KONFLI SHIRA NFLIK BATIN RAZY: TINJA FAK UNI
BATIN DALAM NO NJAUAN PSIK PEM NASKAH Pendidikan FAKULTAS K UNIVERSITAS M
M NOVEL BUM N PSIKOLOGI SASTRA
PEMBELAJARA
AH ARTIKEL dikan Bahasa Sas
LENI A 310 080
S KEGURUAN ERSITAS MUHAM
i
BUMI CINTA SASTRA DAN I JARAN SASTRA
KEL PUBLIK Sastra Indone
LENI WAHYUNI A 310 080 063
UAN DAN ILM UHAMMADIYAH
2013
NTA KARYA H DAN IMPLEM STRA DI SMA
PUBLIKASI ILMIAH ndonesia dan Dae
YUNI
N ILMU PENDI ADIYAH SURAK
HABIBURRAH PLEMENTASINY
A
IAH a dan Daerah
1
KONFLIK BATIN DALAM NOVEL BUMI CINTAKARYAHABIBURRAHMAN EL SHIRAZY: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA LENI WAYUNI
A.310080063
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan struktur yang membangun novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy (2) mendeskripsikan konflik batin tokoh Ayyas dalam novel
Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif deskripstif. Objek penelitian ini adalah konflik batin dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer yakni novel Bumi Cintadan sumber data skunder yakni penelusuran lewat internet dan buku-buku lain. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustakan dan catat. Teknik analisis menggunakan teknik pembacaa semiotik yakni pembacaan heuristik dan hermeneutik. Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut. (1) Analisis struktur novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy difokuskan pada: tema, alur, penokohan, dan latar. (2) Konflik batin dalam novel Bumi Cinta terdapat 3 konflik. a) konflik mendekat-mendekat. b) konflik batin mendekat-menjauh. c) konflik menjauh-menjauh. Hasil penelitian ini juga dapat diimpplementasikan ke dalam pembelajaran Sasatra di SMA khususnya kelas XI.
Kata Kunci: Novel Bumi Cinta, Konflik Batin, Psikologi Sastra, Pembelajaran Sastra di SMA
A. PENDAHULUAN
Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Hal itu terbukti dari
banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Semua itu
merupakan hasil karya sastra yang diciptakan oleh para pengarang (penciptanya). Pengarang
dalam menghasilkan sebuah karya sastra merupakan salah satu wujud kemajuan
perkembangan dunia sastra di Indonesia. Kemajuan ini merupakan bukti bahwa di Indonesia
saat ini banyak sekali para pecinta karya sastra.
Menurut Nurgiyantoro (2007:2), karya sastra merupakan hasil cipta atau karya
manusia yang bersifat imajinatif. Sebagai hasil yang imajinatif, sastra berfungsi sebagai
2
menambah kekayaan batin bagi permasalahan manusia, kemanusiaan, dan kehidupan. Salah
satunya adalah novel dikisahkan kehidupan tokoh yang mengharukan atau menyenangkan
dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Karya sastra pada umunya berisi
tentang permasalahan yang terjadi dalam dirinya sendiri. Karena itu, karya sastra memiliki
dunia sendiri yang merupakan hasil dari pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang
diciptakan sastrawan itu sendiri, baik berupa novel, puisi, maupun drama yang berguna
untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Novel Bumi cinta dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. Di
dalamnya terdapat cerita yang menarik, terutama konflik-konflik yang dialami tokoh utama.
Novel Bumi Cinta menceritakan tentang perjuangan seorang santri salaf bernama
Muhammad Ayyas, berjuang mati-matian menghadapi musuh-musuh iman. Ia berjuang
sampai titik darah penghabisan. Musuh iman yang dihadapi tokoh Muhammad Ayyas
adalah Menuhankan kebebasan, free sex, purnografi, dan purnoakasi di negara Rusia.
Psikologi sastra digunakan dalam penelitian sastra berkaitan dengan aspek-aspek
kejiawaan pengarang. Spikologi sastra memberikan dua prioritas pada penelitian sastra yaitu
pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap
karya sastra. Kedua, dengan menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian,
kemudian ditentukan teori-teori spikologi sastra yang relevan untuk melakukan analisis
(Ratna, 2009:343).
Penelitian ini memiliki dua tujuan yang ingin dicapai; 1) Mendeskripsikan unsur-unsur
struktur yang membangun novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy; 2)
Mendeskripsikan konflik batin tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman
El Shirazy berdasarkan tinjauan psikologi sastra.
