35
Lampiran 1 Perbedaan sistem perencanaan spasial
Tabel Lampiran 1 Matriks karakteristik sistem perencanaan spasial yang umum dilakukan dan yang diajukan No. Karakteristik
Perencanaan
Pedoman Perencanaan Departemen Pekerjaan Umum
Pedoman Perencanaan Departemen Kelautan dan Perikanan
1) Sistem Perencanaan yang Diajukan
Dalam Penelitian
2)
1. Aspek analisis Kebijakan tata ruang Kebijakan tata ruang Kebijakan tata ruang Analisis wilayah Analisis wilayah Analisis wilayah Ekonomi dan sektor unggulan; Ekonomi dan sektor unggulan,
dengan penekanan pada sektor perikanan
Ekonomi dan sektor unggulan, ;
tidak dilakukan penekanan pada sektor tertentu;
Sumberdaya manusia; Sumberdaya manusia; Sumberdaya manusia; Sumberdaya buatan; Sumberdaya buatan, terdapat
penekanan untuk prasarana perikanan seperti pelabuhan perikanan
Sumberdaya buatan,
;
diperjelas prasarana yang berhubungan dengan penggunaan perairan seperti pelabuhan, dan pelabuhan perikanan;
Sumberdaya alam Sumberdaya alam, dengan penekanan pada sumberdaya pesisir (perairan)
Sumberdaya alam, ;
memberikan keseimbangan perhatian antara sumberdaya pesisir (perairan) dan daratan;
Sistem permukiman; Sistem permukiman; Sistem permukiman; Penggunaan lahan; Penggunaan lahan; Penggunaan lahan;
Kelembagaan. Kelembagaan. Kelembagaan.
Pemanfaatan umum perairan Pemanfaatan umum perairan 2. Substansi rencana Arahan struktur dan pola
pemanfaatan ruang;
Arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang, diperjelas untuk ruang perairan
Arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang, ;
diperjelas untuk ruang perairan;
36
No. Karakteristik Perencanaan
Pedoman Perencanaan Departemen Pekerjaan Umum
Pedoman Perencanaan Departemen Kelautan dan Perikanan
1)
Sistem Perencanaan yang Diajukan Dalam Penelitian
2)
Arahan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya;
Arahan pengelolaan kawasan konservasi dan kawasan pemanfaatan umum, diperjelas untuk ruang perairan
Arahan pengelolaan kawasan lindung/konservasi dan kawasan budidaya/pemanfaatan umum, ; diperjelas untuk ruang perairan; Arahan pengelolaan kawasan
perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu
Arahan pengelolaan kawasan perdesaan dan permukiman nelayan
Arahan pengelolaan kawasan perdesaan
, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu;
dan permukiman masyarakat pesisir, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu; Arahan pengembangan kawasan
permukiman, kehutanan, pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata dan kawasan lainnya;
Arahan pengembangan kawasan permukiman (dengan penjelasan untuk permukiman nelayan)
Arahan pengembangan kawasan permukiman
, kehutanan, pertanian,
pertambangan, perindustrian, pariwisata dan kawasan lainnya;
(dengan penjelasan untuk permukiman masyarakat pesisir), kehutanan, pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata dan kawasan lainnya; Arahan pengembangan sistem
pusat permukiman perdesaan dan perkotaan;
Arahan pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan;
Arahan pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan;
Arahan pengembangan sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, pengairan dan prasarana pengelolaan lingkungan
Arahan pengembangan sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana perikanan seperti pelabuhan perikanan,
transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan tambak, dan prasarana pengelolaan
lingkungan;
Arahan pengembangan sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana kelautan dan perikanan maupun daratan, transportasi, telekomunikasi, energi,
pengairan tambak, dan prasarana pengelolaan lingkungan;
37
No. Karakteristik Perencanaan
Pedoman Perencanaan Departemen Pekerjaan Umum
Pedoman Perencanaan Departemen Kelautan dan Perikanan
1)
Sistem Perencanaan yang Diajukan Dalam Penelitian
2)
Arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan;
Arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan, dengan penekanan pada ruang perairan
Arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan,
;
dengan keseimbangan pada ruang daratan dan perairan. Dengan penjelasan bahwa perairan akan menerima pengaruh yang lebih besar dari daratan, dibandingkan dengan sebaliknya, oleh karena itu keseimbangan harus berbasis pada daya tampung perairan yaitu kemampuan perairan me-nerima pengaruh dari daratan. Arahan kebijaksanaan tata guna
tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya.
Arahan kebijaksanaan tata guna tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya; dengan penekanan pada sumberdaya pesisir yang meliputi mangrove, terumbu karang, lamun, dan perikanan
Arahan kebijaksanaan tata guna tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya;
.
termasuk pada sumberdaya dan jasa lingkungan pesisir
3.
.
Kerangka analisis Analisis dilakukan secara parsial dengan melakukan proyeksi pada masing-masing aspek analisis secara terpisah.
Analisis dilakukan secara parsial dengan melakukan proyeksi pada masing-masing aspek analisis secara terpisah.
Analisis dilakukan secara holistik, dimana proyeksi pada masing-masing aspek analisis dilakukan secara simultan dengan menggunakan analisis sistem.
2
38
No. Karakteristik Perencanaan
Pedoman Perencanaan Departemen Pekerjaan Umum
Pedoman Perencanaan Departemen Kelautan dan Perikanan
1)
Sistem Perencanaan yang Diajukan Dalam Penelitian
2)
Simulasi dilakukan secara parsial pada masing-masing aspek analisis.
Simulasi dilakukan secara parsial pada masing-masing aspek analisis.
Dapat dilakukan analisis simulasi secara komprehensif dengan melibatkan semua aspek analisis. Perumusan kebijakan tidak dapat
dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh aspek (terutama analisis terkait
sumberdaya kelautan).
Perumusan kebijakan tidak dapat dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh aspek analisis.
Dapat dilakukan intervensi terhadap sistem yang dibangun, dan menunjukkan pengaruhnya terhadap sistem secara utuh, yang berguna untuk perumusan kebijakan komprehensif. 4. Corak sektoral Lebih menekankan sektor-sektor
yang berbasis pada ruang
daratan, dengan penekanan pada prasarana ke-pekerjaan-umum-an
Lebih menekankan sektor-sektor yang berbasis pada pada ruang perairan, dengan penekanan pada prasarana kelautan dan
perikanan.
Bebas terhadap kecenderungan sektoral, dan menekankan pada objektivitas rencana.
5. Sifat partisipatif Dilakukan secara prosedural melalui workshop, seminar, diseminasi, dan sosialisasi, terutama terhadap perencanaan yang telah disusun.
Dilakukan secara prosedural melalui workshop, seminar, diseminasi, dan sosialisasi, terutama terhadap perencanaan yang telah disusun.
Dilakukan oleh para pemangku kepentingan secara langsung dan bersama-sama melalui analisis kebutuhan.
Penyusunan rencana merupakan hasil kerja para pemangku kepentingan.
Keterangan: 1) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327 tahun 2002 tentang Penetapan 6 (Enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang; yang telah diperbaharui dengan Per. Men. Pekerjaan Umum No. 15, 16, dan 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
39
Lampiran 2 Sistem lahan wilayah penelitian
Tabel Lampiran 2 Sistem lahan di wilayah pesisir Teluk Lampung No. Simbol Nama Deskripsi Singkat Kemiringan
(%) Relief (m) Litologi Kelompok Tanah Luas ha %
1 AHK Air Hitam Kanan
Punggung sangat curam di atas sedimen tufaan
41-60 51-300 Tefra berbutir halus, batu lanau, batu lumpur, batu pasir Dystropepts, Haplorthox, Tropudults 2.209 1,73 2 BBG Bukit Balang Punggung pegunungan tak beraturan di atas batuan volkanik basaltik
41-60 >300 Andesit, basalt, breksia Dystropepts, Humitropepts, Tropohumults 36.510 28,55 3 BBR Bukit Barangin Perbukitan sangat curam di atas batuan beku asam
41-60 51-300 Riolit, granit Dystropepts, Tropudults, Haplorthox 2.029 1,59 4 BGA Batang Anai Punggung panjang berlereng sangat curam di atas batuan
metamorfik
41-60 51-300 Kuarzit, filit, sekis, shale, batu pasir
Dystropepts, Eutropepts, Tropudults
2.557 2,00
5 BLI Beliti Dataran banjir rawa pada pelembahan sempit
<2 <2 Aluvium sungai muda, bergambut Tropaquepts, Fluvaquents 382 0,30 6 BMS Bukit Masung
Punggung sangat curam di atas batuan volkanik basa/intyermedier
41-60 51-300 Andesit, basalt, breksia Dystropepts, Tropudults, Troporthents
7.245 5,66
7 BTA Batu Ajan Kerucut kecil volkanik basaltik muda
41-60 51-300 Andesit, basalt Tropudults, Humitropepts, Troporthents
1.661 1,30
8 BTK Barong Tongkok
Dataran lava basa berbukit kecil
16-25 201-2.000 Basal, andesit, breksi, tefra berbutir halus Dystropepts, Eutropepts, Tropudalfs 987 0,77 237 239
40
No. Simbol Nama Deskripsi Singkat Kemiringan (%) Relief (m) Litologi Kelompok Tanah Luas ha %
9 KHY Kahayan Dataran pasir paduan sungai dan muara
<2 2-10 Aluvium muda berasal dari campuran endapan muara, endapan laut dan endapan sungai, bergambut
Tropaquepts, Fluvaquents
746 0,58
10 KJP Kajapah Dataran lumpur pasang surut habitat mangrove
<2 <2 Aluvium muda berasal dan campuran endapan muara dan endapan laut
Hydraquents, Sulfaquents
5.710 4,46
11 KNJ Kuranji Kipas aluvial volkanik yang sangat landai
0-8 <2 Endapan kipas aluvium muda berasal dari volkanik
Dystropepts, Dystrandepts, Tropaquepts 4.399 3,44 12 LBS Lubuk Sikaping
Kipas aluvial non-volkanik yang sangat landai
0-8 <2 Endapan kipas aluvium Tropaquepts, Tropofluvents, Fluvaquents
527 0,41
13 MBI Muara Beliti
Dataran sedimen tufaan yang berombak sampai bergelombang
9-15 11-50 Tefra berbutir halus, tufa, batu lumpur, batu lanau, batu pasir, aluvium sungai muda, pasir tua, dan kerikil
Tropudults, Dystropepts, Haplorthox
10.892 8,52
14 PKS Pakasi Dataran tufa volkanik bergelombang
9-15 11-50 Tefra berbutir halus, tefra berbutir kasar Dystropepts, Dystrandepts, Haplorthox 299 0,23 15 PLB Pidoli-dombang Dataran metamorfik berombak sampai bergelombang
2-8 2-10 Filit, kuarzit, sekis, shale, aluvium sungai muda
NA 755 0,59
16 SAR Sungai Aur Dataran sedimen tufa yang berbukit kecil
16-25 11-50 Tufa, batu pasir, batu lumpur, serpih, tefra berbutir halus
Dystropepts, Haplorthox, Paleudults
12.593 9,85
17 SKA Sukaraja Dataran batuan beku asam berombak sampai bergelombang
9-15 11-50 Granit, riolit Tropudults, Paleudults
41
No. Simbol Nama Deskripsi Singkat Kemiringan (%) Relief (m) Litologi Kelompok Tanah Luas ha % 18 SMD Sungai Medang
Dataran volkanik basa berombak sampai bergelombang
9-15 11-50 Andesit, basal, tefra berbutir halus
Tropudalfs, Tropudults
7.709 6,03
19 TGM Tanggamus Gunung berapi strato muda dari batuan volkanik ber-basalt
41-60 >300 Andesit, basalt, tefra berbutir halus, tefra berbutir kasar, aluvium volkanik muda
Dystrandepts, Humitropepts, Hydrandepts
25.019 19,56
20 TLU Talamau Lereng lahar yang agak curam dan tertoreh
16-25 2-50 Aluvium muda berasal dan vulkanik
Dystrandepts, Tropudults, Eutropepts
2.467 1,93
21 TWI Telawi Punggung gunung granit terorientasi sangat curam
>60 >300 Granit, granodiorit, riolit Tropudults, Dystropepts, Troporthents
2.699 2,11
22 UBD Ulubandar Punggung dengan drainase paralel di atas tufa volkanik asam
26-40 51-300 Tefra berbutir halus, tefra berbutir kasar, breksia
Dystropepts, Dystrandepts, Troporthents
456 0,36
Jumlah 127.902 100,00
Keterangan: NA = tidak tersedia data
Sumber: Peta land systems and land suitability Sumatra, Sheet 1110 Tanjungkarang Series RePPProt (1988)
43
Lampiran 3 Nilai awal dan parameter
Tabel Lampiran 3 Nilai awal dan parameter model
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 1 AKTIVITAS_ EKONOMI Aktivitas perekonomian, yang digambarkan dari nilai besarnya PDRB harga
konstan di wilayah penelitian, yang ditentukan oleh produksi 9 sektor, didalam model dikelompokkan ulang menjadi 5 sektor ditambah 1 sektor lain.
2.628.969 Rp juta S
2 Angkatan_Kerja Jumlah angkatan kerja kumulatif. Persamaan orang PS
3 Angkutan_Laut Sumbangan sektor transportasi laut terhadap PDRB harga konstan (ADHK) 123.704 Rp juta S 4 Dampak_ Penganggur Parameter yang menunjukkan daya tarik tenaga kerja, bernilai 0 sampai 1;
Dampak penganggur akan bernilai mendekati 0 bila tingkat penggangguran < 10% (hanya satu digit), dan bernilai 1 bila tingkat penggangguran >10% (ke arah dua digit). Oleh karena itu, bila dampak penganggur bernilai 0
menunjukkan kondisi yang sangat menarik bagi tenaga kerja, sehingga dapat menarik imigrasi dan menahan emigrasi, dan sebaliknya untuk nilai 1 akan mencegah imigrasi dan mendorong emigrasi.
graph - E
5 Degradasi_SD_ Pesisir Degradasi sumberdaya pesisir akibat terjadinya konversi kawasan lindung, dinyatakan dalam skala mendekati nilai 0 berarti tidak terjadi degradasi dan mendekati nilai 1 berarti terjadi degradasi maksimum.
graph - E
6 Emigrasi Jumlah emigrasi yang keluar wilayah studi setiap tahun. Persamaan orang/tahun PS 7 Fraksi_Angkt_ Kerja Rasio antara penduduk yang berusia >15 tahun dan bukan ibu rumah tangga,
lanjut usia, atau sedang bersekolah terhadap populasi (tanpa satuan), berdasarkan data sensus tahun 2000 dan PODES 2007.
0,4886 - PS
8 Fraksi_Lahir Tingkat kelahiran yang terjadi. 0,0130 - PS
9 Fraksi_Mati Tingkat kematian yang terjadi. 0,0024 - PS
10 Fraksi_Pert_ Angkt_Laut Pertumbuhan sektor transportasi laut, tanpa satuan, diambil dari rata-rata pertumbuhan 2003-2007.
0,0621 - PS
11 Fraksi_Pert_ Industri Pertumbuhan sektor industri, tanpa satuan, diambil dari rata-rata pertumbuhan 2003-2007.
0,0728 - PS
44
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 12 Fraksi_Pert_ Perikanan Pertumbuhan awal sektor perikanan, diambil dari rata-rata pertumbuhan
2003-2007, sebesar 10,296%, fraksi pertumbuhan merupakan fraksi yang didapat dari pengaruh grafik antara rasio perairan lindung dengan fraksi pertumbuhan awal.
graph - E
13 Fraksi_Pert_ Pertanian Pertumbuhan sektor pertanian (setelah dikeluarkan sub-sektor perikanan), tanpa satuan, diambil dari rata-rata pertumbuhan 2003-2007.
0,0284 - PS
14 Fraksi_pert_invest Fraksi pertumbuhan investasi diambil rata-rata dari angka pertumbuhan yang tidak teratur antara tahun 2000-2007.
0,1143 - PS
15 Fraksi_Pert_Lain Pertumbuhan sektor selain dari angkutan laut, perikanan, pertanian, industri, dan pariwisata, tanpa satuan, diambil dari rata-rata pertumbuhan 2003-2007.
0,0603 - PS
16 Fraksi_Pert_Wisata Pertumbuhan sektor Pariwisata (dipecah dari hotel dan restoran dan jasa hiburan, dll), tanpa satuan, diambil dari rata-rata pertumbuhan 2003-2007.
0,0379 - PS
17 Gap_penggunaan_ ruang Merupakan jumlah rasio antara kawasan lindung daratan dengan kawasan budidaya daratan terpakai ditambah dengan rasio kawasan lindung perairan dengan kawasan budidaya perairan terpakai. Nilai rasio akan menjadi 0 bila tidak ada penetapan kawasan lindung daratan dan perairan, dan semakin membesar dengan adanya penetapan kawasan lindung daratan dan perairan. Parameter ini merupakan indikasi kesenjangan penggunaan ruang ideal dengan penggunaan ruang aktual darat dan perairan, dinyatakan dengan grafik nilai 0 sampai 1. Skala mendekati nilai 0 berarti tidak terjadi gap yang berarti dan mendekati nilai 1 berarti terdapat gap yang sangat besar antara penggunaan ruang dan ketersediaan ruang, tanpa satuan.
Nilai maksimal jumlah gap daratan dan perairan adalah 0,7730.
graph - E
18 Ikan_awal Rerata pertumbuhan sektor perikanan 2003 - 2007 dari PDRB 0,1020 - PS 19 Imigrasi Jumlah imigrasi yang masuk ke wilayah studi setiap tahun. Persamaan orang/tahun PS 20 Industri Sumbangan sektor industri pengolahan terhadap PDRB ADHK 371.899 Rp juta S 21 Investasi Merupakan investasi langsung (direct investment) asing dan domestik yang
dilakukan di wilayah penelitian, didasarkan pada data BKPMD di Kota Bandar Lampung dan Lampung Selatan (masih tergabung dengan Kabupaten
Pesawaran)
188.395 Rp juta S
22 Kaw_Lindung_ Perairan Merupakan luas total kawasan lindung perairan yang ditetapkan sesuai dengan tutupan terumbu karang dan lamun dengan luas total 4.823 ha.
45
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 23 Kawasan_ Lindung_Darat Merupakan luas total kawasan lindung yang ditetapkan sesuai dengan kriteria
yang termasuk lahan kelas 8, 7, 6, dan 5, yang meliputi lahan atas, sempadan sungai, dan sempadan pantai, total luas ideal adalah sebesar 42,60% dari luas daratan.
0 ha E
24 Keb_Bisnis_dan_ Industri Laju pertambahan kebutuhan ruang untuk bisnis dan industri yang disebabkan oleh meningkatnya investasi, didapatkan dari ruang per investasi dikali dengan total investasi.
Persamaan ha/tahun E
25 Keb_Lahan_Militer Laju pertambahan kebutuhan lahan militer disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan pembangunan pangkalan TNI-AL Armada Barat dan Korps Marinir.
Persamaan ha/tahun E 26 Keb_Naker_ Investasi Kebutuhan tenaga kerja akibat adanya investasi. Persamaan orang E 27 Keb_Pelabuhan Laju pertambahan luas pelabuhan, diasumsikan perluasan sebesar 5 ha per
tahun.
Persamaan ha/tahun E 28 Keb_Pemukiman Laju pertambahan kebutuhan ruang untuk pemukiman yang disebabkan oleh
meningkatnya populasi, didapatkan dari ruang mukim per kapita dikali dengan pertambahan populasi.
Persamaan ha/tahun E
29 Keb_Prasarana Laju pertambahan kebutuhan ruang untuk prasarana yang disebabkan oleh meningkatnya populasi dan aktivitas perekonomian, terutama untuk bisnis dan industri.
Persamaan ha/tahun E
30 Kebangkrutan Laju kebangkrutan yang terjadi dari investasi yang telah dilakukan, didapatkan dari perkalian antara investasi dengan tingkat kebangkrutan.
Persamaan Rp juta/tahun
PS 31 KEBIJAKAN Merupakan faktor pengali yang mewakili kebijakan penetapan kawasan lindung
dan budidaya darat dan perairan .
0 - 1 - E
32 Kecepatan_ Reklamasi Reklamasi (penimbunan pantai) pantai telah terjadi dan cenderung terus terjadi di Teluk Lampung, terutama di Kota Bandar Lampung. Pada tahun 2007 telah direncanakan akan direklamasi laut di Bandar Lampung dan sebagian
Pesawaran (Padang Cermin) seluas 1.447 ha selama 20 tahun.; dan diasumsikan di wilayah Pesawaran dan Lampung Selatan sebesar 15% dari jumlah tersebut.
83 ha/tahun PS
33 Kelahiran Jumlah kelahiran yang terjadi setiap tahun Persamaan orang/tahun PS 34 Kematian Jumlah kematian yang terjadi setiap tahun. Persamaan orang/tahun PS
46
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 35 Kendala_Ruang Menunjukkan kendala pengembangan wilayah akibat tidak tersedianya ruang
dan terjadinya degradasi sumberdaya, ditunjukkan oleh nilai yang mendekati 0 berarti tidak terdapat kendala, dan mendekati 1 berarti kendala sangat besar dengan konsekuensi tidak mungkin lagi dilakukan pengembangan kawasan budidaya.
graph - E
36 Konversi_kws_ lindung_perairan
Penambahan luas perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya laut, yang meliputi keramba jaring apung (KJA), budidaya rumput laut, dan budidaya mutiara; akan cenderung mengambil tempat di atau sekitar areal terumbu karang dan padang lamun, hal ini akan memicu konversi perairan lindung menjadi budidaya. Diasumsikan sebagian dari penambahan luas kawasan budidaya laut akan mengkonversi kawasan lindung perairan.
Persamaan ha/tahun E
37 Konversi_Lahan_ Atas Laju konversi lahan atas, disebabkan oleh pembukaan lahan pertanian dan kebutuhan permukiman; diasumsikan 15% lahan pertanian bersumber dari lahan atas, dan 10% kebutuhan permukiman berasal dari lahan atas.
Persamaan ha/tahun E
38 Konversi_Semp_ Pantai Pembangunan tambak (lahan BD pesisir) akan merubah 20% bagian sempadan pantai; reklamasi juga akan merubah 10% sempadan pantai; selain itu,
kebutuhan permukiman pada desa-desa sekitar pantai juga akan merubah sempadan pantai yang diasumsikan sebesar 5%; oleh karena itu ketiga aktivitas akan mengkonversi sempadan pantai.
Persamaan ha/tahun E
39 Konversi_Semp_ Sungai Laju konversi sempadan sungai, diasumsikan berlangsung sebesar 0,1 x kebutuhan permukiman.
Persamaan ha/tahun E 40 Lahan_ Permukiman Lahan yang digunakan untuk pemukiman penduduk. 1.531 ha PS
41 Lahan_BD_ Pesisir Lahan yang digunakan untuk tambak. 2.477 ha PS
42 Lahan_BD_Ideal Merupakan luas lahan yang mungkin untuk dimanfaatkan bagi kawasan budidaya.
Persamaan ha E
43 Lahan_BD_Terpakai Merupakan lahan yang digunakan sebagai kawasan budidaya baik pertanian maupun non-pertanian, yang meliputi Lahan_BD_Pesisir,
Lahan_Bisnis_dan_Industri, Lahan_Militer, Lahan_Pelabuhan, Lahan_Permukiman, Lahan_Pertanian, Lahan_Prasarana, dan Lahan_Wisata_Pantai.
47
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 44 Lahan_Bisnis_ dan_Industri Lahan yang digunakan untuk bisnis dan industri, termasuk pertokoan, industri
manufaktur (pabrik), dan sebagainya, didapat dari berdasarkan analisis citra.
880 ha PS
45 Lahan_Militer Lahan yang digunakan untuk pangkalan TNI-AL di Teluk Ratai, diperkirakan dari analisis citra.
115 ha PS
46 Lahan_Pelabuhan Luas lahan areal pelabuhan, dari analisis citra diperkirakan luas lahan seluruh pelabuhan di Teluk Lampung.
210 ha PS
47 Lahan_Permukiman_dan_Pe rkotaan
Merupakan jumlah dari Lahan_Bisnis_dan_Industri+ Lahan_Pelabuhan+ Lahan_ Permukiman+Lahan_Prasarana.
Persamaan ha PS
48 Lahan_Pertanian Ruang yang digunakan untuk pertanian (pangan, perkebunan, sawah, dan peternakan).
105.223 ha PS
49 Lahan_Prasarana Lahan untuk prasarana, termasuk fasos dan fasum, meliputi antara lain jalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
890 ha PS
50 Lahan_Rawa_ Pantai Merupakan luas lahan rawa pantai dan lahan landai di sekitar pantai yang dapat dijadikan sebagai tambak berdasarkan pertimbangan fisik semata. Luasnya diperkirakan 4 x luas lahan kelas 5.
11.920 ha PS
51 Lahan_Tersedia Lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan kawasan budidaya baik pertanian maupun non-pertanian, yang meliputi Lahan_BD_Pesisir, Lahan_Bisnis_dan_Industri, Lahan_Militer, Lahan_Pelabuhan, Lahan_Permukiman, Lahan_Pertanian, Lahan_Prasarana, dan Lahan_Wisata_Pantai.
0 ha PS
52 LAHAN_TOTAL Total luas daratan yang ada, sama dengan luas darat wilayah daratan penelitian. 127.902 ha PS 53 Lahan_Wisata_ Pantai Lahan yang digunakan untuk areal wisata pantai dan bahari di Teluk Lampung,
didapatkan dari analisis citra; yang terluas adalah Merak Belantung (krakatau), Pasir Putih, Pulau Pasir, dan Tanjung Selaki.
60 ha PS
54 Laju_kebutuhan_ lahan Merupakan perubahan lahan tersedia (baik positif maupun negatif) akibat digunakan sebagai kawasan budidaya baik pertanian maupun non-pertanian, yang meliputi Lahan_BD_Pesisir, Lahan_Bisnis_dan_Industri, Lahan_Militer, Lahan_Pelabuhan, Lahan_Permukiman, Lahan_Pertanian, Lahan_Prasarana, dan Lahan_Wisata_Pantai, kawasan lindung darat.
Persamaan ha/tahun E
48
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 55 Laju_penambahan_perairan
_pel
Laju penambahan perairan pelabuhan (DLKr, DLKp, dan alur pelayaran masuk keluar pelabuhan) diasumsikan sebesar 100 ha pertahun mulai tahun 2008 dan berhenti pada tahun 2027.
100 ha/tahun E
56 Laju_perb_ pertanian Laju perubahan lahan pertanian yang digunakan untuk keperluan non-pertanian setiap tahun.
Persamaan ha/tahun E 57 Laju_perb_BD_ Pesisir Laju perubahan luas lahan budidaya pesisir (tambak), didapAtkan dari perkalian
fraksi perluasan tambak dari analisis citra 2001-2009, sebesar 51,36%;
pertambahan luas harus berhenti setelah luas total tambak menyamai 0,6 x lahan rawa dan landai pantai.
Persamaan ha/tahun PS
58 Laju_perb_lhn_ wisata Laju pertambahan kebutuhan lahan wisata disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan pembangunan pariwisata pantai dan bahari di Teluk Lampung.
Persamaan ha/tahun E 59 Laju_Prb_Lhn_ Lain Parameter penentu laju perubahan penggunaan lahan lain, menjadi budidaya
(pertanian maupun non-pertanian).
100 ha/tahun PS
60 Landuse__tak_sesuai Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, yaitu lahan kelas 5, 6, 7, dan 8, yang digunakan untuk aktivitas budidaya.
Persamaan ha 61 Lap_Kerja_dari_
Perekonomian
Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap akibat adanya aktivitas perekonomian (yang dicerminkan dari besarnya PDRB) pada tahun yang bersangkutan.
Persamaan orang/Rp juta
PS 62 Lapangan_Kerja Jumlah lapangan kerja yang dapat disediakan bagi angkatan kerja pada tahun
bersangkutan.
Persamaan orang PS 63 Lapangan_Kerja_ Awal Lapangan kerja yang telah tersedia sejak tahun 2003. 248.607 orang S 64 Lindung_Lahan_ Atas Merupakan luas total kawasan lindung atas (lahan kelas 8,7 dan 6 yang
berlereng >40%, dan lahan kelas 5) sebagai bagian dari kawasan lindung yang seharusnya dilakukan, pada awal simulasi belum ditetapkan (0 ha).
0 ha PS
65 Mukim_per_kapita Standard ruang yang dibutuhkan untuk pemukiman (rumah) per kapita, berdasarkan standart Dep. PU yang dimodifikasi, ditetapkan sebesar 25 m2/kapita untuk perkotaan; dan untuk perdesaan diasumsikan 100 m2/kapita. Dengan proporsi penduduk di wilayah penelitian yaitu 46,86% perkotaan dan 53,14% perdesaan; maka didapatkan kebutuhan mukim per kapita untuk wilayah penelitian secara tertimbang adalah 70 m2/kapita.
49
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 66 Naker_PDRB Jumlah lapangan kerja yang tersedia akibat aktivitas perekonomian, didapatkan
dari analisis jumlah tenaga yang bekerja pada level PDRB tertentu, dan dinyatakan sebagai nilai rasio yang berkisar antara 0 sampai dengan 0,006.
graph - E
67 Naker_per_Invest Rasio antara jumlah tenaga kerja terhadap nilai investasi, didapatkan dari hasil analisis terhadap 50 buah perusahaan yang berinvestasi di wilayah penelitian (tahun 2000-2007).
0,0094 orang/Rp juta
PS
68 Nomal_Imigrasi Tingkat imigrasi yang telah terjadi. 0,0172 - PS
69 Normal_Emigrasi Tingkat emigrasi yang telah terjadi. 0,0046 - PS
70 Inkonsistensi_ Tata_Ruang Total inkonsistensi tata ruang yang terjadi merupakan akumulasi dari penggunaan kawasan lindung untuk aktivitas budidaya.
0 ha PS
71 Penambahan_ Lahan Laju penambahan daratan akibat adanya kegiatan reklamasi, laju penambahan lahan daratan akan berhenti bila 75% dari luas laut tepi yang memiliki kedalaman < 5 m telah habis digunakan untuk reklamasi (dengan luas sekitar 333 ha).
Persamaan ha/tahun E
72 Penambahan_ perairan_BD_Laut
Merupakan pertambahan luas perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya laut, yang meliputi keramba jaring apung (KJA), budidaya rumput laut, dan budidaya mutiara; baik milik perusahaan besar maupun masyarakat.
Diasumsikan pertumbuhan sektor perikanan sebesar 10,296%; disumbang oleh budidaya laut sebesar 20% darinya. Pertumbuhan tersebut hanya akan terjadi dengan adanya perluasan aktivitas budidaya laut, dengan laju pertumbuhan penggunaan perairan dalam fraksi yang sama pula.
Persamaan ha/tahun E
73 Penetapan_ Lindung_Darat Fraksi kawasan lindung darat ditetapkan megikuti perbandingan luas kelas lahan (Kelas 8, 7, 6, dan 5) terhadap lahan total, yaitu didapatkan sebesar 42,60%, atau seluas 54.489 ha.
54.489 ha PS
74 Penetapan_status_menjadi_l indung
Luas lahan lain yang ditetapkan menjadi status kawasan lindung darat. Persamaan ha PS 75 Pengangguran Angkatan kerja dan tambahan angkatan kerja yang tidak tertampung oleh
lapangan kerja dan tambahan lapangan kerja yang tersedia.
Persamaan orang PS
50
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 76 Penggunaan_ Lahan_Lain Merupakan lahan yang tidak digunakan untuk aktivitas budidaya, yang meliputi
hutan primer, hutan bekas tebangan, mangrove, semak belukar, rawa, dan lainnya, berdasarkan analisis citra tahun 2001 dan 2009.
16.695 ha PS
77 Pengrh_angktlaut Faktor pemercepat pertumbuhan sektor angkutan laut , akibat pertumbuhan sektor industri, pertanian, dan perikanan.
graph - E
78 Pengurangan_ Perairan_Total
Perubahan perairan total merupakan pengurangan perairan akibat dilakukannya reklamasi, jadi merupakan nilai negatif dari Pertambahan_Reklamasi.
Persamaan ha/tahun E 79 Penurunan_Lhn_ Lain Merupakan laju perubahan penggunaan lahan lain, menjadi budidaya (pertanian
maupun non-pertanian).
Persamaan ha/tahun PS 80 Penurunan_Lhn_ Tani Merupakan laju perubahan penggunaan lahan budidaya pertanian, menjadi
budidaya non-pertanian.
Persamaan ha/tahun PS 81 Penyediaan_Lahan Merupakan laju penyediaan lahan yang berasal baik secara tidak ramah
lingkungan, maupun dari konversi lahan budidaya untuk lindung.
Persamaan ha/tahun E 82 Penyedian_Lhn_
tak_ramah_lingk
Merupakan jumlah dari Konversi_Lahan_Atas+ Konversi_ Semp_ Pantai+Konversi_Semp_Sungai
Persamaan ha/tahun E
83 PERAIRAN_ TOTAL Luas total perairan total wilayah studi. 161.178 ha PS
84 Perairan_BD_ Terpakai Merupakan perairan yang digunakan sebagai kawasan budidaya baik perikanan maupun non-perikanan, yang meliputi Perairan_BD_Laut,
Perairan_Ikan__Tangkap, Perairan_Militer, dan Perairan_Pelabuhan.
Persamaan ha E
85 Perairan_BD_Ideal Merupakan luas perairan yang mungkin untuk dimanfaatkan bagi kawasan budidaya.
Persamaan ha PS
86 Perairan_BD_Laut Merupakan luas perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan laut, yang meliputi keramba jaring apung (KJA), budidaya rumput laut, dan budidaya mutiara; baik milik perusahaan besar maupun masyarakat.
8.000 ha PS
87 Perairan_Ikan_ Tangkap Merupakan perairan yang secara tradisional yang digunakan oleh nelayan di Teluk Lampung untuk wilayah tangkap.
80.262 ha PS
88 Perairan_Militer Merupakan perairan yang ditetapkan untuk pelatihan tempur laut TNI-AL Armada Barat dan Komar. Berdasarkan peta Teluk Lampung (Dishidros TNI-AL, 1998), yang dianalisis dari SIG.
51
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 89 Perairan_Pelabuhan Merupakan perairan yang menjadi daerah lingkungan kerja (DLKr) dan daerah
lingkungan kepentingan (DLKp) pelabuhan, berdasarkan Pergub No. 30 Tahun 2006 tentang Penataan Daerah Penangkapan Ikan Dalam Perairan Wajib Pandu dan Alur Pelayaran Pelabuhan Umum Panjang.
4.330 ha PS
90 Perambahan_TK Kumulasi perambahan perairan terumbu karang dan padang lamun, ditentukan oleh penambahan perairan budidaya laut dan konversi kawasan lindung perairan. Pada awal simulasi diasumsikan bernilai nol.
0 ha E
91 Perb__Perairan_Pel Perairan pelabuhan (DLKr, DLKp, dan alur pelayaran masuk keluar pelabuhan) dapat berubah-ubah, yaitu berkurang dengan adanya reklamasi (terutama di wilayah Kota Bandar Lampung), dan bertambah dengan mengubah ketetapan DLKr, DLKp, dan alur pelayaran masuk keluar. Diasumsikan bahwa
pengurangan luas perairan adalah sebesar 0,75 x luas reklamasi; dan penambahan diasumsikan sebesar 100 ha pertahun mulai tahun 2010 dan berhenti pada tahun 2025.
Persamaan ha/tahun E
92 Percepatan_ Imigrasi_Emigrasi
Faktor yang mempercepat terjadinya imigrasi dan emigrasi, dinyatakan bernilai -0,01 sampai 0,01; dimana nilai MINUS akan meingkatkan Emigrasi dan menurunkan Imigrasi, dan sebaliknya untuk nilai PLUS. Faktor ini didapatkan dengan membuat grafik dengan variabel bebas adalah jumlah nilai dampak penganggur+kendala ruang, dimana bila bernilai 2 memberikan arti terjadinya banyak pengangguran dan kendala ruang yang besar, dan sebaliknya untuk nilai 0.
graph - E
93 Percp_Invest Faktor penambah (dapat positif atau negatif) yang mempercepat laju investasi, akibat adanya kemudahan tenaga kerja berkualitas (positif) atau kendala ruang (negatif).
graph - E
94 Perikanan Sumbangan sektor perikanan terhadap PDRB ADHK. 379.555 Rp juta S
95 Perluasan_ pelabuhan Laju perluasan pelabuhan. 2,5 ha/tahun PS
96 Perst_Angklaut Persentase pertumbuhan sektor angkutan laut, pada tahun berjalan. Persamaan % E 97 Perst_Ekonomi Persentase pertumbuhan ekonomi, pada tahun berjalan. Persamaan % E 98 Perst_Ikan Persentase pertumbuhan sektor perikanan, pada tahun berjalan. Persamaan % E 99 Perst_Indst Persentase pertumbuhan sektor industri pengolahan, pada tahun berjalan. Persamaan % E 100 Perst_Lain Persentase pertumbuhan sektor lain, pada tahun berjalan. Persamaan % E
52
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 101 Perst_Tani Persentase pertumbuhan sektor pertanian, pada tahun berjalan. Persamaan % E 102 Perst_Wisata Persentase pertumbuhan sektor pariwisata, pada tahun berjalan. Persamaan % E 103 Pert_Angkt_Laut Pertumbuhan sektor transportasi laut akibat pangsa pertumbuhan normalnya,
dan dipercepat (baik secara positif maupun negatif oleh percepatan investasi), kemudian dipengaruhi juga oleh peningkatan sektor perikanan dan industri yang mebutuhkan sektor angkutan laut (sebagai pengali).
Persamaan Rp juta/tahun
PS
104 Pert_BD_Pesisir Fraksi pertambahan luas lahan budidaya pesisir (tambak), didapatkan dari analisis citra 2001-2009, bernilai cukup besar yaitu 628 ha/tahun, atau mencapai 51,36% per tahun. Untuk mendapatkan laju pertumbuhan yang rasional, digunakan rata-rata pertumbuhan (%) antara tahun 2001 - 2009 yang dihitung per tahun, dan didapatkan 17,77%.
graph - E
105 Pert_Industri Pertumbuhan sektor industri pengolahan akibat pertumbuhannya sendiri dan dipercepat (baik secara positif maupun negatif oleh percepatan investasi), merupakan hasil perkalian nilai initial sektor industri pengolahan dengan jumlah pangsa pertumbuhannya dan percepatan akibat investasi.
Persamaan Rp juta/tahun
PS
106 Pert_Investasi Laju perkembangan investasi yang terjadi akibat adanya pertumbuhan investasi dan percepatan investasi, didapatkan dari hasil perkalian antara investasi dengan jumlah pertumbuhan dan percepatan investasi.
Persamaan Rp juta/tahun
PS
107 Pert_Lahan_Militer Laju perluasan lahan militer. 2,5 ha/tahun PS
108 Pert_Lahan_Wisata Laju perluasan lahan wisata. 2 ha/tahun PS
109 Pert_Lhan_Tani Penambahan lahan pertanian yang hanya mungkin berasal dari penggunaan lahan lain yang merupakan lahan kelas 8 dan sebagian kecil kelas 7.
Diasumsikan petani tidak mampu lagi merambah lahan kelas 8, sehingga bila luas lahan sudah mencapai luas lahan kelas 8 (13.364 ha), maka pertambahan lahan pertanian akan berhenti (mendekati 0 persen).
graph - E
110 Pert_Perikanan Pertumbuhan sektor perikanan laut akibat pertumbuhannya sendiri dan dipercepat (baik secara positif maupun negatif oleh percepatan investasi), merupakan hasil perkalian nilai initial sektor perikanan laut dengan jumlah pangsa pertumbuhannya dan percepatan akibat investasi..
Persamaan Rp juta/tahun
53
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan 111 Pert_Pertanian Pertumbuhan sektor pertanian akibat pertumbuhannya sendiri dan dipercepat
(baik secara positif maupun negatif oleh percepatan investasi), merupakan hasil perkalian nilai initial pertanian dengan jumlah pangsa pertumbuhannya yang dipengaruhi oleh percepatan akibat investasi dan rasio luas lahan pertanian terhadap lahan total.
Persamaan Rp juta/tahun
PS
112 Pert_Sektor_Lain Pertumbuhan sektor lain akibat pertumbuhannya sendiri dan dipercepat (baik secara positif maupun negatif oleh percepatan investasi), hasil perkalian nilai initial sektor lain dengan jumlah pangsa pertumbuhannya dan percepatan akibat investasi.
Persamaan Rp juta/tahun
PS
113 Pert_Wisata Pertumbuhan sektor pariwisata, hotel, dan restoran akibat pertumbuhannya sendiri dan dipercepat (baik secara positif maupun negatif oleh percepatan investasi), hasil perkalian nilai initial sektor pariwisata dengan jumlah pangsa pertumbuhannya dan percepatan akibat investasi.
Persamaan Rp juta/tahun
E
114 Pertambahan_ Penduduk Laju pertambahan penduduk (neto) per tahun. Persamaan orang/tahun PS 115 Pertambahan_ Reklamasi Pertambahan lahan reklamasi adalah sama dengan kecepatan reklamasi, dimulai
tahun 2008 dan berhenti setelah tahun 2027 (83 ha per tahun) ditambah dengan kebutuhan permukiman penduduk yang diasumsikan sebesar 2% dari kebutuhan permukiman penduduk.
Persamaan ha/tahun E
116 Pertanian Sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB ADHK. 431.943 Rp juta S 117 Pertumbuhan_ Ekonomi Sumbangan sektor-sektor terhadap aktivitas perekonomian (PDRB harga
konstan) wilayah penelitian yang terdiri dari sektor lain, pariwisata, perikanan laut, pertanian, industri pengolahan, dan transportasi laut
Persamaan Rp juta/tahun
PS
118 Peruntukan_ Lindung_Darat Penyediaan kawasan lindung yang seharusnya dilakukan, diasumsikan dalam waktu 15 tahun sejak tahun 2003, penetapan dan pelestarian kawasan lindung mencapai luas 54.489 ha (yaitu yang termasuk kelas lahan 8, 7, 6, dan 5).
Persamaan - PS
119 Peruntukan_Semp_Pantai Penetapan dan penyediaan kawasan lindung sempadan pantai (100 m dari garis pasang tertinggi ke arah darat) sebagai bagian dari kawasan lindung yang seharusnya dilakukan, luas sempadan pantai adalah 0.09737 x luas kawasan lindung darat.
Persamaan ha E
120 Peruntukan_Semp_Sungai Penetapan dan penyediaan kawasan lindung sempadan sungai (100 m kiri kanan Persamaan ha E
54
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan sungai besar, dan 50 m kiri-kanan sungai kecil) sebagai bagian dari kawasan
lindung yang seharusnya dilakukan, luas sempadan sungai adalah 0.08138 x luas kawasan lindung darat.
121 POPULASI Jumlah penduduk total yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi, berdasarkan data BPS.
533.298 orang S
122 Prasarana_per_ Kapita Luas ruang yang dibutuhkan untuk prasarana yang meliputi jalan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan sebagainya, diasumsikan secara tertimbang untuk kawasan perkotaan dan perdesaan.
50 m2/orang PS
123 Prtk_Kw_ Lindung_Perairan
Merupakan laju penetapan dan pengendalian kawasan lindung perairan, yang dimulai dari tahun 2008 dan berlangsung selama 15 tahun (sampai tahun 2022).
Persamaan ha PS
124 Prtk_Lindung_ Lahan_Atas Penetapan dan penyediaan kawasan lindung atas (lahan kelas 8,7 dan 6 yang berlereng >40%) sebagai bagian dari kawasan lindung yang seharusnya dilakukan, luas kawasan lindung lahan atas adalah 0,8212 x kawasan lindung darat.
Persamaan ha PS
125 Rasio_Lhn_ LDG_BD Rasio antara kawasan lindung darat dengan kawasan lahan budidaya terpakai. Nilai rasio akan menjadi 0 bila tidak ada penetapan kawasan lindung darat, dan semakin membesar dengan adanya penetapan kawasan lindung darat. Nilai akan menjadi maksimal bila kawasan lindung darat menjadi maksimal (yaitu 54.489 ha) dan nilai rasio maksimal akan menjadi 0,7422.
Persamaan - E
126 Rasio_Perairan_ LDG_BD Rasio antara kawasan lindung perairan dengan kawasan budidaya perairan terpakai. Nilai rasio akan menjadi 0 bila tidak ada penetapan kawasan lindung perairan, dan semakin membesar dengan adanya penetapan kawasan lindung perairan. Nilai akan menjadi maksimal bila kawasan lindung perairan menjadi maksimal (yaitu 4.823 ha) dan nilai rasio maksimal akan menjadi 0,0308.
Persamaan - E
127 Rasio_lhn_tani Rasio antara luas lahan pertanian terhadap luas lahan total. Persamaan - E 128 Reklamasi Reklamasi (penimbunan pantai) pantai telah terjadi dan cenderung terus terjadi
di Teluk Lampung, terutama di Kota Bandar Lampung. Aktivitas reklamasi di Teluk Lampung telah dimulai sejak tahun 1983, dan dihentikan sampai tahun 1990, sudah dilakukan seluas 650 ha (seluas 450 ha terjadi di Bandar
Lampung). Pada tahun 2007 telah direncanakan akan direklamasi laut di Bandar Lampung dan sebagian Pesawaran (Padang Cermin) seluas 1.447 ha selama 20
55
No. Peubah Deskripsi Nilai Awal/
Parameter Satuan Pendugaan tahun. Untuk kepentingan model, luas lahan reklamasi pada tahun 2003,
diasumsikan mulai dari awal yaitu 0 hektar.
129 Ruang_per_ Investasi Luas ruang yang dibutuhkan untuk setiap Rp juta investasi, berdasarkan data dari lima puluh perusahaan
22 m2/Rp juta PS 130 Sbr_lind_darat Selisih antara parameter Penetapan_Lindung_Darat dan Penetapan_status_
menjadi_lindung
Persamaan ha E
131 Sektor_Lain Sumbangan PDRB dari sektor lain di luar sektor perikanan laut, pariwisata, pertanian, industri pengolahan, dan transportasi laut, berdasarkan data PDRB ADHK.
1.258.411 Rp juta S
132 Semp_Pantai Merupakan luas total kawasan lindung sempadan pantai, total luas ideal adalah sebesar 0.09737 x luas kawasan lindung darat, pada tahun awal simulasi diasumsikan belum ditetapkan.
0 ha PS
133 Semp_Sungai Merupakan luas total kawasan lindung sempadan sungai, total luas ideal adalah sebesar 0.08138 x luas kawasan lindung darat, pada tahun awal simulasi diasumsikan belum ditetapkan.
0 ha E
134 Tahapan_Kw_ Lindung Fraksi penetapan kawasan lindung, yaitu untuk waktu 15 tahun. 1/15 - PS 135 Terumbu_Karang Merupakan luas tutupan perairan terumbu karang, yang seharusnya dilindungi,
dengan luas 80% x 4.823 ha = 3.860 ha ditambah dengan tutupan padang lamun yang diasumsikan sama dengan 20% tutupan terumbu karang, dengan demikian luasan tetap menjadi 4.823 ha
4.823 ha PS
136 Tgkt_ Kebangkrutan Peluang kebangkrutan investasi yang dapat terjadi dari investasi yang telah terlaksana.
0,005 - PS
137 Tingkat_ Pengangguran Rasio Pengangguran dan Angkatan Kerja. Persamaan % PS 138 Wisata Sumbangan sektor pariwisata, hotel, dan restoran terhadap PDRB ADHK. 63.457 Rp juta S Keterangan: S = data sekunder; PS = Pengolahan data sekunder, analisis citra satelit, dan SIG; E = simulasi model, graph = fungsi grafik dari Stella.
Sumber: Analisis (2010)
Lampiran 4 Persamaan dalam model I Persamaan sub-model populasi:
POPULASI(t) = POPULASI(t - dt) + (Kelahiran + Imigrasi - Kematian - Emigrasi) * dt INIT POPULASI = 533298 Kelahiran = POPULASI*Fraksi_Lahir Imigrasi = SMTH1((Nomal_Imigrasi+Percepatan_Imigrasi_Emigrasi)* POPULASI,3) Kematian = POPULASI*Fraksi_Mati Emigrasi = DELAY(SMTH1((Normal_Emigrasi-Percepatan_Imigrasi_ Emigrasi)*POPULASI,3),1) Angkatan_Kerja = POPULASI*Fraksi_Angkt_Kerja Fraksi_Angkt_Kerja = 0.48856 Fraksi_Lahir = 0.013 Fraksi_Mati = 0.0024 Nomal_Imigrasi = 0.0172 Normal_Emigrasi = 0.0046 Pengangguran = Angkatan_Kerja-Lapangan_Kerja Pertambahan_Penduduk = Imigrasi+Kelahiran-Emigrasi-Kematian Tingkat_Pengangguran = Pengangguran/Angkatan_Kerja*100 Dampak_Penganggur = GRAPH(Tingkat_Pengangguran) (0.00, 0.00), (1.50, 0.03), (3.00, 0.065), (4.50, 0.12), (6.00, 0.18), (7.50, 0.26), (9.00, 0.355), (10.5, 0.475), (12.0, 0.615), (13.5, 0.775), (15.0, 1.00) Percepatan_Imigrasi_Emigrasi = GRAPH(Dampak_Penganggur+ Kendala_Ruang) (0.00, 0.01), (0.2, 0.01), (0.4, 0.0095), (0.6, 0.0082), (0.8, 0.0053), (1.00, 0.0007), (1.20, 0.0035), (1.40, 0.0073), (1.60, -0.009), (1.80, -0.0099), (2.00, -0.01)
II Persamaan sub-model aktivitas ekonomi:
AKTIVITAS_EKONOMI(t) = AKTIVITAS_EKONOMI(t - dt) + (Pertumbuhan_Ekonomi) * dt
INIT AKTIVITAS_EKONOMI = 2628969
Pertumbuhan_Ekonomi = Pert_Angkt_Laut+Pert_Industri+Pert_ Perikanan+Pert_Pertanian+Pert_Sektor_Lain+Pert_Wisata
Angkutan_Laut(t) = Angkutan_Laut(t - dt) + (Pert_Angkt_Laut) * dt INIT Angkutan_Laut = 123704
258
Pert_Angkt_Laut = SMTH1(if(time<2007)then(Fraksi_Pert_Angkt_ Laut*Angkutan_Laut)else(((Fraksi_Pert_Angkt_Laut+Percp_Invest)*Pe ngrh_angktlaut)*Angkutan_Laut),3)
Industri(t) = Industri(t - dt) + (Pert_Industri) * dt INIT Industri = 371899
Pert_Industri = SMTH1(IF(TIME<2007)THEN(Fraksi_Pert_Industri* Industri)else((Fraksi_Pert_Industri+Percp_Invest)*Industri),3)
Investasi(t) = Investasi(t - dt) + (Pert_Investasi - Kebangkrutan) * dt INIT Investasi = 188395
Pert_Investasi = DELAY((Fraksi_pert_invest+Percp_Invest)*Investasi,1) Kebangkrutan = Investasi*Tgkt_Kebangkrutan
Perikanan(t) = Perikanan(t - dt) + (Pert_Perikanan) * dt INIT Perikanan = 379555
Pert_Perikanan = SMTH1(if(time<2007)then(Ikan_awal*Perikanan) else(Perikanan*(Fraksi_Pert_Perikanan+Percp_Invest)),3)
Pertanian(t) = Pertanian(t - dt) + (Pert_Pertanian) * dt INIT Pertanian = 431943
Pert_Pertanian = SMTH1((IF(time<2007)or(Rasio_lhn_tani>0.81) then((Fraksi_Pert_Pertanian)*Pertanian)else((Fraksi_Pert_Pertanian+ 0.05*Percp_Invest)*Pertanian*0.25*Rasio_lhn_tani)),3)
Sektor_Lain(t) = Sektor_Lain(t - dt) + (Pert_Sektor_Lain) * dt INIT Sektor_Lain = 1258411
Pert_Sektor_Lain = SMTH1(if(time<2007)then(Fraksi_Pert_Lain* Sektor_Lain)ELSE((Fraksi_Pert_Lain+Percp_Invest)*Sektor_Lain),3) Wisata(t) = Wisata(t - dt) + (Pert_Wisata) * dt
INIT Wisata = 63457 Pert_Wisata = SMTH1(IF(TIME<2007)THEN(Fraksi_Pert_Wisata* Wisata)ELSE((Fraksi_Pert_Wisata+0.5*Percp_Invest)*Wisata),3) Fraksi_Pert_Angkt_Laut = 0.06209 Fraksi_Pert_Industri = 0.07281 Fraksi_pert_invest = 0.1143 Fraksi_Pert_Lain = 0.06027 Fraksi_Pert_Pertanian = 0.02841 Fraksi_Pert_Wisata = 0.03787 Ikan_awal = 0.102 Keb_Naker_Investasi = INVESTASI*Naker_per_Invest
Lapangan_Kerja = IF(Keb_Naker_Investasi=INIT(Keb_Naker_ Investasi))AND(Lap_Kerja_dari_Perekonomian=INIT(Lap_Kerja_dari_ Perekonomian))THEN(Lapangan_Kerja_Awal)ELSE(Keb_Naker_Invest asi+Lap_Kerja_dari_Perekonomian+Lapangan_Kerja_Awal) Lapangan_Kerja_Awal = 248607 Lap_Kerja_dari_Perekonomian = Naker_PDRB*AKTIVITAS_ EKONOMI Naker_per_Invest = 0.009456 Perst_Angklaut = Pert_Angkt_Laut/Angkutan_Laut*100 Perst_Ekonomi = Pertumbuhan_Ekonomi/AKTIVITAS_EKONOMI* 100 Perst_Ikan = Pert_Perikanan/Perikanan*100 Perst_Indst = Pert_Industri/Industri*100 Perst_Lain = Pert_Sektor_Lain/Sektor_Lain*100 Perst_Tani = Pert_Pertanian/Pertanian*100 Perst_Wisata = Pert_Wisata/Wisata*100 Tgkt_Kebangkrutan = 0.005 Fraksi_Pert_Perikanan = GRAPH(Rasio_Perairan_LDG_BD) (0.00, 0.003), (0.0031, 0.0045), (0.0062, 0.00562), (0.0093, 0.0075), (0.0124, 0.00937), (0.0155, 0.0116), (0.0186, 0.0158), (0.0217, 0.0214), (0.0248, 0.0304), (0.0279, 0.0476), (0.031, 0.0742) Naker_PDRB = GRAPH(AKTIVITAS_EKONOMI/INIT(AKTIVITAS_ EKONOMI)) (1.00, 0.00), (1.50, 0.00036), (2.00, 0.00099), (2.50, 0.00312), (3.00, 0.00426), (3.50, 0.00519), (4.00, 0.0057), (4.50, 0.00591), (5.00, 0.00597), (5.50, 0.006), (6.00, 0.00597) Pengrh_angktlaut = GRAPH(Perst_Indst+Perst_Tani+Perst_Ikan) (2.00, 1.00), (3.30, 1.06), (4.60, 1.11), (5.90, 1.16), (7.20, 1.21), (8.50, 1.24), (9.80, 1.26), (11.1, 1.28), (12.4, 1.29), (13.7, 1.29), (15.0, 1.30) Percp_Invest = GRAPH(Kendala_Ruang-0.5*Dampak_Penganggur) (-1.00, 0.1), (-0.8, 0.1), (-0.6, 0.1), (-0.4, 0.0993), (-0.2, 0.0963), (-5.55e-017, 0.0918), (0.2, 0.0865), (0.4, 0.0753), (0.6, -0.0283), (0.8, -0.0478), (1.00, -0.05)
III Persamaan sub-model ketersediaan ruang:
Kawasan_Lindung_Darat(t) = Kawasan_Lindung_Darat(t - dt) + (Peruntukan_Lindung_Darat) * dt
260 Peruntukan_Lindung_Darat = SMTH1(IF((time>2007)and(time<2023)) THEN((Sbr_lind_darat+Penetapan_status_menjadi_lindung)*Tahapan_ Kw_Lindung*KEBIJAKAN)ELSE(0),3) Kaw_Lindung_Perairan(t) = Kaw_Lindung_Perairan(t - dt) + (Prtk_ Kw_Lindung_Perairan) * dt INIT Kaw_Lindung_Perairan = 0 Prtk_Kw_Lindung_Perairan = SMTH1(IF((2007<TIME)and (time<2023))THEN(Terumbu_Karang*Tahapan_Kw_Lindung*KEBIJA KAN)ELSE(0),3)
Lahan_BD_Pesisir(t) = Lahan_BD_Pesisir(t - dt) + (Laju_perb_BD_ Pesisir) * dt INIT Lahan_BD_Pesisir = 2477 Laju_perb_BD_Pesisir = SMTH1((IF(Lahan_BD_Pesisir<Lahan_Rawa_ Pantai)AND(TIME>2006)then(Pert_BD_Pesisir*2/(KEBIJAKAN+1)*L ahan_Rawa_Pantai)ELSE(520)),1) Lahan_Bisnis_dan_Industri(t) = Lahan_Bisnis_dan_Industri(t - dt) + (Keb_Bisnis_dan_Industri) * dt INIT Lahan_Bisnis_dan_Industri = 880 Keb_Bisnis_dan_Industri = Pert_Industri*Ruang_per_Investasi/10000 Lahan_Militer(t) = Lahan_Militer(t - dt) + (Keb_Lahan_Militer) * dt INIT Lahan_Militer = 115
Keb_Lahan_Militer = if(Lahan_Militer<=250)then(Pert_Lahan_ Militer)else(0)
Lahan_Pelabuhan(t) = Lahan_Pelabuhan(t - dt) + (Keb_Pelabuhan) * dt INIT Lahan_Pelabuhan = 210
Keb_Pelabuhan = If(Lahan_Pelabuhan<=250)then(Perluasan_ pelabuhan)else(0)
Lahan_Permukiman(t) = Lahan_Permukiman(t - dt) + (Keb_Pemukiman) * dt
INIT Lahan_Permukiman = 1531
Keb_Pemukiman = Pertambahan_Penduduk*Mukim_per_kapita/10000 Lahan_Pertanian(t) = Lahan_Pertanian(t - dt) + (Laju_perb_pertanian -
Penurunan_Lhn_Tani) * dt INIT Lahan_Pertanian = 105223
Penurunan_Lhn_Tani = SMTH1(IF((2007<TIME)and(time<2023)) THEN(Peruntukan_Lindung_Darat+0.7*Keb_Pemukiman+0.9*Keb_Bis nis_dan_Industri+0.9*Keb_Prasarana)ELSE(Peruntukan_Lindung_Darat +0.7*Keb_Pemukiman+0.9*Keb_Bisnis_dan_Industri+0.9*Keb_Prasara na),3)
Lahan_Prasarana(t) = Lahan_Prasarana(t - dt) + (Keb_Prasarana) * dt INIT Lahan_Prasarana = 890
Keb_Prasarana = (Pertambahan_Penduduk*Prasarana_per_Kapita/ 10000)+(0.4*Keb_Bisnis_dan_Industri)
Lahan_Rawa_Pantai(t) = Lahan_Rawa_Pantai(t - dt) INIT Lahan_Rawa_Pantai = 11920
Lahan_Tersedia(t) = Lahan_Tersedia(t - dt) + (Penyediaan_Lahan - Laju_kebutuhan_lahan) * dt INIT Lahan_Tersedia = 0 Penyediaan_Lahan = Penyedian_Lhn_tak_ramah_lingk+Penurunan_ Lhn_Tani Laju_kebutuhan_lahan = DELAY((0.9*Keb_Bisnis_dan_Industri+Keb_ Pelabuhan+0.7*Keb_Pemukiman+0.9*Keb_Prasarana+Keb_Lahan_ Militer+Laju_perb_BD_Pesisir+Laju_perb_lhn_wisata+Peruntukan_ Lindung_Darat),1)
LAHAN_TOTAL(t) = LAHAN_TOTAL(t - dt) + (Penambahan_Lahan) * dt
INIT LAHAN_TOTAL = 127902
Penambahan_Lahan = Pertambahan_Reklamasi
Lahan_Wisata_Pantai(t) = Lahan_Wisata_Pantai(t - dt) + (Laju_perb_ lhn_wisata) * dt
INIT Lahan_Wisata_Pantai = 60
Laju_perb_lhn_wisata = Pert_Lahan_Wisata
Lindung_Lahan_Atas(t) = Lindung_Lahan_Atas(t - dt) + (Prtk_Lindung_ Lahan_Atas - Konversi_Lahan_Atas) * dt INIT Lindung_Lahan_Atas = 0 Prtk_Lindung_Lahan_Atas = 0.82125*Peruntukan_Lindung_Darat Konversi_Lahan_Atas = 0.15*Keb_Pemukiman Penggunaan_Lahan_Lain(t) = Penggunaan_Lahan_Lain(t - dt) + (-Penurunan_Lhn_Lain) * dt INIT Penggunaan_Lahan_Lain = 16695 Penurunan_Lhn_Lain = IF(Penggunaan_Lahan_Lain>13364)THEN (Laju_prb_lhn_lain)ELSE(0)
262
Perairan_BD_Laut(t) = Perairan_BD_Laut(t - dt) + (Penambahan_ perairan_BD_Laut) * dt INIT Perairan_BD_Laut = 8000 Penambahan_perairan_BD_Laut = SMTH1((1.25*Fraksi_Pert_ Perikanan*Perairan_BD_Laut),3) Perairan_Ikan__Tangkap(t) = Perairan_Ikan__Tangkap(t - dt) INIT Perairan_Ikan__Tangkap = 80262 Perairan_Militer(t) = Perairan_Militer(t - dt) INIT Perairan_Militer = 35417
Perairan_Pelabuhan(t) = Perairan_Pelabuhan(t - dt) + (Perb__Perairan_ Pel) * dt
INIT Perairan_Pelabuhan = 4330
Perb__Perairan_Pel = SMTH1((if((time<2010)and(time>2025))then(-0.75*Pertambahan_Reklamasi)else(-0.75*Pertambahan_Reklamasi+ Laju_penambahan_perairan_pel)),3)
PERAIRAN_TOTAL(t) = PERAIRAN_TOTAL(t - dt) + (Pengurangan_ Perairan_Total) * dt
INIT PERAIRAN_TOTAL = 161178
Pengurangan_Perairan_Total = -Pertambahan_Reklamasi
Perambahan_TK(t) = Perambahan_TK(t - dt) + (Konversi_kws_lindung_ perairan) * dt
INIT Perambahan_TK = 0
Konversi_kws_lindung_perairan = SMTH1(STEP(1/(0.1+ KEBIJAKAN)*0.03*Terumbu_Karang,2006),275)
Reklamasi(t) = Reklamasi(t - dt) + (Pertambahan_Reklamasi) * dt INIT Reklamasi = 0
Pertambahan_Reklamasi = if((2009<time)and(time<2028))then (Kecepatan_Reklamasi+0.02*Keb_Pemukiman)else(0.02*Keb_ Pemukiman)
Semp_Pantai(t) = Semp_Pantai(t - dt) + (Peruntukan_Semp_Pantai - Konversi_Semp_Pantai) * dt
INIT Semp_Pantai = 0
Peruntukan_Semp_Pantai = 0.09737*Peruntukan_Lindung_Darat
Konversi_Semp_Pantai = 0.2*Laju_perb_BD_Pesisir+0.1*Pertambahan_ Reklamasi+0.05*Keb_Pemukiman
Semp_Sungai(t) = Semp_Sungai(t - dt) + (Peruntukan_Semp_Sungai - Konversi_Semp_Sungai) * dt
Peruntukan_Semp_Sungai = 0.08138*Peruntukan_Lindung_Darat Konversi_Semp_Sungai = 0.1*Keb_Pemukiman KEBIJAKAN = 0 - 1 Kecepatan_Reklamasi = 83 Lahan_BD_Ideal = if(Kawasan_Lindung_Darat>0)then(LAHAN_ TOTAL-Kawasan_Lindung_Darat)else(LAHAN_TOTAL-Penetapan_ Lindung_Darat) Lahan_BD_Terpakai = Lahan_BD_Pesisir+Lahan_Bisnis_dan_Industri+ Lahan_Militer+Lahan_Pelabuhan+Lahan_Permukiman+Lahan_ Pertanian+Lahan_Prasarana+Lahan_Wisata_Pantai Lahan_sisa = LAHAN_TOTAL-Lahan_BD_Terpakai Laju_penambahan_perairan_pel = 100 Laju_prb_lhn_lain = 100 Landuse__tak_sesuai = if((Lahan_sisa-Penetapan_Lindung_Darat)<0) then(abs(Lahan_sisa-Penetapan_Lindung_Darat))else(0) Mukim_per_kapita = 70 Inkonsistensi_tata_ruang = Landuse__tak_sesuai+Perambahan_TK Penetapan_Lindung_Darat = 54489 Penetapan_status_menjadi_lindung = INIT(Penggunaan_Lahan_Lain) Penyedian_Lhn_tak_ramah_lingk = Konversi_Lahan_Atas+ Pertambahan_Reklamasi+Konversi_Semp_Sungai Perairan_BD_Ideal = if(Kaw_Lindung_Perairan>0)then(PERAIRAN_ TOTAL-Kaw_Lindung_Perairan)else(PERAIRAN_TOTAL-Terumbu_Karang) Perairan_BD_Terpakai = Perairan_BD_Laut+Perairan_Ikan__Tangkap+ Perairan_Militer+Perairan_Pelabuhan Perluasan_pelabuhan = 2.5 Pert_Lahan_Militer = 2.5 Pert_Lahan_Wisata = 2 Prasarana_per_Kapita = 50 Rasio_Lhn_LDG_BD = Kawasan_Lindung_Darat/Lahan_BD_Terpakai Rasio_Perairan_LDG_BD = Kaw_Lindung_Perairan/Perairan_BD_ Terpakai Rasio_lhn_tani = Lahan_Pertanian/LAHAN_TOTAL Ruang_per_Investasi = 22 Sbr_lind_darat = Penetapan_Lindung_Darat-Penetapan_status_menjadi_ lindung
264 Terumbu_Karang = 4823 Degradasi_SD_Pesisir = GRAPH(Inkonsistensi_Tata_Ruang) (0.00, 0.00), (3214, 0.005), (6429, 0.005), (9643, 0.01), (12857, 0.02), (16071, 0.025), (19286, 0.05), (22500, 0.1), (25714, 0.19), (28929, 0.305), (32143, 0.485), (35357, 0.725), (38571, 0.9), (41786, 0.98), (45000, 1.00) Gap_penggunaan_ruang = GRAPH(Rasio_Lhn_LDG_BD+Rasio_ Perairan_LDG_BD) (0.00, 1.00), (0.0773, 0.85), (0.155, 0.695), (0.232, 0.555), (0.309, 0.43), (0.387, 0.3), (0.464, 0.2), (0.541, 0.11), (0.618, 0.05), (0.696, 0.01), (0.773, 0.00) Kendala_Ruang = GRAPH(DELAY((Degradasi_SD_Pesisir+Gap_ penggunaan_ruang),1)) (0.00, 0.00), (0.143, 0.00), (0.286, 0.02), (0.429, 0.045), (0.571, 0.1), (0.714, 0.18), (0.857, 0.305), (1, 0.49), (1.14, 0.64), (1.29, 0.745), (1.43, 0.835), (1.57, 0.9), (1.71, 0.955), (1.86, 0.985), (2.00, 1.00) Pert_BD_Pesisir = GRAPH(Lahan_BD_Pesisir) (0.00, 0.0396), (1200, 0.0364), (2400, 0.0328), (3600, 0.028), (4800, 0.0224), (6000, 0.0152), (7200, 0.0068), (8400, -0.002), (9600, -0.0128), (10800, -0.0252), (12000, -0.04) Pert_Lhan_Tani = GRAPH(Penggunaan_Lahan_Lain) (13364, 0.00), (13697, 4e-005), (14030, 8e-005), (14363, 0.00014), (14696, 0.00018), (15030, 0.00028), (15363, 0.00038), (15696, 0.00058), (16029, 0.001), (16362, 0.002), (16695, 0.004) Tahapan_Kw_Lindung = GRAPH(TIME) (2008, 0.002), (2009, 0.0165), (2010, 0.0285), (2011, 0.042), (2012, 0.0518), (2013, 0.0593), (2014, 0.0675), (2015, 0.075), (2016, 0.0833), (2017, 0.09), (2018, 0.096), (2019, 0.101), (2020, 0.102), (2021, 0.105), (2022, 0.107)
Lampiran 5 Kriteria analisis SIG
Tabel Lampiran 4 Kriteria kawasan lindung daratan
No. Kriteria Nilai
1 Kawasan Lindung Lahan Atas Lereng>40%
2 Sempadan Sungai 50 m kiri kanan sungai
3 Sempadan Pantai 100 m dari garis pantai ke arah darat Sumber: Kep. Presiden No. 32 (1990)
Tabel Lampiran 5 Kriteria kawasan konservasi perairan
Kriteria Kawasan Konservasi
Sangat Baik Baik
Persentase tutupan karang 75-100% 50-75%
Keanekaragaman karang >40 jenis 30-40 jenis
Kelimpahan karang 8-10 famili 5-7 famili
Sumber: Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep. 34/MEN/2002 (Disederhanakan)
Tabel Lampiran 6 Kriteria kesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan (semusim) No. Kriteria Kelas Lahan Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai 1 Kemiringan lereng (%) <3 <3 <8 <15 2 Kedalaman efektif tanah (cm) >75 >50 >25 >10 3 Tekstur tanah halus-agak
halus halus-agak halus halus-sedang halus-kasar
4 Drainase baik baik baik-agak
baik
buruk 5 Erodibilitas tanah sangat
rendah sangat rendah-rendah sangat rendah-sedang sangat rendah-tinggi Sumber: Pusat Penelitian Tanah Deptan (1983, dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007)
(Disederhanakan)
Tabel Lampiran 7 Kriteria kesuaian lahan untuk pertanian tanaman perkebunan (tahunan) No. Kriteria Kelas Lahan Sangat Sesuai Sesuai Kurang
Sesuai Tidak Sesuai 1 Kemiringan lereng (%) <8 <8 <15 <45 2 Kedalaman efektif
tanah (cm)
>100 >75 >50 >25 3 Tekstur tanah halus-agak
halus
halus-agak halus
halus-sedang halus-kasar
4 Drainase baik baik baik-agak
baik
buruk 5 Erodibilitas tanah sangat rendah sangat
rendah-rendah sangat rendah-sedang sangat rendah-tinggi Sumber: Pusat Penelitian Tanah Deptan (1983, dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007)
266
Tabel Lampiran 8 Kriteria kawasan untuk budidaya pesisir (tambak)
Kriteria Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Kawasan
Tipe pantai • sangat landai • berlumpur • berupa teluk/laguna • terjal • karang berpasir sedikit berlumpur • terbuka • terjal • karang berpasir • terbuka Elevasi • dapat diairi cukup
pada saat pasang tinggi
• dapat dikeringkan total pada saat surut rendah rataan • 0-10 m • sama dengan kategori tinggi • 10-30 m • di bawah tinggi rata-rata rendah • >30 m Slope • 0-2 % • 2-8 % • >8 % Kondisi Perairan Arus • kuat • >50-75 cm/dt • sedang • >25-50 cm/dt • lemah • 12-25 cm/dt Amplitudo rataan • 11-21 dm • 7-11 dm • 21-29 dm • <6 dm • >29 dm Pasang-surut • 1-3 m • 0,5-1m atau >3-3,5m • <0,5 m atau >3,5 m Kondisi Tanah Tekstur • sandyclay • sandyclay-loam • tidak bergambut • sandyclay • sandyclay-loam • tidak bergambut • loam • sandyclay-loam Permukaan air tanah Di bawah LLWL Di antara MLWL
dan LLWL
Di bawah MLWL Aksesbilitas dan Sumber Air
Jarak dari sungai <500 m 500-2000 m >2000 m Jarak dari pantai <2000 m 2000-4000 m >4000 m Sumber: Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep. 34/MEN/2002
(Disederhanakan)
Tabel Lampiran 9 Kriteria kesesuaian kawasan bisnis dan industri
No. Kriteria Nilai
1 Kelerengan 0% ≤ lereng<25%
2 Jarak dari sungai tipe C dan D >5.000 m 3 Jarak dari garis pantai >100 m.
4 Jarak dari jalan <2.000 m
5 Drainase baik-sedang
6 Banjir tidak pernah tergenang
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007 (Disederhanakan, dan dimodifikasi pada buitir 4)
Tabel Lampiran 10 Kriteria kawasan permukiman dan prasarana wilayah
No. Kriteria Nilai
1 Kelerengan 0% ≤ lereng<25%
2 Jarak dari Sungai >50 m
3 Jarak dari garis pantai >100 m
4 Jarak dari jalan <5.000 m
5 Drainase baik-sedang
6 Banjir tidak pernah tergenang
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007 (Disederhanakan, dan dimodifikasi pada buitir 4)
Tabel Lampiran 11 Kriteria wilayah perairan perikanan budidaya keramba jaring apung (KJA)
No. Kriteria Nilai
1 Tunggang Pasut >1,0 m
2 Arus 0,2-0,4 cm/detik
3 Kedalaman >10 m
4 Oksigen terlarut 5 ppm
5 Salinitas >30 ‰
6 Perubahan cuaca Jarang
Sumber: Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep. 34/MEN/2002 (Disederhanakan)
Lampiran 6 Daftar investasi langsung swasta
Tabel Lampiran 12 Daftar investor dan investasi langsung swasta di wilayah penelitian tahun 2000-2007
No. Perusahaan Sektor Kab/Kota Tahun Investasi (Rp ribu) 1 PT. Berkah Indah Budidaya
Mutiara Pesawaran 2002 8.910.000 2 PT. Hikari Lampung Permai Budidaya Mutiara Pesawaran 2005 TDA 3 PT. Grobest Indomakmur Pengolahan Udang/Ikan Pesawaran 2005 TDA
4 PT. Indo Boga Jaya Makmur
Pengolahan ikan
Pesawaran 2006 TDA
5 PT. Budi Mutu Prima Obat Nyamuk Padat
Bandar Lampung
2000 TDA
6 PT. Ironik Konstruksi Bandar Lampung
2000 2.000.000 7 PT. Bina Nusarama Pembangunan
Gedung Resto
Bandar Lampung
2000 56.040.000 8 PT. Lakop Eksportir Bandar
Lampung 2000 61.000.000 9 PT. Tanjung Enim Lestari Pelengkapan Gudang Pulp Bandar Lampung 2001 3.502.850 10 PT. Tekniko Indonesia Kontraktor pabrikasi Bandar Lampung 2001 11.000.000 11 PT. Andira Indonesia Eksportir kopi Bandar
Lampung 2001 4.279.500 12 PT. Sinhei Javindo Raya Perdagangan ekspor impor Bandar Lampung 2001 8.100.000 13 PT. Sarana Agroindustri Alsin Pertanian/perika nan Bandar Lampung 2001 104.481.000 14 PT. Indofood Sukses Makmur Industri. Makanan Bandar Lampung 2002 915.600 15 PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri Pengolahan Kopi Bandar Lampung 2002 TDA 16 PT. Garuda Panca Artha Jasa-jasa Bandar Lampung 2002 TDA 17 PT. Rettania Java Mas Sakti Pergudangan Bandar Lampung 2002 TDA 18 PT. Tunas Baru Lampung Pembangkit Listrik Bandar Lampung 2003 200.000 19 PT. Aneka Gas Ind Oxigen cair Bandar
Lampung 2003 1.559.688 20 PT. Ned Commodities Makmur Perdagangan ekspor impor Bandar Lampung 2003 45.791.590 21 PT. Benteng Mas Sejahtera Perkebunan (industri kopi) Bandar Lampung 2004 13.025.000 22 PT. Primindo Ikat Nusantara Telekomunikasi Bandar Lampung 2004 TDA
23 PT. Nestle Beverages Industri Makanan
Bandar Lampung
2004 381.095.500 24 PT. Tempo Land Angkutan Peti
Kemas
Bandar Lampung
270
No. Perusahaan Sektor Kab/Kota Tahun Investasi (Rp ribu) 25 PT. Indo Cafco Eksportir kopi
coklat Bandar Lampung 2004 2.754.010 26 PT. Sari Melati Kencana Restoran Bandar Lampung 2004 288.880 27 PT. Aman Jaya Perdana
Minyak Sawit Bandar Lampung 2005 7.000.000 28 PT. Garuda Food Putra Industri. Makanan Bandar Lampung 2005 44.890.727 29 PT. Hanjung Indonesia
Alsin Baja dan pabrikasi
Bandar Lampung
2005 145.472.200 30 PT. Berindo Jaya Eksportir kopi Bandar
Lampung 2005 32.237.460 31 PT. Matahari Graha Fantasy Rekreasi permainan Bandar Lampung 2005 18.461.110 32 PT. Hindoli Perdagangan ekspor impor Bandar Lampung 2005 TDA
33 PT. Sumu Asih Kimia dasar organik Bandar Lampung 2006 TDA 34 PT. Nedcoffe Indonesia Pengolahan Kopi Bandar Lampung 2006 42.041.990 35 PT. Grenpia Indah Indonesia Komponen Bangunan Kayu Bandar Lampung 2006 TDA
36 PT. Indocarbon Arang briket Bandar Lampung
2006 TDA
37 PT. Surya Bayu Sakti Perhotelan Bandar Lampung 2006 159.220.000 38 PT. Suri Tani Pemuka Pakan Ikan/Udang Bandar Lampung 2007 185.000 39 PT. Biru Laut Khatulistiwa Pembenuran Udang Lampung Selatan 2000 55.656.000 40 PT. Gerbang Cahaya Utama Perdagangan Ekpor Impor Lampung Selatan 2000 5.500.000 41 PT. Multi Agro Selaras Santan dan sabut kelapa Lampung Selatan 2000 TDA
42 PT. Bea Sari Jelita Sabun dan Pembersih Lampung Selatan 2001 TDA 43 CV. Petco Energi Indonesia Penampungan BBM dan BBG Lampung Selatan 2002 TDA 44 PT. Budi Harum Sentosa Angkutan Kontainer Lampung Selatan 2004 TDA 45 PT. Crest Internasional Dev. Ind. Perdagangan Ekpor Impor Lampung Selatan 2005 TDA 46 PT. Sichuan Boyu Int. Perdagangan Ekpor Lampung Selatan 2005 TDA 47 PT. Charoen Pokphand Jaya F. Pembibitan Ayam Induk Lampung Selatan 2006 262.222.220 48 PT. Glory Pearl Nusantara Penyimpanan BBM Lampung Selatan 2006 TDA 49 PT. Sari Segar Husada Pengolahan Kelapa Lampung Selatan 2007 TDA
50 PT. Juang Jaya Abadi Alam Penggemukan Sapi Lampung Selatan 2007 29.330.340 Keterangan: TDA = tidak terdata lengkap
Lampiran 7 Potensi desa untuk skalogram Tabel Lampiran 13 Data analisis skalogram
No Fasilitas
pelayanan Satuan
Kecamatan
A B C D E F G H I J
1 Desa perkotaan desa - 3 5 1 - 7 11 6 1 -
2 TK unit 6 19 17 2 3 5 10 9 12 1 3 SD unit 45 41 45 21 10 14 40 18 74 22 4 SLTP unit 13 14 15 5 6 4 9 10 19 6 5 SMU unit 2 5 10 1 1 3 5 4 10 1 6 SMK unit - 2 5 1 2 1 1 2 1 - 7 PT unit - - 4 - - - - 8 RS unit - - 1 - - - - 9 RS Bersalin unit 2 - 2 - - - 2 4 - - 10 Poliklinik unit - 6 1 - 1 1 3 5 - - 11 Puskesmas unit 1 1 2 1 1 1 2 2 3 2 12 Pustu unit 5 4 10 4 2 7 4 3 6 1
13 Praktek dokter unit 3 2 3 1 1 3 21 11 4 1 14 Praktek didan unit 7 11 16 8 3 4 11 3 4 6
15 Apotik unit - 2 4 - 1 3 8 4 - -
16 Toko dbat unit 1 2 2 - 1 2 5 4 - -
17 Dokter orang 2 4 19 1 2 2 7 - 4 -
18 Dokter gigi orang - 1 4 - 1 - 1 1 - - 19 Mantri
kesehatan
orang 8 21 33 13 9 12 10 11 19 13
20 Bidan orang 11 8 35 7 5 7 8 2 6 3
21 Dukun bayi orang 45 67 64 49 37 19 18 4 131 76 22 Masjid unit 107 101 140 30 37 32 43 36 162 58 23 Surau/langgar unit 119 133 90 27 26 57 120 76 186 64 24 Gereja Kristen unit 5 6 2 - 3 - 3 3 6 1 25 Gereja Katholik unit 1 2 2 - 3 - 2 2 3 1 26 Pura unit - 4 - - 1 - 1 - - - 27 Vihara/ Klenteng unit - - 1 - - 1 7 2 1 -
28 Majelis ta'lim unit 12 15 26 15 5 8 11 7 21 18 29 Tempat rekreasi komersial unit 2 - 9 5 2 1 - - 2 3 30 Gedung Bioskop unit - - - 1 1 - - 31 Pub/diskotik/ karaoke unit - - 1 - - - 4 3 - - 32 Terminal penumpang unit - - 1 2 2 - 2 1 2 - 33 Pengguna listrik PLN dan non-PLN keluar ga 12.36 8 9.47 7 18.2 35 5.53 1 3.71 0 10.4 49 19.1 50 12.4 21 12.4 99 960 34 Pelanggan telepon kabel keluar ga 250 268 1.19 9 - 581 1.00 0 3.89 9 1.11 2 69 - 35 Wartel/kios-pon unit 21 16 28 1 13 28 60 44 127 40 36 Kantor pos/Pos Pembantu/ unit 1 1 21 13 5 1 2 1 7 - 37 Desa yang dapat menerima desa 11 15 27 15 5 8 11 7 19 2
272 No Fasilitas pelayanan Satuan Kecamatan A B C D E F G H I J siaran TV tanpa antena parabola 38 Desa yang dapat menerima sinyal telepon genggam desa 11 14 27 14 5 8 11 7 4 5 39 Kios sarana produksi pertanian unit - 9 13 2 2 2 13 1 2 -
40 Industri besar unit 1 - - - 5 10 - - 41 Industri sedang unit 5 - 8 - - 4 12 4 - - 42 Industri kecil dan rumah tangga/mikro unit 88 696 360 4 29 473 90 419 147 - 43 Koperasi unit 1 27 7 2 - 3 5 11 - - 44 Bengkel/repara si kendaraan bermotor unit 25 27 55 - 13 18 61 23 30 3 45 Bengkel/repara si alat-alat elektronik unit 9 7 22 2 5 13 12 20 21 1
46 Usaha foto kopi unit 2 3 9 - 2 3 14 11 6 - 47 Biro perjalanan wisata unit - - - - 6 - 1 - - - 48 Tempat pangkas rambut unit 4 11 9 - 2 10 13 17 - - 49 Salon kecantikan unit 10 7 21 5 7 12 54 26 11 - 50 Bengkel las unit 10 5 8 1 7 13 13 13 17 - 51 Persewaan alat-alat pesta unit 18 13 11 - 4 7 6 19 13 - 52 Pos hansip/ kamling unit 10 15 22 14 5 8 11 7 21 20 53 Pos polisi unit 2 2 4 1 1 1 2 1 1 1 54 Kelompok pertokoan unit - 2 4 - 1 2 6 1 2 2 55 Bangunan pasar perma-nen/semi per-manen unit 4 1 2 - 1 2 4 1 1 2 56 Pasar tanpa bangunan permanen unit - - 5 1 - 1 6 1 2 1 57 Super market/ pasar swala-yan/toserba/ mini market unit - 2 13 - - 2 14 3 1 - 58 Restoran unit 12 5 28 - 12 9 28 19 21 1 59 Warung/ kedai makanan minuman unit 154 50 61 31 38 35 388 62 182 - 60 Toko/warung kelontong unit 1.042 704 655 136 133 237 332 495 1.26 0 122 61 Hotel unit 4 - 6 - - 1 9 5 - -
No Fasilitas
pelayanan Satuan
Kecamatan
A B C D E F G H I J
62 Penginapan unit - - 12 1 - - - 3 - - 63 Bank umum unit - 3 6 - 1 1 14 4 - - 64 BPR/Bank Pasar/ Bank Desa unit - 1 3 - 1 - 8 - 1 - 65 Rumah permanen rumah 8.071 5.594 10.093 907 1.253 3.433 10.612 6.442 7.745 1.293 66 Rumah semi permanen rumah 3.322 5.041 7.299 1.837 2.262 2.297 2.514 4.170 6.010 3.032 67 Rumah tidak permanen rumah 3.554 4.126 5.224 2.767 971 2.603 2.484 2.139 7.724 2.373
Keterangan nama kecamatan: A = Ketibung; B = Sidomulyo; C = Kalianda; D = Rajabasa; E = Bakauheni; F = Teluk Betung Barat; G = Teluk Betung Selatan; H = Panjang; I = Padang Cermin; J = Punduh Pidada Sumber: Data diolah dari BPS Pusat (2008)