Oleh :
HENKY KREISTIAN S (0531010020)
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kami diberikan kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan penelitian kami yang berjudul “Pemanfaatan cangkang Kerang menjadi Asam Phosphate dengan proses basah”.
Adapun penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam kurikulum program studi S-1 Teknik Kimia dan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Laporan penelitian yang kami dapatkan tersusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir.Isni Utami, MT selaku Dosen Pembimbing Penelitian. 4. Ibu Ir. Kindriari Nurma W, MT selaku Dosen Penguji Penelitian. 5. Ibu Ir. Dyah Suci Perwitasari, MT selaku Dosen Penguji Penelitian.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan material dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.
7. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Akhir kata, kami menyampaikan maaf atas kesalahan yang terdapat dalam laporan penelitian ini, semoga dapat memenuhi syarat akademis dan bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penyusun berikutnya, penyusun mengucapkan terima kasih.
Surabaya, November 2011
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ...1
I.1. Tujuan penelitian...1
I.2. Latar belakang...1
I.3. Manfaat penelitian...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...3
II.1. Secara umum...3
II.2. Secara khusus...5
II.3. Landasan teori...9
II.4. Sifat-sifat bahan:...14
II.5. Hipotesis ...16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...17
III.1. Bahan-bahan yang digunakan ...17
III.2. Alat-alat yang digunakan beserta rangkaiannya:...17
III.3. Kondisi Yang Digunakan...18
III.3.1. Kondisi yang ditetapkan...18
III.3.2. Kondisi yang diubah...18
III.4. Prosedur Penelitian...18
III.5. Skema proses ...19
III.6. Metode Analisa...20
III.6.1. Prosedur Analisa...20
III.6.2. Analisa Kadar Asam Phospat...20
III.6.4. Konversi Hasil ...20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...21
IV.1. Analisa Awal ...21
IV.2. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ...21
IV.2.1. Hasil Penelitian...21
IV.2.2 Pembahasan ...21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...26
V.1. Kesimpulan...26
V.2. Saran ...26
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
LAMPIRAN...27
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komposisi Tulang Kerangka Binatang ... 5 Tabel 2.2. Analisa awal serbuk cangkang kerang darah ... 5 Tabel 4.1. Analisa awal serbuk cangkang kerang darah ... 22 Tabel 4.2. Pengaruh antara waktu pemanasan dan
konsentrasi H2SO4 terhadap yield asam fosfat ... 22 Tabel 4.3. Pengaruh antara waktu pemanasan terhadap
asam fosfat ... 22 Tabel 4.4. Pengaruh antara konsentrasi H2SO4 terhadap
asam fosfat ... 25
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Susunan alat yang digunakan ... 18
Gambar 3.2. Alur proses serbuk kerang menjadi asam phospat ... 20
Gambar 4.1. Grafik hubungan antara yield asam phosphat (%) dengan waktu pemanasan (menit) ... 24
Gambar 4.2. Grafik hubungan antara yield asam phosphat (%) dengan konsentrasi H2SO4 (%) ... 26
Gambar 1 Proses pemanasan serbuk cangkang kerang dengan H2SO4... 30
Gambar 2 Hasil H2SO4 35% Waktu 1 jam ... 30
Gambar 3 Hasil H2SO4 25% Waktu 1,5 jam ... 30
Gambar 4 Hasil analisa dengan indikator Metil Orange ... 30
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
INTISARI
Kerang darah (Anadara granosa) banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Akan tetapi cangkangnya sangat terbatas pemanfaatannya. kandungan zat kimia yang terkandung dalam kerang tersebut, salah satu kandungan yang besar adalah kalsium phosphat.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam proses pembuatan asam phospat. Dalam penelitian ini, proses basah dengan mereaksikan kalsium phospat dengan asam sulfat.
Pada penelitian kami, kondisi yang diubah antara lain waktu pemanasan 60, 75, 90, 105 dan 120 menit dan konsentrasi H2SO4 20, 25, 30, 35 dan 40 %. Hasil maksimum yang didapat pada konsentrasi H2SO4 35 % saat waktu pemanasan 120 menit dengan yield yang didapat 79,2855 %.
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan tulang/cangkang kerang pada produksi asam phosphat, serta mengetahui kondisi operasi optimum untuk menghasilkan yield yang maksimum.
I.2. Latar belakang
Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba.Dagingnya dimakan sebagai sumber protein.Akan tetapi tulang/cangkangnya sangat terbatas pemanfaatannya.Sebagaimana dikenal banyak orang hanya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, serta alat pembayaran pada masa lampau.Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan. Tanpa tahu lebih detail mengenai berbagai kandungan zat kimia yang terkandung dalam kerang tersebut, salah satu kandungan yang besar adalah kalsium phosphat.
Oleh karena itu dalam penelitian ini kami mengunakan cangkang kerang agar lebih dikenal lagi di masyarakat, tidak hanya sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, tetapi juga akanlebih dikenal dalam dunia industri. Maka pada penelitian ini kami mencoba mengekstrak tepung cangkang kerang untuk diambil kalsium phosphatnya yang kemudian direaksikan dengan asam sulfat hingga didapat asam phosphat.Sehinggasalah satu kandungan cangkang kerangyakni kalsium phosphat dapat diubah menjadi asam phosphat yang kemudian dapat dimanfaatkan dalam industri.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
85%, bahan deterjen sebanyak 5%, pakan ternak sebanyak 5%, dan bahan makanan, minuman, tapal gigi sebanyak 5%. (Shreve, 1956)
I.3. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menaikkan nilai ekonomis dari tulang/cangkang kerang dengan mengambil asam phosphatnya dengan cara isolasi menggunakan pelarut asam sulfat, serta dapat membuka peluang usaha baru.
