PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
BPJS KETENAGAKERJAAN
Tahun 2015
Sistem Proses Struktur ORGAN
BPJS Ketenagakerjaan
Meningkatkan:
1. Keberhasilan Usaha 2. Akuntabilitas
Mewujudkan NILAI TAMBAH bagi Stakeholder
Peraturan Perundang-
undangan
Kode Etik
DEFINISI TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN
No Keterangan Penjelasan 1 Perkembangan Korporasi Agency Theory
Asimetri Informasi 2 Perkembangan Lingkungan
Bisnis
Lingkungan dan landscape ekonomi yang berbeda
3 Perkembangan Pasar Modal Keamanan dana dan return
4 Krisis Ekonomi Tahun 1997 - 1998
Depresiasi nilai rupiah, neraca pembayaran negatif, inflasi tinggi, PHK.
5 Sustainability Keberlangsungan usaha
Kenapa Diperlukan
Good Governance?
No PT. JAMSOSTEK (Persero) BPJS KETENAGAKERJAAN
1 PT yang dibentuk berdasarkan Akte Notaris
Badan Hukum Publik yang dibentuk berdasarkan UU
2 Bertanggungjawab ke Pemegang Saham (Menteri Negara BUMN)
Bertanggungjawab kepada Presiden
3 Mencari Laba Nirlaba
4 RUPS -
5 Dewan Komisaris Dewan Pengawas (melaksanakan tugas Dewan
Komisaris serta sebagian fungsi RUPS yaitu menetapkan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran
Tahunan)
6 Iuran : Peserta dan Pemberi Kerja Iuran : Peserta, Pemberi Kerja dan/atau Pemerintah.
7 Pemeriksa:
KAP
BPK
- Laporan ke Presiden tembusan DJSN - Pemeriksa/Pengawas :
Sesuai UU BPJS, pemeriksaan oleh KAP
Sebagai lembaga negara, pemeriksaan oleh BPK
Atas produk Keuangan Non Perbankan, pengawasan dilakukan oleh OJK
Perbedaan
PT. Jamsostek (Persero) dengan BPJS Ketenagakerjaan
GOVERNANCE PRINCIPLES T
RANSPARENCYA
CCOUNTABILITYR
ESPONSIBILITYI
NDEPENDENCYF
AIRNESSP
REDICTABILITYP
ARTICIPATIOND
YNAMISMPrinsip-Prinsip Good Governance
Transparency Keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan informasi yang material dan relevan.
Accountability Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban dari Organ BPJS Ketenagakerjaan.
Responsibility Kesesuaian pengelolaan BPJS Ketenagakerjaan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Independency Pengelolaan yang profesional yang bebas dari benturan kepentingan atau tekanan dan pengaruh pihak lain.
Fairness Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak para pemangku kepentingan
Predictability Penerapan hukum, kebijakan dan peraturan secara konsisten
Participation Memberikan edukasi secara aktif dan kesempatan keterlibatan pemangku kepentingan secara efektif
Dynamism Inovasi dalam tata kelola atau perubahan yang positif, efeknya adalah untuk menciptakan efisiensi dan meningkatkan performance lembaga
T
A
R
I
F
P
P
D
Tujuan Penerapan GG
Keputusan dan tindakan
Kepatuhan
Kontribusi
BPJS Ketenagakerjaan
Prinsip GG:
TARIFPPD
Nilai Moral dan Etika
Peraturan
Perundang-undangan
Perekonomian Nasional Meningkatkan kinerja
dan nilai
BPJS Ketenagakerjaan
Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan
Tujuan Penerapan Good Governance di
BPJS Ketenagakerjaan
PENGAWASAN PERTANGGUNGJAWABAN
(PELAPORAN)
PERENCANAAN PELAKSANAAN
Apa sajakah yang harus
Good Governance?
Pelaksanaan Prinsip
Good Governance BPJS Ketenagakerjaan
Peraturan Dewan Pengawas dan Peraturan Direksi
Pelaksanaan prinsip tata kelola yang baik paling kurang diwujudkan dalam:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Pengawas;
b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite dan Divisi yang menjalankan fungsi pengendalian;
c. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;
d. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;
e. Pengadaan barang dan jasa;
f. Rencana jangka panjang dan rencana kerja dan anggaran tahunan;
g. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan; dan h. Penerapan pengelolaan dana secara hati-hati.
