Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE (Studi Deskriptif Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem
Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
Febriana Ruspendi NIM 1206365
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016
Febriana Ruspendi, 2016
(Studi Deskriptif Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)
Oleh:
Febriana Ruspendi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
©Febriana Ruspendi
Universitas Pendidikan Indonesia
2016
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
i Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Febriana Ruspendi, (1206365), “Membangun Karakter Tanggung Jawab Melalui Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere”.
Penelitian ini terfokus pada pembangunan karakter tanggung jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung. Peran dari kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memperkuat pembangunan karakter siswa untuk memiliki karakter tanggung jawab. Grand Theory yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Lickona (1991, hlm. 56) tentang pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk membantu manusia memahami, peduli, dan melaksanakan nilai-nilai etika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa: 1). Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere memiliki program kegiatan yang membangun siswa di SMA Alfa Centauri Bandung untuk memiliki karakter tanggung jawab. 2). Kegiatan yang dimiliki oleh ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang dijadikan sebagai sarana pembangun karakter tanggung jawab yakni kegiatan OA (official account) yang dibuat di media sosial Line, Kajian Keislaman Mingguan, Pembuatan Mading (majalah dinding), Mentoring Keislaman, Mabit, Rihlah, Gerakan Jujur (GJ), SIIR (Study Intensif Islam Ramadhan), dan Pemotongan Hewan Qurban. 3). Faktor pendukung yaitu pihak sekolah yang selalu mendukung terlaksananya ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, minat dan respon siswa yang baik terhadap ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere ini, dukungan dari orang tua siswa anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang selalu mendukung serta mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere, kerjasama dan koordinasi yang terjalin baik dengan organisasi
diluar sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere dan faktor penghambat yaitu terbaginya lokasi sekolah SMA Alfa
Centauri Bandung, kurang maksimalnya peran pembina ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere, kurang baiknya koordinasi antara pembina dengan anggota
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang menyebabkan kurang rapinya administrasi ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere. 4). kendala yang dihadapi dalam pembangunan karakter tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere yaitu sarana yang terbatas, perizinan kegiatan yang sulit dan lama,
Kata Kunci : Karakter Tanggung Jawab, Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere
ABSTRAK
Febriana Ruspendi, (1206365), “Building Character Through Extracurricular Centaurian Responsibility Moeslem Atmosphere”.
iii Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membangun warga negara Indonesia yang baik dan cerdas yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila memerlukan karakter yang bertanggung jawab, karena
warga negara harus menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik demi
menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Berdasarkan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010, hlm. 11), karakter
tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sarana untuk membangun pendidikan karakter khususnya karakter
tanggung jawab peserta didik bisa dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler
sekolah dengan berdasarkan pada prinsip pengembangan karakter. Hal ini
dipertegas dalam Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter
Bangsa (2010, hlm.11) yang berdasarkan pada prinsip dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa yaitu:
1. Berkelanjutan
2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah 3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
Dari prinsip pengembangan karakter di atas jelas terlihat bahwa peran dari
kegiatan ekstrakurikuler atau pengembangan diri diharapkan dapat memperkuat
pengembangan karakter peserta didik untuk memiliki karakter tanggung jawab.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dadi Mulyadi
Nugraha (2013) tentang “Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam
2
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Namun, karakter yang dominan dikembangkan di dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMA Negeri 1 Sumedang yaitu anggota Pramuka harus memiliki kepemimpinan yang bertanggung jawab.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini dilakukan di
SMA Alfa Centauri Bandung dan dengan ekstrakurikuler yang berbeda.
