PAPALELE
Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil
di Ambon
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
330.95985
Soe Soegijono, Simon Pieter
p Papalele : potret aktivitas komunitas pedagang kecil di Ambon / Simon Pieter Soegijono – Salatiga : Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana, 2011.
xx, 330 hlm. ; 26cm
ISBN 978-979-3775-49-4
1. Economic condition—Ambon. 2. Informal sector (Economics)—Ambon. I. Title.
Cetakan pertama : 2011
ISBN 978-979-3775-49-4
Desain Cover: Pieter John Lasamahu, ST
E-mail pietersoegijono@yahoo.com
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Program Pascasarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
Diterbitkan oleh:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Universitas Kristen Satya Wacana
PAPALELE
Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil
di Ambon
DISERTASI
Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga disertasi ini telah dipertahankan dalam Ujian Terbuka
Program Pascasarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana,
yang dipimpin oleh Rektor Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D Pada hari, Kamis, 21 Juli 2011, pk. 10.00 WIB
di Kampus Universitas Kristen Satya Wacana, Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga,
Jawa Tengah Indonesia
Oleh:
Simon Pieter Soegijono
Promotor:
Marthen L. Ndoen, SE, MA, Ph.D.
Ko Promotor:
Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS.
Marwata, SE, M.Si. Akt, Ph.D.
Penguji:
Prof. Daniel D. Kameo, SE, MA. Ph.D.
Dr. Gatot Sasongko, SE, MSi.
v
Dua : Rumah Tangga dan Pemenuhan Kebutuhan
Hidup, Kewirausahaan, Identitas dan Modal Sosial
21
Pengantar 21
- Ekonomi Rumah Tangga dan Pemenuhan
Kebutuhan Hidup
22
- Kewirausahaan: Pedagang Kecil dan Pasar
Tradisional (petty trdaers and traditional market)
28
- Identitas (identity) 35
- Modal Sosial (social capital) 40
Kesimpulan 49
Tiga : Pengalaman Penelitian Bersama Informan 53
Pengantar 53
- Penelitian di Desa Hatalai 54
- Pengamatan Awal 55
- Penelitian Lapangan 57
- Proses dan Dinamika Pengumpulan Data 65
- Penelitian di Pasar Mardika Ambon 69
- Metode Penelitian Kualitatif 74
- Pengolahan dan Analisis Data 78
- Penulisan Hasil 80
Empat : Pembangunan Kota Ambon dan Papalele 83
Pengantar 83
Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
vi
- Konsep Papalele: Pengaruh Portugis dan
Belanda 87
- Berdagang Menurut Pemahaman Lokal 91
- Mama, Tanta dan Papalele 95
- Sejarah dan Pembangunan di Kota Ambon 96
- Pembangunan di Kota Ambon 99
Lima : Ekonomi Rumah Tangga Papalele 111
Pengantar 111
- Situasi Ekonomi Keluarga 113
- Penghasilan Suami yang Terbatas 122
- Tanggungan Keluarga 135
- Pendapatan untuk Biaya Pendidikan
Anak-anak
140
- Pembagian Kerja dalam Rumah Tangga 142
- Menjaga Kepercayaan 148
Kesimpulan 153
Enam : Awal Mula Menjadi Papalele 155
Pengantar 155
- Keputusan Menjalani Papalele 156
- Umur Memulai Papalele 161
- Ketidak-setaraan Gender 164
- Kebaya sebagai Pakaian Khas Papalele 167
- Pengetahuan Berdagang: Bisnis
Turun-temurun
170
- Proses Adaptasi Menjadi Papalele 173
- Papelele: Profesi Tanpa Batas Umur 177
- Dukungan Keluarga Menjadi Papalele 178
Kesimpulan 180
Tujuh : Pengelolaan Usaha Papalele 183
Pengantar 183
- Proses Menjalankan Usaha 185
• Modal awal Berusaha 185
• Peralatan Jualan 188
• Mekanisme Baronda dan Tandeng 191
• Baronda 192
Daftar Isi
vii
• Tandeng dan Baronda 204
• Menghindari Pinjaman 211
- Mekanisme Mengelola Usaha 212
• Produk yang di Perdagangkan 213
• Strategi Bersama dalam Berusaha 215
• Menghindari Konflik melalui Variasi 217 Produk
• Mengantisipasi Kerugian 218
- Jejaring 221
