NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Dari perspektif teknikal mengindikasikan sinyal positif bagi IHSG, hal ini tercermin baik dari leading indicator maupun lagging indicator. Indikator MACD dan Stochastic mengkonfirmasikan positif bagi IHSG. Demikian dengan MA5 dan MA20 juga mengkonfirmasikan positif bagi indeks. Selain itu, pola yang diperlihat candle terindikasikan positif bagi IHSG
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4332.513 -14.647 5,188.41 3,627.77
LQ-45 728.938 -3.681 927.88 2,217.71
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada hari Rabu (16/09), IHSG ditutup melemah 14,65 poin (0,34%) dari level 4.347,16 ke level 4.332,51. Sektor yang memimpin indeks ke zona merah adalah industri dasar yang melemah 1,57%, aneka industri melemah 1,45%, dan sektor konsumer yang melemah 0,81%. Pelemahan tersebut juga didorong oleh net sell asing yang mencapai Rp 378.7 miliar. BEI mengatakan bahwa tidak ada kebijakan yang bisa menahan arus keluar dana asing tersebut. Namun menurut Direktur Pengembangan BEI, selama pasar bertransaksi dan transparan, dana asing bisa masuk kembali kapan saja. Ia juga menambahkan bahwa harga saham di dalam negeri saat ini sudah mencerminkan sentimen yang beredar di pasar salah satunya rencana bank sentral Amerika Serikat (the Fed) menaikan suku bunga. Sebagai regulator, BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan antisipasi dalam hal menjaga semua transaksi dan aktifotas perdagangan efek di pasar modal Indonesia sejalan dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Dari global, perdagangan di bursa saham Wall Street berakhir di zona hijau pada hari selasa (15/09). Penguatan ini didukung oleh penjualan ritel AS yang menguat tipis pada bulan Agustus. Penjualan ritel menguat 0.2% didukung oleh penjualan auto yang kuat, namun level ini dibawah estimasi pasar. Data ini adalah data-data terakhir yang dikeluarkan sebelum pertemuan FOMC yang akan mulai hari Rabu (16/09). Bank sentral AS akan mengumumkan pada hari Kamis naik atau tidaknya Fed rate, setelah berada di level sangat rendah sejak tahun 2006. Dari regional, indeks Nikkei 225 ditutup turun 145,12 poin (0,81%) ke level 18.171,60 dari level 18.026,48 sehari sebelumnya. Penguatan tersebut mengikuti rally dari pasar saham AS dan Eropa. Penguatan juga datang dari Bank of Japan yang menyelesaikan pertemuan 2 hari nya dengan tidak merubah kebijakan moneter. Di lain sisi, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 147,09 poin (4,89%) ke level 3.152,26 dari level 3.005,17 sehari sebelumnya. Penguatan ini terjadi setelah melemah 6% selama dua hari sebelumnya. Namun, volume di hari ini masih sangat kecil karena pelaku pasar masih mengantisipasi pergerakan yang akan terjadi dari hasil FOMC yang mendatang. Adapun, indeks Hang Seng ditutup naik 511,43 poin (2,38%) ke level 21.966,66 mengikuti pasar Saham Tiongkok. Dari Eropa, saham-saham Eropa tentatif menguat pada awal perdangangan hari ini.
IMF masih meyakini bahwa kondisi perekonomian global hingga akhir tahun ini diperkirakan belum menunjukkan perbaikan. IMF telah merevisi ke bawah outlook pertumbuhan ekonomi global tahun 2015. IMF memberikan indikasi bahwa perekonomian global tahun 2015 akan tumbuh sekitar 3,3%. Namun, pada sidang G20, IMF kembali merevisi outlook pertumbuhan ekonomi global di kisaran 3,2%. Padahal awal tahun IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3,5%. Sementara itu Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam Rapat dengan Komisi XI DPR, mengatakan perekonomian global pada tahun 2016 akan lebih baik dibanding kondisi tahun ini. Perekonomian global diperkirakan tumbuh pada kisaran 3,8%, atau lebih tinggi dibanding 2015. Karena menurutnya banyak harapan 2016 akan lebih baik, berbeda dengan tahun ini, ekonomi AS yang diperkirakan membaik ternyata masih melambat. Demikian halnya dengan perekonomian Cina diprediksi berpotensi tumbuh di bawah 7%. Kondisi tersebut diperkirakan akan berimbas banyak pada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Kondisi dari perekonomian global yang diperkirakn melambat hingga akhir tahun ini, akan tetapi jika ekspektasi perekonomian di tahun 2016 akan lebih baik, setidaknya dapat memberikan pandangan yang positif bagi pelaku pelaku pasar, diharapkan mampu meredam keterpurukan IHSG jelang berakhirnya tahun 2015. Sisi lainnya, berkenaan dengan paket kebijakan ekonomi tahap pertama yang diumumkan pemerintah tanggal 9 September 2015, belum mampu memberikan kepercayaan yang berarti bagi pelaku pasar khusus Asing. Padahal, paket ekonomi tersebut salah satunya memberikan kemudahan masuknya investasi asing ke Indonesia. Saat ini, semua mata tertuju pada pernyataan dan konferensi pers the Fed pada hari Jumat. Apakah Fed rate akan naik pada pada pertemuan kali ini.Meski masih terbagi pendapat mengenai Fed rate, namun survey Fed oleh CNBC memperkirakan kenaikan suku bunga akan terjadi pada pertemuan kali ini. Federal Open Market Committee diperkirakan dapat menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 9 tahun. Di tenagh bayang-bayang ketidakpastian pasar atas keputusan the Fed ini. Indeks Wall Street masih mampu ditutup menguat pada hari Rabu. Sebelumnya pada hari yang sama saham Eropa juga ditutup menguat. Bahkan indeks Nikkei pada pembukaan perdagang hari ini berada di teritori positif. Faktor positif dari pasar global diperkirakan bisa memberikan dukungan bagi IHSG melaju ke zona positif pada perdagangan saham hari ini.
