3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kausalitas.
Penelitian kausalitas untuk menganalisis hubungan sebab akibat antar variabel melalui uji hipotesis (Sugiyono, 2010, p.224). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif menggunakan sejumlah sampel dan data-data numerikal atau berbentuk angka (Sugiyono, 2010, p.13). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat menganalisis pengaruh citra toko dan kualitas layanan terhadap minat beli ulang konsumen di Charles and Keith Tunjungan Plaza.
3.2. Gambaran Populasi Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010, p.61). Jadi populasi tidak hanya orang, tetapi juga obyek dan benda- benda lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Charles and Keith Tunjungan Plaza di Surabaya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:62). Sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode, dan instrumen penelitian, di samping pertimbangan waktu tenaga dan pembiayaan. Dengan demikian pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling karena peluang dari anggota populasi yang dipilih sebagai sampel didasarkan pada pertimbangan dan keputusan peneliti (Sugiyono, 2010, p.123). Adapun sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria- kriteria di bawah ini:
1. Pelanggan yang sudah pernah membeli kembali di Charles and Keith Tunjungan Plaza Surabaya dalam 1 tahun terakhir.
2. Berdomisili di Surabaya.
3. Usia > 17 tahun.
Pedoman pengukuran sampel menurut Hair et al dalam Ferdinand (2002, p.51), dapat ditentukan tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
Pada penelitian ini, jumlah indikator yang digunakan adalah sebanyak 19 indikator. Oleh karena itu jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 19 x 5
= 95 sampel. Dengan demikian jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 95 pelanggan Charles and Keith Tunjungan Plaza di Surabaya.
3.3. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang berupa kuesioner, yang akan disebarkan kepada responden yaitu pelanggan Charles and Keith Tunjungan Plaza. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang didapatkan melalui media perantara yang berarti data diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini berupa data internal yang berasal dari Charles and Keith Tunjungan Plaza dan data eksternal yang didapat dari buku, internet, dan jurnal.
3.4. Metode Dan Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti dan dengan melakukan penyebaran kuesioner. Kuesioner diberikan kepada pelanggan Charles and Keith Tunjungan Plaza, dimana responden akan mengisi kuesioner yang terdiri dari 2 bagian, bagian pertama adalah data mengenai karakteristik pelanggan Charles and Keith Tunjungan Plaza di Surabaya dan bagian kedua berisi mengenai pernyataan kuesioner mengenai pengaruh citra toko dan kualitas layanan terhadap minat beli ulang konsumen.
3.5. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel tidak bebas (dependent variable) di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Variabel eksogen (independent variable atau variabel bebas) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel tergantung dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel tergantung nantinya. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah citra toko (X1) dan kualitas layanan (X2).
2. Variabel endogen (dependent variable atau variabel terikat) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah minat beli ulang (Y).
3.5.2 Definisi Operasional
Setiap variabel yang muncul dalam sebuah penelitian, harus dapat dijelaskan secara operasional. Menurut Mustafa (2011) definisi operasional adalah proses penentuan ukuran suatu variabel. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu, variabel eksogen dan variabel endogen.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Citra Toko (X1)
Citra toko (store image) merupakan gambaran sebuah toko dibenak konsumen, sebagian karena kualitas fungsional dan mengenai atmosfer dari atribut fisik (Martineau, 1958). Citra toko dalam penelitian ini diukur melalui beberapa indikator yang mengacu pada teori Sophiah dan Syihabudhin (2008) yaitu:
a. Desain interior di dalam Charles and Keith memberikan kesan nyaman
b. Produk terbaru selalu di display dalam etalase c. Desain eksterior Charles and Keith menarik
d. Penempatan barang-barang yang di display tertata rapi e. Charles and Keith memiliki reputasi yang baik
2. Kualitas Layanan (X2)
Kualitas layanan merupakan merupakan keseluruhan dari fitur dan karakteristik dari sebuah produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. Kualitas layanan dalam penelitian ini diukur melalui beberapa indikator yang mengacu pada Zeithaml, Bitner dan Dwayne (2009, p.111) yaitu :
a. Realibility (keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal dan akurat.
- Stok barang di Charles and Keith sebagian besar selalu tersedia.
- Charles and Keith akan menginformasikan kembali kepada konsumen jika barang yang dicari sudah tersedia.
b. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesadaran dan keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat - Karyawan Charles and Keith cepat dalam memberikan
informasi.
- Kesediaan karyawan Charles and Keith bertanya apa yang dibutuhkan konsumen.
