MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH
JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
Oleh
APIP RUDIANTO NIM. 1302284
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH
JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)
Oleh Apip Rudianto
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar Keminatan IPS
©Apip Rudianto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul "Menumbuhkan Green
Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat Melalui Model Problem Based
Learning (PBL) dalam Pembelajaran IPS" ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika
keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
APIP RUDIANTO
MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH
JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing,
Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
ABSTRAK
Apip Rudianto (2015). Menumbuhkan Green Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Baok Kecamatan Ciwaru kabupaten Kuningan)
Penelitian ini di latarbelakangi oleh adanya kejadian luar biasa yang terjadi di berbagai daerah yaitu banyaknya siswa yang mengalami keracunan setelah mengkonsumsi jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Salah satu penyebab dari keadaan tersebut masih rendahnya green behavior siswa dalam menjaga kesehatan yang diaplikasikan dalam perilaku jajan di sekolah. Siswa lebih suka membeli jajanan yang disukainya dari pada melihat kondisi sehat tidaknya jajanan tersebut. Hal ini dapat berdampak kepada kelangsungan hidup di masa yang akan datang (sustainable
development). Keadaan demikian telah menjadi kekhawatiran peneliti, sehingga
melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Untuk mendukung penelitian tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemmis dan Taggart. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: lembar evaluasi, lembar observasi perilaku (kesadaran dan aplikasi), lembar wawancara, dan angket kesadaran siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dapat menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat. Berdasarkan temuan fakta dan analisis data di lapangan menunjukan bahwa penumbuhan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat dari siklus I sampai siklus III terlihat adanya peningkatan, hal ini dapat dilihat dengan kenaikan persentase tingkat pencapaian dari aspek pengetahuan siswa, kesadaran siswa, dan aplikasinya di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ini, siswa sudah lebih berhati-hati dalam memilih jajanan yang dijual di kantin sekolah dengan melihat-lihat dahulu kondisi kantin, kondisi jajanan serta selalu bertanya kepada penjual tentang kandungan zat yang ada dalam jajanan.
ABSTRACT
Apip Rudianto (2015). Growing a Green Behavior in Choosing Healthy Snacks Through Problem Based Learning (PBL) in Social Studies (action research at fourth grade Baok Elementary School 1 subdistrict Ciwaru, Kuningan Regency)
This research is motivated by the extraordinary incident, which occurred in schools with the root of the problem about the snacks consumed by students. One cause of this situation is the low green student behavior in maintaining health behaviors applied in school snacks. Students prefer to buy snacks to his preferred aspect rather than seeing this aspect of health this affects the survival in the future (sustainable development). Such circumstances have been a concern of researchers, which will carry out research with the aim to foster green behavior in choosing healthy snacks in the school environment. Therefore, for support of the study researchers used a model problem based learning (PBL). The research method uses classroom action research (PTK) with a research design Kemmis and Taggart. The instrument used in this study are: evaluation sheets, observation sheets behaviors (awareness and application), the questionnaires, and students' awareness questionnaire. These results indicate that using a model of problem-based learning (PBL) can foster green behavior of students in choosing healthy snacks. Based on the findings of fact and analysis of field data these show that green growth behavior of students in choosing healthy snacks from the first cycle to the third cycle show an increase. This can be seen with the increase in the percentage level of achievement of the aspects of students' knowledge, awareness of students, and their application in the field. Based on these results, students are more careful in choosing the snacks sold in school canteens by looking at the condition of the cafeteria, snack condition and always ask the seller about the substances contained in snacks.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
A. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ... 12
B. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Green Behavior ... 15
C. Green Behavior ... 17
D. Pentingnya Green Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat untuk Siswa Sekolah Dasar ... 24
E. Konsep memilih Jajanan yang Sehat ... 28
F. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 39
G. Temuan Hasil Penelitian Terdahulu ... 46
H. Hipotesis Tindakan ... 48
BAB III METODE PENELITIAN... 49
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 49
1. Tempat Penelitian... 49
1. Soal Tes Pengetahuan Siswa Seputar Materi Jajanan ... 56
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 56
4. Lembar Observasi Aplikasi Siswa ... 58
5. Angket Kesadaran Siswa... 59
6. Lembar Wawancara ... 60
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 60
1. Teknik Pengolahan Data ... 60
2. Teknik Analisis Data ... 64
G. Validasi Data ... 66
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 68
A. Profil Tempat Penelitian ... 68
B. Paparan Data Awal ... 70
C. Paparan Data Siklus I ... 72
1. Paparan Data Siklus I Tindakan 1 ... 73
2. Paparan Data Siklus I Tindakan 2 ... 88
3. Paparan Data Siklus I Tindakan 3 ... 97
D. Paparan Data Siklus II ... 108
1. Paparan Data Siklus II Tindakan 1 ... 109
2. Paparan Data Siklus II Tindakan 2 ... 121
3. Paparan Data Siklus II Tindakan 3 ... 132
E. Paparan Data Siklus III ... 144
1. Paparan Data Siklus III Tindakan 1 ... 145
2. Paparan Data Siklus III Tindakan 2 ... 155
3. Paparan Data Siklus III Tindakan 3 ... 165
F. Hasil Wawancara ... 172
G. Pembahasan ... 176
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 190
A. Simpulan ... 190
B. Implikasi ... 191
C. Rekomendasi ... 192
DAFTAR PUSTAKA ... 194
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pengembangan dari Prinsip The Earth Charter ... 24
Tabel 2.2 Pelarangan dan Pembatasan Zat Berbahaya pada Pangan ... 36
Tabel 2.3 Sintaks PBL ... 44
Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi ... 66
Tabel 3.2 Kriteria Persentase Angket ... 66
Tabel 4.1 Pembagian Kelompok Penelitian ... 76
Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Pengamatan Perilaku Siswa ... 81
Tabel 4.3 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa dan Perilaku Siswa dalam Memilih Jajanan Sehat Tindakan 1 Siklus I ... 85
Tabel 4.4 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus I ... 95
Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 105
Tabel 4.6 Pengelompokan Siswa untuk Kegiatan Penelitian ... 111
Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 119
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 129
Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 141
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 1 ... 153
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 2 ... 162
Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 3 ... 172
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa ... 182
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Tes Pengetahuan Siswa... 184
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kesadaran Siswa ... 186
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Komponen Karakter yang Baik ... 28
Gambar 2.2 Health Program Planning; An Educational Ecological Aprroach ... 31
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 50
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Data Awal ... 72
Gambar 4.2 Grafik Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan I siklus I ... 79
Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus I ... 80
Gambar 4.4 Grafik Aspek Kesadaran dan Aplikasis Tindakan 1 Siklus 1 ... 85
Gambar 4.5 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 siklus I ... 92
Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus I ... 93
Gambar 4.7 Grafik Hasil Rekapitulasi Observasi Perilaku Siswa ... 94
Gambar 4.8 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 101
Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Pengetahuan Siswa Siklus I ... 101
Gambar 4.10 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 103
Gambar 4.11 Grafik Hasil Rekapitulasi Observasi Perilaku Siswa Tindakan 3 siklus I ... 104
Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus I ... 105
Gambar 4.13 Grafik Peningkatan Aplikasi Siswa Siklus I ... 105
Gambar 4.14 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 113
Gambar 4.15 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 114
Gambar 4.16 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 116
Gambar 4.17 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 117
Gambar 4.18 Grafik Presentase Aplikasi siswa Tindakan 1 Siklus II ... 118
Gambar 4.19 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 124
Gambar 4.20 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 125
Gambar 4.21 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 126
Gambar 4.22 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 127
Gambar 4.23 Grafik Presentase Aplikasi siswa Tindakan 2 Siklus II ... 128
Gambar 4.24 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 136
Gambar 4.25 Grafik Rekap Hasil Pengetahuan Siswa Tindakan 1, 2 & 3 Siklus II ... 136
Gambar 4.26 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 137
Gambar 4.27 Grafik Presentase Kesadaran siswa Tindakan 3 siklus II ... 138
Gambar 4.28 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus II ... 138
Gambar 4.29 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 139
Gambar 4.30 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus II... 140
Gambar 4.32 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa
Tindakan 1 Siklus III ... 149
Gambar 4.33 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 150
Gambar 4.34 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 151
Gambar 4.35 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 152
Gambar 4.36 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 159
Gambar 4.37 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 160
Gambar 4.38 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 161
Gambar 4.39 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 162
Gambar 4.40 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 168
Gambar 4.41 Grafik Rekapitulasi Pengetahuan siswa siklus III ... 168
Gambar 4.42 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 169
Gambar 4.43 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 170
Gambar 4.44 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus III ... 170
Gambar 4.45 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 172
Gambar 4.46 Diagram Peningkatan Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa ... 182
Gambar 4.47 Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Siswa ... 185
Gambar 4.48 Rekapitulasi Hasil Kesadaran Siswa ... 186
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran B.1 Format Tes Pengetahuan Siswa ... 271
B.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 272
B.3 Lembar Observasi Perilaku Siswa ... 273
B.4 Lembar Observasi Aspek Kesadaran siswa ... 274
B.5 Lembar Observasi Aspek Aplikasi ... 275
B.6 Lembar Angket Kesadaran Siswa ... 276
B.7 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus I ... 277
B.8 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus I ... 278
B.9 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus I ... 279
B.10 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus II ... 480
B.11 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus II ... 281
B.12 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus II ... 282
B.13 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus III ... 283
B.14 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus III ... 284
B.15 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus III ... 285
B.16 Pedoman Wawancara Guru... 286
B.17 Pedoman Wawancara Siswa ... 287
Lampiran C.1 Hasil Tindakan 1 siklus I ... 289
C.1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa siswa ... 290
C.1.2 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 291
C.1.3 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 293
C.1.4 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 294
C.1.5 Hasil observasi aktivitas siswa ... 295
C.1.6 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 296
C.2 Hasil Tindakan 2 siklus I... 300
C.2.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 301
C.2.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 303
C.2.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 304
C.2.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 305
C.2.5 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 307
C.3 Hasil Tindakan 3 siklus I ... 311
C.3.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 312
C.3.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 314
C.3.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 314
C.3.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 315
C.3.5 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 317
C.4.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 323
C.4.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 325
C.4.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 326
C.4.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 327
C.4.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 329
C.4.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 333
C.4.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 338
C.5 Hasil Tindakan 2 siklus II ... 342
C.5.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 343
C.5.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 345
C.5.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 346
C.5.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 347
C.5.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 349
C.5.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 353
C.5.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 358
C.6 Hasil Tindakan 3 siklus II ... 362
C.6.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 363
C.6.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 365
C.6.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 366
C.6.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 367
C.6.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 369
C.6.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 373
C.6.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 378
C.7 Hasil Tindakan 1 siklus III ... 382
C.7.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 383
C.7.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 385
C.7.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 386
C.7.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 388
C.7.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 392
C.8 Hasil Tindakan 2 siklus III ... 396
C.8.1 Rekap Hasil Tes Pengetahuan Siswa ... 397
C.8.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 399
C.8.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 400
C.8.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 402
C.8.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 406
C.9 Hasil Tindakan 3 siklus III ... 410
C.9.1 Rekap Hasil Tes Pengetahuan siswa ... 411
C.9.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 413
C.9.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 414
C.9.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 416
C.9.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 420
Lampiran D.1 Surat keterangan Kepala Sekolah ... 426
D.2 Foto Copy Buku Bimbingan Tesis ... 427
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu agenda pembangunan nasional adalah mewujudkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, produktif dan
mandiri (Depkes, 2004). Berangkat dari pernyataan tersebut maka
tidaklah salah kalau keempat aspek tersebut dijadikan indikator dalam
agenda pembangunan nasional karena keempat faktor tersebut memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Pondasi awal untuk mewujudkan
pembangunan nasional diawali dengan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu
dengan mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat
baik itu jasmani maupun rohaninya. Upaya peningkatan kualitas SDM
dimulai usia dini hingga dewasa dengan memberikan asupan makanan
yang bergizi serta memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai
pola hidup sehat yang mencakup kebiasaan anak-anak jajan serta
pengetahuan anak mengenai berbagai kandungan zat berbahaya yang akan
mengakibatkan hal-hal yang negatif seandainya mereka mengonsumsi
zat-zat tersebut.
Anak usia sekolah terutama SD mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang cenderung lebih stabil. Pada masa tumbuh kembang
ini pemenuhan dasar anak-anak seperti perawatan dan makanan bergizi
yang diberikan secara baik dan benar sehingga kedepannya dapat
membentuk SDM yang sehat dan produktif. Namun kegiatan di sekolah
yang cukup padat diantaranya belajar, bermain, dan olahraga maka anak
memerlukan energi yang cukup mengingat mereka berada selama 4-5 jam
di sekolah sehingga asupan gizinya harus diperhatikan.