DAILY REPORT
17 September 2015
• ADHI bukukan kontrak baru Rp9,6 triliun • ADHI usulkan harga rights issue di Rp 1560
• WIKA & ADHI rencana cari pinjaman dari CDB untuk garap proyek • WSKT targetkan kontrak baru Rp 39 triliun
• NRCA realisasiksn 60,9% target kontrak baru • SIAP bangun pembangkit listrik USD 145 juta
• HMSP peroleh fasilitas pinjaman lebih dari 50% ekuitas dari PM Finance • Adikarsa Sarana jual 0,46% saham EMTK
• Pendapatan ISSP naik 17% YoY hingga Agustus 2015 • KRAS perkuat bisnis non baja
• SMCB peroleh pinjaman Rp 750 miliar • RALS turunkan target pendapatan 2015
• RALS perpanjang periode buy back saham hingga 15 Maret 2017 • MPM Finance peroleh komitmen pinjaman senilai USD 150 juta • EXCL kerja sama dengan Indomaret jual pulsa XL
• EXCL targetkan penjualan pulsa di Indomaret naik 30%
• Fubon Financial Holding Co Ltd, Taiwan dikabarkan minat beli PNBN • BBRI salurkan KUR Rp1,5 triliun
• BMRI & BSM kenalkan produk Simpel
• BBTN kaji masuk ke bisnis keuangan lain (multifinance)
• BBTN terima fasilitas pinjaman RMB 5 miliar dari Bank ICBC Indonesia • GWSA hanya garap 2 proyek di 2015, turunkan target pra-penjualan • OJK & Kemnakertrans koordinasi kewajiban WNA miliki polis asuransi
Support Level 4315/4298/4270
Resistance Level 4360/4388/4405
Major Trend Down
17 September 2015
17 September 2015
Adhi Karya (ADHI) membukukan kontrak baru sebesar Rp9,6 triliun per pekan ketiga September 2015 atau sekitar 51% dari target tahun ini. Adapun dari realisasi kontrak baru tersebut, sebesar 88% berasal dari lini bisnis konstruksi dan sisanya 12% merupakan proyek-proyek dari lini bisnis lainnya. Berdasarkan segmentasi, sebesar 43% kontrak baru tersebut berasal dari swasta, 13% dari BUMN, dan APBN atau APBD sebesar 44%. Perseroan optimis dapat meraih target kontark sepanjang tahun ini sebesar Rp18,7 triliun.
Adhi Karya (ADHI) akan mengusulkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 1560 per saham dengan mengeluarkan 1.759.529.376 saham baru. Rasio ditetapkan 1.250:1.221. Rencananya, perseroan akan melakukan RUPSLB pada 22 September 2015. Cum dan ex di pasar regular/negosiasi pada 30 September-1 Oktober 2015. Masa perdagangan HMETD pada 7-13 Oktober 2015. Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk membangun transportasi masal berbasis rel kereta beserta stasiun dan properti pendukungnya.
Wijaya Karya (WIKA) dan Adhi Karya (ADHI) berencana memperoleh pinjaman dari China Development Bank (CDB). Pinjaman itu dibutuhkan karena dua emiten konstruksi ini berencana menggarap proyek besar dengan nilai besar. WIKA menargetkan pinjaman untuk pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa V, di Banten berkapasitas 2x1.000 MW dengan investasi yang dibutuhkan sebesar USD 1,5 juta per MW. Total proyek tersebut akan bernilai sekitar USD 3 miliar atau Rp 42 triliun. Nantinya WIKA akan menggarapnya bersama China Nuclear Engineering Group Corporation Ltd (CNEC) dan PT Sumber Segara Primadaya. Namun, WIKA hanya akan memegang porsi minoritas di sana. Perseroan memperkirakan perjanjian pengerjaan proyek PLTU itu baru akan berlangsung awal tahun 2016, sehingga kepastian pendanaannya akan selesai di tahun 2016. Sedangkan ADHI berharap memperoleh pendanaan untuk pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) sepanjang 83,6 km. Proyek tersebut terdiri dari 2 tahap dengan total 6 lintas pelayanan. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 20 triliun. Dana Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue ADHI sekitar Rp 2,75 triliun. Menurut manajemen, pengerjaan satu layanan dengan raihan dana right issue tak akan mencukupi. Oleh karena itu, ADHI memerlukan pendanaan lain berupa pinjaman. Meski begitu ADHI maupun WIKA belum memiliki komitmen terkait pinjaman CDB tersebut. Sebab ADHI tengah berfokus mengerjakan right issue dan WIKA masih menunggu kepastian Penyertaan Modal Negara (PMN).
Waskita Karya (WSKT) menaikkan target kontrak baru tahun ini sebesar 66,6% menjadi Rp 39 triliun, dari target sebelumnya Rp 23,4 triliun. Hingga pertengahan September tahun ini, perseroan memperoleh kontrak baru Rp 16,6 triliun atau setara 70,9% dari target awal ditetapkan sejak awal tahun yakni Rp 23,4 triliun. Jumlah tersebut cukup tinggi terutama karena WSKT memenangkan tender konstruksi proyek tol Solo-Ngawi-Kertosono. Kontrak yang diperoleh perseroan berasal dari proyek pemerintah dengan porsi 40%, BUMN 40% dan swasta 20%.
Dalam delapan bulan berjalan, realisasi perolehan kontrak baru Nusa Raya Cipta (NRCA) telah mencapai Rp2,5 triliun atau 60,9% dari target 2015. Meskipun belum memperoleh pengerjaan kontrak baru yang terkait proyek infrastruktur pada tahun ini, perseroan meyakini target yang ditetapkan sebesar Rp4,1 triliun akan bisa tercapai.
Phillip Morris Finance SA akan memberikan pinjaman kepada perusahaan afiliasinya, HM Sampoerna (HMSP) maksimal sebesar Rp 13,49 triliun. Aksi ini dalam rangka memenuhi peningkatan modal kerja dan pengelolaan dana HMSP. Pinjaman tahap I memiliki jangka waktu 24 bulan hingga 1 September 2025. HMSP memperoleh pinjaman melebihi 50% nilai ekuitasnya berupa fasilitas pinjaman (uncommitted revolving loan facility) dari Philip Morris Finance SA (PM Finance), perusahaan terafiliasi yang bermarkas di Swiss. Manfaat dari transaksi ini adalah tidak adanya mekanisme penjaminan, potensi suku bunga yang rendah, serta likuiditas dan kemudahan proses. Pinjaman ini akan memiliki jangka waktu 24 bulan setiap penarikan dana. Mekanisme suku bunganya akan disamakan atau lebih rendah dibanding bank asing yang beroperasi di Jakarta. Setelah memperoleh pinjaman, HMSP akan bergantian memberi pinjaman kepada PM Finance. Nilai pinjaman ke PM Finance ini tak akan melebihi 100% laba bersih perseroan. HMSP diasumsikan memiliki potensi kelebihan dana pada awal tahun 2016. Apabila proses penerbitan saham baru berjalan dengan lancar, maka dana yang dapat dipinjamkan adalah Rp 10,02 triliun dari laba bersih perseroan pada semester I yang disetahunkan. Saat ini, HMSP tengah dalam proses penambahan jumlah saham publik atau free float. Rencananya HMSP akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue 267,72 juta saham baru atau setara 5,8% modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian saham publik HMSP akan meningkat jadi 7,62% dan kepemilikan PT Philip Morris Indonesia turun menjadi 92,38%.
Di tengah tekanan yang melanda industri baja, Krakatau Steeel (KRAS) akan melanutkan rencana untuk memperkuat bisnis di bidang selain baja yang dijalankan oleh sejumlah anak perusahaan. Sejumlah anak perusahan itu diantaranya Krakatau Tirta Industri, Krakatau Daya Listrik, dan Krakatau Bandar Samudera.
Holcim Indonesia (SMCB) memperoleh pinjaman sebesar Rp 750 miliar dari Bank CIMB Niaga. Bunga ditetapkan sesuai dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (JIBOR) tiga bulanan ditambah margin dengan tenor lima tahun.
Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun hingga Agustus 2015, tumbuh 17% YoY. Perseroan memperoleh keuntungan dari peraturan pemerintah yang mewajibkan proyek pemerintah menggunakan produk lokal. ISSP meningkatkan kapasitas di pabrik lama dan baru yaitu di Gresik dan Sidoarjo.
