PRAKTIKUM BERBASIS BAHAN DAUR ULANG UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA
Vina Damayanti
[email protected] Nur Ngazizah
[email protected] Abstract
Science process skills are a person's skills in using thoughts and actions effectively and efficiently to achieve a desired result. The purpose of writing is to determine the effectiveness of the practicum based on recycled materials in the development of science process skills. Students are trained to have science process skills through practicum activities. The method used is literature study using national and international reputable journals. This literature study has an indicator of the science process skills that students go through in carrying out practicum. There are two types of science process skills indicators, namely basic and integrated. The writing of this article uses indicators of basic science process skills where there are 6 types of skills in question, namely observing, classifying, communicating, measuring, predicting and concluding. The results of writing this article indicate that the practicum based on recycled materials is effective in developing science process skills in elementary school students.
Keywords : Literature Study, Recycling Based Practicum, Science Process Skills.
Abstrak
Keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan seseorang dalam menggunakan pikiran dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui keefektifan praktikum berbasis bahan daur ulang dalam pengembangan keterampilan proses sains. Siswa dilatih untuk memiliki keterampilan proses sains melalui kegiatan praktikum. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menggunakan jurnal yang bereputasi nasional maupun internasional. Studi literatur ini terdapat indikator keterampilan proses sains yang dilalui siswa dalam melaksanakan praktikum.
Indikator keterampilan proses sains ada dua jenis yaitu dasar dan terintegritas.
Penulisan artikel ini, menggunakan indikator keterampilan proses sains dasar dimana keterampilan yang dimaksud ada 6 macam yaitu mengamati, mengklasifikasi,
mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi dan menyimpulkan. Hasil dari penulisan artikel ini menunjukkan bahwa praktikum berbasis bahan daur ulang efektif mengembangkan keterampilan proses sains pada siswa sekolah dasar.
Kata kunci : Keterampilan Proses Sains, Praktikum Berbasis Daur Ulang, Studi Literatur.
A. Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran yang mempelajari tentang alam. Hal ini sesuai dengan pendapat Ngazizah (2021: 83) bahwa IPA membahas tentang lingkungan yang ada disekitarnya melalui pengamatan dan hasil percobaan yang dilakukan oleh manusia. Pelajaran ini mulai dikenalkan siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD). Tidak hanya teori tetapi materi IPA disajikan dalam suatu masalah. Adapun masalah yang sering dihadapi oleh siswa SD tidak lain adalah pemahaman konsep yang memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu rendahnya keterampilan berpikir sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di SD. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhada (2017: 16) yang menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya berpikir kritis merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi proses pembelajaran karena akan membantu siswa dalam penyelesaian materi-materi yang dipelajari berdasarkan fakta dan konsep.
Adapun manfaat berpikir kritis menurut Ngazizah (2017: 32) antara lain melatih siswa dalam memilih jawaban dan ide kreatif, mudah memahami sudut pandang orang lain, lebih mandiri, mudah menemukan peluang, meminimalkan salah persepsi dan tidak mudah tertipu.
Selain menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan menggunakan berpikir kritis, permasalahan IPA dapat ditemukan atau dipecahkan dengan menggunakan keterampilan proses sains. Menurut Yuanita (2018: 28) keterampilan proses sains merupakan keterampilan dan teknik ilmuan di laboratorium untuk menemukan informasi baru tentang dunia. Keterampilan proses sains yang dimiliki oleh kebanyakan siswa masih tergolong rendah. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya kemampuan proses sains yaitu lemahnya model pembelajaran yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhada (2017: 15) yang menyatakan bahwa lemahnya model pembelajaran mempengaruhi rendahnya keterampilan proses sains.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Yuanita, maka dapat dikatakan bahwa keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan menggunakan eksperimen atau praktikum supaya memperoleh pengalaman langsung melalui percobaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan menyajikan telaah literatur mengenai keterampilan proses sains siswa berbasis praktikum. Hasil dari telaah literatur ini diharapkan dapat menjadi
bahan informasi dan rujukan bagi pembaca. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui keefektifan praktikum berbasis daur ulang dalam pengembangan keterampilan proses sains.
