• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interest Students X Class Of Audio Video Skills Competency SMK N 3 Yogyakarta In Participating Line Follower Robotic Extracurricular.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Interest Students X Class Of Audio Video Skills Competency SMK N 3 Yogyakarta In Participating Line Follower Robotic Extracurricular."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN

AUDIO VIDEO SMK N 3 YOGYAKARTA DALAM MENGIKUTI

EKSTRAKURIKULER ROBOTIK LINE FOLLOWER

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik S1

Oleh :

ANDY AULA NIM. 08502241003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

“Hai orang

-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,

niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”

(QS. Muhammad 47:7)

“Tiap

-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji

kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang

sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-

lah kamu dikembalikan”

(QS. Al-

Anbiya’ 21:35)

“Di tempat

-tempat yang cintanya paling besar, di situlah terjadi

berbagai keajaiban”

(Nilla Gather, 1873-1947)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini, sebagai tanda bakti kepada :

● Ayah dan Ibu yang saya hormati dan saya sayangi, terimakasih atas semua dukungan baik materiil dan non materiil sehingga dengan izin Allah SWT dan do’a restumu saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Biarpun selama beberapa tahun ini saya tidak pernah bertemu denganmu, namun keyakinan dalam hati saya tetap kuat

untuk bertahan disini, membawa segenap harapan dan do’a dari ayah dan ibu, inilah sepenggal janji yang sudah dapat saya tepati dalam beberapa tahun ini.

● Kakak dan adik saya tercinta, yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan disaat saya sedang mengalami masa-masa sulit dan penuh tekanan dalam kehidupan saya.

● Teman-teman SMP saya, yang bersedia menjadi tempat persinggahan semantara disaat saya mengalami kejenuhan saat berada di ruamh.

● Teman-teman jurusan elektronika kelas A yang selalu membuat saya tertawa dan memberikan dukungan akan arti sebuah persahabatan yang tiada akirnya.

● Penasihat akademik saya, Bpk. Slamet, M.Pd. yang selalu memotivasi, mengarahkan perjalanan akademik saya sehingga semagat saya terus ada dalam diri ini untuk menyelesaikan penelitian saya.

● Pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu disini.

Terimakasih atas semua dukungan dan do’anya sehingga penelitian ini

selesai sesuai dengan target dan rencana saya, semoga kebaikan do’a dan harapan

(7)

vii

ABSTRACT

Interest Students X Class Of Audio Video Skills Competency SMK N 3 Yogyakarta In Participating

Line FollowerRobotic Extracurricular By:

Andy Aula 08502241003

The purpose of final project this thesis is: (1) determine the effect of intrinsic factors to the interest students X class of audio video skills competency SMK N 3 Yogyakarta in participating line follower robotic extracurricular, (2) determine the effect of extrinsic factors to the interest students X class of audio video skill competency SMK N 3 Yogyakarta in participating line follower robotic extracurricular, (3) determine the effect of intrinsic and extrinsic factors to the interest students X class of audio video skill competency SMK N 3 Yogyakarta in participating line follower robotic extracurricular.

This study used survey research methods, variables in this study is interest students X class of audio video skill competency SMK N 3 Yogyakarta in participating line follower robotic extracurricular divided into intrinsic factors (X1), extrinsic factors (X2), and extracurricular (Y). The population in this study is

X class of audio video skills competency force 2012/2013 which amounts to 68 students. Data collection techniques in this study is questionnaire likert scale measuring. The number of questions in the questionnaire is 60 items, and items that fall is 14 items, so that valid and reliable items totaling is 56 items. Techniques of analysis in this study is a multiple regression analysis.

The results of this study are : (1) interest students X class of audio video skills competency SMK N 3 Yogyakarta in participating line follower robotic extracurricular that is equal to 0,372 then the value consulted with Rtable intrinsic

factors bring low influence to interest students in participating line follower robotic extracurricular and the effective contribution of intrinsic factor is 23,41%, (2) interest students X class of audio video skills competency SMK N 3 Yogyakarta in participating line follower robotic extracurricular that is equal to 0,429 then the value consulted with Rtable extrinsic factors bring moderate

influence to interest students in participating line follower robotic extracurricular and the effective contribution of extrinsic factor is 30,88%, (3) there is a significant effect between intrinsic and extrinsic factors on interest students X class of audio video skills competency SMK N 3 Yogyakarta in participating line follower robotic extracurricular, this is indicated with correlation coefficient is 0,737, coefficient of determination is 0,543, effective contribution of intrinsic factor is 23,41%, and effective contribution of extrinsic factor is 30,88%.

(8)

viii

ABSTRAK

MINAT SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO SMK N 3 YOGYAKARTA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER

ROBOTIK LINE FOLLOWER

Oleh : Andy Aula 08502241003

Tujuan tugas akhir skripsi ini adalah : (1) mengetahui pengaruh faktor intrinsik terhadap minat siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower, (2) mengetahui pengaruh faktor ekstrinsik terhadap minat siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower, (3) mengetahui pengaruh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik terhadap minat siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey, variabel dalam penelitian ini adalah minat siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower yang terbagi dalam faktor intrinsik (X1), faktor ekstrinsik (X2), dan ekstrakurikuler (Y).

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Audio Video angkatan 2012/2013 yang berjumlah 68 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pengukuran skala likert. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner yaitu 60 item,dan item yang gugur yaitu 14 item sehingga item valid dan reliabel berjumlah 56 item. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu dengan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini adalah : (1) minat siswa kelas X kompetensi keahlian audio video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower yaitu sebesar 0,372 kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan Rtabel

faktor intrinsik memberikan pengaruh rendah terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower dan sumbangan efektif faktor intrinsik sebesar 23,41%, (2) minat siswa kelas X kompetensi keahlian audio video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower

yaitu sebesar 0,429 kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan Rtabel faktor

ekstrinsik memberikan pengaruh sedang terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower dan sumbangan efektif faktor ekstrinsik sebesar 30,88, (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik terhadap minat siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,737, koefisien determinasi sebesar 0,543, sumbangan efektif faktor intrinsik sebesar 23,41%, dan sumbangan efektif faktor ekstrinsik sebesar 30,88%.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

segala limpahan rahmat, taufik, hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Minat Siswa Kelas X Jurusan

Audio Video SMK N 3 Yogyakarta Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Robotik

Line Follower”. Shalawat serta salam senatiasa tercurah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya yang selalu istiqomah

berada dijalan-Nya.

Dalam menyelesaikan proyek akhir ini tidak lepas dari bantuan, arahan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku Rektor Universitas

Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Muhammad Munir, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Elektronika.

4. Bapak Handaru Jati, Ph.D. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan

Teknik Elektronika.

5. Bapak Slamet, M.Pd. selaku Penasehat Akademik.

(10)

x

7. Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik yang selalu memberikan bantuan, doa,

dukungan, dan semangat yang tiada henti.

8. Rekan-rekan kelas A Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika UNY

2008 yang telah menjadi teman dan sahabat penulis selama ini, semoga

persaudaraan kita selalu terjaga.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu hingga tersusunnya laporan tugas akhir skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu sangat terbuka oleh semua pihak untuk

memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan

laporan ini. Semoga laporan tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan, pembaca pada umumnya, dan penulis ada khususnya.

