• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH

JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Oleh

APIP RUDIANTO NIM. 1302284

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH

JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)

Oleh Apip Rudianto

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar Keminatan IPS

©Apip Rudianto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul "Menumbuhkan Green

Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat Melalui Model Problem Based

Learning (PBL) dalam Pembelajaran IPS" ini beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika

keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

(4)

APIP RUDIANTO

MENUMBUHKAN GREEN BEHAVIOR DALAM MEMILIH

JAJANAN YANG SEHAT MELALUI MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing,

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

(5)

ABSTRAK

Apip Rudianto (2015). Menumbuhkan Green Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Baok Kecamatan Ciwaru kabupaten Kuningan)

Penelitian ini di latarbelakangi oleh adanya kejadian luar biasa yang terjadi di berbagai daerah yaitu banyaknya siswa yang mengalami keracunan setelah mengkonsumsi jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Salah satu penyebab dari keadaan tersebut masih rendahnya green behavior siswa dalam menjaga kesehatan yang diaplikasikan dalam perilaku jajan di sekolah. Siswa lebih suka membeli jajanan yang disukainya dari pada melihat kondisi sehat tidaknya jajanan tersebut. Hal ini dapat berdampak kepada kelangsungan hidup di masa yang akan datang (sustainable

development). Keadaan demikian telah menjadi kekhawatiran peneliti, sehingga

melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Untuk mendukung penelitian tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemmis dan Taggart. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: lembar evaluasi, lembar observasi perilaku (kesadaran dan aplikasi), lembar wawancara, dan angket kesadaran siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dapat menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat. Berdasarkan temuan fakta dan analisis data di lapangan menunjukan bahwa penumbuhan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat dari siklus I sampai siklus III terlihat adanya peningkatan, hal ini dapat dilihat dengan kenaikan persentase tingkat pencapaian dari aspek pengetahuan siswa, kesadaran siswa, dan aplikasinya di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ini, siswa sudah lebih berhati-hati dalam memilih jajanan yang dijual di kantin sekolah dengan melihat-lihat dahulu kondisi kantin, kondisi jajanan serta selalu bertanya kepada penjual tentang kandungan zat yang ada dalam jajanan.

(6)

ABSTRACT

Apip Rudianto (2015). Growing a Green Behavior in Choosing Healthy Snacks Through Problem Based Learning (PBL) in Social Studies (action research at fourth grade Baok Elementary School 1 subdistrict Ciwaru, Kuningan Regency)

This research is motivated by the extraordinary incident, which occurred in schools with the root of the problem about the snacks consumed by students. One cause of this situation is the low green student behavior in maintaining health behaviors applied in school snacks. Students prefer to buy snacks to his preferred aspect rather than seeing this aspect of health this affects the survival in the future (sustainable development). Such circumstances have been a concern of researchers, which will carry out research with the aim to foster green behavior in choosing healthy snacks in the school environment. Therefore, for support of the study researchers used a model problem based learning (PBL). The research method uses classroom action research (PTK) with a research design Kemmis and Taggart. The instrument used in this study are: evaluation sheets, observation sheets behaviors (awareness and application), the questionnaires, and students' awareness questionnaire. These results indicate that using a model of problem-based learning (PBL) can foster green behavior of students in choosing healthy snacks. Based on the findings of fact and analysis of field data these show that green growth behavior of students in choosing healthy snacks from the first cycle to the third cycle show an increase. This can be seen with the increase in the percentage level of achievement of the aspects of students' knowledge, awareness of students, and their application in the field. Based on these results, students are more careful in choosing the snacks sold in school canteens by looking at the condition of the cafeteria, snack condition and always ask the seller about the substances contained in snacks.

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

A. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ... 12

B. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Green Behavior ... 15

C. Green Behavior ... 17

D. Pentingnya Green Behavior dalam Memilih Jajanan yang Sehat untuk Siswa Sekolah Dasar ... 24

E. Konsep memilih Jajanan yang Sehat ... 28

F. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 39

G. Temuan Hasil Penelitian Terdahulu ... 46

H. Hipotesis Tindakan ... 48

BAB III METODE PENELITIAN... 49

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 49

1. Tempat Penelitian... 49

1. Soal Tes Pengetahuan Siswa Seputar Materi Jajanan ... 56

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 56

(8)

4. Lembar Observasi Aplikasi Siswa ... 58

5. Angket Kesadaran Siswa... 59

6. Lembar Wawancara ... 60

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 60

1. Teknik Pengolahan Data ... 60

2. Teknik Analisis Data ... 64

G. Validasi Data ... 66

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Profil Tempat Penelitian ... 68

B. Paparan Data Awal ... 70

C. Paparan Data Siklus I ... 72

1. Paparan Data Siklus I Tindakan 1 ... 73

2. Paparan Data Siklus I Tindakan 2 ... 88

3. Paparan Data Siklus I Tindakan 3 ... 97

D. Paparan Data Siklus II ... 108

1. Paparan Data Siklus II Tindakan 1 ... 109

2. Paparan Data Siklus II Tindakan 2 ... 121

3. Paparan Data Siklus II Tindakan 3 ... 132

E. Paparan Data Siklus III ... 144

1. Paparan Data Siklus III Tindakan 1 ... 145

2. Paparan Data Siklus III Tindakan 2 ... 155

3. Paparan Data Siklus III Tindakan 3 ... 165

F. Hasil Wawancara ... 172

G. Pembahasan ... 176

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 190

A. Simpulan ... 190

B. Implikasi ... 191

C. Rekomendasi ... 192

DAFTAR PUSTAKA ... 194

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pengembangan dari Prinsip The Earth Charter ... 24

Tabel 2.2 Pelarangan dan Pembatasan Zat Berbahaya pada Pangan ... 36

Tabel 2.3 Sintaks PBL ... 44

Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi ... 66

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Angket ... 66

Tabel 4.1 Pembagian Kelompok Penelitian ... 76

Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Pengamatan Perilaku Siswa ... 81

Tabel 4.3 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa dan Perilaku Siswa dalam Memilih Jajanan Sehat Tindakan 1 Siklus I ... 85

Tabel 4.4 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus I ... 95

Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 105

Tabel 4.6 Pengelompokan Siswa untuk Kegiatan Penelitian ... 111

Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 119

Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 129

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 141

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 1 ... 153

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 2 ... 162

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Hasil Observasi Pengetahuan, Aktivitas Siswa, Kesadaran (awareness) dan Aplikasi Siswa Siklus III Tindakan 3 ... 172

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa ... 182

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Tes Pengetahuan Siswa... 184

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kesadaran Siswa ... 186

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komponen Karakter yang Baik ... 28

Gambar 2.2 Health Program Planning; An Educational Ecological Aprroach ... 31

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 50

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Data Awal ... 72

Gambar 4.2 Grafik Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan I siklus I ... 79

Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus I ... 80

Gambar 4.4 Grafik Aspek Kesadaran dan Aplikasis Tindakan 1 Siklus 1 ... 85

Gambar 4.5 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 siklus I ... 92

Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus I ... 93

Gambar 4.7 Grafik Hasil Rekapitulasi Observasi Perilaku Siswa ... 94

Gambar 4.8 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 101

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Pengetahuan Siswa Siklus I ... 101

Gambar 4.10 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus I ... 103

Gambar 4.11 Grafik Hasil Rekapitulasi Observasi Perilaku Siswa Tindakan 3 siklus I ... 104

Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus I ... 105

Gambar 4.13 Grafik Peningkatan Aplikasi Siswa Siklus I ... 105

Gambar 4.14 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 113

Gambar 4.15 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 114

Gambar 4.16 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 116

Gambar 4.17 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 117

Gambar 4.18 Grafik Presentase Aplikasi siswa Tindakan 1 Siklus II ... 118

Gambar 4.19 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 124

Gambar 4.20 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 125

Gambar 4.21 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus II ... 126

Gambar 4.22 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 2 Siklus II ... 127

Gambar 4.23 Grafik Presentase Aplikasi siswa Tindakan 2 Siklus II ... 128

Gambar 4.24 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 136

Gambar 4.25 Grafik Rekap Hasil Pengetahuan Siswa Tindakan 1, 2 & 3 Siklus II ... 136

Gambar 4.26 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 137

Gambar 4.27 Grafik Presentase Kesadaran siswa Tindakan 3 siklus II ... 138

Gambar 4.28 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus II ... 138

Gambar 4.29 Grafik Angket Kesadaran Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 139

Gambar 4.30 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus II... 140

(11)

Gambar 4.32 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa

Tindakan 1 Siklus III ... 149

Gambar 4.33 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 150

Gambar 4.34 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 151

Gambar 4.35 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 1 Siklus III ... 152

Gambar 4.36 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 159

Gambar 4.37 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 160

Gambar 4.38 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 161

Gambar 4.39 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 2 Siklus III ... 162

Gambar 4.40 Grafik Presentase Kriteria Pengetahuan Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 168

Gambar 4.41 Grafik Rekapitulasi Pengetahuan siswa siklus III ... 168

Gambar 4.42 Grafik Aktivitas Siswa Tindakan 3 Siklus II ... 169

Gambar 4.43 Grafik Presentase Kesadaran Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 170

Gambar 4.44 Grafik Peningkatan Kesadaran Siswa Siklus III ... 170

Gambar 4.45 Grafik Presentase Aplikasi Siswa Tindakan 3 Siklus III ... 172

Gambar 4.46 Diagram Peningkatan Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa ... 182

Gambar 4.47 Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Siswa ... 185

Gambar 4.48 Rekapitulasi Hasil Kesadaran Siswa ... 186

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran B.1 Format Tes Pengetahuan Siswa ... 271

B.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 272

B.3 Lembar Observasi Perilaku Siswa ... 273

B.4 Lembar Observasi Aspek Kesadaran siswa ... 274

B.5 Lembar Observasi Aspek Aplikasi ... 275

B.6 Lembar Angket Kesadaran Siswa ... 276

B.7 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus I ... 277

B.8 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus I ... 278

B.9 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus I ... 279

B.10 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus II ... 480

B.11 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus II ... 281

B.12 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus II ... 282

B.13 Soal tes pengetahuan tindakan 1 siklus III ... 283

B.14 Soal tes pengetahuan tindakan 2 siklus III ... 284

B.15 Soal tes pengetahuan tindakan 3 siklus III ... 285

B.16 Pedoman Wawancara Guru... 286

B.17 Pedoman Wawancara Siswa ... 287

Lampiran C.1 Hasil Tindakan 1 siklus I ... 289

C.1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa siswa ... 290

C.1.2 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 291

C.1.3 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 293

C.1.4 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 294

C.1.5 Hasil observasi aktivitas siswa ... 295

C.1.6 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 296

C.2 Hasil Tindakan 2 siklus I... 300

C.2.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 301

C.2.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 303

C.2.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 304

C.2.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 305

C.2.5 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 307

C.3 Hasil Tindakan 3 siklus I ... 311

C.3.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 312

C.3.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 314

C.3.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 314

C.3.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 315

C.3.5 Hasil observasi Perilaku Siswa ... 317

(13)

C.4.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 323

C.4.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 325

C.4.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 326

C.4.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 327

C.4.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 329

C.4.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 333

C.4.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 338

C.5 Hasil Tindakan 2 siklus II ... 342

C.5.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 343

C.5.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 345

C.5.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 346

C.5.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 347

C.5.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 349

C.5.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 353

C.5.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 358

C.6 Hasil Tindakan 3 siklus II ... 362

C.6.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 363

C.6.2 Hasil tes Pengetahuan skor terendah ... 365

C.6.3 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 366

C.6.4 Hasil observasi aktivitas siswa ... 367

C.6.5 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 369

C.6.6 Hasil Angket Kesadaran Siswa ... 373

C.6.7 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 378

C.7 Hasil Tindakan 1 siklus III ... 382

C.7.1 Rekap Hasil tes Pengetahuan siswa ... 383

C.7.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 385

C.7.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 386

C.7.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 388

C.7.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 392

C.8 Hasil Tindakan 2 siklus III ... 396

C.8.1 Rekap Hasil Tes Pengetahuan Siswa ... 397

C.8.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 399

C.8.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 400

C.8.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 402

C.8.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 406

C.9 Hasil Tindakan 3 siklus III ... 410

C.9.1 Rekap Hasil Tes Pengetahuan siswa ... 411

C.9.2 Hasil tes Pengetahuan skor tertinggi ... 413

C.9.3 Hasil observasi aktivitas siswa ... 414

C.9.4 Hasil observasi Kesadaran Siswa ... 416

C.9.5 Hasil observasi Aplikasi Siswa ... 420

Lampiran D.1 Surat keterangan Kepala Sekolah ... 426

D.2 Foto Copy Buku Bimbingan Tesis ... 427

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu agenda pembangunan nasional adalah mewujudkan

kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, produktif dan

mandiri (Depkes, 2004). Berangkat dari pernyataan tersebut maka

tidaklah salah kalau keempat aspek tersebut dijadikan indikator dalam

agenda pembangunan nasional karena keempat faktor tersebut memiliki

keterkaitan yang sangat erat. Pondasi awal untuk mewujudkan

pembangunan nasional diawali dengan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu

dengan mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat

baik itu jasmani maupun rohaninya. Upaya peningkatan kualitas SDM

dimulai usia dini hingga dewasa dengan memberikan asupan makanan

yang bergizi serta memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai

pola hidup sehat yang mencakup kebiasaan anak-anak jajan serta

pengetahuan anak mengenai berbagai kandungan zat berbahaya yang akan

mengakibatkan hal-hal yang negatif seandainya mereka mengonsumsi

zat-zat tersebut.

Anak usia sekolah terutama SD mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang cenderung lebih stabil. Pada masa tumbuh kembang

ini pemenuhan dasar anak-anak seperti perawatan dan makanan bergizi

yang diberikan secara baik dan benar sehingga kedepannya dapat

membentuk SDM yang sehat dan produktif. Namun kegiatan di sekolah

yang cukup padat diantaranya belajar, bermain, dan olahraga maka anak

memerlukan energi yang cukup mengingat mereka berada selama 4-5 jam

di sekolah sehingga asupan gizinya harus diperhatikan.

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar itu

anak dapat memperoleh makanan yang berasal dari rumah yang berupa

bekal yang dibawa ke sekolah maupun yang ada di lingkungan sekolah

(15)

2

menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% dari anak-anak tersebut membawa

bekal dari rumah, sehingga kemungkinan untuk membeli makanan jajanan

di sekolah lebih tinggi.

Jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal

dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Jajanan tersebut

sangat bervariasi, baik dalam bentuk, rasa, aroma, dan harga. Jajanan yang

mengandung zat gizi, dikemas dan diolah secara aman memiliki daya tarik

tersendiri bagi masyarakat. Makanan jajanan memberikan kontribusi

masing-masing sebesar 22,9%, dan 15,9% terhadap keseluruhan asupan

energi dan protein anak sekolah dasar (Rahmi AA, 2005, hlm. 55). Namun

tidak sedikit jajanan yang dijual terutama di sekitar sekolah mengandung

berbagai zat yang berbahaya baik bahaya fisik, biologis maupin kimia.

Menurut Sparingga (2011) Deputi Bidang Pengawasan Keamanan

Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM yang di lansir dari Kompas.com

bahwa sebanyak 7.500 jajanan di sejumlah sekolah dasar dan madrasah

ibtidaiyah atau sebanyak 25,5% makanan/jajanan tersebut tidak layak

konsumsi, hal ini di sebabkan jajanan tersebut mengandung bahan kimia

yang berbahaya dan mikroba. Bahan kimia yang ditemukan, antara lain zat

warna tekstil, formalin, dan boraks. Selain itu, ditemukan pula cemaran

mikroba E coli yang biasa terdapat pada tinja.

Selain hal tersebut, selama ini kita tidak menyadari bahwa

lingkungan yang sering kita jumpai contohnya di kantin-kantin sekolah

sebenarnya dapat memberikan ancaman kesehatan yang sangat serius,

karena ini masih banyak jajanan yang di jajakan di lingkungan sekolah

yang kurang terjamin kesehatannya dan berpotensi menyebabkan

keracunan.

Salah satu peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu

tepatnya di SD Negeri I dan II Cigantang Tasikmalaya telah terjadi kasus

keracunan jajanan. Sekitar 111 siswa mengalami keracunan usai

mengkonsumsi jajanan sekolah dengan pelengkap saus, diduga saus

tersebut mengandung bahan zat kimia yang berbahaya sehingga anak-anak

(16)

3

diantaranya: mual, pusing, muntah, serta buang air besar terus menerus.

(Hartawan, 2015 [online] dapat diakses di

http://nasional.tempo.co/read/news/2015/02/07/058640561/177-siswa-sd

keracunan-polisi-bawa-ciken-ke-lab).

Dari beberapa contoh kejadian di atas maka dapat ditarik

kesimpulan sementara bahwa permasalahan makanan dan jajanan di

sekolah merupakan hal yang perlu menjadi perhatian lapisan masyarakat,

khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah, karena bahaya yang

akan ditimbulkan dari makanan dan jajanan yang dijual di sekolah dapat

beresiko terhadap kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang

pada anak sekolah.

Tidak jauh berbeda dengan hal di atas yang berkaitan dengan

jajanan yang dijual di kantin sekolah serta perilaku jajan siswa di Sekolah

Dasar, maka untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan observasi

di SDN Baok 1 Kec. Ciwaru Kab. Kuningan. Fakta yang didapat di

lapangan menunjukan masih banyak jajanan yang dijual di kantin sekolah

yang mengandung pewarna, pemanis, dan pengawet makanan yang dapat

membahayakan kesehatan seperti: minuman sirup, kerupuk pedas, mie

instan dan berbagai minuman kemasan kaleng lainnya.

Selain jajanan yang dijual di kantin sekolah, peneliti juga

mengamati sikap jajan siswa ketika waktu istirahat. Hasil yang diperoleh

menunjukan bahwa siswa ketika jajan tidak melihat kondisi jajanan,

tempat/wadah jajanan, lingkungan kantin serta kandungan zat yang ada di

jajanan tersebut sehingga tidak menutup kemungkinan kejadian seperti

keracunan dan gejala ganguan kesehatan lainnya mungkin saja terjadi.

Perilaku konsumsi jajan seperti halnya perilaku lainnya pada diri

seseorang dipengaruhi oleh wawasan dan cara pandang dan faktor lain

yang berkaitan dengan tindakan yang tepat. Di sisi lain, perilaku konsumsi

jajan dipengaruhi pula oleh wawasan atau cara pandang seseorang

terhadap masalah makanan dan kesehatan. Perilaku jajan pada dasarnya

(17)

4

karena itu diperlukan adanya perhatian dan bimbingan langsung dari orang

tua maupun guru kepada anak-anak terutama dalam perilaku jajannya.

Kebiasaan jajan yang sering dilakukan oleh anak-anak apabila

tidak dikontrol oleh orang tua dan guru dalam jangka panjang maka akan

mengakibatkan munculnya sifat/perilaku yang konsumtif pada diri siswa.

Kita menyadari kalau dunia anak tidak akan bisa lepas dari kebiasaan jajan

karena semua itu sifatnya sudah alamiah sesuai dengan tugas

perkembangan anak, tapi kalau dari sejak dini ditanamkan nilai dan

pengetahuan jajan baik itu diberikan pengetahuan mengenai kandungan zat

berbahaya beserta akibat yang akan ditimbulkannya serta konsep hidup

hemat dengan menabung uang jajan maka bukan tidak mungkin anak-anak

akan membatasi kebiasaan jajannya dan kalaupun anak-anak akan jajan

mereka sudah selektif dan dapat memilih berbagai jajanan yang layak di

konsumsi ataupun tidak.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sikap cermat dan

cerdas khususnya bagi anak-anak sekolah dalam memilih jajanan yang

sehat. Sikap tersebut harus ditanamkan sejak dini baik itu soal

pengetahuan soal jajanan yang sehat, kandungan gizi dari setiap makanan

serta bagaimana cara memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar.

Hal tersebut menunjukan kepada sikap yang sustainable development,

artinya menumbuhkan sikap kepada anak dengan mengarah kepada

kehidupan dan kegiatan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk menuju

berkelanjutan dibutuhkan solusi yang tepat. Solusi ini ditegaskan oleh

Capra (2002, hlm.13) yang mengungkapkan bahwa dari sudut sistemi,

satu-satunya solusi yang patut dilaksanakan ialah solusi yang

berkelanjutan (sustainable).

Capra mengungkapkan bahwa pendidikan untuk kehidupan yang

berkelanjutan membutuhkan pemahaman intelektual ekologi dan ikatan

emosional dengan alam yang membuatnya lebih mungkin bahwa

anak-anak kita akan tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab

yang benar-benar peduli tentang keberlanjutan kehidupan, dan

(18)

5

sekitar.

Pendidikan diharapkan dapat membangun pemahaman kehidupan

yang berkelanjutan tentang kecerdasan ekologi yang salah saatunya

menumbuhkan green behavior dan ikatan emosional dengan alam. Hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Capra (dalam Stone dan Barlow,

2005 hlm. xv) mengungkapkan bahwa:

Educational for sustainable living fosters both an intellectual understanding of ecology and emotional bonds with nature that make it more likely that our children will grow into responsble cittizens who truly care about sustaining life, and develop a passion for applying their ecological understanding to the fundamental redesign of our technologies and social institutions, so as to bridge the current gap between human design and the ecologically sustainable system of nature.

Capra mengungkapkan bahwa pendidikan untuk kehidupan yang

berkelanjutan membutuhkan pemahaman intelektual ekologi dan ikatan

emosional dengan alam yang membuatnya lebih mungkin bahwa

anak-anak kita akan tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab

yang benar-benar peduli tentang kehidupan keberlanjutan, dan

mengembangkan semangat untuk menerapkan pemahaman ekologi

mereka.

Hal ini bertujuan tidak lain untuk menyelamatkan kehidupan di

masa yang akan datang supaya bisa dirasakan oleh generasi berikutnya.

Sejalan dengan itu menurut Brown (dalam Capra, 2002, hlm.13)

menyebutkan bahwa sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan

kehidupan ialah yang mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan tanpa

mengurangi prospek generasi-generasi masa depan.

Berangkat dari pemikiran tersebut, seharusnya lingkungan

pendidikan/sekolah harus menjadi tempat untuk bisa merekayasa masa

depan. Pola pendidikan yang benar idealnya akan menciptakan sikap dan

perilaku para peserta didik yang mencerminkan green behavior terutama

dalam menumbuhkan sikap memilih jajanan yang sehat di lingkungan

(19)

6

green behavior term was examined in many subject and it resulted in various expressions, such as go green, think green, green life, green school, green architecture, green living, green city.

Maksud dari pernyataan tersebut bahwa Istilah green behavior

banyak dikaji dari beragam disiplin ilmu dan menghasilkan beragam

istilah seperti perilaku hijau, berpikir hijau, kehidupan hijau, sekolah hijau,

arsitektur hijau, hidup hijau, dan kota hijau.

Selain itu seperti yang dikutip dari key principle Earth Charter

(dalam Supriatna, 2012) bahwa beberapa contoh yang mencerminkan dari

green behavior adalah Respect for the Earth, Care for Life dan Adopt Patterns of Production, Consumption, and Reproduction. Dari beberapa

aspek yang di jelaskan dalam earth charter yang menjadi fokus penelitian

ini yaitu kepada aspek care for life yang dituangkan ke dalam sikap

memilih jajanan yang sehat di sekolah.

Green behavior merupakan suatu konsep pendidikan untuk

pembangunan berkelanjutan (PBB), artinya pendidikan yang memberi

kesadaran dan kemampuan kepada semua orang untuk berkontribusi lebih

baik bagi pembangunan berkelanjutan pada masa sekarang dan yang akan

datang (Sudibyo dalam Muaddab, t.t, hlm. 5). Tujuan Akhir dari PBB

adalah pendidikan berakhlak mulia dari usia dini sampai perguruan tinggi.

Untuk mewujudkan pendidikan untuk pembangunan yang

berkelanjutan yang menerapkan konsep green behavior dalam memilih

jajanan yang sehat maka dalam proses pembelajarannya harus dikemas ke

dalam sesuatu yang menarik sehingga dalam proses pembentukan perilaku

anak dapat berjalan dengan baik dan nilai-nilai yang akan ditanamkan

dapat tersampaikan ke dalam diri siswa.

Pembelajaran yang dimaksud yaitu untuk meningkatkan green

behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada siswa harus diimbangi

dengan penggunaan model yang tepat dan efektif. Artinya dibutuhkan

model pembelajaran yang bercirikan peningkatan kemampuan berfikir

kreatif dan kritis serta proses pembelajaran yang harus memberikan

kesempatan kepada seluruh siswa agar dapat mengembangkan potensi

(20)

7

dengan pengalaman siswa itu sendiri. Menurut Sagala (2009, hlm.59)

mengungkapkan bahwa cara belajar yang baik tentunya harus mengatasi

kesulitan belajar, maka dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis dan

terencana. Artinya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dikerjakan

secara sungguh-sungguh, bukan setengah hati.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat terhadap

anak yaitu dengan model pembelajaran berbasis masalah. Menurut

Suyatno (2009, hlm. 58) bahwa : “problem based learning adalah proses

pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah

dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya

(prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru”.

Selain pnedapat diatas menurut Arends (dalam Trianto, 2007,

hlm.68) menyatakan bahwa “problem based learning merupakan suatu

pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang

autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri”.

Dari pemaparan menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan

sementara mengenai PBL merupakan model pembelajaran yang mengacu

pada permasalahan yang berada di lingkungan masyarakat dikaitkan

dengan pengalaman yang sudah dimiliki sebelumnya dengan memberikan

rangsangan/arahan agar siswa dapat berpikir kritis.

Oleh karena itu, fokus dari penelitian ini terutama dalam

penggunaan model PBL lebih kepada aspek dalam sisi aplikatifnya yaitu

memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah. Hasil dari proses

pembelajaran di kelas tersebut di aktualisasikan di lingkungan sekolah

dengan mencoba memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah, hal

tersebut tentu saja diperlukan aspek berfikir kritis pada siswa dalam

mengambil keputusan memilih jajanan dengan dasar dari pengetahuan

(21)

8

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat

penelitian dengan judul: “menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di kelas

IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dikemukakan di atas, maka masalah

yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah “Apakah model

pembelajaran PBL dapat menumbuhkan green behavior siswa dalam

memilih jajanan yang sehat pada siswa kelas IV Sekolah Dasar?”. Dari

rumusan masalah tersebut, dalam peelitian ini diajukan

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran PBL dalam

menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada

pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru

Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran PBL dalam

menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada

pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru

Kabupaten Kuningan?

3. Bagaimana peningkatan green behavior dalam memilih jajanan yang

sehat dengan menggunakan model PBL dalam pembelajaran IPS di

Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui sejauh mana penumbuhan green behavior siswa

dalam memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam

pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Baok 1 Kecamatan Ciwaru

Kabupaten Kuningan.

2. Tujuan khusus

(22)

9

Untuk mengetahui bagaimana guru merencanakan, melaksanakan,

dan mereflesikan model pembelajaran PBL untuk menumbuhkan

green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat pada

pembelajaran IPS di Kelas IV.

b) Kepada Siswa

Untuk menumbuhkan aspek pengetahuan terkait jajanan yang

sehat, aspek kesadaran siswa dalam memilih jajanan yang sehat,

dan aspek aplikasi dalam memilih jajanan yang sehat melalui

model PBL dalam pembelajaran IPS di Kelas IV.

c) Untuk mengetahui peningkatan green behavior dalam memilih

jajanan yang sehat dengan menggunakan model PBL dalam

pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Baok Kecamatan Ciwaru

Kabupaten Kuningan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak terutama yang berkaitan dengan pendidikan, sebagai salah

satu alternatif bagi guru untuk menumbuhkan sikap dan keterampilan

siswa dalam memilih jajanan yang sehat di sekolah melalui model PBL.

Terdapat dua manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis, sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

1) Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran yang

nyata bagi para pendidik dalam melihat fenomena siswa salah

satunya memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekolah.

2) Adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkuat penelitian

yang sudah dikembangkan sebelumnya mengenai penumbuhan

green behavior dalam memilih jajanan yang sehat di sekolah dasar.

3) Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk

penelitian sejenis selanjutnya.

b) Manfaat Praktis

1) Bagi Guru

(23)

10

untuk meningkatkan pemahaman dan sikap green behavior dalam

memilih jajanan yang sehat ketika mengajar di kelas, bahwasannya

mengajar harus dengan perencanaan dan berbagai metode serta

model yang bervariatif sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan

dalam belajar dan hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2) Bagi Siswa

Memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, untuk memahami

dan meningkatkan sikap green behavior dalam memilih jajanan

yang sehat pada pembelajaran IPS dengan model PBL, dan para

siswa tidak mengalami kejenuhan terhadap pembelajaran yang

diberikan guru serta materi pelajaran dapat dipahami dengan

mudah oleh siswa.

3) Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan ruang dan fasilitas serta

memberikan kesempatan dan mendorong kepada guru agar para

guru lebih kreatif, inovatif dalam melakukan proses

pembelajarannya terutama dengan model PBL.

4) Bagi peneliti Lain

Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta

pengalaman penelitian untuk menumbuhkan sikap green behavior

dalam memilih jajanan yang sehat dengan penerapan model PBL

pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar.

E. Batasan Istilah

1) Green Behavior

Menurut Zahara (2009, hlm. 6) green behavior merupakan

refleksi dari tanggung jawab serta kepedulian terhadap lingkungan

yang harus ada dan dimiliki oleh setiap manusia. Pembentukan perilaku

manusia terhadap lingkungan berhubungan dengan sikap dan nilai yang

bersumber dari pengetahuan, perasaan dan kecenderungan bertindak. Dari

hal itu tindakan manusia terhadap lingkungan dilakukan berdasarkan

keputusan yang berasal dari informasi lingkungan dan dari latar belakang

(24)

11

2) Jajanan yang sehat atau layak untuk dikonsumsi

Menurut Badan POM RI (2007) pangan jajanan yang aman untuk

di konsumsi adalah pangan yang tidak mengandung bahan-bahan yang

dapat membahayakan kesehatan atau menimbulkan penyakit atau

keracunan, yaitu bahaya biologis, bahaya kimia, dan bahaya fisik.

3) Problem Based Learning

Menurut Suyatno (2009, hlm. 58) bahwa “problem based learning

adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai

berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk

mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah

mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk

pengetahuan dan pengalaman baru”.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan kemudian

disusun ke dalam sebuah tesis dengan struktur sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang

masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti

timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II Kajian Pustaka, bab ini berisi tentang berbagai kajian pustaka

dan informasi bersumber pada literatur yang berkaitan dengan permasalahan

yang akan dikaji yaitu mengenai “menumbuhkan green behavior dalam

memilih jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS.

BAB III Metodologi penelitian, dalam bab ini diuraikan tentang

metode dan teknik penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari

sumber-sumber dan cara pengolahan sumber-sumber yang dianggap relevan dengan

permasalahan yang dikaji.

BAB IV Deksripsi temuan dan pembahasan. Dalam bab ini akan

diuraikan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan

pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.

BAB V Simpulan, implikasi dan rekomendasi. Pada bab ini berisi

(25)

12

penelitian dan beberapa rekomendasi yang bermanfaat bagi beberapa pihak

(26)

49 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) untuk menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih

jajanan yang sehat melalui model PBL dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk melakukan suatu proses

perbaikan dalam pembelajaran dengan cara melakukan suatu tindakan yang

diperlukan sehingga dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi dan

proses selanjutnya siklus terus berlanjut sampai memperoleh hasil yang

diinginkan.

1. Lokasi dan Subjek Penelitian

a) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baok 1, Kecamatan Ciwaru

Kabupaten Kuningan.

b) Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Baok 1 dengan jumlah

siswa sebanyak 21 orang dengan sebaran laki-laki 10 siswa dan perempuan

11 siswa.

c) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Februari

sampai dengan bulan Mei 2015.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus

yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang

dilakukan secara berulang-ulang sampai kepada peningkatan hasil perubahan baik

pengetahuan maupun aplikasinya.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti dengan model

Kemis and Taggart (1988). Dalam perencanaannya Kemis yang dikutip oleh

Rochiati Wiriaatmadja (2014:67) menggunakan sistem spiral refleksi diri yang

(27)

50

refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu

ancang-ancang pemecahan permasalahan. Dengan model ini peneliti dapat

mengetahui setiap proses pembelajaran di kelas serta mendapat kesempatan untuk

merencanakan dan melaksanakan gagasan untuk menumbuhkan green behavior

dalam memilih jajanan yang sehat pada pembelajaran IPS. Adapun bagan dari

model spiral Kemmis dan Taggart ini adalah sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Dst

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2014 hlm. 66)

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas atau action research. Menurut Afandi (2011, hlm. 11)

menyatakan bahwa PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian atau kegiatan

ilmiah dan bermetode yang dilakukan oleh guru/peneliti di dalam kelas dengan

menggunakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran.

Dalam penelitian ini yang diteliti berkaitan dengan masalah sosial,

kemudian berkaitan dengan perasaan (awareness) dan perilaku siswa yang

berkaitan dengan kepedulian pentingnya mengkonsumsi jajanan yang sehat di

lingkungan sekolah. Oleh karena itu dalam penelitian ini siswa diberikan suatu

(28)

51

behavior melalui proses pembelajaran IPS di kelas dan pembiasaan yang

dilakukan di luar kelas.

Metode penelitian tindakan (action reseach) yang dilaksanakan oleh

peneliti merupakan metode yang terdiri dari beberapa siklus. Desain ini dianggap

sesuai karena dalam setiap siklus dilakukan perbaikan-perbaikan untuk

menumbuhkan green behavior dalam memilih jajanan yang sehat pada siswa

sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4. Prosedur Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti membuat rencana

tindakan yang akan dilakukan. Setelah rencana disusun barulah tindakan itu

dilakukan sesuai dengan rencana. Ketika pada pelaksanaan tindakan berlangsung

peneliti mengobservasi guru kelas IV sebagai mitra yang menerapkan model

pembelajaran PBL yang dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Berdasarkan hasil

observasi tersebut, selanjutnya peneliti melakukan refleksi sebagai upaya untuk

memperbaiki pembalajaran agar green behavior dalam memilih jajanan yang

sehat untuk di konsumsi dapat meningkat.

Apabila melihat hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan

yang telah dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya

tidak hanya mengulang dari apa yang telah dilakukan sebelumnya akan tetapi

dilakukan terus menerus sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara

optimal.

Adapun gambaran alur pelaksanaan siklus untuk menumbuhkan green

behavior dalam memilih jajanan yang sehat adalah berupa proses pengkajian

berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Merujuk kepada pendapat

Kemmis dan Taggart (1988), maka disusunlah langkah-langkah penelitian sebagai

berikut ini.

a) Tahap Perencanaan Tindakan

Secara garis besar tahap perencanaan yang akan dilaksanakan dalam

penelitian ini mengacu kepada SK dan KD pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang ada dikelas IV semester II yaitu:

(29)

52

ekonomi, dan kemajuan teknologi di

lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Kompetensi Dasar : Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan

dengan sumber daya alam dan potensi lain di

daerahnya.

Mengacu kepada SK dan KD di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

mengembangkan KD yang kaitannya dengan kegiatan ekonomi salah satunya

yaitu kegiatan konsumsi yang diaplikasikan ke dalam aktivitas jajan anak di

lingkungan sekolah dengan harapan untuk menumbuhkan green behavior siswa.

Oleh karena itu, untuk melaksanakan penelitian ini, peneliti merencanakan

langkah-langkah penelitian seperti:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah

model PBL.

2) Penelitian yang akan dilaksanakan ini terdiri dari 3 siklus, dimana dalam

setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Jadi total tindakan dalam penelitian

ini berjumlah sembilan tindakan.

3) Perencanaan untuk siklus I, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga

tindakan dan siklus ini akan memfokuskan untuk membangun pengetahuan

siswa seputar memilih jajanan yang sehat. Untuk mengetahui peningkatan

pengetahun siswa seputar jajanan yang sehat maka peneliti menggunakan

lembat tes dari setiap tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP,

lembar tes dan di bab IV.

4) Perencanaan untuk siklus II, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga

tindakan dan siklus ini akan memfokuskan untuk membangun kesadaran

siswa dalam memilih jajanan yang sehat. Dalam siklus ini peneliti

menggunakan lembar observasi kesadaran siswa dan lembar angket

kesadaran. Lembar observasi kesadaran siswa ini peneliti dibantu oleh wali

kelas dan seorang guru hal ini bertujuan supaya hasil observasi kesadaran

siswa dapat lebih meyakinkan penelitian. Sedangkan angket kesadaran ini

(30)

53

observasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP, lembar observasi

kesadaran, lembar angket kesadaran dan di bab IV.

5) Perencanaan untuk siklus III, penelitian akan dilaksanakan ke dalam tiga

tindakan dan siklus ini akan memfokuskan ke dalam aspek

aplikasi/tindakan di lapangan dalam memilih jajanan yang sehat di kantin

sekolah. Dalam siklus ini peneliti menggunakan lembar observasi aplikasi.

Lembar observasi aplikasi ini peneliti dibantu oleh wali kelas dan seorang

guru hal ini bertujuan supaya hasil observasi aplikasi dapat lebih

meyakinkan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP, lembar

observasi aplikasi, dan di bab IV.

6) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di dalam

pembelajaran.

7) Membuat lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung mengacu kepada sintak PBL. Observasi aktivitas siswa ini

dilaksanakan dari setiap tindakan hal ini bertujuan untuk melihat aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung di kelas yang tentu saja materi

yang disampaikan oleh guru seputar jajanan yang sehat dan baik untuk

dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen penelitian

dari bab III ini.

8) Membuat lembar observasi untuk mengukur sejauh mana peningkatan

kesadaran siswa (awareness) dan aplikasinya dalam memilih jajanan yang

sehat di lingkungan sekitar. Kegiatan observasi ini dilaksanakan dari setiap

tindakan dan dilakukan oleh tiga orang observer yaitu peneliti, wali kelas,

dan guru pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen

penelitian dari bab III ini.

9) Membuat lembar wawancara untuk guru dan siswa untuk mengetahui

informasi selama proses pembelajaran berlangsung.

10)Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat pemahaman siswa dalam

materi seputar memilih jajanan yang sehat. Tes ini terdiri dari lima

pertanyaan yang yang memiliki skor maksimal yaitu 25 dan dilaksanakan

pada setiap akhir tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

(31)

54

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana tindakan yang

telah dibuat yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) yang

disesuaikan dengan langkah-langkah dari model pembelajaran PBL. Pelaksanaan

tindakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 siklus, dimana dari setiap siklusnya

terdiri dari tiga tindakan.

Pelaksanaan dari siklus I yaitu seputar pengetahuan memilih jajanan yang

sehat diantaranya materi yang berhubungan dengan zat-zat yang berbahaya yang

ada di dalam jajanan, materi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh zat yang

berbahaya, dan materi seputar makanan organik dan anorganik. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil penelitian dan pembahasan.

Pelaksanaan dari siklus II yaitu seputar kesadaran siswa dalam memilih

jajanan yang sehat. Untuk menumbuhkan kesadaran tersebut tentu saja harus

didukung dengan materi seputar kesadaran dalam memilih jajanan yang sehat,

diantaranya yaitu sadar akan bahaya fisik, sadar akan bahaya biologi, dan sadar

akan bahaya kimia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil penelitian

dan pembahasan.

Pelaksanaan dari siklus III yaitu seputar aplikasinya dalam memilih

jajanan yang sehat. Dalam siklus III ini disamping siswa dapat memilih jajanan

yang sehat untuk dirinya sendiri siswa juga dapat mengajak kepada

teman-temannya untuk bisa memilih jajanan yang sehat untuk dikonsumsi serta siswa

juga dapat memberikan saran kepada para pedagang untuk menjual jajanan yang

sehat untuk dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bab IV hasil

penelitian dan pembahasan.

Tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran ini tidak lain yaitu untuk

menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat di

lingkungan sekitar. Ada tiga aspek yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan

menggunakan model PBL ini yaitu: adanya peningkatan dari aspek pengetahuan,

kesadaran dan aplikasinya di lapangan.

c) Tahap Pengamatan Observasi Tindakan

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan/tindakan. Pada

(32)

55

rencana yang telah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil

pembelajaran. Data dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang

dikembangkan oleh peneliti.

Data yang dapat dikumpulkan hasil penelitian yaitu berupa data hasil tes

pemahaman, lembar observasi kesadaran dan lembar observasi aplikasi yang tentu

saja dari semuanya itu untuk menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih

jajanan yang sehat.

Pada tahap ini peneliti menggunakan beberapa jenis instrument sebagai

alat ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Hasil observasi yang

digunakan selanjutnya akan dijadikan bahan untuk mengukur keberhasilan

penelitian.

d) Tahap Analisis dan Refleksi

Data yang sudah terkumpul dari data hasil tes pengetahuan siswa dari

setiap tindakan, data hasil observasi kesadaran siswa dari setiap tindakan, dan data

hasil observasi aplikasi siswa dari setiap tindakan kemudian dianalisis dan

ditafsirkan dari setiap tindakan.

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil dari analisis data yang sudah

terkumpul baik itu data tes pengetahuan maupun data hasil observasi kesadaran

dan aplikasinya. Proses refleksi ini memegang peranan penting untuk menentukan

suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Suatu refleksi yang tajam dan

terpercaya akan menjadi suatu masukan yang sangat berharga dan akurat untuk

menentukan langkah tindakan pada siklus selanjutnya.

5. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Soal Tes Pengetahuan Siswa Seputar Jajanan

Pengolahan data hasil dilakukan secara kuantitatif untuk mengukur sejauh

mana siswa memahami konsep memilih jajanan yang sehat dari apa yang

dipelajarinya melalui pembelajaran dengan menggunakan model PBL.

Tes ini dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran dari setiap siklus

yang sudah dilaksanakan. Adapun tujuan diadakannya tes dalam penelitian ini

(33)

56

memilih jajanan yang sehat sebagai hasil dari proses belajar yang telah

dilaksanakan. Tes pengetahuan ini sifatnya uraian untuk setiap tindakannya.

Jumlah soal dalam tes ini sebbanyak 5 butir soal untuk di siklus I dan II,

sedangkan untuk di siklus III soal tes bersifat narasi. Jumlah skor maksimal tes

pengetahuan ini yaitu 25 untuk siklus I dan II, sedangkan untuk siklus III skor

maksimal yaitu 10. Format tes pengetahuan siswa seputar jajanan dapat dilihat

pada lampiran B.2.

2. Lembar Observasi

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siwa dilakukan pada saat berlangsungnya

pembelajaran didalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran PBL. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keepektifan dari model PBL dalam

menumbuhkan green behavior siswa dalam memilih jajanan yang sehat serta

dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran

berlangsung. Berikut merupakan beberapa aspek aktivitas siswa yang diamati:

1. Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa

a. Menanggapi permasalahan yang disampaikan guru seputar jajanan.

b. Mengajukan pertanyaan mengenai seputar jajanan sehat / tidak sehat.

c. Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru seputar jajana sehat / tidak

sehat.

2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

a. Mampu bergabung dengan teman sekelompoknya dengan baik (siklus 1

dan 2), Mampu memposisikan diri sendiri dalam tugas yang diberikan

oleh guru (siklus 3).

b. Menyimak penjelasan guru untuk pengisian LKS dengan materi seputar

jajanan.

c. Menginvestigasi permasalahan yang disajikan guru.

3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

a. Mengumpulkan informasi mengenai materi seputar jajanan.

b. Melakukan eksperimen/terlibat dalam pengisian LKS.

c. Berdiskusi dan mengklarifikasi mengenai jawaban dalam LKS.

(34)

57

a. Menyiapkan laporan hasil pekerjaan kelompok/mandiri.

b. Menyampaikan hasil laporan mengenai materi yang diberikan.

c. Menanggapi pertanyaan yang diajukan siswa lain.

5. Menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

a. Melakukan tanya jawab seputar materi jajanan.

b. Menanggapi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Disiplin mengerjakan soal mengenai materi seputar jajanan.

Untuk melihat format observasi kesadaran siswa dapat dilihat pada lampiran

B.2.

b. Lembar Observasi Aspek Kesadaran (awareness) Siswa

Kesadaran (awareness) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kesadaran terhadap sikap dalam memilih jajanan itu sendiri. Pada lembar

observasi ini peneliti dibantu oleh satu orang wali kelas dan satu orang guru kelas

V sehingga satu orang mengamati 7 orang siswa. Hal ini bertujuan agar data yang

diperoleh dalam aspek kesadaran siswa lebih akurat. Adapun indikator yang di

jadikan target penilaian yaitu siswa menyadari akan bahaya dari aspek kimia,

biologis dan fisik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada penjelasan berikut ini:

1) Bahaya biologis

a. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika membeli jajanan di kantin

yang lingkungannya kotor serta tempat menyimpan jajanan di simpan

di wadah yang tidak bersih.

b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan sudah pernah

dipegang-pegang oleh orang lain serta yang sudah di hinggapi dengan

lalat/serangga.

2) Bahaya kimia

a. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli

mengandung bahan pengawet serta pemanis buatan atau bahan kimia

lainnya yang berbahaya.

b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli siswa

dibungkus dengan kertas bekas atau kertas koran atapun plastik.

3) Bahaya fisik

(35)

58

simpan dalam keadaan terbuka tanpa adanya penutup makanan.

b. Menyadari bahaya yang ditimbulkan jika jajanan yang di beli siswa

kondisinya sudah rusak, lembek, ataupu sudah terlihat adanya jamur

di jajanan tersebut.

Untuk melihat format observasi kesadaran siswa dapat dilihat pada

lampiran B.4.

c. Lembar Observasi Aplikasi di lapangan

Pada aspek aplikasi hal yang diamati adalah aplikasi menghindari jajanan

yang mengandung bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.

masing-masing aspek tersebut dibagi lagi menjadi 3 indikator. Dalam melaksanakan

penilaian lembar observasi aplikasi ini formatnya sama dengan lembar observasi

kesadaran yaitu dengan satu orang penilai mengamati 7 orang siswa hal ini

bertujuan supaya pegamatan terhadap siswa lebih terfokus dan hasilnya juga tepat

sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Adapun indikator yang dijadikan fokus

penelitian ini yaitu siswa:

1. Bahaya biologis

a. Siswa tidak membeli jajanan di lokasi penjualan kotor/berdebu,

banyak dihinggapi lalat dan serangga lainnya.

b. Siswa tidak membeli jajanan jika wadah penyimpannya tidak bersih.

c. Siswa tidak membeli jajanan jika makanan sudah pernah

dipegang-pegang oleh orang lain.

2. Bahaya kimia

a. Siswa tidak membeli jajanan yang dijual di tempat yang tak

terlindungi dari asap kendaraan bermotor.

b. Siswa tidak membeli jajanan yang dibungkus dengan kertas bekas

atau kertas koran.

c. Siswa tidak membeli jajanan atau gorengan yang terlihat berwarna

gelap dan terlalu mencolok karena besar kemungkinan pangan

tersebut mengandung pewarna tekstil yang bukan untuk pangan.

3. Bahaya fisik

a. Siswa memilih jajanan yang disimpan dalam keadaan tertutup untuk

(36)

59

b. Siswa menghindari pangan yang dijual oleh pekerja yang mengenakan

perhiasan tangan yang berpeluang untuk lepas dan jatuh ke dalam

makanan.

c. Siswa mengamati kondisi pangan sebelum di konsumsi.

Untuk melihat format observasi aplikasi siswa dapat dilihat pada lampiran

B.5.

d. Angket Kesadaran Siswa

Penyusunan angket ini dikhususkan untuk mengetahui sejauh mana siswa

menyadari akan bahaya-bahaya yang meliputi bahaya kimia, fisik dan biologis

yang akan terjadi kalau kita salah dalam memilih jajanan di lingkungan sekitar.

Pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket tersebut semunya merupakan

pengembangan dari indikator yang diambil dari jajanan yang sehat. Adapun

tujuan dari angket ini yaitu untuk memperkuat dan meyakinkan peneliti atas hasil

dari lembar observasi kesadaran siswa.

Angket yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan skala pengukuran

likert. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 134) skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam hal ini fenomena sosial yang akan diukur yaitu seputar sikap siswa

dalam memilih jajanan yang sehat di lingkungan sekitar. Penilaian siswa terbagi

menjadi beberapa kategori yaitu:

a. Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5.

b. Setuju (S) dengan nilai 4.

c. Ragu-ragu (R) dengan nilai 3.

d. Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2 .

e. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.

Untuk melihat format angket kesadaran siswa dapat dilihat pada lampiran

B.6.

e. Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi secara langsung

kepada objek penelitian yaitu guru dan siswa. Hal ini dilaksanakan untuk

memperoleh data atau fakta atau informasi secara lisan. Wawancara yang

(37)

60

menggunakan model problem based learning, sedangkan wawancara yang

ditujukan kepada siswa yaitu seputar sikap dalam memilih jajanan yang sehat

serta dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model problem

based learning.

Untuk melihat pedoman wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada

lampiran B.16 dan B.17.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian

secara terus-menerus dari siklus pertama sampai siklus terakhir. Adapun tujuan

dari analisis data ini yaitu untuk melihat peningkatan baik dari sikap green

behavior dalam memilih jajanan yang sehat dari segi kognitif siswa mengenai

jajanan yang sehat. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menganalisis data hasil wawancara, observasi, dan tes. Hasil dari semua data

diperoleh untuk dijadikan sebuah kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang

akan dilakukan diantaranya:

1) Pengolahan Data Tes Pengetahuan

Teknik analisis data hasil belajar aspek kognitif menggunakan tes formatif.

Pada setiap akhir pertemuan peserta didik diberikan tes formatif ini untuk

mengetahui jangkauan hasil belajar aspek kognitif masing-masing peserta didik.

Dari kegiatan tersebut diharapkan perbandingan nilai peserta didik akan terlihat

pada setiap siklus.

Disamping melihat peningkatan pengetahuan siswa dari setiap tindakan,

peneliti juga melihat nilai ketuntasan belajar dari setiap siswa. Nilai ketuntasan

belajar ini tidak menjadi indikator penilaian pengetahuan dari setiap siswa namun

hanya digunakan untuk melihat apakah pengetahun siswa tersebut sudah

memenuhi standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah. Nilai Ketuntasan

Minimal yang ditentukan oleh peneliti dan guru adalah 65 (enam puluh lima),

penetapan KKM tersebut diambil berdasarkan ketetapan yang ada di sekolah

tersebut dengan mata pelajaran IPS.

(38)

61

Keterangan:

P: Persentase ketuntasan belajar

F: Jumlah siswa yang tuntas belajar

N: Jumlah seluruh siswa

Adapun penggolongan rentang ketuntasan belajar adalah sebagai

berikut:

(1). Skor < 65% = Belum tuntas

(2). Skor 65%-100% = Tuntas,

Selanjutnya langkah untuk mencari perolehan nilai pengetahuan yang

didapat peserta didik dari setiap tindakan yaitu dengan digunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

5 = Bilangan tetap

20 = Bilangan tetap

Adapun penggolongan rentang hasil pengetahuan peserta didik dari setiap

tes yang dilakukan pada setiap tindakan adalah sebagai berikut:

90 – 100 : sangat baik

80 – 89 : baik

65– 79 : cukup

<64 : kurang

Setelah mengetahui hasil pengetahuan peserta didik selanjutnya untuk

mencari nilai dari setiap butir soal maka akan dilihat dari rata-ratanya yaitu

seberapa persen soal tersebut dipahami oleh peserta didik. Untuk mengetahui

rata-rata dari setiap butir soalnya maka peneliti menggunakan rumus:

X = ∑X

(39)

62

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah seluruh skor

N = Banyaknya subjek (peserta didik)

2) Pengolahan Data Lembar Observasi

a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pengolahan data pada lembar observasi aktivitas siwa dilakukan pada saat

berlangsungnya pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan model

pembelajaran PBL. Dalam pengolahan datanya peneliti memfokuskan ke dalam

lima langkah PBL dimana dalam setiap langkahnya terdiri dari 3 indikator

sehingga nilai maksimal yang diperoleh siswa yaitu 15. Berikut merupakan

beberapa aspek aktivitas siswa yang diamati:

1. Mengorientasi permasalahan.

2. Pengorganisasian siswa.

3. Penyelidikan individual dan kelompok.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5. Manganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Interpretasi Kategori:

a) Baik (B) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 11 – 15.

b) Cukup (C) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 6 – 10.

c) Kurang (K) : Jika skor yang diperoleh siswa berjumlah 0 – 5.

b) Lembar Observasi Kesadaran (awareness) Siswa

Pengolahan data pada lembar observasi aspek kesadaran (awareness) diisi

dengan tanda ceklis (√) pada kolom indikator yang muncul. Kesadaran

(awareness) yang dimaksud yaitu kesadaran akan bahaya yang akan timbul

seandainya salah dalam memilih jajanan. Adapun indikator yang ditentukan oleh

peneliti sebanyak 6 buah indikator yang terbagi ke dalam 3 aspek yaitu: sadar dari

bahaya kimia, sadar dari bahaya biologis, dan sadar dari bahaya fisik.

Kriteria Penilaian:

Setiap indikator yang muncul diberi tanda ceklis (√). Jumlah skor ideal adalah 6.

Gambar

Gambar 3.1  Desain Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi

Referensi

Dokumen terkait

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

Berdasarkan Hasil Evaluasi Kelompok Kerja ULP, dimana Perusahaan /Konsultan saudara akan diusulkan dalam daftar pendek (short list), maka bersama ini kami mengundang Saudara

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat.. memilih satu strategi yang tepat

RANCANGAN PERKAP TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.. NO NASKAH RANCANGAN PERKAP USUL

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Hubungan tingkat pengetahuan responden tentang dismenorea dengan upaya penanganan terhadap dismenorea sesuai dengan hasil analisis memperlihatkan bahwa sebagian besar

Gambaran anak Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan anak adalah setiap anak Indonesia hidup dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan yang sehat