i Laporan Kinerja tahun 2019 Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Kinerja sebagai bagian integral dari siklus sistem akuntabilitas kinerja yang utuh.
Laporan Kinerja Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan 2019 mempunyai tiga fungsi: Pertama, sebagai fungsi media akuntabilitas dalam menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada pihak-pihak yang berkepentingan di Badan POM maupun stake holder terkait. Kedua, sebagai media hubungan kerja organisasi baik antar seksi, sub direktorat, direktorat, Kedeputian ataupun di tingkat Kementerian dan Lembaga. Ketiga, adalah sebagai media informasi umpan balik dalam rangka perbaikan kinerja direktorat.
Akhir kata, pemanfaatan penyusunan Laporan Kinerja 2019 ini diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan kaidah-kaidah tata pemerintahan yang baik, antara lain melalui transparansi dan akuntabilitas kinerja Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan demi terciptanya good governance dan clean government di bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.
Jakarta, Februari 2020
Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Dra. Indriaty Tubagus, Apt, M.Kes
KATA PENGANTAR
DIREKTUR PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GRAFIK ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI ... 1
B. STRUKTUR ORGANISASI ... 9
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ... 14
A. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ... 14
B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 ... 14
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ... 23
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 23
B. REALISASI ANGGARAN ... 50
BAB 4 PENUTUP ... 54
A. KESIMPULAN UMUM ATAS CAPAIAN KINERJA... 54
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Strategi Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik ... 3 Gambar 2 Peta Strategi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ... 4 Gambar 3 Kompisisi SDM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berdasarkan
Jabatanpada tahun 2019 ... 5 Gambar 4Komposisi SDM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berdasarkan
Golongan pada tahun 2019 ... 5 Gambar 5 Kompisisi SDM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berdasarkan
Pendidikan pada tahun 2019 ... 6 Gambar 6 Peta Strategi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ... 10
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Direktorat Pengawasan OT dan SK ... 15
Tabel 2 Kriteria Pencapaian Indikator Kinerja ... 22
Tabel 3 Capaian Kinerja Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ... 23
Tabel 4 Capaian Indikator Kinerja ... 24
Tabel 5 Capaian Indikator pada sasaran meningkatkan sarana produksi dan distribusi OT dan SK yang memenuhi ketentuan ... 25
Tabel 6 Capaian Indikator pada sasaran meningkatnya OT dan SK yang aman, bermanfaat dan bermutu ... 28
Tabel 7 Capaian Indikator pada sasaran meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanna publik di bidang pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ... 31
Tabel 8 Capaian Indikator pada sasaran Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ... 33
Tabel 9 Capaian Indikator pada sasaran Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di Bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ... 36
Tabel 10 Capaian Indikator pada sasaran Meningkatnya Kualitas pembinaan terkait Obat Tradisional dan Suplemen Kesehtan ... 39
Tabel 11Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berbasis Resiko... 41
Tabel 12 Terwujudnya Reformasi Birokrasi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019 ... 49
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1Persentase Sarana Produksi OT dan SK yang memenuhi ketentuan ... 25
Grafik 2 Persentase sarana distribusi OT dan SK yang memenuhi ketentuan ... 27
Grafik 3 Perentase OT yang memenuhi syarat ... 29
Grafik 4 Persentase SK yang memenuhi Syarat ... 30
Grafik 5 indeks kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan OT dan SK ... 32
Grafik 6 Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana produksi OT dan SK ... 33
Grafik 7 Indeks kepatuhan peaku usaha sarana distribusi OT dan SK ... 34
Grafik 8 persentase permohonan penilaian sarana dan produk OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu ... 36
Grafik 9 Persentase balai yang telah sesuai dalam pengambilan keputusan pengawasan ... 40
Grafik 10 Rasio Tindak lanjut hasil pengawasan OT dan SK yang diselesaikan ... 41
Grafik 11 Persentase keputusan hasil pengawasan OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu ... 44
Grafik 12 Persentase Sarana Produksi dan Sarana distribusi yang diinspeksi dalam rangka pendalaan mutu hasil pengawasan OT dan SK ... 46
Grafik 13 Persentase laporan efek samping OT dan SK yang ditindaklanjuti tepat waktu ... 48
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Kinerja Tahunan ... 56
Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Dir. Pengawasan OT dan SK ... 58
Lampiran 3 PK Kasubdit Pengawasan Sarana OT dan SK ... 60
Lampiran 4 PK Kasubdit Pengawasan Keamanan dan Mutu OT dan SK ... 61
Lampiran 5 PK Kasubdit Pengawasan Informasi dan Promosi OT dan SK ... 62
Lampiran 6 PK Kasi Inspeksi Sarana OT dan SK ... 63
Lampiran 7 PK Kasi Penilaian Sarana OT dan SK ... 64
Lampiran 8 PK Kasi Pengawasan Keamanan OT dan SK ... 65
Lampiran 9 PK Kasi Pengawasan Mutu OT dan SK... 66
Lampiran 10 PK Kasi TOP ... 67
Lampiran 11 PK Kasi Pengawasan Informasi OT dan SK ... 68
Lampiran 12 PK Kasi Pengawasan Informasi OT dan SK ... 69
Lampiran 13 SKP Staf ... 70
Lampiran 14 Index Kepatuhan Pelaku Usaha ... 73
Lampiran 15 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Realisasi Fisik dan Realisasi Anggaran) ... 74
1
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, Presiden Joko Widodo memberikan perhatian khusus kepada BPOM RI untuk bergegas melakukan penguatan kelembagaan. Perpres 80/2017 mengatur penajaman tugas, fungsi, dan kewenangan Badan POM RI dalam rangka penguatan kelembagaan Badan POM RI. Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, telah diterbitkan Peraturan Kepala Badan POM No. 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan POM. Penataan struktur organisasi (restrukturisasi) sangat penting dilakukan agar Badan POM RI dapat bergera cepat dalam menjalankan tugas pengawasan obat dan makanan secara optimal di seluruh Indonesia.
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, Presiden Joko Widodo memberikan perhatian khusus kepada BPOM RI untuk bergegas melakukan penguatan kelembagaan. Perpres 80/2017 mengatur penajaman tugas, fungsi, dan kewenangan Badan POM RI dalam rangka penguatan kelembagaan Badan POM RI. Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, telah diterbitkan Peraturan Kepala Badan POM No. 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan POM. Penataan struktur organisasi (restrukturisasi) sangat penting dilakukan agar Badan POM RI dapat bergerak cepat dalam menjalankan tugas pengawasan obat dan makanan secara optimal di seluruh Indonesia.
1. Tugas dan Fungsi Unit Kerja
Sesuai dengan Peraturan Badan POM No. 26 tahun 2017 tentang organisasi dan Tata Kerja Bada Pengawasan Obat dan Makanan.
Tugas Pokok Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen kesehatan adalah:
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan.
2 Dalam melaksanakan tugas diatas, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengawasan sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi, informasi, promosi, keamanan, dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi, informasi, promosi, keamanan, dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan;
3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, serta kriteria di bidang pengawasan sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi, informasi, promosi, keamanan, dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan;
4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi, informasi, promosi, keamanan, dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan;
5) Pelaksanaan inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
6) Pengambilan contoh (sampling) di sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
7) Pelaksanaan pengawasan informasi dan promosi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
8) Pelaksanaan surveilan obat tradisional dan suplemen kesehatan;
9) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi, informasi, promosi, keamanan, dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan; dan
10) Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat.
2. Aspek Strategis Organisasi Serta Permasalahan Utama yang Sedang Dihadapi Organisasi Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang diembannya, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan telah menyusun Revisi Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Nomor HK.04.05.433.08.18.4941 yang memuat visi, misi, program dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2015–2019 berikut target yang akan dicapai berdasar SOTK baru yang disesuaikan dengan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Peraturan Kepala Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat Dan Makanan. Renstra Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan tersebut diturunkan dari Renstra
3 Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik tahun 2015-2019 yang telah diselaraskan dengan Renstra Badan POM RI 2015-2015-2019.
Untuk mewujudkan pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, maka sasaran kegiatannya dijabarkan dalam peta strategis yang diturunkan dari Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik.
4 Gambar 2 Peta Strategi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan sesuai dengan peran dan fungsinya, didukung dengan sumber daya antara lain Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, Anggaran serta Isu Strategis.
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Sampai dengan Desember 2019, jumlah pegawai Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan seluruhnya adalah 50 (lima puluh) orang terdiri dari 37 (tiga puluh tujuh) orang PNS dan 13 (tiga belas) orang pramubakti. Berdasarkan Analisa Beban Kerja tahun 2019 yang disusun jumlah PNS di Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan idealnya berjumlah 80 (delapan puluh) orang, sehingga masih ada kekurangan PNS sekitar 43 (empat puluh tiga) orang lagi. Dalam pengajuan CPNS untuk tahun 2018, dipenuhi sejumlah 7 (tujuh) orang CPNS, yang sudah bergabung di Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan per bulan Mei 2019.
5 Gambar 3 Kompisisi SDM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
berdasarkan Jabatanpada tahun 2019
Gambar 4 Komposisi SDM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berdasarkan Golongan pada tahun 2019
Pejabat Pimpinan Tinggi 2% Pejabat Administor 6% Pejabat Pengawas 14% PFM Madya 2% PFM Muda 10% PFM Pertama 14% Jabatan Fungsional Umum 22% Tugas Belajar 4% Pramubakti 26% Golongan IV 20% Golongan III 50% Golongan II 4% Pramubakti 26%
6 Gambar 5 Kompisisi SDM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berdasarkan Pendidikan pada tahun 2019
2) Sarana dan Prasarana
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menempati Gedung C lantai 2. Adanya renovasi ruang Aula di Gedung C lantai 1 sehingga selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan November, Desember 2018 hingga Januari 2019 sementara menempati lantai 6 Gedung Is Plaza di Jalan Pramuka. Per bulan Februari 2019 sudah kembali menempati Gedung C lantai
Dalam melaksanakan tugas telah didukung sarana dan prasarana antara lain: a. Ruang kerja yang terdiri dari Ruang Direktur, Ruang Kasubdit dan Ruang Pegawai b. Peralatan, mebeulair dan kelengkapan lain dalam melaksanakan aktivitas
c. Perangkat dan sistem teknologi informasi yang mendukung pelaksanaan pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan serta administrasi
Kendala sarana prasarana:
a. Luas ruang kerja yang kurang memadai dengan jumlah pegawai yang ada b. Tempat penyimpanan arsip yang terbatas
3) Anggaran
Total anggaran Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan pada tahun 2019 adalah Rp 12.366.155.000,- (Dua belas milyar tiga ratus juta enam puluh enam juta seratus lima puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi sebesar
SLTP 2% SLTA 4% D3 14% S1 18% Apoteker 52% S2 10%
7 Rp.12.365.996.900,- (Dua belas milyar tiga ratus enam puluh lima juta sembilan ratus sembilan puluh enam ribu sembilan ratus rupiah) atau 99,9987%.
4) Isu Strategis
Indonesia memiliki pasar pengobatan tradisional yang cukup besar. Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi, maka penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional Indonesia. Besarnya potensi dan permasalahan yang dihadapi Indonesia, maka pemerintah harus selalu mendukung IOT dan UMKM Obat Tradisional dalam menghasilkan produk yang bermutu, aman dan berkhasiat agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain di pasar dalam negeri maupun global.
Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri kini juga mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan "range" yang sangat luas. Disamping itu, dengan meningkatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, maka segala informasi kesehatan produk terkait produk obat tradisional dan suplemen kesehatan akan dengan mudah diperoleh, bahkan cara pembeliannya pun cukup dengan menggunakan komputer dan perangkat seluler saja. Direktorat Pengawasan Obat dan Suplemen Kesehatan memiliki pelayanan publik yang berupa pelayanan sertifikasi dan penerbitan Surat Keterangan Ekspor, Impor maupun SAS (Special Acces Scheme) obat tradisional dan suplemen kesehatan. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut diatas, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan telah menerapkan pelayanan secara online untuk memudahkan akses dan jangkauan masyarakat yang ada di Indonesia. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menyadari dalam pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan tidak dapat menjadi single player. Untuk itu Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mengembangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga, baik di pusat, daerah, maupun internasional. Beberapa jejaring kerja yang sudah dimiliki, Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal (Pusat dan Daerah). Di tingkat regional maupun internasional BPOM memiliki jejaring kerja dengan World Health Organization (WHO), Pharmaceutical Inspection Convention and Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S).
8 Perubahan tata niaga impor untuk pemasukan Suplemen Kesehatan dan Obat Kuasi yang semula Border kini menjadi Post Border berdampak pada pengawasan yang sebelumnya dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) beralih ke Kementerian/Lembaga (K/L). Pada Perka BPOM No 30 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke Wiayah Indonesia belum ditetapkan batas waktu pengurusan SKI untuk komoditi Post Border sehingga berpotensi pemasukan Suplemen Kesehatan dan Obat Kuasi tanpa melalui mekanisme SKI. Untuk mengatasi kendala tersebut perlu dilakukan review peraturan sehingga ditetapkan batas waktu pengurusan SKI untuk komoditi Post Border dan dilakukan penyusunan petunjuk teknis pengawasan Post Border untuk meningkatkan efektivitas pengawasan Post Border.
Maraknya pembelian secara online oleh masyarakat luas, disisi lain menyebabkan peningkatan pemasukan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan ilegal ke wilayah Indonesia melalui jasa pengiriman dan berdampak meningkatnya peredaran OT dan SK ilegal. Oleh karena hal itu perlu disusun batasan jumlah pemasukan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan untuk keperluan pribadi yang dikirim melalu jasa pengiriman sebagai salah satu langkah pencegahan peredaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan impor ilegal.
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan melakukan evaluasi dan analisis manfaat-resiko dari laporan efek samping Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang diterima. Kondisi saat ini, pelaporan efek samping Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan masih underreporting antara lain disebabkan karena pelaporan oleh pelaku usaha masih bersifat sukarela, awareness tenaga kesehatan dalam melaporkan efek samping Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan masih rendah maupun masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang mekanisme pelaporan efek samping Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.
Permasalahan utama dalam pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan pada periode tahun 2019 yaitu:
a. Pelaku usaha tidak seluruhnya memahami dan mematuhi peraturan yang berlaku di bidang obat tradisional dan suplemen kesehatan
b. Belum efektifnya pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi serta bimbingan.
9 c. Kurangnya kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan,
mutu dan manfaat pada produk yang dihasilkan.
d. Jumlah inspektur yang belum memadai (dikarenakan mutasi dan promosi) dibandingkan dengan cakupan tugas pengawasan dan beban kerja serta Kompetensi inspektur yang belum merata untuk melakukan pengawasan
e. Pengawasan Post Border Suplemen Kesehatan dan Obat Kuasi terkait batas waktu pengurusan SKI
f. Belum ditetapkan batasan jumlah pemasukan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan untuk keperluan pribadi yang dikirim melalu jasa pengiriman
g. Jumlah pelaporan efek samping Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan masih underreporting
B. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat Dan Makanan Pasal 211, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan terdiri dari 3 (tiga) Sub Direktorat yang terdiri dari 3 (tiga) Sub Direktorat yang terdiri dari :
1. Subdirektorat Pengawasan Sarana Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan;
2. Subdirektorat Pengawasan Informasi dan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan; 3. Subdirektorat Pengawasan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
dan;
10 Gambar 6 Peta Strategi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
1. Subdirektorat Pengawasan Sarana Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan;
Subdirektorat Pengawasan Sarana Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan sarana/fasilitas obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sub Direktorat Pengawasan Sarana Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
DIREKTORAT PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN Kelompok Jabatan Fungsional SUB DIREKTORAT PENGAWASAN SARANA OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN Seksi Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Seksi Penilaian Sarana Produksi dan Distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan SUB DIREKTORAT PENGAWASAN INFORMASI
DAN PROMOSI OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN Seksi Pengawasan Informasi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Seksi Pengawasan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan SUB DIREKTORAT PENGAWASAN KEAMANAN DAN MUTU OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN KESEHATAN Seksi Pengawasan Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Seksi Pengawasan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Seksi Tata Opera sional
11 3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan; dan
5) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang inspeksi dan penilaian sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Subdirektorat Pengawasan Sarana Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan terdiri atas: 1) Seksi Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan;
Seksi Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan inspeksi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan. 2) Seksi Penilaian Sarana Produksi dan Distribusi Obat Tradisional dan Suplemen
Kesehatan.
Seksi Penilaian Sarana Produksi dan Distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penilaian sarana/fasilitas produksi dan distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan.
2. Subdirektorat Pengawasan Informasi dan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan; Subdirektorat Pengawasan Informasi dan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan informasi dan promosi obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Subdirektorat Pengawasan Informasi dan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pengawasan informasi dan promosi
obat tradisional dan suplemen kesehatan;
2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan informasi dan promosi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
12 3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengawasan informasi dan promosi obat tradisional dan suplemen kesehatan;
4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan informasi dan promosi obat tradisional dan suplemen kesehatan; dan
5) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan informasi dan promosi obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Subdirektorat Pengawasan Informasi dan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan terdiri atas:
1) Seksi Pengawasan Informasi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan; dan
Seksi Pengawasan Informasi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengawasan informasi obat tradisional dan suplemen kesehatan.
2) Seksi Pengawasan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.
Seksi Pengawasan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengawasan promosi obat tradisional dan suplemen kesehatan.
3. Subdirektorat Pengawasan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan dan;
Subdirektorat Pengawasan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan keamanan dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Subdirektorat Pengawasan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pengawasan keamanan dan mutu obat
tradisional dan suplemen kesehatan;
2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keamanan dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan;
13 3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengawasan keamanan dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan;
4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan keamanan dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan;
5) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan keamanan dan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan; dan
6) Pelaksanaan urusan tata operasional Direktorat.
Subdirektorat Pengawasan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan terdiri atas:
1) Seksi Pengawasan Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan;
Seksi Pengawasan Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengawasan keamanan obat tradisional dan suplemen kesehatan.
2) Seksi Pengawasan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan; dan
Seksi Pengawasan Mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengawasan mutu obat tradisional dan suplemen kesehatan
3) Seksi Tata Operasional
Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan urusan tata operasional pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan.
14
A. Rencana Strategis Tahun 2015-2019
Perencanaan Kinerja Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan dituangkan dalam Revisi Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Nomor HK.04.05.433.08.18.4941. Renstra tersebut berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, sasaran kegiatan, target tahunan, arah kebijakan dan strategi yang disusun mengacu Renstra Badan POM Tahun 2015 - 2019. Pada Revisi Renstra Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan dipaparkan mengenai perubahan Organisasi bahwa Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan adalah hasil pemekaran struktur organisasi yang sebelumnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen.
Restrukturisasi organisasi menyebabkan perubahan tugas dan fungsi direktorat yang ditunjukkan dengan perubahan indikator kinerja.
B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019
Perjanjian Kinerja pada dasarnya berisi pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola yang dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK). Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan kesepakatan antara pengemban tugas (penerima amanah) dengan atasannya (pemberi amanah) yang berupa ikhtisar Rencana Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya.
Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Perjanjian kinerja tahun 2019 Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menggunakan indikator-indikator dan target kinerja yang merupakan indikator kinerja utama yang
15 telah ditetapkan dalam Renstra Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan tahun 2015-2019.
Tabel 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Direktorat Pengawasan OT dan SK
NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Meningkatnya sarana produksi dan distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang memenuhi ketentuan
Persentase Sarana produksi OT dan SK yang memenuhi
ketentuan
23,5%
Persentase Sarana distribusi OT dan SK yang memenuhi
ketentuan
66%
2. Meningkatnya Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang aman, bermanfaat dan bermutu
Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat
85%
Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat
85%
3. Meningkatnya kepuasan pelaku
usaha terhadap layanan publik di Bidang Pengawasan OT dan SK
Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan OT dan SK
76
4. Meningkatnya kepatuhan pelaku
usaha OT dan SK
Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana produksi OT dan SK
61
Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana distribusi OT dan SK
61
5. Meningkatnya ketepatan waktu
pelayanan publik di bidang pengawasan OT dan SK
Persentase permohonan
penilaian sarana dan produk OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu
87%
6. Meningkatnya kualitas pembinaan terkait OT dan SK
Persentase Balai yang telah sesuai dalam pengambilan keputusan pengawasan
61%
7. Meningkatnya efektivitas
pengawasan OT dan SK berbasis resiko
Rasio tindak lanjut hasil pengawasan OT dan SK yang dilaksanakan
61%
Persentase keputusan hasil pengawasan OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu
56%
Persentase Sarana Produksi dan Sarana Distribusi yang diinspeksi dalam rangka pendalaman mutu hasil pengawasan OT dan SK
16 Persentase laporan efek samping
OT dan SK yang ditindaklanjuti tepat waktu
83%
8. Terwujudnya Reformasi Birokrasi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan sesuai roadmap Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019
Nilai AKIP Direktorat Pengawasan OT dan SK
81
Jumlah anggaran adalah Rp. Rp 12.366.155.000,- (Dua belas milyar tiga ratus juta enam puluh enam juta seratus lima puluh lima ribu rupiah).
Semua indikator kinerja pada perjanjian kinerja merupakan indikator kinerja utama (IKU), sehingga semua akan dibahas pada laporan kinerja ini.
Meningkatnya sarana produksi dan distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang memenuhi ketentuan merupakan perspektif stakeholder yang tentunya akan mewujudkan obat tradisional dan kesehatan yang aman dan bermutu. Sarana produksi obat tradisional dan suplemen kesehatan yang memenuhi ketentuan adalah sarana produksi yang memenuhi cara pembuatan obat tradisional dan suplemen kesehatan yang baik. Sedangkan sarana distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan yang memenuhi ketentuan merupakan sarana distribusi yang memenuhi cara distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan yang baik yang berkaitan dengan legalitas dan keamanan serta mutu Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja. Kedua indikator dengan target tahun 2019 dan cara pengukuran masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
1.
Persentase Sarana produksiOT dan SK yang memenuhi ketentuan
23,5%
Perbandingan jumlah sarana produksi OT dan SK yang memenuhi ketentuan terhadap sarana produksi
OT dan SK yang aktif berproduksi yang diawasi
SK 1
Meningkatnya sarana produksi dan distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang memenuhi ketentuan17 Pengawasan post market merupakan pengawasan terhadap produk yang beredar secara professional dan independen sehingga diharapkan menghasilkan produk obat tradisional dan suplemen kesehatan yang aman, bermanfaat dan bermutu.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja. Kedua indikator dengan target tahun 2019 dan cara pengukuran masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
2.
Persentase Sarana distribusiOT dan SK yang memenuhi ketentuan
66%
Perbandingan jumlah sarana distribusi OT dan SK yang memenuhi ketentuan terhadap sarana distribusi
OT dan SK yang aktif berdistribusi yang diawasi
1.
Persentase Obat Tradisional yang memenuhisyarat
85%
Perbandingan jumlah obat tradisional yang memenuhi syarat pada tahun berjalan terhadap obat tradisional yang
diuji dengan parameter kritis pada tahun berjalan.
2.
Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhisyarat
85%
Perbandingan jumlah suplemen kesehatan yang
memenuhi syarat pada tahun berjalan terhadap suplemen kesehatan yang
diuji dengan parameter kritis pada tahun berjalan.
SK 2
Meningkatnya Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang aman, bermanfaat dan bermutu18 Layanan publik yang dilakukan di Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan terdiri dari pelayanan sertifikat terkait sarana produksi dan produk. Layanan sertifikat terkait sarana produksi terdiri dari Permohonan Persetujuan RIP/AHS IOT dan IEBA, Permohonan Persetujuan Denah Bangunan UKOT, Penerbitan Sertifikasi CPOTB serta Penerbitan Rekomendasi Izin Obat Tradisional. Sedangkan layanan sertifikat terkait produk adalah SKI, SKE serta SAS. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan merupakan unit yang baru terbentuk di tahun 2019 sehingga tidak mempunyai data kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang pengawasan OT dan SK di tahun sebelumnya, targetnya ditetapkan 76. Penilaian kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang pengawasan OT dan SK dilakukan dan diolah oleh Inspektorat Utama dengan menyebarkan survei ke pelaku usaha yang menerima layanan publik Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 1 (satu) indikator kinerja, sebagai berikut:
Kepatuhan pelaku usaha merupakan merupakan suatu bentuk keberterimaan dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang bersifat profit/non profit sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku terkait dengan Obat Tradisiona dan Suplemen Kesehatan. Sumber data untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaku usaha di bidang Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berasal dari unit Direktorat Pengawasan OT dan SK, namun
1.
Indeks kepuasanpelayanan publik di bidang pengawasan OT dan SK
76
ukuran untuk menilai tingkat efektivitas Pelayanan Publik di bidang pengawasan OT dan SK yang dilakukan oleh Inspektorat Utama
SK 3
Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di Bidang Pengawasan OT dan SK19 diukur oleh Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan (PRKOM). Data diperoleh dari PRKOM dengan metode survei yang disebar ke seluruh Indonesia kemudian dihitung dengan metode OECD. Survei dilakukan di tahun 2019 merupakan data survey yang telah dilakukan di tahun 2018.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja. Kedua indikator dengan target tahun 2019 dan cara pengukuran masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
Pelayanan publik yang baik merupakan pelayanan yang dapat memuaskan konsumen, salah satu parameter pelayanan publik yang baik yang dapat memuaskan konsumen adalah ketepatan waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan berdasar peraturan yang ada tentang pelayanan publik sesuai dengan jenis layanan yang diberikan.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 1 (satu) indikator kinerja utama, sebagai berikut:
1
. Indeks kepatuhan
pelaku usaha sarana
produksi OT dan SK
61
Pemenuhan ketentuan bagi pelaku usaha sarana produksi Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan
2
. Indeks kepatuhan
pelaku usaha sarana
distribusi OT dan SK
61
Pemenuhan ketentuan pelaku usaha bagi sarana distribusi Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan
1.
Persentase permohonan penilaian sarana dan produk OT danSK yang diselesaikan tepat
waktu
87%
Perbandingan jumlah berkas permohonan penilaian produk
dan sarana yang mendapat keputusan tepat waktu terhadap
jumlah berkas permohonan penilaian produk dan sarana Obat Tradisional dan Suplemen
Kesehatan yang diterima
SK 5
Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di bidang pengawasan OT dan SK20 Balai Besar POM / Balai POM merupakan ujung tanduk pengawasan post market. Indikator kinerja ini merupakan indikator untuk menilai kinerja Balai yang telah sesuai dalam pengambilan keputusan pengawasan. Untuk tahun 2019, keputusan pengawasan yang dilihat adalah keputusan pengawasan iklan dan penandaan, kemudian juga dilakukan pembinaan terhadap Balai Besar POM / Balai POM terkait pengawasan OT dan SK.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 1 (satu) indikator kinerja, sebagai berikut:
Pengawasan post market dilakukan dengan berbasis risiko, hal ini dikarenakan kemampuan sumber daya yang terbatas. Sumber daya ini meliputi jumlah inspektur, jumlah anggaran, cakupan area pengawasan yang luas serta sarana dan prasarana pendukungnya.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 4 (empat) indikator kinerja, sebagai berikut:
1.
Persentase Balaiyang telah sesuai dalam pengambilan keputusan
pengawasan
61%
Perbandingan jumlah Balai yang telah sesuai dalam pengambilan keputusan pengawasan OT
dan SK terhadap jumlah Balai seluruh Indonesia
1.
Rasio tindak lanjut hasilpengawasan OT dan SK yang dilaksanakan
61%
Perbandingan Jumlah feedback yang diberikan
terhadap tindak lanjut pengawasan OT dan SK
yang dilaksanakan
SK 6
Meningkatnya kualitas pembinaan terkait OT dan SK21 Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berupaya untuk terus meningkatkan pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) di 8 (delapan) area perubahan. Hal ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan secara proporsional menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran, menciptakan birokrasi yang bermental melayani sehingga kualitas pelayanan publik dan kinerja Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan meningkat.
2.
Persentasekeputusan hasil pengawasan OT dan SK yang diselesaikan tepat
waktu
56%
Perbandingan jumlah keputusan hasil pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan yang diselesaikan tepat waktu terhadap total keputusan hasil pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan tidak memenuhi
ketentuan
3.
Persentase SaranaProduksi dan Sarana Distribusi yang diinspeksi
dalam rangka pendalaman mutu hasil pengawasan OT dan SK*
61%
Perbandingan jumlah pendalaman mutu hasil pemeriksaan sarana produksi dan distibusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan terhadap sarana Produksi dan Sarana Distribusi yang
diperiksa
SK 8
Tradisional dan Suplemen Kesehatan sesuai roadmap Reformasi Terwujudnya Reformasi Birokrasi Direktorat Pengawasan Obat Birokrasi BPOM 2015-201922 Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan ini, telah ditetapkan 1 (satu) indikator kinerja, sebagai berikut:
Keberhasilan suatu sasaran strategis dapat diukur melalui capaian indikator kinerja. Pengukuran indikator kinerja dilakukan dengan cara menghitung realisasi setiap indikator sesuai definisi operasional indikator, yang ditetap-kan pada saat perencanaan kinerja. Selanjutnya dihitung persentase capaian kinerja untuk masing-masing indikator, dengan cara membandingkan real-isasi dan target yang telah ditetapkan pada perjanjian kinerja, dengan rumus di bawah ini: Pengukuran indikator positif (semakin tinggi realisasinya, semakin baik kinerjanya) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk indikator negatif (semakin tinggi realisasinya, semakin buruk kiner-janya) yang satuannya dalam % dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = (100% − 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖)
(100% − 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡) × 100%
Dari capaian indikator-indikatornya, kemudian dapat dihitung Nilai Pen-capaian Sasaran (NPS) yang merupakan rata-rata dari capaian indikator-indikatornya, dengan ketentuan sebagai berikut: “ Untuk sasaran strategis yang memiliki lebih dari 1 (satu) indikator, nilai pencapaian sasaran dihitung berdasarkan capaian rata-rata indikator dari sasaran”.
Dalam buku Laporan Kinerja ini, kriteria pencapaian indikator kinerja (X) yang digunakan adalah: Tabel 2 Kriteria Pencapaian Indikator Kinerja
Kriteria Rentang Capaian
Lapkin 2019 Sangat Kurang <50 Kurang 50 - <70 Cukup 70 - <90 Baik 90 - <110 Sangat Baik 110 - 120
Tidak dapat disimpulkan > 120
Nilai AKIP Dit
Pengawasan OT
dan SK
81
nilai hasil dari penilaian/evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Utama atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dilakukan oleh setiap
23
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
1. Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2019
Berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2019, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Keehatan memiliki 8 Sasaran Kegiatan yang masing-masing sasaran Kegiatan diukur beberapa indikator kinerja sehingga terdapat 14 Indikator Kinerja Utama. Capaian Kinerja Direktorat pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan 2019 seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3 Capaian Kinerja Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
No Sasaran Kegiatan Nilai Capaian
Sasaran %
Kriteria
1 Meningkatnya sarana produksi dan distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang memenuhi ketentuan
135.93% Tidak dapat
disimpulkan
2 Meningkatnya Obat Tradisional dan Suplemen
Kesehatan yang aman, bermanfaat dan bermutu 113.35 % Sangat Baik
3 Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap
layanan publik di bidang pengawasan obat tradisional dan Suplemen Kesehatan
110.86% Sangat baik
4
Meningkatnya Kepatuhan Pelaku Usaha Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan 134.49%
Tidak dapat disimpulkan 5 Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan public di
Bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
107.65% baik
6
Meningkatnya Kualitas pembinaan terkait Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehtan 152.71%
Tidak dapat disimpulkan 7 Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan berbasis Resiko
121.66% Tidak dapat
disimpulkan 8 Terwujudnya Reformasi Birokrasi Direktorat
Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019
94.46% Baik
Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa pada tahun 2019 kategori capaian Sasaran Kegiatan dengan kategori Sangat Baik 1 (satu), Baik ada 3 (tiga), dan 4 (empat) Tidak dapat disimpulkan.
24 Tabel 4 Capaian Indikator Kinerja
No. Indikator Kinerja Realisasi Target Capaian Kategori
Meningkatnya sarana produksi dan distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang memenuhi ketentuan
135.93% Tidak dapat disimpulkan
1 Persentase sarana produksi OT
dan SK yang memenuhi
ketentuan
38.68% 23.5% 164.59% Tidak dapat
disimpulkan
2 Persentase Sarana distribusi OT
dan SK yang memenuhi
ketentuan
70.80% 66% 107.27% Baik
Meningkatnya Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang aman, bermanfaat dan bermutu
113.35 % Sangat Baik
3 Persentasi OT yang memenuhi
syarat
94.96 % 85% 111.72% Sangat Baik
4 Persentase SK yang memenuhi
Syarat
97.73 % 85% 114.98% Sangat Baik
Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
110.86% Sangat baik
5 Indeks kepuasan pelayanan
public di bidang Pengawasan OT dan SK
84.25 76 110.86% Sangat baik
Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
134.49% Tidak dapat dispulkan
6 Index kepatuhan pelaku usaha
sarana produksi OT dan SK
82.04 61 134.49% Tidak dapat
disimpulkan
7 Index kepatuhan pelaku usaha
sarana distribusi OT dan SK
82.04 61 134.49% Tidak dapat
disimpulkan
Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di Bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
107.65% baik
8 Persentase permohonan
penilaian sarana dan produk OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu
93.66% 87% 107.65% Baik
Meningkatnya Kualitas pembinaan terkait Obat Tradisional dan Suplemen Kesehtan
152.71 Tidak dapat disimpulkan
9 Persentasi balai yang telah sesuai
dalam pengambilan keputusan pengawasan
93.15% 61% 152.71% Tidak dapat
disimpulkan
Meningkatnya efektivitas pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan berbasis Resiko
120.10% Tidak dapat disimpulkan
10 Rasio Tindak lanjut hasil
pengawasan OT dan SK yang dilaksanakan
79,20% 61 129,84% Tidak dapat
disimpulkan
11 Persentase keputusan hasil
pengawasan OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu
65.44% 56% 116.85% Sangat baik
12 Persentase Sarana Produksi dan
Sarana distribusi yang diinspeksi dalam rangka pendalaan mutu hasil pengawasan OT dan SK
73.86% 61% 121.08% Tidak dapat
disimpulkan
13 Persentase laporan efek samping
OT dan SK yang ditindaklanjuti tepat waktu
98.66% 83% 118.86% Sangat Baik
Terwujudnya Reformasi Birokrasi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi BPOM 2015-2019
96.73% baik
14 Nilai AKIP direktorat pengawasan
OT dan SK
25 2. Analisis Akuntabilitas Kinerja
SASARAN 1.
"Meningkatnya sarana produksi dan distribusi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang memenuhi ketentuan"
Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur dari 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) sehingga disimpulkan Nilai Capaian Sasaran 135.93% dengan kriteria Tidak dapat disimpulkan. Realisasi indikator kinerja pada sasaran kegiatan ini dibandingkan dengan target tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 5 Capaian Indikator pada sasaran meningkatkan sarana produksi dan distribusi OT dan SK yang memenuhi ketentuan
No. Indikator Kinerja Realisasi Target Capaian Kategori
1 Persentase sarana produksi OT
dan SK yang memenuhi
ketentuan
38.68% 23.5% 164.59% Tidak dapat
disimpulkan
2 Persentase Sarana distribusi OT
dan SK yang memenuhi
ketentuan
70.80% 66% 107.27% Baik
a. Persentase sarana produksi OT dan SK yang memenuhi ketentuan
Grafik 1Persentase Sarana Produksi OT dan SK yang memenuhi ketentuan
318 123 195 J U M L A H S A R A N A J U M L A H S A R A N A D A T A P E G A W A S A N S A R A N A P R O D U K S I 2 0 1 9
Sarana yang Diawasi MK TMK
DARI 318 SARANA PROUKSI YANG DIAWASI TERDAPAT 123 SARANA YANG MEMENUHI KETENTUAN JADI REALISASI PERSENTASE SARANA PRODUKSI OT DAN SK YANG MEMENUHI KETENTUAN YAITU
38.68%, SEHINGGA CAPAIAN TERHADAP TARGET SEBESAR 164,59% [Hasil Pengawasan Sarana Produksi 2019]
23, 50% 38, 68% 2 0 1 9 P E R S E N T A S E S A R A N A P R O D U K S I O T & S K Y A N G M E M E N U H I K E T E N T U A N Target Realisasi
26 Capaian target pada pelaksanaan tahun 2019 sebagai kinerja yang telah berjalan sesuai pada jalur yang direncanakan. Realisasi yang melebih target sehingga dikategorikan tidak dapat disimpulkan pada tahun 2019 in dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
1) Pengawasan sarana produksi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan dilakukan berdasarkan analisis risiko.
2) Pembinaan dan pendampingan UMKM OT yang dilakukan oleh Badan POM meningkatkan kesadaran dan kemampuan pelaku usaha produksi untuk memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku.
3) Pengawasan terhadap sarana produksi obat tradisional dan suplemen kesehatan dilakukan secara proaktif, cepat tanggap, dan komprehensif sehingga saat melakukan pemeriksaan juga memberikan solusi perbaikan terhadap sarana.
4) Sarana produksi yang memenuhi syarat didominasi oleh Industri Obat Tradisional dengan personel yang kompeten, sehingga persentase sarana memenuhi syarat menjadi tinggi. 5) Peningkatan kompetensi teknis petugas Balai/Balai Besar POM dan petugas Badan POM
melalui pelatihan CPOTB Dasar dan Pelatihan CPOTB lanjutan bagi inspektur di Pusat dan di Balai Besar/Balai POM.
6) Intensifikasi Desk CAPA untuk meningkatkan pemahaman dari pihak industri obat tradisional dalam menyelesaikan tindak lanjut dari temuan (finding) yang ditemukan pada saat inspeksi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2019 untuk mendukung keberhasilan dalam pencapaian target indikator kinerja ini adalah :
1) Bimtek Inspektur CPOTB (Inspektur OT dan SK, dan Topik Khusus).
2) Asistensi Penuntasan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan OT dan SK. 3) Inspeksi Komprehensif dalam rangka Tindak Lanjut OT dan SK.
4) Join Inspection. 23, 00% 23, 50% 27, 69% 38, 68% 2 0 1 8 2 0 1 9 P E R B A N D I N G A N R E A L I S A S I & C A P A I A N T A H U N 2 0 1 8 D E N G A N 2 0 1 9 Target Realisasi
DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2018 TERDAPAT KENAIKAN REAISASI SEBESAR
10.99% [Hasil Pengawasan Sarana Produksi
27 b. Persentase sarana distribusi OT dan SK yang memenuhi ketentuan
Grafik 2 Persentase sarana distribusi OT dan SK yang memenuhi ketentuan
Capaian target yang baik pada pelaksanaan pada tahun 2019 sebagai kinerja yang telah berjalan sesuai pada jalur yang direncanakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan tercapaianya target indikator kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:
1) Pemilihan target pengawasan sarana produksi yang berdasarkan analisis risiko 2) Pengawasan sarana distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan yang cepat
tanggap dan komprehensif
66,00% 70, 80% 2 0 1 9 P E R S E N T A S E S A R A N A D I S T R I B U S I O T & S K Y A N G M E M E N U H I K E T E N T U A N Target Realisasi 65, 50% 66, 00% 68, 80% 70, 80% 2 0 1 8 2 0 1 9 P E R B A N D I N G A N R E A L I S A S I & C A P A I A N T A H U N 2 0 1 8 D E N G A N 2 0 1 9 Target Capaian
DARI 3024 SARANA DISTRIBUSI YANG DIAWASI TERDAPAT 2141 SARANA YANG MEMENUHI KETENTUAN JADI REALISASI PERSENTASE SARANA DISTRIBUSI OT DAN SK YANG MEMENUHI KETENTUAN YAITU 70,80%, SEHINGGA CAPAIAN TERHADAP TARGET SEBESAR 107,27%
[Hasil Pengawasan Sarana Distribusi 2019]
DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2018
TERDAPAT KENAIKAN REAISASI SEBESAR
2% 2019] 3024 2141 883 J U M L A H S A R A N A J U M L A H S A R A N A D A T A P E G A W A S A N S A R A N A D I S T R I B U S I O T & S K 2 0 1 9
28 3) Pembinaan yang dilakukan oleh Badan POM secara terus menerus
4) Intensifikasi pengawasan produk beredar yang dilakukan secara periodic
5) Aktif melakukan KIE kepada pelaku usaha (distribusi) OT dan SK serta kemudahan akses informasi produk OT dan SK yang dilarang beredar via aplikasi public warning Badan POM
Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2019 untuk mendukung keberhasilan dalam pencapaian target indikator kinerja ini adalah :
1) Bimtek Inspektur CPOTB (Inspektor OT dan SK, dan Topik Lanjutan)
2) Asistensi Penuntasan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan OT dan SK 3) Inspeksi Komprehensif dalam rangka Tindak Lanjut OT dan SK
SASARAN 2.
“
Meningkatnya Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang aman, bermanfaat dan bermutu”Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur dari 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) sehingga disimpulkan Nilai Capaian Sasaran 105,70% dengan kriteria Baik
Realisasi indikator kinerja pada sasaran kegiatan ini dibandingkan ngan target tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 6 Capaian Indikator pada sasaran meningkatnya OT dan SK yang aman, bermanfaat dan bermutu No. Indikator Kinerja Realisasi Target Capaian Kategori
1 Persentase OT yang memenuhi
syarat
94.96 % 85% 111.72% Sangat Baik
2 Persentase SK yang memenuhi
syarat
29 a. Persentase OT yang memenuhi syarat
Grafik 3 Perentase OT yang memenuhi syarat
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan telah berhasil memperkuat sistem pengawasan obat tradisional. Hal ini ditunjukkan dengan telah tercapainya target pada indikator persentase obat tradisional yang memenuhi syarat. Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1) Kesadaran pelaku usaha dalam mematuhi peraturan yang berlaku, akibat dari aktifnya Badan POM melakukan KIE dan pemeriksaan.
2) Penerapan CPOTB pada industri obat tradisional sehingga menghasilkan produk dapat dijamin mutu dan keamanannya
3) Koordinasi dengan lintas sektor strategis seperti kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Pemda, Kementerian Perdagangan dan lintas sektor lain sehingga
85, 00% 94,96% 2 0 1 9 P E R S E N T A S E O T Y A N G M E M E N U H I S Y A R A T Target Realisasi 12584 11916 D A T A O T Y A N G M E M E N U H I S Y A R A T
Jumlah OT yang memenuhi syarat Jumlah OT yang diuji dengan parameter kritis
85, 00% 85, 00% 88, 23% 94, 96% 2 0 1 8 2 0 1 9 P E R B A N D I N G A N R E A L I S A S I & C A P A I A N T A H U N 2 0 1 8 D E N G A N 2 0 1 9 Target Capaian
DARI 12584OT YANG DIUJI DENGAN PARAMETER KRITIS TERDAPAT 11916OT YANG MEMENUHI SYARAT, JADI REALISASI PERSENTASE OT YANG MEMENUHI SYARAT YAITU 94,96%, SEHINGGA CAPAIAN TERHADAP TARGET SEBESAR 111,72%
DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2018
TERDAPAT KENAIKAN REAISASI SEBESAR
6,73%% 2019]
30 pembinaan ke sarana yang memproduksi obat tradisional dapat menyeluruh dari semua lintas sektor terkait.
4) Meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai obat tradisional yang tidak memenuhi syarat dan bahaya obat tradisional mengandung bahan kimia obat melalui KIE
5) Peningkatan kompetensi teknis petugas dalam melaksanakan tugas pengawasan baik melalui bimbingan teknis, workshop, keikutsertaan dalam seminar atau training 6) Penyusunan rencana sampling obat tradisional yang berdasarkan kajian resiko
sehingga produk yang tersampling dapat langsung kesasaran dan dapat mewakili kondisi peredaran produk di lapangan.
7) Perubahan definisi operasional produk memenuhi syarat, dimana di tahun 2019 selain parameter uji kritis juga menghitung terhadap MK penandaan
b. Persentase SK yang memenuhi syarat
Grafik 4 Persentase SK yang memenuhi Syarat
85, 00% 97,73% 2 0 1 9 P E R S E N T A S E S K Y A N G M E M E N U H I S Y A R A T Target Realisasi 4185 4090 D A T A O T Y A N G M E M E N U H I S Y A R A T
Jumlah SK yang memenuhi syarat Jumlah SK yang diuji dengan parameter kritis
DARI 4185SK YANG DIUJI DENGAN PARAMETER KRITIS TERDAPAT4090SK YANG MEMENUHI SYARAT, JADI REALISASI PERSENTASE OT YANG MEMENUHI SYARAT YAITU 97,73%%, SEHINGGA CAPAIAN TERHADAP TARGET SEBESAR 114,98%
31 Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan telah berhasil memperkuat sistem pengawasan obat tradisional. Hal ini ditunjukkan dengan telah tercapainya target pada indikator persentase obat tradisional yang memenuhi syarat. Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1) Perubahan definisi operasional produk memenuhi syarat, dimana di tahun 2019 selain parameter uji kritis juga menghitung terhadap MK penandaan
2) Suplemen kesehatan diproduksi pada sarana dengan standar GMP sehingga potensi ketidaksesuaian dengan persyaratan dapat diminimalisir
3) Standar yang ketat diterapkan bagi suplemen makanan impor yang akan didaftarkan di Indonesia
4) Pengujian terhadap suplemen kesehatan yang semakin berkembang didukung oleh metoda analisa untuk suplemen kesehatan yang mulai dibuat dan diterapkan 5) Komunikasi, informasi dan edukasi kepada pelaku usaha di bidang obat tradisional /
suplemen kesehatan SASARAN 3.
“
Meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanan publik di bidang pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan”Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur dari 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) sehingga disimpulkan Nilai Capaian Sasaran 110.86% yang memenuhi kategori sangat baik. Realisasi indikator kinerja pada sasaran kegiatan ini dibandingkan ngan target tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 7 Capaian Indikator pada sasaran meningkatnya kepuasan pelaku usaha terhadap layanna publik di bidang pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
No. Indikator Kinerja Realisasi Target Capaian Kategori 1 Indeks kepuasan pelayanan
public di bidang Pengawasan OT dan SK 84.25 76 110.86% Sangat baik 85, 00% 85, 00% 95, 33% 97, 73% 2 0 1 8 2 0 1 9 P E R B A N D I N G A N R E A L I S A S I & C A P A I A N T A H U N 2 0 1 8 D E N G A N 2 0 1 9 Target Capaian
DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2018
TERDAPAT KENAIKAN REAISASI SEBESAR
2,4%% 2019]
32 a. Indeks kepuasan pelayanan publik di bidang Pengawasan OT dan SK
Grafik 5 indeks kepuasan pelayanan publik di bidang pengawasan OT dan SK
Layanan publik yang dilakukan di Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan terdiri dari pelayanan sertifikat terkait sarana produksi dan produk. Layanan sertifikat terkait sarana produksi terdiri dari Permohonan Persetujuan RIP/AHS IOT dan IEBA, Permohonan Persetujuan Denah Bangunan UKOT, Penerbitan Sertifikasi CPOTB serta Penerbitan Rekomendasi Izin Obat Tradisional. Sedangkan layanan sertifikat terkait produk adalah SKI, SKE serta SAS.
Dibandingkan dengan tahun 2018 terdapat penurunan capaian dikarenakan diimplementasikanya Online Single Submission ( OSS) yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan aplikasi pelayanan publik yang ada di BPOM. Direktorat pengawasan obat tradisional terus melakukan inovasi dalam pelayanan publik.
76, 00 84, 25 2 0 1 9 I N D E K S K E P U A S A N P E L A Y A N A N P U B L I K D I B I D A N G P E N G A W A S A N O T & S K Target Realisasi 75, 00% 76, 00% 86, 13% 84, 25% 2 0 1 8 2 0 1 9 P E R B A N D I N G A N R E A L I S A S I & C A P A I A N T A H U N 2 0 1 8 D E N G A N 2 0 1 9 Target Realisasi
INDEKS KEPUASAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENGAWASAN OT&SK YAITU
76 SEHINGGA REALISASI TERHADAP TARGET 110.86 [Sumber Data: Inspektorat]
DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2018
TERDAPAT PENURUNAN SEBESAR 1,88%
33 SASARAN 4.
“
Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan”Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur dari 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) sehingga disimpulkan Nilai Capaian Sasaran (134,49%) dengan kriteria (tidak dapat disimpulkan). Realisasi indikator kinerja pada sasaran kegiatan ini dibandingkan ngan target tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 8 Capaian Indikator pada sasaran Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
No. Indikator Kinerja Realisasi Target Capaian Kategori
1. Indeks kepatuhan pelaku usaha
sarana produksi OT dan SK
82.04 61 134.49% Tidak dapat
disimpulkan
2. Indeks kepatuhan pelaku usaha
sarana distribusi OT dan SK
82.04 61 134.49% Tidak dapat
disimpulkan
a. Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana produksi OT dan SK
Grafik 6 Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana produksi OT dan SK
Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana produksi obat tradisional dan suplemen kesehatan merupakan indikator yang mana surveinya oleh PRKOM di seluruh Indonesia pada tahun 2018 dengan menggunakan data sarana produksi OT dan SK yang diambil melalui SIPT. Indeks kepatuhan pelaku usahan tahun 2018 dihasilkan pada tahun 2019.
61, 00 82, 04 2 0 1 9 I N D E K S K E P A T U H A N P E L A K U U S A H A S A R A N A P R O D U K S I O T D A N S K Target Realisasi
INDEKS KEPATUHAN PELAKU USAHA SARNA PRODUKSI DI BIDANG PENGAWASAN OT&SK YAITU 82,04
SEHINGGA REALISASI TERHADAP TARGET
134,49% [Sumber Data: Prkom]
34 Hasil realisasi tahun 2019 menunjukkan bahwa indeks kepatuhan pelaku usaha sarana Produksi obat tradisional dan suplemen kesehatan mengalami kenaikan dibandingkan dengaan capaian 2018.Hasil realisasi tahun 2019 menunjukkan bahwa indeks kepatuhan pelaku usaha sarana distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan termasuk memuaskan.
Faktor-faktor yang menyebabkan hasil memuaskan tersebut, Yaitu: 1) Sosialisasi CPOTB yang baik ke pelaku usaha
2) Adanya punishment bila tidak mematuhi ketentuan yang ada 3) Pendampingan dan bimbingan yang dilakukan
b. Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana distribusi OT dan SK
Grafik 7 Indeks kepatuhan peaku usaha sarana distribusi OT dan SK
Indeks kepatuhan pelaku usaha sarana distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan merupakan indikator yang mana surveinya oleh PRKOM di seluruh Indonesia pada tahun 2018 dengan menggunakan data sarana produksi OT dan SK yang diambil melalui SIPT. Indeks kepatuhan pelaku usahan tahun 2018 dihasilkan pada tahun 2019.
60, 00% 61, 00% 73, 50% 82, 04% 2 0 1 8 2 0 1 9 P E R B A N D I N G A N R E A L I S A S I T A H U N 2 0 1 8 D E N G A N 2 0 1 9 Target Capaian 61, 00 82, 04 2 0 1 9 I N D E K S K E P A T U H A N P E L A K U U S A H A S A R A N A D I S T R I B U S I O T D A N S K Target Realisasi
INDEKS KEPATUHAN PELAKU USAHA SARNA DISTRIBUSI DI BIDANG PENGAWASAN OT&SK YAITU 82,04
SEHINGGA REALISASI TERHADAP TARGET
134,49% [Sumber Data: Prkom]
35 Hasil realisasi tahun 2019 menunjukkan bahwa indeks kepatuhan pelaku usaha sarana Produksi obat tradisional dan suplemen kesehatan mengalami kenaikan dibandingkan dengaan capaian 2018.Hasil realisasi tahun 2019 menunjukkan bahwa indeks kepatuhan pelaku usaha sarana distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan termasuk memuaskan.
Faktor-faktor yang menyebabkan hasil memuaskan tersebut, Yaitu: 1) Sosialisasi CPOTB yang baik ke pelaku usaha
2) Adanya punishment bila tidak mematuhi ketentuan yang ada 3) Pendampingan dan bimbingan yang dilakukan
60, 00% 61, 00% 65, 25% 82, 04% 2 0 1 8 2 0 1 9 P E R B A N D I N G A N R E A L I S A S I T A H U N 2 0 1 8 D E N G A N 2 0 1 9 Target Capaian
36 SASARAN 5.
“
Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di Bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan”Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di Bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur dari 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) sehingga disimpulkan Nilai Capaian Sasaran 107.65% memenuhi kategori baik Realisasi indikator kinerja pada sasaran kegiatan ini dibandingkan dengan target tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 9 Capaian Indikator pada sasaran Meningkatnya ketepatan waktu pelayanan publik di Bidang Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
No Indikator Kinerja Realisasi Target Capaian Kategori 1. Persentase permohonan penilaian sarana
dan produk OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu
93.66% 87% 107.65% Baik
Data indikator persentase permohonan penilaian sarana dan produk OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu diperoleh dari gabungan antara data permohonan penilaian sarana dan produk yang diterima dibandingkan terhadap permohonan yang ditindaklanjuti tepat waktu.
Grafik 8 persentase permohonan penilaian sarana dan produk OT dan SK yang diselesaikan tepat waktu
87, 00% 93, 66% 2 0 1 9 P E R S E N T A S E P E R M O H O N A N P E N I L A I A N S A R A N A D A N P R O D U K O T & S K Y A N G D I S E L E S A I K A N T E P A T W A K T U Target Realisasi 10644 9969 675 J U M L A H B E R K A S J U M L A H B E R K A S D A T A P E R M O H O N A N P E N I L A I A N S A R A N A D A N P R O D U K O T & S K
Tidak tepat waktu Tepat waktu