Yogyakarta, 19 September 2012

(11)
(12)

xii

C. Variabel Penelitian ... 61

D. Paradigma Penelitian ... 62

E. Populasi ... 63

F. Definisi Operasional Variabel ... 63

G. Teknik Pengumpulan Data ... 63

H. Instrumen Penelitian ... 64

I. Uji Coba Instrumen ... 67

J. Teknik Analisa Data ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Deskripsi Data ... 80

B. Uji Persyaratan Analisis ... 91

C. Pengujian Hipotesis ... 93

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Populasi ... 63

Tabel 2. Pemberian Skor Item Jawaban ... 65

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 66

Tabel 4. Validitas Instrumen ... 68

Tabel 5. Reliability Statics ... 70

Tabel 6. Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen ... 70

Tabel 7. Kategori Kecenderungan ... 73

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor Intrinsik ... 81

Tabel 9. Kategori Kecenderungan Faktor Intrinsik ... 81

Tabel 10. Distribusi Kecenderungan Seluruh Faktor Intrinsik ... 82

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Faktor Ekstrinsik ... 85

Tabel 12. Kategori Kecenderungan Faktor Ekstrinsik ... 86

Tabel 13. Distribusi Kecenderungan Seluruh Faktor Ekstrinsik ... 87

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Ekstrakurikuler ... 89

Tabel 15. Kategori Kecenderungan Ekstrakurikuler ... 90

Tabel 16. Uji Normalitas Kolmogolov-Smirnov ... 91

Tabel 17. Uji Linieritas X1 Terhadap Y ... 91

Tabel 18. Uji Linieritas X2 Terhadap Y ... 92

Tabel 19. Uji Multikolinieritas X1 dan X2 ... 92

Tabel 20. Distribusi Regresi Ganda X1 dan X2 Terhadap Y ... 94

Tabel 21. Koefisien Korelasi ... 95

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses Terjadinya Motivasi ... 18

Gambar 2. Kerangka Berpikir ... 59

Gambar 3. Paradigma Penelitian ... 62

Gambar 4. Pie Chart Minat Siswa Berdasarkan Faktor Intrinsik ... 82

Gambar 5. Pie Chart Minat Siswa Berdasarkan Motivasi ... 83

Gambar 6. Pie Chart Minat Siswa Berdasarkan Bakat ... 84

Gambar 7. Pie Chart Minat Siswa Berdasarkan Faktor Ekstrinsik ... 86

Gambar 8. Pie Chart Minat Siswa Berdasarkan Lingkungan Keluarga ... 87

Gambar 9. Pie Chart Minat Siswa Berdasarkan Lingkungan Teman Sebaya .. 88

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan hal pokok dan suatu keharusan bagi setiap

individu. Jika individu itu malas dalam belajar, maka akan tertinggal dan

mengalami kesulitan dalam mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang begitu pesat serta kesulitan dalam menerima dan

menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru di sekolah. Dalam buku

Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan yang disusun oleh TIM Dosen IKIP

Malang (1980:213) disebutkan bahwa hakekat pendidikan adalah upaya

memanusiakan manusia dan membudayakan manusia, sehingga mampu

mencipta, berkarya, dan membaik bagi kehidupan ekosentrisnya (kebulatan

diri dan lingkungannya). Pernyataan tersebut merupakan salah satu konsep

pendidikan yang menekankan betapa penting dan kuatnya peranan pendidikan

dalam pembinaan manusia, artinya pendidikan sebagai suatu kegiatan

pembinaan sikap dan mental yang akan menentukan tingkah laku seseorang.

Dalam menerima pelajaran khususnya di SMK, siswa perlu

memahami setiap mata pelajaran yang diberikan di sekolah, hal ini

dikarenakan seorang siswa yang berada di sekolah kejuruan (SMK) harus

membagi waktu dalam mempelajari pelajaran umum dan memepelajari

pelajaran khusus (produktif) sesuai dengan kompetensi keahlian

(16)

2

Kegiatan lain diluar jam pelajaran (KBM) seperti ekstrakurikuler yang

menyita waktu dan tenaga siswa, perlu sebuah manajemen waktu yang baik

dalam mengikuti dan membagi porsi pada kegiatan kelas dan ekstrakurikuler

tersebut. Ektrakurikuler di setiap sekolah pada dasarnya hampir sama, namun

pada lembaga pendidikan di SMK biasanya terdapat ektrakurikuler yang

berkaitan dengan setiap kompetensi keahlian yang ada di sekolah tersebut,

salah satu ektrakurikuler di SMK N 3 Yogyakarta yaitu ektrakurikuler robotik

line follower.

Berdasarkan pengamatan saat melaksanakan program KKN-PPL di

SMK N 3 Yogyakarta, dari dua kelas yaitu kelas AV I dan AV II siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler robotik jumlahnya masih sedikit, yaitu kurang dari

jumlah keseluruhan siswa per kelas, ini berarti diduga tingkat ketertarikan

siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler robotik tersebut sangat rendah,

beberapa siswa mempunyai alasan bahwa mengikuti ektrakurikuler membuat

kondisi mereka semakin bertambah lelah karena pada dasarnya jam kegiatan

pembelajaran di kelas cenderung berakhir hingga sore hari, belum lagi bila

siswa mengikuti ekstrakurikuler maka mereka akan tetap tinggal di sekolah

lebih lama lagi.

Alasan lain juga menyebutkan bahwa selain hingga sore hari, mereka

juga disibukkan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh para guru baik untuk

mata pelajaran umum dan ataupun mata pelajaran khusus, sehingga bila

mengikuti ekstrakurikuler yang berakhir hingga sore hari, ditambah

(17)

3

rumah dan kebanyakan dari mereka mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah

esok hari di sekolah dengan meniru atau mencontek hasil tugas dari teman

yang sudah mengerjakan sebelumnya.

Perlu adanya sebuah minat dalam diri siswa supaya bersedia

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah, khususnya

ektrakurikuler robotik yang cenderung diikuti oleh siswa-siswi kompetensi

keahlian audio video di SMK N 3 Yogyakarta. Hal ini dikarenakan robotik

tidak diajarkan dalam mata pelajaran maupun tertera pada silabus program

keahlian audio video, namun ektrakurikuler robotik merupakan satu-satunya

ektrakurikuler yang berkesinambungan dengan materi pelajaran kompetensi

keahlian audio video di SMK N 3 Yogyakarta.

Semakin tinggi minat yang ada pada diri siswa tersebut dan dapat

tersalurkan serta mendapat bimbingan dengan baik, maka minat tersebut

dimungkinkan akan menjadikan siswa belajar dengan antusias yang tinggi

dan dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan baik.