- Karyawan Charles and Keith tanggap atas keluhan yang dihadapi konsumen.
c. Assurance (jaminan), yaitu mencakup pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada perusahaan.
- Karyawan Charles and Keith mampu memberikan penjelasan kepada pelanggan.
- Karyawan Charles and Keith bersikap secara sopan kepada pelanggan.
d. Emphaty (empati), yaitu kepedulian, dan perhatian yang diberikan kepada pelanggan secara tepat.
- Konsumen mudah menyampaikan komplain.
- Karyawan Charles and Keith memahami yang dibutuhkan konsumen secara spesifik.
e. Tangible (berwujud), yaitu penampilan fisik, peralatan, pegawai, dan material yang dipasang
- Ruangan dalam Charles and Keith selalu terlihat bersih.
- Karyawan Charles and Keith berseragam dan berpenampilan rapi.
3. Minat beli ulang (Y) adalah kemungkinan seorang konsumen untuk berminat membeli kembali suatu produk tertentu yang dilihatnya (Dodds, Monroe, dan Grewal, 1991). Minat pembelian ulang dalam penelitian ini diukur melalui beberapa indikator yang mengacu dari Hume dan Mort (2010) yang meliputi:
a. Konsumen akan melakukan pembelian kembali pada produk Charles and Keith
b. Konsumen akan melihat variasi produk Charles and Keith lainnya c. Konsumen lebih memilih untuk menghabiskan anggaran belanja
pada jenis produk Charles and Keith lainnya.
Jenis skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Nazir (2005) skala likert digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi derajat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan suatu obyek. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari segi positif sampai negatif dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi skor 1.
- Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi skor 2.
- Jawaban “netral” (N) diberi skor 3.
- Jawaban “setuju” (S) diberi skor 4.
- Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi skor 5.
Pada penelitian ini, akan digunakan likert scale 5 poin untuk mengetahui apakah responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
yang dibuat, sehingga nantinya akan didapat hasil yang akurat sebagai ukuran dalam penelitian.
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Suatu skala pengukuran disebut valid apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro, 2009, p.168). Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan korelasi pearson dengan tingkat toleransi kesalahan sebesar 0,05 dengan ketentuan jika tingkat dari nilai signifikansi yang diperoleh dari tiap pernyataan variabel <0,05, maka dianggap valid.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan Reliabel apabila jawaban dari seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009, p.45). Uji realiabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha dengan ketentuan jika setiap pertanyaan memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka variabel dikatakan reliabel (Ghozali, 2009, p. 46).
3.7. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Uji regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas yang diuji terhadap variabel terikat.
Formulasi regresi berganda adalah:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + ε (Sugiyono, 2010: 265) Dimana:
Y : Minat beli ulang α : Konstanta
β1, β2 : Koefisien regresi X1 : Citra Toko X2 : Kualitas layanan ε : Residual
3.7.1. Pengujian Hipotesis a. Uji F
Penelitian ini menggunakan uji F untuk menguji pengaruh secara simultan citra toko (X1) dan kualitas layanan (X2) terhadap minat beli ulang (Y).
Kriteria pengujiannya adalah apabila F sig < dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara simultan citra toko (X1) dan kualitas layanan (X2) berpengaruh terhadap minat beli ulang dan sebaliknya apabila F sig >
dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya secara simultan tidak berpengaruh.
b. Uji t
Penelitian ini menggunakan uji t untuk menguji pengaruh secara parsial citra toko (X1) dan kualitas layanan (X2) terhadap Minat beli ulang (Y).
Kriteria pengujiannya adalah apabila t sig < dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara parsial citra toko (X1) dan kualitas layanan (X2) berpengaruh terhadap minat beli ulang dan pabila F sig > dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya secara simultan tidak berpengaruh 3.7.2. Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan adanya hasil dari koefisien korelasi dapat diketahui erat tidaknya hubungan antara dua variabel bebas (X1 danX2) dan variabel terikat (Y).
3.7.3. Koefisien Korelasi Parsial (r)
Dengan adanya hasil dari koefisien korelasi dapat diketahui erat tidaknya hubungan antara salah satu variabel bebas (X1 atau X2) dengan variabel terikat (Y). Analisis koefisien parsial (r) digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan atau korelasi antar variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.
3.7.4. Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).
3.7.5. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas
Salah satu cara mengecek kenormalitasan adalah dengan plot probabilitas normal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali, 2011:163)
b. Multikolinearitas
Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batasan nilai maksimum VIF yang biasa digunakan untuk menjustifikasi adanya kolineritas adalah 10 (Imam Ghozali, 2011:105).