2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Secara umum
Kerang termasuk mollusca, yaitu hewan dengan tubuh lunak yang tertutup
cangkang. Kerang adalah bivalveskarena memiliki dua cangkang yang terhubung
oleh otot. Kerang merupakan salah satu seafood yang populer karena kelezatan
dan kandungan gizi kerang yang bermanfaat.(www.anneahira.com)
Bivalvia adalah kelas dalam mollusca yang mencakup semua
kerang-kerangan, memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang).
Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Ke dalam
kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping,
tiram, serta kima, dimana klasifikasi ilmiahnya adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Kerang telah memiliki cangkang sejak kecil.Cangkang itu membesar
seiring dengan membesarnya tubuh kerang.Cangkang kerang terbuat dari sel-sel
zat kapur yang dipak secara padat.Itu sebabnya cangkang kerang keras sekali,
seperti tulang dan gigi kita yang juga terbuat dari zat kapur.Sel-sel zat kapur
dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat ditepi cangkang bagian dalam
(mantel).Bagian cangkang yang baru berbeda dengan bagian cangkang yang
lama.Mereka terpisahkan oleh garis.Makanya, di permukaan cangkang terlihat
garis-garis. Garis-garis ini menunjukkan bahwa cangkang itu tumbuh dari waktu
ke waktu.(ndobosdi.blogspot.com/2010)
Cangkang/rumah Pelecypoda terdiri atas bagian-bagian berikut:
1. Periostrakum, merupakan lapisan terluar, dibentuk dari zat kitin yang disebut konkiolin berfungsi sebagai pelindung. Jika basah berwarna biru
tua, jika kering berwarna coklat.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
3. Nakre, disebut sebagai lapisan induk mutiara yang tersusun dari lapisan-lapisan tipis paralel dan kalsit (karbonat) yang tampak mengkilat.
4. Mantel, terletak di bawah nakreas yang terdiri atas sel-sel nakreas (yangsekretnya membentuk lapisan nakreas dan membentuk mutiara)
jaringan ikat, dan sel-sel epitelium yang bersilia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bivalvia)
Manfaat kerang sebagai bahan makanan adalah sebagai sumber vitamin
B12 (cobalamin), nutrisi penting bagi kesehatan kardiovaskular.Vitamin ini
berperan dalam menjinakkan homosistein, zat kimia yang dapat merusak dinding
pembuluh darah.
Kerang dan makanan laut lainnya adalah sumber utama zat gizi mineral seperti zat
besi (Fe), iodium (I), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor (P), kalium
(K), fluor (F), asam lemak omega 3 dan lain - lain. Yang perlu di waspadai adalah
kandungan purin dalam kerang, sehingga pengidap penyakit asam urat atau gout
lebih baik menghindari atau sangat membatasi konsumsinya.
(http://djarul26creend.webnode.com)
Orang dewasa setiap hari memerlukan kurang lebih 600-800 mg kalsium.
Kalsium di pasaran dewasa ini beragam, walaupun masing-masing berbeda, tetapi
komposisinya dibagi menjadi dua kelompok kalsium yaitu kalsium non-organik
dan organik, misalnya kalsium fosfat, CA(HCO3)2, C3S, dan kalsium aktif yang
terbuat dari sumber kulit kerang, dan sejenis kerang termasuk kalsium
non-organik. Sedangkan kalsium organik termasuk kalsium glukosa glukonat, kalsium
sitrat, SM5, kalsium threonat, AA-Ca. (http://radarvision.blogspot.com/2010)
Tulang, cangkang dan guano masih merupakan sumber utama fosfor dan
asam phospat, tetapi sampai saat ini pemanfaatanya masih sangat terbatas untuk
campuran pupuk, makanan ternak, lem, dan gelatin.Akibatnya banyak
tulang/cangkang yang terbuang begitu saja sebagai limbah yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan.
4
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Penyusunan tulang terdiri dari senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa
organik dalam tulang terdiri atas protein dan polisakarida, sedangkan senyawa
anorganik dalam tulang terdiri dari garam-garam phospat dan karbonat
Diketahui secara umum bahwa tulang/cangkang mengandung senyawa
phospat yang cukup banyak yaitu sekitar 53%, sehingga tulang dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan asam phospat. Kebutuhan asam phospat cukup
besar terutama untuk industri pupuk phospat, industri zat warna, dan industri
tekstil. Oleh karena itu, pembuatan asam phospat dari tulang keong merupakan
salah satu cara memperluas daya guna tulang sehingga memiliki nilai ekonomis
yang tinggi.(Waggman, 1952)
Parameter Unit Result Metode
Phosphat (PO4) % 0,05 Spectrofometri
Calium (Ca) % 7,77 AAS, Metode 957.02 & 965.09 *) *) AOAC 18th Ed, 2005
Sumber : Sucofindo, Surabaya
Tabel 2.2. Analisa awal serbuk cangkang kerang darah
II.2. Secara khusus Asam Phosphat
Asam phosphat, juga dikenal sebagai asam ortofosfat atau fosfat (V) asam,
adalah asam mineral (anorganik) yang memiliki rumus kimiaH3PO4.Molekul asam
ortofosfat dapat menggabungkan dengan diri mereka sendiri untuk membentuk
berbagai senyawa yang juga disebut sebagai asam fosfat, namun dengan cara yang
lebih umum. Asam fosfat panjang juga dapat merujuk pada kimia atau pereaksi KOMPONEN KANDUNGAN
Air ( % ) 1,8 - 44,3
Lemak ( % ) 1,2 - 26,9
Kolagen ( % ) 15,8 - 32,8
Zat anorganik ( % ) 28,0 - 56,3
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
yang terdiri dari asam fosfat, biasanya asam ortofosfat.Asam fosfat anhidratmurni
adalah putih solid yang meleleh pada 42,35 °C , berbentuk cairan kental, tidak
berwarna.
