• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Saku KODE ETIK. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana DOKTER HEWAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Buku Saku KODE ETIK. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana DOKTER HEWAN INDONESIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Saku

KODE ETIK

DOKTER HEWAN INDONESIA

Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana

(2)

Sumber:

Lampiran TAP. No. 07/Kongres Ke-16/PDHI/2010

Ditetapkan di Semarang pada Tanggal 12

Oktober 2010

(3)

Tim Editor:

Kadek Karang Agustina I Gede Soma

I Wayan Nico Fajar Gunawan Putu Henrywaesa Sudipa

Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana

(4)

Daftar isi

Halaman sampul...i

Sumber...ii

Tim Editor ...iii

Daftar isi ...iv

Sumpah dan janji Dokter Hewan ...1

Pendahuluan ...2

Kewajiban umum ...5

Kewajiban terhadap profesi ...7

Kewajiban terhadap pasien ...9

Kewajiban terhadap klien ...11

Kewajiban terhadap sejawat Dokter Hewan ...13

Kewajiban terhadap diri sendiri ...15

Penutup ...16

(5)

SUMPAH DAN JANJI DOKTER HEWAN

Dengan diterimanya diri saya masuk profesi Dokter Hewan maka saya bersumpah/berjanji bahwa:

1. Akan mengabdikan diri saya, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki kepada perbaikan mutu, peringanan penderitaan serta perlindungan hewan demi kesejahteraan masyarakat.

2. Akan menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki berlandaskan perikemanusiaan dan kasih sayang kepada hewan

3. Akan memberikan pertimbangan utama untuk kesembuhan, kesehatan dan kesejahteraan pasien saya, kepentingan tertinggi klien dengan mempertaruhkan kehormatan profesi dan diri saya.

4. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan yang berlawanan dengan hukum perikemanusiaan atau menyimpang dari Kode Etik profesi saya.

5. Sumpah/janji ini saya ucapkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

(6)

PENDAHULUAN

Ilmu Kedokteran Hewan adalah keilmuan yang menunjang kesejahteraan manusia dan lingkungannya melalui suatu fungsi perlindungan dan pengamanan dari adanya ancaman-ancaman penyakit bersumber hewan serta kemampuan melakukan penjaminan keamanan pangan asal hewan yang dikonsumsi manusia. Selain itu ilmu kedokteran hewan juga untuk memastikan kesehatan hewan (assurance) serta kemampuan reproduksi hewan untuk peningkatan populasi dalam rangka mencapai kecukupan bahan pangan hewani. Ilmu kedokteran hewan termasuk dalam rumpun ilmu kesehatan dan medis dengan obyek hewan serta memenuhi ciri-ciri profesi medis. Ilmu Kedokteran Hewan yang melekat pada gelar profesi dokter hewan digunakan untuk fungsi pelayanan praktik kedokteran yang bukan merupakan pekerjaan yang boleh dilakukan oleh siapa saja, melainkan hanya boleh dilakukan oleh kelompok profesional kedokteran yang memiliki kompetensi yang memenuhi standar tertentu, diberi kewenangan oleh institusi yang berwenang di

(7)

bidang itu dan bekerja sesuai dengan etik, standar dan profesionalisme yang ditetapkan oleh organisasi profesinya. Dalam pergaulan masyarakat yang berbudaya tinggi seperti diwariskan oleh para leluhur kita, berlaku standar-standar etika, yang berisi norma-norma yang mengatur dan memelihara hubungan antar manusia dengan lingkungannya demikian pula sebaliknya, Norma- norma/etika yang luhur dan berbudaya merupakan jati diri Bangsa Indonesia. Unsur-unsur untuk memperoleh penghormatan, penghargaan dan kepercayaan masyarakat itu terbentuk dari keunggulan dalam penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku Dokter Hewan, baik terhadap profesinya, pasien dan kliennya, teman sejawat maupun terhadap dirinya sendiri. Untuk memelihara penghormatan, penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi Dokter Hewan, maka Dokter Hewan harus berpegang pada standar-standar nilai luhur yang hidup didalam pergaulan masyarakat Indonesia dan ini bersumber dari dalam falsafah Pancasila sebagai landasan ideal dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan struktural dan juga kepada tata nilai etika dokter

