• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab tinjauan pustaka menjabarkan hasil studi pustaka berupa studi literature teori-teori dan studi preseden yang digunakan sebagai penguat pembahasan objek yang akan dirancang terkait Klinik Veteriner.

2.1. Hewan

2.1.1. Pengertian Hewan

Menurut Undang-Undang Nomer 41 Tahun 2014, hewan adalah binatang atau satwa yang seluruh atau sebagaian dari siklus hidupnya berada di darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupun yang di habitatnya.

Menurut KBBI, hewan atau binatang adalah mahkluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal budi (KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia).

2.1.2. Klasifikasi Hewan

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, terdapat satwa dilindungi dan tidak dilindungi.

2.1.2.1. Hewan yang Dilindungi

Satwa yang dilindungi merupakan jenis satwa yang populasinya sedikit, nyaris punah karena habitatnya telah sempit dan rusak karena eksploitasi yang berlebihan maupun karena faktor alam. Tingkat perkembang biakan yang sangat lambat (LPLH-SDA, 2014).

Satwa yang dilindungi dan sudah langka tidak boleh dibunuh, dimiliki, ditangkip, diburu serta diperdagangkan (Wiratno, 2001). Berdasarkan Badan Pusat Statistika berikut jenis satwa yang dilindungi dan terancam punah pada tahun 2017 di Indonesia:

Tabel 1. Jumlah Hewan yang Dilindungi:

No. Jenis Satwa Jumlah Satwa (Ekor)

1. Komodo 5.954

2. Orang Utan 1.890

3. Bekantan 1.365

4. Maleo 1.204

5. Babi Rusa 616

(2)

11 No. Jenis Satwa Jumlah Satwa (Ekor)

6. Owa 492

7. Ano 471

8. Gajah Sumatera 362

9. Banteng 270

10. Elang 82

11. Tarsius 82

12. Badak 80

13. Harimau Sumatera 68

14. Monyet Hitam Sulawesi 63

15. Jalak Bali 39

Sumber: BPPS, 2017

2.1.2.2. Hewan Tidak Dilindungi

Hewan yang tidak dilindungi adalah satwa yang jumlah populasinya masih banyak dan mudah ditemukan. Hewan yang tidak dilindungi dapat dimiliki dan diperdagangkan, akan tetapi terdapat regulasi dalam perlakuan terhadap hewan yang tidak dilindungi (LPLH- SDA, 2014). Setiap hewan memiliki hak untuk hidup berdampingan dengan manusia di alam. Hak hewan harus dilindungi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peteranakan dan Kesehatan Hewan Pasal 66A “Setiap orang dilarang menganiaya dan/atau menyalahgunakan hewan yang mengakibatkan cacat dan/atau tidak produktif”. Selain itu Organisasi Internasional World Organization for Animal Health (OIE) di Inggris mencetuskan tentang Lima Hak Kebebasan Hewan (Five of Fredom) (IMAKAHI, 2018) yang bertujuan melindungi hak hewan yaitu:

- Bebas dari rasa lapar dan haus, memberi pakan dan minum dengan memberi akses yang mudah dan kandungan pakan yang baik alami maupun buatan merupakan hak bagi hewan.

- Bebas dari rasa tidak nyaman, memberi naungan atau sarang yang sesuai dengan kebutuhan hewan untuk hewan memiliki tempat tinggal untuk perlindungan.

- Bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit, melakukan tindakan pencegahan dan juga penyembuhan berupa perawatan kesehatan apabila terdapat hewan yang sakit maupun sehat.

(3)

12 - Bebas dari rasa takut dan stress, menghindari prosedur yang memberikan rasa takut dan stress pada hewan dan memberikan masa transisi dan adaptasi sebelum melakukan prosedur terhadap hewan.

- Bebas mengekspresikan tingkah laku alamiah, menyedikan luasan kendang yang cukup, kualitas kendang yang baik, atau teman untuk hewan yang sejenis dengan memperhatikan tingkah laku hewan-hewan agar dapat mengekspresikan tingkah laku spesifiknya.

2.1.3. Hewan Peliharaan

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2013 Tentang Budi Daya Hewan Peliharaan, hewan peliharaaan adalah hewan yang kehidupannya untuk sebagian atau seluruhnya bergantung pada manusia untuk maksud tertentu. Hewan yang tidak dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang konservasi sumber daya alam hayati.

Hewan peliharaan yang dapat dibudidayakan meliputi jenis hewan peliharaan:

- Hewan jasa, hewan yang dipelihara untuk memberikan jasa kepada manusia untuk menjaga rumah, melacak tindakan kriminal, membantu melacak korban kecelakaan, dan sebagai hewan tarik atau hewan beban.

- Hewan kesayangan, hewan yang dipelihara khusus sebagai hewan olahraga, kesenangan, dan keindahan.

- Hewan laboratorium, hewan yang dipelihara khusus sebagai hewan percobaan, penelitian, pengujian, pengajaran, dan penghasil bahan biomedik ataupun dikembangkan menjadi hewan model untuk penyakit manusia.

2.1.4. Penggolongan Hewan Kesayangan

Menurut Ratue Amie hewan kesayangan digolongkan menjadi 5 kategori:

2.1.4.1. Kucing

Kucing adalah jenis hewan mamalia karnivora dari keluarga Felidae (Damayanti, 2019). Habitat kucing ada di darat yang biasanya hidup berbaur dengan manusia dan hidup liar. Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan paling popular di Indonesia maupun di dunia. Kucing menjadi hewan peliharaan yang popular dikarenakan perilaku kucing yang menggemaskan sehingga disukai oleh pencinta hewan.

2.1.4.2. Anjing

Anjing adalah mamalia karnivora yang telah mengalami penjinakan dari serigala abu-abu (Canis lupus) sejak 15.000 tahun yang lalu mungkin sudah 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa fosil dan tes DNA (Saputra, 2016). Anjing menjadi hewan

(4)

13 peliharaan yang tertua. Anjing memiliki kelebihan berupa indera penciuman, indra pendengaran, yang sensitive sehingga dapat diandalkan menjadi pelindung dan teman manusia yang menyukai hewan anjing.

2.1.4.3. Hewan Kecil (Small Animal)

Hewan kecil terdiri dari hewan yang memiliki ukuran tubuh yang kecil jika dibandingkan hewan yang lain hamster, ular, kelinci, dan kura-kura. Hamster adalah salah satu dari jenis hewan pengerat (rodent). Hamster merupakan hewan omnivora. Hamster memilik tubuh yang kecil sehingga mudah dibelai dan perawatannya juga mudah. Kandang hamster tidak memiliki ukuran yang sangat besar. Pakan yang dimakan hamster juga mudah didapatkan dan juga kebutuhan hidup hamster tidak terlalu sulit (Andriyanto, 2020).

Sehingga hewan ini menjadi salah satu pilihan hewan peliharaan bagi para pencinta hewan.

Hewan kecil lainnya adalah kelinci. Kelinci adalah hewan mamalia dari familia Leporidae. Kelinci dapat menjadi kelinci peliharaan, kelinci percobaan, kelinci dan ternak karena kelinci dapat dikonsumsi. Hampir semua jenis kelinci dapat dijadikan kelinci peliharaan. Akan tetapi jenis yang popular dipelihara di Indonesia adalah jenis Netherland Dwarf atau jenis Champagne D’Argents. Tekstur bulu, telinga, bentuk dan warna kelinci yang menarik pecinta hewan untuk dijadikan hewan peliharaan (Edi, 2006).

Ular termasuk dalam hewan reptil vertebrata. Ular merupakan hewan yang ditakuti oleh beberapa manusia karena berbahaya, akan tetapi tidak semua jenis ular berbahaya.

Terdapat pecinta hewan yang menyukai memelihara hewan melata ini karena keunikan yang dimiliki ular. Sehingga terdapat beberapa pecinta hewan yang menangkarkan dan mengembangbiakan ular.

Kura-kura juga termasuk dalam hewan reptil. Terdapat dua jenis kura-kura berdasarkan habitatnya yaitu kura-kura darat dan kura-kura air. Kura-kura merupakan jenis hewan yang berumur panjang. Corak tempurung dan keunikan kura-kura yang dapat hidup puluhan tahun menjadi daya tarik pecinta hewan untuk memeliharanya.

2.1.4.4. Burung

Burung termasuk binatang berdarah panas yang bersayap dan memiliki bulu.

Burung merupakan salah satu hewan yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan manusia.