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar itu
anak dapat memperoleh makanan yang berasal dari rumah yang berupa
bekal yang dibawa ke sekolah maupun yang ada di lingkungan sekolah
2
menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% dari anak-anak tersebut membawa
bekal dari rumah, sehingga kemungkinan untuk membeli makanan jajanan
di sekolah lebih tinggi.
Jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal
dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Jajanan tersebut
sangat bervariasi, baik dalam bentuk, rasa, aroma, dan harga. Jajanan yang
mengandung zat gizi, dikemas dan diolah secara aman memiliki daya tarik
tersendiri bagi masyarakat. Makanan jajanan memberikan kontribusi
masing-masing sebesar 22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan
energi dan protein anak sekolah dasar (Rahmi AA, 2005, hlm. 55). Namun
tidak sedikit jajanan yang dijual terutama di sekitar sekolah mengandung
berbagai zat yang berbahaya baik bahaya fisik, biologis maupin kimia.
Menurut Sparingga (2011) Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM yang di lansir dari Kompas.com
bahwa sebanyak 7.500 jajanan di sejumlah sekolah dasar dan madrasah
ibtidaiyah atau sebanyak 25,5% makanan/jajanan tersebut tidak layak
konsumsi, hal ini di sebabkan jajanan tersebut mengandung bahan kimia
yang berbahaya dan mikroba. Bahan kimia yang ditemukan, antara lain zat
warna tekstil, formalin, dan boraks. Selain itu, ditemukan pula cemaran
mikroba E coli yang biasa terdapat pada tinja.
Selain hal tersebut, selama ini kita tidak menyadari bahwa
lingkungan yang sering kita jumpai contohnya di kantin-kantin sekolah
sebenarnya dapat memberikan ancaman kesehatan yang sangat serius,
karena ini masih banyak jajanan yang di jajakan di lingkungan sekolah
yang kurang terjamin kesehatannya dan berpotensi menyebabkan
keracunan.
Salah satu peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu
tepatnya di SD Negeri I dan II Cigantang Tasikmalaya telah terjadi kasus
keracunan jajanan. Sekitar 111 siswa mengalami keracunan usai
mengkonsumsi jajanan sekolah dengan pelengkap saus, diduga saus
tersebut mengandung bahan zat kimia yang berbahaya sehingga anak-anak
3
diantaranya: mual, pusing, muntah, serta buang air besar terus menerus.
(Hartawan, 2015 [online] dapat diakses di
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/02/07/058640561/177-siswa-sd
keracunan-polisi-bawa-ciken-ke-lab).
Dari beberapa contoh kejadian di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sementara bahwa permasalahan makanan dan jajanan di
sekolah merupakan hal yang perlu menjadi perhatian lapisan masyarakat,
khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah, karena bahaya yang
akan ditimbulkan dari makanan dan jajanan yang dijual di sekolah dapat
beresiko terhadap kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang
pada anak sekolah.
Tidak jauh berbeda dengan hal di atas yang berkaitan dengan
jajanan yang dijual di kantin sekolah serta perilaku jajan siswa di Sekolah
Dasar, maka untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan observasi
di SDN Baok 1 Kec. Ciwaru Kab. Kuningan. Fakta yang didapat di
lapangan menunjukan masih banyak jajanan yang dijual di kantin sekolah
yang mengandung pewarna, pemanis, dan pengawet makanan yang dapat
membahayakan kesehatan seperti: minuman sirup, kerupuk pedas, mie
instan dan berbagai minuman kemasan kaleng lainnya.
Selain jajanan yang dijual di kantin sekolah, peneliti juga
mengamati sikap jajan siswa ketika waktu istirahat. Hasil yang diperoleh
menunjukan bahwa siswa ketika jajan tidak melihat kondisi jajanan,
tempat/wadah jajanan, lingkungan kantin serta kandungan zat yang ada di
jajanan tersebut sehingga tidak menutup kemungkinan kejadian seperti
keracunan dan gejala ganguan kesehatan lainnya mungkin saja terjadi.
Perilaku konsumsi jajan seperti halnya perilaku lainnya pada diri
seseorang dipengaruhi oleh wawasan dan cara pandang dan faktor lain
yang berkaitan dengan tindakan yang tepat. Di sisi lain, perilaku konsumsi
jajan dipengaruhi pula oleh wawasan atau cara pandang seseorang
terhadap masalah makanan dan kesehatan. Perilaku jajan pada dasarnya
4
karena itu diperlukan adanya perhatian dan bimbingan langsung dari orang
tua maupun guru kepada anak-anak terutama dalam perilaku jajannya.
Kebiasaan jajan yang sering dilakukan oleh anak-anak apabila
tidak dikontrol oleh orang tua dan guru dalam jangka panjang maka akan
mengakibatkan munculnya sifat/perilaku yang konsumtif pada diri siswa.
Kita menyadari kalau dunia anak tidak akan bisa lepas dari kebiasaan jajan
karena semua itu sifatnya sudah alamiah sesuai dengan tugas
perkembangan anak, tapi kalau dari sejak dini ditanamkan nilai dan
pengetahuan jajan baik itu diberikan pengetahuan mengenai kandungan zat
berbahaya beserta akibat yang akan ditimbulkannya serta konsep hidup
hemat dengan menabung uang jajan maka bukan tidak mungkin anak-anak
akan membatasi kebiasaan jajannya dan kalaupun anak-anak akan jajan
mereka sudah selektif dan dapat memilih berbagai jajanan yang layak di
konsumsi ataupun tidak.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sikap cermat dan
cerdas khususnya bagi anak-anak sekolah dalam memilih jajanan yang
sehat. Sikap tersebut harus ditanamkan sejak dini baik itu soal
pengetahuan soal jajanan yang sehat, kandungan gizi dari setiap makanan
serta bagaimana cara memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar.
Hal tersebut menunjukan kepada sikap yang sustainable development,
artinya menumbuhkan sikap kepada anak dengan mengarah kepada
kehidupan dan kegiatan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk menuju
berkelanjutan dibutuhkan solusi yang tepat. Solusi ini ditegaskan oleh
Capra (2002, hlm.13) yang mengungkapkan bahwa dari sudut sistemi,
satu-satunya solusi yang patut dilaksanakan ialah solusi yang
berkelanjutan (sustainable).
Capra mengungkapkan bahwa pendidikan untuk kehidupan yang
berkelanjutan membutuhkan pemahaman intelektual ekologi dan ikatan
emosional dengan alam yang membuatnya lebih mungkin bahwa
anak-anak kita akan tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab
yang benar-benar peduli tentang keberlanjutan kehidupan, dan
5
sekitar.