(8)

hewan (veteriner) universal. Kami Dokter Hewan Indonesia, dibawah naungan dan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, menyusun nilai-nilai luhur etika dokter hewan itu sebagai pijakan tatakrama dalam menjalankan tugas dan kewajiban kami, yang tersurat dan tersirat di dalam butir-butir sebagai berikut, yang untuk seterusnya kami namakan “KODE ETIK DOKTER HEWAN INDONESIA”

(9)

BAB I

KEWAJIBAN UMUM Pasal 1

Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan dirinya dalam cara berpikir, bertindak dan menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti luhur dan penuh sopan santun.

Pasal 2

Dokter Hewan diharapkan menjujung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik Dokter Hewan.

Pasal 3

Dokter Hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan dengan perikemanusiaan dan usaha pelestarian sumber daya alam.

Pasal 4

Dokter Hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan profesi yang dijalankannya.

(10)

Pasal 5

Dokter Hewan wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku.

Pasal 6

Dokter Hewan wajib berhati – hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik therapi atau obat baru yang belum teruji kebenarannya.

Pasal 7

Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam menulis artikel atau hasil analisa yang dapat menimbulkan polemik maupun kekhawatiran publik tanpa didasari kajian ilmiah.

Pasal 8

Dokter Hewan menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan kecuali dengan keikhlasan, sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.

(11)

BAB II

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI Pasal 9

Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan umum dan khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan korsa terpelihara karenanya.

Pasal 10

Dokter Hewan tidak mengajarkan ilmu kedokteran hewan yang bisa mendorong ilmu tersebut disalah gunakan.

Pasal 11

Dokter Hewan yang melakukan praktek memasang papan nama sebagai informasi praktek yang tidak berlebihan.

Pasal 12

Dokter Hewan yang tidak melakukan praktek hendaknya merujuk ke Dokter Hewan praktek apabila ada klien yang meminta jasa pelayanan medik.

(12)

Pasal 13

Pemasangan iklan dalam media massa hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka, pindah atau penutupan prakteknya.

Pasal 14

Dokter Hewan dianjurkan menulis artikel dalam media massa dan jurnal veteriner.

Pasal 15

Dokter Hewan tidak membantu atau mendorong adanya praktek ilegal bahkan wajib melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek ilegal itu.

Pasal 16

Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit menular kepada instansi yang berwenang.

Pasal 17

Dokter Hewan ikut berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan Kesehatan Masyarakat Veteriner, kesejahteraan hewan dan pelestarian alam.

(13)

BAB III

KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN Pasal 18

Dokter Hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih sayang sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan menggunakan segala pengetahuannya, keterampilannya dan pengalamannya untuk kepentingan pasiennya.

Pasal 19

Dokter Hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau memberikan jalan keluarnya apabila tidak mampu dengan merujuk ke sejawat lainnya yang mampu melakukannya.

Pasal 20

Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada sejawat yang meminta konsultasi.

(14)

Pasal 21

Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan Euthanasia (mercy sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagai jalan keluar bagi pasien dan kliennya.

Pasal 22

Dokter Hewan yang melakukan praktek pada suatu peternakan, mengutamakan kesehatan hewan dan pencegahan terhadap perluasan penyakit yang dapat berakibat kerugian ekonomi dan sosial.

(15)

BAB IV

KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN Pasal 23

Dokter Hewan menghargai klien untuk memilih Dokter Hewan yang diminati.

Pasal 24

Dokter Hewan menghargai klien untuk setuju / tidak setuju dengan prosedur dan tindakan medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi penjelasan akan alasan-alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan.

Pasal 25

Dokter Hewan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai sejawat lainnya.

Pasal 26

Dokter Hewan melakukan client education dan memberikan penjelasan mengenai penyakit yang sedang diderita hewannya dan kemungkinan- kemungkinan lainnya yang dapat terjadi. Dalam segala hal yang penting dan harus dilakukan demi

(16)

kebaikan pasien dengan segala resikonya maka dokter hewan menyampaikan secara transparan termasuk segala resiko yang terburuk sekalipun.