Kebanyakan orang dan bahkan kimiawan menamakan asam ortofosfat
sebagai asam fosfat, yang merupakan nama IUPAC untuk senyawa ini.
Awalanorto digunakan untuk membedakan asam dari asam fosfat yang lain, yang
disebut dengan asam polifosfat dua (ii).Asam ortofosfat adalah
non-beracun,anorganik, lemah triprotic agak asam, yang ketika murni adalah padat
ditekanan dan suhukamar.
Asam phosphat mempunyai rumus kimia H3PO4; pada 25oC berat molekul
98,00 g/mol; kelarutan dalam air 5.48 g/ml H2O;
Sifat-sifat fisik asam phosphatberwarna putih padat atau cair, kental
(>42°C). Melting point-nya 42,35°C(anhidrat); 29.32°C(hemihydrate);
29,32°C(hemihydrate).Boiling point (terdekomposisi) pada 158oC.
Penggunaan asam phosphat antara lain:
a. Asam fosfat digunakan sebagai elektrolit pada sel bahan bakar asam fosfat.
Hal ini juga digunakan sebagai standar eksternal untuk fosfor -31
resonansi magnetik nuklir (NMR).
b. Asam fosfat digunakan sebagai pembersih dengan konstruksi perdagangan
untuk menghilangkan kandungan mineral, noda semen, dan noda air keras.
c. Hot phosphoric acid digunakan dalam microfabrication untuk etch nitrida
silikon (Si3N4). Hal ini sangat selektif dalam etsa Si3N4 bukannya SiO2,
silikon dioksida.
d. Asam fosfat digunakan sebagai fluks oleh penggemar (seperti railroaders
model) sebagai bantuan untuk penyolderan.
e. Asam fosfat juga digunakan dalam hidroponik pH solusi untuk
menurunkan pH larutan hara. Sedangkan jenis-jenis asam dapat
digunakan, fosfor merupakan nutrisi yang digunakan oleh tanaman,
terutama selama berbunga, sehingga asam fosfat terutama diinginkan.
6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
f. Asam fosfat digunakan sebagai elektrolit di tembagaelectropolishing untuk
menghilangkan duri dan papan sirkuit planarization.
g. Asam fosfat digunakan dengan air suling (2-3 tetes per galon) sebagai
elektrolit dalam oxyhydrogen (HHO) generator.
h. Asam fosfat digunakan sebagai pengatur pH dalam kosmetik dan produk
perawatan kulit.
i. Asam fosfat digunakan sebagai agen oksidasi kimia untuk karbon aktif
produksi, seperti yang digunakan dalam Proses Wentworth.
j. Asam fosfat juga digunakan untuk performa tinggi kromatografi cair.
k. Asam fosfat dapat digunakan sebagai agen penyebaran dalam deterjen dan
pengobatan kulit.
l. Asam fosfat dapat digunakan untuk deliming bersembunyi di penyamakan
kulit.
m. Asam fosfat dapat digunakan sebagai aditif untuk menstabilkan larutan
asam dalam kisaran pH ingin dan ditetapkan.
n. Asam fosfat merupakan bahan utama yang memberikan rasa menggigit
dalam Coca-Cola dan Pepsi soda.
Asam fosfat dapat dibuat dengan tiga rute antara lain proses termal, proses basah
dan proses kiln kering.
1. Asam Phosphat Thermal
Asam fosfat ini sangat murni diperoleh dengan membakar unsur
fosforuntuk menghasilkan pentoksida fosfor dan melarutkan produk dalam
cairan asam fosfat. Hal ini menghasilkan asam fosfat sangat murni, karena
kotoran ini di batu sebagian besar telah dihapus ketika mengekstrak fosfor
dari batu di tungku.
Hasil akhirnya adalah food-grade, asam fosfat termal, namun untuk
aplikasi kritis pengolahan tambahan untuk menghilangkan senyawa
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Asam Phosphat Basah
Asam fosfat proses basah disusun dengan menambahkan asam
sulfat untuk trikalsium fosfat batuan, biasanya ditemukan di alam sebagai
apatit . Reaksi:
Ca5(PO4) 3 X + 5H2 SO4 + 10H2O → 3H3PO4 + 5CaSO4.2H2O + HX (1)
dimana X mungkin termasuk OH, F, Cl, dan Br
Larutan Asam fosfat awal dapat mengandung 23-33% P2O5, tetapi
dapat dipekatkan dengan penguapan air untuk memproduksi atau
sell-grade phosphoric acid-komersial, yang mengandung sekitar 54% P2O5 .
