• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Empiris Pada Industri Kerupuk Kemplang di Palembang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Empiris Pada Industri Kerupuk Kemplang di Palembang)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH

(Studi Empiris Pada Industri Kerupuk Kemplang di Palembang)

Retno Budi Lestari, Megawati

Staf Pengajar STIE Multi Data Palembang Jl. Rajawali No. 14 Palembang

email : retno@stie-mdp.ac.id ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas kewirausahaan yang terdiri dari variabel bebas karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja Usaha Kecil dan Menengah dengan studi empiris pada industri kerupuk kemplang di Palembang. Manfaat penelitian adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait untuk mengambil kebijakan dalam upaya untuk meningkatkan kinerja dan daya saing industri kerupuk kemplang. Penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk merumuskan model pengembangan industri kerupuk kemplang Palembang. Populasi sebanyak 82 unit usaha kerupuk kemplang. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan menarik sejumlah sampel yang mewakili populasi. Metode penarikan sampel menggunakan convinience sampling sebanyak 43 unit usaha. Metode analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif. Untuk menjawab rumusan masalah digunakan analisis regresi linier berganda dan untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan uji t dan uji F . Hasil Penelitian ini adalah karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja usaha kerupuk kemplang. Variabel karakteristik personal lebih signifikan berpengaruh terhadap kinerja usaha.

Kata kunci : Karakteristik Personal, Orientasi Kewirausahaan, Kinerja Usaha , UKM

PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar peranannya untuk menopang perekonomian Indonesia. UMKM telah terbukti memiliki ketahanan dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1998 jika dibandingkan dengan usaha berskala besar. Hal tersebut dikarenakan UMKM memiliki struktur pembiayaan yang terdiri dari sekitar 73% berasal dari modal sendiri (self funding), 4% dari bank swasta, 11% berasal dari bank pemerintah dan 3% dari supplier ( Najib, 2006).

Peranan UMKM sangat penting karena memiliki kontribusi dalam penciptaan lapangan pekerjaan, perdagangan dan Produk Domestik Bruto (Sarwoko, dkk 2013). Menurut data Kementrian Koperasi dan UMKM, jumlah UKM saat ini mencapai 56,5 juta dan 99,8 persen merupakan UMKM. Dengan jumlah sebesar itu maka UMKM mampu menyerap 97 persen tenaga kerja Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. (Republika.co.id).

Di Propinsi Sumatera Selatan khususnya kota Palembang sendiri tersebar berbagai sentra UKM berbasiskan pada warisan budaya daerah seperti industri kerajinan songket dan kain tajung, industri ukiran khas Palembang dan industri kerupuk dan kemplang. Industri kerupuk kemplang yang merupakan makanan khas

Sumatera Selatan cukup banyak dan terpusat di Kecamatan Seberang Ulu I dan Kecamatan Seberang Ulu II. Jumlah pengusaha kerupuk kemplang yang tercatat di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Palembang tahun 2012 sebanyak 82 unit usaha dan mampu menyerap 672 orang tenaga kerja. Karakteristik industri ini dikelola secara perorangan atau turun temurun dari keluarga, dengan nlai investasi kurang dari 10 juta dan jumlah tenaga kerja rata-rata kurang dari 10 orang yang juga berasal dari keluarga sendiri atau tetangga.

Berdasarkan hasil pengamatan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha kerupuk kemplang yaitu mereka hanya memproduksi dan menjualnya di pasar lokal Palembang atau Sumatera Selatan. Jika dipasarkan dalam skala nasional, maka pengusaha kerupuk kemplang menggunakan merek orang lain. Sulitnya mengembangkan merek sendiri tentu saja menyebabkan tingkat keuntungan dan pendapatan rendah. Selain itu pada umumnya teknologi yang digunakan pada industri kerupuk kemplang masih sederhana sehingga produktivitas rendah. Mereka terkendala masalah pengeringan produknya, karena jika musim hujan tidak dapat memproduksi dalam jumlah besar. Permasalahan di atas tentu akan berpengaruh kepada pertumbuhan bisnis industri kerupuk kemplang Palembang.