Menurut Abram (dalam Al-Ma’ruf, 2010:17) novel merupakan merupakan salah satu
genre satra yang di samping cerita pendek, puisi dan drama. Novel adalah cerita atau rekaan
(fuction), disebut juga teks naratif (narrative texs) atau wacana naratif (narrative discourse).
Fiksi berarti rekaan (khayalan), yang merupakan cerita naratif yang isinya tidak menyaran
pada kebenaran sejarah.
Nurgiyantoro (2007:4) berpendapat bahwa novel adalah karya fiksi yang
3
yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut
pandang, yang bersifat imajinatif.
Stanton (2007:22-36) membagi unsur-unsur yang membangun novel menjadi tiga
yakni fakta cerita, tema, sarana cerita
Fakta cerita yaitu cerita yang mempunyai peran sentra dalam karya sastra. Yang
termasuk dalam kategori fakta ceria adalah karakter atau penokohan, alur, dan latar yang
berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Jika dirangkum menjadi
satu, ketiga elemen itu dinamakan tingkatan faktual atau struktur faktual (Stanton, 2007:22).
Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2007:165) penokohan adalah gambaran
tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, keterkaitan, keinginan emosi dan prinsip
moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut.
Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2007:165) penokohan adalah gambaran
tokoh-tokoh dalam cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, keterkaitan, keinginan, emosi,
dan prisip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut.
Dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan adanya
tokoh utama dan tokoh sederhana, dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke
dalam tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Menurut Nurgiyantoro (2007:178-179) tokoh
protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnnya secara populer disebut
hero. Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya konflik.
Berdasarkan perwatakanya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh
sederhana dan tokoh bulat. Tokoh sederhana adalah tokoh yang memiliki suatu kualitas
pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki
dan di ungkapkan diberbagai kemungkinan sisi kehidupanya, sisi kepribadian dan jati diri
(Nurgiyantoro, 2007:181-183).
Menurut Stanton (2007:26) alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam
sebuah cerita. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2007:110) mengemukakan bahwa unsur
fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting
diantara berbagai unsur fiksi yang lain.
Nurgiyantoro (2007:153-155) membedakan alur berdasarkan urutan waktu menjadi
4
campuran. Jadi, alur merupakan jalinan peristiwa yang mmembentuk cerita, sehingga cerita
tersebut dapat dipahami oleh pembaca.
Menurut Stanton (2007:35) latar adalah lingkungan yang melengkapi sebuah
peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung.
Latar menurut Nurgiyantoro (2007:222-223) ada tiga macam yaitu latar tempat, latar
waktu dan latar sosial. Latar tempat adalah yang menyarankan pada lokasi terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu adalah latar yang
berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial adalah latar yang menyarankan pada hal-hal yang
hubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyrakat disuatu tempat yang diceritakan
dalam karya fiksi.
Stanton (2007:36) mengemukakan bahwa tema merupakan makna cerita yang
khusus menerangkan sebagaian besar unsurnnya dengan cara sederhana. Tema bersinonim
denmgan ide utama atau tujuan utama. Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan
makna dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pen galaman begitu
diingat.
Untuk menentukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari
keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita (Nurgiyantoro,
2007:68).
Stanton (2007:47) mengemukakan bahwa sarana sastra adalah metode pengarang
untuk memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna.
Tujuan sarana sastra adalah agar pembaca dapat melihat fakta-fakta cerita mulai
sudut pandang, gaya bahasa, symbol-simbol imajinasi dan juga cara pemilihan judul di
dalam karya sastra.
Menurut Teeuw (1984:135-136) strukturalisme sastra adalah pendekatan yang
menekankan unsur-unsur di dalam segi intrinsik karya sastra. Analisis struktural merupakan
prioritas pertama sebelum yang lain. Tanpa analisis demikian, kebulatan makna intrinsik
yang hanya dapat digali dari karya sastra itu sendiri tidak akan tertangkap. analisis struktural
5
semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua aspek karya sastra yang
bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Ratna (2009:91) mengemukakan bahwa strukturalisme berarti paham mengenai
unsur-unsur, yaitu struktur organisasi dan mekanisme hubungan unsur yang satu dengan
unsur yang lainnya, di pihak lain hubungan antara unsur dengan totalitasnya. Hubungan
tersebut tidak semata-mata bersifat positif, seperti keselarasan, kesesuian, kesepahaman,
tetapi juga negatif seperti konflik dan pertentangan.