• Memanfaatkan Pinjaman Dana Pihak Lain 221
• Membangun Relasi Usaha 226
• Menitipkan Jualan 228
- Alokasi Pendapatan untuk Biaya Pendidikan
Anak-Anak
232
Kesimpulan 233
Delapan : Perjumpaan Beresiko; Transaksi disaat Konflik 237
Pengantar 237
Keadaan sebelum Kerusuhan 241
- Dampak Kerusuhan Terhadap Pola Usaha
Papalele
245
• Berjualan dan Menyatu dengan Komunitas sendiri
245
• Ketidak-seimbangan Distribusi Barang Dagangan
249
- Strategi Papalele Mengatasi Masalah Akibat
Kerusuhan
251
• Pertemuan di Simpul-simpul Perbatasan 251
• Keselamatan Dipertaruhkan 258
- Proses Transaksi antara Papalele dan
Pedagang
260
• Mekanisme Pembayaran di Tapal Batas 260 • Hubungan dengan Pedagang Sebelum dan Selama Konflik
261
• Saling Menjaga di Masa Konflik 263
Kesimpulan 265
Sembilan : Kolaborasi Pengusaha Papalele 267
Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
viii
- Kelangsungan Usaha Melalui Kolaborasi 269
- Mempertahankan Margin Usaha melalui
Kolaborasi
271
- Pemenuhan Kebutuhan Hidup (livelihood)
melalui Papalele
273
- Membangun Jejaring Papalele 275
- Pembentukan Status Sosial melalui Papalele 278
• Menanamkan hasil usaha pada pendidikan anak
280
• Memprioritaskan Modal Keuangan (financial capital) ke Modal Pengetahuan (knowledge capital)
281
• Hasil Usaha untuk Jaminan Hari Tua 285
- Papalele Sebagai Entreprenuer 287
- Membangun Identitas demi Solidaritas
Papalele
291
• Papalele sebagai Pedagang Kecil (petty traders)
291
• Memperkuat Identitas Lokal Papalele 294
- Kesimpulan 297
Sepuluh : Kesimpulan 301
- Rumah Tangga yang Mandiri 303
- Belajar dari Ketaguhan Kewirausahaan
Sederhana
305
- Identitas yang Perlu Terus dilestarikan 307 - Membangun Jejering merupakan Salah Satu
Kekuatan Usaha Kecil
308
- Menjawab Tantangan Pembangunan
Masyarakat
311
- Penelitian di Masa Mendatang 312
Daftar Kepustakaan 315
Daftar Isi
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Agihan Perbedaan Umur 162
Tabel 2 : Perhitungan Rata-rata Modal dan Keuntungan Informan
210
Tabel 3 : Prakiraan Rata-rata Pendapatan dan
Pengeluaran Informan per Tahun
Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Anak Tangga: Jalan Masuk Desa Hatalai 61
Gambar 2 : Pohon Mayang (enau) yang dijadikan
Minuman Sopi 127
Gambar 3 : Kebun atau Dusun Milik Keluarga 128
Gambar 4 : Proses Wawancara dengan informan 79 tahun 139
Gambar 5 : Salah Satu Papalele 159
Gambar 6 : Bentuk peralatan jualan: Dulang dan Atiting yang masih bertahan
189
Gambar 7 : Informan ‘Baronda’ dengan Atiting di atas kepala
194
Gambar 8 : Dua informan posisi tandeng di depan
Swalayan Citra Ambon
202
Gambar 9 : Informan saat tandeng di depan Supermarket 207
Gambar 10 : Informan saat mencari buah bersama 216
Gambar 11 : Model Kolaborasi Papalele 270
xi
KATA PENGANTAR
Banyak sudah temuan ilmiah tentang peran pedagang
kecil (petty traders) dalam kegiatan berdagang. Kajian-kajian
yang telah dilakukan lebih banyak mengarah pada strategi
padagang kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup (livelihood)
dan strategi untuk bertahan hidup (survival strategy). Terhadap
kajian-kajian tersebut, dapat dimaklumi oleh karena pembahas-an tentpembahas-ang fenomena kehiduppembahas-an pedagpembahas-ang kecil lebih bpembahas-anyak dihubungkan dengan persoalan mengatasi ‘kemiskinan’. Seperti diketahui, masalah kemiskinan saat ini masih mendapat per-hatian dari berbagai pihak. Perper-hatian tentang kemiskinan tentu bermuara pada upaya mengurangi jumlah penduduk yang terperangkap pada kemiskinan itu sendiri. Sehingga penelitian itu, diharapkan muncul alternatif dan kebijakan yang mampu
mengurangi kemiskinan (poverty reduction).
