BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki kebanyakan meninggal dunia sebelum dikatakan lansia.
Populasi lansia setiap tahun bertambah, menyebabkan peningkatan kebutuhan lansia akan tempat tinggal. Kehadiran panti saat ini sebagai alternatif yang dipilih oleh keluarga untuk lansia. Berbagai persoalan bagi lanjut usia itu sendiri seperti : penurunan kondisi fisik dan psikis, menurunnya penghasilan akibat pensiun, kesepian akibat ditinggal oleh pasangan atau teman seusia. Secara umum telah diidentifikasi bahwa lanjut usia mengalami penurunan-penurunan fungsi biologis, psikologis, social dan ekonomi. Perubahan ini akan memberi pengaruh yang besar kepada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya (Tamher & Noorkasiani, 2009). Perhatian pemerintah kepada lansia sangat minim. Lansia sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar, sebab lansia saat menghadapi kematian pasti akan mengalami stres dan merasa takut. Secara ekonomi, lansia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Padahal lansia di Panti Werdha bisa di ajari kerajinan tangan yang gampang dan dapat di pasarkan ke pasar untuk menghasilkan uang.
tua. Menurut Brehm dan Kassim (1989), masalah psikologis akibat terpisahnya orang tua dengan keluarga yang dicintai merupakan masalah yang relatif terjadi. Terpisah dengan keluarga dapat menjadi faktor pemicu kesiapan menghadapi kematian bagi lansia, kesiapan tidak akan dipikir positif oleh lansia, dan lansia tidak akan siap untuk menunggu datangnya kematian. Ketika berada di panti dengan orang yang di anggap asing atau orang yang tidak biasa dengan mereka. Lansia akan merasa sedih, sendiri, stres, cemas, dan bahkan akan berdampak pada depresi. Dengan keadaan ini lansia cenderung menyendiri dan tidak memikirkan kesehatannya.
Penelitian dari Mirshra, Bagga, dkk (2004), menemukan bahwa lansia yang tinggal di institusi menderita kesepian dan merasa tidak puas karena harus terpisah dengan keluarga dan komunitas yang lebih luas. Dalam penelitian mereka juga menemukan bahwa lansia yang tinggal pada institusi lebih memiliki kesiapan dari pada yang tidak tinggal pada institusi. Akan tetapi, fenomena yang terjadi di lapangan ketika lansia terpisah dengan keluarga, lansia tersebut tidak memiliki kesiapan atau tidak siap dengan datangnya kematian, dan lansia yang tidak tinggal di panti tidak merasakan kesepian.
bagian dari kehidupan yang merupakan proses menuju akhir kehidupan lansia. Kematian juga akan datang kapan saja dan dialami semua makhluk yang ada di dunia tanpa terkecuali.
Persepsi lansia di panti Wredha Salib Putih Kopeng-Salatiga terhadap kematian sangat penting untuk diteliti karena lansia yang berada di panti, terutama harus menghadapi waktu datangnya kematian seorang diri tanpa keluarga di samping mereka. Lansia lebih siap dan kuat menerima waktu datangnya kematian bila ada keluarga, anak, cucu, bahkan kerabat ada bersama mereka, karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “ Persepsi Lansia Tentang kesiapan Menghadapi Kematian Di Panti Wredha Salib Putih Salatiga”
1.2 Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah Persepsi Lansia Di Panti Wredha Salib Putih Salatiga Tentang Kesiapan Menghadapi Kematian?
1.3 Fokus Penelitian
bagaimana persepsi lansia tentang kesiapan menghadapi kematian di Panti Wredha Salib Putih Salatiga.
1.4 Tujian Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum :
Mendeskripsikan persepsi lansia di Pantai Wredha Salib Putih Salatiga tentang kesiapan menghadapi kematian.
1.4.2 Tujuan Khusus :
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi lansia tentang kesiapan menghadapi kematian
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis
1.5.1.2 Institusi Pengurus Panti
Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pengurus panti, dalam pelayanan kesehatan dengan menentukan bentuk perhatian dan asuhan keperawatan yang baik dan tepat kepada lansia terutama dalam perawatan menghadapi kematian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan perawatan lansia dalam kesiapan menghadapi kematian.
1.5.1.3 Bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan ini akan menjadi masukan dan pengalaman belajar bagi peneliti sendiri untuk nantinya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat dalam pelayanan keperawatan bagi lansia.
1.5.2 Manfaat Teoritis