Sekawan Intiprima (SIAP) akan membangun dua pembangkit listrik swasta berkapasitas 130 MW berkisar USD 125-145 juta bulan Oktober 2015. Pembangkit yang dibangun terdiri atas pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) berkapasitas 10X10 MW dengan investasi sekitar USD 80-100 juta, sedangkan sisanya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 2X15 MW senilai USD 45 juta. Pengembangan tahap pertama PLTBm berkapasitas 2X10 MW dan PLTU batubara sebesar 2X15 MW pada bulan depan. Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Finance, anak usaha Mitra Pinasthika Mustika (MPMX), segera memperoleh komitmen pinjaman dari sindikasi bank senilai USD 150 juta. Fasilitas tersebut lebih besar dari target semula yang senilai USD 100 juta. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk ekspansi pembiayaan MPM Finance.
17 September 2015
17 September 2015
PT Adikarsa Sarana, pemegang 16,83% saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK), melepas 26 juta unit saham atau setara 0,46% saham EMTK dengan harga penjualan Rp 9100 per saham. Dari transaksi itu, Adikarsa Sarana meraih dana segar sekitar Rp 236,6 miliar yang dilakukan pada 4 September 2015. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) memperoleh persetujuan pemegang saham untuk memperpanjang periode pembelian kembali saham (buyback) yang telah terdaftar di BEI. Awalnya berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 22/SEOJK.04/2015 aksi korporasi tersebut hanya bisa dilakukan hingga 24 November 2015. Dengan persetujuan itu maka perseroan boleh memperpanjangnya hingga 15 Maret 2017.
Ramayanan Lestari Sentosa (RALS) menurunkan target pendapatan tahun ini menjadi Rp7,6 triliun atau turun 5% dari proyeksi awal senilai Rp8 triliun. Kondisi ekonomi yang membuat daya beli melemah, berdampak pada turunnya penjualan perseroan. Dengan diturunkannya proyeksi kinerja tersebut, perseroan menahan ekspansi untuk merek Ramayana dengan tidak membuka gerai baru pada tahun ini. Sebelumnya, perseroan berniat menyiapakan lima hingga enam lokasi untuk gerai di luar SPAR. Perseroan hanya akan membuka 16 gerai SPAR hingga akhir 2015 atau satu gerai lebih banyak dari rencana awal.
Fubon Financial Holding Co Ltd asal Taiwan dikabarkan berminat membeli 39% saham Bank Pan Indonesia (PNBN) yang bernilai USD 612 juta. Pada Agustus 2015, Reuters melaporkan bahwa ANZ telah menunjuk Goldman Sachs Group untuk menjadi arranger penjualan sahamnya di Panin yang diperkirakan akan menarik peminat dari China, Taiwan dan Jepang. Sementara itu pembicaraan antara ANZ dan Mizuho FInancial Group batal, karena permintaan Mizuho yang ingin lebih banyak jajaran direksinya di Panin ditolak oleh keluarga Gunawan yang menguasai 46,5% saham Bank Pan Indonesia
Bank Mandiri (BMRI) bersama Bank Syariah Mandiri (BSM) mengenalkan produk simpanan pelajar (Simpel) untuk mendorong budaya menabung sejak dini bagi pelajar. Produk tabungan ini menyasar para peserta didik mulai jenjang PAUD hingga SMA dan pondok pesantren. Saat ini Bank Mandiri telah bekerja sama dengan 63 sekolah untuk mendukung pengembangan simpanan pelajar ini. Simpel memiliki setoran awal yang terjangkau dan bebas biaya administrasi bulanan. Sebagai tahap awal, Bank Mandiri akan mengembangkan Simpel di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Untuk selanjutnya secara bertahap produk Simpel akan dikembangkan ke berbagai wilayah Indonesia. Melalui produk Simpel ini, Bank Mandiri juga berharap dapat mendorong kenaikan simpanan dalam bentuk dana murah.
Bank Tabungan Negara (BBTN) sedang melakukan kajian mendalam untuk masuk ke bisnis keuangan lainnya, yakni multi finance. Langkah ini dilakukan sebagai upaya BBTN melakukan diversifikasi usaha. Sementara itu BBTN menyatakan sudah siap menjadi pemegang saham mayoritas terkait pendirian anak usaha perusahaan asuransi jiwa. Perseroan meyakini proses pendirian perusahaan asuransi tersebut dapat selesai tahun 2015. BBTN mengajak Dana Pensiun (Dapen) BTN dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Perseroan) terkait pembentukan perusahaan asuransi. BBTN ingin menguasai saham mencapai 50% lebih atau menjadi mayoritas dari perusahaan patungan tersebut.
Bank Tabungan Negara (BBTN) menerima fasilitas pinjaman senilai RMB 5 miliar atau setara Rp 11,4 triliun dari PT Bank ICBC Indonesia. Pinjaman ini berskema bilateral loan agreement atau perjanjian pinjaman bilateral.
Sekitar satu bulan sejak diluncurkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berhasil disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BBRI) telah mencapai Rp1,5 triliun, naik pesat bila dibandingkan dengan pencapaian selama dua pekan pertama sebesar Rp478 miliar. Dana usaha untuk kredit mikro tersebut disalurkan kepada 108.000 nasabah yang tersebar di seluruh penjuru daerah dengan kuota terbesar di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Untuk meningkatkan penyaluran kredit usaha mikro ini, perseroan menetapkan strategi baru, Sabtu dan Minggu karyawan BBRI tetap masuk kerja.
XL Axiata (EXCL) bekerja sama dengan
Indomaret
dalampenjualan pulsa XL, dimana pelanggan akan mendapatkan harga sesuai nilai pulsa yang dibeli. Kerja sama dengan Indomaret itu merupakan salah satu bentuk penyesuaian atas pergeseran trend berbelanja pada masyarakat Indonesia ke toko-toko modern, sekaligus upaya XL untuk lebih mempermudah pelanggan mendapatkan produk XL. Layanan penjualan pulsa ini berlaku di semua toko Indomaret di seluruh Indonesia, mulai tanggal 1 September 2015. Saat ini terdapat 11.466 toko Indomaret yang berlokasi hingga ke pelosok-pelosok daerah.
XL Axiata (EXCL) menargetkan penjualan pulsa lewat gerai Indomaret meningkat 30% dengan adanya kerja eksklusif antara kedua pihak. Sebelumya kerja sama tersebut, penjualan pulsa di gerai Indomaret rata-rata hanya Rp 12 miliar per minggu atau sekitar Rp 624 miliar per tahun.
Greenwood Sejahtera (GWSA) hanya akan garap 2 proyek selama tahun 2015 ini akibat kondisi industri properti yang tidak konduktif. Perseroan berupaya memacu pendapatan dari proyek The City Center II Jakarta dan Capital Square Surabaya. Untuk tahun ini perseroan menurunkan target pendapatan marketing menjadi hanya sebesar Rp200 miliar dari target awal yaitu Rp2 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) terkait kewajiban tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia memiliki polis asuransi. OJK menyarankan agar Kemnakertrans membentuk konsorsium asuransi yang dapat menghimpun polis asuransi TKA. OJK akan berkoordinasi dengan Kemnakertrans untuk menyusun kriteria perusahaan asuransi dan produk asuransi TKA. Nantinya ada aturan turunan yang akan menyusun kriteria tersebut.
17 September 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 47,36 0,21 TLKM (US) 38 13.649 -336
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,66 0,00 ANTM (GR) 0,02 310 -16
Gold (US$)/Ounce 1120,25 0,73
Nickel (US$)/MT 10130,00 35,00
Tin (US$)/MT 15675,00 100,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 57,90 -4,50
Coal (RB) (US$)/MT* 52,10 -11,26
CPO (ROTH) (US$)/MT 610,00 10,00
CPO (MYR)/MT 2054,00 31,50
Rubber (MYR/Kg) 684,00 3,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 809,47 1,52
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16739,95 0,84 -6,08 15,26 14,02 2,85 2,68 5.027,3
USA NASDAQ COMPOSITE 4889,24 0,59 3,23 21,33 18,68 3,30 3,08 7.662,7
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6229,21 1,49 -5,13 15,50 14,19 1,75 1,69 1.517,9
CHINA SHANGHAI SE A SH 3302,15 4,89 -2,57 13,27 11,81 1,60 1,45 4.059,6
CHINA SHENZHEN SE A SH 1760,26 6,54 19,06 25,40 19,91 2,97 2,65 2.601,4
HONG KONG HANG SENG INDEX 21966,66 2,38 -6,94 10,90 10,14 1,16 1,08 1.762,1
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4332,51 -0,34 -17,11 14,35 12,36 2,18 1,94 286,8
JAPAN NIKKEI 225 18171,60 0,81 4,13 17,12 15,60 1,54 1,44 2.782,3
MALAYSIA KLCI 1647,15 0,46 -6,48 15,97 14,54 1,78 1,68 229,5
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2868,74 0,94 -14,75 12,32 11,39 1,07 1,02 336,7
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 14.459,00 51,00 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0002
EUR/IDR 16.327,97 54,98 EUR / USD 1,13 0,0003
JPY/IDR 119,89 -0,25 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 10.351,67 24,84 SGD / USD 0,72 0,0000
AUD/IDR 10.412,72 49,23 AUD / USD 0,72 0,0005
GBP/IDR 22.435,89 168,41 GBP / USD 1,55 0,0024
CNY/IDR 2.269,56 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.429,15 18,20 MYR / USD 0,24 0,0013
KRW/IDR 12,36 0,07 100 KRW / USD 0,09 0,0005
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.32
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
17 September 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description August-15 July-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 2.29 1.90 SBI (9M) 6,66058
