• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dodi Arif, SE., MM. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dodi Arif, SE., MM. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT PEMBELIAN ULANG PRODUK MINUMAN MYNUM

Dodi Arif, SE., MM

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dodiarif@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Kondisi kehidupan sosial masyarakat kita masih dirundung masalah pandemi chovid 19. Situasi pandemi sedikit menghambat aktifitas ekonomi secara keseluruhan. Salah satu bidang yang terhambat aktifitasnya adalah usaha atau bisnis yang dilakukan para pengusaha UMKM..Kondisi pandemi ini menjadi sebuah tantangan bisnis yang membutuhkan penanganan khusus. bisnis minuman tetap menjadi sebuah bisnis yang menarik untuk terus dijalankan, karena bisnis ini masih tetap dapat menjaring konsumen untuk mengkonsumsi produk ini. Sebuah bisnis minuman yang sedang berkembang saat ini adalah Mynum. Tulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh seberapa besar pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum. Metodelogi penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi kasus dengan mengunakan analisis regresi berganda dimana data dikumpulkan menggunakan survey dengan teknik sampel random acak terbatas. Hasil penelitian menunjukan kualitas produk, kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum.

Kata kunci : Kualitas produk, kualitas pelayanan, minat pembelian ulang

Kondisi kehidupan sosial masyarakat kita masih dirundung masalah pandemi chovid 19. Situasi pandemi sedikit menghambat aktifitas ekonomi secara keseluruhan. Salah satu bidang yang terhambat aktifitasnya adalah usaha atau bisnis yang dilakukan para pengusaha UMKM.Kondisi pandemi ini menjadi sebuah tantangan bisnis yang membutuhkan penanganan khusus.

Walaupun dalam konsisi pandemi chovid 19 bisnis minuman tetap menjadi sebuah bisnis yang menarik untuk terus dijalankan, karena bisnis ini masih tetap dapat menjaring konsumen untuk mengkonsumsi produk ini. Bisnis minuman merupakan bisnis yang cukup menjanjikan saat ini karena, minum adalah merupakan aktifitas rutin kehidupan manusia dikesehariannya. Oleh karena itu kita butuh mengkonsumsi minuman setiap harinya baik itu air putih maupun minuman dalam bentuk lainnya. Ada banyak jenis minuman yang dapat dihasilkan seperti minuman dengan campuran teh, kopi, coklat, buah dan lain-lainnya.

Sebuah bisnis minuman yang sedang berkembang saat ini adalah Mynum. Mynum merupakan sebuah merek minuman lokal yang mengejar pangsa pasar untuk usia muda yang menawarkan produk minuman berbahan dasar teh maupun kopi. Mynum sendiri berlokasi di

(2)

Petukangan Utara. Produk yang identik dengan warna hijau pada kemasannya ini menawarkan beberapa variasi rasa teh dan kopi mulai dari Cheese tea, Green tea, Taro, Thai tea, Ovaltine, Oreo milkshake, Hot Coffe milk, Ice coffee milk.

Dalam menjalankan bisnisnya dilakukan dengan cara memberikan pelayanan sebaik mungkin. Akan tetapi pelayanan yang diberikan belum tentu sesuai dengan harapan konsumen. Acap kali terjadi antrian di saat proses pemesanan minuman Mynum. Kejadian ini disebabkan sedikitnya karyawan yang melayani pesanan. Para pembeli diminta mengikuti antirian yang akan memakan waktu yang lama mengikuti nomor antrian. Antirian dan lama waktu menunggu membuat para pembeli mengeluh. Dalam hal ini pembeli akan berfikir ulang ketika melakukan pembelian ulang produk tersebut dengan pelayanan seperti itu. Tumbuhnya jenis usaha yang sama dengan bisins yang dijalankan Mynum harus diantisipasi dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan saat proses pemesanan supaya pembeli tertap berminat tetap membeli produk Mynum. Kemudian dilihat pula kualitas produk dimata pembeli.

Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilihat pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum. penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi kasus dengan mengunakan analisis regresi berganda dimana data dikumpulkan menggunakan survey.

