• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN MAGISTER. dr. Adri Yandra Hidayat Pembimbing : dr. Nino Nasution, Sp.OT(K) dr. Iman Dwi Winanto, Sp.OT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENELITIAN MAGISTER. dr. Adri Yandra Hidayat Pembimbing : dr. Nino Nasution, Sp.OT(K) dr. Iman Dwi Winanto, Sp.OT"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN MAGISTER

PERBANDINGAN KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN PASIEN FRAKTUR DISTAL RADIUS YANG

DITATALAKSANA REDUKSI TERTUTUP GIPS DENGAN REDUKSI TERBUKA FIKSASI INTERNA

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

dr. Adri Yandra Hidayat 147041008

Pembimbing :

dr. Nino Nasution, Sp.OT(K) dr. Iman Dwi Winanto, Sp.OT

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK SPESIALIS ILMU ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

(2)

ii

(3)

(4)

iv

(5)

ABSTRAK

PERBANDINGAN KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN

PASIEN FRAKTUR DISTAL RADIUS YANG DITATALAKSANA REDUKSI TERTUTUP GIPS DENGAN REDUKSI TERBUKA FIKSASI INTERNA

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

Adri Yandra Hidayat*, Nino Nasution**Iman Dwi Winanto**

*Residen Orthopaedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

**Konsultan Orthopaedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

LATAR BELAKANG

Fraktur radius distal merupakan fraktur yang cukup sering ditemukan di ruang kegawat daruratan, Pilihan tatalaksana fraktur distal radius sangat luas saat ini, Terdapat banyak penilaian, salah satu Penilaian yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kekuatan genggaman tangan (handgrip) secara terukur. Penurunan dalam kemampuan untuk menggenggam dan memutar serta untuk menanggung beban adalah keluhan fungsi yang umum pada pasien setelah fraktur distal radius.

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui perbandingan kekuatan genggaman tangan fraktur distal radius pada pasien yang dilakukan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi interna.

MATERIAL DAN METODE

Studi yang dilakukan adalah studi analitik observasional tidak berpasangan retrospektif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk menganalisis perbandingan kekuatan genggaman tangan dari tindakan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi internal pada fraktur radius distal 12 bulan pasca tindakan, Populasi target adalah seluruh pasien fraktur radius distal yang menjalani reduksi tertutup gips dan operasi reduksi terbuka fiksasi internal yang berjumlah 57 sampel, Penelitian dilaksanakan di seluruh unit rawat inap RSUP H Adam Malik Medan.

HASIL PENELITIAN

Pada Penelitian ini distribusi jumlah sampel adalah sebanyak 57 subjek dengan perempuan sebanyak 17 orang (29,8%) dan laki-laki sebanyak 40 orang (70,2%).Dengan usia termuda dari subjek penelitian 18 tahun dan usia tertua dari subjek penelitian 76 tahun dengan rerata dan standar deviasi sebesar 32,77 ± 14,03 tahun, berdasarkan mekanisme cedera yaitu kecelakaan sepeda motor sebanyak 45 orang (78,9%), jatuh dari ketinggian sebanyak 6 orang (10,5%), jatuh tergelincir sebanyak 4 orang (7%), ditabrak ketika

(6)

v

sedang berjalan sebanyak 1 orang (1,8%), dan tertimpa bangunan sebanyak 1 orang (1,8%), berdasarkan waktu kedatangan: <24 jam sebanyak 33 orang (57,9%), 24 jam sampai 2 minggusebanyak14 orang(24,6%), >2minggu sebanyak 10 orang (17,5%), berdasarkan tipe fraktur yaitu ada 11 orang fraktur ekstraartikular (19,3%) dan 46 orang intraartikular (80,7%), berdasarkan lokasi fraktur yaitu ada sebanyak 24 orang (42,1%) lokasi fraktur pada tangan kanan dan sebanyak 33 orang (57,9%) pada tangan kiri.

Analisi statistik menujukan pada penggunaan Internal fiksasi 1,11 ± 0,10 dibandingkan dengan gips 1,91

± 0,08, Menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan perbandingan kekuatan genggaman tangan antara reduksi tertutupgips dengan reduksi terbuka internal fiksasi pada kasus fraktur distal radius, dengan nilai kemaknaan sebesar (p value) 0,881 (>0,05).

KESIMPULAN

Tidak ada perbedaan yang signifikan luaran klinis kekuatan genggaman tangan pasien distal radius fraktur yang ditatalaksana reduksi tertutup dengan reduksi terbuka fiksasi interna setelah 12 bulan pasca tindakan

KATA KUNCI

Distal radius fraktur; ORIF; kekuatan genggaman tangan

(7)

ABSTRACT

COMPARISON OF HAND GRIP STRENGTH IN PATIENTS WITH DISTAL RADIUS FRACTURE THAT ARE TREATED BY CLOSED REDUCTION WITH CAST VERSUS

OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION IN HAJI ADAM MALIK HOSPITAL MEDAN

Adri Yandra Hidayat*, Nino Nasution**Iman Dwi Winanto**

*Resident of Orthopaedic& Traumatology, Faculty of Medicine University North Sumatra/ Haji Adam Malik General Hospital-Medan

**Consultant of Orthopaedic and Traumatology, Upper Division, Faculty of Medicine University North Sumatra / Haji Adam Malik General Hospital-Medan

BACKGROUND

Distal radius fracture is quite often found emergency in settings. There are many options to assess the outcome of treatment in distal radius fracture cases. One option that can be done is to measure the strength of the injured handgrip. Patient often complained about the decrease in ability to grasp and rotate and bear the burden after distal radius fracture.

OBJECTIVE

To find out the comparison of the hand grip strength in patients with distal radius fractures that are treated by closed reduction and casting to open reduction and internal fixation

MATERIAL AND METHODS

The study was conducted in a retrospective, observational analytic study with a cross sectional approach, which aimed to analyze the comparison of hand grip strength in patients with distal radius fractures that are treated by closed reduction and casting to open reduction and internal fixation12 months after treatment. Target population was all patients with distal radius fracture who underwent closed reduction and casting and open reduction and internal fixation in all inpatient at Adam Malik Hospital, Medan.

RESULTS

In this study the distribution of the number of samples was as many as 57 subjects with 17 are women (29.8%) and 40 are men (70.2%). 18 years old is the youngest age of the samples and the oldest is 76 years old with a mean of 32.77 ± 14.03 years. Based on the mechanism of injury : motor vehicle accidents is the most common mechanism of injury, it accounts 45 people (78.9%). According to time arrivals mostly patient came <24 hours. There are 11 extraarticular fractures ( 19.3%) and 46 intraarticular fractures (80.7%), there were 24 people (42.1%) fracture in the right hand and 33 people (57.9%) in the left hand. Statistical analysis shows that there is no difference in the ratio of hand grip strength with significance value of (p value) 0.881 (> 0.05).

CONCLUSION

There were no significant differences in the clinical outcome of the patient's hand grip strength in patients that are treated with closed reduction and casting to open reduction intenal fixation after 12 months post theraphy.