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, SMA Alfa Centauri
Bandung merupakan salah satu sekolah swasta yang berada di bawah yayasan
Taqwa Cerdas Kreatif yang ada di Kota Bandung. Sekolah ini memiliki visi yang
sama dengan nama yayasan yaitu menjadikan para peserta didik memiliki karakter
taqwa, cerdas, dan kreatif. Dari visi tersebut kemudian sekolah memiliki kegiatan
ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere), yang melakukan kajian
nilai-nilai dan fonomena keislaman. Peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler
CMA (Centaurian Moslem Atmosphere) diharapkan dapat memberikan contoh
serta mengajak dan mengingatkan teman-temannya untuk berperilaku sesuai
syariat keislaman. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yaitu:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut secara jelas bahwa
dalam pelaksanaan pendidikan di negara Indonesia semata-mata untuk
membentuk warga negara yang memiliki karakter yang baik, salah satunya
karakter tanggung jawab. Pada kegiatan eksrakulikuler CMA (Centaurian Moslem
Atmosphere) peserta didik yang telah lulus dari SMA Alfa Centauri Bandung,
alumni dari ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere) secara
bergiliran menjadi mentor dalam kegiatan Mentoring yang wajib diikuti oleh para
peserta didik kelas X. Sehingga dengan adanya ekstarakulikuler CMA
(Centaurian Moslem Atmosphere) diharapkan visi dari sekolah dapat tercapai
Hal tersebut juga dilakukan untuk melakukan pembentukan dan
pembinaan karakter tanggung jawab peserta didik di SMA Alfa Centauri
Bandung. Dalam membangun karakter tanggung jawab, diperlukan pendekatan
pendidikan karakter. Menurut Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun
2010-2025 (2010, hlm. 30) ada pendekatan pendidikan karakter yaitu:
1. Pendekatan interventif, dikembangkan suasana interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur. Agar proses pembelajaran tersebut berhasil guna, peran guru sebagai sosok panutan sangat penting dan menentukan.
2. Pendekatan habituasi, diciptakan situasi dan kondisi dan penguatan yang memungkinkan peserta didik pada satuan pendidikannya, di rumahnya, di lingkungan masyarakat membiasakan diri berprilaku sesuai dengan nilai dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi.
Karakter tanggung jawab sangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik,
mengingat pada saat ini negara Indonesia sedang mengalami permasalahan di
berbagai bidang kehidupan. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa tanggung jawab
dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya ekstrakurikuler CMA
(Centaurian Moslem Atmosphere) ini diharapkan peserta didik dapat memiliki
karakter tanggung jawab.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan berjudul “Membangun Karakter Tanggung Jawab melalui CMA (Studi Kasus terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: “Bagaimana Membangun Karakter Tanggung Jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere (Studi Kasus terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung)?”
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan,
maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah
4
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana program membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian
Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung?
2. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan
membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian Moeslem
Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung?
3. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan membangun
karakter tanggung jawab melalui Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA
Alfa Centauri Bandung?
4. Bagaimana kendala dan upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi
Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam
kegiatan pengembangan karakter tanggung jawab?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui program membangun karakter tanggung jawab melalui
Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan
membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian Moeslem
Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
kegiatan kegiatan membangun karakter tanggung jawab melalui Centaurian
Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.
4. Untuk mengidentifikasi kendala dan upaya untuk mengatasi kendala-kendala
yang dihadapi Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri
Bandung dalam kegiatan pengembangan karakter tanggung jawab.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoretik
dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Teoretik
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melihat Implementasi
2. Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini berguna sebagai bahan untuk mengembangkan
pendidikan karakter dalam upaya mewujudkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional serta dalam usaha pembentukan warga negara yang
baik dan cerdas.
b. Bagi guru, penelitian ini berguna bagi guru untuk meningkatkan motivasi
membina siswa dalam upaya membangun pendidikan karakter khususnya
karakter tanggung jawab.
c. Bagi orang tua, penelitian ini dapat membantu orang tua untuk mengetahui
bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah yang bertujuan untuk
membangun karakter tanggung jawab.
d. Bagi SMA Alfa Centauri Bandung, penelitian ini berguna bagi sekolah
karena sekolah dapat mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan
pendidikan karakter yang sudah diprogramkan oleh sekolah.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab, yang terdiri atas:
1. BAB I Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
2. BAB II Kajian Pustaka, berisikan konsep dan teori yang mendukung penelitian
ini. Teori-teori yang dibahas dalam kajian pustaka ini meliputi tinjauan
mengenai Karakter dan Pendidikan Karakter, Tanggung Jawab,
Ekstrakurikuler, dan Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Karakter
Tangnggung Jawab.