Pasal 27

Dokter Hewan yang melakukan praktek, tehnical service, tehnical sales dan konsultan veteriner tidak memaksakan kehendak dalam pemakaian obat, vaksin maupun imbuhan pakan tanpa argumentasi ilmiah.

(17)

BAB V

KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN

Pasal 28

Dokter Hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin diperlakukan seperti dirinya sendiri.

Pasal 29

Dokter Hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat Dokter Hewan lainnya.

Pasal 30

Dokter Hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawatnya menurut pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan etikal serta telah terbukti menyelesaikan masalah yang sama dengan baik dan benar.

Pasal 31

Dokter Hewan memberikan pengalamannya yang bermanfaat dalam pertemuan sejawat.

(18)

Pasal 32

Dokter Hewan tidak melakukan pendekatan- pendekatan/menghasut klien dengan maksud untuk menyarankan berpindah ke sejawat lainnya.

Pasal 33

Dokter hewan yang akan membuka pelayanan kesehatan hewan/medik veteriner dan melakukan praktek di suatu tempat dalam wilayah tertentu, harus membuat pemberitahuan kepada sejawat Dokter hewan yang lebih dahulu berpraktek di lingkungan yang sama atau berdekatan.

(19)

BAB VI

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI Pasal 34

Dokter Hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya sehingga selalu berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya.

Pasal 35

Dokter Hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan.

Pasal 36

Dokter Hewan wajib selalu mempertajam pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kedokteran Hewan terkini.

(20)

BAB VII PENUTUP Pasal 37

Dokter Hewan harus berusaha dengan sungguh- sungguh untuk menghayati, mematuhi dan mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan Indonesia dalam pekerjaan profesinya sehari-hari, demi martabat profesi dan kepercayaan masyarakat kepada pengabdian dokter hewan bagi masyarakat, bangsa dan negara melalui dunia hewan (Manusya Mriga Satwa Sewaka).

Kode Etik Dokter Hewan Indonesia, merupakan perjanjian yang mengikat setiap Dokter Hewan untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang baik dan buruk, salah dan benar yang disepakati nasional dan berlaku bagi korps profesi dokter hewan di Indonesia, harus dihayati dan diimplementasikan secara bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan profesinya.

(21)

Kode Etik dan nilai-nilai etika yang bersifat spesifik medik veteriner dan melekat pada tindakan teknis medis oleh dokter hewan sesuai dengan kespesialisasian spesies maupun disiplin ilmu kedokteran hewan perlu disusun tersendiri.

Oleh karena itu, setiap Dokter Hewan harus menjaga citra profesi dan nama baik dokter hewan sebagai profesi yang mulia dengan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan UU, Kode Etik dan Sumpah profesi

Referensi

Dokumen terkait

Secara etik, baik iklan diri maupun produk dengan klaim kesehatan dan kecantikan yang melibatkan identitas dan gelar seorang dokter tidak dibenarkan kecuali dokter

(2) Standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi yang disahkan Konsil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan bersama oleh Konsil Kedokteran Indonesia

Pendaftaran Pelantikan Dokter Hewan ke-90.. dan Wisuda ke-120 Menyesuaikan

Seng glukonat atau asetat dapat digunakan sebagai profilaksis, terutama pada hewan muda yang diketahui memiliki penyakit penyimpanan tembaga, untuk mengurangi

Selain dari itu, Standar Kompetensi Dokter ini dapat dimanfaatkan oleh institusi pendidikan kedokteran, Departemen Pendidikan Nasional, organisasi profesi, kolegium,

1) Masa pengulangan harus disesuaikan dengan siklus Pendidikan Profesi Dokter Gigi yang sedang berlangsung. 2) Tiga hari menjelang masa pengulangan yang bersangkutan

Sebagai Ketua Konsil Kedokteran, saya mengucapkan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada Divisi Standar Pendidikan Profesi Konsil Kedokteran Indonesia, Kelompok

Setelah melalui proses yang panjang, revisi buku Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia yang disusun oleh kelompok kerja Asosiasi Institusi Pendidikan