KEYWORDS

Distal radius fracture; ORIF; hand grip strength

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, puja, puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian magister ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya

Penelitian yang berjudul “Perbandingan kekuatan genggaman tangan pasien fraktur distal radius yang ditatalaksana reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi interna di RSUP Haji Adam Malik” merupakan rangkaian kegiatan akademis dalam rangka menyelesaikan Program Studi Magister di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Nino Nasution, Sp.OT(K), selaku Ketua Departemen Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran USU serta sebagai Pembimbing I. Atas bimbingan dan saran yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. dr.

Iman Dwi Winanto, Sp.OT, sebagai Pembimbing II yang memberikan masukan- masukan untuk memperkaya wawasan saya dalam proses penelitian.

Dr. dr. Aldy Rambe, Sp.S (K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan dorongan yang diberikan kepada saya selama penulisan karya ilmiah ini dan dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.

Prof. dr. Nazar Moesbar , Sp.B, Sp.OT(K) dan Prof. dr. Hafas Hanafiah, Sp.B, Sp.OT(K) sebagai guru besar ilmu Orthopaedi dan Traumatologi,saya sampaikan rasa hormat sedalam-dalamnya atas masukan-masukan selama penelitian

(9)

dr. Pranajaya Dharma Kadar, Sp.OT(K) dan dr. Aga Shahri Putera Ketaren, Sp.OT(K), selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi, yang memberikan kesempatan untuk dapat berjalannya penelitian ini.

Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, M.Ked (oph), Sp.M (K)

Sebagai Ketua Program Studi Magister Kedokteran Klinik Fakultas Kedoktern Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa memberikan kesempatan dan dorongan serta bimgingan alam penyelesaiaan penelitian ini.

Prof. Dr. dr Aznan Lelo, Sp.FK, PhD, sebagai pembimbing metodologi penelitian yang telah banyak membantu dan memberikan wawasan baru dalam hal melakukan penelitian yang baik.

Untuk keluargaku, papa dan ibu, terima kasih atas dukungan moril dan materiil.

Istriku, dr. Asiyah, terima kasih atas kesabaran yang telah dicurahkan selama ini.

Terima kasih kepada sdri Soe Santi, Evita Sari dan Dinda, Sekretaris Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FK USU, atas bantuan dan kerja samanya selama penulis menyelesaikan penelitian magister ini.

Akhir kata saya menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun merupakan hal yang sangat berarti dan sangat saya harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, Juli 2019

dr. Adri Yandra Hidayat 147041008

(10)

ix

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

PERBANDINGAN KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN PASIEN FRAKTUR DISTAL RADIUS YANG

DITATALAKSANA REDUKSI TERTUTUP GIPS DENGAN REDUKSI TERBUKA FIKSASI INTERNA

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa penulisan ujian tertutup ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi Magister (S2) Ilmu Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas, sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri, penulis bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Juli 2019 Peneliti

dr. Adri Yandra Hidayat

(11)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : dr. Adri Yandra Hidayat

NIM : 147041008

Program Studi : Ilmu Kedokteran Jenis karya : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul

Perbandingan kekuatan genggaman tangan pasien fraktur distal radius yang ditatalaksana reduksi tertutup gips dengan reduksi

terbuka fiksasi interna di RSUP Haji Adam Malik

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukaan), dengan Hak Bebas Royalti Non- Ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk data base, merawat dan mempublikasikan disertasi saya tanpa meminta izin dari saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya

Dibuat di Medan, Juli 2019

Yang menyatakan

dr.Adri Yandra Hidayat

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

Lembar pengesahan ... ii

Surat Keterangan ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar... vii

Lembar Pernyataan Orisinalitas ... ix

Pernyataan Persetujuan ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Tabel ... xiv

BAB I Pendahuluan ... 1

I.1 Latar belakang... 1

I.2 Rumusan masalah ... 3

I.3 Tujuan penelitian ... 3

I.4 Manfaat penelitian ... 3

BAB II Tinjauan pustaka ... 4

II.1 Definisi ... 4

II.2 Epidemiologi ... 5

II.3 Anatomi ... 5

II.4 Mekanisme ... 6

II.5 Evaluasi klinis ... 7

II.6 Evaluasi radiologi ... 7

II.7 Klasifikasi distal radius fraktur ... 8

II.8 Tatalaksana ... 10

II.8.1 Tindakan non operatif ... 11

II.8.2 Tindakan operasi ... 13

II.9 Komplikasi ... 15

II.10 Luaran klinis ... 16

II.11 Kekuatan genggaman tangan ... 16

(13)

II.12 Kerangka konsep ... 18

II.13 Hipotesis ... 18

BAB III Metode penelitian ... 19

III.1 Rancangan penelitian ... 19

III.2 Waktu dan tempat penelitian ... 19

III.3 Populasi dan sampel ... 19

III.4 Perhitungan besar sampel ... 19

III.5 Kriteria penelitian... 20

III.6 Persetujuan / Informed consent ... 21

III.7 Metode pengambilan sampel penelitian ... 21

III.8 Etika penelitian... 23

III.9 Prosedur penelitian ... 24

III.10 Variabel penelitian ... 24

III.11 Defenisi operasional ... 25

III.12 Analisis statistik ... 25

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 27

IV.1 Hasil penelitian ... 27

IV.2 Pembahasan... 33

BAB V Kesimpulan dan saran ... 36

Daftar Pustaka ... 37 Lampiran

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Anatomi distal radius ... 5

2. Gambar 2. Penilaian radiologi normal radius distal ... 8

3. Gambar 3. Mayo Clinic Classification ... 8

4. Gambar 4. Frykman Classification ... 9

5. Gambar 5. AO Classification ... 9

6. Gambar 6. Rekomendasi plating ... 10

7. Gambar 7. Teknik reduksi tertutup ... 12

8. Gambar 8. Contoh plating ... 14

9. Gambar 10. Teknik perkutaneus pinning ... 14

10. Gambar 11. Posisi tangan saat uji genggaman tangan ... 21

(15)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Distribusi karakteristik demografi ... 28

2. Tabel 2. Karakteristik berdasarkan mekanise cedera ... 28

3. Tabel 3. Karakteristik berdasarkan waktu kedatangan ... 29

4. Tabel 4. Karakteristik berdasarkan tipe fraktur... 29

5. Tabel 5. Karakteristik berdasarkan lokasi fraktur ... 30

6. Tabel 6. Uji normalitas data ... 30

7. Tabel 7, Analisis perbandingan ... 32

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Fraktur distal radius merupakan fraktur yang cukup sering ditemukan di ruang kegawat daruratan. Diperkirakan 3% dari seluruh fraktur pada ekstremitas atas adalah fraktur distal radius dengan insidensi lebih dari 640.000 kasus setiap tahunnya di Amerika Serikat. Fraktur radius distal mempunyai distribusi bimodal, dengan puncaknya pada usia 5 – 24 tahun, umumnya populasi laki-laki yang mengalami cedera olahraga atau kecelakaan dengan energy yang tinggi. Puncak berikutnya pada usia tua (>65 tahun), didominasi populasi wanita dengan mekanisme cedera dengan energy yang rendah akibat kerapuhan tulang. Data sensus Amerika Serikat mengindikasikan persentase fraktur pada usia 65 tahun atau lebih di Amerika Serikat akan meningkat dari 12% menjadi 19% setiap 25 tahun.1

Data di Taiwan menunjukkan insidensi fraktur radius distal 10.2-14.5 per 10.000 populasi dalam kurun waktu 8 tahun. Studi dari prefektur Nigata Jepang pada tahun 2004 mendapatkan insidensi 76.9 per 100.000 populasi dengan rasio laki-laki dan perempuan 1 : 3.2 dan rata-rata umur 60.2 tahun. Data secara nasional di Indonesia belum dirangkum, namun beberapa pusat pendidikan kedokteran memaparkan jumlah fraktur distal radius. Di rumah sakit Dr. M.

Djamil Padang dijumpai kasus fraktur metafise distal radius sebanyak 122 kasus dari 612 kasus fraktur radius, dari rentang waktu Januari 2011 – Juni 2012. Di rumah sakit Ortopedi Surakarta tahun 2011 berjumlah total 275 pasien, dengan pasien perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.2,3,4

Pilihan tatalaksana fraktur distal radius sangat luas saat ini. Perkembangan pemahaman kinematik, kualitas tulang, dan gaya otot yang berperan pada fraktur telah meningkatkan perhatian terhadap stabilitas relatif, begitu juga dengan

(17)

2

inovasi alat-alat atau implan untuk melawan gaya otot dan mengembalikan stabilitas tulang. Inovasi bermunculan pada tatalaksana tertutup, fiksasi perkutan, fiksasi eksternal dan terutama pada implant fiksasi interna. Bagaimanapun juga, alat baru dan teknik membutuhkan penilaian teliti dari efikasi, resiko dan keuntungan ketika di aplikasikan, karena insidensi dari fraktur distal radius akan meningkat pada populasi usia tua.1

Faktor-faktor yang menunjukkan persepsi kepuasan pasien terhadap keberhasilan berbagai terapi bedah masih sulit dipahami walaupun sudah ada kemajuan yang baik dalam beberapa dekade dengan meningkatnya instrumentasi luaran yang sudah tervalidasi seperti kuesioner Disabilities if the Arm, Shoulder and Hand (DASH), Patient-Rated Wrist Evaluation (PRWE), dan Michigan Hand Outcome, yang dilakukan dengan kuesioner yang merefleksikan opini dari disabilitas pasien, bukti yang ada masih sedikit untuk menentukan faktor yang pasti yang merupakan faktor terbaik untuk menilai luaran dari tatalaksana distal radius fraktur.1

Penilaian lain yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kekuatan genggaman tangan (handgrip) secara terukur. Penurunan dalam kemampuan untuk menggenggam dan memutar serta untuk menanggung beban adalah keluhan fungsi yang umum pada pasien setelah fraktur distal radius. Kekuatan menggenggam dapat dinilai selama proses penyembuhan fraktur dan sudah mampu melakukan aktivitas dengan pembebanan pada tangan. Hung et al, menemukan handgrip lebih baik pada pasien operatif dibandingkan dengan gips (mean 0,69 : 0,52 [kg/kg])) pada fraktur radius distal.5

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan kekuatan genggaman tangan secara terukur pada fraktur distal radius yang ditatalaksana reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi interna

(18)

3

I.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut, “bagaimanakah perbandingan kekuatan genggaman tangan secara terukur fraktur distal radius pada pasien yang dilakukan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi interna?”

I.3. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui perbandingan kekuatan genggaman tangan fraktur distal radius pada pasien yang dilakukan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi interna

I.4. Manfaat penelitian I.4.1. Manfaat teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kesehatan, terutama evaluasi luaran klinis pasca fraktur distal radius dengan menilai kekuatan genggaman tangan secara terukur.

I.4.2. Manfaat praktis langsung

Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan yang mempengaruhi luaran fungsi klinis pada kasus fraktur distal radius.

I.4.3. Manfaat bagi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka upaya pemilihan tindakan yang tepat pada pasien dengan kasus fraktur radius distal.

I.4.4. Manfaat bagi peneliti

Selain dari suatu proses untuk menyelesaikan program studi, penelitian ini merupakan pengalaman berharga untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Fraktur distal radius adalah satu dari jenis fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan terbuka, kemudian tangan memutar dan menekan lengan bawah dapat menyebabkan cedera pada distal radius. Jenis cedera yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius. Fraktur distal radius merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur distal radius pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Colles menyatakan “this fracture takes place about an inch and a half (+ 3cm) above the carpal extremity of the radius”.6

Fraktur ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada lanjut usia, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Fragmen bagian distal radius dapat terdislokasi ke arah dorsal maupun volar. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal. Komplikasi yang sering terjadi adalah kekakuan dan deformitas (perubahan bentuk), jika pasien mendapat penanganan terlambat.6,7

(20)

5

II.2 Epidemiologi

Fraktur distal radius adalah salah satu fraktur yang paling umum dari ekstremitas atas. Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Fraktur distal radius mewakili sekitar seperenam dari semua patah tulang yang dirawat di bagian gawat darurat. Insiden fraktur distal radius pada usia tua selalu berhubungan dengan osteopenia dan naik dalam insiden dengan bertambahnya usia, hampir secara paralel dengan peningkatan kejadian patah tulang pinggul. Fraktur distal radius yang terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma. Baik karena kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari ketinggian.8,9

Faktor resiko fraktur distal radius pada orang tua termasuk penurunan mineral tulang, jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, dan menopause dini.6 II.3 Anatomi

Gambar 1. Anatomi distal radius 10.

Distal radius terdiri dari atas tulang metafisis, scaphoid facet dan lunate facet, dan sigmoid notch. Bagian dari metafisis melebar kearah distal, dengan korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.11

Permukaan artikular memiliki permukaan cekung ganda untuk artikulasi dengan baris karpal proksimal (scaphoid dan lunate), serta kedudukan untuk

(21)

6

artikulasi dengan ulna distal. 80 % dari beban aksial didukung oleh distal radius dan 20% ulna dan Triangular Fibro Cartilage Complex (TFCC).11

Scaphoid merupakan sisi lateral dari distal radius, sisi medial dari distal radius yaitu sigmoid notch dan facet lunatum.11

Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan distal radius dan merupakan tempat melekatnya kompleks ligamentum triangular fibrocartilage.7,12

Distal radius terbagi menjadi 2 kolum, yaitu : 1. Kolum lateral

2. Kolum intermedial : terbagi menjadi sisi dorsal dan sisi medial

Kedua kolum ini berkorelasi secara anatomis dengan facet dari tulang scaphoid dan facet dari tulang lunate.7,12

Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari distal radius cenderung mengalami tension, sisi volar dari distal radius cenderung mengalami kompresi, hal ini disebabkan oleh bentuk integritas dari korteks pada sisi distal dari radius, dimana sisi dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi volar lebih tebal dan kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma yang terjadi pada pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang akan terjadi.

Lebih dari 68 persen dari fraktur pada distal radius dan ulna memiliki korelasi dengan cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan total dari TFCC, ligament scapholunatum, dan ligament lunotriquetral 13

II.4 Mekanisme cedera

Mekanisme umum fraktur distal radius pada usia muda termasuk jatuh dari ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olah raga. Pada orang tua, fraktur distal radius sering timbul dari mekanisme energi yang rendah, seperti terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme cedera yang paling umum terjadi adalah jatuh ke tangan terulur dengan pergelangan tangan

(22)

7

dalam dorsofleksi. Fraktur distal radius terjadi ketika dorsofleksi pergelangan tangan bervariasi antara 40 dan 90 derajat, dengan derajat yang lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada sudut yang lebih kecil. Impaksi pada tulang metaphysis distal radius terhadap tulang carpal juga sering terjadi. Selain itu, kekuatan dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan keterlibatan permukaan artikular. Mekanisme dengan energi tinggi (misalnya, trauma kendaraan/kecelakaan lalu lintas) dapat mengakibatkan pergeseran atau fraktur yang sangat kominutif (fraktur lebih dari tiga fragmen) dan mengakibatkan sendi pergelangan tangan tidak stabil.12,14

II.5 Evaluasi klinis

Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork deformity biasa terjadi pada Colles fracture, dengan gambaran seperti garpu makan, dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah dorsal. Dapat juga berupa garden spade biasa terjadi pada Smith fracture dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan tangan biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Siku ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait. Penilaian terhadap neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf median. Gejala Carpal Tunnel Syndrome juga kadang terjadi (13 % sampai 23 %) karena posisi paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan, trauma langsung dari fragmen fraktur, pembentukan hematoma, atau peningkatan tekanan kompartemen.3,15

II.6 Evaluasi radiologi

Proyeksi anteroposterior dan lateral dari wrist joint/pergelangan tangan diambil untuk menilai distal radius. Bahu atau siku juga harus dievaluasi radiologi dan foto pergelangan tangan kontralateral juga biasa dilakukan untuk dapat membantu menilai sudut ulnar varians dan sudut scapholunate.3,13

Computed tomography scan dapat membantu untuk menunjukkan tingkat keterlibatan intraartikular.3,13

(23)

8

Penilaian Radiologi normal.

 Radial Inclination : rata-rata 23 derajat (kisaran, 13-30 derajat).

 Radial Length : rata-rata 11 mm (rentang, 8 sampai 18 mm).

 Palmar (volar) tilt : rata-rata 11 sampai 12 derajat (kisaran, 0-28 derajat).3,13

Gambar 2. Penilaian radiologi normal distal radius.10

II.7 Klasifikasi fraktur distal radius

Klasifikasi distal radius fraktur berdasarkan keterlibatan intraartikular.

1. Mayo Clinic Classification

Gambar 3. Mayo Clinic Classification distal radius fraktur. Tipe 1 adalah fraktur extraartikular (diluar sendi). Tipe 2, 3, 4 adalah fraktur intraartikular (pada sendi) dibedakan berdasarkan displacement (pergeseran) dan kompleksitas fraktur.10

(24)

9

2. Frykman Classification

Gambar 4. Klasifikasi distal radius fraktur oleh Frykman (1967).1 3. AO Classification

Gambar 5. Klasifikasi distal radius berdasarkan AO

(25)

10

II.8 Tatalaksana

Semua pasien dengan distal end radius fraktur umumnya selalu ditangani dengan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan open fraktur ataupun kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria acceptable. 12,13

Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran (displaced) dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat dipertimbangkan tindakan operatif.12,13

Penanganan dari fraktur distal radius :

Gambar 6. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari distal radius.

Pilihan Pengobatan tergantung dari pilihan dan pengalaman ahli bedah.10 Bila di tinjau secara biomekanik saat terjadinya trauma, sisi volar dari distal radius mengalami kompresi yang lebih besar bila di bandingkan dengan sisi dorsal. Oleh karena itu, tahap awal untuk mendapatkan reduksi yang stabil yaitu dengan cara mengoptimalisasi fiksasi pada volar korteks, pada kasus dengan fraktur kominutif pada sisi dorsal maka hal yang penting untuk di perhatikan yaitu reposisi secara akurat posisi dari korteks volar nya.

(26)

11

Faktor-faktor yang mempengaruhi terapi/pengobatan termasuk :12,16

 Faktor lokal : kualitas tulang, cedera jaringan lunak, fraktur kominusi (fraktur lebih dari 3 fragmen), displacement (pergeseran) dari fraktur, dan energi dari cedera .

 Faktor pasien : usia pasien fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, dominasi tangan, kondisi medis yang terkait, cedera terkait, dan kepatuhan.

 Secara radiologi, posisi radius dikatakan acceptable/dapat diterima, jika : 1. Radial height : 12 mm

2. Palmar tilt : 11-12 derajat 3. Intraarticular step - off : < 2 mm.

4. Radial inclination : < kehilangan 5 derajat.

II.8.1 Tindakan non operasi 7,9,16

Reduksi fraktur membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur, memberikan penghilang rasa sakit, dan mengurangi kompresi pada saraf median.

Imobilisasi cast/gyps, diindikasikan untuk :

 Nondisplaced atau patah tulang radius dengan pergeseran minimal.

 Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat sembuh dalam posisi radiologi yg acceptable/dapat diterima.

 Dapat juga digunakan blok hematom dengan menggunakan analgetik, berupa lidocain, ataupun juga berupa sedasi.

Teknik reduksi tertutup : 6,15,16

 Fragmen distal pada posisi hyperextension.

 Traksi dilakukan untuk mengurangi pergeseran pada bagian distal terhadap proksimal fragmen, dengan melakukan penekanan pada distal radius.

 Kemudian dilakukan pemasangan gyps (cast), dengan pergelangan tangan dalam posisi netral dan sedikit fleksi.

(27)

12

 Posisi ideal lengan, durasi imobilisasi, dan cast yang digunakan, apakah long arm cast, ataupun short arm cast, masih kontroversial, tidak ada studi prospektif yang telah menunjukkan keunggulan satu metode di atas yang lain.

 Fleksi pergelangan tangan yang ekstrim harus dihindari, karena meningkatkan tekanan carpal canal (dan kompresi saraf median) serta kekakuan jari tangan. Fraktur yang membutuhkan pergelangan tangan fleksi ekstrim untuk mempertahankan reduksi mungkin memerlukan fiksasi operatif.

 Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah terlihat proses penyembuhan dari radiologi. Pemeriksaan radiologi juga diperlukan untuk menilai reduksi.

Gambar 7. Teknik Reduksi tertutup pada fraktur distal radius.1

(28)

13

Indikasi operasi 12,13 :

 Cedera energi tinggi

 Kehilangan reduksi

 Artikular cominutive, step-off, atau gap

 Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang yang hilang)

 Kehilangan dinding penopang bagian volar disertai pergeseran (displaced)

 Terganggunya posisi DRUJ (Distal Radial Ulnar Joint).

II.8.2 Tindakan operasi

a. Reduksi terbuka fiksasi interna (open reduction internal fixation (ORIF)) dengan plate and screw

Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak stabil dari volar dan medial column dari distal radius. Distal radius plate dikategorikan berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal medial, volar medial dan radial styloid.15,16

Prinsip dari penanganan distal radius adalah mengembalikan fungsi dari sendi pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat digunakan buttress ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering digunakan, umumnya untuk tulang yang sudah mengalami pengeroposan (osteoporosis).15,16

(29)

14

Gambar 8.9 Contoh plating pada distal radius fraktur,dan penggunaan konvensional plate dan screw.10

b. Pinning per kutaneus 15,16

 Pinning secara perkutan : ini terutama digunakan untuk fraktur ekstraartikular atau dua bagian fraktur intraartikular.

 Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner wire ditempatkan pada lokasi fraktur, umumnya dari styloid radial, diarahkan proksimal dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal diarahkan proksimal.

 Pinning perkutan umumnya digunakan untuk melengkapi short arm cast atau fiksasi eksternal. Pin dapat dicabut 3 sampai 4 minggu setelah operasi, dengan tambahan gips dipertahankan 2 sampai 3 minggu.

Gambar 10. Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur distal radius dengan menggunakan kirschner wire .1

(30)

15

c. Fiksasi eksternal15,16

 Penggunaannya telah berkembang dalam popularitas didasarkan pada studi yang menghasilkan tingkat komplikasi yang relatif rendah.

 Spanning fiksasi eksternal

Ligamentotaxis digunakan untuk mengembalikan panjang radial dan kecenderungan radial, tapi jarang mengembalikan palmar tilt.

 Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah beberapa derajat kolaps dan hilangnya palmar tilt selama penyembuhan.

 Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan dapat diakui oleh peningkatan jarak interkarpal pada fluoroskopi intraoperatif.

 Pin dapat di remove pada 3 sampai 4 minggu, meskipun sebagian besar merekomendasikan 6 sampai 8 minggu fiksasi eksternal.

II.9 Komplikasi

Komplikasi yang tersering di alami yaitu berkurang bahkan hilangnya pergerakan sendi tangan, ini terjadi akibat rusaknya mekanisme ekstensor dan flexor pada sendi tangan yang melibatkan otot extensor dan flexor dan rusak nya persendian sebagai konsekuensi dari trauma dan pemasangan implant maupun keduanya. Timbulnya jaringan parut pada otot flexor maupun extensor dengan atau tanpa timbulnya arthrofibrosis dari persendian radiocarpal radioulnar dapat menghambat pergerakan sendi tangan. kondisi ini di perparah dengan immobilisasi pasien yang cukup lama. Angka pasti dari insiden Arthritis pasca trauma sampai saat ini belum diketahui, disebabkan tidak ada studi yang sukses dalam melakukan follow up jangka panjang.

Nyeri merupakan komplikasi yang banyak di alami oleh pasien pasca fiksasi internal, nyeri dapat berasal dari screw yang terlalu panjang sehingga mengiritasi dan menimbulkan protrusi ke arah sendi tangan. Ini merupakan masalah yang cukup mengganggu kualitas hidup dari pasien. Ketika hal ini di jumpai maka sebaiknya implant harus di lakukan revisi dengan

(31)

16

mempertimbangkan penyembuhan dari sisi fraktur.15,20 Peningkatan dari umur merupakan salah satu faktor resiko yang memperlambat proses penyembuhan fungsional pada pasien sampai 12 bulan setelah operasi12.

II.10 Luaran klinis

Luaran klinis pasca fraktur distal radius dapat dilakukan dengan dua tipe instrumentasi, patient-reported dan clinician-rated.

Instrumen Patient-reported dinilai berdasarkan gejala, fungsi, dan tingkat kepuasan terhadap hasil tatalaksana dan kualitas hidup. Luaran klinis dengan patient-reported pada ekstremitas atas yaitu Boston Carpal Tunnel Syndrome Questionnare, kuesioner DASH dan kuesione Patient-Rated Wrist Evaluation.

Clinician-rated instrument yaitu pengukuran rentang gerak dan kekuatan genggaman tangan.17

II.11 Kekuatan genggaman tangan

Luaran klinis kekuatan genggaman tangan bersifat cepat, murah dan mudah untuk diukur, objektif, dan merupakan pengukuran yang valid. Evaluasi kekuatan otot merupakan komponen sentral dari berbagai penilaian fisik dan telah digunakan menilai gangguan, keterbatasan fungsi dan kapasitas residual. Lebih lanjut, kekuatan otot dinilai pada saat evaluasi intervensi terapi dan menentukan tujuan terapi, serta perencanaan tatalaksana.18

Kekuatan genggaman tangan mengukur kemampuan tangan untuk menggenggam menggunakan aktivasi kontraksi otot-otot intrinsik dan ekstrinsik.

Kekuatan mayor dari menggenggam berasal dari otot flexor ekstrinsik seperti flexor digitorum superficialis, flexor digitorum profundus dan flexor pollicis longus. Otot-otot ekstensor lengan bawah juga diaktivasi untuk mencegah fleksi dari wrist joint. Ekstensor lengan bawah bekerja sebagai kontraksi statis menahan pergelangan tangan pada posisi sedikit ekstensi, posisi yang dapat meningkatkan biomekanik menggenggam dengan menempatkan fleksi jari-jari pada posisi yang

(32)

17

optimal untuk menggenggam. Otot-otot intrinsik berkontribusi untuk kekuatan genggam yaitu otot palmar dan dorsal interosseus, lumbrical, otot-otot thenar dan hipothenar.

Kekuatan genggaman tangan menurun pada pasien-pasien yang mengalami fraktur, arthritis, gangguan saraf dan cedera tendon, abnormalitas congenital, gangguan neurologis, stroke, depresi dan dementia.18

Petersen19 et all mengemukakan perbedaan kekuatan genggaman tangan keseluruhan 10.74% antara tangan dominan dan tidak dominan (sampel 310, pria 125, wanita 185) . Temuan ini memverifikasi aturan 10%. Namun, ketika data dipisahkan menjadi subyek dominan kiri dan kanan, perbedaan 12.72% untuk subyek tangan kanan dan perbedaan 0.08% untuk subjek kiri ditemukan.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa aturan 10% berlaku untuk dominan kanan dan untuk orang dominan kiri, kekuatan genggaman tangan harus dianggap setara di kedua tangan. Ziyagif MA20 et all menyimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan yang diamati antara kekuatan genggaman kanan dan kiri pada pria dominan kiri, tetapi laki-laki dan perempuan dominan kanan menunjukkan signifikan perbedaan antara kekuatan genggaman tangan kanan dan kiri (data dikumpulkan dari 268 atlit wanita dan 1.234 atlit laki-laki).

(33)

18

II.12 Kerangka konsep

II.13 Hipotesis

Terdapat perbedaan luaran klinis kekuatan genggaman tangan fraktur distal radius pasien yang dilakukan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi interna

Kekuatan genggaman tangan Reduksi tertutup gips

dan reduksi terbuka

fiksasi interna pada fraktur distal radius

(34)

19

( )

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Rancangan penelitian

Studi yang dilakukan adalah studi analitik observasional tidak berpasangan retrospektif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk menganalisis perbandingan kekuatan genggaman tangan dari tindakan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka fiksasi internal pada fraktur radius distal 12 bulan pasca tindakan

III.2 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di seluruh unit rawat inap RSUP H Adam Malik Medan setelah mendapat persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU.

III.3 Populasi dan sampel

Populasi target adalah seluruh pasien fraktur radius distal yang menjalani reduksi tertutup gips dan operasi reduksi terbuka fiksasi internal.

Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien yang telah disebutkan diatas yang masuk perawatan Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RSUP H Adam Malik Medan.

III.4 Perhitungan besar sampel

Besarnya sampel dihitung berdasarkan rumus analitik tidak berpasangan numerik kategorikal:

(zα + zβ) s x1 – x2

2

2

(35)

20

 Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 90%, sehingga Zα = 1.64

 Kesalahan tipe II ditetapkan dengan power 90%, maka Zß = 1.64

 Dengan standar deviasi gabungan sebesar 0,27

 Dengan X1 sebesar 0.69 dan X2 sebesar 0.52 menurut studi terdahulu yang dilakukan oleh peneliti pada 57 pasien.5

 Dengan memasukan nilai-nilai diatas, maka dapat diperoleh besar sampel minimum adalah sebanyak 55 pasien, pada penelitian ini pasien yang menjadi sampel berjumlah 57 orang.

III.5 Kriteria Penelitian III.5.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien dengan fraktur radius distal yang telah dilakukan tindakan reduksi tertutup gips dan reduksi terbuka fiksasi internal

2. Pasien yang mengalami fraktur radius distal yang ditatalaksana di RSUP H Adam Malik Medan

3. Pasien fraktur radius distal yang telah melewati waktu 12 bulan pasca tindakan

4. Pasien dengan fraktur terbuka tipe 1 atau tipe 2 tanpa cedera tendon .

III.5.2 Kriteria Eksklusi

1. Pasien-pasien dengan fraktur radius distal disertai dengan komorbid (arthritis rheumatoid, gangguan saraf dan cedera tendon, abnormalitas congenital, gangguan neurologis, stroke, depresi dan dementia)

2. Pasien yang menderita fraktur pada kedua ekstremitas atas 3. Pasien yang menderita infeksi pre atau pasca operasi 4. Pasien-pasien yang menolak untuk dilakukan pemeriksaan

(36)

21

III.6 Persetujuan / informed consent

Semua subjek penelitian telah mendapat persetujuan dari bagian penelitian dan pengembangan RSUP H Adam Malik Medan

III.7 Metode pengambilan sampel penelitian

Metode pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif, yaitu berdasarkan urutan masuknya di rumah sakit sampai jumlah yang diinginkan terpenuhi dalam periode tertentu. Sampel penelitian diperoleh dari data rekam medis dan mempunyai data yang lengkap.

1. Alokasi subjek

a. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dicatat umur, jenis kelamin, jenis tindakan operasi yang dilakukan dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

b. Sampel penelitian dibagi secara konsekutif dengan jumlah yang setara menjadi dua kelompok tindakan yaitu: reduksi tertutup gips dan reduksi terbuka internal fiksasi

2. Cara kerja penelitian

a. Data pasien diperoleh dari rekam medis pasien yang menjalani tindakan reduksi tertutup gips dan reduksi terbuka internal fiksasi b. Pasien yang masuk dalam kriteria inklusi dilakukan uji kekuatan

genggaman tangan. Uji kekuatan genggaman tangan dinilai dengan menggunakan digital hand dynamometer (Camry Hand Dynamometer). Sampel diminta untuk melakukan 3 kali percobaan uji kekuatan genggaman tangan pada tangan yang cedera maupun pada tangan yang sehat. Pada setiap percobaan uji, sampel di minta duduk dengan nyaman di kursi, dengan posisi, sendi bahu adduksi, sendi siku

(37)

22

fleksi 900, lengan bawah dan pergelangan tangan pada posisi netral.

Sampel diminta untuk menggenggam semaksimal mungkin selama 2-3 detik. Atur ukuran genggaman pada dynamometer hingga interphalang proximal membentuk sudut 900 dengan pegangan dynamometer. Setiap percobaan pasien diistirahatkan 15 detik untuk menghilangkan lelah.

Ketiga nilai uji dikalkulasi dan dinilai rata-rata dengan satuan kilogram. Kemudian dicari rasio dari tangan yang cedera dan tangan yang sehat.21 Nilai rasio kekuatan genggaman tangan digunakan karena memiliki korelasi dengan Quick Dash Score berdasarkan penelitian Beumer A22. Penelitian ini menilai kekuatan genggaman tangan pada pasien fraktur radius distal, orang sehat, dan berbagai penyakit lain yang melibatkan pergelangan tangan.

Kekuatan genggaman tangan sebelum cedera diestimasi dengan mengukur kekuatan genggaman tangan yang tidak cedera. Terkait dengan kalkulasi kekuatan genggaman tangan, 10% ditambahkan kekuatan genggaman tangan pada tangan kanan yang dominan dan bila tangan kiri yang dominan cedera tidak ada kompensasi.17

(38)

23

Gambar 11. Posisi saat melakukan uji kekuatan genggaman tangan21

Hand grip dynamometer dikalibrasi dengan cara memberikan beban dan dilihat kesesuain dengan monitor dalam satuan kilogram.

III.7 Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(39)

24

III.9 Prosedur penelitian

III.10 Variabel penelitian III.10.1 Variabel bebas

1. Fraktur radius distal dengan reduksi tertutup

2. Fraktur radius distal dengan open reduksi internal fiksasi III.10.2 Variabel terikat

Kekuatan genggaman tangan

Fraktur radius distal Rumah Sakit Haji Adam Malik

Rekam Medik

Kriteria Inklusi/Eksklusi

Luaran klinis kekuatan genggaman tangan

Reduksi tertutup Reduksi terbuka fiksasi internal

(40)

25

III.11 Definisi operasional

1. Fraktur radius distal yaitu patah tulang pada distal radius intraartikular ataupun ekstraartikular

2. Reduksi tertutup adalah teknik reposisi fraktur patah tulang dan dipertahankan dengan menggunakan gips

3. Reduksi terbuka fiksasi interna ialah suatu prosedur operasi dalam bidang ortopedi yang bertujuan mengembalikan anatomi tulang yang mengalami fraktur dan dipertahankan dengan menggunakan implant

4. Kekuatan genggaman tangan adalah luaran klinis yang dinilai dengan digital hand dynamometer dengan satuan ukuran kilogram yang kemudian dibandingkan dengan tangan yang tidak cedera didapatkan berupa rasio dalam persen (%)

III.12 Analisis Statistik

Data dikumpulkan dalam bentuk data mentah, lalu diurutkan secara sistematis dan dianalisis melalui program analisis statistik berbasis komputer.

Hasilnya dinarasikan dan diperjelas dalam bentuk tabel dan grafik. Nilai numerik hasil pemeriksaan kekuatan genggaman tangan akan dibuat rerata/± dan SD.

Selanjutnya dilakukan analisa sebagai berikut:

1. Membuat deskripsi demografi subyek fraktur radius distal. Tujuannya untuk mengetahui gambaran umum data penelitian.

2. Membuat deskripsi demografi subyek fraktur radius distal yang menjalani tindakan operasi. Tujuannya untuk mengetahui gambaran umum data penelitian.

3. Mengukur pengaruh demografi dan klinis subyek terhadap kekuatan genggaman.

Tujuannya untuk mengidentifikasi adanya faktor yang mempengaruhi dari pemilihan tindakan operasi.

(41)

26

Analisis statistik yang digunakan apabila didapatkan data berdistribusi normal adalah T test tidak berpasangan, namun jika data distribusi yang didapat tidak normal maka analisis statistic yang digunakan adalah Mann-Whitney. Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 5 (p < 0,05) dan tingkat kemaknaan kecenderungan 10%

(p < 0,1)

(42)

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil penelitian

Seluruh data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian selanjutnya diklasifikasikan menjadi 1) gambaran umum, 2) deskripsi demografi subjek fraktur distal radius yang dilakukan reduksi tertutup gips dan operasi reduksi terbuka fiksasi interna, 3) uji normalitas data demografi dan klinis subjek terhadap rasio genggaman tangan 4) analisis perbandingan antara kekuatan genggaman tangan pasien distal radius yang dilakukan reduksi tertutup gips dan reduksi terbuka fiksasi interna

IV.1.1 Gambaran umum subjek penelitian

a. Pengumpulan sampel penelitian mulai dilaksanakan dari bulan Januari 2019 sampai dengan bulan April 2019 di Rumah sakit tipe A di Medan, RSUP Haji Adam Malik.

b. Dari total 57 subjek sebagai minimal sampel, didapatkan 57 subjek yang diteliti sampai analisis akhir. Pengambilan data dilakukan secara bertahap dengan tahap awal melakukan pemilihan sampel subjek yang masuk kedalam kriteria inklusi. Kemudian setelah jumlah sampel mencukupi, pasien yang masuk kedalam kriteria inklusi dilakukan pemeriksaan rasio kekuatan genggaman tangan

IV.1.2 Karakteristik subjek penelitian

Seluruh gambaran karakteristik subjek penelitian ditampilkan dengan sistematika 1) distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal yang menjalani reduksi terbuka fiksasi interna ataupun gips 2) distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal yang menjalani tindakan reduksi tertutup gips (28 subjek) dan reduksi terbuka fiksasi interna (29 subjek).

(43)

28

a. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal

Tabel 1. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal

Variabel Total

Perempuan, n(%) 17 (29,8%)

Laki-laki, n(%) 40 (70,2%)

Usia termuda 18 tahun

Usia tertua 76 tahun

Rerata usia 32,77 ± 14,03

Tabel 1. Menunjukan bahwa distribusi jumlah sampel adalah sebanyak 57 subjek dengan perempuan sebanyak 17 orang (29,8%) dan laki-laki sebanyak 40 orang (70,2%). Dengan usia termuda dari subjek penelitian 18 tahun dan usia tertua dari subjek penelitian 76 tahun dengan rerata dan standar deviasi sebesar 32,77 ± 14,03 tahun.

b. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur distal radius yang menjalani tindakan berdasarkan mekanisme cedera

Tabel 2. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan mekanisme cedera

No Mekanisme cedera Jumlah

1 Kecelakaan sepeda motor 45 (78,9%) 2 Jatuh dari ketinggian 6 (10,5%)

3 Jatuh tergelincir 4 (7%)

4 Ditabrak ketika berjalan 1 (1,8%)

6 Tertimpa bangunan 1 (1,8%)

Total 57 (100%)

Tabel 2. Menunjukan bahwa distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan mekanisme cedera yaitu kecelakaan sepeda motor sebanyak 45 orang (78,9%), jatuh dari ketinggian sebanyak 6 orang (10,5%), jatuh tergelincir sebanyak 4 orang (7%), ditabrak ketika

(44)

29

sedang berjalan sebanyak 1 orang (1,8%), dan tertimpa bangunan sebanyak 1 orang (1,8%)

c. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur distal radius yang menjalani tindakan berdasarkan waktu kedatangan ke rumah sakit Tabel 3. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan waktu kedatangan

No Waktu Jumlah

1 <24 jam 33 (57,9%)

2 24 jam – 2 minggu 14 (24,6%)

3 > 2 minggu 10 (17,5%)

Total 57(100%)

Tabel 3. Menunjukan bahwa distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan waktu kedatangan: <24 jam sebanyak 33 orang (57,9%), 24 jam sampai 2 minggusebanyak14 orang(24,6%),

>2minggu sebanyak 10 orang (17,5%).

d. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur distal radius yang menjalani tindakan berdasarkan tipe fraktur

Tabel 4. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan jenis fraktur

No Tipe fraktur Jumlah

1 Extraartikular 11 (19,3%)

2 Intraartikular 46 (80,7%)

Total 57(100%)

Tabel 4. Menunjukan bahwa distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan tipe fraktur yaitu ada 11 orang fraktur ekstraartikular (19,3%) dan 46 orang intraartikular (80,7%).

(45)

30

e. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur distal radius yang menjalani tindakan berdasarkan lokasi fraktur

Seluruh subjek penelitian merupakan pasien distal radius dengan tangan dominan tangan kanan.

Tabel 5. Distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan lokasi fraktur

No Lokasi fraktur Jumlah

1 Tangan kanan 24 (42,1%)

2 Tangan kiri 33 (57,9%)

Total 57 (100%)

Tabel 5. Menunjukan bahwa distribusi karakteristik demografi subjek fraktur radius distal berdasarkan lokasi fraktur yaitu ada sebanyak 24 orang (42,1%) lokasi fraktur pada tangan kanan dan sebanyak 33 orang (57,9%) pada tangan kiri.

IV.1.3 Uji normalitas data penilaian perbandingan rasio kekuatan genggaman tangan antara reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi

Untuk menganalisis penilaian perbandingan kekuatan genggaman tangan antara reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi, dilakukan pengujian distribusi dari sampel yang didapat dengan menggunakan uji Shapiro- Wilk.

Tabel 6. Uji normalitas penilaian perbandingan rasio pada tangan Shapiro-Wilk (p Value) Genggaman

tangan rasio

Gips 0,870

Internal Fiksasi 0,723

(46)

31

Tabel 6. Menunjukan bahwa dari hasil analisis uji normalitas data, didapatkan bahwa hasil p value yang didapat 0,870 (>0,05) ini menunjukan bahwa data penelitian yang didapat berdistribusi normal.

(47)

32

IV.1.4 Analisis statistik penilaian luaran fungsi klinis genggaman tangan kekuatan dari tindakan open reduction internal fixation (ORIF) dengan gips pada kasus fraktur distal radius

Dari hasil uji normalitas data, didapatkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Karena data penelitian berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan luaran fungsi klinis kekuatan genggaman tangan pada kasus fraktur distal radius adalah dengan menggunakan T-Test tidak berpasangan.

Tabel 7. Analisis statistik penilaian fungsi genggaman tangan kekuatan dari tindakan Open Reduction Internal Fixation (ORIF) dengan gips pada kasus fraktur distal radius

Mean p value

Rasio Internal fiksasi 1,11 ± 0,10

0,881

Gips 1,91 ± 0,08

Tabel 7. Menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan perbandingan kekuatan genggaman tangan antara reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi pada kasus fraktur distal radius, dengan nilai kemaknaan sebesar (p value) 0,881 (>0,05).

(48)

33

IV.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luaran klinis perbandingan kekuatan genggaman tangan antara reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi pada pasien fraktur radius distal. Kekuatan genggaman tangan digunakan untuk penilain luaran klinis karena luaran klinis kekuatan genggaman tangan bersifat cepat, murah dan mudah untuk diukur, objektif, dan merupakan pengukuran yang valid

Sistematika pembahasan mengikuti klasifikasi sebagai berikut: 1) gambaran umum, 2) deskripsi demografi berdasarkan mekanisme cedera, 3) deskripsi demografi berdasarkan waktu kedatangan ke rumah sakit), 4) deskripsi demografi berdasarkan intraartikular dan ekstraartikular 5) Uji normalitas data kekuatan genggaman tangan antara reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi 6) Uji statistik analisis perbandingan kekuatan genggaman tangan pasien fraktur metafise radius distal yang dilakukan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi.

a. Gambaran umum subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode studi analitik observasional tidak berpasangan retrospektif dengan pendekatan crossectional, yang bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan perbandingan kekuatan genggaman tangan antara reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi pada pasien fraktur radius distal.

Subjek yang diinginkan untuk penelitian diambil dari seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sedangkan subjek yang diteliti adalah seluruh subjek yang diinginkan yang tetap bertahan sampai akhir penelitian dan masuk kedalam analisis akhir. Seluruh data yang didapat dimasukdan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan program analisis statistik berbasis komputer

(49)

34

b. Karakteristik subjek penelitian

Pengelompokan pasien secara konsekutif dibuat berdasarkan jenis kelamin (Tabel. 1) dan dari data ini diperoleh distribusi jumlah sampel fraktur distal radius adalah sebanyak 57 subjek dengan perempuan sebanyak 17 orang (29,8%) dan laki-laki sebanyak 40 orang (70,2%). Dengan usia termuda dari subjek penelitian 18 tahun dan usia tertua dari subjek penelitian 76 tahun dengan rerata dan standar deviasi sebesar 32,77 ±14,03 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandeep, et al, fraktur distal radius lebih banyak pada laki-laki, dan pada laki-laki lebih banyak pada usia 30 sampai 50 tahun.23 Berdasarkan mekanisme cedera dari studi ini adalah kecelakaan motor sebanyak 45 orang (78,9%) hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kate et al.24 Berdasarkan waktu kedatangan kerumah sakit, pada studi ini didapatkan paling banyak <24 jam pasien langsung dating untuk berobat ke rumah sakit. dan berdasarkan klasifikasi jenis fraktur, paling banyak adalah fraktur intraartikular yaitu sebanyak 46 pasien (80,7%) dan 11 pasien (19,3%). Pada studii ini juga didapatkan data bahwa lokasi lebih banyak pada tangan kiri 33 orang (57,9%) dibandingkan tangan kanan 24 orang (42,1%)

c. Uji normalitas data rasio genggaman tangan kekuatan dengan tindakan internal fiksasi dan gips

Berdasarkan uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai p > 0,05, yang berarti distribusi data normal

d. Analisis statistic penilaian genggaman tangan kekuatan dari tindakan open reduction internal fixation (ORIF) dengan gips pada kasus fraktur distal radius

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penilaian kekuatan genggaman tangan dari tindakan open reduction internal fixation (ORIF) dengan gips pada kasus fraktur distal radius dengan hasil uji statistic p > 0,05 yang

(50)

35

berarti tidak ada perbedaan signifikan dalam genggaman tangan kekuatan di antara tindakan fiksasi interna dan gips pasca tindakan 12 bulan.

Perbedaan terjadi pada hipotesis awal karena jurnal rujukan menggunakan sampel pasien usia rata-rata 65 tahun sedang kan pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel dengan usia rata-rata 32,77 tahun5.

Toon DH et al25 mengemukakan tidak ada perbedaan yang signifikan kekuatan genggaman tangan antara pasien yang dilakukan ORIF dan non operatif. Pada penelitiannya sampel yang digunakan berumur rata- rata 52 tahun. Penelitian Chan et al26 yang menggunakan sampel usia rata- rata 75,8 tahun, pasca tindakan reduksi tertutup gips dan reduksi terbuka internal fiksasi 12 bulan, tidak ditemukan perbedaan kekuatan genggaman tangan pada pasien distal radius yang dilakukan reduksi tertutup gips dengan reduksi terbuka internal fiksasi. Namun pada follow up awal 3 bulan dan 6 bulan, ditemukan tindakan ORIF lebih baik dari pada gips.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan luaran klinis kekuatan genggaman tangan pasien distal radius fraktur yang ditatalaksana reduksi tertutup dengan reduksi terbuka fiksasi interna setelah 12 bulan pasca tindakan

V.2 Saran

1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menilai luaran klinis secara berkala 2. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menilai faktor-faktor yang mempengaruhi luaran klinis pasca tindakan pada pasien fraktur distal radius

(52)

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Wolfe WS. Distal radius fracture. In: Green’s operative hand surgery. 6th Ed.

Philadelphia: Elsevier; 2010. p561

2. Sebastian SJ, Chung KC. An Asian perspective on the management of distal radius fractures. Hand Clin. 2012;28:151-56

3. Burhan E, Manjas M, Riza A, Erkadius. Perbandingan fungsi ekstremitas atas pada fraktur metafise distal radius usia muda antara tindakan operatif dan non operatif dengan penilaian klinis quickdash score. Diakses dari http://jurnal.fk.unand.ac.id [22 September 2018]

4. Bimoseno AP, Heriyanto JM. Deskripsi fraktur radius distal di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta periode 1 Januari – 31 Desember 2011 [skripsi].

Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia; 2011.

5. Hung LP, Leung YF, Lee YL. Is locking plate fixation a better option than casting for distal radius fracture in elderly people?.Hong Kong Med J.

2015;21(5):407-10

6. Mcqueen MM. Fractures of the distal radius ulna. In Rockwood and Green’s : Fractures in Adults. 8th Ed. Philadelphia: Wolter Kluwer; 2015. p1057-1115 7. Murray JMA, Gross L. Treatment of distal radius fracture. J Am Acad Orthop

Surg. 2013;21(8):502-5

8. WHO. Global health observatory data repository : mortality road traffic death 2007. Diakses dari : www.who.int.cn

9. Lichtman MD, Biandra RR, Boyer I. Martin et all. Treatment of distal radius fracture. J Am Acad Orthop Surg. 2010;18(3):180-87

10. Nana DA, Joshi A, Lichtman MD. Plating of distal radius. J Am Acad Orthop Surg. 2005;13(3):159-71

11. Jupiter BJ. Complex articular fracture of distal radius : Classification and management. J Am Acad Orthop Surg. 1997;(3)119-29

Gambar

Gambar 1. Anatomi distal radius  10 .
Gambar 2. Penilaian radiologi normal distal radius. 10
Gambar 5. Klasifikasi distal radius berdasarkan AO
Gambar 6. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari distal radius.
+7

Referensi

Dokumen terkait