Inflation YOY % 7.18 7.26 SBIS (9M) 6,66058
Inflation MOM % 0.39 0.93
Foreign Reserve (USD) 105.35 Bn 107.55 Bn
GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
17 Sep Indonesia BI Reference Rate Tetap 7.50%
17 Sep Indonesia BI Deposit Facility Rate Tetap 5.50%
17 Sep Indonesia BI Lending Facility Rate Tetap 8.00%
17 Sep US Current Account Balance Defisit turun menjadi $111.0 Bn dari $113.3 Bn
17 Sep US Housing Starts Turun menjadi 1163 ribu dari 1206 ribu
17 Sep US Housing Starts MoM Turun menjadi -3.6% dari 0.2%
17 Sep US Building Permits Naik menjadi 1130 ribu dari 1119 ribu
17 Sep US Building Permits MoM Naik menjadi -15.5% dari -16.3%
17 Sep US Initial Jobless Claims Tetap 275 ribu
17 Sep US Continuing Claims Turun menjadi 2258 ribu dari 2260 ribu
18 Sep FOMC Rate Decision Tetap 0.25%
18 Sep US Leading Index Naik menjadi 0.2% dari -0.2%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
UNTR IJ 18850 3.57 2.55 ASII IJ 5900 -2.07 -5.31 PGAS IJ 2695 2.86 1.91 UNVR IJ 38425 -1.47 -4.61 ICBP IJ 12475 2.04 1.53 INTP IJ 18575 -3.76 -2.80 TLKM IJ 2720 0.37 1.06 BBCA IJ 11850 -0.84 -2.56 INCO IJ 1530 5.52 0.83 SMGR IJ 9700 -3.00 -1.87 LINK IJ 5300 4.95 0.80 KLBF IJ 1510 -1.63 -1.23 CPIN IJ 2005 2.30 0.77 BMRI IJ 8650 -0.57 -1.21 LPKR IJ 1175 2.62 0.73 SRTG IJ 4400 -8.33 -1.14 EXCL IJ 2465 2.49 0.54 BBNI IJ 4315 -1.03 -0.87 AALI IJ 18150 1.82 0.54 SMRA IJ 1245 -4.23 -0.83
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter Gelombang Seismic
Indonesia
17 September 2015
17 September 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
CTRA 92:1 Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CTRS 77:1
Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CTRP 56:1
Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA
ADHI Rights Issue 1250:1221 1560.00 30 Sep-15 01 Oct-15 07 Oct – 13 Oct’15
BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15
15 Sep – 21 Sep’15
MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15
25 Sep – 01 Oct’15
HMSP Rights Issue 65:4 63000-99000 28 Sep-15 29 Sep-15
05 Oct – 09 Oct’15
BABP Rights Issue 5:2 100.00 02 Oct-15 05 Oct-15
09 Oct – 22 Oct’15
BCAP Rights Issue 25:2 1642.00 02 Oct-15 05 Oct-15
09 Oct – 20 Oct’15
MAIN Rights Issue 4:1 1200-1600 08 Oct-15 09 Oct-15
16 Oct – 22 Oct’15
ANTM Rights Issue 25:26-37 371.00 15 Oct-15 16 Oct-15
22 Oct – 28 Oct’15
UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 01 Sep – 30 Sep’15
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
HEXA RUPST/LB 17-Sep-15
RIMO RUPSLB 18-Sep-15
RIGS RUPSLB 22-Sep-15
ADHI RUPSLB 22-Sep-15
MIKA RUPSLB 23-Sep-15
BCAP RUPSLB 25-Sep-15
BABP RUPSLB 25-Sep-15
INPP RUPSLB 29-Sep-15
BCIC RUPST 29-Sep-15
MAIN RUPSLB 01-Okt-15
PNBS RUPSLB 02-Okt-15
CMNP RUPSLB 02-Okt-15
BBNI RUPSLB 02-Okt-15
BMRI RUPSLB 05-Okt-15
BSSR RUPSLB 06-Okt-15
ISAT RUPSLB 07-Okt-15
ANTM RUPSLB 07-Okt-15
ESTI RUPSLB 08-Okt-15
HMSP RUPSLB 09-Okt-15
17 September 2015
17 September 2015
UNTR
TRADING BUY
S1 18525 R1 19100 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 17950 R2 19675
Closing
Price 18850
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 18525-Rp 19100
• Entry Rp 18850, take Profit Rp 19100
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 31.98 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 4.47 Positif
Bollinger Band (Mid) 18258 Positif
MA5 18150 Positif 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000 24,000
March April May Jun Jul August September UNTR Upward Sloping Channel
18,362.5 18,218.8 18,150 17,480 17,480 17,428 17,300 18,850 18,850 18,850 20,700 23,100 23,100 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 45.68, Stochastic %K = 69.57, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
45.6831 45.6831 20 69.5743 69.5743 80 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0 UNTR - MACD (5,3) = -104.15, Signal() = -24.89
-104.15 -24.8891 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 UNTR - TSI(3,5,3) = 4.47, Volume() = 3,197,300.00
0.00000 -4.93156 4.46556
3,197,300
UNTR - William's % R(14) = -54.41, Volume() = 3,197,300.00 -54.4118 3,197,300
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ROTI
TRADING BUY
S1 1140 R1 1200 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1080 R2 1260
Closing
Price 1175
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 1140-Rp 1200
• Entry Rp 1175, take Profit Rp 1200
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 54.63 Positif
MACD 7.96 Positif
True Strength Index (TSI) 46.66 Positif
