• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFFECT OF PRODUCTION FACTORS ON PURSE SEINE FISH CAPTURE IN THE LAMPULO COASTAL PORT, BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFFECT OF PRODUCTION FACTORS ON PURSE SEINE FISH CAPTURE IN THE LAMPULO COASTAL PORT, BANDA ACEH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Natural

Vol. 11, No. 1, 2011

EFFECT OF PRODUCTION

FISH CAPTURE IN THE

*Rizwan, Ichsan Setiawan dan Ratna Mutia Aprilla

Koordinatorat Kelautan dan Perikanan

*Email korespodensi: wan_kapal@yahoo.co.id

Abstract. Study to the effect of production factors on purse seine fish c

Aceh has been done from 10 May to 9 June 2010. The objective of this study is to know the effect of such production factors as boat size, boat engine power

numbers of lights on purse seine fish capture in the f boats and the data were analyzed by

interviewing techniques. The results show thats, all variables of production factors such as boat size, engine boat, length and depth purse seine nets, numbers of the crews, fuel,

seine fishing catches. In addition, individually only fuel variable that significant effect on purse seine fish capture, whereas the six other variables (boat size, engine boat, length and dep

of lights) were no significant.

Keywords: production factor, fish capture, purse seine

I. PENDAHULUAN

Provinsi Aceh yang terletak di ujung barat Indonesia mempunyai potensi perikanan yang melimpah dan sangat potensial untuk dikembangkan. Perikanan merupakan salah satu bidang usaha yang diharapkan mampu menjadi penopang kesejahteraan rakyat Aceh. Secara geografis Provinsi Aceh terletak pada koordinat 2º - 6º LU dan 95º

utaranya berbatasan dengan Selat Benggala, pantai timurnya berbatasan dengan Selat Malaka dan pantai baratnya berbatasan dengan Samudera Hindia. Wilayah pesisirnya memiliki pa

1.660 km dengan luas wilayah perairan laut seluas 295.370 km² dan terdiri dari perairan kepulauan seluas 56.563 km² dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 238.807 km² [1].

Pukat cincin merupakan sebagian besar alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Aceh umumnya dan nelayan Lampulo Banda Aceh khususnya. Dari data statistik perikanan tangkap Provinsi Aceh, total produksi perikanan laut untuk kota Banda Aceh yang menggunakan alat tangkap pukat cincin sebanyak 2.694,3 ton tahun 2008 dengan juml penangkapannya sebanyak 90 unit

EFFECT OF PRODUCTION FACTORS ON PURSE SEI

FISH CAPTURE IN THE LAMPULO COASTAL

PORT, BANDA ACEH

Rizwan, Ichsan Setiawan dan Ratna Mutia Aprilla

Jurusan Ilmu Kelautan

Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala

Darussalam - Banda Aceh

*Email korespodensi: wan_kapal@yahoo.co.id

Study to the effect of production factors on purse seine fish capture in the Lampulo coastal fisheries port Aceh has been done from 10 May to 9 June 2010. The objective of this study is to know the effect of such production

power, the length and depth purse seine nets, numbers of the crews, fuel, and the numbers of lights on purse seine fish capture in the fish port Lampulo. Survey method was used

boats and the data were analyzed by means of multiple linear regression analysis model. Data were collected by results show thats, all variables of production factors such as boat size, engine boat, length , numbers of the crews, fuel, and the numbers of lights were significant (67.0%) on the purse , individually only fuel variable that significant effect on purse seine fish capture, whereas the six other variables (boat size, engine boat, length and depth purse seine nets, numbers of

ctor, fish capture, purse seine

Provinsi Aceh yang terletak di ujung barat Indonesia mempunyai potensi perikanan yang melimpah dan sangat potensial untuk dikembangkan. Perikanan merupakan salah satu bidang usaha yang diharapkan mampu menjadi penopang kesejahteraan rakyat grafis Provinsi Aceh terletak pada 6º LU dan 95º - 98º BT, pantai utaranya berbatasan dengan Selat Benggala, pantai timurnya berbatasan dengan Selat Malaka dan pantai baratnya berbatasan dengan Samudera Hindia. Wilayah pesisirnya memiliki panjang garis pantai 1.660 km dengan luas wilayah perairan laut seluas 295.370 km² dan terdiri dari perairan kepulauan seluas 56.563 km² dan Zona Ekonomi Eksklusif