3. BAB III Metode Penelitian, berisikan penjabaran rinci mengenai metode
penelitian dan beberapa komponen seperti lokasi dan subyek penelitian, desain
penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan
analisis data.
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai Membangun Karakter Tanggung Jawab Melalui
6
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. BAB V Kesimpulan dan Saran, berisikan penarikan kesimpulan secara umum
maupun khusus dari permasalah yang diteliti dan saran dari penulis kepada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan
kualitatif, bertujuan untuk memahami masalah atau keadaan dari sekelompok
individu atau orang, yang dalam penelitian ini berarti untuk memahami masalah
atau keadaan dari ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere dalam
membangun karakter tanggung jawab di SMA Alfa Centauri Bandung. Menurut Creswell (2010, hlm. 4) bahwa penelitian kualitatif adalah “metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan”. Pendekatan ini dipilih bertujuan untuk melihat bagaimana kegiatan membangun
karakter tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem
Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung. Penulis berusaha objektif untuk
memperoleh data dan informasi secara mendalam terkait kegiatan ekstrakurikuler
Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung khususnya
dalam membangun karakter tanggung jawab. Dengan demikian, penelitian yang
dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode
penelitian deskriptif dipilih karena bertujuan untuk menggambarkan bagaimana
kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri
Bandung dalam membangun karakter tanggung jawab. Menurut Sugiyono (2002, hlm. 6) mengemukakan bahwa penelitian deksriptif adalah “penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.” Sedangkan menurut Danial dan Wasriah (2009, hlm. 62) metode deskriptif adalah “metode yang bertujuan
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
suatu waktu secara akurat. Tujuan metode ini untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada”.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menganggap bahwa metode studi
deskriptif dengan fokus penelitian ini yaitu mengenai membangun karakter
tanggung jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA
Alfa Centauri Bandung, diharapkan dapat memperoleh informasi yang terperinci
mengenai gambaran secara sistematik kegiatan ektrakulikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam membangun
karakter tanggung jawab.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan Penelitian
Agar penelitian ini terarah dan dilakukan secara mendalam, maka
diperlukan partisipan penelitian. Partisipan atau subjek penelitian ini sebagai
pemberi informasi mengenai data yang diperlukan. Nasution (2003, hlm.32) mengemukakan bahwa “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai”. Subjek penelitian terdiri dari para pihak yang terlibat dalam kegiatan membangun karakter tanggung jawab
melalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa
Centauri Bandung, seperti kepala sekolah, wakasek kesiswaan, pembina
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para pengurus dan anggota
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi penelitian yang akan dipergunakan
penulis untuk mencari informasi yang diperlukan. Menurut Sukardi (2013, hlm. 53) “yang dimaksud dengan tempat penelitian tidak lain adalah tempat tempat di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung”. Penulis mengambil lokasi penelitian di salah satu sekolah swasta yang ada di Kota Bandung yaitu SMA Alfa Centauri Bandung yang
Sekolah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan pra
penelitian yang dilakukan oleh penulis, sekolah tersebut merupakan sekolah
swasta di kota Bandung yang mempunyai visi untuk mewujudkan sekolah yang
religius sesuai dengan nama yayasannya yaitu menjadikan para peserta didik
memiliki karakter taqwa, cerdas, dan kreatif. Dari visi tersebut kemudian sekolah
memiliki kegiatan ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere), yang
melakukan kajian nilai-nilai dan fonomena keislaman. Peserta didik yang
mengikuti ekstrakurikuler CMA (Centaurian Moslem Atmosphere) diharapkan
dapat memberikan contoh serta mengajak dan mengingatkan teman-temannya
untuk berperilaku sesuai syariat keislaman.
C. Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian a. Lembar Wawancara
Lembar wawancara dibuat untuk memberikan arahan dan batasan saat
proses tanya jawab berangsung, sehingga hasil yang didapat dapat dipertanggung
jawakan. Lembar wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang objektif
dan mendalam mengenai sejauh mana kegiatan ektrakulikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung dalam membangun
karakter tanggung jawab. Data tersebut didapatkan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada ketua yayasan, kepala sekolah, wakasek kesiswaan,
pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, para pengurus dan
anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para alumni
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi dipergunakan untuk mencatat hal-hal penting yang akan
membantu penulis dalam mengingat permasalahan dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi saat pengamatan berlangsung. Lembar observasi dan pengamatan langsung
ini digunakan pula sebagai pengecekan data (Triangulasi Data). Sehingga data
yang didapatkan di lapangan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Lembar
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung
dalam membangun karakter tanggung jawab.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang berisikan peristiwa-peristiwa
yang terjadi selama penelitian. Dengan menggunakan catatan lapangan tersebut
penulis akan mendapatkan data berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi selama
proses kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa
Centauri Bandung dalam membangun karakter tanggung jawab dilaksanakan.
2. Pengumpulan Data
Untuk mempermudah mendapatkan data maka diperlukan teknik
pengumpulan data, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai
yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang digunakan penulis untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab dengan pemberi
informasi. Menurut Moleong (2014, hlm.186) bahwa, “wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan tersebut dilakukan oleh
dua pihak, pihak yang diwawancara dan yang mewawancara. Dengan
demikian, wawancara dapat diartikan juga mengumpulkan
informasi-informasi melalui tanya jawab. Dalam penelitian kualitatif teknik
pengumpulan informasi melalui wawancara sangat penting dilakukan,
wawancara tersebut dilakukan secara mendalam sampai memperoleh
informasi yang diinginkan.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada ketua yayasan,
kepala sekolah, wakasek kesiswaan, pembina ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere, para pengurus dan anggota ekstrakurikuler
Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para alumni ekstrakurikuler
Centaurian Moeslem Atmosphere berkaitan dengan upaya membangun
karakter tanggung jawab dalam kegiatan Centaurian Moeslem Atmosphere
b. Observasi
Metode survey atau observasi ini digunakan untuk mendapatkan
fakta-fakta berupa bagaimana upaya membangun karakter tanggung jawab
dalam kegiatan Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri
Bandung. Dalam mendapatkan fakta-fakta yang berupa upaya yang
terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere
yang bertujuan untuk membangun karakter tanggung jawab, peneliti
langsung turun ke lapangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Creswell
(2010: 267):
Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti merekam/mencatat -baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti) –aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian.
Sehingga dalam penelitian ini penulis turun langsung ke lapangan
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mengikuti
aktivitas-aktivitas ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang bertujuan
untuk membangun karakter tanggung jawab.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
begitu sulit, namun meskipun demikian studi dokumentasi ini tidak kalah
penting dengan teknik pengumpulan data yang lainnya. Menurut Riduwan (2012, hlm.77) “dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.
Dokumentasi yang dapat diambil oleh peneliti untuk penelitian ini yaitu
laporan kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere,
foto-foto ketika sedang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, data anggota
dan alumni, serta data mengenai SMA Alfa centauri Bandung. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kegiatan membangun karakter tanggung
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu d. Studi literatur
Studi literatur ini digunakan oleh penulis untuk mencari referensi
dan mengkaji teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis yang berkaitan dengan upaya membangun karakter tanggung
jawab dalam kegiatan Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa
Centauri Bandung. “Studi kepustakaan (literature) adalah penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.” (Danial dan Wasriah, 2009, hlm.80).
e. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan oleh penulis guna membantu mencatat
hasil pengamatan sesuai yang penulis rasakan dan alami. Catatan lapangan
yang penulis gunakan di lapangan yaitu berupa buku catatan untuk
mencatat hasil wawancara serta alat perekam suara (recorder) untuk
merekam hasil wawancara
.
Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2012,hlm.209) mengemukakan bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data reflekasi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
D. Analisis Data
Setelah data dan informasi yang dibutuhkan telah terkumpul, maka
langkah selanjutnya yang harus dilakukan penulis adalah menganalisis data
tersebut. Teknik analisis data sendiri merupakan cara yang dipergunakan penulis
untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebelumnya. Menurut Arikunto (2013, hlm. 278) “Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu: (1) Persiapan, (2) Tabulasi, dan (3) Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian”. Tenik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif.
S. Nasution (1998, hlm. 130) mengemukakan “langkah-langkah yang bisa
diikuti dalam menganalisis data kualitatif yaitu reduksi data, display data, dan,
1. Reduksi Data
Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi
dokumentasi. Pada dasarnya reduksi data digunakan untuk mempermudah
pemahaman terhadap data-data yang telah terkumpul. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 249) “Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi”. Data yang diperoleh dari lapangan di tulis dalam bentuk uraian yang terinci. Uraian ini
kemudian dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting
sesuai dengan rumusan masalah yang berkaitan dengan membangun karakter
tanggung jawab melalui ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere,
sehingga data yang telah diperoleh tersebut lebih mudah dikendalikan. Data yang
direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila perlu.
2. Penyajian Data
Setelah reduksi data selesai, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data atau menyajikan data. Menurut Miles dan Huberman (dalam
Sugiyono, 2011, hlm. 249) ‘The most frequent form display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Menurut pendapat tersebut dikatakan bahwa yang paling sering digunakan dalam penyajian data penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sebenarnya selain
menggunakan teks yang bersifat naratif penyajian data kualitatif dapat pula berupa
bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
Penyajian data ini dapat memberikan gambaran hasil penelitian secara
terperinci dan menyeluruh sesuai dengan pola hubungannya. Penyajian data
merupakan hasil dari wawancara dengan ketua yayasan, kepala sekolah, wakasek
kesiswaan, pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, para
pengurus dan anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, dan para
alumni ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere berkaitan dengan upaya
membangun karakter tanggung jawab dalam kegiatan Centaurian Moeslem
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berisikan hasil pengamatan penulis selama berada di lapangan. Kemudian ada
pula studi dokumentasi yang berisikan data-data yang berhubungan dengan
penelitian dan catatan lapangan merupakan catatan yang berisikan kegiatan atau
peristiwa yang berhubungan dengan penelitian. Keseluruhan data tersebut
dipahami secara terpisah, kemudian disatukan dan diinterprestasikan sesuai
dengan rumusan masalah.
3. Kesimpulan atau Verifikasi
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan atau
pengambilan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2011) bahwa:
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelaah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (hlm. 253).
Dalam penelitian kualitatif hasil temuan dapat berupa deskripsi objek
penelitian yang sebelumnya masih belum jelas bahkan masih gelap akan menjadi
lebih jelas. Seperti dalam penelitian membangun karakter tanggung jawab dalam
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.
Demikian aktivitas pengolahan data dan analisis data yang dilakukan penulis
dalam penelitian ini. Melalui tahapan tersebut penulis memperoleh data secara
lengkap mengenai membangun karakter tanggung jawab dalam kegiatan
Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung.
4. Validitas Data
Selain ketiga langkah tersebut sebenarnya masih ada langkah lanjutan
dalam analisis data kualitatif, yaitu validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian
kualitatif seringkali ada keraguan mengenai apakah penelitian kualitatif
memenuhi standar penelitian ilmiah atau tidak. Menurut Bungin (2010, hlm. 57) “Jawaban dari pertanyaan ini dapat dikembalikan pada masalah validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) penelitian”. Maka jelaslah dengan
memperhatikan standar tersebut maka penelitian kualitatif dapat dikatakan
“…validitas adalah kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan, tafsiran, dan segala jenis laporan”.
Untuk mengukur validitas atau kesahihan data yang didapatkan peneliti
menggunakan teknik Triangulasi dan Member checks. Hal ini dilakukan agar data
yang didapatakan peneliti benar-benar valid. Menurut Alwasilah (2009, hlm. 175) Triangulasi “…merujuk pada pengumpulan informasi atau data dari individu dan latar dengan menggunakan berbagai metode”. Sementara Member checks
merupakan kegiatan mengecek ulang data dengan pemberian masukan dari
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini penulis akan merumuskan
beberapa kesimpulan sebagai intisari dari hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada
bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang
terkait sebagai berikut :
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa
Centauri Bandung dapat membangun karakter tanggung jawab. Hal ini
berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam ekstrakurikuler
Centaurian Moeslem Atmosphere yang membangun peserta didik untuk
mempunyai karakter tanggung jawab.
2. Simpulan Khusus
Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan
hasil penelitian yaitu:
a. Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere merupakan realisasi dari
misi sekolah yaitu Taqwa, Cerdas dan Kreatif. Program kegiatan
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang dilaksanakan di SMA
Alfa Centauri Bandung sudah berjalan dengan baik dengan berdasarkan pada
nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dan pembangunan karakter.
Dari kedua komponen tersebut dielaborasikan sehingga pembangunan
karakter tanggung jawab dapat tercapai secara maksimal.
b. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler
Centaurian Moeslem Atmosphere di SMA Alfa Centauri Bandung yang
mampu menjadi penggerak dalam pembangunan karakter tanggung jawab
yakni OA (official account) yang dibuat di media sosial Line, kajian
keislaman mingguan, pembuatan mading (majalah dinding), mentoring
Ramadhan), dan pemotongan hewan qurban. Hampir semua kegiatan yang
dilaksanakan dalam ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere
mengarah pada pembangunan karakter tanggung jawab karena semua
kegiatan dalam ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere
berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama Islam.
c. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler
Centaurian Moeslem Atmosphere berkaitan dengan pembangunan karakter
tanggung jawab di SMA Alfa Centauri Bandung yaitu:
1) Faktor Pendukung, pihak sekolah yang selalu mendukung terlaksananya
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere, minat dan respon
peserta didik yang baik terhadap ekstrakurikuler Centaurian Moeslem
Atmosphere ini, dukungan dari orang tua peserta didik anggota
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang selalu mendukung
serta mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Centaurian Moeslem Atmosphere, kerjasama dan koordinasi yang terjalin
baik dengan organisasi diluar sekolah yang mendukung terlaksananya
kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.
2) Faktor Penghambat, terbaginya lokasi sekolah SMA Alfa Centauri
Bandung, kurang maksimalnya peran pembina ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere, kurang baiknya koordinasi antara pembina dengan
anggota ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yang
menyebabkan kurang rapinya administrasi ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere.
d. Kendala yang dihadapi dalam pembangunan karakter tanggung jawab dalam
kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere yaitu sarana yang
terbatas, perizinan kegiatan yang sulit dan lama, sulitnya mencari dana untuk
kegiatan yang memerlukan dana yang cukup besar, tidak adanya pelatih tetap
untuk ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere ini, dan banyaknya
kajian-kajian diluar sekolah yang dapat mempengaruhi peserta didik untuk
ikut dalam aliran ajaran Islam yang menyimpang. Upaya yang dilaksanakan
untuk mengatasi kendala tersebut yaitu mencari tempat lain untuk
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan menggunakan proposal kegiatan dan membuat tim dana usaha, dan
menguatkan kembali kajian keislaman didalam sekolah.
B. Rekomendasi
Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi atau saran dengan
mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka
beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Untuk pihak sekolah hendaknya lebih menjalin komunikasi dengan baik
dalam melaksanakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere.
b. Untuk pihak sekolah hendaknya meningkatkan penghargaan terhadap
pembina ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere. Pengakuan dan
penghargaan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pembina.
c. Untuk pihak sekolah sebaiknya mempercayakan pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler pada guru yang memiliki kemauan dan kemampuan yang
tinggi dalam hal pembinaan kepeserta didikan.
d. Untuk pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana yang memadai agar
kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere dapat
melaksanakan kegiatannya tanpa terganggu oleh sarana yang kurang
mendukung.
2. Bagi Pembina Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere
a. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem
Atmosphere baik program mingguan atau tahunan dimana dalam program
tersebut tercantum materi, media dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler.
b. Memperhatikan dan meningkatkan keaktifan dalam hal yang sifatnya
administrasi kegiatan ekstrakurikuler seperti daftar hadir peserta didik
3. Bagi Anggota Ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere
a. Harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem
Atmosphere secara bersunguh-sungguh dan rutin karena segala sesuatu
akan baik hasilnya jika diikuti dengan bersungguh-sungguh.
b. Tidak terpengaruh oleh ajakan teman yang hendak bolos dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.
c. Saling mengingatkan antar sesama anggota ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere untuk mengikuti kegiatan secara ikhlas bukan karena
paksaan siapapun termasuk orang tua.
4. Bagi Orang Tua
a. Orang tua hendaknya selalu mendukung anaknya untuk selalu semangat
dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti ekstrakurikuler Centaurian
Moeslem Atmosphere.
b. Orang tua hendaknya memperhatikan perkembangan anaknya di rumah,
memantau kegiatan anak agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang
menyimpang.
c. Orang tua hendaknya menjalin komunikasi yang baik dengan pihak
sekolah, sehingga dapat bersama-sama membangun karakter yang baik
pada anak.
5. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
a. Materi Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya lebih mengandung
penanaman karakter tanggung jawab yang nantinya dapat diaplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler.
b. Memaksimalkan implementasi dari meteri Pendidikan Kewarganegaraan
dalam kegiatan ekstrakurikuler.
c. Untuk para mahapeserta didik Pendidikan Kewarganegaraan yang
nantinya akan menjadi Guru PKn hendaknya mempelajari dan memahami
juga tentang kegiatan ekstrakurikuler dan diharapkan nantinya dituntut
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 6. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian hendaknya diarahkan pada pengembangan sikap mandiri peserta
didik memalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere.
b. Penelitian hendaknya diarahkan pada pengembangan sikap demokratis
peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Centaurian Moeslem
Atmosphere.
c. Penelitian hendaknya lebih memfokuskan kepada pentingnya kegiatan
ekstrakurikuler Centaurian Moeslem Atmosphere sebagai sarana
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiyoto, Anton. (2001). Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta: Mitra
Utama.
Althof, W, Berkowitz, MW. (2006). “Moral Education and Character Education:
Teir Relationship and Roles in Citizenship Education”. Journal of Moral Education. 35, (4), 495-518.
Alwasilah, A. Chaendar. (2002). Pokoknya kualitatif: dasar-dasar merancang dan
melakukan penelitian kualitatif: Jakarta: Pustaka Jaya.
Anonim. (2012). Centaurian Moeslem Atmosphere Tentang Kami. [Online].
Tersedia: https://cmaforalcentauri.wordpress.com/tentang-kami-3/ [27
April 2012]
Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak
Bangsa. Bandung: CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. (1997). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar
Pustaka Mandiri.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). BAHAN
PENELITIAN Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-
Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
(Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa). Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional.
Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. dan Komalasari K. (Ed). (2011). Pendidikan Karakter: Nilai
Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya
Aksara Press.
Bungin, B. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danial, E. dan Wasriah. (2009). Metode penulisan karya ilmiah. Bandung:
Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan
Febriana Ruspendi, 2016
MEMBANGUN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER CENTAURIAN MOESLEM ATMOSPHERE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Respect and Responsibility”, New York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.
M. Noor, Rohinah. (2012). The Hidden Curriculum Membangun Karakter
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.
Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter (Solusi yang Tepat untuk
Membangun Karakter Anak). Bandung: (Sponsor) BPMIGAS dan
Energy.
Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Transito.
Nugraha, Dadi Mulyadi. (2013). Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka
Dalam Pengembangan Karakter Bangsa Di SMAN 1 Sumedang.
(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nurmalina, K. dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Desain Induk Pengembangan Karakter
Bangsa 2010-2025. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar
dan Menengah
Republik Indonesia. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kemko Kesejahteraan Rakyat.
Riduwan. (2011). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2013). Metedologi penelitian pendidikan kompetisi dan praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sulhan, Najib. (2010). Pembangunan Karakter Pada Anak: Manajemen
Pembelajaran Guru. Surabaya: Surabaya International Club.
Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahjosumidjo. (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teroitik dan