• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT

WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG

CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

oleh

FITRIA APRIANTY NURHENDA NIM 1100019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN

BANDUNG BARAT

Oleh

Fitria Aprianty Nurhenda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure pada Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Fitria Aprianty Nurhenda 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

Fitria Aprianty Nurhenda NIM 1100019

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN

BANDUNG BARAT

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

(4)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

(5)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN

BANDUNG BARAT ABSTRAK

oleh:

Fitria Aprianty Nurhenda 1100019

Curug Pelangi merupakan destinasi wisata alam yang berada di Kabuoaten Bandung Barat. Demi meningkatkan minat berkunjung wisatawan maka pihak pengelola melakukan inovasi dengan membuat man made attraction baru yaitu lampu pelangi, namun ternyata jumlah kunjungan wisatawan justru menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atraksi wisata (x) terhadap minat berkunjung wisatawan (y) di Curug Pelangi. Objek dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Curug Pelangi, dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif verifikatif dan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan pengambilan sampel berdasarkan rumus Slovin sejumlah 100 responden. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana. Hasil olah data penelitian ini menunjukkan bahwa atraksi wisata berpengaruh secara positif signifikan dengan persamaan Y=12,543+0,313X. Artinya saat atraksi wisata bernilai nol maka minat berkunjung wisatawan sebesar 12,543. Saat nilai (x) meningkat satu satuan maka nilai (y) juga akan meningkat satu satuan. Semakin meningkat atraksi wisata yang ada, maka minat berkunjung akan turut meningkat. Penulis merekomendasikan agar pengelola dapat meningkatkan cara pengemasan atraksi wisata alam dan atraksi wisata buatan yang ada agar dapat lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Curug Pelangi. Penulis juga menghimbau agar seluruh stakeholder dapat bersama-sama mewujudkan wisata yang dapat mengedukasi wisatawannya mengenai pentingnya menjaga alam serta pentingnya keselamatan saat berwisata.

(6)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECT OF TOURIST ATTRACTION TO TOURIST VISITING INTEREST IN CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN

BANDUNG BARAT)

ABSTRACT

by:

Fitria Aprianty Nurhenda 1100019

Curug Pelangi is a natural tourist destination, which is located in Kabupaten Bandung Barat. In order to enhance the tourist interest, the management made an innovation by creating a rainbow lights. But the number of tourist rates unexpected decreasing. This research is conducted to analyze the effect of tourist attractions (x) toward the tourists interest (y) in Curug Pelangi. The object of this research is the tourist who visits the Curug Pelangi. The study was conducted by using descriptive verificatice and quantitative approach. The research instrument used was a questionnaire by sampling based on Slovin formula i.e. 100 respondents. Using simple linear regression analysis, the result indicates that the tourist attractions are significant positive influence the tourists interest with the equation Y = 12.543 + 0,313X. When the value of tourist attraction is zero, the value of tourist interest is 12.543. If the value of (x) increased by one unit of measure then the value of (y) also increase one unit of measure. It means that the increasing of tourist attractions will contribute to the improvement of tourist interest. The author recommends that the managers should improve the packaging natural attractions and manmade attractions to attract the tourist interest to visit the Curug Pelangi. Moreover, the authors also urge to all of the stakeholders in order to could come together to educate the tourist about the importance of nature and the importance of the safety when traveling.

(7)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Wisata Alam ... 8

B. Atraksi Wisata Alam ... 10

C. Minat Berkunjung Wisatawan ... 14

D. Pengaruh Atraksi Terhadap Minat Berkunjung ... 16

E. Hipotesis Penelitian ... 18

F. Kerangka Pemikiran ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Lokasi Penelitian) ... 21

(8)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel ... 21

D. Variabel Penelitian ... 24

1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 24

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 29

1. Skala Pengukuran ... 29

2. Method Success Interval (MSI) ... 30

3. Uji Validitas ... 31

4. Uji Reliabilitas ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 36

1. Garis Kontinum ... 36

2. Uji Asumsi Klasik Regresi ... 37

3. Analisis Regresi Linier Sederhana... 39

4. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Profil Kawasan Wisata Curug Pelangi ... 44

1. Gambaran Umum Curug Pelangi... 44

2. Atraksi Wisata di Curug Pelangi ... 46

3. Fasilitas Wisata di Curug Pelangi ... 49

B. Profil Pengunjung Curug Pelangi ... 51

C. Tanggapan Responden Mengenai Atraksi Wisata Curug Pelangi ... 57

D. Tanggapan Responden Mengenai Minat Berkunjung di Curug Pelangi ... 77

E. Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Minat Berkunjung di Curug Pelangi ... 87

1. Uji Asumsi Klasik Regresi ... 87

2. Analisis Regresi Linier Sederhana... 91

3. Uji Hipotesis ... 92

(9)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Simpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN ... 109

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 137

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan ke Bandung Tahun 2012 ... 3

Tabel 1.2. Data Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Bandung Tahun2012 ... 3

Tabel 1.3. Data Kunjungan Wisatawan Curug Pelangi 2014. ... 5

Tabel 2.1. Kajian Empiris Penelitian Terdahulu. ... 17

Tabel 3.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Curug Pelangi 2014. ... 22

Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel. ... 25

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel (x). ... 31

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel (y). ... 33

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Variabel (x). ... 35

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel (y). ... 35

Tabel 3.6. Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... 39

Tabel 3.8. Kategori Korelasi ... 41

Tabel 3.9. Matriks Jenis, Teknik Pengumpulan, Alat Analisis & Tampilan Data...43

Tabel 4.1. Tanggapan Responden Mengenai Keunikan Atraksi Wisata. ... 58

Tabel 4.2. Tanggapan Responden Mengenai Kelangkaan Atraksi Wisata ... 60

(10)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.4. Tanggapan Responden Mengenai Seasonitas Atraksi Wisata ... 65

Tabel 4.5. Tanggapan Responden Mengenai Sensitifitas Atraksi Wisata ... 68

Tabel 4.6. Tanggapan Responden Mengenai Aksesbilitas Atraksi Wisata ... 70

Tabel 4.7. Tanggapan Responden Mengenai Fungsi Sosial Atraksi Wisata ... 72

Tabel 4.8. Tanggapan Responden Mengenai Rekapitulasi Atraksi Wisata ... 74

Tabel 4.9. Tanggapan Responden Mengenai Minat Transaksional ... 77

Tabel 4.10. Tanggapan Responden Mengenai Minat Referensial ... 79

Tabel 4.11. Tanggapan Responden Mengenai Minat Preferensial ... 81

Tabel 4.12. Tanggapan Responden Mengenai Minat Eksploratif ... 83

Tabel 4.13. Tanggapan Responden Mengenai Rekapitulasi Minat Berkunjung ... 85

Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas ... 87

Tabel 4.15. Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... 90

Tabel 4.16. Hasil Uji Autokorelasi ... 90

Tabel 4.17. Hasil Penghitungan Model Regresi ... 92

Tabel 4.18. Kategori Korelasi ... 93

Tabel 4.19. Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi ... 93

Tabel 4.20. Hasil Uji T ... 94

(11)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Kerangka Pemikiran ... 20

Gambar 3.1. Garis Kontinum ... 37

Gambar 4.1. Denah Lokasi Curug Pelangi ... 44

Gambar 4.2. Denah Wisata Curug Pelangi ... 45

Gambar 4.3. Curug Pelangi ... 46

Gambar 4.4. Flora di Sekitar Curug Pelangi ... 47

Gambar 4.5. Fauna di Sekitar Curug Pelangi ... 48

Gambar 4.6. Panorama Alam di Sekitar Curug Pelangi ... 49

Gambar 4.7. Fasilitas di Curug Pelangi ... 50

Gambar 4.8.Profil Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Gambar 4.9. Profil Pengunjung BerdasarkanUsia ... 52

(12)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.11 Profil Pengunjung BerdasarkanTingkat Pendidikan ... 54

Gambar 4.12 Profil Pengunjung BerdasarkanProfesi ... 54

Gambar 4.13 Profil Pengunjung BerdasarkanJumlah Kunjungan ... 55

Gambar 4.14 Profil Pengunjung BerdasarkanSumber Informasi ... 56

Gambar 4.15 Profil Pengunjung BerdasarkanTeman Berwisata ... 57

Gambar 4.16 Garis Kontinum Keunikan Atraksi WIsata ... 59

Gambar 4.17 Garis Kontinum KelangkaanAtraksi WIsata ... 61

Gambar 4.18 Garis Kontinum Keindahan Atraksi WIsata ... 64

Gambar 4.19 Garis Kontinum Seasonitas Atraksi WIsata ... 66

Gambar 4.20 Garis Kontinum Sensitifitas Atraksi WIsata ... 69

Gambar 4.21 Garis Kontinum Aksesbilitas Atraksi WIsata ... 71

Gambar 4.22 Garis Kontinum Fungsi Sosial Atraksi WIsata ... 73

Gambar 4.23 Garis Kontinum Rekapitulasi Atraksi Wisata ... 75

Gambar 4.24 Garis Kontinum Minat Transaksional ... 78

Gambar 4.25 Garis Kontinum Minat Referensial ... 80

Gambar 4.26 Garis Kontinum Minat Preferensial ... 82

Gambar 4.27 Garis Kontinum Minat Eksploratif ... 84

Gambar 4.28 Garis Kontinum Rekapitulasi Minat Berkunjung ... 86

(13)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER ... 109

LAMPIRAN 2 SK PEMBIMBING SKRIPSI DAN SK SIDANG ... 112

LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN ... 114

LAMPIRAN 4 TABULASI VARIABEL X DAN Y ... 116

LAMPIRAN 5 VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X DAN Y ... 121

LAMPIRAN 6 HASIL MSI VARIABEL X DAN Y ... 127

(14)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang wilayahnya terbentang sepanjang 3.977 mil diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dengan luas daratan 1.922.570 km² dan luas perairan 3.257.483 km².

Di antara wilayahnya yang begitu luas, Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu berlimpah. Dimana seluas 62% lahan di Indonesia terdiri dari hutan-hutan yang menyimpan begitu banyak keanekaragaman hayati baik itu flora maupun fauna.

Dewasa ini, pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia, dimana pada tahun 2009 pariwisata menempati urutan ketiga dalam penerimaan devisa terbesar setelah komoditi migas dan minyak kelapa sawit.

Salah satu potensi wisata penting yang dimiliki Indonesia adalah kekayaan alamnya. Dengan iklim yang tropis, tercipta keanekaragaman flora dan fauna di alam Indonesia sehingga menjadikan alam Indonesia sebagai salah satu potensi wisata yang menarik baik bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

(15)

2

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab atas pelestarian areal, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat.

Kekayaan alam Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara yang diperhitungkan dalam industri pariwisata dunia, dimana bukan hanya keindahan laut dan pantai, namun Indonesia juga memiliki pegunungan, danau, hutan dan kekayaan alam lainnya yang berpotensi sebagai peluang pengembangan pariwisata Indonesia.

Begitu banyak wisatawan yang memilih mengisi waktu luangnya untuk menikmati daya tarik wisata di Indonesia. Dalam sebuah artikel berita disebutkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada bulan Desember 2014 menyentuh angka 915.334 wisman. Jumlah tersebut memecahkan rekor kunjungan wisman ke Indonesia. Menurut BPS sampai saat ini Indonesia menduduki urutan ke 7 di ASEAN. Menteri Pariwisata, Arif Yahya optimistis target 10 juta wisman di tahun 2015 dapat tercapai. Bahkan, Arief percaya di tahun 2019 sektor pariwisata dapat menjadi penyumbang devisa nomor satu bagi Indonesia. (Metronews.com, Jakarta)

Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak potensi ekowisata adalah Provinsi Jawa Barat. Dimana sebagian daratannya merupakan bentang alam indah yang terdiri dari pegunungan, hutan, sungai dan danau sehingga menjadikan alam Jawa Barat sebagai daya tarik untuk berwisata. Sesuai dengan yang dikemukakan dalam UU Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

(16)

3

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wisatawan mancanegara datang ke Indonesia dengan tujuan berlibur. Sedangkan di Jawa Barat sendiri, salah satu penyumbang wisatawan mancanegara terbesar adalah Kabupaten Bandung Barat, hal tersebut dibuktikan dalam tabel berikut.

Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan ke Bandung Tahun 2012

1. Kabupaten Bandung 62.101 5.583.468 5.645.569 2. Kabupaten Bandung

Barat 278.027 1.278.179 1.556.206

3. Kota Bandung 30.178 1.431.290 1.461.468

Sumber: Disparbud Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat(2012)

Diantara banyak daerah tujuan wisata yang ada di Jawa Barat, salah satu tujuan wisata yang menjadi favorit wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara adalah wilayah Bandung. Dimana wilayah Bandung terdiri dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Kabupaten Bandung Barat atau biasa disingkat dengan sebutan KBB berada di bagian utara Kota Bandung. Kabupaten ini memiliki cukup banyak kawasan wisata alam. Mulai dari kawasan wisata milik pemerintah, maupun kawasan wisata yang dikelola oleh swasta. Berikut ini merupakan data potensi objek dan daya tarik wisata di Bandung.

(17)

4

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kabupaten Bandung Barat 26 10 3 39

3. Kota Bandung 3 3 8 14

Sumber: Disparbud Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat (2012)

Dari tabel data tersebut, diketahui bahwa Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu kabupaten yang memiliki cukup banyak potensi objek dan daya tarik wisata, terutama adalah objek wisata alam.

Salah satu kawasan wisata milik pemerintah yang ada di Kabupaten Bandung Barat adalah Curug Cimahi. Curug (air terjun) ini merupakan air terjun alami yang berasal dari aliran Sungai Cimahi. Curug ini merupakan curug tertinggi di kawasan Bandung dan sekitarnya yaitu dengan ketinggian sekitar 85 meter. Selain keindahan air terjun, kawasan wisata ini juga menawarkan keindahan panorama hutan alami serta keragaman flora dan fauna di dalamnya.

Namun nama Curug Cimahi kini lebih populer sebagai Curug Pelangi karena pengelola Curug Cimahi melakukan inovasi demi mengatasi kejenuhan wisatawan dan minat wisatawan untuk berkunjung juga ikut meningkat. Pengelola Curug Cimahi berinovasi memadukan atraksi wisata alam dan atraksi wisata buatan yaitu lampu warna-warni yang memperindah pemandangan curug pada malam hari.

Inovasi ini dilakukan demi meningkatkan keunikan curug sehingga jumlah kunjungan wisatawan meningkat seiring meningkatnya minat wisatawan terhadap atraksi yang ada di Curug Pelangi. Karena salah satu faktor penting yang mempengaruhi kunjungan wisatawan adalah atraksi wisatanya. Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Gunn (Pitana dan Gayatri, 2005, hlm. 102) bahwa,

“the attraction represent the most important reasons for travel to destinations.”

(18)

5

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu Bapak Usep, beliau mengatakan bahwa hal tersebut terjadi bukan dikarenakan pengaruh adanya atraksi lampu pelangi melainkan karena pada bulan-bulan tersebut curah hujan cukup deras sehingga pengelola tidak mengizinkan pengunjung untuk masuk ke kawasan inti curug dan banyak pengunjung yang mengurungkan niatnya untuk datang karena tidak dapat menjangkau area inti curug (18/02/14 11:52). Berikut ini merupakan tabel data kunjungan wisatawan Curug Pelangi pada tahun 2014.

Tabel 1.3.Data Kunjungan Wisatawan Curug Pelangi Tahun 2014

No. Bulan Jumlah Wisatawan Tahun 2014

1 Januari 3.962

2 Februari 2.000

3 Maret 2.070

4 April -

5 Mei -

6 Juni -

7 Juli 4.012

8 Agustus 3.188

9 September 1.320

10 Oktober 3.438

11 November 3.082

12 Desember 2.068

Jumlah 25.140

Sumber: Perum Perhutani KPH Bandung (2014)

(19)

6

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada teori yang disampakan oleh Gunn dalam Pitana dan Gayatri (2005, hlm. 102) bahwa daya tarik mewakili alasan terpenting untuk pergi ke suatu destinasi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka menemukan seberapa besar pengaruh atraksi terhadap minat berkunjung wisatawan ke kawasan wisata alam Curug Pelangi. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan mengangkat judul:

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN

BANDUNG BARAT”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan tersebut, maka berikut ini merupakan rumusan permasalahan yang paling mendasar:

1. Bagaimana atraksi wisata di Curug Pelangi?

2. Bagaimana minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi?

3. Bagaimana pengaruh atraksi wisata terhadap minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi daya tarik atraksi wisata di Curug Pelangi. 2. Mengidentifikasi minat berkunjung wisatawan Curug Pelangi.

3. Menganalisis pengaruh atraksi wisata terhadap minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi.

D. MANFAAT PENELITIAN

(20)

7

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya mengenai atraksi wisata dan minat berkunjung, serta menjadi tambahan referensi pustaka bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan serta pengalaman sebagai bentuk aplikasi dari perkuliahan yang telah dilaksanakan.

b. Bagi Pengelola

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan mengenai atraksi wisata demi meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Curug Pelangi.

E. STRUKTUR ORGANISASI

Penulisan penelitian ini disusun dengan menggunakan standar sistematika penulisan dalam buku Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2014, yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, , tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.

BAB II Kajian Pustaka

Berisi teori-teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran peneliti.

(21)

8

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berisi penjabaran mengenai metode yang digunakan dan penjelasan seperti : Lokasi, Desain Penelitian, Populasi, Sampel, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV Temuan dan Pembahasan

Berisi penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.

BAB V Simpulan dan Rekomendasi

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi yang diberikan oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

(22)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Curug Pelangi atau sebelumnya dikenal dengan nama Curug Cimahi tepatnya berada di Jl. Kolonel Masturi, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Curug ini berada kurang lebih 10 kilometer dari Kota Cimahi ke arah Lembang atau 20 km (sekitar 1 jam) dari kota Bandung. Curug ini merupakan curug tertinggi yang ada di wilayah Bandung dan sekitarnya yaitu dengan ketinggian air tejun 85 meter. Curug ini berada di ketinggian 1050 m dpl dengan suhu di kawasan ini berkisar 18-22 derajat Celsius.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Hasan (2002, hlm. 22), metode deskriptif adalah suatu metode yang menitikberatkan kepada observasi dan suasana ilmiah, digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara aktual dan cermat. Sedangkan maksud penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data di lapangan.

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis mengenai pengaruh atraksi wisata (x) terhadap minat berkunjung wisatawan (y) ke Curug Pelangi. Dengan tujuan agar dapat memperoleh keterkaitan antara kemenarikan atraksi wisata terhadap minat berkunjung wisatawan. Metode deskriptif dalam penelitian ini akan menggunakan data kuantitatif yang nantinya akan diolah secara statistik. C. Populasi Dan Sampel

(23)

22

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuailitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 61). Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan data yang terdapat pada suatu wilayah yang dijadikan lokasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan lokal maupun asing yang datang berkunjung ke Curug Pelangi pada satu tahun terakhir yaitu tahun 2014.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh wisatawan yang berkunjung ke Curug Pelangi satu tahun terakhir yaitu tahun 2014.

Tabel 3.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Curug Pelangi Tahun 2014

No. Bulan Jumlah Wisatawan Tahun 2014

1. Januari 3.962

2. Februari 2.000

3. Maret 2.070

4. April -

5. Mei -

6. Juni -

7. Juli 4.012

8. Agustus 3.188

9. September 1.320

10. Oktober 3.438

11. November 3.082

12. Desember 2.068

Jumlah 25.140

(24)

23

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 81) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Pada penelitian ini sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :

Dimana :

n = ukuran sampel minimal N = ukuran populasi

e = tingkat kesalahan (umumnya adalah 10% atau 0,1 untuk populasi dalam jumlah besar dan 20% atau 0,2 untuk populasi dalam jumlah kecil)

Dalam menentukan jumlah sampel diperlukan ukuran populasi yang mengacu pada data tingkat kunjungan terbaru di Curug Pelangi yang diperoleh peneliti sebelum memulai penelitian, yakni data kunjungan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 25.140 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah sebesar 10%. Berdasarkan data kunjungan tersebut, maka didapat jumlah sampel yang akan diambil yaitu:

n = N (1+Ne²)

n = 25.140 1+ (25.140 (0,1) ²)

(25)

24

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 100 orang pengunjung Curug Pelangi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang /kesempatan sama bagi setiap unsur aggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan sampling insidental, yaitu responden merupakan siapa saja pengunjung yang ditemui oleh peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian terdapat variabel-variabel yang nantinya variabel tersebut akan menjadi suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan, hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2009, hlm. 59) yang menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti yang selanjutanya akan diimplementasikan lebih lanjut hasilnya. Pada penelitian ini variabel dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah atraksi wisata (x). Dimana Shackley dalam Fandeli (2001, hlm. 237) menjelaskan bahwa dalam suatu destinasi, terdapat beberapa atraksi dari kekayaan alam (natural attraction) dan sebagian atraksi buatan (man made attraction).

Dimana variabel untuk mengetahui gejala alam yang merupakan salah satu butir dari potensi daya tarik alam, diuraikan oleh Avenzora (2008, hlm. 252-253) sebagai berikut :

1) Keunikan gejala alam merupakan suatu yang dimiliki sebuah kawasan namun tidak memiliki kesamaan dengan yang lain.

(26)

25

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Keindahan gejala alam yaitu komposisi dari mulai nuansa bentuk, warna, dimensi ukuran, nuansa ruang,dan nuansa visual

4) Seasonality gejala alam yang memang hanya bisa dinikmati pengunjung pada hari-hari tertentu atau bahkan pada periode-periode tertentu

5) Sensitifitas gejala alam yang dinilai memiliki tingkat sensitifitas dengan pengunjung yang datang

6) Aksesibilitas gejala alam yaitu mencakup pada dapat dijangkaunya potensi alam tersebut oleh pengunjung

7) Fungsi sosial gejala alam yang memang diyakini dapat dipercaya oleh masyarakat sekitar.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat berkunjung (y). Dimana teori minat berkunjung diadaptasi dari teori minat beli, Ferdinand (2002, hlm. 129) mengemukakan bahwa, minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

(27)

26

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel

Variabel (x) Sub

Variabel (x) Indikator Skala Item

Atraksi Wisata

(28)

27

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Seasonitas

Tingkat ketertarikan berkunjung ke Curug Pelangi saat malam hari

Ordinal 13

Tingkat ketertarikan berkunjung ke Curug Pelangi saat siang hari

Ordinal 14 Pelangi saat musim hujan

Ordinal 16

Sensitifitas

(29)

28

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sekitar

Variabel (y) Sub

Variabel (y) Indikator

Skala Item

langsung dengan air terjun

(30)

29

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kegunaan fisiknya (misal kegunaannya sebagai Ruang Terbuka Hijau)

Minat Eksploratif

Tingkat pengetahuan anda

mengenai Curug Pelangi Ordinal 27

Tingkat keinginan untuk mencari tahu mengenai Curug Pelangi

Ordinal 28

Sumber: Hasil Olah Data Penelitian (2015)

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 102) instrumen penelitian adalah sutu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat analisis data statistik yaitu kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang diberikan kepada responden untuk mengumpulkan persepsi pengunjung tentang variabel. Dalam penelitian ini, responden adalah pengunjung Curug Pelangi.

Selain instrumen penelitian, peneliti juga melakukan teknik pengumpulan data lain untuk memaksimalkan penelitian ini. Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian.

(31)

30

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Observasi, yaitu pengumpulam data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

3) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa daftar pertanyaan kepada beberapa sumber data. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber yaitu, pengelola Curug pelangi.

4) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil foto yang kemudian diarsipkan. Dalam penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan mengambil foto beberapa kondisi fisik dan ekologis yang ada di Curug Pelangi.

1. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah skala likert dimana menurut Sarwono (2006, hlm.96) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Untuk melakukan kuantifikasi maka skala tersebut kemudian diberi angka-angka sebagai simbol agar dapat dilakukan perhitungan (Sarwono 2006, hlm.96). Dalam penelitian ini jawaban setiap item instrumen memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dalam penelitian ini dibuat seperti berikut.

Sangat Tinggi : bobot nilai 5

Tinggi : bobot nilai 4

Cukup : bobot nilai 3

Rendah : bobot nilai 2

(32)

31

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Metode Method Success Interval (MSI)

Hasil dari data skala likert akan berbentuk data ordinal, sedangkan dalam perhitungan regresi dibutuhkan data dalam bentuk interval. Untuk itu peneliti terlebih dahulu akan melakukan transformasi data ordinal menjadi bentuk skala interval. Dalam hal ini, peneliti menggunakan Method of Succes Interval (MSI). Berikut merupakan langkah transformasi dengan MSI menurut Al-Rasyid (1994, hlm. 131):

a. menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan;

b. berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan dilakuakan

perhitungan proporsi (ρ) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden;

c. berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan;

d. menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban pertanyaan;

e. menentukan nilai interval rata-rata (scale value) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut

f. menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus persamaan sebagai berikut

(data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut).

3. Uji Validitas Scale Value

(33)

32

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Ghozali (2013, hlm. 52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung pada tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indikator variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan

untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yang digunakan dan k adalah jumlah variabel independennya menurut Ghozali (2013: 53). Dengan jumlah sampel (n) adalah 30 orang dan tingkat signifikansi 0,05 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0,361. Bila: hitung r >tabel r , berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. Bila hitung r ≤ tabel r , berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Analisis dilakukan terhadap semua instrumen dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 16.0 for Windows.

Dalam penelitian ini, variabel atraksi wisata (x) terdiri dari keunikan, kelangkaan, keindahan, seasonitas, sensitifias, aksesbilitas, dan fungsi sosial. Hasil analisis validitas variabel atraksi (x) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel (X)

No. Pernyataan r

Tingkat keunikan air terjun 0,493 0,361 Valid 2.

Tingkat keunikan kera ekor panjang 0,734 0,361 Valid 3.

Tingkat keunikan burung liar 0,366 0,361 Valid 4.

Tingkat keunikan tumbuhan sekitar curug 0,731 0,361 Valid 5.

(34)

33

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6.

Tingkat keunikan panorama alam 0,695 0,361 Valid 7.

Tingkat kelangkaan kera ekor panjang 0,697 0,361 Valid 8.

Tingkat kelangkaan burung liar 0,505 0,361 Valid 9. Tingkat kelangkaan tumbuhan sekitar

curug

0,622 0,361 Valid

10.

Tingkat keindahan air terjun 0,717 0,361 Valid 11.

Tingkat keindahan panorama alam 0,653 0,361 Valid 12. Tingkat keindahan tumbuhan sekitar

curug

0,734 0,361 Valid

13. Tingkat ketertarikan berkunjung ke Curug Pelangi saat malam hari

0,381 0,361 Valid

14. Tingkat ketertarikan berkunjung ke Curug Pelangi saat siang hari

0,696 0,361 Valid

15. Tingkat ketertarikan berkunjung ke Curug Pelangi saat musim kemarau

0,733 0,361 Valid

16. Tingkat ketertarikan berkunjung ke Curug Pelangi saat musim hujan

0,389 0,361 Valid

17. Tingkat kemenarikan curug jika aktivitas wisata dilakukan di luar area inti curug (wisatawan tidak dapat berinteraksi langsung dengan curug)

0,616 0,361 Valid

18. Tingkat kemudahan menuju curug dengan kendaraan umum

0,731 0,361 Valid

19. Pendapat anda mengenai tingkat

pentingnya fungsi curug bagi kehidupan

0,734 0,361 Valid

(35)

34

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sehari-hari masyarakat sekitar

Sumber: Hasil Olah Data Penelitian (2015)

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap variabel atraksi wisata, diketahui bahwa seluruh butir pernyataan variabel atraksi wisata dinyatakan valid karena seluruh nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 dengan nilai terendah 0,366 dan nilai tertinggi 0,734.

Sedangkan variabel minat berkunjung (y) terdiri dari minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Hasil analisis validitas variabel minat berkunjung (y) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel (Y)

No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1. Tingkat keinginan berkunjung karena harga tiket terjangkau

0,418 0,361 Valid

2. Tingkat keinginan berkunjung karena ingin berinteraksi secara langsung dengan air terjun

0,407 0,361 Valid

3. Tingkat keinginan berkunjung karena mendapatkan informasi dari

iklan/internet

0,608 0,361 Valid

4. Tingkat keinginan berkunjung karena referensi teman/kerabat

0,456 0,361 Valid

5. Tingkat keinginan berkunjung karena keunikan lampu pelangi

0,756 0,361 Valid

6. Tingkat keinginan berkunjung karena keunikan alamnya

0,647 0,361 Valid

(36)

35

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7. Tingkat keinginan berkunjung karena

kegunaan fisiknya (misal kegunaannya sebagai Ruang Terbuka Hijau)

0,692 0,361 Valid

8. Tingkat pengetahuan anda mengenai Curug Pelangi

0,373 0,361 Valid

9. Tingkat keinginan untuk mencari tahu mengenai Curug Pelangi

0,691 0,361 Valid

Sumber: Hasil Olah Data Penelitian (2015)

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap variabel minat berkunjung, diketahui bahwa seluruh butir pernyataan variabel atraksi wisata dinyatakan valid karena seluruh nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361 dengan nilai terendah 0,373 dan nilai tertinggi 0,756.

4. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47) Realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. Menurut Ghozali (2013: 48), pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukurnya digunakan program SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).

Dalam proses ini seluruh butir pernyataan diuji reliabilitasnya secara bersama dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Woindows. Jika nilai Cronbach Alpha > 0.70 maka suatu variabel dikatakan reliabel (Nunnally dalam Ghozali,

(37)

36

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Variabel (X)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.909 .912 19

Sumber: Penelitian (2015)

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel (Y)

Sumber: Penelitian (2015)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 3.5. dan tabel 3.6. maka variabel atraksi wisata (x) dan variabel minat berkunjung wisatawan (y) dinyatakan reliabel karena keduanya menunjukkan nilai cronboach alphalebih dari angka 0,70 dimana variabel atraksi wisata bernilai 0,909 dan variabel minat berkunjung bernilai 0,794. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen penelitian dinyatakan layak digunakan untuk pengumpulan data.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

(38)

37

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara statistik deskriptif, dimana teknik deskriptif dilakukan untuk menjelaskan serta menganalisis dua variabel yang didapatkan melalui kuesioner yaitu rangkaian pernyataan yang digunakan untuk mengetahui pendapat serta penilaian wisatawan mengenai atraksi wisata yang ada. Sedangkan teknik verifikatif dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara atraksi wisata dengan minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi. Berikut ini merupakan rangkaian analisis data pada penelitian ini.

1. Garis Kontinum

Menurut Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Untuk menetapkan peringkat dalam setiap indikator yang diteliti pada garis kontinum, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:

100%

Dimana:

a) Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan;

(39)

38

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang pengukurannnya ditentukan dengan cara:

Nilai Indeks Maksimum = skala tertinggi X jumlah pertanyaan X responden

Nilai Indeks Minimum = skala terendah X jumlah pertanyaan X responden

Jarak Interval = (nilai maksimum - nilai minimum) : 5

Setelah mendapatkan nilai indeks maksimum, nilai indeks minimum, serta jarak interval untuk garis kontinum, hasil nilai tersebut dimasukan kedalam gambar garis kontimun. Dan berikut peneliti berikan contoh gambar garis kontinum :

Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

a b c d e f

Gambar 3.1. Garis Kontinum

Sumber: Ardhana (dalam Moleong 2007, hlm: 103)

Dimana:

a = Nilai indeks minimun b,c, d, e = Jarak interval

f = Nilai indeks maksimum

2. Uji Asumsi Klasik Regresi

(40)

39

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(OLS). Berikut ini tahapan kerja yang dilakukan dalam teknik analisis regresi linear sederhana:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah sampel data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas kedua variabel dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Woindows. Uji Kolmogorov-Smirnov berdasar kepada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas <0,05 maka distribusi normal, artinya baik untuk dilakukan penelitian.

 Jika nilai probabilitas >0,05 maka distribusi tidak normal, artinya tidak baik untuk dilakukan penelitian.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Pada regresi linier, data yang digunakan harus homogen atau tidak bervariasi, jadi uji heteroskedastis harus dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows dimana data tersebut dapat dikatakan homogen jika signifikansinya bernilai lebih dari 0.05.

c. Uji Autokorelasi

(41)

40

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0)

Ha : ada autokorelasi (r≠0)

Berikut ini merupakan tabel pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

Tabel 3.7. Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

Tdk Ditolak du < d < 4 – du

Sumber : Imam Ghozali (2013)

3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam teknik analisis regresi linear sederhana, terdapat dua variabel,yaitu variabel dependen (x) dan variabel independen (y). Dalam menjawab rumusan masalah terakhir pada penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh antara variabel atraksi wisata (x) terhadap variabel minat berkunjung wisatawan (y), peneliti menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS versi 16.0 for windows.

(42)

41

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana:

Y = atraksi wisata

a = konstanta (nilai Y apabila X = 0)

X = minat berkunjung wisatawan

b = koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan

variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu dengan cara uji koefisien determinasi, uji F dan uji T. Berikut merupakan uraian penjelasannya.

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) berfungsi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

(43)

42

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk itu, dalam memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel, berikut kategorinya:

Tabel 3.8. Kategori Korelasi

0- 0,25 Korelasi Sangat Lemah

0,25 – 0,5 Korelasi Cukup

0,5 – 0,75 Korelasi Kuat

> 0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat

1 Korelasi Sempurna

Sumber: Sarwono (2006)

b. Uji T

Uji statistik T pada dasarnya berfungsi untuk menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dalam penelitian ini berarti pengaruh atraksi wisata terhadap minat berkunjung wisatawan. Uji T pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Cara melakukan uji T adalah sebagai berikut:

Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.  Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila

(44)

43

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji pada uji T adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh dari atraksi wisata yang ada di Curug Pelangi terhadap minat berkunjung wisatawan ke Curug Pelangi.

Ha: Terdapat pengaruh dari atraksi wisata yang ada di Curug Pelangi terhadap minat berkunjung wisatawan ke Curug Pelangi.

c. Uji F

Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji simultan secara bersama-sama, apakah semua variabel independen (x) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (y). Uji F pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Dalam uji statistik F, kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

 Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

 Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha.

Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji pada uji F adalah sebagai berikut:

(45)

44

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan dari atraksi wisata yang ada di Curug Pelangi terhadap minat berkunjung wisatawan ke Curug Pelangi.

Berdasarkan uraian metode penelitian di atas, untuk mempermudah pembaca maka peneliti membuat matriks berikut:

Tabel 3.9. Matriks Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data,

Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Alat Analisis Data

Tampilan

Data Primer

Profil Wisatawan Kuesioner SPSS Pie Chart

Tanggapan Wisatawan Mengenai varibel (x)

dan (y)

Skala likert

berupa kuesioner SPSS

Garis

Pelangi Google Map Gambar

Rumusan Masalah Penelitian Bagaimana atraksi

wisata di Curug Pelangi?

Skala likert

berupa kuesioner Distribusi Frekuensi

Garis

berupa kuesioner Distribusi Frekuensi

Garis -Analisis regresi linier

(46)

45

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alat Analisis Data dan Tampilan wisatawan di Curug

Pelangi?

sederhana -Uji T -Uji F -Koefisien

Determinasi

(47)

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh atraksi wisata terhadap minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan pengolahan data, atraksi wisata di Curug Pelangi secara keseluruhan dinilai berada pada kategori cukup baik. Curug Pelangi memiliki keindahan dan fungsi sosial yang tinggi, dimana banyak wisatawan yang berkunjung kesana untuk menikmati keindahan dengan berfoto serta menikmati udara segar di kawasan tersebut.

(48)

102

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Setelah dilakukan penghitungan dan pengolahan data, maka diketahui bahwa atraksi wisata (x) berpengaruh positif signifikan terhadap minat berkunjung wisatawan (y) dengan persamaan Y = 12,543+0,313X , artinya bahkan saat atraksi wisata bernilai nol maka terdapat minat berkunjung wisatawan sebesar 12,543. Apabila nilai (x) bertambah sebesar satu satuan maka nilai (y) juga akan meningkat satu satuan. Maka semakin meningkat atraksi wisata yang ada, semakin meningkat pula minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi. Skor tertinggi dalam variabel atraksi wisata berada pada sub variabel keindahan dimana presentase skor tingkat keindahan adalah 77,2667% sehingga pada garis kontinum tingkat keindahan Curug Pelangi berada pada kategori tinggi, sedangkan skor terendah pada variabel atraksi wisata adalah pada sub variabel sensitifitas, dimana tingkat sensitifitas memperoleh skor dengan presentase 56%. Selanjutnya pada variabel minat berkunjung, yang memperoleh skor tertinggi adalah minat transaksional dengan presentase skor sebesar 75,2% yaitu pada kategori tinggi, sedangkan skor terendah pada sub variabel minat berkunjung yaitu pada angka 65,3% diduduki oleh sub variabel minat eksploratif. Dengan begitu, pengelola Curug Pelangi harus meningkatkan minat berkunjung wisatawan dengan membuat kemasan yang jauh lebih menarik terhadap atraksi wisata yang ada di kawasan Curug Pelangi. Namun bukan berarti pengelola harus menjadikan kawasan wisata ini sebagai destinasi dengan konsep mass tourism. Pengelola diharapkan agar dapat dengan bijak mengelola kawasan

(49)

103

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya mengenai pengaruh yang diberikan oleh atraksi wisata terhadap minat berkunjung di Curug Pelangi, maka penulis mengajukan beberapa bahan rekomendasi sesuai dengan temuan pada penelitian yang telah dilakukan. Berikut ini merupakan rekomendasi penulis:

(50)

104

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus ditempuh oleh pengunjung untuk menuju area inti curug. Sebaiknya pengunjung mengetahui seberapa jauh dan bagaimana akses yang harus dilalui karena akses menuju area inti curug cukup jauh dan curam sehingga dapat beresiko cukup fatal untuk pengunjung yang memiliki keterbatasan fisik.

2. Meningkatkan brand image Curug Pelangi sekaligus menyuarakan mengenai pelestarian kawasan wisata alam demi meningkatkan minat terhadap atraksi wisata Curug Pelangi serta demi meningkatkan kelestarian kawasan wisata alam. Dari hasil penelitian terhadap karakteristik pengunjung Curug Pelangi, diketahui bahwa pengunjung didominasi oleh usia 15-24 tahun yaitu kalangan remaja awal hingga remaja akhir. Mengingat bahwa dewasa ini media sosial menjadi media promosi yang sangat efektif di kalangan remaja, maka sebaiknya pengelola memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi Curug Pelangi. Namun pengelola harus tetap menyesuaikan jumlah daya tampung pengunjung dengan kapasitas daya dukung lingkungan sekitar kawasan Curug Pelangi. Untuk instansi terkait dalam hal ini yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat, mengingat bahwa Curug Pelangi merupakan salah satu destinasi wisata alam unggulan di Kabupaten Bandung Barat maka sebaiknya lebih memperhatikan mengenai pengelolaan di kawasan wisata tersebut karena pada setiap pengembangan kawasan wisata pasti akan menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dengan perhatian dan pengawasan terhadap berjalannya kawasan wisata alam tersebut diharapkan bahwa pihak pengelola dan instansi terkait dapat bersama-sama meningkatkan dampak positif dan meminimalisir dampak negatif yang akan terjadi yaitu dengan bekerjasama untuk dapat mengedukasi wisatawan sehingga terbentuk dampak yang positif yang lebih bagi manusia maupun alam.

(51)

105

Fitria Aprianty Nurhenda, 2015

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT WISATAWAN BERKUNJUNG KE CURUG PELANGI (CURUG CIMAHI) KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

muncul sehingga semakin banyak pula dampak positif yang muncul bagi kawasan wisata Curug Pelangi maupun pihak lain yang terkait. Kajian penelitian selanjutnya yang disarankan adalah kajian mengenai daya dukung lingkungan, visitor management, dan manajemen mitigasi bencana di kawasan wisata alam

Gambar

Tabel 1.2.Data Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata di Bandung
Tabel 1.3.Data Kunjungan Wisatawan Curug Pelangi
Tabel 3.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Curug Pelangi
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait