• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada subtema hebatnya cita -citaku untuk siswa kelas IV SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada subtema hebatnya cita -citaku untuk siswa kelas IV SD."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA HEBATNYA CITA-CITAKU UNTUK

SISWA KELAS IV SD

Ivon Mariztha Polin

Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk perangkat pembelajaran mencakup pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik intergratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukan oleh Borg dan Gall. Kedua pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan dalam landasan penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran.

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 4 aspek yaitu 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Lembar Kerja Siswa (LKS), 3) Instrumen Penilaian, 4) Bahan Ajar. Berdasarkan validasi kedua Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,61 dan 3,59 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 3,45 (baik) dan 3,05 (cukup). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3,40 dan termasuk dalam kategori “baik”. Dengan demikian perangkat pembelajaran layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

(2)

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT

BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME HEBATNYA CITA-CITAKU FOR FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.

Ivon Mariztha Polin Sanata Dharma University

2015

This research was carried out by the analysis of the needs of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

The validation results based on the four aspects 1) Lesson Plan, 2) student task,3) Instrument assessment, 4) Teaching Materials. According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,61 and 3,59 (good) and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 3,45 (good) dan 3,05 (enough). The learning instrument got mean score 3,40 and it was categorized as good. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.

(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA HEBATNYA CITA-CITAKU UNTUK SISWA KELAS IV SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh:

Ivon Mariztha Polin NIM. 111134293

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karyaku ini kupersembahankan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Yang senantiasa memberi kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini

Papa tersayang Simon Z. Polin

Yang mengajarkanku menjadi pribadi yang tangguh dan selalu bersyukur

Mama Rince M. Polin-Rafael tersayang

yang tak henti-hentinya mendoakan dan memotivasi

Keluarga Besarku Tercinta

Saudara/saudariku ,Elvis Polin ,Wulandari Polin , Andy Polin, Rocky Polin,Rafles Polin, Ingrid Polin, Sylvia Polin, Cornelia Polin, Devonic Polin yang selalu memberi doa dan

motivasi

Yang terkasih

Sahabat-sahabat sejatiku Shaliha Sukalumba, Rey Dela Sale, Arya Louwen, Sonya foeh, Junaini , Sirajudin Sara, Trifonia

(7)

Terima kasih atas segala perhatian, bantuan, kasih sayang dan doa yang kalian berikan

Yang terkasih

Adik-adikku Adriana Januari Done, Yaris, Widya,Yasni, Shinta, Herlyn, Renold, Idha Mathilda, Regina,Delila,

Sonya Lau yang selalu memberi doa dan motivasi

Yang terkasih

Sahabat-sahabatku PPGT USD dan PPGT UPI 2011 yang selalu menghibur dan mendoakan

Yang terkasih Usar Gerhand

Terima kasih atas perhatian, bantuan dan kasih sayang

(8)

MOTTO

Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

(9)
(10)
(11)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA HEBATNYA CITA-CITAKU UNTUK SISWA KELAS IV SD

Ivon Mariztha Polin Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk perangkat pembelajaran mencakup pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik intergratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukan oleh Borg dan Gall. Kedua pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan dalam landasan penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran.

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 4 aspek yaitu 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Lembar Kerja Siswa (LKS), 3) Instrumen Penilaian, 4) Bahan Ajar. Berdasarkan validasi kedua Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,61 dan 3,59 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 3,45 (baik) dan 3,05 (cukup). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3,40 dan termasuk dalam kategori “baik”. Dengan demikian perangkat pembelajaran layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

(12)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT

BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME HEBATNYA CITA-CITAKU FOR FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.

