ULANG TAHUN SIDOGIRI KE 270
Selamat ulang tahun sidogiri Selamat ulang tahun sidogiri
Maafkan kami, maafkan kami yang telah membuatmu sedih Diusiamu yang ke 270
Maafkan kami yang seakan tidak faham pada peraturanmu Maafkan kami yang jarang patuh pada petuahmu
Maafkan kami, Maafkan kami
Kami adalah santrimu
Yang datang dengan penuh harap Barokah ilmumu, barokah mentaatimu
Tapi itu dulu saat pertama kali kami injakkan kaki ditanahmu
Sidogiri Kami berikrar
Saya menjadi santri pondok pesantren sidogiri Dengan penuh kesadaran dan keinsafan Tapi lihatlah
Kesadaran kami hanya saat disidang
Keinsafan kami hanya saat kepergok keamanan Taat kala berhadapan
Tapi dibelakang melanggar
Saya berjanji akan selalu tunduk pada keputusan pimpinan pengurus pondok pesantren sidogiri Serta memegang teguh disiplin santri
Betul…
Kami tundukkan kepala hanya karena lewatnya majelis keluarga Kami disiplin musyawaroh karena gerbang dijaga
Kami duduk manis bila ada maunya saja
Saya berjanji akan giat menuntut ilmu dan melaksanakan kewajiban2 saya sebagai seorang santri Tapi… kami hanya giat belajar pada malam2 awal ujian
Masjid, pesarean, ruang-ruang bergemuruh oleh suara kami Bahkan kepasar dan kedapur pun kitab maki tenteng
Bersama setumpuk rangkuman dan soalan Seakan 24 jam masih kurang
Kami juga belum bisa introspeksi ketika salah menimpa diri
Malah kami sibuk acungkan telunjuk kiri kanan mencari kambing hitam Hingga labsoma pun tak luput dari hujatan
Entah setan mana yang merasuki jiwa kami Hingga apapun mudah kami salah pahami
Sidogiri…
Maafkan kami, Maafkan kami
Kami semakin sering lupa bahwa kami adalah santri Tak jarang kami berlagak yang punya pesantren Dengan gaya sok sibuk kami tinggalkan kegiatan Dengan berwibawa kami berbuat semena-mena Padahal kami semua adalah santri
Seperti dauh kyai kholil nawawi
Saya berjanji akan menyumbangkan tenaga, pikiran dan harta menurut kemampuan saya Untuk kepentingan agama dan pondok pesantren sidogiri
Tapi ternyata janji kami hanya dimulut saja
Kami masih gengsi tuk sekedar membuang sampah pada tempatnya Kami lebih senang kasti dan folly daripada kerja bakti
Rp.500 kami pikirkan matang-matang tuk disumbangkan Tapi Rp.5000 untuk mayoran sama sekali kami tak keberatan Janji-janji itu kami ucapkan sepenuh hati seraya memejamkan mata Dihadapan pengurus dan orang tua
Tapi kami masih terlalu lemah tuk selalu tegak dijalan patuh Langkah kami semakin berat terbelenggu godaan-godaan
Mengikuti langkah para masyayikh menuju kebenaran- kebenaran
Selamat ulang tahun sidogiri Maafkan kami
Sebenarnya kami iri dengan cerita santri-santrimu tempo dulu Yang lebih kerasan di pesarean dari pada pasar atau lapangan Yang lebih suka puasa dari pada pesta pora
Yang lebih senang belajar walau dibawah sinar dammar
Meski hanya tamatan ibtidaiyah Mereka pintar baca kitab
Sementara sebagian kami yang lulusan aliyah pun baca kitab masih megap-megap
Astaghfirullah…. Ada apa dengan kami
Padahal kami juga makan seperti mereka Bahkan lebih banyak dan lebih enak Kami juga belajar seperti mereka
Bahkan kami punya teori sedang mereka tidak Ada apa dengan kami
Dari awal sampai akhir tahun di didik dengan aneka ilmu kebenaran Namun kelakuan kami tak jua kunjung benar
Bahkan kami semakin pintar membedakan mana wali kelas dan mana yang bukan Pelajaran akhlak hanya kami jadikan pelengkap nilai raport
Maka tak heran kalau kami tak mengenal kata sungkan
Apakah karena dulu tak ada indomie hingga banyak yang jadi kyai Apakah karena dulu tak ada jisamsu santrinya pandai menahan nafsu Ataukah memang kami menjelma penghianat yang tak tau malu
Selamat ulang tahun sidogiri Maafkan kami
Kami masih belum bisa se alim kyai kholil, se waro’ kyai hasani Kami masih belum bisa se dermawan kyai nawawi
Dan se istiqomah kyai abd alim Kami belum bisa apa-apa
Sedang dalam 24 jam saja bisa selamat dari sebuah pelanggaran Kami masih kesulitan
Kami sadar meski hatam al-qur’an 41 kali pun
Takkan cukup menebus dosa-dosa kami padamu sidogiri Apalagi cuma hatam 1 kali
Namun, izinkan kami memohon
Akuilah kami yang hina ini sebagi salah satu santrimu
Agar di akhirat kelak Rasulullah sudi melirik kami yang bersamamu