Pukat cincin merupakan sebagian besar alat tangkap h nelayan Aceh umumnya dan nelayan Lampulo Banda Aceh khususnya. Dari data statistik perikanan tangkap Provinsi Aceh, total produksi perikanan laut untuk kota Banda Aceh yang menggunakan alat tangkap pukat cincin sebanyak 2.694,3 ton tahun 2008 dengan jumlah unit penangkapannya sebanyak 90 unit [2].

Armada kapal pukat cincin

penangkapan yang tingkat selektivitasnya cukup tinggi, ditunjukkan oleh ukuran mata jaring distandarkan, lokasi penangkapan yang direncanakan dan musim penangkapan

Efisiensi penggunaan armada kapal

sangat terkait dengan masalah identifikasi penggunaan faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan dalam memanfaatkan sumberdaya ikan, sehingga penelitian mengenai kajian faktor produksi yang me

tangkapan nelayan pukat cincin

Setiap bidang usaha pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan hasil yang optimal, para nelayan akan selalu berusaha untuk meningkatkan hasil tangkapan dengan tujuan untuk memperbesar pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Satria (2009)

sebagai usahawan harus pa

segala faktor yang berhubungan dengan penangkapan ikan yang ada dan juga memilih diantara berbagai alternatif dalam kegiata ekonomi. Usaha pengembangan penangkapan dapat ditempuh dengan program intensifikasi di bidang perikanan. Intensifikasi penangkapan secara umum dapat diartikan sebagai usaha

FACTORS ON PURSE SEINE

LAMPULO COASTAL FISHERIES

iversitas Syiah Kuala

coastal fisheries port, Banda Aceh has been done from 10 May to 9 June 2010. The objective of this study is to know the effect of such production depth purse seine nets, numbers of the crews, fuel, and the used on 36 active purse seine means of multiple linear regression analysis model. Data were collected by results show thats, all variables of production factors such as boat size, engine boat, length and the numbers of lights were significant (67.0%) on the purse , individually only fuel variable that significant effect on purse seine fish capture, th purse seine nets, numbers of crews, and number

pukat cincin memiliki alat penangkapan yang tingkat selektivitasnya cukup tinggi, ditunjukkan oleh ukuran mata jaring yang distandarkan, lokasi penangkapan yang direncanakan dan musim penangkapan tertentu. Efisiensi penggunaan armada kapal pukat cincin dengan masalah identifikasi penggunaan faktor produksi yang mempengaruhi alam memanfaatkan sumberdaya ikan, sehingga penelitian mengenai kajian faktor produksi yang mempengaruhi hasil pukat cincin perlu dilakukan. Setiap bidang usaha pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan hasil yang optimal, para nelayan akan selalu berusaha untuk meningkatkan hasil tangkapan dengan tujuan untuk memperbesar pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Satria (2009) [3], nelayan sebagai usahawan harus pandai memanfaatkan faktor yang berhubungan dengan penangkapan ikan yang ada dan juga memilih diantara berbagai alternatif dalam kegiatan Usaha pengembangan penangkapan dapat ditempuh dengan program intensifikasi di bidang perikanan. Intensifikasi penangkapan secara umum dapat diartikan sebagai usaha

(2)

penggunaan lebih banyak faktor yang mempengaruhi penangkapan seperti kinerja awak kapal serta optimalisasi alat tangkap dan kapasitas mesin terhadap proses penangkapan untuk mencapai hasil tangkapan yang lebih besar.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian mengenai Pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Kota Banda Aceh perlu dilakukan.

II. METODOLOGI

Lokasi penelitian ini terletak di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Kota Banda Aceh, dilaksanakan dari tanggal 9 Mei sampai 11 Juni 2010.

Objek penelitian adalah kapal ikan yang menggunakan alat tangkap pukat cincin yang aktif. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan seperti: ukuran kapal, daya mesin kapal, panjang jaring pukat cincin, lebar jaring pukat cincin, jumlah awak kapal, bahan bakar minyak (BBM) Solar, dan jumlah lampu. Faktor produksi lain seperti faktor alam dan tekhnologi pada penelitian ini dianggap sama dan stabil pengaruhnya.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Teknik demikian ini ditempuh berdasarkan pertimbangan bahwa populasi didaerah penelitian mempunyai pola usaha penangkapan ikan dengan menggunakan tipe kapal pukat cincin yang seragam.

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung terhadap nelayan yang menjadi responden, yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan (questioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk menghindari salah pengertian, maka variabel-variabel yang dianalisis perlu diberikan batasan sebagai berikut :

a. Hasil tangkapan (Y), adalah besarnya hasil dari usaha penangkapan yang diperoleh nelayan berupa ikan (kg).

b. Ukuran kapal (X1), adalah bobot kapal kotor

yang dinyatakan dalam Gross Tonage (GT). c. Daya mesin kapal (X2), adalah besarnya

tenaga/kekuatan mesin (motor) kapal yang digunakan dikapal dengan fungsi sebagai penggerak kapal, dinyatakan dalam Horse Power (HP).

d. Panjang jaring pukat cincin (X3), adalah

panjang net (jaring), dihitung dari ujung jaring sebelah kiri sampai ujung jaring sebelah kanan, tidak termasuk panjang tali pelampung utama. Satuan pengukurannya adalah meter (m). e. Dalam jaring pukat cincin (X4), adalah panjang

net (jaring), dihitung dari ujung jaring atas sampai ujung jaring bawah. Satuan pengukurannya adalah meter (m).

f. Jumlah Awak Kapal (X5), adalah nelayan

pekerja dengan tingkat tanggung jawab rendah dan tidak terikat dengan kontrak kerja (orang). g. BBM (X6), adalah jumlah bahan bakar yang

digunakan oleh nelayan pukat cincin untuk melaut, dinyatakan dalam (liter).

h. Jumlah Lampu (X7), adalah jumlah lampu yang

digunakan untuk mengumpulkan ikan di sekitar daerah penangkapan, dinyatakan dalam (unit).

Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan program minitab dan dianalisis dengan menggunakan Model Analisis Regresi Linier Berganda dimana terdapat sejumlah variabel bebas yang dihubungkan dengan satu variabel terikat (tidak bebas). Jika variabel bebas dalam penelitian ini adalah X1, X2, X3,…, X7 dan

variabel terikatnya Y maka bentuk/rumus umum dari Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut [4] :

Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + … + a7 X7 + e

Dimana :

Y = Hasil tangkapan (Kg) X1 = Ukuran kapal (GT)

X2 = Daya mesin kapal (HP)

X3 = Panjang jaring pukat cincin (m)

X4 = Dalam jaring pukat cincin (m)

X5 = Jumlah Awak kapal (orang)

X6 = BBM (L)

X7 = Jumlah Lampu (unit)

a0 = Konstanta

a1, a2, a3,…., a7 = Parameter yang dicari

e = Error

Untuk menguji pengaruh variabel bebas (X1, X2,

X3,…, X7) secara serempak/simultan terhadap

variabel terikat (Y) digunakan Uji F dengan rumus sebagai berikut [4] : F =

)

1

/(

/

k

n

Jk

k

Jk

res reg Dimana : reg

Jk

= Jumlah kuadrat regresi

res

Jk

= Jumlah kuadrat residual eror k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel Dengan kaedah keputusan :

(3)

Bila Fhitung > Ftabel(α = 0,05), maka terima Ha

Selanjutnya untuk menguji keeratan hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3,…, X7)

dengan variabel terikat (Y) digunakan Koefisien Determinasi (R2) dengan rumus sebagai berikut [4]: R2 =

2

)

(

Yi

reg

JK

Dimana : R2 = Koefisien Determinasi

JK(reg) = Jumlah Kuadrat untuk Regresi

∑Yi2 = Jumlah Kuadrat Total

Untuk menguji pengaruh variabel bebas (X1, X2,

X3,…, X7) secara individu/parsial terhadap variabel

terikat (Y) digunakan Uji t dengan rumus sebagai berikut [4] : thitung = i i

Sa

a

Dimana :

ai = Koefisien Regresi Variabel Xi (i = 1, 2, 3,…,

7)

Sai = Standar Error Variabel Xi (i = 1, 2, 3,…, 7)

Dengan kaedah keputusan sebagai berikut : Bila thitung < t tabel(α = 0,05), maka tolak Ha

Bila thitung > t tabel(α = 0,05), maka terima Ha

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa Faktor Produksi yang Berpengaruh terhadap Hasil Tangkapan Nelayan Pukat Cincin

Hasil pengolahan data menghasilkan model pengaruh faktor produksi tersebut terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin sebagai berikut:

Y = 109 + 2,9 X1 + 6,78 X2 + 0,97 X3 - 58 X4 - 0,4

X5 + 3,78 X6 + 23,2 X7

Dari model di atas terlihat bahwa variabel dalam jaring dan jumlah awak kapal memiliki koefisien regresi yang negatif terhadap hasil tangkapan. Sedangkan lima variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang positif. Pengujian secara serempak untuk keberartian regresi diperlihatkan pada Tabel 1. Uji F dengan tingkat kepercayaan 95 % atau (α = 0,05) ternyata model regresi yang diajukan sangat berarti.

Tabel 1. Uji Serempak untuk Fungsi Regresi Hasil Tangkapan Nelayan Pukat Cincin

Sumber Db Jumlah Kuadrat

Rata-rata

Kuadrat Fhit Ftabel P

Regresi 7 489601632 6943090 8,14 2,36 0,00

Residu 28 23894832 853387

Total 35 72496464

Hal ini berarti bahwa ketujuh variabel faktor produksi ukuran kapal (X1), daya mesin kapal

(X2), panjang jaring pukat cincin (X3), dalam

jaring pukat cincin (X4), jumlah awak kapal (X5),

BBM (X6), dan jumlah lampu (X7) secara

serempak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di daerah penelitian.

Keterkaitan atau keeratan hubungan antara variabel ini dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 67,0%.

Koefisien regresi ukuran kapal (a1) sebesar 2,9

yang berarti searah dengan peningkatan hasil tangkapan. Dengan demikian sesuai dengan besaran koefisien regresi maka setiap kenaikan ukuran kapal satu Gross Tonnage (GT) maka akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin sebesar 2,9 kg. Kapal yang berukuran besar umumnya dilengkapi dengan mesin penggerak yang bertenaga besar, mampu membawa awak kapal yang lebih banyak dan jaring yang berukuran besar, serta menampung hasil tangkapan yang lebih banyak. Keterkaitan seluruh faktor input tersebut pada saat pengoperasian alat tangkap akan lebih memudahkan proses penangkapan sehingga secara tidak langsung mampu meningkatkan hasil tangkapan. Besarnya tonnage (ukuran kapal) kapal berhubungan langsung dengan produktifitas dan produksi tangkapan, maka untuk menduga produksi nelayan, disamping didasarkan atas teknologi alat tangkap dan jumlah kapal, juga ditentukan oleh tonnage kapal yang dimiliki [5]. Koefisien regresi daya mesin kapal (a2) sebesar

6,78 yang berarti searah dengan peningkatan hasil tangkapan. Dengan demikian sesuai dengan besaran koefisien regresi maka setiap kenaikan daya mesin kapal satu Horse Power (HP) maka akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin sebesar 6,78 kg. Daya mesin kapal akan menentukan kecepatan kapal saat mengejar gerombolan ikan dan pelingkaran alat tangkap pukat cincin mengelilingi gerombolan ikan yang bergerak. Menurut Wijopriono dan Genisa (2003) [6], kapal dengan kecepatan yang relatif tinggi dapat menghalangi atau menyaingi kecepatan renang

(4)

ikan. Oleh karena itu, kapal yang bergerak relatif lebih cepat dari kecepatan renang ikan akan meningkatkan peluang tertangkapnya ikan. Dengan kekuatan mesin yang besar, maka proses pelingkaran gerombolan ikan juga lebih cepat sehingga kemungkinan ikan untuk lolos juga semakin kecil.

Koefisien regresi panjang jaring pukat cincin (a3)

sebesar 0,97 yang berarti searah dengan peningkatan hasil tangkapan. Peningkatan faktor produksi panjang alat tangkap sebesar satu meter (m) maka akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin sebesar 0,97 kg. Hal ini dikarenakan semakin panjang alat tangkap pukat cincin maka luasan pelingkaran semakin luas, sehingga diharapkan ikan yang berada dalam lingkaran tersebut akan semakin besar jumlahnya.

Koefisien regresi dalam jaring pukat cincin (a4)

sebesar -58 yang berarti berlawanan arah dengan peningkatan hasil tangkapan. Pengurangan faktor produksi dalam jaring pukat cincin sebesar satu meter (m) maka akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin sebesar 58 kg. Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) [7], kedalaman jaring pukat cincin harus ditentukan dengan memperhatikan perilaku dari ikan yang akan ditangkap dan kondisi perairan setempat. Minimum lebar dari jaring dimaksudkan untuk mengikuti kedalaman renang dari gerombolan ikan tersebut.

Koefisien regresi jumlah awak kapal (a5) sebesar

-0,4 yang berarti berlawanan arah dengan peningkatan hasil tangkapan. Penurunan faktor produksi jumlah awak kapal sebesar satu orang maka akan meningkatkankan hasil tangkapan nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin sebesar 0,4 kg. Penggunaan tenaga manusia dibutuhkan untuk menarik pelampung dan badan jaring pada saat penarikan jaring, menata alat tangkap, dan mengangkat hasil tangkapan dari badan jaring ke atas geladak kapal. Jumlah awak kapal yang ikut serta dalam setiap trip opersi penangkapan harus sesuai dengan ukuran kapal. Efisiensi tenaga kerja dalam setiap operasi penangkapan ditujukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Koefisien regresi BBM (a6) sebesar 3,78 yang

berarti searah dengan peningkatan hasil tangkapan. Peningkatan faktor produksi BBM sebesar satu liter (L) maka akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin sebesar 3,78 kg. Kapal pukat cincin dengan kekuatan mesin yang besar perlu didukung dengan pemakaian jumlah BBM yang seimbang. BBM mempengaruhi jumlah hasil tangkapan karena dengan banyaknya pemakaian BBM kecepatan kapal

lebih cepat untuk melingkari alat tangkap dan jangkauan operasi lebih jauh.

Koefisien regresi jumlah lampu (a7) sebesar 23,2

yang berarti searah dengan peningkatan hasil tangkapan. Peningkatan faktor produksi jumlah lampu sebesar satu unit maka akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan menggunakan alat tangkap pukat cincin sebesar 23,2 kg. Hal ini memperlihatkan bahwa dengan bertambahnya penggunaan lampu dalam pengoperasian pukat cincin maka hasil tangkapan juga akan meningkat dengan tingkat optimum jumlah lampu. Lampu dipergunakan sebagai alat bantu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan gerombolan ikan sehingga memudahkan operasi penangkapan. Penggunaan lampu ini memanfaatkan sifat ikan-ikan pelagis kecil yang fototaksis positif terhadap cahaya, artinya bahwa jika terdapat sumber cahaya, maka ikan akan mendekati sumber cahaya tersebut. Dengan pemakaian jumlah lampu yang lebih banyak, maka daerah perairan yang dipengaruhi oleh cahaya akan semakin luas sehingga ikan yang datang mendekati daerah penangkapan juga semakin besar. Dengan demikian, maka kemungkinan ikan untuk tertangkap juga semakin banyak. Ayodhyoa (1981) [8], menyatakan bahwa mekanisme tertariknya ikan terhadap cahaya belum diketahui dengan jelas, namun diduga berkumpulnya ikan-ikan tersebut disebabkan oleh keinginan mencari intensitas cahaya yang sesuai.

Selanjutnya untuk analisis secara parsial, maka uji t digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel faktor produksi terhadap hasil tangkapan (Tabel 2). Hasil pengujian secara parsial ini memperlihatkan bahwa hanya BBM yang memberikan pengaruh nyata secara langsung terhadap hasil tangkapan pukat cincin pada tingkat kepercayaan 95%.

Tabel 2. Hasil Analisis Parsial Faktor Produksi Pukat Cincin dengan Menggunakan Uji t.

Sumber Koefisien regresi

Standar

error coef thit P

Variabel 109 6274 0,02 0,986 X1 (ukuran kapal) 2,87 34,75 0,08 0,935 X2 (daya mesin 6,776 8,727 0,78 0,444

(5)

kapal) X3 (panjan g jaring pukat cincin) 0,966 2,585 0,37 0,712 X4 (dalam jaring pukat cincin -58,5 117,2 -0,5 0,622 X5 (jumlah awak kapal) -0,37 40,83 -0,01 0,993 X6 (BBM) 3,7786 0,5859 6,45 0,000 X7 (jumlah lampu) 23,2 18,86 1,23 0,229 Keterangan: ttabel (0,05) = 2,031

Faktor produksi ukuran kapal, kekuatan mesin, panjang jaring, dalam jaring, awak kapal, dan jumlah lampu berpengaruh tidak nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin karena nilai thitung yang

diperoleh lebih kecil daripada nilai ttabel pada tingkat

kepercayaan 95%.

Faktor produksi ukuran kapal (X1) berpengaruh

tidak nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin. Faktor ukuran kapal berpengaruh terhadap ukuran kekuatan mesin yang digunakan, stabilitas kapal dan kemampuan kapal dalam menampung hasil tangkapan dalam palka. Stabilitas kapal yang baik untuk pukat cincin dibutuhkan karena alat tangkap pukat cincin yang memiliki beban berat tersebut diletakkan pada salah sisi lambung kapal dan pada saat melakukan pelingkaran jaring, sebagian awak kapal akan berada pada sisi tersebut. Kapal yang berukuran besar juga mampu menampung hasil tangkapan yang banyak, namun hasil tangkapan yang diperoleh bergantung pada produktivitas alat tangkap dan kondisi sumberdaya.

Faktor produksi daya mesin kapal (X2) berpengaruh

tidak nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin. Hal ini diduga kemungkinan besar gerombolan ikan yang menjadi tujuan penangkapan pukat cincin telah terkumpul dalam suatu area penangkapan (catchable area) yang aman karena penggunaan alat bantu lampu dan rumpon sehingga tidak membutuhkan daya mesin yang besar untuk mengejarnya.

Faktor produksi panjang jaring (X3) berpengaruh

tidak nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin. Hal ini dikarenakan semakin panjang alat tangkap maka luasan pelingkaran semakin luas, sehingga

diperlukan waktu yang lama dalam proses pelingkaran jaring tersebut.

Demikian juga untuk faktor produksi dalam (X4)

berpengaruh tidak nyata terhadap hasil tangkapan dengan dugaan bahwa target penangkapan pukat cincin adalah ikan-ikan pelagis kecil yang swimming layer nya berada pada kedalaman yang dapat dijangkau.

Faktor produksi awak kapal (X5) berpengaruh

tidak nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin. Secara manual, Awak Kapal terutama diperlukan pada saat melakukan penarikan tali pengerut jaring sehingga ikan yang berada di bagian bawah jaring tidak meloloskan diri dari celah yang terbuka. Pada kapal pukat cincin di Lampulo, proses ini dilakukan dengan bantuan capstan sehingga tidak memerlukan tenaga manusia yang banyak. Penggunaan capstan ini dapat mempercepat proses penarikan jaring sehingga peluang ikan untuk meloloskan diri kecil dan hasil tangkapan dapat meningkat. Penggunaan tenaga manusia (awak kapal) dibutuhkan untuk menarik pelampung dan badan jaring pada saat penarikan jaring, menata alat tangkap, dan mengangkat hasil tangkapan dari badan jaring ke atas geladak kapal.

Untuk faktor produksi BBM (X6) hasil uji t

menunjukkan bahwa BBM berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin karena BBM digunakan sebagai tenaga penggerak mesin jalan dan mesin lampu dalam melakukan operasi penangkapan. BBM merupakan salah satu dari faktor sarana produksi yang merupakan inti dari berbagai faktor produksi lainnya. Tanpa tersedianya BBM maka tidak mungkin dilaksanakan kegiatan operasi penangkapan ikan. Ketersediaan BBM dalam jumlah yang tepat akan mempengaruhi kelancaran proses produksi dan jangkauan operasi penangkapan lebih jauh. Faktor produksi jumlah lampu (X7) berpengaruh

tidak nyata terhadap hasil tangkapan. Lampu merupakan salah satu alat bantu penangkapan yang digunakan pada kapal pukat cincin yang memanfaatkan cahayanya untuk memikat ikan yang bersifat fototaksis positif. Penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya lampu hanya terfokus pada sekitar cahaya, sehingga pelingkaran jaring hanya berada pada sekitar cahaya lampu. Dengan demikian, penangkapan dengan bantuan cahaya lampu hanya dapat dilakukan pada malam hari.

Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan yang diperoleh kapal pukat cincin selama penelitian meliputi jenis ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Ikan yang paling banyak tertangkap adalah jenis ikan Cakalang

(6)

(Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis thazard), tongkol gepeng (Euthynnus affinis), ikan tongkol sisik (Thunnus alalunga), ikan rambe (Alectis ciliaris), ikan tongkol mata besar (Thunnus obesus), ikan dencis (Sardinella schanum) dan ikan-ikan pelagis kecil lainnya. Nelayan pukat cincin di Lampulo juga telah menggunakan alat bantu penangkapan seperti rumpon, lampu, GPS dan Echosounder.

KESIMPULAN

1. Secara simultan, faktor produksi dengan variabel ukuran kapal, daya mesin kapal, panjang jaring pukat cincin, dalam jaring pukat cincin, jumlah ABK, BBM, dan jumlah lampu berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Banda Aceh.

2. Secara parsial, hanya faktor produsi BBM yang berpengaruh nyata terhadap kenaikan hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Banda Aceh. Sedangkan keenam variabel lainnya (ukuran kapal, daya mesin kapal, panjang jaring pukat cincin, dalam jaring pukat cincin, jumlah ABK, dan jumlah lampu) tidak berpengaruh nyata.

REFERENSI

1. BPS NAD, 2009, Aceh Dalam Angka, Kerjasama badan pusat statistik dan badan perencanaan pembangunan daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009, Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Aceh Tahun 2008, Banda Aceh.

3. A. Satria, 2009, Ekologi Politik Nelayan, PT LKiS Pelangi Aksara, Bandung.

4. Sudjana, 1992, Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

5. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 2005, Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran Volume Palkah Kapal Perikanan, Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan, Jakarta. 6. Wijopriono dan A. S. Genisa, 2003, Kajian

Terhadap Laju Tangkap Dan Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Mini Di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah, Torani, Vol. 13 (1) Maret 2003 : 44-50.

7. Sudirman dan A. Mallawa, 2004, Teknik Penangkapan Ikan, Rineka Cipta, Jakarta. 8. Ayodhyoa, 1981, Metode Penangkapan Ikan,

Gambar

Tabel  1.  Uji  Serempak  untuk  Fungsi  Regresi  Hasil  Tangkapan Nelayan Pukat Cincin
Tabel  2.    Hasil  Analisis  Parsial  Faktor  Produksi  Pukat  Cincin  dengan  Menggunakan  Uji t

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi analisis multi-unsur yang disertai perhitungan ketidakpastian unsur pada mineral zirkon yang berasal dari Sampit, Kalimantan Tengah dan Pulau Bangka

Grigis Tinular Harso, 2013 Penerimaan Asas Tunggal Pancasila Oleh Nahdlatul Ulama: Latar Belakang dan Proses 1983-1985 Universitas Pendidikan Indonesia |

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan memakai prosedur statistik penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: Terdapat hubungan yang signifikan

Pada tahap design , kegiatan design dilakukan untuk memecahkan permasalahan kurang optimalnya pelayanan fakultas dalam hal penerbitan dokumen formal akademik berupa

Hasil dari penelitian tersebut adalah suatu sistem e-learning berbasis knowledge management yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

tidaknya pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran IPS di SMPN Kota Singaraja Uji t perhitungan dibantu dengan IBM SPSS 16 for

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang berjudul

Sementara hasil penelitian Sutikno (2003) di SMK Swasta Kota Salatiga; Andreas (2011) di YPE GKI Salatiga dan Musrifah (2011) di SD Kecamatan Sidorejo Kota