B. Pembahasan 1. Kajian Teori
a. Keterampilan Proses Sains
Arena (dalam Wijanarko, dkk, 2017: 121) menyatakan bahwa keterampilan proses sains merupakan urutan peristiwa yang dilakukan siswa dalam penyelidikan ilmiah dan siswa pun aktif berkontribusi dalam pembelajaran ilmiah. Menurut Yamtinah, dkk (2017: 1) berpendapat bahwa keterampilan proses sains merupakan alat yang digunakan untuk menyelidiki dunia sekitar dalam konsep sains. Sedangkan menurut Suhada (2017: 14) keterampilan proses sains merupakan keterampilan ilmiah yang melibatkan keterampilan kognitif, konsep atau intelektual, manual dan sosial yang diperlukan untuk memperoleh dan mengembangkan fakta, konsep dan proses IPA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang dimiliki siswa dalam menyelidiki suatu masalah yang dihadapi dengan sudut pandang IPA.
Keterampilan proses sains dapat terbentuk berdasarkan landasan teori yang dikemukakan oleh beberapa para ahli. Adapun ahli yang dimaksud ada 3 yaitu Piaget, Bruner, dan Ausubel. Kesimpulan dari pendapat beberapa ahli mengenai landasan teori terbentuknya keterampilan proses sains dalam jurnal yang dikemukakan oleh Nurfillah (2017: 1704) yaitu adanya perkembangan kemampuan berpikir siswa secara intelektual dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna karena peran peserta didik yang aktif ketika mengalami pembelajaran tersebut secara langsung.
Keterampilan proses sains terbagi menjadi 2 jenis yaitu keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains integritas (Duruk, dkk, 2017: 120). Adapun indikator keterampilan proses sains dasar yaitu observation (observasi), classification (mengklasifikasikan), communication (mengkomunikasikan), measurement (pengukuran), prediction (memprediksi), dan intervention (menyimpulkan). Sedangkan indikator keterampilan proses sains integritas yaitu interpreting data (menafsirkan data), identifying and controlling variable (mengidentifikasi variabel), experimenting (melakukan percobaan), formulating hypothesis (merumuskan hipotesis), defining operationally (mendefinisikan secara operasional, dan making conclusion (membuat kesimpulan).
b. Praktikum
Yuanita (2018: 28) menyatakan bahwa praktikum merupakan latihan pengembangan keterampilan dasar seperti menggunakan alat, mengukur dan mengamati. Menurut Suryaningsih (2017: 50) praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium. Sehingga dapat disimpulkan bahwa praktikum merupakan suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat ukur dan memerlukan pengamatan untuk dapat mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari ke dalam masalah yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Praktikum dalam pembelajaran IPA biasanya dilakukan dalam sebuah laboratorium. Oleh sebab itu adanya sarana laboratorium yang memenuhi standar dan memadai seperti lengkapnya peralatan yang ada di laboratorium sangat mempengaruhi keberlangsungan praktikum yang berjalan dengan lancar. Selain tersedianya sarana laboratorium, praktikum memerlukan panduan supaya ketika melaksanakan praktikum dapat sesuai dengan apa yang menjadi tujuan awal pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Chan & Budiono (2019: 167) yang menyatakan bahwa panduan praktikum sangat diperlukan dalam melakukan praktikum karena dapat mengembangkan kemampuan kinerja yang bersifat ilmiah dan sikap yang baik.