Fungsi ekologis burung yaitu sebagai penyebar biji dan penyerbuk alami. Burung juga dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan serta sebagai hewan peliharaan. Burung hidup hampir di seluruh tipe habitat dan pada berbagai ketinggian tempat. Habitat dari burung dapat menentukan karakteristik fisik dari burung, sehingga terdapat bermacam-

(5)

14 macam jenis burung. Jenis fisik burunglah yang menjadi daya tarik dari pada pecinta hewan untuk memelihara burung.

2.1.4.5. Ikan

Ikan merupakan hewan yang habitatnya di air. Ikan dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan habitatnya yaitu, ikan air asin, ikan air tawar, dan ikan air payau. Ikan juga dapat dikonsumsi dan dipelihara sebagai hobi.

2.1.5. Karakteristik Hewan Peliharaan 2.1.5.1. Kucing

Kucing merupakan hewan yang mampu berburu karena memiliki cakar dan gigi yang tajam untuk mencari makan. Setiap kucing memiliki daerah kekuasannya sendiri (Damayanti, 2019). Menurut drh Pippa Elliott, Kucing mempunyai 5 kepribadian utama (Galaxy, 2015) yang berbeda yang pertama eksploratif kucing memiliki rasa penasaran yang tinggi. Kucing akan suka untuk bereksplor ke tempat yang mereka ingin ketahui. Apabila mereka tidak mempunyai kegiatan mereka akan bosan dan dapat menyebabkan kucing menjadi destruktif. Kedua kucing memiliki sifat dominan, apabila mereka tinggal bersama kucing lainnya saat di dalam rumah salah satu kucing akan menjadi pemimpin di rumah tersebut. Ketiga ramah, kucing memiliki sifat manja dan ramah kepada makhluk yang dia sukai. Kucing dapat berbaur kepada manusia, sesama kucing, atau hewan lainnya yang sudah dia kenali. Keempat kucing memiliki sifat spontan karena tidak dapat diprediksi tingkah lakunya. Untuk mengontrol pola tingkah laku kucing harus memiliki rutinitas yang sama setiap harinya. Kelima gugup, kucing yang selalu mencari aman. Berbeda dengan sifat kucing eksploatif, kucing ini semaksimal mungkin tidak mencari masalah.

Kepribadian karakter pada setiap kucing berbeda, akan tetapi terdapat kebiasaan kucing yang biasa mereka lakukan, berikut adalah kebiasaan yang kucing lakukan setiap harinya dalam buku Solusi Permasalah Kucing (Effendi, 2017). Kebiasaan kucing adalah mengeong, ucing yang mengeong pertanda ia membutuhkan pertolongan, senang, dan puas.

Selain itu memainkan mangsa sebelum dimakan, saat kucing mendapatkan mangsa mereka senang memainkan mangsanya terlebih dahulu karena menikmati momen kesuksesan dalam memperoleh mangsa. Kucing memiliki kebiasaan tidur. Kucing dapat menghabiskan 2/3 hidupnya untuk tidur. Kebiasaan lainnya adalah mencakar benda-benda yang bertekstur untuk mengasah kuku-kukunya agar tajam dan sering menggosokkan tubuhnya ke kaki manusia yang memiliharanya karena menganggap pemilik tersebut adalah miliknya. Kucing mengubur kotorannya sendiri, kotoran kucing dapat menandakan wilayah kekuasaanya.

Kucing merupakan hewan yang takut dengan air karena tidak nyaman apabila bulunya

(6)

15 menjadi basah sehingga kucing mandi dengan menjilati bulunya untuk menyingkirkan bau yang melekat ditubuhnya dan menstimulasi kelenjarnya untuk kembali menghasilkan feromon. Kucing suka tempat redup, kucing menyukai tempat redup untuk mereka beristirahat.

Kucing memiliki berbagai macam ukuran karena berbeda ras keturunannya.

Berikut merupakan ukuran kucing:

Gambar 4. Ukuran Kucing Sumber: Catvet (2015)

2.1.5.2. Anjing

Anjing merupakan hewan peliharaan yang popular juga. Selain menjadi hewan peliharaan anjing memiliki kemampuan khusus yaitu dapat membantu kegiatan manusia seperti menjadi anjing pengembala, anjing pelacak, anjing penjaga, anjing polisi, dan lain- lain. Anjing yang memiliki profesi tersebut harus dilatih secara khusus. Dalam kehidupan anjing sehari-hari, anjing juga memiliki masalah perilaku yang sering disebabkan akibat genetika, anjing membuat perilaku mereka berbeda kadang baik atau buruk. Kondisi medis dan perilaku anjing bisa terbentuk karena kesehatan mereka maupun efek obat yang diberikan kepada mereka. Pengaruh kehidupan anjing lainnya adalah pengalaman hidup anjing, contohnya anjing yang pernah mengalami situasi traumatik dapat membuat perilaku anjing menjadi defensive.

Anjing memiliki banyak ras dan ukuran, berikut adalah ukuran anjing mulai dari anjing besar hingga kecil:

(7)

16 Gambar 5. Ukuran Anjing

Sumber: Google (2020)

Kepribadian anjing berbeda-beda disetiap anjing karena mereka memiliki genetik, kondisi medis, dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Dari hal tersebut dapat membentuk karakter anjing yang berbeda-beda juga. Anjing memiliki lima karakter utama yang berbeda yaitu, anjing yang percaya diri, mandiri, gembira dan ceria, pemalu, dan mudah beradaptasi (Kurnia, 2016). Mereka memiliki kebiasaan yang biasa mereka lakukan disetiap hari adalah menggonggong, biasanya anjing menggonggong untuk berkomunikasi.

Gonggongan anjing dapat berupa pertanda untuk manusia saat mereka sedang tidak nyaman, marah, dan mencari perhatian kepada pemilik mereka. Selain itu anjing yang suka merusak biasanya dijumpai pada anak anjing. Anak anjing perlu menggigit-gigit karena giginya yang sedang tumbuh hal tersubut dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit dan gatal. Setiap anjing dapat menggigit jika mereka merasa terancam dan takut. Kebisaan lainnya adalah anjing suka menggali untuk menguburkan atau menyembunyikan mainan atau tulang, membuat lubang untuk mereka bermain.

2.1.6. Perbedaan Peliharaan Hewan Domestik, Terlantar, dan Liar

Menurut Caesar Milan, hewan peliharaan anjing dan kucing terbagi menjadi tiga kategori sosial yaitu domestik, terlantar, dan liar.

2.1.6.1. Rumahan

Hewan yang dipelihara dan tinggal bersama pemiliknya. Rutinitas dan kehidupannya adalah hidup dengan pemiliknya.

2.1.6.2. Liar/Jalanan

Hewan liar adalah hasil dari anakan hewan liar atau terbuang dan sudah tidak hidup dalam keberadaan manusia.

(8)

17 2.1.6.3. Terbuang

Hewan yang sering dibuang oleh pemiliknya karena sudah tidak diinginkan pemiliknya atau hewan yang tersesat dan tidak dapat pulang ke rumahnya.

Tabel 2. Perbedaan Hewan Rumahan, Terlantar, dan Liar.

Hewan

Ciri-Ciri

Keramahan Agresif Energi Kesehatan

Kucing Rumahan Ramah terhadap pemilik akan tetapi menjaga jarak terhadap orang baru

Akan bersifat agresif jika dibentak atau terganggu

Energi rendah karena merasa nyaman dalam rumah dan jarang banyak bergerak

Lebih terawat karena diberikan makanan

berkualitas dan mempunyai

rutinitas untuk pergi ke dokter hewan Liar Tergantung

pada wilayah, lebih banyak orang memberi makanan, dia akan lebih ramah

Akan lebih agresif saat merasa terganggu dan hamil

Energi tinggi karena harus bertahan hidup

Tergantung lingkungannya, kurang higienis dan ada yang membawa banyak

bakteri dan virus berbahaya

Terbuang Tidak terlalu ramah karena sedang

beradaptasi dengan wilayah baru

Agresif saat merasa terancam karena tidak mengerti situasi yang telah dia hadapi

Energi tinggi untuk berwaspada dengn wilayah baru yang tidak dimengerti

Kucing terbuang jarang yang membawa penyakit, akan tetapi mereka akan mendapatkan virus atau bakteri dari lingkungan luar Anjing Rumahan Sangat ramah

terhadap pemiliknya

Jika dirawat dengan baik tidak akan bersifat agresif, mereka agresif apabila mereka terancam