Struktur Good Corporate Governance PT. Jamsostek (Persero) tahun 2013
RUPS
Direksi Dewan Komisaris
Biro Sekretariat Perusahaan
Biro Pengawasan Intern
Komite Investasi dan Mgt Risiko
Komite Integritas dan Antisuap
Sekretaris Dewan Komisaris
Komite Audit
Sistem Manajemen Risiko SistemTeknologi Informasi Sistem Pengendalian Intern
Struktur Good Governance BPJS Ketenagakerjaan
PRESIDEN
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
Direksi Dewan
Pengawas
Sekretaris Dewas
Komite Audit dan Aktuaria
Komite Pemantau Manajemen Risiko
Komite Pengawas Kebijakan Pengelolaan dan Kinerja
Divisi Sekretaris Badan
Satuan Pengawas Internal
Divisi Manajemen Risiko
Divisi Kepatuhan dan Hukum
Komite Manajemen Risiko
Komite Investasi
Sistem Manajemen Risiko
Sistem Teknologi Informasi
Sistem Pengendalian Intern
Pengawasan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja
Organ BPJS Ketenagakerjaan
Otoritas Jasa Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan
Kantor Akuntan Publik
Hubungan Organ BPJS Ketenagakerjaan
PRESIDEN
DEWAN PENGAWAS Formal Kelembagaan DIREKSI Fungsi Pengurusan Fungsi Pengawasan
Dewan Pengawas menghormati tanggung jawab dan wewenang Direksi dalam mengelola BPJS Ketenagakerjaan.
Direksi menghormati tanggung jawab dan wewenang Dewan Pengawas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan BPJS Ketenagakerjaan.
Dewan Pengawas berhak memperoleh data dan informasi tentang pengelolaan BPJS Ketenagakerjaan secara akurat, lengkap dan tepat waktu untuk ditelaah.
Direksi bertanggungjawab atas akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian data dan informasi BPJS Ketenagakerjaan kepada Dewan Pengawas
Good Governance
Pola Hub Harmonis:
Dewas, Direksi dan Pemangku Kepentingan
Proses Transparan:
Tujuan, Pencapaian dan Kinerja
Good
Governance
Profit (Value) People Planet (CSR) Happy Stakeholders
NO INFRASTRUKTUR PERATURAN/KEPUTUSAN
1 Peraturan Direksi PERDIR/01/042014
2 Peraturan Dewan Pengawas PER/01/DEWAS/052014
3 Standar Waktu Tingkat Kesegeraan Pengambilan Keputusan Rapat Direksi
PERDIR/37/092015
4 Pedoman Tata Kelola Yang Baik PERDIR/18/092015 5 Kode Etik BPJS Ketenagakerjaan PERDIR/103/092015 6 Pedoman Kepatuhan LHKPN
7 Pedoman Pengendalian Gratifikasi
8 Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran
9 Pedoman Benturan Kepentingan PERDIR/38/092015 10 Pedoman Pengendalian Informasi
11 Pedoman Sistem Pengendalian Intern 12 Piagam Satuan Pengawas Internal
Infrastruktur Good Governance
BPJS Ketenagakerjaan
NO INFRASTRUKTUR PERATURAN/KEPUTUSAN 13 Penunjukan Direktur Umum dan SDM Sebagai
Penanggung Jawab Penerapan Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) di BPJS
Ketenagakerjaan
14 Pedoman Pengendalian Kecurangan (Fraud Control System)
KEP/04/012015
15 Program Orientasi Bagi Direksi PERDIR/35/092015 16 Indikator/Parameter Penilaian (Assessment) dan
Pengukuran Atas Penerapan Tata Kelola Yang Baik (Good Governance)
PERDIR/39/092015
17 Pedoman Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
PERDIR/50/092015
Infrastruktur Good Governance
BPJS Ketenagakerjaan
Tagline Good Governance
Sebagai bagian dari kampanye atas penerapan GG dan untuk meningkatkan kesadaran akan penerapan GG maka digunakan tagline:
RUMAH GOVERNANCE
DAN
GOOD GOVERNANCE
MATURITY LEVEL
Governance Structure Governance Outcome
Model Penerapan Good Governance
RUMAH GOVERNANCE
GOVERNANCE PRINCIPLES
GOVERNANCE STRUCTURE GOVERNANCE
PRINCIPLES
GOVERNANCE PROCESS
GOVERNANCE OUTCOME
Merupakan salah satu fondasi bagi terbentuknya Good Governance secara terencana, sistemik, dan berkelanjutan
Governance Structure menggambarkan struktur yang membangun infrastruktur tata kelola sebuah lembaga.
Rumah yang kokoh disamping memiliki fondasi yang kuat namun juga ditopang oleh tiang-tiang yang kuat. Governance Process memegang peran penting agar penerapan GG berjalan sesuai harapan dan sesuai Best Practices
Governance Outcome merupakan manifestasi atas implementasi Good Governance secara terencana, sistemik, dan berkelanjutan.
GG MATURITY LEVEL
LEVEL 1 Ad Hoc
LEVEL 2 Initial
LEVEL 4 Governed LEVEL 3
Managed
LEVEL 5 Citizenship 10 ASPEK
PENGUKURAN
Komitmen Struktur Infrastruktur Internal Control &
MR
Disclosure
Assessment
BPJS telah dikelola dengan komitmen dan spirit Tata Kelola Yang Baik dan secara internal insan lembaga telah memahami pentingnya penerapan tata kelola dan mulai tumbuh berbagai inisitif dalam pembentukan budaya organisasi berbasis governance
dan business ethic
Stakeholder Engagement
Governance Outcome
CSR &
Sustainability
Governance Culture
GG MATURITY LEVEL
10 Aspek Pengujian GG Maturity Level (1)
Aspek Level 1:
Adhoc
Level 2:
Initial
Level 3:
Managed
Level 4:
Governed
Level 5:
Citizenship
Komitmen Tidak Ada Mulai Ada Komitmen Kuat Komitmen Kuat dan
berkesinambungan
Komitmen Kuat dan Berkesinambungan Struktur
Penanggung Jawab
Tidak Ada atau bersifat Adhoc
Terdapat penanggung jawab secara jelas
Terdapat unit khusus penanggung jawab
• Unit Khusus
• Salah satu anggota Direksi
• Unit Khusus
• Salah satu anggota Direksi
Infrastruktur GG
Belum ada
• Code of GG
• Code of Conduct
• Charter Internal Audit
• Code of GG
• Code of Conduct
• Board Manual
• Charter Internal Audit
• Charter Komite
• Code dan Pedoman Lengkap
• Best Practices
• Beyond Compliance
• Code dan Pedoman Lengkap
• Best Practices
• Beyond Compliance
Pengendalian Internal dan Manajemen
Risiko
Terbatas
• Terdapat sistem pengendalian internal formal
• Penerapan
manajemen risiko masih terbatas pada area tertentu
• Pengendalian
internal berjalan baik
• Perusahaan mulai menerapkan Enterprise Risk Management
• Pengendalian internal berbasis COSO
• Penerapan ERM dan ISO 31000 atau COSO
• Mengukur tingkat kematangan risiko
• Pengendalian Internal dan Manajemen Risiko telah tumbuh menjadi budaya
• Benchmark penerapan
GG MATURITY LEVEL
10 Aspek Pengujian CG Maturity Level (2)
Aspek Level 1:
Adhoc
Level 2:
Initial
Level 3:
Managed
Level 4:
Governed
Level 5:
Citizenship
Pengukuran GG
Belum dilakukan Mulai melakukan (self assessment)
• Melakukan Independent Assessment
• Masuk kategori
“Cukup Baik”
• Teratur melakukan pengukuran GG
• Masuk kategori
“Baik”
• Hasil pengukuran diungkapkan dalam AR
• Teratur melakukan pengukuran GG
• Masuk kategori
“Sangat Baik”
• Hasil pengukuran diungkapkan dalam AR
Disclosure &
Transparency
• Adhoc
• Website perusahaan masih sederhana
• Tidak terdapat informasi GG
• Bagian proses bisnis
• Website perusahaan mulai sesuai best practices
• informasi GG di website terbatas
• Profesional &
Comply
• Website perusahaan mulai sesuai best practices
• informasi GG di website terbatas
• Beyond Compliance
• Menu khusus GG di website
• Menu khusus TJSL
• Annual Report sesuai best practices
• Beyond Compliance
• Menu khusus GG di website dan
lengkap
• Menu khusus TJSL
& Sustainability
• AR benchmark
Stakeholder
Engagement Belum mengenal Terbatas Internal & Eksternal Sesuai Best Practices Advanced
GG MATURITY LEVEL
10 Aspek Pengujian GG Maturity Level (3)
Aspek Level 1:
Adhoc
Level 2:
Initial
Level 3:
Managed
Level 4:
Governed Level 5:
Citizenship
Outcome
Perusahaan belum menyadari manfaat
penerapan GG
Perusahaan
menyadari manfaat GG bagi citra dan kepatuhan
• Meningkatkan kepatuhan dan eksposur lembaga
• Tumbuh citra positif
• Mulai dikenal lembaga ber GG
• Tumbuh citra positif
• Kinerja Operasional
& Keuangan
• Kinerja Saham
• Market Confidence
• Kinerja Operasional
& Keuangan
• Kinerja Saham
• Citra dan Reputasi
• Budaya Perusahaan
• Market Confidence
TJSL dan
Sustainability Belum dikenal Mulai dikenal terbatas
Dikenal dan
diterapkan terbatas
• Blue Print TJSL
• Road Map TJSL &
Sustainability
• Sustainability Reporting
• Blue Print TJSL
• Road Map TJSL &
Sustainability
• SR Reporting
• Komunikasi GG
Budaya GG Belum terbentuk Belum terbentuk
Mulai Terbentuk namun bersifat Eksklusif
• Menjadi budaya namun masih terbatas
• Memiliki inisiatif internalisasi
• Menjadi budaya dan inklusif
• Inisitaif internalisasi menjadi benchmark