Bollinger Band (Mid) 1105 Positif
MA5 1133 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400
March April May Jun Jul August September
ROTI Wedge Bullish Breakout 1,151.05 1,151.05 1,133 1,120.63 1,104.75 1,070 1,050.84 1,151.05 1,153.33 1,170 1,175 1,175 1,175 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ROTI - Stochastic %D(6,3,3) = 80.20, Stochastic %K = 90.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
80.202 80 20 80.202 90 90 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ROTI - MACD (5,3) = -11.37, Signal() = -7.84
-11.3667 -7.83701 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 ROTI - TSI(3,5,3) = 46.66, Volume() = 444,500.00
36.8643 0.00000 46.6593
444,500
ROTI - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 444,500.00 0.00000
444,500
17 September 2015
17 September 2015
LPKR
TRADING BUY
S1 1150 R1 1225 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1100 R2 1275
Closing
Price 1175
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 1150-Rp 1225
• Entry Rp 1175, take Profit Rp 1225
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 87.86 Positif
MACD 15.73 Positif
True Strength Index (TSI) 72.38 Positif
Bollinger Band (Mid) 1063 Positif
MA5 1149 Positif 600 800 1,000 1,200 1,400
March April May Jun Jul August September LPKR Wedge 1,085 1,066.75 1,025.77 1,025.77 1,025.77 995 933.068 1,125.63 1,136.67 1,149 1,175 1,175 1,175 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 LPKR - Stochastic %D(6,3,3) = 82.17, Stochastic %K = 80.13, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
80.1335 80 20 80.1335 82.1709 82.1709 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 LPKR - MACD (5,3) = -12.15, Signal() = -11.87 -12.1468 -11.8657 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 LPKR - TSI(3,5,3) = 72.38, Volume() = 76,234,000.00 68.382 0.00000 72.3823 76,234,000 LPKR - William's % R(14) = -10.00, Volume() = 76,234,000.00 -10 76,234,000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
KREN
TRADING BUY
S1 1540 R1 1670 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1410 R2 1800
Closing
Price 1620
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1540-Rp 1670 • Entry Rp 1620, take Profit Rp 1670
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 96.32 Positif
MACD 70.45 Positif
True Strength Index (TSI) 99.25 Positif
Bollinger Band (Mid) 1171 Positif
MA5 1502 Positif 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600
March April May Jun Jul August September KREN Upward Sloping Channel
1,346.67 1,230 1,171.75 1,098.13 1,098.13 920 787.901 1,346.67 1,401.25 1,502 1,620 1,620 , 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 KREN - Stochastic %D(6,3,3) = 93.55, Stochastic %K = 92.24, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 92.2371
80 20 92.2371 93.5514 93.5514 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 0.0 KREN - MACD (5,3) = -56.35, Signal() = -55.29
-56.3475 -55.286 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 KREN - TSI(3,5,3) = 99.25, Volume() = 87,656,000.00 98.4907
0.00000 99.2485
87,656,000
KREN - William's % R(14) = -3.85, Volume() = 87,656,000.00 -3.84615 87,656,000
17 September 2015
17 September 2015
KRAH
TRADING BUY
S1 2360 R1 2440 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2300 R2 2500
Closing
Price 2410
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasipositif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 2345-Rp 2500 • Entry Rp 2410, take Profit Rp 2500
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 80.89 Positif
MACD 17.17 Positif
True Strength Index (TSI) 38.80 Positif
Bollinger Band (Mid) 2264 Positif
MA5 2340 Positif 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200 2,400
March April May Jun Jul August September KRAH Upward Sloping Channel
2,265 2,261.25 1,760.25 1,727.72 1,710.19 1,710.19 1,710.19 2,330.63 2,340 2,360 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 KRAH - Stochastic %D(6,3,3) = 68.42, Stochastic %K = 77.19, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
68.4211 68.4211 20 77.193 77.193 80 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 0.0 KRAH - MACD (5,3) = -16.11, Signal() = -10.52
-16.1146 -10.5223 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 KRAH - TSI(3,5,3) = 38.80, Volume() = 3,032,600.00
34.9184 0.00000 38.8002
3,032,600
KRAH - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 3,032,600.00 0.00000 3,032,600