Menurut Joner (Saleh, 2005:263) minat siswa dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik terdiri dari pengaruh umur, jenis kelamin,

pengalaman, persepsi, perasaan mampu, intelegensi, prestasi belajar,

motivasi, dan kebutuhan. Sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, informasi, teman

sebaya, sosial ekonomi, dukungan orang tua, dan juga lingkungan sosial

(18)

4

mengemukakan bahwa faktor intern terklasifikasi dalam tiga kategori, yaitu

faktor jasmaniah, faktor psikologis yang meliputi kecerdasan,

perhatian,minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan, dan faktor yang

ketiga yaitu faktor kelelahan. Kedua faktor tersebut mempunyai peranan

dalam pembentukan sebuah minat pada setiap individu.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan

diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Minat Siswa

Kelas X Kompetensi keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Robotik Line Follower”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan sebagai

berikut :

1. Rendahnya ketertarikan siswa-siswi kompetensi keahlian audio

video dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower.

2. Diperlukan timbulnya minat dalam diri siswa supaya bersedia

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotik line follower.

3. Ditemukan beberapa faktor intrinsik yang mempengaruhi minat

siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower.

4. Ditemukan beberapa faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat

(19)

5

C. Batasan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang diangkat dan tertera pada

identifikasi masalah, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan

pada penelitian ini yaitu minat siswa kelas X kompetensi keahlian audio

video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower berdasarkan faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

D. Rumusan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang diangkat dan tertera pada latar

belakang masalah dan batasan masalah, maka penulis membatasi ruang

lingkup permasalahan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1.Bagaimana pengaruh faktor intrinsik terhadap minat siswa Kelas X

Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam

mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower ?

2.Bagaimana pengaruh faktor ekstrinsik terhadap minat siswa Kelas

X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam

mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower ?

3.Adakah pengaruh yang signifikan antara faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik terhadap minat siswa Kelas X Kompetensi Keahlian

Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam mengikuti

(20)

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh faktor intrinsik terhadap minat siswa Kelas X

Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam

mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower.

2. Mengetahui pengaruh faktor ekstrinsik terhadap minat siswa Kelas

X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta dalam

mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower.

3. Mengetahui pengaruh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik terhadap

minat siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Audio Video SMK N 3

Yogyakarta dalam mengikuti ekstrakurikuler robotik line follower.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan mempunyai

beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya sebagai pengembang disiplin ilmu.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan solusi untuk

menimbulkan minat siswa kelas X kompetensi keahlian audio

(21)

7 b. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan saran bagi peneliti dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan, serta

menambah pengetahuan sebagai bekal untuk terjun ke

masyarakat dan sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan.

c. Bagi Universitas

Menambah koleksi sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa yang

(22)

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu faktor yang ada dalam pendidikan,

pekerjaan, maupun kegiatan yang lainnya diperkirakan ada hubungnnya

dengan prestasi seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kurangnya

perhatian sering diduga sebagai penyebab kegagalan atau kurangnya

prestasi seseorang. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu objek

tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek

tersebut. Timbulnya minat terhadap suatu objek akan disusul dengan

meningkatnya perhatian terhadap objek tersebut. Perhatian yang lahir

karena adanya minat akan membuat individu akan mengikuti atau

memperhatikan objek secara sungguh-sungguh dengan perasaan senang

tanpa ada unsur paksaan dari dalam maupun dari luar siswa.

Gunarso (1985) mengartikan bahwa minat adalah sesuatu yang

pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap

suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan

serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek

tersebut. Woodworth dan Marquis (2001) berpendapat, minat merupakan

suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan

(23)

9

Oleh karena itu minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk

berhubungan dengan lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa,

menyelidiki atau mengerjakan suatu aktivitas yang menarik baginya.

Apabila individu menaruh minat terhadap sesuatu hal ini disebabkan objek

itu berguna untuk menenuhi kebutuhannya.

Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda,

atau kegiatan apapun bisa berupa pengalaman yang afektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat

menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi dalam kegiatan”.

Dengan demikian hal-hal yang dapat dijadikan tolok ukur minat

seseorang terhadap suatu obyek adalah seperti perasaan senang,

perhatiannya terhadap obyek, kesesuaian dengan obyek dan adanya

kebutuhan. Karena minat merupakan kecenderungan seseorang yang

mempunyai perasaan senang terhadap sesuatu akan memberikan

tanggapan posistif bila diajak berbicara mengenai masalah-masalah yang

berkaitan dengan sesuatu tersebut. Selain itu seseorang yang berminat

terhadap sesuatu akan mempunyai perhatian terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan obyek itu karena mempunyai sangkut paut dan

kesesuaian dengan dirinya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bimo Walgito (1994:38) yang

menjelaskan bahwa “Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang

(24)

10

terhadap obyek tersebut”. Dalam pengertian ini pula terkandung bahwa

minat terhadap dua aspek yaitu adanya perhatian yang mendalam terhadap

obyek tersebut dan adanya keinginan untuk mempelajari dan membuktikan

lebih lanjut.

Menjalankan fungsi minat berhubungan erat dengan pikiran dan

perasaan. Manusia memberi corak dan menentukan, sesudah memilih dan

mengambil keputusan. Perbuatan minat memilih dan mengambil

keputusan disebut keputusan kata hati. (Ermina Istiqomah, 2011).

Selain itu Rochman Natawijaya mengemukakan, “Apabila

seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka minatnya tersebut akan

menjadi pendorong” (1990:94). Dorongan yang kuat untuk beraktifitas ini

hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan. Bila kebutuhan terpenuhi

maka akan menimbulkan kepuasan, sedangkan kepuasan itu sendiri

sifatnya menyenangkan. Jadi dapat dikatakan bahwa dorongan untuk

berhubungan secara lebih aktif dengan obyek yang menarik ini disertai

pula dengan perasaan senang membuat individu tersebut cenderung

berhubungan lebih aktif dan ingin mengetahui ataupun mempelajari obyek

yang diamati tersebut.

Beberapa pendapat tentang minat yang tertera diatas dapat

disimpulkan bahwa minat timbul karena adanya perasaan tertarik, dimana

perasaan seseorang cenderung menetap dan menghasilkan perasaan senang

terhadap bidang yang ditekuni. Dengan perasaan senang ini tentunya dapat

(25)

11

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Berbicara mengenai minat, munculnya minat tidak terbentuk secara

tiba-tiba melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan,

proses sosialisasi dan proses interaksi sosial didalam keluarga, disekolah,

dan didalam masyarakat, Crow dan Crow (dalam Kasijan Z) menyebutkan

bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang, yaitu :

1) Faktor pendorong yang berasal dari dalam

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seperti harapan

dan keinginan, yang mendorong pemusatan perhatian dan

keterlibatan mental secara aktif.

2) Faktor motif sosial, merupakan faktor yang membangkitkan motif

sosial

Minat pada hal-hal yang ada hubungannya dengan pemenuhan

kebutuhan sosial bagi dirinya.

3) Faktor emosional, merupakan intensitas seseorang dalam

melakukan tindakan

Menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau obyek tertentu

(1984:159-160).

Crow dan Crow seperti yang dikutip Jhony Killis (1988:25)

mengemukakan tiga faktor yang mendasarkan timbulnya minat yaitu

(26)

12

pemusatan perhatian dan keterlibatan mental secara aktif. Dorongan

mencari makan merupakan dorongan dari dalam yang menimbulkan minat

atas obyek atau kegiatan itu. Dorongan ingin tahu membangkitkan minat

pada kegiatan seperti penelitian atau sejenisnya.