Lebih lanjut penguapan air menghasilkan asam superphosphoric dengan
konsentrasi P2O5 di atas 70%.
Pencernaan dari bijih fosfat dengan asam sulfat menghasilkan larut
kalsium sulfat (gipsum), yang disaring dan dikeluarkan sebagai
phosphogypsum.Asam proses basah dapat lebih dimurnikan dengan
menghilangkan fluor untuk menghasilkan asam fosfat animal-grade, atau
dengan ekstraksi pelarut dan pengurangan arsen untuk menghasilkan asam
fosfat food-grade.
3. Asam PhosphatKiln
Kiln asam fosfat (KPA) teknologi proses adalah teknologi yang
paling baru. Disebut "Peningkatan Hard Proses", teknologi baik ini akan
membuat kelas rendah cadangan batuan fosfat komersial dan akan
meningkatkan P2 O5 pemulihan dari cadangan fosfat yang ada.Ini secara
signifikan dapat memperpanjang kelangsungan hidup komersial cadangan
fosfat.(H3PO4wikipedia_files/translate_n.htm)
Phospat adalah senyawa phosphor yang anionnya mempunyai atom
phosphor yang di lingkupi oleh empat atom oksigen yang terletak pada
sudut-sudut tetrahedron. (Austin,1996)
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Asam phospat atau yang sering disebut asam orthophospat dengan rumus
kimia H3PO4 adalah asam berbasa tiga deret garam, yaitu orthophospat primer,
misal NaH2PO4; orthophospat sekunder, misal Na2HPO4; dan orthophospat tersier,
misal Na3PO4. (Vogel, 1979)
Pada umumnya setiap bahan yang mengandung phospat cukup banyak
dapat dijadikan bahan dasar industri phospat.Bahan-bahan yang mengandung
phospat antara lain terdapat dalam batuan apatit sebanyak 40% dan tulang sekitar
53%. (Waggman, 1952)
Phosphor dalam batuan apatit berada dalam bentuk insoluble terutama
dalam bentuk fluoro-apatit (Ca5F(PO4)3) atau trikalsium phospat (Ca3(PO4)2).
Kandungan senyawa anorganik yang terdiri dari garam-garam phospat dan
karbonat dalam tulang adalah sebesar 28,0% - 56,3%. Dengan kandungan
senyawa anorganik sebesar itu, tulang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk
membuat asam phospat.
Pada penelitian sebelumnya menyebutkan, bahwa asam phosphat dapat
dibuat dari tulang/cangkang keong.Pada penelitian tersebut dilakukan proses
pengambilan asam phosphat dari tulang keong dengan cara isolasi menggunakan
pelarut asam sulfat. Adapun variabel tetapnya yaitu berat tulang keong 10 gr,
volume solvent (H2SO4) 100 ml, ukuran butiran 100 mesh, serta suhu reaksi ±
110°C, kemudian variabel berubahnya antara lain: waktu reaksi dicoba dengan 3
waktu reaksi yaitu 30, 60, 90 menit, dan konsentrasi solven (H2SO4) 25%, 30%,
dan 35%. Kondisi operasi yang relatif baik dalam penelitian ini diperoleh pada
waktu reaksi 102,4 menit, dan konsentrasi asam sulfat 30% dengan yieldsebesar
93,38%. (M. Husein Haekal, Jurusan Teknik Kimia;Universitas Diponegoro)
II.3. Landasan teori
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen dari
suatu bahan dengan menggunakan zat pelarut tertentu. Pemisahan terjadi atas
dasar kemampuan larut yang berbeda-beda dari komponen-komponen dalam
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap berikut ini :
1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling
berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi
pada bidang antar muka bahan ekstraksi dengan pelarut. Dengan demikian
terjadi ekstraksi yang sebenarnya.
2. Memisahkan larutan ekstraksi dari rafinat, kebanyakan dengan cara
penguapan.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut,
umumnya dilakukan dengan distilasi.
(Bernardini, 1982)
Secara umum, proses ekstraksi dibagi atas dua macam berdasarkan komponen
yang akan dipisahkan, yaitu:
a. Ekstraksi padat-cair
Adalah proses ekstraksi suatu konstituen yang dapat larutpada
suatu campuran padatan dengan menggunakan pelarut. Proses ini sering
disebuat denga Leaching. Proses ini biasanya digunakan untk mengolah
suatu larutan pekat dari suatu solute dalam padatan atau untuk
membersihkan suatu padatan inert dari kontaminasinya dengan bahan yang
dapat larut (washing). Metode yang dipergunakan untuk leaching biasanya
ditentukan oleh jumlah konstituen yang akan dilarutkan, distribusi
kostituen dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran partikelnya.
b. Ekstraksi cair-cair
Adalah proses pemisahan konstituen suatu larutan dengan
melarutkan ke dalam cairan pelarut. Proses ini dipergunakan untuk
memisahkan solute dan diluent dengan menggunakan suatu solvent yang
tidak larut atau larut sangat terbatas dalam bahan yang diekstrak.
