari kerumunan di tempat tempat publik ataupun dalam kelompok, karena meskipun kelompok kecil bisa saja kelompok merupakan pembawa virus Covid-19.

4. Menghindari Kerumunan

Mengindari kerumunan merupakan hal penting dalam mencegah penyebaran covid-19. Hal ini disebabkan orang tidak akan mengetahui apabila orang orang yang ia temui terpapar virus covid-19 atau tidak.

Karena kini ada banyak orang yang terinfeksi virus covid-19 namun tidak menunjukkan gejalanya, seperti batuk, demam, kelelahan dan sebagainya.

Oleh karena itu, menghindari kerumunan merupakan hal yang tepat dilakukan untuk menekan penyebaran covid-19

5. Mengurangi mobilitas

(16)

24

Mengurangi mobilitas dapat dipahami dengan mengurangi kegiatan yang bersifat terus berpindah dari tempat yang satu menuju lainnya. Pada masa pandemi, terdapat kemungkinan orang yang berpindah tempat dapat terpapar virus dan menularkan ke tempat tempat yang sering dikunjungi orang. Kegiatan ini beresiko dalam menyebarkan virus covid-19. Sehingga pemerintah menghimbau untuk mengurangi mobilitas di luar rumah dan menganjurkan untuk di rumah saja jika tidak ada hal yang mendesak.

2.2.5 Definisi Pandemi Covid-19

WHO mendefinisikan pandemi sebagai epidemi yang terjadi di seluruh dunia, atau di wilayah yang sangat luas, melintasi batas internasional dan biasanya memengaruhi sejumlah besar orang. Sementara epidemi sendiri merupakan penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban, misal; penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di daerah itu. Epidemi dan pandemi merupakan suatu hal yang berbeda.

Pandemi berasal dari Bahasa Yunani “pan” yang berarti

“semua” dan “demos” yang berarti “rakyat”. Hal ini berarti pandemi atau wabah global yang terjadi pada waktu yang sama dengan daerah yang sangat luas.

Penyakit dapat dikatakan menjadi wabah apabila penyakit ini muncul dan terdapat di populasi tertentu dan dapat menyebabkan kondisi

(17)

25

yang serius dan parah pada manusia, serta menyebar dari satu orang ke orang yang lain dengan mudah dan cepat.

. Covid-19 (corona virus disease 2019) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (severe acute respiratpry syndrom coronavirus-2). Virus ini ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada Desember tahun 2019. Corona dalam bahasa latin berarti mahkota. Virus ini memiliki bentuk seperti mahkota. Virus ini dapat menyebar dari manusia ke manusia lain dengan waktu inkubasi tiga sampai tujuh hari.dalam masa ini orang yang terinfeksi akan mudah menularkan virus, baik melalui droplet pernapasan bahkan benda benda yang terkena droplet tersebut.(Vermonte & Wicaksono, 2020)

Pandemi covid-19 adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban di seluruh dunia yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2

Virus ini bisa menyebar melalui droplet dan masuk ke dalam tubuh orang lain melalui hidung, mulut, bahkan melalui mata. Virus ini dapat tetap hidup di benda mati selama selapan sampai enam belas jam.(Sinaga, 2019)

Karakter virus covid-19 yang paling berbahaya adalah orang yang terinfeksi dan tidak menunjukkan gejala, namun dapat menginfeksi

(18)

26

orang lain di sekitarnya. Kelompok ini bisa disebut sebagai OTG (orang tanpa gejala).(Sinaga, 2019)

Organisasi kesehatan dunia, WHO, pada tanggal 11 maret 2020 menyatakan bahwa covid-19 merupakan pandemi dan darurat kesehatan.(Balkhair, 2020)

Referensi

Dokumen terkait

The components of extreme programming include: a) User stories are written by the customer and describe the requirements of a system. The customer need not specify his requirements

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA

Kegiatan Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 22 Rehabilitasi Sarana Irigasi DI Tempel Ds Kenaiban Kec Karangdowo.

The poor girl was calling her mother all the names under the sun, but Mrs Jericho knew that the girl longed to hold Winnie, to never let go, but her loathing was too great and Bev

Hasil analisis uji beda kadar gula darah puasa tikus putih jantan sprague dawley dalam tiap periode pengukuran antar kelompok perlakuan dengan uji Kruskal Wallis ...

To ensure the conformity of the products manufactured with the sample material and/or sold we operate an effective quality assur- ance system and shall maintain it for the whole

Pemberian bakteri pelarut fosfat menunjukkan perbedaan nyata dalam meningkatkan polong total tanaman kacang hijau dibandingkan tanpa bakteri pelarut fosfat, hal ini

● Pontianak berada di equator sehingga Matahari akan ada di atas kota ini tanggal Maret dan September. ● Kota lain Bonjol, dsb yang juga dekat dengan equator juga