Ivon Mariztha Polin Sanata Dharma University

2015

This research was carried out by the analysis of the needs of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

The validation results based on the four aspects 1) Lesson Plan, 2) student task,3) Instrument assessment, 4) Teaching Materials. According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,61 and 3,59 (good) and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 3,45 (good) dan 3,05 (enough). The learning instrument got mean score 3,40 and it was categorized as good. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Hebatnya Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV SD dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 5. Galih Kusumo S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013

yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Rusmawan S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

(14)
(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E.Batasan Istilah... 6

F.Spesifikasi Produk... 7

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Teori... 8

1. Kurikulum 2013... 8

a.Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013... 10

b.Pendidikan Karakter... 17

(16)

d. Pendekatan Saintifik... 19

e. Penilaian Otentik... 22

1). Pengertian Penilaian Otentik... 23

2). Jenis-jenis Penilaian Otentik... 24

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 25

B. Penelitian yang Relevan... 33

C.Karangka Pikir... ... 35

D.Pertanyaan Penelitian... 36

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian... 37

B.Prosedur Pengembangan... 37

1.Potensi dan Masalah... 39

2. Pengumpulan Data... 39

3.Desain Produk... 39

4.Validasi Desain... ... 40

5. Revisi Desain... 41

C. Jadwal Pelaksanaan... 41

D.Validasi Ahli Kurikulum 2013... 42

E.Instrumen Penelitian... 43

F.Teknik Pungumpulan Data... 43

G. Teknik Analisis Data... 43

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan... 48

1. Hasil Wawasan Analisis Kebutuhan... 48

2.Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan... 53

B.Diskripsi Produk Awal... 54

1.Silabus... 54

(17)

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013... 60

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV... 63

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan... 65

1. Kajian Produk Akhir... 66

2. Pembahasan... 68

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 70

B.Keterbatasan Penilitian... 71

C.Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA... 72

LAMPIRAN... 75

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Elemen perubahan Kurikulum 2013... 12

Tabel. 2 Kesenjangan Kurikulum... 13

Tabel.3 Jadwal pelaksanaan Penelitian... 41

Tabel.4 Konversi Nilai Skala Lima... 45

Tabel .5 Kriteria Skor Skala Lima... 47

Tabel .6 Saran pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 62 Tabel .7 Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan

Revisi... 65

Tabel .8 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas IV ...

68

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kemp... 26 Gambar 3. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 38

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Peneliti... 76

Lampiran 2 Surat 2 Surat Keterangan Peneliti... 77

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara... 78

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum... 82

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD... 93

Lampiran 6 Silabus... 105

Lampiran 7 Biodata Penulis... 121

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan secara umum setiap manusia yang harus terpenuhi, manusia berkembang karena ilmu pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk mengupayakan keberhasilan belajar setiap peserta didik di mana mendalami ilmu pengetahuan melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan tercapainya cita-cita yang diharapkan.

Undang-Undang No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, untuk masyarakat, bangsa dan negara. Untuk tercapainya tujuan pendidikan maka diperlukannya Kurikulum. (Kurniasih Imas dan Sani Berlin 2014 : 33).

(22)

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Permendikbud. 2013:1)

Menurut Yamin (2012:31) Kurikulum menjadi kunci sukses maupun gagalnya sebuah pendidikan yang akan digelar oleh guru dan sekolah. kurikulum memberikan pengaruh besar terhadap dinamika pendidikan dan perkembangan kedewasaan peserta didik ke depannya. Pendidikan akan mampu melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan terampil ketika kurikulum yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dasar anak didik. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang diharapkan mampu membekali peserta didik dengan aneka pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap dasar yang memungkinkan peserta didik tumbuh menjadi manusia yang utuh, warga negara yang berwatak mulia, terampil, bertanggung jawab, dan memiliki keterlibatan sosial.

(23)

cobakan kurikulum 2013 sebagai pengembangan kurikulum 2006 atau KTSP. (Hidayat, 2013:111)

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan ketercapaian pendidikan. Di samping kurikulum, terdapat sejumlah faktor di antaranya lama siswa bersekolah, lama siswa tinggal di sekolah, pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi, buku pegangan dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan. Menurut Majid (2014: 183-182) Guru merupakan suatu pekerjaan profesional. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, selain harus memenuhi syarat-syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ilmu dan kecakapan-kecapakan keguruan. Agar mampu menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkan ia harus menguasai ilmu yang diajarkannya, terutama bagi guru sekolah dasar yang berperan sebagai wali kelas yang memegang beberapa mata pelajaran karena itu ia harus mengusai ilmu atau bidang tersebut secara mendalam dan meluas.