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
APLN
TRADING BUY
S1 315 R1 330 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 300 R2 345
Closing
Price 319
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 312-Rp 330 • Entry Rp 319, take Profit Rp 330
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 39.10 Positif
MACD -0.95 Positif
True Strength Index (TSI) -13.81 Positif
Bollinger Band (Mid) 321 Negatif
MA5 314.6 Positif 280.0 320.0 360.0 400.0 440.0 480.0
March April May Jun Jul August September APLN Downward Sloping Channel
319 319 316.625 314.6 308 281 281 319 320.75 322.778 322.778 330 345.641 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 APLN - Stochastic %D(6,3,3) = 28.07, Stochastic %K = 28.41, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
28.0724 28.0724 20 28.4091 28.4091 80 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 APLN - MACD (5,3) = 0.17, Signal() = 0.80
0.170544 0.796121 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 APLN - TSI(3,5,3) = -13.81, Volume() = 16,271,300.00
-13.8121 -15.1715 0.00000
16,271,300
APLN - William's % R(14) = -47.06, Volume() = 16,271,300.00 -47.0588 16,271,300
17 September 2015
17 September 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
16-09-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 18150 18150 17950 17525 17950 18375 18800 Negatif Negatif Positif 20475 14425
LSIP Trading Sell 1215 1215 1200 1175 1200 1225 1250 Negatif Negatif Positif 1380 910
SGRO Trading Sell 1295 1295 1275 1225 1275 1325 1375 Negatif Negatif Negatif 1750 1290
Mining
PTBA Trading Sell 5650 5650 5575 5425 5575 5725 5875 Negatif Negatif Positif 6625 5025
ADRO Trading Sell 570 570 560 535 560 585 610 Negatif Negatif Positif 650 467
MEDC Trading Sell 1365 1365 1360 1345 1360 1375 1390 Negatif Negatif Negatif 2590 1240
INCO Trading Buy 1530 1530 1570 1400 1485 1570 1655 Positif Positif Positif 2135 1190
ANTM Trading Sell 477 477 475 469 475 481 487 Negatif Negatif Negatif 655 450
TINS Trading Buy 605 605 635 575 595 615 635 Positif Positif Positif 705 510
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 895 895 870 815 870 925 980 Negatif Negatif Negatif 1110 830
SMGR Trading Sell 9700 9700 9500 9025 9500 9975 10450 Negatif Negatif Negatif 10500 7100
INTP Trading Sell 18575 18575 18225 17225 18225 19225 20225 Negatif Negatif Negatif 20050 16175
SMCB Trading Sell 1030 1030 1000 930 1000 1070 1140 Negatif Negatif Negatif 1400 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 5900 5900 6000 5700 5850 6000 6150 Positif Positif Negatif 6875 5450
GJTL Trading Buy 486 486 493 457 475 493 510 Positif Positif Positif 745 418
Consumer Goods Industry
INDF Trading Sell 5250 5250 5150 4915 5150 5375 5600 Negatif Negatif Positif 6325 4560
GGRM Trading Sell 40650 40650 40325 39425 40325 41225 42125 Negatif Negatif Negatif 49425 40550
UNVR Trading Sell 38425 38425 38175 37425 38175 38925 39675 Negatif Negatif Negatif 40400 33000
KLBF Trading Sell 1510 1510 1495 1455 1495 1535 1575 Negatif Negatif Negatif 1700 1405
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1420 1420 1460 1330 1395 1460 1525 Positif Positif Negatif 1845 1285
PTPP Trading Buy 3420 3420 3475 3275 3375 3475 3575 Positif Positif Negatif 3960 2960
WIKA Trading Buy 2660 2660 2705 2555 2630 2705 2780 Positif Positif Negatif 2920 2370
ADHI Trading Sell 1930 1930 1835 1575 1835 2095 2355 Negatif Negatif Negatif 2340 1665
WSKT Trading Buy 1590 1590 1620 1530 1575 1620 1665 Positif Positif Negatif 1845 1505
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2695 2695 2725 2555 2640 2725 2810 Positif Positif Positif 4015 2150
JSMR Trading Sell 4930 4930 4875 4705 4875 5050 5225 Negatif Negatif Negatif 5725 4810
ISAT Trading Sell 3530 3530 3490 3400 3490 3580 3670 Negatif Negatif Negatif 4400 3500
TLKM Trading Buy 2720 2720 2700 2655 2700 2745 2790 Positif Positif Negatif 2970 2590
Finance
BMRI Trading Buy 8650 8650 8725 8475 8600 8725 8850 Positif Positif Negatif 10075 8125
BBRI Trading Buy 9600 9600 9700 9400 9550 9700 9850 Positif Positif Negatif 10875 9025
BBNI Trading Sell 4315 4315 4285 4200 4285 4370 4455 Negatif Negatif Negatif 5250 4070
BBCA Trading Sell 11850 11850 11675 11675 11800 11925 12050 Negatif Negatif Negatif 13900 11000
BBTN Trading Buy 1010 1010 1030 985 1000 1015 1030 Positif Positif Positif 1255 935
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 18850 18850 19100 17950 18525 19100 19675 Positif Positif Positif 20750 16050