Patut dicatat pula bahwa selain masalah kemiskinan, perhatian juga tertuju pada masalah isu yang saat ini agaknya
‘seksi’ adalah pengetahuan lokal (local knowledge). Isu ini pada
Rupa-rupa-Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
xii
nya usulan ini dapat dimengerti bahwa salah satu cara terbaik untuk mengatasi masalah pembangunan yakni memberdayakan masyarakat untuk mandiri dengan metode menurut wilayah masing-masing.
Hasil penelitian yang tersaji dalam bentuk buku ini dengan sengaja akan memaparkan tentang pengetahuan lokal (local knowledge) pedagang kecil — papalele di masyarakat Ambon. Dalam buku ini akan diungkapkan keunikan
penge-tahuan pedagang kecil (petty traders) tentang mekanisme
kolaborasi (collaboration). Seperti diketahui bahwa pada
umumnya, dalam kegiatan berusaha, orang selalu menghubung-kan kegiatan usaha dengan bentuk persaingan. Pedagang atau pengusaha yang tidak siap bersaing dalam ‘pasar’ maka bersiap-siap untuk menutup usahanya. Bersaing menuntut kemampuan untuk menciptakan berbagai peluang, sehingga persaingan
dapat dimenangkan. Sebaliknya, papalele justru tidak memilih
bersaing. Papalele dalam penelitian ini membuktikan bahwa,
kolaborasi usaha sangat menguntungkan. Kolaborasi usaha
memungkinkan mereka untuk tetap bertahan dan survive.
Pengetahuan lokal (local knowledge) ini akhirnya
mem-buat saya tertarik untuk menelitinya. Keingin-tahuan saya
terhadap dunia kehidupan pedagang kecil — papalele semakin
Pengantar
xiii menjadi tanggung jawab saya untuk mempertahankannya. Dan atas keberhasilan ini saya patut menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.
Terima kasih saya sampaikan kepada Promotor Marthin L. Ndoen, SE, MA, Ph.D, Ko-Promotor Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS dan DR. Marwata, SE, M.Si. Akt. Peran ketiganya sangat luar biasa dalam membimbing dan mengarahkan mulai dari proses persiapan penelitian hingga akhir penulisan. Masa-masa pengolahan data dan penulisan naskah tidak pernah di-abaikan. Setiap hari, ketika saya harus mencari buku di Perpus-takaan atau mencari informasi lainnya saat berpapasan dengan salah satu diantara Promotor atau Ko-Promotor pasti akan
di-tanya “tulisannya bagaimana?, kapan mau dikoreksi?.
Pertanya-an ini terkesPertanya-an sederhPertanya-ana dPertanya-an basa-basi, tetapi justru bagi saya memiliki makna yang sangat menantang. Tidak jarang, kadang-kadang saya harus mempersiapkan jawaban, sebelum berjumpa dengan salah satu dari mereka bertiga.
TEN, demikian inisial nama dari Marthin L. Ndoen, SE, MA, Ph.D. Beliau adalah Promotor untuk disertasi saya. Pengalaman bimbingan bersama beliau terasa berbeda. Suatu saat, ketika saya mengolah data sambil menulis, muncul perasaan bosan. Penulisan pun terhenti beberapa waktu. Karena saya tidak lagi muncul untuk berkonsultasi, pak TEN hubungi dan menitip pesan kepada beberapa teman, agar meng-hubungi saya. Namun, upaya yang dilakukannya tidak berhasil.
Saat itu memang dengan sengaja HP (handphone) milik saya
tidak diaktifkan (off). Tanpa saya sadari, pada malam hari
mem-Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
xiv
bimbing, tetapi juga melayani. Pak TEN tidak mempedulikan status sosialnya yang begitu tinggi sebagai dosen, bagi para mahasiswa. Baginya mahasiswa harus dibimbing, dibina dan didampingi. Tidak cukup hanya itu, naskah disertasi diberikan kepada beliau di pagi hari, sore hari saya telah dihubungi kem-bali via telepon untuk dibimbing. Terima Kasih tanpa pamrih untuk Pak TEN dan Ibu Titi Prabawa, Ph.D atas bantuan dan kepedulian menyelesaikan disertasi ini.