(24)

yang bekaitan. Dengan diterapkannya pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik proses pembelajaran di sekolah membawa implikasi perubahan dalam proses pembelajaran. Termasuk adanya buku guru, buku siswa, dan sistem penilaian serta perangkat pembelajaran yang dimaksud berupa silabus, RPP, LKS atau bahan ajar serta penilaian. Perangkat pembelajaran inilah yang menjadi kesulitan bagi guru-guru SD.

(25)

tinggi karena tidak mudah untuk memadukan beberapa mata pelajaran dalam bentuk tema, oleh sebab itu guru masih memerlukan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik mengambil judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Hebatnya Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV SD”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kela IV Sekolah Dasar

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

(26)

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan seperlunya bagi guru kelas IV Sekolah Dasar yang berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajaran pada subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013.

3. Bagi siswa

Untuk membuka wawasan siswa sebagai motivasi belajar dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013. 4. Bagi Prodi PGSD

Untuk tambahan sumber bacaan memenuhi keperluan terkait pendidikan SD. E. Batasan Istilah

1. Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dan disampaikan secara utuh dalam suatu pembelajaran 2. Pendekatan tematik integratif adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksakan

tidak berdiri sendiri melainkan dipadukan (diintergrasikan) dengan bahan pelajaran yang lain dari setiap mata pelajaran.

3. Pendidikan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang seharusnya dibimbing agar membantu siswa dalam bersosialisasi baik dalam keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat agar menjadi suatu kebiasaan yang baik. 4. Pendekatan saintifik adalah salah satu cara pemahaman kepada peserta didik

(27)

ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

5. Penilaian otentik adalah rangkaian pengukuran hasil belajar peserta didik yaitu: penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian ketrampilan. 6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS,Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian. F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memberikan kesempatan untuk peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dalam suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan. Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan dan ketetapan menteri pendidikan.

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud 2013: 1)

Indratno dalam Yamin (2012:15) mengatakan bahwa kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat, kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan serta kunci bagaimana pendidikan akan diarahkan.

Menurut kamus webster tahun 1856 dalam Yamin (2012:21) kurikulum adalah: 1. a race course; a place for running; a chariot. 2. A course in general; applied particularly to the course of study in a univeristy.

(29)

perlombaan. Kurikulum juga bermakna seperti kereta pacu di zaman lampau, yaitu suatu alat yang membawa seseorang dari garis start sampai finish. Dalam sektor pendidikan, kurikulum berarti sejumlah mata kuliah diperguruan tinggi.

Menurut Hilda Taba dalam Yamin (2012: 25) menyampaikan pendapatnya bahwa pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan dan menyiapkan anak agar mampu berpartisipasi aktif kritis sebagai anggota yang produktif dan inovatif dalam masyarakat, Anak tidak menjadi anak yang pendiam, stagnan dan pasif.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang menjadi titik tempuh mencapai keberhasilan pendidikan serta kunci bagaimana pendidikan akan diarahkan.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum

berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan.

(30)

dilakukan secara teratur sesuai sistem dan terarah. Perubahan dan pengembangan kurikulum harus memiliki visi dan arah tujuan yang jelas (Mulyasa, 2013: 59). Pada tahun 2013, terjadi perubahan dan pengembangan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan anak Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif yang diseimbangi oleh pendidikan karakter yang baik. Aspek pengetahuan, keterampilan dan afektif dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran. a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengololaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

(31)

Jumlah usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70% oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan ketrampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

(32)

dan program for International Student Assesment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Elemen perubahan kurikulum pada kurikulum 2013 meliputi: 1) standar kompetensi lulusan; 2) standar proses; 3) standar isi; 4) standar penilaian. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan menengah pasal 1 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 1 Elemen perubahan Kurikulum 2013

Elemen Deskripsi

SD SMP SMA SMK

Kompetensi Lulusan

(33)

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi

Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui:

(ISI) Tematik

Berdasarkan elemen perubahan kurikulum di atas maka kurikulum 2013 dikembangkan bukan hanya karena adanya tantangan dimasa depan melainkan juga adanya kesenjangan pada kurikulum sebelumnya. Menurut Kunandar dalam Majid (2014:79) Peningkatan mutu pembelajaran akan selalu mendapatkan perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan. Perbaikan dan penyempurnaan kurikulum di sekolah dilakukan melalui perubahan kurikulum oleh pemerintah. Kurikulum bersifat dinamis harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Kesenjangan kurikulum yang terjadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Majid 2014: 35)

Tabel. 2 Kesenjangan Kurikulum

Kondisi Saat Ini Kondisi Ideal

(34)

1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1. Berkarakter mulia

2. Belum menghasilkan ketrampilan sesuai kebutuhan.

2. Keterampilan yang relevan

3. Pengetahuan-pengetahuan lepas. 3. Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. Materi Pembelajaran B. Materi Pembelajaran 1. Belum relevan dengan

kompetensi yang dibutuhkan

1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

2. Beban belajar terlalu berat 2. Materi esensial

3. Terlalu luas kurang mendalam 3. Sesuai dengan perkembangan anak

C. Proses Pembelajaran C. Proses Pembelajaran 1. Berpusat pada guru (teacher

2. centered learning)

1.Berpusat pada peserta didik (student centered active learning) 3. Sifat pembelajaran yang berorientasi

pada buku teks

2.sifat pembelajaran yang kontekstual

4. Buku teks hanya memuat materi bahasan

3.Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan.

D. Penilaian D. Penilaian

1. Menekankan aspek kognitif 1. Menekan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional.

2. Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2. Penilaian tes dan portofolio saling melengkapi.

E. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

(35)

1. Kompetensi profesi saja 1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal. 2. Fokus pada ukuran kinerja sama 2. Motivasi mengajar.

F.Pengelolaan Kurikulum F. Pengelolaan Kurikulum

1.Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum

1. Pemerintah pusta dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

2.Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

2.Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

3.Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran.

3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai teks dan pedoman.

(36)

diturunkan dari Standar Isi (SI) harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan dari kebutuhan. (Mulyasa, 2013: 63).

2. Penyempurnaan Pola Pikir

(37)

b. Penguatan Pendidikan karakter

Menurut Salahudin dan Alkrienciehie (2013:42) pendidikan karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.

Menurut Samani dan Hariyanto (2013: 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memilihara apa yang baik, dan mewujudkan kebiakan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Thomas Likcona dalam Mahmud (2012:23) Pendidikan karakter adalah membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain dan kerja keras.

(38)

pendidikan watak. Karakter yang perlu dikembangkan dalam kurikulum 2013 memuat 18 nilai karakter salah satu dari nilai karakter tersebut yaitu kejujuran, kedisiplinan, bertanggung jawab, kreatif serta religius. (Salahudin, 2013: 187)

c. Pendekatan tematik integratif

Menurut Ahmadi (2014:225) Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Tema adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema yang akan menjadi perggerakan mata pelajaran yang lain.

Mulyasa (2013: 170) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif sebelumnya hanya diterapkan pada kelas rendah saja, sedangkan kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Pada penerapan Kurikulum 2013 pemebelajaran tematik integratif dilakukan pada semua tingkatan kelas rendah dan kelas tinggi. Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah akan tetapi berdasarkan tema kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain yang saling berkaitan.

(39)

keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Kemudian Trianto sendiri menegaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan belajar mengajar dengan melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pengalaman yang dimaksud adalah dengan memahami konsep-konsep melalui pengamatan langsung lalu menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami oleh peserta didik. (Trianto, 2011: 57)

d. Pendekatan saintifik

Menurut Barringer dalam Abidin (2014: 125) pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Bertemali dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan memecahkan masalah yang kompleks melalui curah gagasan, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualisasi pengetahuan.

(40)

Kemendikbud dalam Abidin (2014: 133-141) secara komperensif dan terperinci menjelaskan keterampilan-keterampilan belajar yang membangun pendekatan ilmiah dalam belajar sebagai berikut.

1. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut ini.

a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.

b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi

c. Menentukan secara jelas data-dta yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.

d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

(41)

2. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, ketrampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing dan memandu peserta didiknya belajar dengan baik.

3. Menalar

Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi ataupun memperoleh pelajaran baru.

4. Mencoba

(42)

tempat dan waktu. (4) guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) membagi kertas kerja kepada murid, (7) murid melakasanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan, (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

5. Menganalisis data dan menyimpulkan

Kamampuan menganilisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnyaa dimaknai.

6. Mengomunikasikan

Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilakssanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, siswa harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.

e. Penilaian Otentik

(43)

,ulangan tengah semester, ujian akhir semester dan ulangan akhir semester.

Menurut Muller dalam Nurgiyantoro, (2011:23) Penilaian otentik merupakan penilaian kinerja (peformansi) yang meminta pembelajar untuk mendemostrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya.

Menurut Mueller dalam Majid, (2014 : 238) Penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.

1) Pengertian Penilaian Otentik

(44)

2) Jenis- jenis Assesmen Otentik a) Penilaian Proyek

Penilaian Proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut priode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. (Majid 2014 : 250)

b) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan sutau tugas atau situasi yang sesungguhnya mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan. (Permendikbud 2013: 18) c) Penialaian Portofolio

(45)

d) Jurnal

Jurnal merupakan tulisan yang dibut siswa untuk menujukkan segala sesutau yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-kesulitan atau keberhasil-keberhasilan dalam menyelesaikan masalah atau topik pelajaran, dan catatan atau komentar siswa tentang harapan-harapan dalam proses aturan-aturan yang digunakan untuk menilai kinerja siswa. (Majid 2014: 261)

e) Penilaian tertulis

Penilaian yang dilakukan oleh guru secara sistematis atas hasil pembelajaran yang terlaksana secara tertulis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian kinerja, penilaian terhadap tugas-tugas, seluruh tampilan peserta didik dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif, apa adanya dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir (produk) saja.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajar Pembelajaran Menurut Kemp

(46)

untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dalam pembelajaran perlu disusun suatu perangkat pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perangkat pembelajaran perlu disusun dan dikembangakan sebaik mungkin. Menurut Sudjana dalam Trianto (2010: 81) untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran dibutuhkan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Ada beberapa model pengembangan pengajaran yaitu model Dick-Carey, Model Four-D, dan Model Kemp.

Dalam penelitian ini, model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan adalah model Kemp. Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 81) bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp:

(47)

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

3. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

4. Analisis siswa (Learning Characteristics)

(48)

kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

5. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

6. Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

(49)

mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.

7. Uratan Isi (Content Sequencing)

Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran . 8. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

9. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau

media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.

10.Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

(50)

pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran. 11.Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche)

Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

12.Pelayanan Pendukung (Support Services)

(51)

13.Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari.

14.Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.

15.Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

(52)

Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain silabus, RPPTH beserta lembar kerja siswa dan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini berupa Silabus,RPP, LKS atau Bahan ajar dan penilaian.

a) Pengertian Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan karangka pembelajran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yang akan dirancang (Permendikbud 2013: 5)

b) Rencana Pelakasaan Pembelajaran (RPP)

Menurut Majid (2014: 125) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

(53)

Lembar kerja siswa adalah alat berupa lembaran atau buku yang berisi informasi mengenai mata pelajaran tertentu untuk mempermudah siswa mengerjakan tugas.

4.Penilaian

Menurut Daryanto dan Dwicahyono, (2014:140) Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interprestasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengeloaan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

B. Penelitian yang Relevan

Martinaningsih,Pungki (2013) Pengembangan Bahan Ajar Yang

Terintergrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Ketrampilan Berbicara

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Semester Gasal. Skripsi.

Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma.

(54)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan bahan ajar yang digunakan adalah Jerold E. Kemp dan langkah-langkah penelitian R and D yang dikembangkan oleh Bord dan Gall yang meliputi 7 langkah yaitu; (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe) , (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan produk final bahan ajar. Uji coba desain melibatkan 10 siswa kelas IV SD Banteng yang dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

Apriyani, Yohanna Prisca. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca

pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

(55)

model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV semester gasal. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SDN Pakem 4. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Mei. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4, sedangkan kuesionerdi gunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa Indonesia dan siswa.

(56)

pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) ketrampilan bahan ajar, (5) topik, dan (6) metodologi.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka pikir tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar Kelas IV SD.

Mengembangkan 1. Rasional dan elemen perubahan. 2. Pendidikan karakter.

3. Pendekatan yang digunakan yaitu tematik integratif dan saintifik.

4. Menggunakan penilaian otentik.

Analisis Kebutuhan

(57)

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana langkah-langkah penelitian Pengembangan Perangkat Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Hebatnya Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV SD

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, atau penelitian R&D (Research and Development). Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan mengujik efektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Untuk menghasilkan produk tersebut sebelumnya harus dilakukan analisis kebutuhan dan pengujian kefektifan produk agar berfungsi secara layak di masyarakat luas. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

B. Prosedur Pengembangan

(59)

Penelitiakan menjelaskan kelima langkah tersebut dalam bagan lengkap beserta penjelasannya dibawah ini.

(60)

1 . Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung pada tanggal 17 Mei pukul 13.00 di SDN Kalasan 1 dengan Ibu SR. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan mengenai ketersediaan perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan implementasi kurikulum 2013, sehingga diharapkan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan, disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3. Desain Produk

(61)

silabus berdasarkan KD. Silabus dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai subtema kemudian silabus diturunkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Berdasarkan RPP maka dapat dibuat kerangka urutan isi untuk membuat strategi pembelajaran yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan membuat kegiatan belajar harian sesuai dengan RPP. Peneliti kemudian menentukan sumber belajar yang akan digunakan dan terakhir terbentuk desain produk yang berupa prototipe. Peneliti menentukan evaluasi yang berupa instrument penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapakan dalam perangkat pembelajaran. 4. Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan divalidasi oleh tiga validator ahli yang kompeten. Validator ahli tersebut terdiri dari 2 pakar kurikulum 2013 dan 2 orang guru yang sudah melaksanakan kurikulum 2013. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran ini.

5. Revisi Desain

(62)

Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar.

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 3. Jadwal pelaksanaan Penelitian

(63)

belajar, dan evaluasi.

8 Validasi ahli √

9

Analisis data validasi

ahli √

10 Revisi Desain √

11 Ujian Skripsi √

12 Revisi akhir √

13

Pembuatan artikel

ilmiah

D. Hasil Validasi Ahli Kurikulum SD 2013

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka peneliti membutuhkan 4 validator ahli kurikulum 2013 yang kompeten, yang terdiri dari 2 pakar kurikulum 2013 dan 2 orang guru kelas IV SD yang sudah melaksanakan kurikulum 2013.

E. Instrumen Penelitian

(64)

siswa kelas IV Sekolah Dasar. Sedangkan kuesioner bertujuan untuk membantu peneliti dalam merevisi perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melakukan survei kebutuhan terkait dengan perangkat pembelajaran. Wawancara ditunjukan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti, akan dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Sedangkan kuesioner bertujuan untuk membantu peneliti dalam merevisi perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013.

G. Teknik Analisis Data

Data ini akan dianalisis oleh peneliti secara kualitatif, dan kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa komentar yang dikemukan oleh guru kelas IV SDN Kalasan 1 Yogyakarta. Data analisis untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

1. Data Kualitatif

(65)

2. Data Kuantitatif

Data berupa skor dari penilaian oleh validator ahli, guru kelas IV SD. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung rata-rata dari hasil intrumen yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:

Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > i + 1,80 Sbi Sangat baik

i+ 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik

i–0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup

i–1,80 SBi < X ≤ i– 0,60Sbi Kurang

(66)

Keterangan:

Rerata ideal ( i) : (skor maksimal ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal

ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kuantitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( i) : (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67

Ditanyakan : Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi

(67)

= X > 4,21

Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X≤ i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ i– 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

(68)

Interval Skor Kriteria 4,22-5,00 Sangat Baik 3,40 -4,21 Baik

2,60 - 3,40 Cukup 1,79-2,60 Kurang

1,79 Sangat Kurang

(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Langkah awal yang dilakukan peniliti dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dijabarkan pada bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan kepada satu orang guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta yaitu dengan Ibu SR. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pemahaman mengenai Kurikulum 2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013.

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

(70)

pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan satu orang guru SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta yang akan dijelaskan pada setiap butir.

Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa kurikulum 2013 bersifat holistik karena tidak terpisah-pisah permata pelajaran atau memadukan semua mata pelajaran dalam bentuk tema.

Butir pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi.Guru memberikan jawaban bahwa kurikulum KTSP lebih menekankan pada pengetahuan sedangkan kurikulum 2013 lebih pada empat aspek yang terdiri dari KI 1 mengenai spiritual KI 2 mengenai sikap KI 3 mengenai pengetahuan dan KI 4 mengenai keterampilan. Untuk merumuskan indikator diturunkan dari kompetensi dasar untuk membuat indikator KI 3 dan KI 4 sedangkan KI 1 dan K2 disisipkan pada tujuan pembelajaran.

(71)

sebagian anak memiliki rasa takut dalam belajar matematika tetapi dengan menggunakan pendekatan tematik integratif anak-anak tidak menyadari adanya muatan matematika karena sejak awal sudah dikemas dengan menarik. Butir pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru memaparkan bahwa pendekatan saintifik meliputi 5 langkah yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Selain itu, menurut guru penggunaan 5 langkah ini dalam pembelajaran tidak harus berurutan intinya dalam setiap kegiatan pembelajaran memuat 5 langkah pendekatan saintifik tersebut.

Butir pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru memaparkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian secara keseluruhan yaitu setiap penilaian harus mencakup semua aspek yakni spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Guru juga menjelaskan dalam penilaian otentik terdapat dua penilaian yakni penilaian proses dan hasil, penilaian tersebut harus berkesinambungan karena tiap KD dalam kurikulum 2013 tidak hanya dihabiskan dalam sekali pertemuan. Dalam hal ini Guru juga masih sangat merasa kesulitan mengenai penilaian otentik pada Kurikulum 2013 menurut mereka penilaian yang cukup sulit itu pada aspek spiritual dan sosial.

(72)

contoh-contoh rubrik penilaian yang lebih efektif. Guru memaparkan bahwa mereka sangat memahami penilaian otentik tetapi dalam pelaksanaanya mereka juga menemukan kesulitan karena keterbatasan SDM dan mereka belum mahir dalam melakukan penilaian terutama penilaian otentik. Selain itu kesulitan yang dihadapi guru berkaitan dengan penilaian otentik ialah jumlah siswa. Guru memberikan contoh jumlah kelas IV ada 40 orang dan guru mesti menilai 40 siswa mencakup 4 aspek pada setiap muatan dan itu belum dilakuakan secara maksimal. Guru menjelaskan mereka sangat membutuhkan penilaian yang efektif agar penilaian mudah untuk dijalankan.

Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Menurut guru pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terkait dengan sikap dan moral siswa. Guru menjelaskan dengan adanya pendidikan karakter siswa itu diimbangi dengan karakter yang baik selain pengetahuan yang dapatinya. Guru juga menjelaskan dengan karakter yang baik siswa mampu menggunakan pengetahuannya dengan baik pula.

(73)

yang baik dan pantas untuk diajarkan kepada siswa dia. Oleh karena itu, dia mengajar tidak berpatok pada pedoman permendikbud.

Butir pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013. Guru sangat mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran lebih khusus pada instrumen penilaian. Guru belum menemukan penilaian yang efektif untuk digunakan. Guru menjelaskan saat diklat mereka hanya diberikan teori tetapi untuk praktek di lapangan belum maksimal. Guru juga mengalami kesulitan karena jumlah murid yang banyak dan SDM guru tersebut. Guru mengatakan “mungkin butuh waktu 5 tahun agar kurikulum

2013 tersebut menyatu dengan jiwa saya”.

Butir pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru memaparkan bahwa perangkat pembelajaran yang tersedia di sekolah namun hanya semampu mereka. Salah satu yang banyak tersedia adalah penilaian rubrik produk tetapi yang masih minim ialah penilaian rubrik sikap.

(74)

pada saat diklat atau sosialisasi sehingga guru tidak mengalami kesulitan dan merasa bingung.

Butir pertanyaan keduabelas yaitu mengenai karakteristik atau ciri-ciri RPPTH yang mengacu Kurikulum 2013 yang dibutuhkan. Guru tersebut menjelaskan RPPTH itu dibuat setiap hari. Guru juga tidak menjabarkan mengenai karakteristik RPPTH yang dibutuhkan tetapi guru tersebut memaparkan bahwa sudah ada karakteristik atau ciri-ciri RPPTH tetapi belum mengetahui mengenai kebenarannya.

Butir pertanyaan ketigabelas yaitu mengenai saran yang dapat guru berikan terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013. Guru memberikan saran kepada pemerintah untuk dengan sangat diberikan contoh perangkat pembelajaran terutama perangkat penilaian otentik dan pengisian raport. Mohon diberikan walaupun sedikit tetapi lengkap serta dilengkapi dengan media yang dapat mendukung pada setiap proses pembelajaran. Daftar pertanyaan secara rinci ada dilampiran 3 halaman 77.

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

(75)

indikator di buku guru tidak sesuai dengan perkembangan siswa maka guru mengembangkan indikator sendiri.. Pemahaman guru mengenai pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik belum maksimal. Kesulitan yang dialami oleh guru berkaitan dengan perangkat pembelajaran adalah penilaian otentik terutama pada penilaian sikap.

B. Deskripsi Produk awal

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini yaitu menentukan tema, kemudian kompetensi inti dan kompetensi dasar, lalu subtema sesuai dengan Kurikulum 2013 tingkat. Peneliti menentukan indikator lalu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Langkah berikutnya, peneliti mendesain silabus dan RPPTH berdasarkan kajian indikator serta tujuan pembelajaran dan materi setiap muatan pelajarannya. Kemudian peneliti menyusun kerangka bahan ajar tematik Kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik, lalu penanaman nilai karakter di dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Langkah terakhir peneliti mendesain evaluasi dan refleksi berupa penilaian otentik berdasarkan kajian materi yang akan dipelajari siswa.

1. Silabus

(76)

Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target kompetensi dasar yang ingin dicapai. Isi komponen silabus ini adalah sebagai berikut: (1) identitas sekolah, yang berisi nama satuan pendidikan, (2) muatan pelajaran, (3) kompetensi inti dan kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian yang terdiri dari teknik penilaian dan bentuk instrumen, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber belajar. Dalam silabus ini pendekatan yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Gambar

Tabel. 1 Elemen perubahan Kurikulum 2013.................................................
Gambar 3. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran......
Tabel. 1 Elemen perubahan Kurikulum 2013
Tabel. 2  Kesenjangan Kurikulum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mathematics Journalism Club | Struktur Struktur Struktur Struktur Organisasi Organisasi Organisasi Organisasi 2013 2013 2013 2013 Struktur Organisasi MJC 2013.. No Amanah Amanah

Selon elle, comme on peut penser sans difficulté que dans la citation 1F « distingue » englobe « disctincte et determinante », « repræsentans et significans » seraient assimilés

EconomicاgrowthاinاIndonesiaاisاstillاatاtheاdevelopmentاstage.اGovernmentاspending

Pemegang Saham dengan Kepemilikan &lt; 5% Shares Ownership &lt; 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Economic value added (EVA) merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan cara mempertimbangkan biaya atau modal yang telah diinvestasikan.

Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari data motivasi belajar siswa.Terjadi peningkatan motivasi belajar siswa di awal penelitian yang masih

Examine agreement in the opinion of workers in education regarding the importance of standard school scripts as an element of language and personal identity based on three