Petunjuk praktikum sangat berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA. Adapun pengaruh yang dinyatakan oleh Prasetyo, dkk (2019:
224) ada 2 yaitu dalam proses pembelajaran bermakna harus memperhatikan pengetahuan awal dimana menjadi salah satu alternative alam mengakomodasi pengetahuan awal dalam kegiatan praktikum, dan yang kedua yaitu dalam proses pembelajaran dihadapkan dengan pola pikir yang bersifat miskonsepsi dimana sajian konsep ilmiah diperoleh setelah melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum harus ada dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA karena dengan mengajak siswa melakukan kegiatan praktikum akan dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Chan
& Budiyono (2019:167) yang menyatakan bahwa dengan adanya kegiatan pembelajaran kontekstual dan mengikutsertakan siswa agar memperoleh pengalaman langsung dalam bentuk praktikum merupakan salah satu faktor cara untuk menguasai pembelajaran IPA
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur dengan menggunakan jurnal yang bereputasi nasional dan internasional.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan studi literatur dari 19 jurnal nasional dan 3 jurnal internasional
akan disajikan tiga hasil review jurnal. Adapun hasil review yang dimaksud yaitu sebagai berikut.
1. Pada artikel yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Berbasis Praktikum” mempunyai masalah dampak adanya perubahan pola pembelajaran yang ada pada pendidikan di Indonesia.
Proses belajar mengajar merupakan proses yang aktif. Khususnya dalam pembelajaran sains, makna belajar aktif ini akan ada kaitannya dengan yang mengaktifkan siswa dalam bentuk keterampilan proses dan berpikir ilmiah. Keterampilan yang dapat dikembangkan adalah keterampilan proses sains. Menurut Agil Lepiyanto keterampilan sains adalah keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep, prinsip dan hukum yang ada pada sains. Bentuk pembelajarannya menggunakan praktikum. Contohnya pada praktikum morfologi tumbuhan. Adapun proses sains yang muncul yaitu:
mengamati, mengkomunikasi data dan mengajukan pertanyaan. Hasil dari penelitian Lepiyanto yaitu Keterampilan proses sains yang muncul pada praktikum morfologi tumbuhan adalah mengamati, mengkomunikasi data, dan mengajukan pertanyaan.
2. Pada artikel yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses Mahasiswa Semester 2 PGSD Pada Praktikum IPA SD 1” mempunyai masalah belum terlaksananya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara maksimal yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaraya ketersediaan pendidik yang kurang professional, pendidik yang kurang dalam mengaplikasikan model dan metode dengan baik dan lain sebagainya.
Solusi yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan keterampilan proses sains yang dimiliki yaitu dengan melakukan praktikum. Pada artikel ini, disebutkan bahwa praktikum IPA SD 1 menjadi tantangan bagi mahasiswa semester 2 PGSD karena dianggap semakin berat dengan perubahan zaman yang semakin maju. Padahal praktikum dianggap dapat membangkitkan motivasi belajar dan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperimen di mana hal tersebut berkaitan dengan keterampilan proses sains. Pengertian dari keterampilan proses sains yaitu kemampuan dasar dalam bereksperimen, metode ilmiah, dan berinkuiri dalam sebuah pembelajaran. Indikator keterampilan proses sains yaitu sebagai berikut melakukan pengamatan, penafsiran pengamatan, mengelompokkan, meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, dan merencanakan percobaan. Hasil dari penelitian Prasetyo dkk adalah penerapan keterampilan proses sains pada praktikum mahasiswa PGSD UMP semester 2 tahun 2018/2019 dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa menggunakan alat-alat praktikum.
3. Pada artikel yang berjuddul “Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Praktikum IPA Materi Bagian-Bagian Bunga dan Biji Pada Mahasiswa
PGSD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung” mengangkat masalah kurangnya keterampilan proses sians yang dimiliki oleh mahasiswa prodi PGSD. Keterampilan proses sains yang dimiliki siswa tidak hanya dituntut untuk lebih banyak mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains secara verbalistis, hafalan, pengenala rumus-rumus, dan pengenalan istilah melalui penelitian secara verbal. Oleh sebab itu kemampuan berfikir sangat diperlukan terutama keterampilan proses sains.
Pengembangan keterampilan proses sains mahasiswa prodi PGSD menggunakan model praktikum IPA tergolong tinggi.
Dari ketiga hasil review jurnal yang dilakukan, maka akan di sajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel. 1
No Masalah Solusi Hasil
1. Dampak adanya
perubahan pola
pembelajaran yang ada dalam pendidikan di indonesia.
Mengembangkan keterampilan untuk
mempersiapkan guru pada abad ke
21 dengan
mengembangkan keterampilan proses sains.
Hasil dari penelitian Lepiyanto yaitu Keterampilan proses sains yang muncul pada praktikum morfologi tumbuhan adalah mengamati, mengkomunikasi data, dan mengajukan pertanyaan.
2. Penyelenggaraan pendidikan Menerapkan Hasil dari penelitian di indonesia belum terlaksana keterampilan Prasetyo dkk adalah secara maksimal karena proses sains penerapan
keterampilan disebabkan oleh beberapa dengan model proses sains pada faktor misalnya ketersediaan praktikum untuk praktikum mahasiswa pendidik yang kurang meningkatkan PGSD UMP semester 2 profesional, pendidik yang kemampuan tahun 2018/2019 dapat kurang dalam penggunaan alat- meningkatkan
mengaplikasikan model dan alat praktikum. kemampuan mahasiswa metode dengan baik dan lain menggunakan alat-alat
sebagainya. praktikum.
3. Kurangnya keterampilan Penggunaan
model Pengembangan
proses sians yang dimiliki
oleh praktikum untuk keterampilan proses
mahasiswa prodi PGSD. meningkatkan sains mahasiswa prodi
keterampilan PGSD menggunakan proses sains. model praktikum IPA
tergolong tinggi.
C. Simpulan
Kegiatan praktikum sangat mempengaruhi peningkatan keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPA siswa di sekolah tidak hanya belajar mengenai suatu teori, tetapi siswa dihadapkan dengan suatu permasalahan yang harus mereka selesaikan secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Chan, F., & Budiono, H. (2019). Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum IPA Berbasis Learning Cycle Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 4(2), 166-175.
Duruk, U., Akgün, A., Dogan, C., & Gülsuyu, F. (2017). Examining the Learning Outcomes Included in the Turkish Science Curriculum in Terms of Science Process Skills: A Document Analysis with Standards-Based Assessment. International Journal of Environmental and Science Education, 12(2), 117-142.
Lepiyanto, A. (2017). Analisis keterampilan proses sains pada pembelajaran berbasis praktikum. Bioedukasi, 5(2), 156-161.
Ngazizah, N., Ratnaningsih, A., & Pangestika, R. R. 2017. Pendampingan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Alam di Sekolah Dasar Muhammadiyah Purworejo. Jurnal Surya Abdimas. 31-37.
Ngazizah, N., Saputri, D. R., Prahastiwi, F. A., Maulannisa, D., & Safitri, D. (2021).
Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan generik sains terintegrasi karakter tema 6 Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, 7(1).
Nurfillah, A., Panjaitan, R. L., & Nuraeni, A. N. (2017). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IV Pada Materi Energi Panas.
Jurnal Pena Ilmiah, 2(1), 1701-1710.
Prasetyo, J. D., Fakhrina, A., Widanti, W., Wijaya, K. A., & Ngazizah, N. (2019). Analisis Keterampilan Proses Mahasiswa Semester Dua PGSD Pada Praktikum IPA SD 1.
Proceeding of The URECOL, 223-228.
Suhada, H. (2017). Model Pembelajaran Inquiry dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA.
Jurnal Pendidikan Dasar, 8(2), 13-24.
Suryaningsih, Y. (2017). Pembelajaran berbasis praktikum sebagai sarana siswa untuk berlatih menerapkan keterampilan proses sains dalam materi biologi. BIO EDUCATIO:(The Journal of Science and Biology Education), 2(2).
Wijanarko, A. G., Supardi, K. I., & Marwoto, P. (2017). Keefektifan model project based learning terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar IPA. Journal of Primary Education, 6(2), 120-125.
Yamtinah, S., Masykuri, M., Ashadi, & Shidiq, A. S. (2017, August). Gender differences in students’ attitudes toward science: An analysis of students’ science process skill using testlet instrument. In AIP Conference Proceedings (Vol. 1868, No. 1, p.
030003). AIP Publishing LLC.