Energi tinggi, positif, dan ingin terus bermain dengan

pemiliknya

Lebih terawat karena diberikan makanan

berkualitas dan mempunyai

rutinitas untuk pergi ke dokter hewan Liar Jarang bersikap

ramah karena selalu waspada terhadap sekelilingnya

Sifatnya terbentuk untuk bertahan hidup, anjing liar akan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan untuk

mendapatkan makanan dan melindungi dirinya

Tinggi tetapi negarif karena keinginan untuk bertahan hidup dan menganggap semua sekitarnya sebagai makanan dan ancaman

Karena anjing hidup di luar rumah dan penjagaan manusia, dia hidup kurang higiensi dan hasilnya banyak bakteri dan virus yang berbahaya

(9)

18 Hewan

Ciri-Ciri

Keramahan Agresif Energi Kesehatan

Terbuang Biasanya berpotensi untuk ramah kepada

manusia, dan ada yang galak karena takut

Jarang bersifat agresif kecuali sedang takut dan belum beradaptasi dengan

lingkungan baru

Masih mencoba beradaptasi terhadap lingkungan baru

Anjing terbuang jarang yang membawa penyakit, akan tetapi mereka akan mendapatkan virus atau bakteri dari lingkungan luar Sumber: Putri, 2017

2.1.7. Hubungan Manusia dengan Hewan

Manusia hidup dengan banyak permasalahan dalam dirinya. Dengan permasalahan yang dihadapi seperti kondisi keuangan, persoalan pekerjaan, persoalan keluarga, bahkan masaah percintaan, tak jarang menimbulkan konflik batin yang dapat menganggu sistem saraf dan sistem organik lainnya (Kartono, 2000). Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketegangan dengan melakukan hobi. Menurut KBBI, hobi adalah kegemaran, kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama (KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia). Hobi yang semakin digemari oleh seluruh kalangan masyarakat dunia adalah memelihara hewan. Jenis hewan peliharaan juga bervariasi. Aktivitas memilihara hewan dapat memberi efek positif untuk kesehatan fisik dan mental, seseorang yang melakukan aktivitas memelihara hewan dapat mendapatkan tiga manfaat, yaitu (Brown, 2001):

- Kesehatan fisik karena mengajak bermain dan jalan-jalan hewan peliharaan - Kesehatan mental dengan menganggapnya sebagai teman karena menemani kita - Bersosialisasi dengan lingkungan baru karena bisa masuk dalam komunitas pencinta

hewan

Hubungan antarspesies diasumsikan berkembang dengan cara yang sama seperti ikatan manusia dalam memberikan keamanan dan perlindungan atau hubungan attachment timbal balik (Field, 2009). Hewan juga akan melindungi kita sebagai pemilik yang dia sayangi. Hubungan emosional dan interaksi pemilik dan hewan peliharaan dimana muncul ketergantungan antara satu dengan yang lain saling memberikan perhatian disebut Pet Attachment (Fitriana, 2012). Manfaat Pet Attachment adalah memberikan efek relaksasi dan rekreasi yang dapat menambah kualitas hidup seseorang (McNicholas, 2000). Kualitas kesehatan psikologis, kesehatan fisik, dan hubungan sosial.

(10)

19 Dari uraian diatas, hewan merupakan binatang atau satwa yang seluruh atau sebagaian dari siklus hidupnya berada di darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupun yang di habitatnya. Hewan diklasifikasikan menjadi dua yaitu hewan dilindungi dan hewan tidak dilindungi. Hewan tidak dilindungi boleh dipelihara misalkan, kucing, anjing, small pet, burung dan ikan. Hewan peliharaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

2.2. Klinik Veteriner

2.2.1. Klasifikasi Pelayanan Kesehatan Hewan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/Permentan/OT.140/1/2010 Pelayanan Kesehatan Hewan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pelayanan jasa laboratorium veteriner, jasa pemeriksaan dan pengujian veteriner, jasa medik veteriner, dan/atau jasa di pusat kesehatan hewan/ pos kesehatan hewan. Klasifikasi pelayanan kesehatan terhadap hewan tersebut yaitu:

2.2.1.1. Klinik hewan

Tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan penanggungjawab dan memiliki fasilitas untuk pengamatan hewan yang mendapat gangguan kesehatan tertentu.

2.2.1.2. Rumah Sakit Hewan

Tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan penanggungjawab, memiliki fasilitas untuk pelayanan gawat darurat, laboratorium diagnostik, rawat inap, unit penanganan intensif, ruang isolasi, serta dapat menerima jasa layanan medik veteriner yang bersifat rujukan.

2.2.1.3. Rumah Sakit Hewan Khusus

Tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner untuk memberikan pelayanan jasa medik veteriner secara khusus dan didukung dengan tenaga medik veteriner yang sesuai dengan bidang Kekhususan.

2.2.1.4. Pusat Kesehatan Hewan

Pos kesehatan hewan yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan hewan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 690/Kpts/TN.510/10/10/1993 dan Nomor 88 tahun 1993 tentang Pusat Kesehatan Hewan.

(11)

20 2.2.2. Pengertian Klinik Hewan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner, klinik hewan adalah tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan penanggungjawab dan memiliki fasilitas untuk pengamatan hewan yang mendapatkan gangguan kesehatan tertentu.

2.2.3. Tindakan Sebuah Klinik Hewan

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT. 140/1/2010 Tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik, klinik hewan dalam memberikan sebuah penanganan di atur dalam Permentan tindakan sebagai berikut:

- Melakukan prognosis dan diagnosis penyakit secara klinis, patologis, laoratis dan/atau epidemiologis;

- Melakukan tindakan transaksi terapeutik berupa konsultasi dan/atau persetujuan tindakan medis (informed-consent) kepada pemilik hewan yang dilanjutkan dengan beberapa kemungkinan tindakan preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif dengan menghindari tindakan malpraktik;

- Melakukan pemeriksaan dan pengujian keamanan, kesehatan, keutuhan, produk hewan;

- Melakukan konfirmasi kepada unit pelayanan kesehatan hewan rujukan yang diperlukan;

- Menyampaikan data penyakit dan kegiatan pelayanan kepada otoritas veteriner;

- Menindaklanjuti keputusan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan dan/atau kesehatan masyarakat veteriner.

- Melakukan penindakan klien dan/atau pendidikan masyarakat sehubungan dengan paradigma sehat dan penerapan kaidah kesejahteraan hewan.

2.2.4. Kategori Pelayanan Klinik Hewan

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 02 Tahun 2010 berdasarkan pengertian tindakan medik veteriner diatas maka dapat dikategorikan sebagai berikut:

- Praktik Transaksi Terapetik

Klinik Hewan, dimana pelayanan jasa medik ini dapat diikuti dengan ambulator dan/atau kunjungan praktik konsultasi kesehatan hewan yang disesuaikan dengan jenis hewan yang ditangani.

- Praktik Konsultasi Hewan

(12)

21 2.2.5. Kegiatan Pusat Kesehatan Hewan

2.2.5.1. Pelaksanaan Penyehatan Hewan

- Promtif : peningkatan kesehatan hewan dengan memberikan suplemen, vitamin, dan bahan aditif dan gizi seimbang untuk meningkatkan produksi dan produktifitas hewan yang aman dan menyehatkan.

- Preventif : pencegahan agar hewan tidak terjangkit penyakit dengan cara vaksinasi, pegendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular, observasi hewan, dan pengawasan lalu lintas hewan di wilayah kerja.

- Kuratif : penyembuhan terhadap penyakit baik secara medikmentosa/menggunakan obat-obatan maupun tindakan medik bedah dan tindakan lainnya.

- Rehabilitatif : pemulihan kesehatan hewan pasca sakit dengan melakukan rawat inap, berobat jalan dan kunjunggan pasien. Pemberian alat bantu kesembuhan seperti pembalutan fiksasi dan lain-lain.

- Pelayanan medik reproduksi : pelayanan berupa diagnosa kebuntingan, menolong kelahiran, inseminasi buatan, diagnosa pengobatan kemajiran, pengobatan gangguan reproduksi, dan juga tindakan alih janin.

2.2.5.2. Pemberian Pelayanan Kesehatan

- Melakukan penanganan hiegene dan sanitasi bahan pangan asal hewan untuk mengetahui kandungan didalamnya apakah sudah aman atau ada zat yang berbahaya.