(Geankoplis, 1989)
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
a. Tipe persiapan sampel
b. Waktu reaksi
c. Kuantitas pelarut
10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
d. Suhu pelarut
e. Tipe pelarut.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi ada 4 faktor,
antara lain:
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa
hal.Semakin kecil ukurannya, semakin besar luas permukaan antara padat
dan cair, sehingga laju perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan
kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut dalam
padatan adalah kecil.
2. Zat pelarut
Larutan yang akan digunakan sebagai zat pelarut seharusnya
merupakan pelarut pilihan yang terbaik dan viscositasnya harus cukup
rendah, agar dapat bersirkulasi dengan mudah. Umumnya zat pelarut
murni akan digunakan pada awalnya, akan tetapi setelah proses ekstraksi
berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun.
Yang pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang, dan kedua
karena zat terlarutnya menjadi lebih viscos.
3. Temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang di
ekstraksi) di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan
temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
4. Pengadukan fluida
Pengadukan pada zat pelarut adalah penting, karena akan
menaikkan proses difusi. Sehingga menaikkan perpindahan material dari
permukaan partikel ke zat pelarut. (http://majarimagazine.com/2009)
Proses Ekstraksi
Untuk membuat asam phospat dari tulang kerang dan asam sulfat
digunakan proses ekstraksi yaitu suatu metoda operasi yang digunakan dalam
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
sejumlah massa bahan (solven) sebagai tenaga pemisah. Karena komponen yang
akan dipisah (solute) berada dalam phase padat maka proses ekstraksi untuk
membuat asam phospat dari tulang kerang dinamakan leaching. Istilah ’ekstraksi’
umum dipakai jika solute berada dalam phase cair.
Dalam proses pembuatan asam phospat dari tulang kerang, serbuk tulang
kerang yang berperan sebagai solute dicampur dengan asam sulfat sebagai solven
dengan konsentrasi dan volume tertentu. Campuran tersebut dipanaskan dengan
suhu tertentu dalam labu leher tiga. Setelah waktu yang ditetapkan tercapai, baru
dilakukan proses pemisahan campuran. Di sini, asam phospat dipisahkan dari
endapannya.
Dalam proses ekstraksi di atas, solven yang digunakan adalah asam sulfat
(H2SO4). Alasan menggunakan asam sulfat, asam sulfat merupakan asam
anorganik yang agak kuat, dan juga agak murah. Selain itu, asam sulfat
merupakan bahan pengoksidasi yang baik, lebih-lebih terhadap senyawa organik.
Asam sulfat kuat (93%-99%) biasa dipakai untuk sintesis fenol, alkilasi butana,
pembuatan berbagai bahan kimia nitrogen, pembuatan asam phospat dan tripel
superphospat. (Austin, 1996)
Asam sulfat yang digunakan untuk membuat asam phospat dari tulang kerang
adalah asam sulfat berkonsentrasi 96% yang diencerkan sampai konsentrasi
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Proses Basah
Perkembangan pesat dalam pembuatan asam phospat proses basah terjadi
karena meningkatnya permintaan terhadap pupuk analisis tinggi, tripel
superphospat, ammonium, dan dikalsium phospat. Jauh sebelum itu, kebanyakan
asam orthophospat yang dihasilkan, dibuat dengan reaksi asam sulfat encer,
terhadap serbuk batuan phospat atau tulang. (Austin, 1996)
Proses utama yang digunakan untuk pembuatan asam phospat proses basah adalah
dengan menggunakan asam sulfat.
Reaksi pokok :
CaF2.3Ca3(PO4)2 + 10H2SO4 + 20H2O 10CaSO4.2H2O + 2HF + 6H2PO4 (2)
12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
atau secara sederhana :
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O 2H3PO4 + 3CaSO4.2H2O gypsum(3)
Pada proses basah ini, asam sulfat yang digunakan berkadar 30% dan suhu
reaksi tidak boleh terlalu tinggi agar zat yang terendapkan adalah gypsum, dan
bukan anhidritnya. Jika yang tersebut belakangan itu terbentuk, ia akan terhidrasi
kemudian dapat menyebabkan timbulnya kerak yang akan mengganggu jalanya
proses reaksi.
Proses tanur listrik, asam phospat pertama kali diproduksi dalam skala
komersial kecil-kecilan melalui pengolahan tulang kalsinasi dengan asam sulfat,
kemudian menyaring asam phospat yang terjadi dan menguapkanya sehingga
berat jenisnya 1,45. Zat itu lalu dicampur dengan arang atau kokas, lalu
dipanaskan lagi dan airnya diuapkan, kemudian dikalsinasi pada panas putih di
dalam reactor. Oleh karena itu, phospat akan terdestilasi keluar kemudian
dikumpulkan dibawah air dan dimurnikan dengan mendestilasikan kembali.
(Austin, 1996).
Pada proses pembuatan asamphosphat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
(Kirk&Othmer, 1995)
1. Tahap reaksi
Pada tahap reaksi, serbuk tulang/cangkang kerang dilarutkan dalam
larutan H2SO4dengan konsentrasi tertentu, kemudian dipanaskan
hingga suhu ±110oC dan waktu tertentu.Untuk mempercepat proses
reaksi, maka dilakukan pengadukan.