Pertumbuhan bisnis kerupuk kemplang sebagai sebuah usaha kecil perlu dianalisis dari

(2)

banyak faktor dan bersifat multidimensional. Menurut Show dan Conway dalam Sarwoko dkk 2013 pertumbuhan bisnis yang merupakan aspek dalam pengukuran kinerja usaha dipengaruhi oleh ambisi pengusaha/pemilik, kompetensi, internal organisasi, relasi eksternal dan kemampuan membangun jaringan bisnis. Kinerja usaha diukur dari volume penjualan, pendapatan , pertumbuhan penjualan,pertumbuhan pendapatan,pertumbuhan organisasi dan kegigihan perusahaan dalam bersaing (Sorensen dan Chang, 2006). Sorensen dan Chang menambahkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak semata-mata merupakan fungsi dari kemampuan perusahaan untuk berinovasi. Artinya untuk menentukan kinerja UKM tidak hanya ditentukan oleh indikator pertumbuhan perusahaan, namun juga kemampuan perusahaan untuk berinovasi. Menurut Siyamtinah dkk ,2011 inovasi merupakan kunci bagi pertumbuhan organisasi.

Berdasarkan perspketif manajemen, elemen kunci untuk pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan adalah orientasi kewirausahaan yang merupakan sebuah konstruk multidimensional diukur melalui kemampuan inovasi, kemampuan mengambil risiko dan sikap proaktif (Lumpkin dan Dess dalam Santos et al, 2012). Selanjutnya orientasi kewirausahaan dapat dipertimbangkan sebagai penentu kualitas kewirausahaan seorang pengusaha. Menurut. Santos et al (2012), kualits kewirausahaan ditentukan oleh karakteristik pengusaha dan orientasi kewirausahaan.

Pengusaha kecil dan menengah harus memiliki perilaku berorientasi kewirausahaan dalam menentukan strategi yang bertujuan untuk mencapai kinerja usaha yang lebih baik terutama pada tahap awal dan tahap penurunan usahanya (Zoysa dan Herath dalam Sarwoko, 2011). Berbagai keputusan di industri kecil ditentukan dari faktor sumber daya manusianya, yaitu karakteristik personal dari pemilik UKM tersebut untuk mengenali dan mengeksploitasi berbagai peluang bisnis (Sirec dan Mocnik, 2010). Karakteristik yang akan mengarahkan pada kompetensi pengusaha terdiri dari motivasi, sifat-sifat personal, kemampuan sosial, dan pengetahuan (Boytazis dalam Sarwoko, 2011). Hal ini mengindikasikan terdapat hubungan antara karakteristik wirausaha dan kemampuan perusahaan (Robinson dalam Sarwoko, 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik personal terhadap kinerja UKM dan kedua adalah untuk menganalisis pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UKM. Manfaat penelitian adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait untuk mengambil kebijakan dalam upaya untuk meningkatkan kinerja dan daya saing industri kerupuk kemplang.

TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Usaha

Kinerja merupakan sebuah konsep multidimensional, dan hubungan antara orientasi wirausaha dan kinerja dapat tergantung dari indikator-indikator yang digunakan untuk mengakses kinerja. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja financial dan nonfinansial. Ukuran kinerja financial adalah pengukuran pencapaian sasaran (goals) misalnya kepuasan pelanggan. Kinerja nonfinansial mengukur pertumbuhan penjualan dan Return On Investment. (Lumpkin dan Dess dalam Lukiastuti,2012).

Kinerja usaha dapat diartikan sebagai persepsi pemilik tentang kinerja bisnisnya dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai. Kinerja usaha diukur dengan tiga indikator yakni pertumbuhan penjualan, pertumbuhan profit, dan pertumbuhan modal (Lee dan Tsang dalam Sarwoko (2013). Sedangkan menurut Sanchez dan Marin (2005), kinerja ditentukan dari tiga faktor yaitu profitability, productivity dan volume penjualan.

Karakteristik Personal

Menurut Zimmerer dan Scarborough, 2008 beberapa karakteristik yang cenderung ditunjukkan pada wirausahawan aalah memiliki hasrat tanggungjawab, lebih menyukai risiko menengah, meyakini kemampuannya untuk sukses , hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera dan memiliki tingkat energi yang tinggi.

Menurut Santos et al (2012) karakteristik personal dari para pemilik usaha diukur melalui tingkat pendidikan, pengalaman pekerjaan, dan motivasi. Berbeda dengan Sorensen dan Chang (2006) untuk mengukur karakteristik pemilik usaha menggunakan tiga indikator yaitu :

- Faktor psikologis, adalah karakteritik individu yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) dan faktor motivasi, locus control

- Pengalaman, adalah tingkat pengalaman dalam mennjalankan bisnis

- Pengaruh keluarga , adalah pengaruh keluarga dalam pengambilan keputusan dan latar belakang keluarga.

Karakteristik personal bersama dengan faktor orientasi kewirausahaan akan menjelaskan bagaimana kualits kewirausahaan pemilik usaha.

(3)

Orientasi Kewirausahaan

Orientasi kewirausahaan menurut Miller dalam Lukiastuti (2012) dibentuk oleh tiga dimensi yaitu kemampuan berinovasi (innovativeness), proaktif (proactive) dan kecenderungan mengambil risiko (propensity for risk taking). Kemampuan berinovasi mencerminkan kecenderungan pengusaha untuk menemukan dan terlibat dengan ide-ide baru (Lumpkin dan Dess dalam Santos , 2012). Dimensi yang kedua yaitu proaktif mencerminkan kemampuan pengusaha untuk menemukan dan mengeksploitasi peluang produk baru dan peluang pasar untuk dapat bersaing ( Miller dan Friesen, Stevenson dan Jarillo dalam Santos , 2012). Kecenderungan untuk mengambil risiko merupakan dimensi orientsi kewirausahaan yang paling penting dan diartikan sebagai kecenderungan perusahaan untuk terlibat dalam

proyek-proyek yang memiliki tujuan spesifik (Miller dalam Santos 2012). Berlawanan dengan proaktif adalah perilaku pasif pengusaha berakibat ketidakmampuan untuk menangkap peluang atau sulit untuk bersaing dan menajdi pemimpin pasar (Mc.Mullen et al 2007).

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik usaha kerupuk kemplang di Palembang. Teknik pengambilan sampel menggunakan convinience sampling yaitu teknik non probability sampling dengan pertimbangan kemudahan aksesibilitas dan lokasi. Sampel yang digunakan sebanyak 43 pengusaha kerupuk kemplang.

Definisi Operasional

Definisi operasional yang dikembangkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sumber Skala

Variabel Dependen (Y):

Kinerja Usaha 1. Tingkat produktivitas 2. Tingkat laba 3. Volume penjualan Sanchez dan marin (2005) Ordinal Variabel Independen (X1): Karakteristik Personal

1.

Kebutuhan untuk berprestasi

2.

Motivasi

3.

Locus Control

4.

Pengaruh keluaga dalam pengambilan keputusan Sorensen dan Chang (2006) Ordinal Variabel Independen (X2): Orientasi Kewirausahaan 1. Tingkat keinovatifan 2. Kecenderungan mengambil risiko 3. Bertindak proaktif Miller dalam Santos (2012) Ordinal Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer melalui instrumen kuesioner yang ditujukan kepada pemilik usaha kerupuk kemplang. Sumber data sekunder diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palembang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Karakteristik Industri Kerupuk Kemplang

Gambar 1. Karaktersitik Industri Kerupuk Kemplang Berdasarkan karakteristik gender pemilik usaha, maka didapatkan 25 (58%) adalah pengusaha laki-laki dan sisanya 18 responden (42%) adalah pengusaha perempuan. Kategori responden dilihat dari tingkat pendidikan maka sebagian besar pemilik usaha yaitu sebanyak 15 responden (35%) lulusan

(4)

SMA, 14 responden(13%) lulusan SMP , sebanyak 13 responden (33% ) lulusan SD dan hanya 1 responden (2%) lulusan diploma. Dari segi penggunaan tenaga tenaga kerja sebagian besar pengusaha kerupuk kemplang, yaitu sebanyak 33 responden (77%) menggunakan 1-10 orang , sebanyak 7 responden (16 %) menggunakan 11-20 orang dan hanya 3 responden (7% ) yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 20 orang. Dari karakteristik jumlah invesasi awal, maka didapatkan hasil sebesar 42% atau 18 responden menggunakan investasi awal < 10 juta. Sebanyak 30,23% memulai

usaha dengan investasi 11- 20 juta , hanya sebesar 11,63% dengan investasi awal 21-30 juta. Sebanyak 16,28%pemilik usaha memulai dengan modal >30 juta.

Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk menguji pengaruh karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja usaha, maka peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji F.

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis

Keterangan Nilai Model Summary R R Square (R2) Adjusted R Square 0,419 0,176 0,135 ANOVA F Sig 4,268 0,021

Coefficients : B Beta t Sig.

X1 -0,351 -0,439 -2,70 0,01

X2 0,196 0,367 2,255 0,03

Sumber : Data primer diolah

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel independen, maka menggunakan nilai R2 sebesar 0,176 yang menunjukkan bahwa variabel independen karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan mampu menjelaskan variasi perubahan kinerja sebesar 17,6% dan sebesar 82,4% ditentukan oleh variabel lainnya.

Hasil analisis Anova didapatkan nilai F hitung sebesar 4,268 lebih besar dari F tabel sebesar 3,23 dan nilai Sig. sebesar 0,021 yang masih di bawah α = 0,05, sehingga terdapat pengaruh dari variabel karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan secara simultan terhadap kinerja usaha. Secara parsial semua variabel independen mempunyai perngaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung variabel X1 (karakteristik

personal) sebesar – 2,70 lebih kecil dari -t tabel sebesar - 2.02108, sehingga menerima Ha1 yang

menyatakan karakteritik personal berpengaruh terhadap kinerja UKM. Demikian juga nilai t hitung variabel X2 (orientasi kewirausahaan)sebesar 2,255 lebih besar dari t tabel 2,02108,sehingga menerima Ha2 yang

menyatakan orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja UKM. Nilai Sig variabel independen juga lebih kecil dari α = 0,05. Variabel karakteristik personal berpengaruh lebih signifikan terhadap kinerja UKM dibandingkan variabel oreintasi kewirausahaan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikasi 0,01 < 0,03 dan nilai Beta X1 = - 0,439 > Beta X2 yaitu sebesar 0,367.

Pembahasan

Karakteristik personal digunakan untuk mengidentifikasi seorang wirausaha dengan bukan wirausaha. Menurut Sirec dan Mocnik (2010) mengidentifikasi karakteristik wirausaha dengan bukan wirausaha didasarkan pada psikologis dan non-psikologis yang menentukan karakteristik personal wirausaha. Dalam penelitian ini indikator karakteristik personal yang digunakan adalah kebutuhan untuk berprestasi, motivasi, locus control dan pengaruh keluarga dalam pengambilan keputusan. Hasil analisis menerima Ha1 yaitu karakteristik personal

berpengaruh terhadap kinerja usaha. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Endi Sarwoko, Surachman, Armanu, Djumilah Hadiwidjojo (2013) yaitu karakteristik kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis dimoderasi kompetensi kewirausahaan. Pertanyaan dalam kuesioner adalah motivasi pengusaha untuk selalu memajukan usahanya, motivasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, apakah harus melanjutkan bisnis keluarga dan keyakinan akan keberhasilan usaha, dan bantuan dari keluarga dalam setiap pengambilan keputusan.

Orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation) adalah sebuah cara untuk melihat

(5)

bagaimana pihak manajemen perusahaan dapat mengungkap dan mengeksploitasi peluang-peluang yang ada. Orientasi kewirausahaan menurut Miller dalam Lukiastuti (2012) dibentuk oleh tiga dimensi yaitu kemampuan berinovasi (innovativeness), proaktif (proactive) dan kecenderungan mengambil risiko (propensity for risk taking). Dari hasil pengujian hipotesis maka orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Hasil ini sejalan dengan riset-riset terdahulu. Bukti empiris dari Zahra (1995) dan Wiklund (1999) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif orientasi dan kewirausahaan terhadap kinerja perusahaan dan akan meningkat dalam rentang waktu tertentu (Hui Li dkk, 2008). Bagi usaha baru cenderung akan banyak menghadapi risiko dan masalah ketidakpastian untuk menggali peluang bisnis dan melakukan inovasi, maka pemilik usaha harus mampu untuk memotivasi karyawannya dalam menghadapi tantangan dan lebih mengeksploitasi kretivitasnya (Lumpkin dan Dess dalam Hui Li 2008).

Nilai R2 didapat sebesar 17,6%. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel X1 dan X2 memberikan kontribusi sebesar 17,6% terhadap perubahan Y dan sebesar 82,4% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Menurut Lumpkin dan Dess dalam Lukiastuti 2012 bahwa kinerja usaha merupakan konsep multidimensional yang kompleks, karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Storey (1994) dalam Alkali (2012) mengidentifikasi tiga faktor yang menentukan kesuksesan UKM, yaitu karakteristik pemilik usaha seperti umur, gender, penglaman kerja dan tingkat pendidikan. Faktor yang kedua adalah karakteristik Ukm itu sendiri yang terdiri dari indikator negara asal, jangka waktu usaha, skala usaha, midal dan lokasi. Faktor ketiga adalah lingkungan eksternal yang terdiri dari pemasaran, teknologi, akses informasi, tingkat kesiapan pengusaha, partership/networking, peraturan/ UU, akses memperoleh permodalan, dukungan pemerintah dan perencanaan usaha.

Dapat dibandingkan hasil penelitian ini dengan beberapa penelitian yang telah diuraikan bahwa penelitian ini hanya menganalisis dari faktor karaktersitik pemilik usaha. Sedangkan masih banyak faktor lain yang perlu diidentifikasi pengaruhnya terhadap kinerja usaha kerupuk kemplang seperti karakteristik UKM dan sangat penting juga faktor lingkungan eksternal seperti dukungan pemerintah, peraturan, akses informasi , dan partnership/networking. Sehingga untuk penelitian berikutnya dapat membahas faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja UKM. Dengan demikian akan dapat diambil pendekatan yang lebih menyeluruh dalam melakukan pengembangan UKM.

SIMPULAN

1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UKM. Dari hasil analisis data membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel karakteristik personal dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UKM. 2. Nilai koefisien determinasi (R2)

menunjukkan bahwa variabel X1 dan X2 memberikan kontribusi sebesar 17,6% terhadap perubahan Y dan sebesar 82,4% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

SARAN

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada 43 pemilik usaha kerupuk kemplang. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperbesar jumlah sampel atau dengan memperluas jangkauan penelitian dan sektor UKM

2. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan hanya dua yaitu karakteristik personal (X1) dan orientasi kewirausahaan (X2). Disarankan untuk meneliti variabel lain yang mempengaruhi kinerja usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Alkali, Mohammed dkk. 2012. A Conceptual Model of Factors Affecting Business Performance Among Manufacturing Sub-Sector of Small Business Enterprises in Nigeria (Bauchi State).

Anonim. 2013. UMKM Serap 97 Persen Tenaga Kerja di Indonesia. http://www.republika.co.id/berita/ekono mi/mikro/13/07/03/mpcgxl-umkm-serap-97-persen-tenaga-kerja-di-indonesia. Diakses 14 Desember 2013.

Hui Lie, Yong. Jing Wen Huang & Ming Tien Tsai. 2008. Entrepreneurial Orientation and Firm Performance : The role of knowledge Creation Process. Industrial Marketing Management.

Lukiastuti.Fitri, 2012. Pengaruh Orientasi Wirausaha dan Kapabilitas Jejaring usaha Terhadap Peningkatan Kinerja UKM Dengan Komitmen Perilaku Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Organisasi dan Manajemen STIE BPD Jateng

(6)

Mujib, Moh. Fatkhul.Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Secara Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Studi pada perilaku UKM di Kabupaten Kebumen. Thesis, Universitas Diponegoro

Najib, Mukhamad.2006. Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan pengembangan Orientasi Pasar. Jurnal Manajemen Publikasi Penelitian dan Review

Sanchez, Antonio Aragon dan Gregorio Sanchez marin. 2005. Strategic Orientation Management Characteristic and Performance : A Study of Spanish SMEs. Journal of Small Business Management Santos, Francisco. Isodoro Romero dan Jose

Fernandez Serrano. 2012. SMEs and Entrepreneurial Quality from a Macro Perspective. www.emeraldinsight.com/

Sarwoko, Endi. Surachman,Armanu, Djumilah Hadiwidjojo. 2013. Entrepreneurial Characteristics and Competency as Determinants of Business Performance in SMEs. IOSR Journal of Business and Management

Sirec, Karin dan Dijana Mocnik.2010. How Entrepreneurs Personal Characteristics Affect SMEs Growth. Original Scientific Papers

Sorensen, B. Jesper dan Patricia M.Y Chang. 2006. Determinants of Successful Entrepreneurship : A Review of recent Literature. Online http://ssrn.com

Sugiyono. 2009. Metode Peneliitan Bisnis. Bandung. Alfabeta.

Zimmerer, Thomas. dan Norman M, Scarborough 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi kelima, Salemba

Gambar

Tabel  1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

 Saling tukar informasi tentang materi perbandingan dan nilai perbandingan trigonometri dalam sudut istimewa dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari

Berdasarkan hasil analisis Buku Tematik Kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup terdapat komponen buku sebagai berikut: halaman sampul buku yang memuat judul buku,

Secara umum pengertian terhadap compulsary licensing dapat dipahami sebagai lesensi paksa, dimana seseorang atau sebuah badan hukum menggunakan suatu karya cipta tanpa izin

Selain program dalam lingkup pendidikan dan kesehatan, lingkup program yang juga akan dijalankan yaitu program peningkatan produktivitas dimana terdapat pada

Di samping itu, SAPSP juga turut menawarkan kepakaran dalam program bukan akademik seperti Sijil Eksekutif dalam semua bidang tersebut (psikologi gunaan, kerja sosial,

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, Penyusunan Perhitungan

Saat ini, Paket wisata Outbound Villa Buleud belum dikelola sendiri, perusahaan berharap fasilitas ini dapat berjalan sendiri dan mampu membiayai operasional sehari-hari, untuk itu

Adapun penelitian yang hendak penulis lakukan berbeda dengan sebelumnya, yaitu membahas Profil Guru Ideal yang lebih terfokus pada profil guru dalam menjalani