Faktor motif sosial merupakan faktor yang membangkitkan minat

pada hal-hal yang ada hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan sosial

bagi dirinya, misalnya pengakuan lingkungan terhadap dirinya. Dorongan

untuk dihargai orang menimbulkan minat terhadap busana yang baik,

pendidikan yang lebih tinggi dan sebagainya.

Faktor emosional mendasari timbulnya minat setelah dirasakan

emosi menyenangkan pada peristiwa sebelumnya. Keberhasilan dalam

suatu kegiatan yang menyebabkan emosi yang menyenangkan selanjutnya

akan mempertinggi minat pada obyek tersebut. Sebaliknya kegagalan

dapat menurunkan minat seseorang dalam bidang yang bersangkutan.

Winkel (2004:94) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat

yaitu faktor intrinsik yang tumbuh dari dalam diri seseorang dan faktor

ekstrinsik yang berasal dari luar diri seseorang yang merangsangnya untuk

melakukan suatu aktivitas.

Syah (2002:10-11) mengklasifikasikan faktor-faktor yang berasal

dari dalam diri siswa kedalam aspek fisiologis dan aspek psikologis. Syah

memaknai aspek fisiologis sebagai aspek yang bersifat jasmaniah.

Sementara aspek psikologis dimaknai sebagai aspek yang bersifat

(27)

13

minat, dan motivasi anak sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi

aktivitas belajar.

Suherman (2008) menyebutkan bahwa kontribusi kecerdasan

terhadap keberhasilan orang yaitu 20% kecerdasan intelektual, 40%

kecerdasan emosional, dan 40 % karena pengaruh faktor lainnya. Menurut

Joner (Saleh, 2005:263) terdapat dua hal yang mempengaruhi minat yaitu

faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Joner (Saleh, 2005: 263) faktor

intrinsik tersebut timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar,

bakat, jenis kelamin, intelegensi dan sebagainya. Rebber (Syah, 2010:

133) faktor internal meliputi pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi

dan kebutuhan.

Saleh (2005:270) memaparkan bahwa minat yang berasal dari luar

mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat. Sejalan dengan Joner (Saleh, 2005:263) faktor ekstrinsik

antara lain pengaruh latar belakang sosial ekonomi, orang tua, teman

sebaya, dukungan orang tua, informasi, lingkungan dan sebagainya. Syah

(2010: 134) faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dimana individu

itu tinggal.

Berdasarkan pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

minat, peneliti menyimpulkan bahwa minat dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan

faktor pendorong yang ditimbulkan individu itu sendiri tanpa adanya

(28)

14

individu sendiri. Faktor intrinsik tersebut yaitu berupa kecerdasan,

perhatian,minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan

faktor ekstrinsik merupakan faktor yang dipengaruhi atau yang datangnya

dari luar individu. Faktor ekstrinsik tersebut yaitu berupa pengaruh latar

belakang sosial ekonomi, orang tua, teman sebaya, dukungan orang tua,

informasi, lingkungan dan sebagainya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi sebuah minat,namun

berdasarkan dari beberapa pendapat yang tertera diatas, maka dalam

penelitian ini peneliti lebih memfokuskan sebuah minat dipengaruhi oleh

faktor intrinsik yaitu motivasi dan bakat, sedangkan faktor ekstrinsik yaitu

dukungan orang tua dan teman sebaya.

1) Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik merupakan faktor pendorong yang ditimbulkan

individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar, faktor tersebut

secara alami timbul dari dalam diri individu sendiri.

a) Motivasi

Motivasi adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri

seseorang yang mampu menyerahkan perilakunya untuk

memenuhi tujuan tertentu. Sukanto dalam Simarmata (2002)

menyatakan bahwa motivasi merupakan keadaan dalam pribadi

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

(29)

15

Sementara itu Sastrohadiwityo (2002) sebagaimana

dikutip oleh Widyawati, dkk (2004) mengartikan motivasi

sebagai suatu keadaan kejiwaan dan sikap mental seseorang yang

membebankan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan

dan mengendalikan atau meyalurkan perilaku kearah mencapai

kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi

ketidakseimbangan.

Lebih lanjut, Sukanto dalam Simarmata (2002)

menyatakan bahwa motivasi dibagi menjadi dua: motivasi

internal, yakni kebutuhan/keinginan yang ada dalam diri

seseorang akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk

melakukan perbuatan, artinya sesuatu yang mendorong seseorang

tersebut adalah faktor dari dalam diri sendiri. Motivasi eksternal,

yaitu menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri

individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang dapat

mendorong seseorang tersebut adalah faktor dari luar dirinya.

Slameto (2003:170) menyatakan bahwa motivasi adalah

suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,

konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Menurut

Akyas Azhari (2000:65) menyatakan motivasi adalah sesuatu

daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana

rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dan

(30)

16

Sedangkan menurut Muhammad Surya (2004:62)

menyatakan motivasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan

atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu

yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.

Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2002:80) motivasi

adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi

terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan,

sasaran, dan insentif. Keadaan inilah yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan

perilaku individu belajar.

Dimensi motivasi terdiri atas beberapa hal, tergantung

pada tujuannya. Widyawati, dkk. (2004) menjabarkan dimensi

motivasi menjadi empat macam, yaitu :

1) Motivasi kualitas

Motivasi kualitas merupakan dorongan yang timbul

dari diri seseorang yang memiliki dan meningkatkan

kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang

ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan

baik dan benar.

2) Motivasi karir

Motivasi karir menunjuk pada dorongan yang timbul

(31)

17

pribadinya dalam rangka mencapai kedudukan,

jabatan/karir yang lebih baik dari sebelumnya. Motivasi

karir dapat diukur dengan mengetahui seberapa besar

keinginan seseorang dalam meningkatkan karirnya

yaitu memperoleh kesempatan promosi jabatan,

pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang, mendapat

perlakuan profesional, mendapatkan pengetahuan

berkaitan dengan pertanggung jawaban dalam bekerja,

meningkatkan kemampuan berprestasi, mampu

melaksanakan beban pekerjaan dengan baik dan

mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan dunia

pekerjaannya (Widyawati, dkk. 2004) .

3) Motivasi ekonomi

Motivasi ekonomi merupakan dorongan yang timbul

dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan

kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai

penghargaan finansial yang diinginkannya. Motivasi

ekonomi dinilai dari seberapa besar dorongan

meningkatkan penghargaan ekonomi baik berupa

penghargaan langsung, seperti pembayaran gaji pokok,

atau upah dasar, overtime/gaji dari lembur, pembayaran

untuk hari libur, pembagian dari laba dan berbagai

(32)

18

penghargaan tidak langsung meliputi asuransi

pembayaran liburan, tunjangan biaya sakit, program

pensiun dan berbagai manfaat lainnya.

4) Motivasi sosial

Motivasi sosial diartikan sebagai suatu dorongan

seseorang untuk melakukan perbuatan dengan

tujuan/bernilai sosial, memperoleh pengakuan maupun

penghargaan dari lingkungan dimana seseorang berada.

Motivasi sosial berhubungan dengan keinginan

seseorang untuk diakui eksistensinya.

Istilah motivasi mengacu kepada faktor dan proses yang

mendorong seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi.

Sedangkan menurut Rochman Natawidjaya (1979:78)

menyatakan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan

motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku, yang mengatur

tingkah laku atau perbuatan untuk memuaskan kebutuhan atau

menjadi tujuan.

(33)

19

Max Darsono (2000) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :

1) Cita-cita atau aspirasi

2) Kamampuan belajar

3) Kondisi siswa

4) Kondisi lingkungan

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar

6) Upaya guru membelajarkan siswa

Berdasarkan pada beberapa pendapat yang telah diuraikan

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah keadaan

dalam pribadi seseorang yang menimbulkan atau meningkatkan

dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah

kepada pencapaian suatu tujuan tertentu dimana rumusan motivasi

menjadi sebuah kebutuhan nyata dan merupakan muara dari

sebuah tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan

untuk mengukur motivasi ditinjau dari faktor cita-cita atau

aspirasi, kemampuan belajar, dan kondisi siswa.

W.S.Winkel (1989:96) menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang ditetapkan

dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

Max Darsono (2000) menyatakan cita-cita disebut juga aspirasi,

adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak

(34)

20

ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi

seseorang.

Berdasarkan pada pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa cita-cita atau aspirasi adalah tujuan atau target yang

ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi

seseorang, dimana tujuan atau target ini tidak sama bagi semua

siswa.

Max Darsono (2000) menyatakan kemampuan belajar ini

meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa,

misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, fantasi. Orang belajar

dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan

dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik

pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam

dalam dirinya, dan makin mudah merepoduksi atau mengingat

apa yang mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh

sesuatu yang baru. Daya fantasi juga sangat berpengaruh terhadap

perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kempuan belajar merupakan gabungan dari aspek psikis yang

tedapat pada siswa berupa pengamatan, ingatan, daya fikir, dan

fantasi. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan

(35)

21

mengingat apa yang mengolahnya dengan berpikir, sehingga

memperoleh sesuatu yang baru.

Max Darsono (2000) menyatakan kondisi siswa yang

mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi

fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat

melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya

dari pada kondisi psikologisnya. Misalnya siswa yang kelihatan

lesu, mengantuk akibat begadang atau siswa yang dimarahi orang

tuanya dan terbawa ke sekolah akan mengurangi bahkan

menghilangkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kodisi siswa adalah berupa kondisi fisik dan psikologis yang

berada pada diri siswa untuk menerima pelajaran, kondisi fisik

akan lebih terlihat atau lebih cepat menunjukkan gejalanya ketika

siswa menerima pelajaran saat berada didalam kelas.

b) Bakat

Bakat (aptitude) biasanya diartikan “sebagai kemampuan

bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan

atau dilatih” (Chaplin, 1976). Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawaan dan

latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat

(36)

22

pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang

akan datang.

Sementara kapasitas sering digunakan sebagai sinonim

untuk kemampuan dan biasanya diartikan sebagai kemampuan

yang dapat dikembangkaan sepenuhnya di masa yang akan datang

apabila kondisi latihan dilakukan secara optimal. Dalam praktik

kapasitas seseorang jarang tercapai.

Bingham(dalam Saparinah Sadli, 1986:63): “Bakat adalah

suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus

memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan

keterampilan khusus. Misalnya, kemampuan berbahasa,

kemampuan bermain musik dan lain-lain”.

Bakat yang dimiliki setiap individu masing-masing

berbeda dalam bidang dan derajatnya. Dua orang bisa sama-sama

memiliki bakat melukis, tetapi yang satu lebih menonjol dari pada

yang lain. Individu tertentu dapat mempunyai bakat dalam bekerja

dengan angka-angka, dan yang lain berbakat menulis, dan masih

banyak lagi contoh lain.

Menurut Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja yang dikutip

oleh Mustakim (2001:140) bakat adalah benih dari suatu sifat

yang baru akan tampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau

kemungkinan untuk berkembang. Menurut Crow dan Crow yang

(37)

23

sebagai suatu bentuk khusus superioritas dalam lapangan

pekerjaan tertentu seperti musik, ilmu pasti atau teknik.

Bakat dapat segera nampak dan berkembang, atau

sebaliknya juga hanya bersifat potensial dan nampak dalam

kualitas tingkah laku tertentu. Hal ini dapat bergantung pada

individu itu sendiri atau lingkungannya. Suatu bakat tidak dapat

berkembang, karena misalnya individu tersebut kurang berminat

untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, bakat juga dapat

tidak berkembang karena kondisi lingkungan tidak mendukung.

Lingkungan ini dapat berupa lingkungan keluarga dan latar

belakang ekonomi dan sosialnya, lingkungan belajar di kampus,

dan lingkungan masyarakat.

Dengan demikian pengembangan bakat dalam kaitan

dengan proses belajar, ditentukan oleh faktor-faktor yang telah

disebutkan di atas, yang harus dikondisikan agar mendukung

pengembangan bakat yang optimal, sehingga tercapai motivasi

belajar yang baik dari setiap individu.

Bakat menurut Conny Semiawan dkk. (1984:5) yaitu

kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus,

kemampuan berfikir secara kreatif produktif, kemampuan dalam

salah satu bidang seni, kemampuan psikomotorik/kinestetik,

(38)

24

Renzulli (Conny Semiawan, 1984:6), berdasarkan hasil

penelitian mengungkapkan bahwa bakat seseorang ditentukan

oleh tiga kelompok ciri-ciri, yaitu:

1) Kemampuan di atas rata-rata

2) Kreatifitas

3) Tanggung jawab terhadap tugas

Sejauh mana seseorang dapat disebut berbakat pada

bidang-bidang tertentu bergantung dari saling keterkaitan antara

ketiga kelompok ciri tersebut. Setiap kelompok memiliki peran

yang sama-sama menentukan keberbakatan seseorang. Ketiga

kelompok di atas didefinisikan dan dirinci oleh Conny Semiawan

(1984:7), sebagai berikut:

1) Kemampuan di atas rata-rata tidak berarti bahwa

kemampuan itu harus unggul. Yang pokok ialah bahwa

kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreatifitas

dan tanggung jawab terhadap tugas.

2) Kreatifitas ialah kemampuan untuk memberikan

gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam

pemecahan masalah. Kreatifitas meliputi baik ciri-ciri

aptitude seperti kelancaran, keluwesan, keaslian dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu

(39)

25

3) Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas

menunjuk kepada semangat dan motivasi untuk

mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas. Suatu

pengikatan diri dari dalam, bukan tanggung jawab yang

diterima dari luar.

Kita memperoleh gambaran bahwa anak berbakat adalah

mereka yang mempunyai penonjolan-penonjolan dalam

bidang-bidang tertentu bila dibandingkan dengan anak-anak sebaya.

Penonjolan-penonjolan tersebut bisa dalam satu bidang, dua

bidang atau beberapa bidang.

Dalam perkembangan selanjutnya bakat kemudian

diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas

tertentu tanpa banyak bergantung upaya pendidikan dan

latihannya, inilah yang kemudian dimaksud dengan bakat khusus

(Specific Aptitude).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakat adalah

kemampuan alamiah yang merupakan potensi untuk memperoleh

pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum

(misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis

(40)

26

2) Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang dipengaruhi atau

yang datangnya dari luar individu. Dalam penelitian ini peneliti

memfokuskan faktor ekstrinsik dari “Minat Siswa Kelas X

Kompetensi keahlian Audio Video SMK N 3 Yogyakarta Dalam

Mengikuti Ekstrakurikuler Robotik Line Follower” adalah

lingkungan keluarga dan teman sebaya.

a) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga berasal dari dua kata yaitu

lingkungan dan keluarga. Sartain, seorang ahli psikologi dari

Amerika, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto mendefinisikan

sebagai berikut :

“Lingkungan (environment) adalah meliputi semua

komdisi-kondisi dalam dunia ini yang dicatat dalam

cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,

pertumbuhan, perkembangan, atau life process kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen yang dipandang sebagai

menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen-gen lain” (Ngalim, 2001:28).

Lingkungan mempunyai peranan yang cukup besar

didalam perkembangan individu. Pada umumnya pengaruh

lingkungan bersifat pasif artinya bahwa lingkungan tidak

(41)

27

memberikan kemungkinan atau kesempatan kepada individu

untuk mengambil manfaat serta kesempatan yang telah diberikan

oleh lingkungan tergantung dari individu yang bersangkutan.

Kegiatan pendidikan selalu berlangsung dalam suatu

lingkungan, Fuad Ihsan mengemukakan definisi lingkungan

sebagai berikut :

“Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri anak,

lingkungan dapat berupa hal-hal nyata seperti tumbuhan,

orang, politik, sosial ekonomi, kebudayaan, kepercayaan,

dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk

didalamnya adalah pendidikan” (Fuad Ihsan, 2001:16).

Menurut Fuad Ihsan (2001:16) lingkungan yang dengan

sengaja diciptakan untuk memepengaruhi anak ada tiga, yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Dari beberapa pengertian lingkungan yang telah

dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu

lingkungan tidak hanya terdapat satu faktor pendukung, tetapi

terdapat faktor lain seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat

yang dapat mempengaruhi perilaku seorang anak.

Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama,

sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak karena

(42)

28

norma. Nana Syaodih Sukmadinata (2003:6) mendefinisikan

keluarga adalah masyarakat kecil sebagai prototype masyarakat

luas. Semua aspek kehidupan masyarakat ada di dalam kehidupan

keluarga seperti aspek ekonomi, sosial, politik, keamanan, agama

termasuk aspek pendidikan.

Dalam pengertian tersebut, keluarga sudah menjadi tempat

pertama untuk mengadakan sosialisasi bagi kehidupan seorang

anak. Seperti ibu, ayah, dan saudara-saudara serta keluarga yang

lain adalah orang-orang pertama dimana anak mengadakan kontak

dan yang pertama pula untuk mengajarkan bagaimana hidup

bersama orang lain.

Hal tersebut dipertegas oleh pendapat Dalyono (2007:130)

yang mengemukakan bahwa keluarga merupakan :

“Tempat dimana anak akan diasuh dan dibesarkan,

sehingga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan

perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah

tangga, serta tingkat kemampuan orang tua merawat

sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani

anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar

pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak

terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya. Anak

(43)

29

berpendidikan akan menghasilkan anak yang

berpendidikan pula”.

Dalam pengertian diatas, lingkungan keluarga

berpengaruh cukup penting terhdap pertumbuhan dan

perkembangan anak terutama keadaan ekonomi dan pendidikan

orang tua. Pendidikan didalam keluarga tertuang juga didalam

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional

pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa “Pendidikan keluarga

merupakan bagian dari jalur pendidikan informal yang terbentuk

kegiatan belajar secara mandiri” (Depdiknas, 2003).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama

dimana seseorang dilahirkan, dan untuk pertama kalinya

mendapatkan pendidikan dasar, asuhan, bimbingan, pembiasaan

diri, latihan, pengalaman hidup, serta pertama kalinya mengenal

norma.

1) Fungsi dan peran lingkungan keluarga

Keluarga merupakan suatu lembaga pendidikan

pertama dan utama yang bersifat informal dan kodrati.

Menurut Hasbullah (2005:39-44) fungsi dan peran

(44)

30

a) Pengalaman pertama masa kanak-kanak

Lembaga pendidikan keluarga memberikan

pengalaman pertama yang merupakan faktor

penting dalam perkembangan kepribadian anak,

suasana pendidikan keluarga saat ini sangat

penting diperhatikan karena disinilah terjadi

keseimbangan jiwa didalam perkembagan

individu selanjutnya.

b) Menjamin kehidupan emosional anak

Kehidupan emosional ini merupakan faktor

yang penting didalam membentuk kepribadian

anak. Adanya kelainan didalam perkembangan

emosional pribadi individu disebabkan oleh

kurang berkembangnya kehidupan emosional

yang wajar.

c) Menanamkan dasar pendidikan moral

Keluarga merupakan penanaman utama

dasar-dasar moral bagi anak yang biasanya tercermin

dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai

teladan yang dapat dicontoh anak.

d) Memberikan dasar pendidikan sosial

Perkembangan benih-benih kesadaran sosial

(45)

31

terutama didalam kehidupan keluarga yang

penug dengan rasa tolong-menolong,

gotong-royong secara kekeluargaan.

e) Peletakan dasar-dasar keagamaan

Kehidupan dalam keluarga hendaknya

memberikan kondisi pada anak untuk

mengalami suasana hidup beragama.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa fungsi lingkungan keluarga yaitu sebagai suatu

pengalaman yang dialami anak-anak pertama kali,

menjamin kehidupan emosional anak, menanamkan

pendidikan dasar moral, kehidupan sosial, dan

mengajarkan pendidikan keagamaan serta mendorong

anak untuk mengembangkan inisiatif, kreatifitas, dan rasa

tanggung jawab.

2) Hambatan-hambatan pendidikan dalam lingkungan keluarga

Seorang anak dalam menjalani pendidikan

dilingkungan keluarga biasanya menghadapi hambatan.

Menurut Fuad Ihsan (2001:19) hambatan tersebut antara

lain :

a) Anak kurang mendapat perhatian dan kasih

(46)

32

b) Figur orang tua yang tidak mampu

memeberikan keteladanan kepada anak

c) Sosial ekonomi keluarga yang kurang atau

sebaliknya yang tidak bisa menunjang belajar

anak

d) Kasih sayang orang tua yang berlebihan

sehingga cenderung untuk memanjakan anak

e) Orang tua yang tidak bisa memberikan rasa

aman kepada anak

f) Orang tua yang tidak bisa memberikan

kepercayaan kepada anak

g) Orang tua yang tidak bisa membangkitkan

inisiatif dan kreatifitas pada anak

Menurut Slameto (2003), lingkungan keluarga

merupakan sangat berpengaruh terhadap perkembangan

psikologi anak. Keluarga merupakan salah satu faktor

eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar yang

dijalani oleh seorang anak, sehingga psikologis anak

tersebut dapat berkembang. Keadaan tersebut didukung

oleh faktor-faktor dari dalam keluarga tersebut.

Menurut Slameto (2006:60) faktor-faktor keluarga

(47)

33

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik akan membentuk

kepribadian dan intelegensi anak yang akan

tampak pada kehidupan serta keberhasilannya

b) Relasi anatar anggota keluarga

Hal ini mencerminkan komunikasi antar

anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari

c) Suasana rumah

Mendukung tidaknya suasana rumah berkaitan

dengan kenyamanan belajar hal ini akan

mempengaruhi keberhasilan anak dalam

studinya

d) Keadaan ekonomi keluarga

Terpenuhinya sarana prasarana belajar sangat

mendukung keberhasilan anak

e) Pengertian orang tua

Perhatian yang diberikan oleh orang tua

terhadap perkembangan studi anak untuk

mencapai keberhasilan anaknya

f) Latar belakang kebudayaan

Latar belakang dalam arti yang sempit yaitu

latar belakang keluarga yang mendukung

(48)

34

3) Cara mendidik anak secara efektif

Salah satu faktor yang paling mendominasi adalah

faktor cara orang tua mendidik anak. Hal ini adalah salah

satu faktor penentu atau dasar pembentukan kepribadian

anak. Mendidik bisa disebut juga dengan disiplin. Disiplin

dapat diartikan secara luas, yaitu mencakup setiap

pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh

orang dewasa.

“Mendidik atau disiplin adalah untuk mengajar,

atau seseorang yang mengikuti ajarandari seorang

pemimpin. Tujuan jangka pendek dari disiplin

ialah membuat anak-anak anda terlatih dan

terkontrol, dengan mengajarkan mereka

bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak

pantas atau yang masih asing bagi mereka. Tujuan

jangka panjang dari disiplin ialah untuk

perkembangan pendendalian diri sendiri dan

pengarahan diri sendiri (self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan

(49)

35

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa

pengendalian diri adalah menguasai tingkah laku diri

sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas.

Oleh karena itu orang tua sebaiknya secara aktif dan terus

berusaha untuk mendisiplinkan anak dengan cara

mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri sendiri

kepada anak secara bertahap.

Menurut Charles Schaefer (2001:4) ada beberapa

cara yang efektif untuk mendidik dan mendisiplinkan anak

yaitu dengan cara melakukan pendekatan positif.

Pendekatan positif ini dapat dilakukan dengan cara

memberikan teladan, persuasi (mengontrol), dorongan

(motivasi), pujian, dan hadiah. Cara mendidika anak

dengan pendekatan positif ini lebih efektif dibandingkan

dengan pendekatan negative seperti omelan atau hukuman.

Teori diatas menyimpulkan bahwa suatu

pendekatan yang sifatnya positif, maka orang tua akan

mengajarkan kepada anak-anaknya untuk berperilaku yang

baik, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

menunjukkan penghargaan, bantuan (sokongan),

dorongan, dan penerimaan anak sebagai dirinya sendiri.

(50)

36

memandang dan memperlakukan anak-anaknya layaknya

sebagai teman atau kawan daripada lawan atau musuh.

Sebaliknya “Jika melakukan suatu pendekatan

yang negatif berupa hukuman maka hal tersebut akan

menyakiti anak secara fisik dan kejiwaan, akan

menghilangkan harga diri anak, menimbulkan ketakutan

yang sangat, kecemasan, dan perasaan salah” (Charles

Schaefer, 2001:4).

Teknik mendidik yang bersifat menghukum seperti

ini dapat merendahkan anak dan meremehkan harga

dirinya sebagai manusia. Beberapa contoh cara

menghukum yang tidak baik itu berupa hinaan, ejekan,

bentakan, dan pukulan. Cara negatif ini kadang-kadang

efektif juga untuk sementara menghentikan perilaku anak

yang kurang bai, tetapi hal tersebut dapat merusak

perkembangan jiwa anak dikemudian hari, karena itu

harus dihindari.

Agar lebih efektif, mendidik serta mendisiplinkan

anak harus memenuhi tiga syarat atau kriteria yaitu :

a) Menghasilkan suatu keinginan perorangan atau

pertumbuhan diri anak

(51)

37

c) Selalu ada suatu hubungan yang dekat antara

orang tua dengan anak (Charles Schaefer,

2001:4)

Telah disebutkan diatas bahwa penggunaan metode

hukuman yang terlalu sering (hukuman yang sangat keras)

dapat menimbulkan resiko yang berbahaya yaitu dapat

merendahkan rasa harga diri seorang anak dan

menyebabkan timbulnya rasa takut, bermusuhan dengan

orang tua. Walaupun begitu penggunaan metode hukuman

itu mempunyai satu tempat didalam mendidik dan

mengasuh anak.

Selain mendidik secara disiplin, orang tua

diharapkan memberikan bimbingan keterampilan juga

kepada anak. Hal ini dimaksudkan agar semuanya

seimbang. Cara orang tua memberikan keterampilan

membimbing anak yaitu sebagai berikut :

a) Memberikan nasehat

b) Mendorong

c) Mengkritik secara konstruktif

d) Memberikan tugas-tugas

e) Memberikan kebebasan untuk mengalami

kegagalan

(52)

38

g) Mendorong anak berpikir positif

h) Menanamkan nilai-nilai (Charles Schaefer,

2001:4)

Dalam penelitian ini faktor yang akan digunakan

adalah cara orang tua mendidik seperti dukungan orang

tua dan perhatian orang tua, relasi antar anggota keluarga

(orang tua dengan anak-anaknya) dan ekonomi keluarga.

b) Teman Sebaya

Pengertian teman sebaya menurut J.P Chapnin yang

diterjemahkan oleh Kartini Kartono adalah “Sesama baik secara

sah maupun secara psikologi yang merupakan kawan seusia”.

Menurut Umar Tirtarhardja dan La Sulo, kelompok teman sebaya

adalah “Suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang

memiliki usia yang sama, antara lain kelompok bermain pada

masa kanak-kanak, kelompok monoseksual yang hanya

beranggotakan sejenis kelamin atau geng yang kelompok

anak-anak nakal” (Umar Tirtarhardja dan La Sulo, 2005:81).

Sedangkan menurut Ifor Morisah dan Vembrianto,

kelompok teman sebaya adalah “Kelompok yang terdiri atas

sejumlah individu yang sama, dimana anggota kelompok sebaya

memiliki persamaan-persamaan dalam berbagai aspek, terutama

(53)

39

Menurut Vembrianto ada sejumlah unsur pokok dalam

pengertian kelompok teman sebaya, pengertian tersebut adalah :

1) Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang

berhubungan antar anggotanya intim

2) Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah

individu yang mempunyai persamaan usia dan status

sosial

3) Istilah kelompok sebaya dapat menujuk kelompok

anak-anak, kelompok remaja atau kelompok orang

dewasa (Vembriarto, 2003:55)

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan diatas maka

yang dimaksud dengan lingkungan teman sebaya adalah suatu

lingkungan yang terdiri dari sekelompok orang dengan

individu-individu yang sama dalam berbagai aspek, terutama sama dengan

usia dan status sosialnya. Linkungan teman sebaya dalam hal ini

adalah lingkungan teman sebaya baik dilingkungan tempat tinggal

maupun lingkungan di tempat belajar (sekolah).

Diantara teman sebaya saling mengadakan interaksi yang

didalamya terdapat dorongan atau dukungan yang dapat

memepengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang. Subyek

penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X kompetensi keahlian

audio video SMK N 3 Yogyakarta yang memiliki usia antara

(54)

40

sampai masa remaja akhir. Bila dilihat dari segi pertumbuhan,

tugas perkembangan pada usia siswa-siswi ini adalah pemantapan

pendirian hidup.

“Pemantapan pendirian hidup disini memiliki maksud

pengujian lebih lanjut terhadap pendirian hidup serta

penyiapan diri dengan keterampilan dan kemauan yang

digunakan untuk mewujudkan pendirian hidup yang telah

dipilih” Abu Ahmadi (1999:85).

1) Fungsi teman sebaya

Menurut pusat pengembangan penataran guru

tertulis Ditjen Dikdasmen Depdikbud yang dikutip oleh

Sahlan Syafei (2002:105) megatakan bahwa bagi remaja

teman sebaya tersebut memiliki fungsi penting antara lain :

a) Sebagai tempat pengganti keluarga

b) Sumber untuk mengembangkan kepercayaan

terhadap diri sendiri

c) Sumber kekuasaan yang melahirkan standar

tingkah laku

d) Perlindungan dari paksaan orang dewasa

e) Tempat untuk menjalankan sesuatu dan mencari

pengalaman

f) Model untuk mengembangkan moral dan

(55)

41

Sementara menurut Wayan Ardhana yang dikutip

oleh Umar Tirtarhardja dan La Sulo, terdapat beberapa

fungsi teman sebaya terhadap anggotanya yaitu:

a) Mengajarkan individu berhubungan dan

menyesuaikan diri dengan orang lain

b) Memperkenalkan individu pada kehidupan

masyarakat yang lebih luas

c) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang

berlaku dalam kehidupan masyarakat orang

dewasa

d) Memberikan kepada anggota-anggotanya

cara-cara membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan

otoritas

e) Memberikan individu pengalaman untuk

mengadakan hubungan yang didasarkan pada

prinsip persamaan hak

f) Memberikan pengetahuan yang tidak biasa

diberikan oleh keluarga secara memuaskan

(pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian,

musik, dan jenis tingkah laku tertentu)

g) Memperluas cakrawala pengalaman anak,

sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks

(56)

42

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan diatas,

dapat diketahui bahwa teman sebaya itu mempunyai fungsi

penting sebagai tempat pengganti keluarga, mengajarkan

berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain dan

memperluas cakrawala anak sehingga ia menjadi anak yang

lebih kompleks.

2) Kelompok teman sebaya sebagai situasi belajar

Dunia teman sebaya dalam belajar anatara lain

yaitu:

a) Dalam dunia teman sebaya, anak memiliki status

yang sama dan sederajat dengan anak lain

b) Dalam kelompok sebaya, belajar berlangsung

dalam situasi yang kurang terkait secara

emosional, ini berlangsung pada umur permulaan,

ketika anak menyadari bahwa situasi belajar itu

adalah situasi belajar

c) Pengaruh kelompok sebaya terhadap anak yang

umurnya semakin bertambah cenderung menjadi

lebih penting jika dibandingkan dengan pengaruh

keluarga, sebab semakin anak bertambah umur,

maka semakin sering berada di tengah-tengah

(57)

43

3) Macam-macam kelompok teman sebaya

Kelompok teman sebaya adalah sekunmpulan

individu yang memiliki tingkatan usia yang relatif sama,

yang memeiliki aturan yang berbeda denagan aturan

masyarakat (Santrock, 1997). Sedangkan menurut Hurlock

(1999:215) ada lima macam kelompok dalam teman sebaya

dalam remaja, antara lain :

a) Teman dekat

Orang yang memeiliki hubungan yang sangat

akrab dan biasanya remaja mempunyai dua atau

tiga orang teman dekat

b) Teman kecil

Kelompok ini bisanya terdiri dari kelompok

teman-teman dekat yang merupakan teman

sepermainan saat kecil

c) Kelompok besar

Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok

teman kecil dan kelompok teman dekat,

berkembang dengan meningkatnya minat akan

pesta dan berkencan. Karena kelompok ini besar,

maka penyesuaian minat berkurang diantara

anggota-anggotanya sehingga terdapat jarak

(58)

44

d) Kelompok terorganisasi

Kelompok pemuda yang dibina oleh orang

dewasa, dibentuk oleh sekolah dan organisasi

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial

para remaja yang tidak mempunyai kelompok

besar. Banyak remaja yang mengikuti kelompok

seperti ini merasa diatur dan berkurang minatnya

ketika berusia 16-17 tahun

e) Kelompok gang

Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan

tidak merasa puas dengan kelompok yang

terorganisasi, mungkin akan mengikuti kelompok

gang. Anggota biasanya terdiri dari anak-anak

sejenis dan minat mereka melalui adalah untuk

menghadapi penolakan teman-teman melalui

perilaku antisosial

Sementara menurut Abu Ahmadi (1991:195) yang

membedakan kelompok sebaya yaitu :

a) Kelompok sebaya bersifat informal

Kelompok sebaya ini dibentuk dan diatur serta

Gambar

Gambar 1. Proses Terjadinya Motivasi (Rochman
Tabel 2. Pemberian Skor Item Jawaban
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 4. Validitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian diperoleh melalui analisis terhadap perangkat pembelajaran genetika buatan guru SMA se-kota Ternate yang berhasil dihimpun ketika penelitian.

Ukuran perusahaan (Size) tidak berpengaruh terhadap YTM obligasi pada nilai koefisien regresi sebesar -0,001 dengan signifikansi sebesar 0,099 lebih besar dari

Prevencija AHTR-a provodi se: pridržavanjem propisa o uzimanju i označivanju bolesnikova uzorka krvi, točnom pisanju zahtjeva, označivanju pripravka, transportu uzorka i

Di antara 80 orang siswa di suatu SMP didapatkan data sebagai berikut: 45 siswa menyenangi pelajaran Matematika, 40 siswa menyenangi pelajaran Bahasa Inggris, 30 siswa

Considering the aspects of the management of 3D spatial data for CH documentation underlined in the introduction, a brief overview of spatial models can be

Buddha menekankan pentingnya pergaulan yang baik, beliau bersabda, “Aku tidak melihat ada satu faktor lain yang sangat menolong seperti bersahabat dengan orang baik (kalyanamitta

As a first step of combining quality assurance processes and geo- spatial data management, we present in this paper our results of integrating a quality assurance component into a

Adanya program ini diharapkan dapat dihasilkan produk jajanan baru, yang nantinya diharapkan dapat bersaing dengan produk makanan lain, karena es krim jamur