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O 2H3PO4 + 3CaSO4.2H2O gypsum
2. Tahap pemisahan
Hasil reaksi dengan pemanasan, menghasilkan asam phosphat
(H3PO4) dan endapan kalsium sulfat(Ca2SO4). Maka untuk
menghasilkan asam phosphat (H3PO4)dilakukan pemisahan dari
endapan kalsium sulfat (Ca2SO4) dengan cara disaring dengan kertas
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
Faktor- faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan asam phospat antara
lain :
1. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi (sampai batas tertentu) berarti semakin
lama pula waktu kontak antara zat pereaksi, sehingga diperoleh hasil
semakin besar.
2. Konsentrasi asam sulfat
Semakin tinggi konsentrasi asam sulfat (sampai batas tertentu)
berarti kecepatan reaksi semakin besar sehingga diperoleh hasil yang
besar. Konsentrasi asam sulfat yang digunakan sekitar 30%-40%.
(partington, 1950)
3. Pengadukan
Pengadukan diperlukan untuk memperbanyak kesempatan
berkontak antara zat pereaksi dengan memperbesar tumbukan yang terjadi
sehingga diperoleh hasil yang semakin besar. Pengadukan dapat dilakukan
dengan penggelembungan udara atau secara mekanik.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu semakin cepat pula reaksi berlangsung,
karena memperbesar harga konstanta kecepatan reaksi. Pada proses basah
biasanya di jalankan pada titik didih normal. (Kirk and Othmer, 1995)
II.4. Sifat-sifat bahan: a) Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat paling banyak digunakan dibandingkan dengan bahan
kimia lainnya, karena penggunaannya sangat luas di industri terutama
sebagai pupuk (42%), cat dan pigmen (5%), bahan kimia (6%), detergen
(1%), dan serat (9%).Senyawa ini terdapat dalam larutan 96-98%.
Sifat-sifat:
- Korosif, tidak berwarna dan tidak berminyak
- Berat molekul : 98,09
- Sg : 1,839
14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
- Titik leleh : 10,49 oC
- Titik didih : 338oC
- Merupakan asam kuat
- Sebagai senyawa pemberi proton
- Sebagai bahan pengoksidasi dengan kekuatan sedang
- Sebagai bahan pengdehidrasi yang kuat, mampu menyingkirkan air
dari banyak senyawa organic
- Dalam larutan encer, asam sulfat merupakan dwi basa yang kuat.
b) Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik,
adalah sejenis basa logam kaustik.Natrium hidroksida membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dialrutkan kedalam air.Ia digunakan di berbgai
macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun, dan deterjen.
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia
dalam bentuk pellet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia
bersifat lembab cair dan secara spontan mnyerap karbondioksida dari
udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan. Ia juga larut dalam ethanol dan methanol, walaupun kelarutan
NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak
larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium
hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
Caustic soda adalah nama yang umum digunakan untuk natrium
hidroksida. Bahan ini termasuk golongan basa kuat.
Sifat-sifat:
- Nama sistematis : Natrium hidroksida
- Nama lain : Soda kaustik
- Rumus molekul : NaOH
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
- Penampilan : Padatan higroskopis berwarna putih
- Titik lebur : 318oC
- Tata nama IUPAC : trihydroxidophosphorus
- Rumus molekul : H3PO4
-
SMILES (ikatan) : OP (= O) (O) O-
Massa molar : 98,00 g / mol-
Rupa : padat atau cair kental berwarnaputih (> 42 ° C)
-
Nomor CAS : 16271-20-8 (hemihydrate)Secara khusus:
-
Kepadatan dalam fase : 1,885 g/mL (cair)1.685 g/mL (85 % solution)
1,685g/mL(85% larutan)
2,030 g/mL (kristal pada 25 °C)
-
Kelarutan dalam air : 5,48 g / mL-
Titik lebur : 42,35 °C (anhidrat)29,32 °C (hemihydrate)
-
Titik didih : 158 ° C (decomp)(http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_fosfat)
II.5. Hipotesis
Asam phosphat dapat dibuat dari tulang/cangkang kerang dengan proses
ekstraksi yang dipengaruhi oleh perubahan waktu pemanasan dan konsentrasi
pelarut.
16
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Bahan-bahan yang digunakan
Sebagai bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini,
cangkang kerangdarah , diperoleh dari sampah rumah tangga (sisa bahan
masakan yang akan dibuang). Dikarenakancangkang kerang darah tersebut
penggunaanya sangat terbatas selain untuk perhiasan, bahan kerajinan
tangan, dan biasanya hanya dibuang setelah diambil dagingnya untuk
dimasak.Sedangkan untuk bahan pereaksi dan penolong dibeli di toko
kimia Medokan Ayu.
Dalam penggunaanya, cangkang kerang darah tersebut dihancurkan
untuk kemudian dianalisa kadarkalsium phosphat dalam cangkang
kerangdarah tersebut. Analisis pendahuluan yang dilakukan di Sucofindo
Surabaya diketahui bahwa serbuk tulang/cangkang kerang mengandung
Ca = 0,05% dan PO4 = 7,77%
III.2. Alat-alat yang digunakanbeserta rangkaiannya:
1. Kompor listrik 4. Klem Holder dan Statif
2. Labu leher tiga 5. Kondensor
3. Thermometer 6. Stirrer
4
5
6 1
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
III.3. KondisiYang Digunakan III.3.1. Kondisi yang ditetapkan
1. Serbuk tulang/cangkang kerang : 20gram
2. Volume H2SO4 : 250 ml
3. Suhu pemanasan : ± 110 oC
4. Kecepatan pengadukan : 200 1/min
III.3.2.Kondisi yangdiubah
1.Waktu pemanasan (menit) : 60, 75, 90, 105 dan 120
2.Konsentrasi H2SO4 (%) : 20, 25, 30, 35 dan 40
III.4. Prosedur Penelitian
A.Penyiapan bahan
Membersihkan cangkang kerang dengan air kemudian dikeringkan.