Secara definitif strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsur-unsur
karya sastra. Unsur-unsur karya sastra, terutama prosa, antara tema, peristiwa atau kejadian,
latar, penokohan atau perwatakan, alur atau plot, sudut pandang (Ratna, 2009:93).
Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan
peranan studi psikologi. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat
dianalisis konflik batik yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologi (Ratna,
2009:350)
Psikologi sastra adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu
karya yang memuat peristiwa-peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh
tokoh-tokoh faktual. Hal ini merangsang untuk melakukan penjajahan ke dalam batin atau jiwa
untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk beluk manusia yang beraneka ragam (Semi
dalam Sangidu, 2004:30). Mengenai psikologi sastra, pendapat juga disampaikan oleh
Siswantoro (2005:32), yang mengemukakan bahwa psikologi sastra mempelajari fenomena
kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra ketika merespon atau
bersaksi terhadap diri dan lingkungannya, dengan demikian gejala kejiwaan dapat terungkap
lewat tokoh dalam sebuah karya sastra.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi
dan sastra, yaitu (a) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, (b)
memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya sastra, dan (c)
memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca (Ratna, 2009:343 ).
Konflik batin adalah percecokan, perselisihan, atau pertantangan. Dalam sastra
diartikan bahwa konflik batin merupakan ketegangan di dalam cerita rekaan atau drama
yakni pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan
6
Adapun pengertian konflik batin menurut Alwi dkk (2005:587) adalah konflik yang
disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan
untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku.
Jenis konflik batin disebutkan Dirgagunarsa (dalam Sobur, 2009:292-293), bahawa
konflik batin memepunyai beberapa bentuk, anatara lain sebagai berikut: Konflik
Mendekat-Mendekat Approach Conflict), Konflik Mendekat-Mendekat-Menjauh
(Approach-Avoldance Conflict), Konflik Menjauh-Menjauh ((Approach-Avoldance-Avoidace Conflict).
B. METODE PENELITIAN
Kajian konflik batian novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif deskriptif. Artinya
data yang dianalisis dan hasil analisnya berbentuk deskriptif fenomena, tidak berupa
angka-angka atau koefisien tentang hubungan antar variabel (Aminuddin, 1990:16). Strategi
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi terpancang (embedded
research) dan studi kasus (case study) Sutopo (2002:112). Objek yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah konflik batin tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy diterbitkan oleh ihwah publishing house.
Data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Data kualitatif adalah data berupa
kata, gambar dan bukan angka (Aminudin, 1990:16). Sumber data penelitian ini ada dua
macam yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer adalah
sumber data penelitian yang diproses langsung dari sumbernya tanpa melalui perantara
(Siswantoro,2005:54). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Bumi Cinta
karya Habiburrahman El Shirazy. Sumber data skunder yaitu sumber data yang diperoleh
secara tidak langsung atau lewat perantara, tetapi masih berdasarkan pada kategori konsep
(Siswantoro, 2005:54). Sumber data skunder dalam penelitian ini yaitu sumber-sumber yang
didapatkan dari internet, serta buku-buku yang dianggap relevan dengan penelitian ini.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka dan catat.
Teknik pustaka yaitu mempergunakan sumber-sumber tertulis yang digunakan, diperoleh
sesui dengan masalah dan tujuan pengajian sastra, dalam hal ini tinjauan-tinjauan psikologi
7
kunci dengan melakukan penyimakan secara cermat, terarah dan teliti terhadap sumber
primer (Subroto dalam Al-Ma’ruf, 2010:356).
Dalam penelitian ini teknik validasi data digunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi
merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif.
Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu sudut pandang
di luar data itu (Sutopo, 2002:92). Patton (dalam Sutopo, 2002:78) menyatakan ada empat
macam teknik trianggulasi, yaitu: trianggulasi data (data trianggulation), trianggulasi
peneliti (investigation trianggulation), trianggulasi metodologi (methodoilogical
trianggulation), trianggulasi teoritis (theoretical trianggulation)
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pembacaan
heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan menurut konvensi atau
struktur bahasa (pembacaan semiotik tingkat pertama). Adapun pembacaan hermeneutik
adalah pembacaan ulang dengan memberikan interprestasi berdasarkan konvensi sastra
(pembacaan semiotik tingkat kedua), (Al-Ma’ruf, 2010:33).
Kerja heuristik menghasilkan pemahaman makna secara harfiah makna tersurat
actual meaning (Nurgiyantoro, 2007:33). Hermeneutik adalah sebuah upaya untuk membuat
sesuatu yang gelap, remang-remang, abstrak dalam suatu teks menjadi jelas atau terang
(Al-Ma’ruf, 2010:76).
C. HASIL PEMBAHASAN
1. Struktur Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. a. Tema
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan pengalaman manusia,
menyorot, dan mengacu pada aspek kehidupan sehingga ada nilai-nilai tertentu yang
melingkupi cerita. Tema merupakan elemen yang relevan dengan setiap peristiwa dan
detil sebuah cerita sehingga bagian awal dan akhir cerita menjadi sesui dan memuaskan
pembaca (Stanton, 2007:36-38).
Tema dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yaitu perjuangan
8
memperjuangkan keimananya, ditengah-tengah kehidupan nonik-nonik muda Rusia
yang kecantikanya tiada tara dan negara yang menjunjung tinggi seks bebas, ponografi,
pornoaksi dan segala bentuk kemaksiatan yang ada yaitu negara Rusia dengan moskwa
sebagai ibu kotanya.
b. Fakta Cerita 1) Alur
Plot atau alur merupakan unsur-unsur fiksi yang penting, bahkan tak
sedikit orang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi
yang lain. Kejelasan tentang kaitanya antar peristiwa yang dikisahkan secara linear,
akan mempermudah pemahaman kita terhadap cerita yang ditampilkan. Kejelasan
cerita, kesederhanaan plot berarti kemudahan cerita dimengerti (Nurgiyantoro,
2007:110).
Menurut Stanton (2007:26) alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa
dalam sebuah cerita. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2007:110) mengemukakan
bahwa unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang yang menganggapnya
sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur fiksi yang lain.
Di bawah ini hasil analisis mengenai alur novel Bumi Cinta karya
Habiburraham El Shirazy ada beberapa tahap dalam penceritan, antara lain: 1) Tahap
penyituasian: 2) Tahap pemunculan konflik; 3) Tahap Peningkata Konflik; 4) Tahap
Klimak. 5) Tahap menyelesaian. Alur Bumi Cinta dalam betuk bagan dapat
disimpulkan secara garis besar yang digambarkan sebagai berikut.
A B C D E
Berdasarkan bagan di atas diuraikan kronologi alur dalam novel. A (tahap
penyituasian) Kedatangan Ayyas di Moskwa untuk mengerjakan tesisnya mengenai
sejarah Rusia pada masa pemerintahan Stalin. B (tahap pemunculan konflik) Ayyas
harus tinggal satu apartemen dengan dua gadis Rusia. C (tahap peningkatan konflik)
peritiwa ini ditandai saat Ayyas melihat Linor sedang melakukan zina dengan seorang
lelaki bule di atas sofa ruang tamu. Ayyas bersujud dan menangis memohon kepada
Allah agar tidak diuji dengan ujian yang yang ia tidak mampu melewatinya dengan
9
apartemen dengannya telah berprofesi sebagai seorang pelacur kelas atas yaitu
Yelena. E (tahap penyelesaian) Setelah Ayyas memutuskan untuk tinggal dengan pak
Joko, Ia merasa tentram, aman dari fitnah perempuan. Kembalinya Yelena mempercai
Tuhan, kembali memeluk agama Islam dan ingin hidup normal. Insyafnya Linor yang
sekarang menjadi seorang muslim. Ayyas menemukan cinta sejatinya yaitu Sofia
alias Linor.
2) Penokohan
Dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengenbangan plot dapat dibedakan adanya
tokoh utama dan tokoh sederhana, dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan
ke dalam tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Menurut Nurgiyantoro (2007:178-179)
tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnnya secara
populer disebut hero. Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya konflik.
Penokohan adalah pelukisan penggambaran yang jelas tentang seorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones, dalam Nurgiyantoro, 2007:165). Penokohan
dapat dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Dalam
novel Bumi Cinta tokoh utamanya adalah Muhammad Ayyas, karena mendominasi
cerita dari awal sampai akhir. Ayyas adalah sorang pemuda yang mempunyai keiamanan
yang tinggi. Sementara yang termasuk tokoh tambahan adalah Devid, Yelena, Linor.
3) Latar
Menurut Stanton (2007:35) latar adalah lingkungan yang melengkapi sebuah
peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung.
Latar adalah keterangan yang mengacu pada waktu, tempat, dan suasana yang
terdapat dalam karya satra (Abrams, dalam Nurgiyantoro, 2007:216). Latar merupakan
segala keterangan yang mengacu pada waktu, tempat, dan kehidupan sosial masyarakat
dalam sebuah karya sastra.
Latar yang terdapat dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
10
smolenskaya, Stasiun Arbatkaya, MGU, Blue Mosque, KBRI (Kedutaan Besar Republik
Indonesia)
2. Konflik Batin dalam Novel Bumi Cinta
a. Konflik Mendekat-Mendekat (Approach-Avoidance Conflict)
Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya positif
(menyenangkan atau menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih
satu diantaranya (Dirgagunarsa dalam Sobur, 2009:292-293).
Ayyas merasa tidak layak menolak permintaan Sofia alias Linor. Sebenarnya
suatu kehormatan untuk Ayyas jika dia mendampingi Sofia yang telah mewakafkan diri.
Tiba-tiba hati Ayyas basah ia ingin memanggil Sofia dan mengatakan kesediaannya. Ia
mengurungkan niatnya berniat mengontak Sofia dan mengajaknya kerumah ustad Imam
Hasan untuk menyampaikan kesediaannya menerima tawaran Sofia. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
“Sejatinya, ia merasa Sofia yang baru saja menemuinya tidak layak ditolak keinginan sucinya. Sofia telah hijrah. Dan ia ingin menyempurnakan hijrahnya bersama dirinya. Sesungguhnya, merupakan suatu kehormatan jika dirinya bisa mendampingi Sofia mewakafkan diri berjuang dijalan Allah. Adakah yang lebih mulia dari orang yang menyerahkan jiwa dan raganya di jalan Allha?
“Tak terasa hati Ayyas basah, ia tidak berkuat diam diri. Tiba-tiba kakinya melangkah menuju jendela. Ia ingin melihat Sofia, dan kalau sempat ia ingin memangilnya. Ayyas bergegas menuju jendela. Dari jendela ia melihat Sofia melangkah semakin jauh. Jilbabnya yang putih berkelebat. Ia ingin memanggil Sofia dan mengattakan kesediahannya, tetapi ia merasa Sofia tidak akan mendengarnya.
“sesaat Ayyas terpaku di depan jendela. Ia ingin berlari turun dan mengejar Sofia. Tetapi entah kenapa ia ragu? Apakah itu tidak seperti anak-anak remaja yang sedang jatuh cinta di sinetron-sinetron Indonesia? Ia mengurunkan niatnya. Ia berniat setelah shalat Isya’ ia akan mengontak Sofia dan mengajaknya bertemu di rumah Imam Hasan Sadulayev, atau di suatu tempat yang aman dari fitnah, daan ia akan menyampaikan kesediaanya menerima tawaran Sofia.”(BC, 2011:540-541)
b. Konflik Batin Mendekat-Menjauh
Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama timbul dua motif yang berlawanan
11
menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi
objek itu (Dirgagunarsa dalam Sobur, 2009:292-293).
Konflik mendekan-menjauh ini dialami oleh Ayyas, ketika Yelena menawarkan
untuk makan bersama di ruang tamu. Ayyas takut tidak dapat menjaga pandangan kepada
Yelena, namun Ayyas terpaksa keluar karena untuk menghormati Yelena. Unsur
positifnya Ayyas menghormati Yelena. Unsur negatifnya Ayyas takut tidak dapat
menjaga pandangan kepada Yelena, karena mereka duduk berhadapan. Hal ini dapat
dilihat dalam kutipan berikut.
“Ayyas merasa ujiannya itu datang juga. Makan berdua dengan perempuan cantik seperti Yelena? Ia berdoa kepada Allah agar menjaga diri dan imannya. “Maaf saya baru saja makan, tadi sebelum shalat.”
“Tolong jangan ditolak kalau, ini hanya semacam ucapan selamat datang dari tetangga kamar.”
“Aduh maaf Yelena.
“Tolong jangan tolak kalau kamu menghormati orang Rusia.” Tegas Yelena. “Ayyas terpaksa keluar dari kamarnya da makan bersama Yelena di ruang tamu. Yelena mengambil tempat duduk tepat beradapan dengan Ayyas. Pemuda yang pernah kuliah di Madinah itu banyak menunduk, ia berperang melawan dirinya sendiri, berusaha sekuat tenaga untuk menjaga pandangan.”(BC, 2011:50)
c. Konflik Batin Menjauh-Menjauh
Konflik ini terjadi apabila saat yang bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan
muncul kebimbangan karena menjauhi motif yang satu berarti harus memenuhi motif
yang lain juga negatif (Dirgagunarsa dalam Sobur, 2009:292-293).
Konflik menjauh-menjauh dialami Ayyas saat melihat Linor sedang melakukan
dosa besar yang sangat dibenci Allah ia langsung beristigfar. Kemaksiatan yang
dilakukan Linor membuat hati dan tubuh Ayyas langsung kaku. Ia langsung teringat
dengan nasehat Imam Hasan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
“Ayyas membuka pintu dan terkejut bukan kepalang. Ayyas menyaksikan adegan yang tidak boleh disaksikan oleh siapapun. Ayyas langsung memalingkan mukanya dan beristighfar sejadi-jadinya. Di atas sofa Linor bergumul dengan seorang lelaki bule dan melakukan hal yang diharamkan oleh semua agama. Tubuh Ayyas langsung kaku. Ia tidak tahu harus berbuat apa.”Hei kawan kenapa berdiri saja di situ, kemarilah!” Lelaki bule itu menyapanya dan terang-terangan mengajaknya berbat dosa besar yang tudak pernah ia bayangkan samasekali.
12
di telinganya dan menyebarkan kekuatan imam ke seluruh syaraf-syarafnya.”(BC, 2011:114)
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konflik batin yang
dialami tokoh Ayyas dalam novel Bumi Cinta dengan menggunakan pendekatan
spikologi sastra. Dikaji melalui tiga jenis konflik batin yang dikemukakan oleh
Dirgagunarsa (dalam Sobur, 2009:292-293), yaitu (1) Konflik Mendekat-Mendekat
(Approach-Approach Conflict), (2) Konflik Mendekat-Menjauh (Approach- Avoidace
Conflict), dan (3) Konflik Menjauh-Menjauh (Avoidance-Avoidance Confklict).
3. Implikasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Sastra di SMA
Hasil analisis dari novel Bumi Cinta dapat diimplikasikan dalam pembelajaran di
sekolah khususnya untuk SMA kelas XI untuk memberikan motivasi kepada peserta didik
agar muncul kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi dalam menjaga atau melestarikan
budaya di sekitarnya. Hal ini dikarenakan anak SMA cenderung mudah untuk terpengaruh
terhadap budaya atau kebiasaan asing yang belum tentu baik jika diterapkan di dalam
masyarakat.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy, dapat disimpulkan bahwa novel Bumi Cinta mempunyai
hubungan fungsional antarunsur sebagai berikut.
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah perjuangan seorang pemuda bernama
Muhammad Ayyas mempertahankan keimanannya di tengah-tengah negara bebas free sex,
pornografi, pornoaksi dan berbagai kejahatan yang ada di Rusia. Novel Bumi Cinta
mengangkat permasalahan seorang dalam memperjuangkan keimanan. Alur dalam novel
Bumi Cinta adalah maju (progresif). Penokohan terdiri dari Muhammad Ayyas sebagai
tokoh utama, Devid, Yelena, Linor sebagai tokoh tambahan. Latar dalam peneliti ini
meliputi latar waktu, latar tempat dan latar sosial. Latar tempat merupakan terjadinya kisah
yaitu negara Rusia. latar waktu digambarkan pada musim dingini sampai musim semi antara
kurun waktu 3 bulan sampai 5 bulan terjadi pada tahun 2006. Latar sosial mengambil latar
13
Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Bumi Cinta dengan menggunakan
pendekatan spikologi sastra, khususnya analisis mengenai konflik batin tokoh Ayyas dikaji
melalui tiga jenis konflik batin yang dikemukakan oleh Dirgagunarsa (dalam Sobur,
2009:292-293), yaitu (1) Konflik Mendekat-Mendekat (Approach-Approach Conflict), (2)
Konflik Mendekat-Menjauh (Approach- Avoidace Conflict), dan (3) Konflik
Menjauh-Menjauh (Avoidance-Avoidance Confklict).
Novel Bumi Cinta sangat relevan untuk dijadikan sebagai materi pembelajaran di
SMA. Konflik batin tokoh utama dalam novel Bumi Cinta dapat menjadi pelajaran untuk
peserta didik menjadi lebih baik.
E. DAFTAR PUSTAKA
Al-Ma’ruf, Ali Imran. 2010. Kajian Stilistika, Perspektif Kritik Holistik. Surakarta: UNS Press.
Alwi, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Aminuddin. 1990. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Agensindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkaji Fiksi.Cetakan Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kunta. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Sangidu. 2004. Penelitian Sastra Pendekatan Teori, Metode, Teknik dan Kiat. Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Shirazy. El Habiburrahman. 2011. Bumi Cinta. Jakarta: Ihwah Publising House.
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Stanton. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Terjemahan Sugi Hastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.