Adapun permasalahan yang diambil adalah : Apakah ada pengaruh yang signifikan pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum. Sedangkan yang menjadi batasan masalah dala penulisan ilmiah ini adalah Variabel yang diamati terbatas pada kualitas produk, kualitas pelayanan dan minat pembelian ulang produk. Produk yang diamaati adalah minuman Mynum. Hanya melihat pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum.dan tidak membandingakan dengan produk-produk lain sejenis. Hal-hal lain yang tidak dibahas dalam tulisan ini dianggap konstan.

Tujuan penelitan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh seberapa besar pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum. Adapun hipotesis yang dapat diambil dalam tulisan ini adalah : 𝐻0 = Tidak ada pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum. 𝐻𝑎 = Ada pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum.

Metodelogi penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi kasus dengan mengunakan analisis regresi berganda dimana data dikumpulkan menggunakan survey dalam bentuk kuiseioner tertulis yang disebar kepada beberapa pembeli dengan teknik sampel random acak pada kurun waktu tertentu dan pada saat tertentu dengan menggunakan teknik skala likert.

Pengujian dilakukan dalan bentuk uji validitas, uji reabilitas uji t dan uji F dan uji asumsi klasik.

Kerangka pemikiran dalam penulisan ini adalah terlihat pada gambar 1 dibawah bahwa variabel kulaitas produk dalam hal ini desebut dengan X1 dan kulitas layan yang diberikan akan memiliki hubungan dan akan berperuh terhadap minat membelian ulang muniman Mynum.

(3)

H1

H2

H3

Gambar 1. Model Kerangka Penelitian

Pada pembagian pembahsan analisis statistic dibantu dengan menggunakan program SPSS 25, tahap pertama yang dilakukan adalah pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Penyajiannya menjadi satu menu yaitu terlihat pada Tabel 1 di pengujian reliabilitas instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner.

Tabel 1. Uji Validitas

No Indikator rhitung rtabel Keterangan

1. Kualitas Produk 1. Indikator 1 2. Indikator 2 3. Indikator 3 4. Indikator 4 5. Indikator 5

.827**

.843**

.756**

.657**

.784**

0,1946 0,1946 0,1946 0,1946 0,1946

Valid Valid Valid Valid Valid 2. Kualitas Pelayanan

1. Indikator 1 2. Indikator 2 3. Indikator 3 4. Indikator 4 5. Indikator 5

.804**

.754**

.817**

.851**

.816**

0,1946 0,1946 0,1946 0,1946 0,1946

Valid Valid Valid Valid Valid 3. Minat Beli Ulang

1. Indikator 1 2. Indikator 2 3. Indikator 3 4. Indikator 4 5. Indikator 5

.833**

.778**

.867**

.846**

.778**

0,1946 0,1946 0,1946 0,1946 0,1946

Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : data primer hasil olahan SPSS 25

Kualitas Pelayanan (X2) Kualitas Produk (X1)

Pembelian Ulang (Y1)

(4)

Uji validitas di lakukan untuk mengetahui dan mengkaji apakah suatu kuesioner itu layak digunakan atau tidak. Dalam uji validitas kuesioner dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,1946), maka item pernyataan dinyatakan valid, sedangkan jika r hitung lebih kecil dari pada r tabel (0,1946), maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa semua indikator menunjukan r hitung lebih besar dari pada r tabel maka disimpulkan bahwa semua item tersebut dinyatakan valid.

Tahap kedua yang dilakukan adalah melakukan uji reliabilitas. Uji reabilitas dilakukan untuk melihat jika suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut baik. Koefisien reliabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa terdapat kestabilan pengukuran yang dilakukan oleh skala dari waktu ke waktu.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Kualitas Produk 0,827 Reliabel

Kualitas Pelayanan 0,863 Reliabel

Minat Beli Ulang 0,877 Reliabel

Sumber : data primer yang diolah SPSS 25

Dari hasil uji reliabilitas pada Tabel 2. di atas, menunjukan bahwa semua variabel mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari pada 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel dari kuesioner adalah reliabel atau konsisten.

Selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian asumsi klasik dengan pengujian pertama adalah uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Dasar pengambilan untuk uji ini jika data menyebar di garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka menunjukan berdistribusi normal.

Berikut hasil uji normalitas :

(5)

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

Sumber : data primer hasil olahan SPSS 25

Dari hasil pengujian normalitas dapat dilihat bahwa data dengan variabel yang diamati adalah menyebar di garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan data berdistribusi secara normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dalam bentuk uji multikolinieritas.

Tjuan dari uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Pada model regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau variabel terikat. Uji multikolinieritas dapat di ketahui dari (1) Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas (2) Jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 2. Pengujian Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Kualitas Produk .229 4.376 Tidak Multikolinieritas Kualitas Pelayanan .508 1.967 Tidak Multikolinieritas Sumber: data primer hasil olahan SPSS 25

Dari hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai tolerance dari semua variabel menunjukan lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF dari semua variabel menunjukan lebih kecil dari 10,00 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terjadi multikolinieritas.

(6)

Berikutnya dilakukan pengujian dalam bentuk uji heteroskedastisitas yang fungsinya untuk menentukan ada atau tidaknya masalah dalam heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yaitu dilakukan dengan dasar (a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, (b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas yang telah dilakukan menujukan bahwa :

Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : data primer hasil olahan SPSS 25

Berdasarkan Gambar 3. di atas dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitaran angka 0, maka hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

Untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas produk dan kualitas layanan terhadap variabel minat pembelian ulang minuman Mynum maka dilakukanlah Analisis Regresi Linear Berganda.

(7)

Tabel 3. Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -0.22 1.396 0.157 - 0.875

Kualitas

Produk 0.213 0.125 0.204 1.705 0.091 0.229 4.38

Kualitas

0.225 0.097 0.258 3.221 0.002 0.508 1.97 Pelayanan

Sumber : data primer hasil olahan SPSS 25

Dengan melihat data yang tersaji pada Tabel 3 d iatas, diperoleh persamaan regresi yaitu sebagai berikut :

Y = -0,220 + 0,213X1 + 0,255X2 + e

Dimana Y menujukan variabel Minat Beli Ulang, X1menunjukan Varabel Kualitas Produk, X2 menunjukan Kualitas Layanan

Hasil dari analisis tersebut dapat diinterpretasikan bahwa (1) Konstanta senilai -0,220 dengan negative, artinya terjadi penurunan minat beli minuman Mynum sebesar 0,220 apabila diasumsikan kualitas produk (X1) minuman Mynum, dan kualitas pelayanan (X2) minuman Mynum sebesar nol. (2) Variabel kualitas produk (X2) minuman Mynum dengan nilai positif 0,213. Ini berarti bahwa setiap terjadi kenaikan kualitas produk minumana Mynum, maka minat beli ulang minuman Mynum akan mengalami kenaikan sebesar 0,213. (3) Variabel kualitas pelayanan (X3) minuman Mynum bertanda positif dengan nilai 0,255. Ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan kualiatas layanan minuman Mynum maka minat beli ulang minumana Mynum akan meningkat 0,255.

Tulisan ini selanjutnya akan dilajutkan pada analisis koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan dari dari variabel kualitas produk dan kualitas layanan terhadap variabel minat pembelian ulang minuman Minum dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi variabel kuiatas produk dan variabel kualitas pelayanan bisa mejelaskan perubahan atau variasi pada

(8)

variabel minat pembelian ulang minuman Mynum. Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan dalam menjelaskan variasi naik turunnya variabel minat pembelian ulang miniman Mynum sangat terbatas. Akan tetapi jika hasil perhitungannya mendekati angka 1 berarti variabel kualitas produk dan kualatas pelayanan akan memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel minat pembelian ulang minuman Mynum.

Tabel 4. Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .831a .691 .678 1.821

Sumber : data primer hasil olahan SPSS 25

Berdasarkan data pada Tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa nilai koefesien determinansi yang dihasilkan adalah sebesar 0,691. Ini menunjukan bahwa 69,1% minat beli ulang minuman Mynum dipengaruhi oleh kualitas produk, kualitas pelayanan, sedangkan sisanya sebesar 30,9% minat beli ulang minumana Mynum dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang masuk menjadi variabel dalam tulisan ini.

Selajutnya dilakukan pengujian untuk menguji signifikansi koefisien regresi yaitu apakah variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh secara nyata atau tidak pada naik turunnya variabel minat pembelian ulang minuman Mynum maka akan digunakan Uji t.

(9)

Tabel 5. Hasil Uji t

Sumber : data primer hasil pengolahan SPSS 25

Melihat data pada Tabel 4. di atas maka kita dapat mengetahui bahwa (1) Variabel kualitas produk (X1) Dari hasil pengujian diperoleh nilai t = 1,709 dengan nilai signifikansi sebesar 0,091 lebih besar 0.05. Jika nilai signifikansi berada di atas 0,05 menunjukan bahwa kualitas produk minuman Mynum tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli ulang minuman Mynum. (2) Pada Variabel kualitas pelayanan (X2) dimana dari hasil pengujian diperoleh nilai t = 3,221 dengan nilai signifikansi sebesar0,02 lebih kecil dari 0.05, maka jika nilai signifikansi dibawah 0,05 menunjukan bahwa kualitas pelayanan minuman Mynum memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli ulang minuman Mynum.

Pengujian selanjutnya dilkukan dalam bentuk Uji F. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel yang diamati yaitu variabel kualitas produk minuman Mynus, variabel kualitas pelayanan minuman Mynus terhadap varaiabel minat beli ulang minuman Mynus

Tabel 5. Hasil Uji F ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 703.643 4 175.911 53.033 .000b

Residual 315.117 95 3.317

Total 1018.760 99

Sumber : data primer hasil pengolahan SPSS 25

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -0.22 1.396 0.157 - 0.875

Kualitas

Produk 0.213 0.125 0.204 1.705 0.091 0.229 4.38 Kualitas

Pelayanan 0.255 0.079 0.258 3.221 0.002 0.508 1.97

(10)

Pada Table 5. di atas terlihat bahwa hasil perhitungan menunjukan nilai F hitung sama dengan 53,033 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 kecil 0,05. Jika nilai signifikansi dibawah 0,05 maka variabel bebas (kualitas produk minuman Mynum, dan kualitas pelayanan minuman Mynum) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikatnya (minat pembelian ulang minuman Mynum).

Berdasarkan data yang telah dianalisis menggunakan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Regresi Linear Berganda, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial kualitas produk minuman Mynum tidak memiliki pengaruh terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum. Secara parsial pula kualitas pelayanan minuman Mynum memiliki pengaruh terhadap minat pembelian ulang produk minuman Mynum. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kualitas produk minuman Mynum, dan kualitas pelayanan minuman Mynum berpengaruh terhadap minat pembelian ulang minuman Mynum.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan maka di sarankan agar minuman Mynum senantiasa meningkatkan kualitas produknya dengan variasi produk yang lebih beragam ditambah dengan pelu adanya peningkatan kualitas pelayanan baik dari segi fasilitas fisik, keterampilan, daya tanggap, komunikasi, dan sebagiannya agar minat beli ulang terhadap produk minumam Mynum terus tumbuh dan berkembang.

Daftar Pustaka

Kotler, P dan Gary, Armstrong, 1997, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Terjemahan, Edisi Ketiga, Jakarta, Erlangga.

Fandy Tjiptono Ph.D, (2011). Service Management, Mewujudkan Layanan Prima, Edisi 2, Yogyakarta, Penerbit ANDI

Fandi Tjiptono PH.D, Gregorius Chandra, (2019) Service, Quality & Costumer Satisfaction, Yogyakarta, Penerbit ANDI

Porter, M. E, 1993, Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing, Erlangga, Jakarta. Tjipto, Fandy, 1997, Prinsip – prinsip Total Quality Servqual (TQS), Edisi Kelima, Yogyakarta, ANDI,.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi dalam pembelajaran seni tari adalah seorang pendidik (guru) dapat mengaplikasikan keempat pola pembelajaran yang dijelaskan di atas sesuai dengan

Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau system operasi baru) baru, atau

Menurut Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (2012), bagi memenuhi keperluan bayi pra-matang yang memerlukan rawatan, juga ibu yang mempunyai kekurangan susu atau mempunyai

Kecemasan merupakan tanda datangnya bahaya, kecemasan merupakan pengantar yang berhubungan dengan proses somatic yang dimana dalam aktifitas dari situasi yang

terhadap pengurangan pengangguran (pro job) akan memperoleh hasil yang maksimal jika tambahan permintaan akhir dialokasikan pada sektor-sektor yang yang mempunyai

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) meyakini pembangunan jalan tol ruas tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan target yakni pada 2018 kendati pembebasan lahan baru mencapai 40%

Pencaker yang dilatih ketrampilan tata rias 11 Orang PROGRAM : Peningkatan kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. Kegiatan : Pendidikan dan pelatihan ketrampilan