- Membantu pelaksanaan analisa resiko dan pengujian mutu dalam rangka penjaminan keamanan bahan panga nasal hewan.

- Pengambilan specimen produk hewan untuk pengujian lebih lanjut.

- Melakukan pembinaan penyeediaan produk hewan.

2.2.5.3. Pelaksanaan Epidemiologik

- Melakukan pemetaan penyakit hewan.

- Mengumpulkan analisa data tentang penyakit, kasus kematian, jumlah korban, wilayah yang tertular untuk mengangani penganganan selanjutnya.

- Mengambil specimen yang diperlukan dalam diagnosa PHM untuk pemeriksaan laboratrium .

- Mengamati dan memeriksa penyakit hewan menular secara klinik, epidemiologi dan labratrik di wilayah kerja.

- Melaporkan wabah penyakit di wilayah kerja ke Dinas Kabupaten/Kota sesuai prosedur.

(13)

22 2.2.5.4. Pelaksanaan Informasi Veteriner dan Kesiagaan Darurat Wabah, yang kegiatannya

- Melakukan pengolahan data dan melaporkan situasi kesehatan hewan di wilayah kerjanya.

- Melakukan langkah siaga darurat wabah untuk melindungi masyarakat umum.

- Mendukung perdagangan hewan dan produk hewan.

- Memenuhi kewajiban pelaporan penyakit hewan secara berjenjang.

2.2.5.5. Pemberiaan Jasa Veteriner Dokter Hewan

- Melaksanakan tugas pelayanan kesehatan hewan dan pelayanan kesehatan masyarakat veteriner.

- Membeikan konsultasi veteriner dan penyuluhan di bidang kesehaan hewan.

- Menerbitkan surat keterangan dokter hewan.

- Memeriksa dokumen terhadap hewan/ternak.

2.2.6. Persyaratan Umum Klinik Hewan

2.2.6.1. Memiliki surat-surat perizinan sebagaimana di tetapkan

2.2.6.2. Memiliki tempat praktik yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan:

- Papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa medik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai;

- Tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai;

- Ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk administrasi dan rekam medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan;

- Sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai kapasitas;

- Sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah, sistem keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan dan lingkungan; serta

- Sistem komunikasi.

2.2.6.3. Memiliki fasilitas pelayanan medik veteriner yang sekurang-kurangnya harus terdiri dari :

- Peralatan untuk mengendalikan hewan, - Peralatan untuk mendiagnosa secara klinis,

- Peralatan penunjang diagnosa laboratorium (secara sederhana), - Peralatan pengobatan dan penyimpanan obat,

- Peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis, - Paralatan untuk keselamatan petugas, serta

- Peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan.

(14)

23 2.2.6.4. Memiliki dokter hewan praktik yang sekurang-kurangnya harus:

- Jelas kompetensi dan kedudukannya dalam manajemen usaha pelayanan jasa medik veteriner tersebut;

- Memiliki kontrak penyeliaan dengan tenaga kesehatan hewan yang menjadi tanggung jawabnya terhadap tindakan medik veteriner yang boleh dilakukannya;

- Mengetahui haknya dan melaksanakan kewajibannya dalam pelayanan jasa medik veteriner sebagai bagian integral dari system kesehatan hewan nasional.

- Siap bekerjasama berdasarkan hubungan etikal keprofesionalan dengan sesama kolega lainnya dalam mengembangkan ciri profesi belajar sepanjang hayat, mewujudkan pelayanan prima jasa medik veteriner serta berpartisipasi aktif dalam pembinaan praktik kedokteran hewan.

- Memiliki rujukan operasional yang baku, rujukan pustaka, dan rujukan laboratorium dalam menentukan diognosa dan prognosa.

2.2.6.5. Memiliki dokter hewan praktik sebagai penanggung jawab usaha pelayanan jasa medik veteriner. Dokter hewan ini membuat pernyataan sebagai berikut:

- Menyatakan untuk taat pada kaidah-kaidah keprofesionalan kedokteran hewan, serta sumpah dan kode etik dokter hewan;

- Menyatakan turut bela negara dalam bidang kesehatan hewan dengan berpartisipasi dalam pelaksanaan siskeswanas;

- Menggunakan obat hewan dalam pelayanan medik veteriner yang terdaftar kecuali yang diberikan izin khusus dari instansi yang berwenang.

- Ruangan-ruangan yang khususnya digunakan untuk menangani pasien harus mudah disucihamakan dan memenuhi kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

- Fasilitas dan perlakuan dalam menangani hewan harus memperhatikan kesejahteraan hewan.

2.2.7. Persyaratan Minimal Fasilitas Klinik Hewan

Persyaratan minimal untuk fasilitas pelayanan veteriner berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner pada masing-masing bidang ruang di Rumah Sakit Hewan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Persyaratan Minimal Fasilitas Klinik Hewan.

No. Ruang Fasilitas

1. Ruang Pelayanan - Ruang Tunggu - Ruang Periksa

- Ruang Operasi - Ruang Rawat Inap

(15)

24

No. Ruang Fasilitas

- Ruang Tindakan - Ruang Preparasi

- Ruang Observasi

2. Ruang Penunjang - Ruang Cuci Alat dan Kain Operasi

- Ruang Rapat Dokter

- Ruang Perpustakaan - Ruang Obat

3. Alat Medis - Thermometer - Steroscope

- Gunting bengkok dan lurus - Disposable Syringe - Disposable Needle - Urin Cathether - IV Catheter - Infusion Set - Benang Operasi - Nailclipper - USG

- Opthalmoscope

- Otoscope - Pinset Bayonet

- Artemi Klem lurus 2-14cm - Microscope

- Alat Operasi Minor - Alat Operasi Major - Mesin Anasthesi Gas - Elektro cardiografi - Alat X-Ray

- Tabun Oksigen Lengkap - Nebulizer

4. Alat Penunjang Praktik

- Meja Konsultasi - Meja Periksa - Lemari Obat dan alat - Timbangan Bayi - Timbangan Digital - Cooler box/lemari es - Meja Operasi - Rekaman Medis

- Lampu Operasi - X-Ray Viewer - Tiang Infus - Baskom Stainless - Container Stainless - Kidney Tray - Papan Nama

5. Penunjang X-Ray - Perizinan Nuklir - Meja X-Ray

- Kaset Ukuran S,M,L - Exhaust Fan

- Alat Pelindung (Apron sarung tangan, pelindung leher) - IR Lamp

6. Layanan Jasa Laboratorium

- Parasitologi - Haematologi

- Kimia Darah - Urinalisas 7. Peralatan

Laboratorium

- Mikroskop Binoculer - Alat Periksa Darah

- Alat-Alat Urinalisasi

8. Kelengkapan Alat Bedah

- Autoclave/steem - Kain Operasi S dan L - Baju Bedah S,M,L - Meja Alat Bedah

- Meja Badan Electrik - Meja Anastesi - Trompol Besar - Trompil Kecil 9. Obat Wajib Ada - Antibiotika

- Analgesik - Antihistamin - Anthelminticum - Adrenalin/Epinepirin - Atropin Sulfas - Obat Oral

- Corticosteroid - Sedativa - Anasthethicum - Cairan Infus - Alkohol - Antiseptika - Vaksin 10. Jasa Pelayanan - Konsultasi dan Terapi

- Vaksinasi - Operasi Minor

- Pemeriksaan Laboratorium - USG

(16)

25

No. Ruang Fasilitas

- Operasi Major - Rawat Inap

- X-Ray

Sumber: Permentan No. 02 Tahun 2010

2.2.8. Kewajiban Klinik Hewan

Menurut Permentan No. 02 Tahun 2010, Klinik Hewan mempunyai kewajiban untuk:

- Melaporkan kasus penyakit hewan yang diduga termasuk penyakit hewan menular yang wajib dilaporkan (notifiable diaseases) kepada pemerintah/pemerintah daerah;

- Berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksinasi dan pengobatan dalam program-program pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular yang ditetapkan oleh pemerintah/pemerintah daerah;

- Berpartisipasi dalam penyuluhan dan pendidikan klien atau masyarakat umum dalam menyikapi berjangkitnya atau mewabahnya penyakit hewan menular dan penyakit zoonosis;

- Berpartisipasi dalam pembinaan praktik kedokteran hewan dengan memfasilitasi Dokter Hewan dan tenaga medik veteriner lainnya untuk mengikuti diskusi, lokakarya, seminar, pelatihan maupun Pendidikan spesialis yang berkaitan dengan kesehatan hewan guna menambah dan meningkatkan wawasan dan kompetensinya;

- Menghormati dan mematuhi keputusan dan atau tindakan medik veteriner yang diambil oleh penanggung jawab medik veteriner/atau dokter hewan praktik.

2.2.9. Persyaratan Khusus Ruangan Klinik Hewan 2.2.9.1. Ruang Bedah

2.2.9.1.1. Ruang Persiapan dan Sterilisasi

Ruang persiapan alat dan ruang steril digunakan untuk membersihkan, mengemas, menyeterilkan, dan menyimpan alat bedah steril dan persediaan steril yang dapat digunakan kembali. Ruangan ini harus terletak dekat dengan area operasi dan jalur sirkulasi pendukung bedah lainnya. Fungsi ruangan ini dapat digabung dengan ruang pasca operasi pengamatan hewan atau ruang binatu di fasilitas yang lebih kecil.

Tabel 4. Persyaratan Ruang Persiapan dan Sterilisasi

Alat-alat - Autoclave (alat sterilisasi uap atau gas ruang) - Bench-top ultrasonic cleaning unit

- Bench-top autoclave

- Meja kerja untuk menata alat dan perlengkapan operasi

- Lemari penyimpanan steril yang memadai disediakan juga persediaan sekali pakai seperti sarung tangan, masker, baju pelindung)

(17)

26 - Lemari es untuk menyimpan alat yang membutuhkan suhu dingin

Pintu Lebar minimal 1 m dan tinggi 2 m. Akses pintu memperhatikan akses dari ruangan fasilitas hewan lainnya.

Jendela Jendela dapat digunakan dengan baik

Finishing - Lantai: monolitik, tahan lembab, tidak menyerap, tahan benturan, relative halus, dan tahan air dan kuat, terdapat pelindung sudut, dapat dibersihkan

- Dinding: halus, tahan lembab, tidak menyerap dan tahan terhadap kerusakan akibat benturan

- Plafond: halus, tahan lembab, dan bebas sambungan dan sudut

Plumbing - Wastafel: disediakan dengan air panas dan air dingin untuk mencuci tangan dan pembersihan umum.

Elektrikal - Pencahayaan: ruangan serba guna minimum 50-70 candela dan 100 candela diatas meja - Daya: semua outlet listrik tahan air sejenis GFI yang memungkinkan terjadinya

hubungan arus pendek

Telekomunikasi Telepon dan outlet data disediakan di seriap ruangan atau ruang kerja yang terhubung ke satu server.

Sumber: (Jack R Hessler, 2009)

2.2.9.1.2. Ruang Persiapan Hewan

Persiapan hewan sebelum dilakukan tindakan operasi adalah dengan memotong rambut/bulu hewan dan membius. Pengobatan pra-operasi dapat dilakukan di ruangan ini.

Ruang berupa kandang hewan sementara harus disediakan untuk mengakomodasi pembedahan.

Gambar 6. Standar Ruang Persiapan Hewan Sumber: Veterinary Medical Unit

(18)

27 Tabel 5. Persyaratan Ruang Persiapan Hewan

Alat-alat - Meja persiapan (meja persiapan stainless steel) dilengkapi dengan wastafel.

- Selang semprot wastafel untuk membersihkan hewan - Celing service column, untuk alat gas anestesi - Kandang (baja tahan karat)

- Animal transport cages or rack untuk mengangkut hewan - Gas anesthesia machine

- Meja kerja untuk memperiapkan alat - Lemari penyimpanan

Pintu Lebar minimal 1 m dan tinggi 2 m. Akses pintu memperhatikan akses dari ruangan fasilitas hewan lainnya.

Jendela Jendela dapat digunakan dengan baik

Finishing - Lantai: monolitik, tahan lembab, tidak menyerap, tahan benturan, relative halus, dan tahan air dan kuat, terdapat pelindung sudut, dapat dibersihkan

- Dinding: halus, tahan lembab, tidak menyerap dan tahan terhadap kerusakan akibat benturan

- Plafond: halus, tahan lembab, dan bebas sambungan dan sudut

Plumbing - Wastafel: disediakan dengan air panas dan air dingin untuk mencuci tangan dan pembersihan umum.

- Selang dan floor drain

- Gas: penyediaan udara (A), vakum (V), oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) Electrikal - Pencahayaan: ruangan serba guna minimum 50-70 candela dan 100 candela diatas meja

- Daya: semua outlet listrik tahan air sejenis GFI yang memungkinkan terjadinya hubungan arus pendek

- Pencahayaan dan peralatan penting harus disambungkan ke daya darurat jika listrik mati selama prosedur.

Telekomunikasi Telepon dan outlet data disediakan di seriap ruangan atau ruang kerja yang terhubung ke satu server.

Sumber: (Hessler, 2009)

2.2.9.1.3. Ruang Persiapan Operasi

Area untuk scrub ahli bedah harus terpisah dari ruang operasi, akan terapi letaknya harus berdekatan. Terdapat ketentuan seperti, setelah tangan digosok dan dipersiapkan untuk operasi. Tangan tidak boleh menyentuh apapun dan harus steril, sehingga pintu harus didesain dengan khusus.

2.2.9.1.4. Ruang Operasi/Ruang Bedah

Prosedur bedah terdiri dari dua yaitu bedah mayor dan bedah minor. Perbedaan operasi mayor dan minor adalah operasi mayor mengekspos rongga tubuh atau menghasilkan substansi gangguan fungsi fisik atau fisiologis. Operasi kecil tidak mengekspos rongga tubuh dan hanya menyebabkan sedikit atau tidak ada gangguan fisik.

Jumlah ruang operasi yang dibutuhkan tergantung dari kebutuhan volume pembedahan.

(19)

28 Kamar yang lebih besar dengan fasilitasnya dapat dibagi jika diinginkan untuk memberikan fleksibilitas ruang operasi. Jendela ruang operasi dari koridor area bedah difungsikan untuk orang-orang yang tidak terlibat langsung dalam prosedur operasi. Ruang operasi seharusnya memiliki peralatan tetap yang minimal untuk memfasilitasi pembersihan dan pemeliharaan lingkungan.

Gambar 7. Standar Ruang Operasi Sumber: Veterinary Medical Unit Tabel 6. Persyaratan Ruang Operasi

Alat-alat - Celing service column, untuk alat gas anestesi

- X-ray view boxes, untuk memvisualisasi gambar anatomi yang berkaitan dengan prosedur dilakukan pada hewan

- RetracTabel wall, dinding tidak berpori,, tahan air dan mudah dibersihkan - Meja operasi

Pintu Lebar minimal 1 m dan tinggi 2 m. Akses pintu memperhatikan akses dari ruangan fasilitas hewan lainnya.

Jendela Jendela observasi disediakan untuk memantau prosedur operasi.

Finishing - Lantai: monolitik, tahan lembab, tidak menyerap, tahan benturan, relative halus, dan tahan air dan kuat, terdapat pelindung sudut, dapat dibersihkan

- Dinding: halus, tahan lembab, tidak menyerap dan tahan terhadap kerusakan akibat benturan

- Plafond: halus, tahan lembab, dan bebas sambungan dan sudut

Plumbing Gas: penyediaan udara (A), vakum (V), oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2)

Elektrikal - Pencahayaan: ruangan serba guna minimum 50-70 candela dan 100 candela diatas meja - Daya: semua outlet listrik tahan air sejenis GFI yang memungkinkan terjadinya

hubungan arus pendek

(20)

29 - Pencahayaan dan peralatan penting harus disambungkan ke daya darurat jika listrik mati

selama prosedur.

Telekomunikasi Telepon dan outlet data disediakan di seriap ruangan atau ruang kerja yang terhubung ke satu server.

Sumber: (Hessler, 2009)

2.2.9.1.5. Ruang Pemulihan

Ruang pemulihan merupakan ruang pasca operasi hewan. Ruangan ini berfungsi untuk memberikan perawatan pasca operasi yang memadai dan pemantauan sampai anestesi dan pemulihan bedah. Lama tinggal pemulihan hewan tergantung berapa lama hewan tersebut dapat pulih dari anastesi, jika hewan membutuhkan perawatan intensif dan pemantauan lebih maka masa tinggal akan diperpanjang.

Tabel 7. Persyaratan Ruang Pemulihan

Alat-alat - Meja persiapan (meja persiapan stainless steel) dilengkapi dengan wastafel.

- Lampu prosedur

- Kandang (baja tahan karat) - Kasur dorong

- Kulkas, untuk menyimpan obat yang mudah rusak - Meja kerja untuk memperiapkan alat

- Lemari penyimpanan

Pintu Lebar minimal 1 m dan tinggi 2 m. Akses pintu memperhatikan akses dari ruangan fasilitas hewan lainnya.

Jendela Harus ada jendela observasi dari operasi dengan koridor untuk memantau kondisi hewan.

Finishing - Lantai: monolitik, tahan lembab, tidak menyerap, tahan benturan, relative halus, dan tahan air dan kuat, terdapat pelindung sudut, dapat dibersihkan

- Dinding: halus, tahan lembab, tidak menyerap dan tahan terhadap kerusakan akibat benturan

- Plafond: halus, tahan lembab, dan bebas sambungan dan sudut

Plumbing - Wastafel: disediakan dengan air panas dan air dingin untuk mencuci tangan dan pembersihan umum.

- Selang dan floor drain

- Gas: penyediaan udara (A), vakum (V), oksigen (O2)

Elektrikal - Pencahayaan: ruangan serba guna minimum 50-70 candela dan 100 candela diatas meja - Daya: semua outlet listrik tahan air sejenis GFI yang memungkinkan terjadinya

hubungan arus pendek

- Pencahayaan dan peralatan penting harus disambungkan ke daya darurat jika listrik mati selama prosedur.

Telekomunikasi Telepon dan outlet data disediakan di seriap ruangan atau ruang kerja yang terhubung ke satu server.

Sumber: (Hessler, 2009)

(21)

30 2.2.9.2. Laboratorium

Laboratorium adalah ruang yang berfungsi membantu diagnosik untuk mengetahui kondisi dan status kesehatan. Pelayanan laboratorium antara lain diagnosis penyakit, pengobatan, pengendalian, pengecekan darah, urine, cairan tubuh, dan massa pada organ.

Persyaratan programatik yang berbeda pada masing-masing institusi menentukan sejauh mana layanan diagnostik yang dibutuhkan walaupun fasilitas dasar harus dimiliki oleh setiap laboratorium.

Gambar 8. Standar Diagnostic Laboratory Sumber: Veterinary Medical Unit

Ruang Laboratorium memiliki alat-alat khusus yang tidak ada di ruangan lainnya.

Ruang kerja pada laboratorium harus dirancang untuk memfasilitasi kebersihan dan meminimalkan kontaminasi specimen. Persyaratan khusus pada ruang laboratorium menurut buku Planning and Design Research Animal Facilities antara lain:

Tabel 8. Persyaratan Laboratorium

Alat-alat - Hazardous fume collection : a back-draft Tabel, Type II or III Biosafety Cabinet, fume hood or canopy hood to scavenge hazardous fumes utilized during the euthanasia and tissue specimen fixation processes.

- Lemari es untuk menyimpan perlengkapan medis - Meja mikroskop

Pintu Lebar minimal 1 m dan tinggi 2 m. Akses pintu memperhatikan akses dari ruangan fasilitas hewan lainnya.

Jendela Jendela dapat digunakan dengan baik

Finishing - Lantai: monolitik, tahan lembab, tidak menyerap, tahan benturan, relative halus, dan tahan air dan kuat, terdapat pelindung sudut, dapat dibersihkan

- Dinding: halus, tahan lembab, tidak menyerap dan tahan terhadap kerusakan akibat benturan

(22)

31 - Plafond: halus, tahan lembab, dan bebas sambungan dan sudut

Plumbing - Wastafel: disediakan dengan air panas dan air dingin untuk mencuci tangan dan pembersihan umum.

- Gas: penyediaan udara (A), vakum (V), oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) Elektrikal - Pencahayaan: ruangan serba guna minimum 50-70 candela dan 100 candela diatas meja

- Daya: semua outlet listrik tahan air sejenis GFI yang memungkinkan terjadinya hubungan arus pendek

Telekomunikasi Telepon dan outlet data disediakan di seriap ruangan atau ruang kerja yang terhubung ke satu server.

Sumber: (Hessler, 2009)

2.2.9.3. Radiologi

Sinar X adalah salah satu tenknik pencitraan medis yang menggunakan radiasi elektromagnetik untuk mengambil gambar atau foto bagian dalam tubuh (Adrian, 2019).

Sinar X (radiasi elektromagnetik) berenergi tinggi dihasilkan oleh tumbukan seberkas elektron dengan logam target di dalam tabung sinar X. Eksposur yang terbatas tidak menghadirkan keamanan risiko yang harus diawasi.

Gambar 9. Standar Ruang Xray Sumber: Veterinary Medical Unit

Tata letak ruang sinar X sangat penting. Lokasi mesin sinar X di dinding luar harus dibatasi dan dipertimbangkan. Radiasi bergerak dalam garis lurus dan menyebar jika bertemu zat dari berbagai radiopacties. Ruang X-Ray terdiri dari dua yaitu ruang persiapan dan ruang sinar X, berikut persyaratannya:

(23)

32 Tabel 9. Persyaratan Ruang X-Ray

Ruang X-Ray

Alat-alat - Meja, tube stand, generator and console - X-ray view boxes

- Ceiling-mounted horizontal tracks

- Animal transport cart, untuk memindahkan hewan - Coat hooks

- Marker board

- Cleaning implements holding rack

Pintu Lebar minimal 1 hingga 1,5 m dan tinggi 2 m. Akses pintu terkontrol dari ruang fasilitas hewan dengan pertimbangan dekat dengan ruang operasi.

Jendela Harus ada jendela berjajar di antara kontrol kamar dan meja X-ray. Visibilitas tabel sinar- X dari konsol harus disediakan setiap saat saat unit sinar-X sedang digunakan.

Finishing - Lantai: monolitik, tahan lembab, tidak menyerap, tahan benturan, relative halus, dan tahan air dan kuat, terdapat pelindung sudut, dapat dibersihkan

- Dinding: halus, tahan lembab, tidak menyerap dan tahan terhadap kerusakan akibat benturan, diberi penangkal sinar X dengan memberikan material khusus pada dinding.

- Plafond: halus, tahan lembab, dan bebas sambungan dan sudut

Plumbing - Wastafel: disediakan dengan air panas dan air dingin untuk mencuci tangan dan pembersihan umum.

Elektrikal - Pencahayaan: ruangan serba guna minimum 50-70 candela

- Lampu yang dapat diredupkan yang bertautan dengan pintu penanda “sedang digunakan”

- Daya: semua outlet listrik tahan air sejenis GFI yang memungkinkan terjadinya hubungan arus pendek

- Pencahayaan dan peralatan penting harus disambungkan ke daya darurat jika listrik mati selama prosedur.

Telekomuni kasi

Telepon dan outlet data disediakan di seriap ruangan atau ruang kerja yang terhubung ke satu server.

Ruang Baca X-Ray

Alat-alat - X-Ray view boxes - X-Ray film processor - PorTabel X-Ray Unit - Meja kerja

- Storage cabinet - Coat hooks

Pintu Satu pintu dari ruang X-Ray koridor kamar ke fasilitas hewan Lebar minimal 1 hingga 1,5 m dan tinggi 2 m. Akses pintu terkontrol dari ruang fasilitas hewan dengan pertimbangan dekat dengan ruang operasi. Pintu harus bertautan dengan sakelar lampu “sedang digunakan”

(24)

33 Finishing - Lantai: monolitik, tahan lembab, tidak menyerap, tahan benturan, relative halus, dan

tahan air dan kuat, terdapat pelindung sudut, dapat dibersihkan

- Dinding: halus, tahan lembab, tidak menyerap dan tahan terhadap kerusakan akibat benturan,

- Plafond: halus, tahan lembab, dan bebas sambungan dan sudut

Plumbing Wastafel: disediakan dengan air panas dan air dingin untuk mencuci tangan dan pembersihan umum.

Elektrikal - Pencahayaan: ruangan serba guna minimum 50-70 candela

- Lampu yang dapat diredupkan yang bertautan dengan pintu penanda “sedang digunakan”

- Daya: semua outlet listrik tahan air sejenis GFI yang memungkinkan terjadinya hubungan arus pendek

- Pencahayaan dan peralatan penting harus disambungkan ke daya darurat jika listrik mati selama prosedur.

Telekomunikasi Telepon dan outlet data disediakan di setiap ruangan atau ruang kerja yang terhubung ke satu server.

Sumber: (Hessler, 2009)

2.2.9.4. Ruang Pemeriksaan Hewan

Ruang pemeriksaan hewan adalah ruang untuk dokter hewan memeriksaan kondisi hewan pertama kali sebelum pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan hewan membutuhkan meja pemeriksaan, meja cabinet, dan wastafel. Pencahayaan pada ruang pemeriksaan minimal membutuhkan 70 candela. Sanitari air juga diperlukan dengan air dingin dan air panas. Telekomunikasi pada ruang ini juga dibutuhkan untuk mempermudah berkomunikasi dengan ruangan lain. Berikut merupakan standar ruang pemeriksaan dari Veterinary Medical Unit:

Gambar 10. Standar Ruang Pemeriksaan Sumber: Veterinary Medical Unit

(25)

34 2.2.9.5. Ruang Inap Hewan

Ruang inap berfungsi sebagai ruang perawatan hewan yang sakit. Ruang ini hewan ditempatkan di kandang-kandang yang sesuai dengan jenis hewannya dan jenis penyakitnya.

Jenis penyakit yang menular akan ditempatkan di ruangan yang berbeda. Pencahayaan pada ruang inap membutuhkan 20-60 candela. Sanitari air juga diperlukan dengan air dingin dan air panas. Perputaran udara perjam minimal 15 kali. Kelembaban 60%. Telekomunikasi pada ruang ini juga dibutuhkan untuk mempermudah berkomunikasi dengan ruangan lain.

Berikut merupakan standar ruang pemeriksaan dari Veterinary Medical Unit:

Gambar 11. Standar Ruang Rawat Inap Sumber: Veterinary Medical Unit

2.2.9.6. Ruang Karantina

Ruang karantina berfungsi sebelum hewan memasuki daerah isolasi. Ruang ini juga digunakan untuk menerima hewan yang baru tiba agar tidak terkontaminasi dari luar fasilitas. Ruangan ini terdapat kubikal terisolasi, meja periksa, dan wastafel cuci tangan.

Pencahayaan pada ruang inap membutuhkan 20-60 candela. Sanitari air juga diperlukan dengan air dingin dan air panas. Perputaran udara perjam minimal 15 kali. Kelembaban 60%.

Telekomunikasi pada ruang ini juga dibutuhkan untuk mempermudah berkomunikasi dengan ruangan lain.

(26)

35 Gambar 12. Standar Ruang Karantina

Sumber: Veterinary Medical Unit

2.2.9.7. Ruang Pembersihan Kandang

Ruang pembersihan kandang (Cagewash) adalah ruang yang berfungsi untuk membersihkan kandang hewan dan perlengkapan kebersihan hewan. Ruangan ini juga sebagai tempat penyimpanan perlengkapan kebersihan. Pembagian ruangan ini dibagi menjadi dua yaitu cagewash bersih dan kotor untuk menjaga kesterilan kendang dan peralatan kebersihan dan kesehatan hewan. Pencahayaan pada ruang pemeriksaan minimal membutuhkan 30 candela. Sanitari air juga diperlukan dengan air dingin dan air panas.

Kelembaban ruangan 50%. Telekomunikasi pada ruang ini juga dibutuhkan untuk mempermudah berkomunikasi dengan ruangan lain. Berikut merupakan standar ruang pemeriksaan dari Veterinary Medical Unit:

Gambar 13. Standar Ruang Pembersihan Kandang Sumber: Veterinary Medical Unit

Dari uraian diatas, klinik veteriner adalah tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang memiliki fasilitas untuk pengamatan hewan yang mendapatkan gangguan

(27)

36 kesehatan tertentu. Klinik veteriner memiliki persyaratan yang diatur dalam Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner.

2.3. Shelter

2.3.1. Pengertian Shelter

Shelter adalah sesuatu tempat atau fasilitas yang dapat menyediakan perlindungan terhadap bahaya dan kelaparan, maupun untuk manusia atau binatang. Namun dalam penelitian ini, penampungan yang akan difokus adalah penampungan hewan peliharaan.

Penampungan hewan peliharaan adalah tempat dimana hewan peliharaan liar atau terbuang seperti anjing dan kucing akan ditampung untuk menjaga mereka dan kenyamanan lingkungan. Kegiatan yang ada di Shelter adalah:

- Inspeksi semua kandang dan hewan peliharaan - Inspeksi dan menyusuaikan ventilasi udara

- Membersikan kandang hewan-hewan dan fasilitas manusia yang lainnya - Membersihkan alat-alat makanan hewan

- Menyiapkan makanan hewan

- Mengajak hewan untuk olaharaga dan memberi mandi hewan jika sudah jadwalnya untuk hewan yang memerlukannya

- Membantu tamu yang ingin mengadopsi hewan dari pet shelter - Waktu istirahat karyawan dan berganti shift

- Mempersiapkan hewan-hewan untuk tidur

- Inspeksi gedung terakhir sebelum jam tutup pet shelter 2.3.2. Tipologi Shelter

Tipologi ini berdasarkan dari RSPCA:

2.3.2.1. Animal sanctuary

Tipologi ini menampung hewan secara permanan. Hewan liar memiliki kondisi yang tidak baik dan populasinya banyak sehingga sedikit orang ingin mengadopsi hewan tersebut.

2.3.2.2. Animal Control Agent

Tipologi ini adalah tipologi dari pemerintah. Shelter ini adalah bangunan non profit, aktivitas yang diselenggarakan adalah acara edukasi.

2.3.2.3. No-kill shelter

Tipologi ini menampung hewan dan tidak akan di bunuh (euthanasia) kecuali sakit.

(28)

37 2.3.2.4. Rescue organization

Tipologi ini dibantu oleh volunteer yang bersedia membantu menyelamatkan dan menyurvey orang yang ingin mengadopsi hewan dari shelter.

2.3.3. Jenis Kennel Shelter

Jenis Kennel atau area kandang dibagi menjadi 4 (Glasgow, 2014):

2.3.3.1. Circular kennel

Posisi kandang seperti ini memudahkan penjaga karena dapat mengawasi banyak hewan sekaligus karena bentuknya yang terpusat. Kekurangan bentuk memusat ini adalah penggunaan ruang kurang efisien.

Gambar 14. Circular Kennels Sumber: Glasgow, 2014

2.3.3.2. Corridor Kennels

Jenis koridor kandang paling banyak digunakan. Kandang ini terdiri dari koridor layanan tertutup untuk hewan tidur atau istirahat. Bentuk berhadapan ini bertujuan agar hewan dapat melihat satu sama lain. Akses lari dapat dikontrol oleh seorang penjaga.

Gambar 15. Corridor Kennels Sumber: Glasgow, 2014

(29)

38 2.3.3.3. Run Access Kennels

Jenis ini digunakan untuk perancangan fasilitas privat. Jumlah hewan sedikit.

2.3.3.4. H-Block Kennels

Jenis ini didesain untuk kandang dengan jumlah yang besar untuk satu atap. Area lari dan tidur kandang menggunakan sistem pintu perangkap yang dioperasikan. Kelebihan jenis adalah sangat membantu mencegah hewan yang meloloskan diri selama pembersihan dan pemberian makan, dan lain-lain.

Gambar 16. H-Block Kennels Sumber: Glasgow, 2014

2.3.4. Persyaratan Shelter

Menurut manual peraturan dari RSCPA (Royal Society fot the Prevention of Cruelty Against Animals), setiap penampungan dan gedung fasilitas medis hewan peliharaan harus mempunyai standar untuk pemilihan material bangunan.

- Lantai: Semua lantai interior harus memiliki permukaan yang mulus dan kedap untuk mencegah penyebaran virus dan bakteria, seperti bahan beton yang dilapisi oleh floor hardener. Untuk area luar, sangat diperlukan untuk mengunakan bahan seperti batu krikil tetapi harus sering kali dibersihkan.

- Tembok: Lapisan tembok lebih baik dilapiskan lagi dengan cat karet yang terklorinasi untuk membuat pembersihan tembok lebih mudah.

- Dranaise: Lantai harus diberikan kemiringan ke arah saluran yang terdapat diluar area tempat tinggal hewan peliharaan. Direkomendasikan saluran tidak boleh kurang dari ukuran diameter 20cm dan harus tertutup dengan saringan. Kesedian saluran utama untuk limbah dan septik tank sangat dibutuhkan.

- Pencahayaan: Semaksimal mungkin area-area yang mempunyai aktifitas seperti tempat kandang, tempat bermain, dan exercise area mendapatkan pencahayaan alami untuk membunuh bakteri dan memberi vitamin D kepada hewan peliharaan.

Ruangan yang tidak bisa mendapatkan cahaya alami, sebaiknya menggunakan lampu

(30)

39 yang mempunyai lumin yang tinggi, seperti lampu TL. Suhu yang ideal untuk hewan peliharaan adalah antara 15.5 °C sampai dengan 26.7 °C.

- Suara: Penggunaan panel akustik dan peredam suara sangat penting untuk kenyamanan orang yang bekerja dan tetangga sekitar karena dalam animal shelter hewan seperti anjing akan sering membuat gonggongan.

Selain area penampungan, penampungan hewan peliharaan juga menyediakan tempat untuk jasa dokter hewan, karena setelah penampungan menangkap anjing dan kucing liar, hewan tersebut harus diinspeksi secara kesehatan fisik dan akan dirawat kembali sampai hewan tersebut sehat dan bisa diadopsi.

Dari urian diatas, shelter hewan adalah sesuatu tempat atau fasilitas yang dapat menyediakan perlindungan terhadap bahaya dan kelaparan untuk hewan. Shelter memiliki empat tipologi berdasarkan fungsi shelter, yaitu shelter permanen, shelter yang dikelola pemerintah, shelter non killer, dan shelter rescue organization. Persyaratan standar gedung shelter diatur dalam peraturan dari RSCPA.

2.4. Preseden

2.4.1. Klinik Hewan KHJ Solo

Gambar 17. Klinik Hewan KHJ Solo Sumber: Google

Klinik Hewan KHJ Solo berada di Jalan Menteri Supeno 7, Manahan, Banjarsari, Kota Surakarta. Klinik hewan ini bertujuan untuk memberi layanan laboratorium khusus hewan dan kesehatan hewan secara bermartabat, berkualitas, dengan cinta dan professional.

Klinik Hewan KHJ Solo dipimpin oleh direktur. Terdapat tim medis yaitu dokter dan paramedis. Laboratorium dengan dua orang ahli, apoteker dan petshop. Penunjang dan staff adiminstrasi keuangan. (KHJ, 2010)

(31)

40 Gambar 18. Struktur Organisasi Klinik Hewan KHJ Surakarta

Sumber: Klinik Hewan KHJ Surakarta

2.4.1.1. Program dan Aktivitas - Pelayanan Laboratorium - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Non Kesehatan 2.4.1.2. Ruangan pada Bangunan 2.4.1.2.1. Front Office

Front Office digunakan untuk pendaftaran, penerima, dan informasi.

Gambar 19. Front Office Klinik Hewan KHJ Solo Sumber: Klinik Hewan KHJ Solo

2.4.1.2.2. Ruang Tunggu

Ruang tunggu ini digunakan untuk menunggu antrian pada Klinik Hewan KJH Solo.

Gambar 20. Ruang Tunggu Klinik Hewan KHJ Solo Sumber: Klinik Hewan KHJ Solo

(32)

41 2.4.1.2.3. Ruang Dokter Staff

Ruangan ini berfungsi sebagai ruang bekerja dan beristirahat untuk dokter dan staff Klinik Hewan KJH Surakarta.

2.4.1.2.4. Ruang Periksa/Ruang IGD

Ruangan ini berfungsi untuk pemeriksaan hewan pemeliharaan, Ruang IGD melayani penanganan berbagai kasus darurat yang perlu penanganan cepat semua hewan. IGD beroperasi 24 jam, menolong kasus darurat seperti keracunan, pendarahan, kecelakaan, kelahiran hewan dll.

Gambar 21. Ruang Periksa Klinik Hewan KHJ Solo Sumber: Klinik Hewan KHJ Solo

2.4.1.2.5. Ruang Rawat Inap

Gambar 22 Ruang Rawat Inap Klinik Hewan KHJ Solo Sumber: Klinik Hewan KHJ Surakarta

Terdapat fasilitas berupa rawat inap hewan dan sehat. Hewan sehat dapat dititipkan apabila pemilik memiliki kepentingan dan harus meninggalkan hewan peliharaannya.

2.4.1.2.6. Ruang Bedah

Operasi pada klinik hewan KHJ Solo melayani bedah minor dan mayor seperti kastriasi, owariohistrektomi (steril), potong kuku, patah tulang, operasi tumon dan lain-lain

Gambar 23 Ruang Bedah Klinik Hewan KHJ Solo Sumber: Klinik Hewan KHJ Solo

(33)

42 2.4.1.2.7. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada Klinik Hewan KHJ Surakarta bermacam-macam, yaitu pemeriksaan kimia darah, feses, urinalisa, kerokan kulit, dan deteksi penyakit beresiko.

Gambar 24. Laboratorium Klinik Hewan KHJ Solo Sumber: Klinik Hewan KHJ Solo

2.4.1.2.8. Ruang Grooming

Klinik Hewan KHJ Surakarta terdapat fasilitas untuk menjaga hewan kesayangannya tetep sehat, terbebas dari infestasi ektoparasit, dan penyakit kulit, serta cantik dan wangi.

2.4.1.2.9. Petshop

Petshop di Klinik Hewan KHJ Surakarta menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh hewan peliharaan.

2.4.1.2.10. Ruang Meeting 2.4.1.2.11. Ruang Seminar 2.4.1.2.12. Ruang Pengelola 2.4.1.2.13. Mushola

2.4.2. Pet+Vet Jakarta

Gambar 25. Pet+Vet Jakarta Sumber: Google

Klinik Hewan Pet+Vet Jakarta merupakan klinik hewan milik drh Eka Dewi Wulandari. Klinik Pet+Vet berlokasi di Jl. K.H. Mas Mansyur No.8A, RT.10/RW.6, Karet

(34)

43 Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat. Klinik ini merupakan termasuk dalam 10 besar klinik hewan terbaik di Jakarta. Pet+Vet buka setiap hari dari jam 06.00 WIB sampai 22.00 WIB. Keunikan dari klinik hewan ini adalah jalur masuk antara hewan kucing dan anjing berbeda. (AnimalDefender, 2019)

2.4.2.1. Program dan Aktivitas - Pelayanan Medis

- Pelayanan Non Medis, Grooming Salon - Pet Hotel

- Pet Shop

2.4.2.2. Ruangan pada Bangunan 2.4.2.2.1. Lobby

Terdapat lobby yang menghubungkan antara dua ruangan anjing dan kucing untuk para pemilik hewan yang membawa dua jenis hewan tersebut.

Gambar 26. Lobby Klinik Hewan Pet+Vet Jakarta Sumber: @petvetanimalclinic (2020)

2.4.2.2.2. Ruang Tunggu

Gambar 27. Ruang Tunggu Klinik Hewan Pet+Vet Jakarta Sumber: @petvetanimalclinic (2020)

Gambar

Gambar 6.  Standar Ruang Persiapan Hewan  Sumber: Veterinary Medical Unit
Tabel 8. Persyaratan Laboratorium
Gambar 9. Standar Ruang Xray  Sumber: Veterinary Medical Unit
Gambar 10. Standar Ruang Pemeriksaan  Sumber: Veterinary Medical Unit
+7

Referensi

Dokumen terkait

usaha pengangkutan barang, kargo dan pos dengan pesawat udara berdasarkan pada rute dan jadwal tertentu dengan tujuan kota-kota atau provinsi di dalam negeri. - Kelompok

Melihat permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan dan finansial teknologi

Muhamad SAW, amanat dakwah ini dipikul oleh para sahabat, tabiin, tabiit tabiin dan seterusnya sampai umat Islam sekarang ini. Seluruh Umat Islam memiliki

PERANCANGAN LIGHTING DALAM FILM ANIMASI 3D BERJUDUL “TOPENG MONYET” dengan ini menyatakan bahwa, Skripsi dan karya penciptaan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah oral hygiene, serta faktor-faktor

16 tim akan diperingkat kembali berdasarkan Victory Point, Score, dan Margin masing- masing tim yang diperoleh pada Prelim I dan Prelim 2.. Tim dengan peringkat

Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napasa yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai

Perlakuan ½ (WP) memberikan hasil yang paling baik, namun hasil yang didapatkan pada diameter batang, warna daun dan luas daun belum memperlihatkan peningkatan