Pendidikan diharapkan dapat membangun pemahaman kehidupan
yang berkelanjutan tentang kecerdasan ekologi yang salah saatunya
menumbuhkan green behavior dan ikatan emosional dengan alam. Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Capra (dalam Stone dan Barlow,
2005 hlm. xv) mengungkapkan bahwa:
Educational for sustainable living fosters both an intellectual understanding of ecology and emotional bonds with nature that make it more likely that our children will grow into responsble cittizens who truly care about sustaining life, and develop a passion for applying their ecological understanding to the fundamental redesign of our technologies and social institutions, so as to bridge the current gap between human design and the ecologically sustainable system of nature.
Capra mengungkapkan bahwa pendidikan untuk kehidupan yang
berkelanjutan membutuhkan pemahaman intelektual ekologi dan ikatan
emosional dengan alam yang membuatnya lebih mungkin bahwa
anak-anak kita akan tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab
yang benar-benar peduli tentang kehidupan keberlanjutan, dan
mengembangkan semangat untuk menerapkan pemahaman ekologi
mereka.
Hal ini bertujuan tidak lain untuk menyelamatkan kehidupan di
masa yang akan datang supaya bisa dirasakan oleh generasi berikutnya.
Sejalan dengan itu menurut Brown (dalam Capra, 2002, hlm.13)
menyebutkan bahwa sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan
kehidupan ialah yang mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan tanpa
mengurangi prospek generasi-generasi masa depan.
Berangkat dari pemikiran tersebut, seharusnya lingkungan
pendidikan/sekolah harus menjadi tempat untuk bisa merekayasa masa
depan. Pola pendidikan yang benar idealnya akan menciptakan sikap dan
perilaku para peserta didik yang mencerminkan green behavior terutama
dalam menumbuhkan sikap memilih jajanan yang sehat di lingkungan
6
green behavior term was examined in many subject and it resulted in various expressions, such as go green, think green, green life, green school, green architecture, green living, green city.
Maksud dari pernyataan tersebut bahwa Istilah green behavior
banyak dikaji dari beragam disiplin ilmu dan menghasilkan beragam
istilah seperti perilaku hijau, berpikir hijau, kehidupan hijau, sekolah hijau,
arsitektur hijau, hidup hijau, dan kota hijau.
Selain itu seperti yang dikutip dari key principle Earth Charter
(dalam Supriatna, 2012) bahwa beberapa contoh yang mencerminkan dari
green behavior adalah Respect for the Earth, Care for Life dan Adopt Patterns of Production, Consumption, and Reproduction. Dari beberapa
aspek yang di jelaskan dalam earth charter yang menjadi fokus penelitian
ini yaitu kepada aspek care for life yang dituangkan ke dalam sikap
memilih jajanan yang sehat di sekolah.
Green behavior merupakan suatu konsep pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan (PBB), artinya pendidikan yang memberi
kesadaran dan kemampuan kepada semua orang untuk berkontribusi lebih
baik bagi pembangunan berkelanjutan pada masa sekarang dan yang akan
datang (Sudibyo dalam Muaddab, t.t, hlm. 5). Tujuan Akhir dari PBB
adalah pendidikan berakhlak mulia dari usia dini sampai perguruan tinggi.
Untuk mewujudkan pendidikan untuk pembangunan yang
berkelanjutan yang menerapkan konsep green behavior dalam memilih
jajanan yang sehat maka dalam proses pembelajarannya harus dikemas ke
dalam sesuatu yang menarik sehingga dalam proses pembentukan perilaku
anak dapat berjalan dengan baik dan nilai-nilai yang akan ditanamkan
dapat tersampaikan ke dalam diri siswa.
Pembelajaran yang dimaksud yaitu untuk meningkatkan green
behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada siswa harus diimbangi
dengan penggunaan model yang tepat dan efektif. Artinya dibutuhkan
model pembelajaran yang bercirikan peningkatan kemampuan berfikir
kreatif dan kritis serta proses pembelajaran yang harus memberikan
kesempatan kepada seluruh siswa agar dapat mengembangkan potensi
7
dengan pengalaman siswa itu sendiri. Menurut Sagala (2009, hlm.59)
mengungkapkan bahwa cara belajar yang baik tentunya harus mengatasi
kesulitan belajar, maka dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis dan
terencana. Artinya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dikerjakan
secara sungguh-sungguh, bukan setengah hati.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat terhadap
anak yaitu dengan model pembelajaran berbasis masalah. Menurut
Suyatno (2009, hlm. 58) bahwa : “problem based learning adalah proses
pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah
dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya
(prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru”.
Selain pnedapat diatas menurut Arends (dalam Trianto, 2007,
hlm.68) menyatakan bahwa “problem based learning merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri”.
Dari pemaparan menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan
sementara mengenai PBL merupakan model pembelajaran yang mengacu
pada permasalahan yang berada di lingkungan masyarakat dikaitkan
dengan pengalaman yang sudah dimiliki sebelumnya dengan memberikan
rangsangan/arahan agar siswa dapat berpikir kritis.
Oleh karena itu, fokus dari penelitian ini terutama dalam
penggunaan model PBL lebih kepada aspek dalam sisi aplikatifnya yaitu
memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Hasil dari proses
pembelajaran di kelas tersebut di aktualisasikan di lingkungan sekolah
dengan mencoba memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah, hal
tersebut tentu saja diperlukan aspek berfikir kritis pada siswa dalam
mengambil keputusan memilih jajanan dengan dasar dari pengetahuan
8
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat
penelitian dengan judul: “menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di kelas
IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dikemukakan di atas, maka masalah
yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah “Apakah model
pembelajaran PBL dapat menumbuhkan green behavior siswa dalam
memilih jajanan yang sehat pada siswa kelas IV Sekolah Dasar?”. Dari
rumusan masalah tersebut, dalam peelitian ini diajukan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran PBL dalam
menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada
pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan?
2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran PBL dalam
menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada
pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan?
3. Bagaimana peningkatan green behavior dalam memilih jajanan yang
sehat dengan menggunakan model PBL dalam pembelajaran IPS di
Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui sejauh mana penumbuhan green behavior siswa
dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam
pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan.
2. Tujuan khusus
9
Untuk mengetahui bagaimana guru merencanakan, melaksanakan,
dan mereflesikan model pembelajaran PBL untuk menumbuhkan
green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat pada
pembelajaran IPS di Kelas IV.
b) Kepada Siswa
Untuk menumbuhkan aspek pengetahuan terkait jajanan yang
sehat, aspek kesadaran siswa dalam memilih jajanan yang sehat,
dan aspek aplikasi dalam memilih jajanan yang sehat melalui
model PBL dalam pembelajaran IPS di Kelas IV.
c) Untuk mengetahui peningkatan green behavior dalam memilih
jajanan yang sehat dengan menggunakan model PBL dalam
pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak terutama yang berkaitan dengan pendidikan, sebagai salah
satu alternatif bagi guru untuk menumbuhkan sikap dan keterampilan
siswa dalam memilih jajanan yang sehat di sekolah melalui model PBL.
Terdapat dua manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis, sebagai berikut:
a) Manfaat Teoritis
1) Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran yang
nyata bagi para pendidik dalam melihat fenomena siswa salah
satunya memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah.
2) Adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkuat penelitian
yang sudah dikembangkan sebelumnya mengenai penumbuhan
green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di sekolah dasar.
3) Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
penelitian sejenis selanjutnya.
b) Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
10
untuk meningkatkan pemahaman dan sikap green behavior dalam
memilih jajanan yang sehat ketika mengajar di kelas, bahwasannya
mengajar harus dengan perencanaan dan berbagai metode serta
model yang bervariatif sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan
dalam belajar dan hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2) Bagi Siswa
Memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, untuk memahami
dan meningkatkan sikap green behavior dalam memilih jajanan
yang sehat pada pembelajaran IPS dengan model PBL, dan para
siswa tidak mengalami kejenuhan terhadap pembelajaran yang
diberikan guru serta materi pelajaran dapat dipahami dengan
mudah oleh siswa.
3) Bagi Pihak Sekolah
Pihak sekolah dapat memberikan ruang dan fasilitas serta
memberikan kesempatan dan mendorong kepada guru agar para
guru lebih kreatif, inovatif dalam melakukan proses
pembelajarannya terutama dengan model PBL.
4) Bagi peneliti Lain
Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta
pengalaman penelitian untuk menumbuhkan sikap green behavior
dalam memilih jajanan yang sehat dengan penerapan model PBL
pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar.
E. Batasan Istilah
1) Green Behavior
Menurut Zahara (2009, hlm. 6) green behavior merupakan
refleksi dari tanggung jawab serta kepedulian terhadap lingkungan
yang harus ada dan dimiliki oleh setiap manusia. Pembentukan perilaku
manusia terhadap lingkungan berhubungan dengan sikap dan nilai yang
bersumber dari pengetahuan, perasaan dan kecenderungan bertindak. Dari
hal itu tindakan manusia terhadap lingkungan dilakukan berdasarkan
keputusan yang berasal dari informasi lingkungan dan dari latar belakang
11
2) Jajanan yang sehat atau layak untuk dikonsumsi
Menurut Badan POM RI (2007) pangan jajanan yang aman untuk
di konsumsi adalah pangan yang tidak mengandung bahan-bahan yang
dapat membahayakan kesehatan atau menimbulkan penyakit atau
keracunan, yaitu bahaya biologis, bahaya kimia, dan bahaya fisik.
3) Problem Based Learning
Menurut Suyatno (2009, hlm. 58) bahwa “problem based learning
adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai
berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk
mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah
mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk
pengetahuan dan pengalaman baru”.
F. Struktur Organisasi Penulisan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan kemudian
disusun ke dalam sebuah tesis dengan struktur sebagai berikut.
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang
masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti
timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penelitian.
BAB II Kajian Pustaka, bab ini berisi tentang berbagai kajian pustaka
dan informasi bersumber pada literatur yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dikaji yaitu mengenai “menumbuhkan green behavior dalam
memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS”.
BAB III Metodologi penelitian, dalam bab ini diuraikan tentang
metode dan teknik penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari
sumber-sumber dan cara pengolahan sumber-sumber yang dianggap relevan dengan
permasalahan yang dikaji.
BAB IV Deksripsi temuan dan pembahasan. Dalam bab ini akan
diuraikan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan
pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.
BAB V Simpulan, implikasi dan rekomendasi. Pada bab ini berisi
12
penelitian dan beberapa rekomendasi yang bermanfaat bagi beberapa pihak
49 BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih
jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk melakukan suatu proses
perbaikan dalam pembelajaran dengan cara melakukan suatu tindakan yang
diperlukan sehingga dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi dan
proses selanjutnya siklus terus berlanjut sampai memperoleh hasil yang
diinginkan.
1. Lokasi dan Subjek Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baok 1, Kecamatan Ciwaru
Kabupaten Kuningan.
b) Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 dengan jumlah
siswa sebanyak 21 orang dengan sebaran laki-laki 10 siswa dan perempuan
11 siswa.
c) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Februari
sampai dengan bulan Mei 2015.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus
yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang
dilakukan secara berulang-ulang sampai kepada peningkatan hasil perubahan baik
pengetahuan maupun aplikasinya.
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti dengan model
Kemis and Taggart (1988). Dalam perencanaannya Kemis yang dikutip oleh
Rochiati Wiriaatmadja (2014:67) menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
50
refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu
ancang-ancang pemecahan permasalahan. Dengan model ini peneliti dapat
mengetahui setiap proses pembelajaran di kelas serta mendapat kesempatan untuk
merencanakan dan melaksanakan gagasan untuk menumbuhkan green behavior
dalam memilih jajanan yang sehat pada pembelajaran IPS. Adapun bagan dari
model spiral Kemmis dan Taggart ini adalah sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Dst
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2014 hlm. 66)
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas atau action research. Menurut Afandi (2011, hlm. 11)
menyatakan bahwa PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian atau kegiatan
ilmiah dan bermetode yang dilakukan oleh guru/peneliti di dalam kelas dengan
menggunakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran.
Dalam penelitian ini yang diteliti berkaitan dengan masalah sosial,
kemudian berkaitan dengan perasaan (awareness) dan perilaku siswa yang
berkaitan dengan kepedulian pentingnya mengkonsumsi jajanan yang sehat di
lingkungan sekolah. Oleh karena itu dalam penelitian ini siswa diberikan suatu
51
behavior melalui proses pembelajaran IPS di kelas dan pembiasaan yang
dilakukan di luar kelas.
Metode penelitian tindakan (action reseach) yang dilaksanakan oleh
peneliti merupakan metode yang terdiri dari beberapa siklus. Desain ini dianggap
sesuai karena dalam setiap siklus dilakukan perbaikan-perbaikan untuk
menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada siswa
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Prosedur Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti membuat rencana
tindakan yang akan dilakukan. Setelah rencana disusun barulah tindakan itu
dilakukan sesuai dengan rencana. Ketika pada pelaksanaan tindakan berlangsung
peneliti mengobservasi guru kelas IV sebagai mitra yang menerapkan model
pembelajaran PBL yang dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Berdasarkan hasil
observasi tersebut, selanjutnya peneliti melakukan refleksi sebagai upaya untuk
memperbaiki pembalajaran agar green behavior dalam memilih jajanan yang
sehat untuk di konsumsi dapat meningkat.
Apabila melihat hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan
yang telah dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya
tidak hanya mengulang dari apa yang telah dilakukan sebelumnya akan tetapi
dilakukan terus menerus sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara
optimal.
Adapun gambaran alur pelaksanaan siklus untuk menumbuhkan green
behavior dalam memilih jajanan yang sehat adalah berupa proses pengkajian
berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Merujuk kepada pendapat
Kemmis dan Taggart (1988), maka disusunlah langkah-langkah penelitian sebagai
berikut ini.
a) Tahap Perencanaan Tindakan
Secara garis besar tahap perencanaan yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini mengacu kepada SK dan KD pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang ada dikelas IV semester II yaitu:
52
ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Kompetensi Dasar : Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan
dengan sumber daya alam dan potensi lain di
daerahnya.
Mengacu kepada SK dan KD di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
mengembangkan KD yang kaitannya dengan kegiatan ekonomi salah satunya
yaitu kegiatan konsumsi yang diaplikasikan ke dalam aktivitas jajan anak di
lingkungan sekolah dengan harapan untuk menumbuhkan green behavior siswa.
Oleh karena itu, untuk melaksanakan penelitian ini, peneliti merencanakan
langkah-langkah penelitian seperti:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah
model PBL.
2) Penelitian yang akan dilaksanakan ini terdiri dari 3 siklus, dimana dalam
setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Jadi total tindakan dalam penelitian
ini berjumlah sembilan tindakan.
3) Perencanaan untuk siklus I, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga
tindakan dan siklus ini akan memfokuskan untuk membangun pengetahuan
siswa seputar memilih jajanan yang sehat. Untuk mengetahui peningkatan
pengetahun siswa seputar jajanan yang sehat maka peneliti menggunakan
lembat tes dari setiap tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP,
lembar tes dan di bab IV.
4) Perencanaan untuk siklus II, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga
tindakan dan siklus ini akan memfokuskan untuk membangun kesadaran
siswa dalam memilih jajanan yang sehat. Dalam siklus ini peneliti
menggunakan lembar observasi kesadaran siswa dan lembar angket
kesadaran. Lembar observasi kesadaran siswa ini peneliti dibantu oleh wali
kelas dan seorang guru hal ini bertujuan supaya hasil observasi kesadaran
siswa dapat lebih meyakinkan penelitian. Sedangkan angket kesadaran ini
53
observasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP, lembar observasi
kesadaran, lembar angket kesadaran dan di bab IV.
5) Perencanaan untuk siklus III, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga
tindakan dan siklus ini akan memfokuskan ke dalam aspek
aplikasi/tindakan di lapangan dalam memilih jajanan yang sehat di kantin
sekolah. Dalam siklus ini peneliti menggunakan lembar observasi aplikasi.
Lembar observasi aplikasi ini peneliti dibantu oleh wali kelas dan seorang
guru hal ini bertujuan supaya hasil observasi aplikasi dapat lebih
meyakinkan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP, lembar
observasi aplikasi, dan di bab IV.
6) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di dalam
pembelajaran.
7) Membuat lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung mengacu kepada sintak PBL. Observasi aktivitas siswa ini
dilaksanakan dari setiap tindakan hal ini bertujuan untuk melihat aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung di kelas yang tentu saja materi
yang disampaikan oleh guru seputar jajanan yang sehat dan baik untuk
dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen penelitian
dari bab III ini.
8) Membuat lembar observasi untuk mengukur sejauh mana peningkatan
kesadaran siswa (awareness) dan aplikasinya dalam memilih jajanan yang
sehat di lingkungan sekitar. Kegiatan observasi ini dilaksanakan dari setiap
tindakan dan dilakukan oleh tiga orang observer yaitu peneliti, wali kelas,
dan guru pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen
penelitian dari bab III ini.
9) Membuat lembar wawancara untuk guru dan siswa untuk mengetahui
informasi selama proses pembelajaran berlangsung.
10)Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat pemahaman siswa dalam
materi seputar memilih jajanan yang sehat. Tes ini terdiri dari lima
pertanyaan yang yang memiliki skor maksimal yaitu 25 dan dilaksanakan
pada setiap akhir tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
54
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana tindakan yang
telah dibuat yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) yang
disesuaikan dengan langkah-langkah dari model pembelajaran PBL. Pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 siklus, dimana dari setiap siklusnya
terdiri dari tiga tindakan.
Pelaksanaan dari siklus I yaitu seputar pengetahuan memilih jajanan yang
sehat diantaranya materi yang berhubungan dengan zat-zat yang berbahaya yang
ada di dalam jajanan, materi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh zat yang
berbahaya, dan materi seputar makanan organik dan anorganik. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil penelitian dan pembahasan.
Pelaksanaan dari siklus II yaitu seputar kesadaran siswa dalam memilih
jajanan yang sehat. Untuk menumbuhkan kesadaran tersebut tentu saja harus
didukung dengan materi seputar kesadaran dalam memilih jajanan yang sehat,
diantaranya yaitu sadar akan bahaya fisik, sadar akan bahaya biologi, dan sadar
akan bahaya kimia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil penelitian
dan pembahasan.
Pelaksanaan dari siklus III yaitu seputar aplikasinya dalam memilih
jajanan yang sehat. Dalam siklus III ini disamping siswa dapat memilih jajanan
yang sehat untuk dirinya sendiri siswa juga dapat mengajak kepada
teman-temannya untuk bisa memilih jajanan yang sehat untuk dikonsumsi serta siswa
juga dapat memberikan saran kepada para pedagang untuk menjual jajanan yang
sehat untuk dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil
penelitian dan pembahasan.
Tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran ini tidak lain yaitu untuk
menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat di
lingkungan sekitar. Ada tiga aspek yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan
menggunakan model PBL ini yaitu: adanya peningkatan dari aspek pengetahuan,
kesadaran dan aplikasinya di lapangan.
c) Tahap Pengamatan Observasi Tindakan
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan/tindakan. Pada
55
rencana yang telah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil
pembelajaran. Data dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang
dikembangkan oleh peneliti.
Data yang dapat dikumpulkan hasil penelitian yaitu berupa data hasil tes
pemahaman, lembar observasi kesadaran dan lembar observasi aplikasi yang tentu
saja dari semuanya itu untuk menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih
jajanan yang sehat.
Pada tahap ini peneliti menggunakan beberapa jenis instrument sebagai
alat ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Hasil observasi yang
digunakan selanjutnya akan dijadikan bahan untuk mengukur keberhasilan
penelitian.
d) Tahap Analisis dan Refleksi
Data yang sudah terkumpul dari data hasil tes pengetahuan siswa dari
setiap tindakan, data hasil observasi kesadaran siswa dari setiap tindakan, dan data
hasil observasi aplikasi siswa dari setiap tindakan kemudian dianalisis dan
ditafsirkan dari setiap tindakan.
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil dari analisis data yang sudah
terkumpul baik itu data tes pengetahuan maupun data hasil observasi kesadaran
dan aplikasinya. Proses refleksi ini memegang peranan penting untuk menentukan
suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Suatu refleksi yang tajam dan
terpercaya akan menjadi suatu masukan yang sangat berharga dan akurat untuk
menentukan langkah tindakan pada siklus selanjutnya.
5. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Soal Tes Pengetahuan Siswa Seputar Jajanan
Pengolahan data hasil dilakukan secara kuantitatif untuk mengukur sejauh
mana siswa memahami konsep memilih jajanan yang sehat dari apa yang
dipelajarinya melalui pembelajaran dengan menggunakan model PBL.
Tes ini dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran dari setiap siklus
yang sudah dilaksanakan. Adapun tujuan diadakannya tes dalam penelitian ini
56
memilih jajanan yang sehat sebagai hasil dari proses belajar yang telah
dilaksanakan. Tes pengetahuan ini sifatnya uraian untuk setiap tindakannya.
Jumlah soal dalam tes ini sebbanyak 5 butir soal untuk di siklus I dan II,
sedangkan untuk di siklus III soal tes bersifat narasi. Jumlah skor maksimal tes
pengetahuan ini yaitu 25 untuk siklus I dan II, sedangkan untuk siklus III skor
maksimal yaitu 10. Format tes pengetahuan siswa seputar jajanan dapat dilihat
pada lampiran B.2.
2. Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siwa dilakukan pada saat berlangsungnya
pembelajaran didalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran PBL. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keepektifan dari model PBL dalam
menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat serta
dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran
berlangsung. Berikut merupakan beberapa aspek aktivitas siswa yang diamati:
1. Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa
a. Menanggapi permasalahan yang disampaikan guru seputar jajanan.
b. Mengajukan pertanyaan mengenai seputar jajanan sehat / tidak sehat.
c. Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru seputar jajana sehat / tidak
sehat.
2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
a. Mampu bergabung dengan teman sekelompoknya dengan baik (siklus 1
dan 2), Mampu memposisikan diri sendiri dalam tugas yang diberikan
oleh guru (siklus 3).
b. Menyimak penjelasan guru untuk pengisian LKS dengan materi seputar
jajanan.
c. Menginvestigasi permasalahan yang disajikan guru.
3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
a. Mengumpulkan informasi mengenai materi seputar jajanan.
b. Melakukan eksperimen/terlibat dalam pengisian LKS.
c. Berdiskusi dan mengklarifikasi mengenai jawaban dalam LKS.
57
a. Menyiapkan laporan hasil pekerjaan kelompok/mandiri.
b. Menyampaikan hasil laporan mengenai materi yang diberikan.
c. Menanggapi pertanyaan yang diajukan siswa lain.
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
a. Melakukan tanya jawab seputar materi jajanan.
b. Menanggapi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Disiplin mengerjakan soal mengenai materi seputar jajanan.
Untuk melihat format observasi kesadaran siswa dapat dilihat pada lampiran
B.2.
b. Lembar Observasi Aspek Kesadaran (awareness) Siswa
Kesadaran (awareness) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
kesadaran terhadap sikap dalam memilih jajanan itu sendiri. Pada lembar
observasi ini peneliti dibantu oleh satu orang wali kelas dan satu orang guru kelas
V sehingga satu orang mengamati 7 orang siswa. Hal ini bertujuan agar data yang
diperoleh dalam aspek kesadaran siswa lebih akurat. Adapun indikator yang di
jadikan target penilaian yaitu siswa menyadari akan bahaya dari aspek kimia,
biologis dan fisik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada penjelasan berikut ini:
1) Bahaya biologis
a. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika membeli jajanan di kantin
yang lingkungannya kotor serta tempat menyimpan jajanan di simpan
di wadah yang tidak bersih.
b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan sudah pernah
dipegang-pegang oleh orang lain serta yang sudah di hinggapi dengan
lalat/serangga.
2) Bahaya kimia
a. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli
mengandung bahan pengawet serta pemanis buatan atau bahan kimia
lainnya yang berbahaya.
b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli siswa
dibungkus dengan kertas bekas atau kertas koran atapun plastik.
3) Bahaya fisik
58
simpan dalam keadaan terbuka tanpa adanya penutup makanan.
b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli siswa
kondisinya sudah rusak, lembek, ataupu sudah terlihat adanya jamur
di jajanan tersebut.
Untuk melihat format observasi kesadaran siswa dapat dilihat pada
lampiran B.4.
c. Lembar Observasi Aplikasi di lapangan
Pada aspek aplikasi hal yang diamati adalah aplikasi menghindari jajanan
yang mengandung bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.
masing-masing aspek tersebut dibagi lagi menjadi 3 indikator. Dalam melaksanakan
penilaian lembar observasi aplikasi ini formatnya sama dengan lembar observasi
kesadaran yaitu dengan satu orang penilai mengamati 7 orang siswa hal ini
bertujuan supaya pegamatan terhadap siswa lebih terfokus dan hasilnya juga tepat
sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Adapun indikator yang dijadikan fokus
penelitian ini yaitu siswa:
1. Bahaya biologis
a. Siswa tidak membeli jajanan di lokasi penjualan kotor/berdebu,
banyak dihinggapi lalat dan serangga lainnya.
b. Siswa tidak membeli jajanan jika wadah penyimpannya tidak bersih.
c. Siswa tidak membeli jajanan jika makanan sudah pernah
dipegang-pegang oleh orang lain.
2. Bahaya kimia
a. Siswa tidak membeli jajanan yang dijual di tempat yang tak
terlindungi dari asap kendaraan bermotor.
b. Siswa tidak membeli jajanan yang dibungkus dengan kertas bekas
atau kertas koran.
c. Siswa tidak membeli jajanan atau gorengan yang terlihat berwarna
gelap dan terlalu mencolok karena besar kemungkinan pangan
tersebut mengandung pewarna tekstil yang bukan untuk pangan.
3. Bahaya fisik
a. Siswa memilih jajanan yang disimpan dalam keadaan tertutup untuk
59
b. Siswa menghindari pangan yang dijual oleh pekerja yang mengenakan
perhiasan tangan yang berpeluang untuk lepas dan jatuh ke dalam
makanan.
c. Siswa mengamati kondisi pangan sebelum di konsumsi.
Untuk melihat format observasi aplikasi siswa dapat dilihat pada lampiran
B.5.
d. Angket Kesadaran Siswa
Penyusunan angket ini dikhususkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
menyadari akan bahaya-bahaya yang meliputi bahaya kimia, fisik dan biologis
yang akan terjadi kalau kita salah dalam memilih jajanan di lingkungan sekitar.
Pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket tersebut semunya merupakan
pengembangan dari indikator yang diambil dari jajanan yang sehat. Adapun
tujuan dari angket ini yaitu untuk memperkuat dan meyakinkan peneliti atas hasil
dari lembar observasi kesadaran siswa.
Angket yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan skala pengukuran
likert. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 134) skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam hal ini fenomena sosial yang akan diukur yaitu seputar sikap siswa
dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar. Penilaian siswa terbagi
menjadi beberapa kategori yaitu:
a. Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.
b. Setuju (S) dengan nilai 4.
c. Ragu-ragu (R) dengan nilai 3.
d. Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2 .
e. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.
Untuk melihat format angket kesadaran siswa dapat dilihat pada lampiran
B.6.
e. Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi secara langsung
kepada objek penelitian yaitu guru dan siswa. Hal ini dilaksanakan untuk
memperoleh data atau fakta atau informasi secara lisan. Wawancara yang
60
menggunakan model problem based learning, sedangkan wawancara yang
ditujukan kepada siswa yaitu seputar sikap dalam memilih jajanan yang sehat
serta dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model problem
based learning.
Untuk melihat pedoman wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada
lampiran B.16 dan B.17.
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian
secara terus-menerus dari siklus pertama sampai siklus terakhir. Adapun tujuan
dari analisis data ini yaitu untuk melihat peningkatan baik dari sikap green
behavior dalam memilih jajanan yang sehat dari segi kognitif siswa mengenai
jajanan yang sehat. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis data hasil wawancara, observasi, dan tes. Hasil dari semua data
diperoleh untuk dijadikan sebuah kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang
akan dilakukan diantaranya:
1) Pengolahan Data Tes Pengetahuan
Teknik analisis data hasil belajar aspek kognitif menggunakan tes formatif.
Pada setiap akhir pertemuan peserta didik diberikan tes formatif ini untuk
mengetahui jangkauan hasil belajar aspek kognitif masing-masing peserta didik.
Dari kegiatan tersebut diharapkan perbandingan nilai peserta didik akan terlihat
pada setiap siklus.
Disamping melihat peningkatan pengetahuan siswa dari setiap tindakan,
peneliti juga melihat nilai ketuntasan belajar dari setiap siswa. Nilai ketuntasan
belajar ini tidak menjadi indikator penilaian pengetahuan dari setiap siswa namun
hanya digunakan untuk melihat apakah pengetahun siswa tersebut sudah
memenuhi standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah. Nilai Ketuntasan
Minimal yang ditentukan oleh peneliti dan guru adalah 65 (enam puluh lima),
penetapan KKM tersebut diambil berdasarkan ketetapan yang ada di sekolah
tersebut dengan mata pelajaran IPS.
61
Keterangan:
P: Persentase ketuntasan belajar
F: Jumlah siswa yang tuntas belajar
N: Jumlah seluruh siswa
Adapun penggolongan rentang ketuntasan belajar adalah sebagai
berikut:
(1). Skor < 65% = Belum tuntas
(2). Skor 65%-100% = Tuntas,
Selanjutnya langkah untuk mencari perolehan nilai pengetahuan yang
didapat peserta didik dari setiap tindakan yaitu dengan digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
5 = Bilangan tetap
20 = Bilangan tetap
Adapun penggolongan rentang hasil pengetahuan peserta didik dari setiap
tes yang dilakukan pada setiap tindakan adalah sebagai berikut:
90 – 100 : sangat baik
80 – 89 : baik
65– 79 : cukup
<64 : kurang
Setelah mengetahui hasil pengetahuan peserta didik selanjutnya untuk
mencari nilai dari setiap butir soal maka akan dilihat dari rata-ratanya yaitu
seberapa persen soal tersebut dipahami oleh peserta didik. Untuk mengetahui
rata-rata dari setiap butir soalnya maka peneliti menggunakan rumus:
X = ∑X
62
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya subjek (peserta didik)
2) Pengolahan Data Lembar Observasi
a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Pengolahan data pada lembar observasi aktivitas siwa dilakukan pada saat
berlangsungnya pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan model
pembelajaran PBL. Dalam pengolahan datanya peneliti memfokuskan ke dalam
lima langkah PBL dimana dalam setiap langkahnya terdiri dari 3 indikator
sehingga nilai maksimal yang diperoleh siswa yaitu 15. Berikut merupakan
beberapa aspek aktivitas siswa yang diamati:
1. Mengorientasi permasalahan.
2. Pengorganisasian siswa.
3. Penyelidikan individual dan kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5. Manganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Interpretasi Kategori:
a) Baik (B) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 11 – 15.
b) Cukup (C) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 6 – 10.
c) Kurang (K) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 0 – 5.
b) Lembar Observasi Kesadaran (awareness) Siswa
Pengolahan data pada lembar observasi aspek kesadaran (awareness) diisi
dengan tanda ceklis (√) pada kolom indikator yang muncul. Kesadaran
(awareness) yang dimaksud yaitu kesadaran akan bahaya yang akan timbul
seandainya salah dalam memilih jajanan. Adapun indikator yang ditentukan oleh
peneliti sebanyak 6 buah indikator yang terbagi ke dalam 3 aspek yaitu: sadar dari
bahaya kimia, sadar dari bahaya biologis, dan sadar dari bahaya fisik.
Kriteria Penilaian:
Setiap indikator yang muncul diberi tanda ceklis (√). Jumlah skor ideal adalah 6.