Keadaan bimbingan berbeda juga ditunjukan Ko-Promo-tor Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MSi dan Dr. Marwata, SE, M.Si. Pak KUT demikian inisial nama pendeknya. Semua
mahasiswa Pascasarjana telah akrab dengan nama tersebut. “pak
Pieter sampai di mana tulisannya, tetap menulis ya?” kalimat ini
setiap kali ditanyakan saat berpapasan atau lewat SMS (short
massage system) dan email elektronik. Demikian pula dengan Ko-Promotor Dr. Marwata, SE, M.Si. MWT adalah inisial nama beliau. Dalam kesibukannya sebagai salah satu pimpinan Universitas, tetap bersedia menerima saya jika ingin bertemu untuk berkonsultasi. Yang patut diapresiasi dari para pembim-bing tersebut adalah, setiap pertemuan bersama untuk mem-bahas naskah disertasi, mereka tidak pernah lalai.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. Daniel D. Kameo, SE, MA dan Dr. Gatot Sasongko, SE, MS, dan DR. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si sebagai Komisi Penguji. DAN inisial nama dari Pak Daniel dan GAT untuk Pak Gatot tidak pernah lalai pada semua tahapan ujian. Mulai dari Ujian Kualifikasi, Seminar Proposal, Seminar Hasil Penelitian, Ujian Kelayakan,
Ujian tertutup dan Ujian Terbuka (promosi) . Kritik dan saran
Pengantar
xv Kepeduliannya meliwati batas-batas sebagai seorang dosen — menjadi saudara. Kadang-kadang saat saya kesulitan pada bagian tulisan tertentu, lewat email elektronik, beliau menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Sama halnya dengan Pak GAT, seorang yang berperawakan sederhana, namun penuh dengan gaya bercanda, tetapi tetap kritis. Kepada saya beliau sering
bertanya sambil bercanda “papalele, kapan maju ujian?”.
Pertanyaan yang membuat saya semakin tertantang untuk secepatnya menjawab tantangannya. Tidak terlupakan DR. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si dengan inisial PAM. Penguasaan konsep dan ketajaman analisis sebagai seorang dosen dan peneliti turut mewarnai perdebatan disertasi, sehingga kritikan tajam melengkapi celah untuk penyempurnaan isi disertasi.
Setelah melakukan penelitian dan penulisan disertasi lebih kurang dua tahun, akhirnya studi berakhir. Tanpa terasa waktu berlalu, jenjang pendidikan formal paling akhir strata tiga (S3) telah dilalui untuk menyandang gelar doktor. Tidak pernah terbayang sedikitpun kalau akhirnya saya menjadi seorang dosen (karena bukan cita-cita sejak kecil) dan menyandang gelar Doktor. Pada awalnya, sempat saya hanya bekerja sebagai seorang teknisi bengkel sepeda motor di Kota Ambon dan keluar-masuk bekerja pada beberapa perusahaan swasta.
Pada akhirnya saya menjadi dosen selepas mengenyam pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Pattimura Ambon tahun 1993. ‘Bung Jopie’, demikian nama panggilannya
dari nama lengkap; Drs. Marcus Jopie Papilaja, MS (cand
doktor~IPB Bogor). Beliau adalah orang pertama (saudara
sulung) yang mendorong saya menjadi dosen Kopertis Wilayah
XII Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, dpk;
Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
xvi
bulan Mei 2006, dalam satu kesempatan bertemu, bung Jopie
mengatakan kepada saya “segera mendaftar untuk studi lanjut
S3, saya siap mendukung”. Saya terperanjat dan kaget, sambil menyetujui usulannya. Perhatian bung Jopie kepada saya dan keluarga serta adik-adik, tidak sebatas hanya dorongan moral, tetapi juga material. Saya sangat berhutang budi padanya, juga sang istri; Usi Rosa dan kedua anaknya; Dhini dan Fritzs. Sekali lagi, terima kasih untuk semua ini.
Terima kasih saya sampaikan kepada Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Pdt. Prof. John A. Titaley dan seluruh staf Dosen Program Pascasarjana Doktor Studi Pembangunan yang turut berperan-serta untuk kesuksesan studi ini antara lain, Prof Ir. Liek Wilardjo, MSc, Ph.D, D.Sc., Dr. Soegeng Hardijanto, Dr. Ing. Agus Christiyanto, M.Sc, Dr. Ruly Adi Nugroho, M.Sc. Termasuk teman-teman di Pusat Studi Kawasan Timur Indonesia (PSKTI) UKSW yang sering memfasilitasi diskusi-diskusi akademik dalam rangka perkuatan pengetahuan ilmiah. Mas Darmaji, Ibu Kezia Ayu, Ibu Trifosa, Pak Rusmanto, serta rekan-rekan staf administrasi Pascasarjana yang selalu bersedia membantu menyelesaikan urusan administarsi akademik.
Pengantar
xvii terkait dengan bidang dan kompetensi keilmuan yang saya miliki.
Studi lanjut Program Strata Tiga (S3) Doktor Studi Pem-bangunan mungkin tidak akan diikuti tanpa Rekomendasi dari Pimpinan pada unit kerja. Rekomendasi Ir. Rahawarin Ahmad, MSIE selaku Koordinator Kopertis Wilayah XII Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Rekomendasi oleh Prof. Dr. Ir. George J. Louhenapessy selaku Rektor UKIM 2006-2009 dan Pdt. DR. Agus Batlajery, M.Th Rektor UKIM saat ini. Drs. J. Malihollo mantan Dekan dan Pieter Leunupun, SE,MM sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UKIM. Terima kasih juga untuk rekan-rekan dosen dan karyawan UKIM yang selalu menopang dalam Doa saat Ibadah rutin setiap haris Senin di UKIM. Pdt. S.J. Mailoa, MTh, John R. Pelamonia, Stenly N. Salenussa, Marthin J. Maspaitella dan Hendrik Sahureka yang selalu
mendorong via telepon dan SMS (short massage systim). Kalian
semua turut berkontribusi dalam keberhasilan ini.
Ucapan terima kasih tulus juga patut saya sampaikan kepada Prof. Willy Toisuta, Ph.D selama menjabat sebagai Ketua Pembina Yayasan Perguruan Tinggi (Yaperti) GPM
2006-2008 dan perannya melalui United Board for Christian Higher
Education in Asia (UBCHEA), memfasilitasi dana studi.
Kepedualiannya bagi saya dan UKIM sangat berarti. Demikian halnya Pdt. Prof. John Titaley, Th.D saat menjadi Ketua Pembina Yaperti dan Dr. Flip Litaay, M.Si sebagai Ketua Pengurus Yaperti GPM 2008-2010 dan jajaran pengurus yang tetap memperhatikan dan mendorong saya menyelesaikan studi ini. Mereka semua adalah Pimpinan sekaligus orang tua yang memberikan teladan yang patut dicontohi.
Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
xviii
diberikan secara penuh baik melalui administrasi pemerintahan maupun kesediaan wawancara dengan Pimpinan Dinas, Badan dan Kantor sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Demikian pula ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Gubernur Provinsi Maluku dan Biro Sumber Daya Manusia Provinsi Maluku atas dukungan pendanaan dalam rangka penelitian disertasi tahap ketiga.
Kepada Pemerintah Desa/Negeri Halatae dan seluruh warga masyarakat saya harus berterima kasih. Termasuk Pimpinan Jemaat dan Majelis Jemaat GPM Hatalai. Dukungan mereka penelitian saya berjalan tanpa hambatan apa pun. Ketulusan, kebersamaan dan keakraban selalu mereka tunjukan selama saya berada di lokasi. Kesempatan ini juga wajib saya haturkan terima kasih yang tulus kepada Keluarga besar Ronny Kastanya, Istri dan anak-anak, yang telah bersedia dengan senang hati menerima saya menetap sebagai anggota keluarga selama penelitian berlangsung. Serta tidak terlupakan Renny
Loppies tenaga pendamping peneliti dan para papalele sebagai
informan yang turut berkontribusi memberikan data dan informasi sejujurnya bagi kesuksesan disertasi ini.
Pengantar
xix Leste). Termasuk teman-teman Pascasarjana Doktor Studi Pembangunan yang tidak sempat disebutkan nama.
Guna mencari berbagai informasi, diskusi terus berlang-sung di luar kelas. Karena itu, ucapan terima kasih patut ditujukan kepada senior saya Prof. Dr. Tony Pariela, MA, Drs. Tontji Soumokil, MA, Drs. Piet Pelupessy, M.Si, dan Drs. Wem Sihasale, M.Si. Mereka berempat tidak hanya berperan sebagai senior dalam diskusi-diskusi, tetapi melampaui semuanya sebagai saudara (kakak). Ucapan yang sama juga untuk saudara, Dr. Dharma Palekahelu, Royke Siahainenia, Yulianto, Pdt. Tiras Sopamena, Pdt Izaak Lattu, Nick Wiratmoko, Wayan Ruspendy dan Pdt. Wayan Damayana, Pak Budi dan Pak Panto. Terima
kasih pula kepada bung Neil Rupidara,MSc (Ph.D candidate)
atas pemberian berbagai artikel terkait dari berbagai Jurnal International. Tidak terlupakan terima kasih yang tulus buat dua sahabat, Yulius Ranimpi, S.Psi, M.Si. Psikolog dan keluarga serta Pdt. Dr. Rama Tulus Pilakoannu, M.Si dan keluarga. Diskusi dan kritikan ‘tajam’ selalu dialamatkan untuk perbaikan naskah yang sudah tertulis, sebelum akhirnya diperiksa oleh Promotor dan Ko-Promotor.
Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon
xx
dan kunjungan rumah tangga selama ini. Demikian pula kepada dua Persekutuan ‘anak-anak negeri’ dari Ambon di Salatiga; Kerukunan Keluarga Maluku Salatiga (KKM), Himpunan Pemuda dan Pelajar Maluku di Salatiga (HIPPMA), Roy, Body dan Denny Mailihu, Stevy Souisa dan Jack Lilipaly, masing-masing dengan keluarganya, serta adik Giner Maslebu.
Pergumulan dalam studi tidak terlepas dari dukungan moral orang tua dan keluarga besar. Sepatutnya saya berterima kasih kepada Ayah dan Ibu terkasih, Herry Soegijono dan Martha Papilaja. Saya selalu menyapa mereka dengan ‘Opa Herry’ dan ‘Oma Ata’, serta ‘Oma Lies Lasamahu’ (mertua). Doa mereka setiap saat untuk saya dan keluarga di Salatiga tiada henti dipanjatkan. Doa menjadikan kami semua terasa dekat. Termasuk dari Keluarga Besar Lasamahu; Drs. Katje Lasamahu dan keluarga, Indra dan keluarga, Popi dan anak-anak, Drs. Herry Tahapary; Istri Dra. Sarina Lasamahu, M.Si dan Linda serta Pieter John Lasamahu, ST bersama Istri (Semarang). Tidak terlupakan pula saudara-saudaraku; Ir. Julius Papilaja dan Keluarga (Jayapura-Papua), Diane Soegijono, S.Pi dan Suami serta John Soegijono,ST dan keluarga. Perhatian mereka kepada kami tidak pernah terhenti, baik dalam bentuk moral, maupun dukungan lainnya.
Pengantar
xxi Paling akhir dari semua ini, dan dari lubuk hati yang dalam ucapan terima kasih yang tulus saya alamatkan untuk istri tersayang dan tercinta, Lien Lucy Lasamahu. Luar biasa peran dan perhatiannya. Dorongan dan motivasi nampak dalam diskusi, dan turut membaca naskah, sambil terus menerus memanjatkan Doa untuk menopang tugas ini. Ketiga anak saya Megalistha Pratiwi (Icha), Jesse Maynora (Jesse) dan si bungsu Valentia Sean Satya (Satya). Mereka bertiga turut memberikan energi baru dalam menyusun naskah, saat rasa bosan dan kebuntuan berpikir menghampiri saya. Sekali lagi terima kasih untuk Istri dan ketiga anakku yang selalu setia dalam pergumulan bersama. Begitu hebatnya peran kalian dalam hidup saya.
Seandainya saja, semua orang akan disebutkan satu per satu, karena peran, perhatian dan bantuannya langsung maupun tidak langsung halaman ini akan terurai panjang. Sehingga ijinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang namanya tidak sempat tercatat. Mohon maaf atas hal tersebut. Kalian semua berkontribusi bagi penyelesaian disertasi ini.
“Hanya Doa yang bisa saya ucapkan bagi Bapa di Surga agar mengalirkan berkat-berkatNya setiap waktu
bagi kita semua, kini dan selamanya. Amin”.
Salatiga, 21 Juli 2011