Cangkang kerang yang kering tersebut dihancurkan kemudian disaring
dengan ukuran 100 mesh, sehingga hasil yang didapatkan menyerupai
serbuk dan mempunyai ukuran partikel yang seragam. Membuat larutan
H2SO4 dengan konsentrasi 20%; 25%; 30%; 35% dan 40%.
B.Proses basah
Peralatan ekstraksi yang digunakan dirangkai. Ambil 20gram
serbuk cangkang kerang, tambahkan 250 ml larutan H2SO4 dengan
konsentrasi yang telah di tentukan, kemudian panaskan dengan suhu ±110
o
C dengan kecepatan pengadukan 200 1/min dalam waktu yang telah
ditentukan
C.Proses pengendapan dan pemisahan
Hasil proses basah didinginkan hingga suhu ±50 oC ini dilakukan
untuk mempermudah penyaringan. Larutan hasil proses basah disaring
dengan kertas saring dan endapan dicuci dengan air panas untuk
melarutkan asam phospat sisa yang terbawa oleh endapan. Fltrat dan air
pencuci dikumpulkan dalam labu ukur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
III.5. Skema proses
Gambar 3.2. Alur proses serbuk kerang menjadi asam phospat
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
III.6. Metode Analisa III.6.1. Prosedur Analisa
1. Dalam analisa kadar asam phospat dilakukan dengan menggunakan
indikator phenophtalein (P.P) dan metil orange (M.O). Larutan
induk hasil hidrolisa setelah dingin diambil 5 ml dan penambahan
aquadest sampai volume 100 ml.
2. Mengambil 10ml larutan encer, kemudian sampel ditambah
aquadest 25 ml dan indikator P.P lalu dititrasi dengan larutan
NaOH 0,1 N. Reaksi yang terjadi saat titrasi adalah :
Reaksi :
H3PO4 + NaOH Na2HPO4 + H2O
3. Mengambil 10ml larutan encer, kemudian sampel ditambah
aquadest 25 ml dan indikator MO lalu dititrasi dengan larutan
NaOH 0,1 N. Reaksi :
H3PO4 + NaOH Na2HPO4 + H2O
III.6.2. Analisa Kadar Asam Phospat
Asam phospat yang terbentuk = x (V1 – V2)xCx1000
Keterangan :
VI = Volume larutan(ml) VLE =Volume larutan encer (ml) Vs = Volume solute(ml) VSE = Volume solute encer(ml)
V1 =Volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi larutan dengan indikator P.P (ml)
V2 = Volume NaOH yang diperlukan untuk menitrasi larutan dengan indikator M.O (ml)
C = Konsentrasi larutan standar NaOH 0,1 N.
III.6.4. Konversi Hasil
Yield = x 100%
VI Vs
VLE VSE
Asam phospat yang terbentuk
Berat tulang
19
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Analisa Awal
Analisa awal yang telah dilakukan pada serbuk cangkang kerang
darah dengan hasil analisa pada tabel 4.1. berikut:
Parameter Unit Result Metode
Phosphat (PO4) % 0,05 Spectrofometri
Calium (Ca) % 7,77 AAS, Metode 957.02 & 965.09 *) *) AOAC 18th Ed, 2005
Sumber : Sucofindo, Surabaya
Tabel 4.1 Analisa awal serbuk cangkang kerang darah
IV.2. Hasil Penelitian Dan Pembahasan IV.2.1. Hasil Penelitian
Percobaan pemanfaatan serbuk cangkang kerang darah menjadi
asam phosphat dengan variabel terhadap waktu pemansan dan konsentrasi
H2SO4, mendapatkan data hasil percobaan pada tabel 4.2 berikut:
IV.2.2 Pembahasan
Percobaan pemanfaatan serbuk cangkang kerang merah menjadi
asam phosphat dengan waktu pemanasan antara 60 - 120 menit dengan
interval 15 menit terhadap konsentrasi H2SO4 antara 20 – 40 % dengan
interval 5% .
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
Pengaruh waktu pemanasan terhadap hasil asam phosphat dalam
bentuk yield antara 60 - 120 menit dengan interval 15 menit dapat dilihat
pada tabel 4.3 dan di buat grafik pada gambar 4.1.
Konsetrasi H2SO4 Waktu (menit) Yield (%)
Tabel 4.3. Pengaruh antara waktu pemanasan terhadap asam fosfat
22
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Berdasarkan gambar 4.1. semakin lama waktu pemanasan maka
semakin meningkat yield asam phospat yang terbentuk. Hal ini disebabkan
waktu reaksi antara serbuk cangkang kerang dengan H2SO4 yang semakin
lama membuat semakin banyak asam phospat yang terbentuk. Namun saat
waktu pemanasan 105 menit dalam konsentrasi H2SO4 40% yield asam
phospat yang dihasilkan mulai menurun. Hal ini disebabkan semakin lama
waktu pemanasan membuat semakin berkurangnya kelarutan PO4-2 yang
membuat air banyak menguap.
Gambar 4.1. Grafik hubungan antara yield asam phosphat (%) dengan waktu pemanasan (menit)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
Pengaruh konsentrasi H2SO4 terhadap hasil asam phosphat dalam
bentuk yield antara konsentrasi 20% hingga 40% dengan interval 5% dapat
dilihat pada tabel 4.4 dan di buat grafik pada gambar 4.2.
Waktu (menit) Konsetrasi H2SO4(%) Yield (%)
Tabel 4.4. Pengaruh antara konsentrasiH2SO4 terhadap asam fosfat
24
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Berdasarkan gambar 4.2. dapat dilihat semakin tinggi konsentrasi
H2SO4 yang digunakan membuat semakin banyak yield asam phosphat
yang dihasilkan. Namun saat konsentrasi H2SO4 40% yield yang didapat
mulai menurun, ini disebabkan kelarutan PO4-2 berkutang sehingga
pembentukan asam phospat menurun juga.
Dari gambar 4.1. dan gambar 4.2 dapat disimpulkan kondisi
maksimal pembentukan asam phospat pada konsentrasi 35% saat waktu
pemanasan 120 menit dengan asam phosphat yang didapat 79,2855 %
yield
Waktu (menit)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
1. Cangkang kerang darah dapat digunakan untuk pembentukan asam
phospat dengan menggunakan proses basah.
2. Penelitian ini kondisi maksimum pada konsentrasi 35 % saat waktu
pemanasan 120 menit dengan yield yang didapat 79,2855 %.
V.2. Saran
1. Hasil maksimal dalam penelitian ini diperlukan pada kondisi konsentrsi
antara 20% - 35% dan waktu pemanasan dapat dilakukan lebih lama lagi
supaya mengetahui waktu maksimal.
2. Penelitian ini dapat dilakukan lebih lanjut dengan menggunakan cangkang
kerang dalam jenis yang lain dan mengubah kondisi yangditetapkan atau
yang diubah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x = x
1. Pembuatan larutan H2SO4
a. Untuk konsentrsi 20 %
Diketahui : Konsentrasi H2SO4 pekat 98%
BM H2SO4 = 98,08 gr/mol
Dalam 1 liter = 1,84 kg →ρ = 1,84 kg/lt = 1,84 gr/ml
Ditanya : Vol (ml) H2SO4 pekat yang dibutuhkan untuk membuat
larutan H2SO4 konsentrasi 20 % volume 250 ml ?
Penyelesaian :
2. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Diketahui : NaOH padat 99 %,
BM NaOH = 40 gr/mol,
Valensi NaOH = 1.
Ditanya : Berat (gram) NaOH padat yang dibutuhkan untuk
membuat larutan NaOH 0,1 N volume 1 liter ?
Penyelesaian :
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
3. Menghitung kadar asam phospahat saat kondisi konsentrasi H2SO4 20%
dan waktu pemanasan 60 menit ditritrasi dengan NaOH 0,1 N
Diketahui : Larutan induk (VL) = 5 ml
Ditanya : Kadar asam phospat yang didapat
Penyelesaian : kadar H3PO4 x
V1 V2
xCx1000Diketahui : kadar H3PO4 kondisi konsentrasi H2SO4 20% dan waktu
pemanasan 60 menit adalam 1,1428 gram
Berat serbuk kerang yang digunakan = 20 gram
Ditanya : Yield asam phospat yang didapat ?
Penyelesaian : 100%
ker
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Gambar .1. Proses pemanasan serbuk cangkang kerang dengan H2SO4
Gambar .2. Hasil H2SO4 35% Waktu 1 jam
Gambar .3. Hasil H2SO4 25%
Gambar .4. Hasil analisa dengan
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA
Austin, 1996.”Industri Proses Kimia”. Edisi 5 Hal 279,282,331 - 334 Jakarta :Erlangga
Bernardi, E., 1982, “The New Oil and Fat Technology”, Second edition, Publishing House Technology, Rome.
Geankoplis, 1989, “Transport Process and Unit Operations”, page : 723-724, Second edition, Ohio State University, New York.
Haekal, M. Husein. “Pemanfaatan Tulang Keong Untuk Produksi Asam Phospat : Optimasi Menggunakan Response Surface Methodology”. Semarang:Universitas Diponegoro
Kirk, R.E. and Othmer, D.F. 1995. “Encyclopedia of Chemical Technology”. 2nd. ed. Hal 261-269. New York : The International Encyclopedia Inc.
Partington, J.R. 1950.“A Text Book of Inorganic Chemistry”.6th.ed. hal 580-583.London : Mc. Millan and Co.
Shreve, R.N. 1956.“Chemical Process Industries”. 2nd. ed. Hal 267-271. New York : Mc. Graw Hill Book Co.Inc.
Vogel, W.H. 1979. “Text Book of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis”.2nd. ed. Hal 377.London : Long Mans Green and Co. Ltd.
Waggman, W.H. 1952. “Phosphoric Acid, Phosphate and Phophatic Fertilizer”.2nd. ed. Hal. 323-328, 330-334 New York : Rein Hold Publ. Corp.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :