• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara:"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KEHIDUPAN PADA MASA PRA AKSARA DI INDONESIA

Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman Praaksara yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka zaman tidak adanya tulisan. Batas antara zaman Praaksara dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan.Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa Praaksara adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir kurang lebih tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga kurang lebih tahun 4000 bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah

Sumber informasi zaman praaksara

Sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara:

1. Fosil 2. Artefak

Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya proses kimiawi. Fosil merupakan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun di dalam tanah.

Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).

Selain fosil yang menjadi sumber Praaksara juga terdapat artefak yaitu

peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam

Pembabakan zaman praaksara

1. Pembabakan Zaman Praaksara berdasarkan Geologi

Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman.

Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan Praaksara yang terdiri dari:

a. ARKAEKUM/zaman tertua

Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan. Dari penjelasan ini tentu Anda ingin bertanya kapan muncul kehidupan?Untuk itu simak uraian berikutnya. b. PALEOZOIKUM/zaman primer atau zaman hidup tua

Zaman ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak

(2)

bertulang punggung.Untuk lebih mengenal bintang-binatang tersebut amatilah gambar berikut ini.

c. MESOZOIKUM/zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan

Zaman ini berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan ijenis reptil mencapai tingkat yang terbesar sehingga pada zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptil. Amati gambar berikut:

Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka muncul kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan. Selanjutnya berlangsunglah zaman hidup baru

d. NEOZOIKUM/zaman hidup baru

Zaman ini dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu: 1) Tersier/zaman ketiga

Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting dari zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti jenis primat, contohnya kera.

2) Kuartier/zaman keempat

Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Dan zaman ini dibagi lagi menjadi dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman Pleistocen dan Holocen

Manusia purba di Indonesia

Manusia yang hidup pada zaman Praaksara sekarang sudah berubah menjadi fosil.Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa jenis.Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, di mana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di

Indonesia. Penyelidikan fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang eropa, juga dilakukan oleh para ahli dari Indonesia, yaitu seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. teuku Jacob, Dr. Otto Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono.

Jenis-jenis Manusia purba di Indonesia: a. Meganthropus

Seperti yang telah diuraikan pada materi sebelumnya, Von Koenigswald menemukan tengkorak di Desa Sangiran tahun 1941.Tengkorak yang

(3)

ditemukan berupa tulang rahang bawah, dan gigi geliginya yang

tampak mempunyai batang yang tegap dan geraham yang besar-besar. Dari penemuan tersebut, maka oleh Von Koenigswald diberi nama Meganthropus Palaeojavanicus yang artinya manusia raksasa tertua dari Pulau Jawa. Fosil tersebut diperkirakan hidupnya antara 20 juta – 15 juta tahun yang lalu, dan berasal dari lapisan Jetis.

b. Pithecanthropus/Homo Erectus

Dengan kedatangan Eugene Dubouis ke Pulau jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi ditemukan tulang rahang, kemudian tahun 1891 bagian

tengkorak dan tahun 1892 ditemukan tulang paha kiri setelah disusun hasil penemuan fosil-fosil tersebut oleh Eugene Dubouis diberi nama Pithecanthropus Eractus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Dan sekarang fosil tersebut dinamakan sebagai Homo Erectus dari Jawa. Homo Erectus hidupnya diperkirakan antara 1,5 juta – 500.000 tahun yang lalu dan berasal dari Pleistocen tengah atau lapisan Trinil

c. Homo Sapiens

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang.Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.

Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari: 1. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 – 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapiend Soloensis (Homo Soloensis).

2. Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis

Perkembangan kehidupan zaman praaksara

Berikut ini Anda akan mengikuti paparan perkembangan manusia Indonesia yang hidup pada zaman Praaksara. Kehidupan masyarakat (manusia) pada zaman Praaksara terbagi menjadi 3 periode, yaitu: a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan

Pada masa ini secara fisik manusia masih terbatas usahanya dalam menghadapi kondisi alam. Tingkat berpikir manusia yang masih rendah menyebabkan hidupnya berpindah-pindah tempat dan

menggantungkan hidupnya kepada alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan

(4)

b. Masa bercocok tanam

Pada masa ini kemampuan berpikir manusia mulai berkembang.

Sehingga timbul upaya menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam suatu masa tertentu.Dalam upaya tersebut maka manusia bercocok tanam dan tidak lagi tergantung kepada alam.

c. Masa perundagian

Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam.Pengolahan logam memerlukan suatu tempat serta keahlian khusus. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama

perundagian dan orang yang ahli mengerjakannya dikenal dengan sebutan Undagi

Peninggalan budaya zaman praaksara 1) Batu Tua/Palaeolithikum

Merupakan suatu masa di mana hasil buatan alat-alat dari batunya masih kasar dan belum diasah/diupam, sehingga bentuknya masih sederhana.

Contohnya: kapak genggam

2) Batu Tengah Madya/Mesolithikum

Merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Contohnya: Pebble/Kapak Sumatera

3) Batu Muda/Neolithikum

Merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya.

Contohnya: kapak persegi dan kapak lonjong Kepercayaan Manusia Purba

Manusia purba sudah mengenal adanya kekuatan-kekuatan diluar

kemampuan dirinya. Kepercayaan ini berkaitan dengan ketergantungan kepada alam, kekuatan alam dan roh leluhur (nenek moyang).

Gunung yang tinggi, pohon dan batu besar dipercaya mempunyai kekuatan-kekuatan.

(5)

Kepercayaan manusia purba dibedakan menjadi :

a. Animisme yaitu percaya adanya kekuatan- kekuatan roh nenek moyang.

b.Dinamisme yaitu kepercayaan adanya benda yang mempunyai kekuatan gaib.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Hindu Budha di Indonesia

1. Masuk dan Berkembangnya Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia Munculnya pemerintahan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha d

i Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan India. Kebudayaan India itu

bersentuhan dengan kebudayaan Indonesia. Persentuhan kebudayaan ini terjadi seba

gai salah satu akibat dari adanya hubungan yang dilakukakan oleh orang-orang Ind

ia dengan orang-orang Indonesia atau sebaliknya. Hubungan itu berawal dari kegia

tan perdagangan sehingga pengaruh-pengaruh kebudayaan India dengan Budha masuk k

(6)

e Indonesia.

a. Bangsa India yang Aktif

Pendapat mengenai keaktifan orang-orang India dalam menyebarkan kebudayaan

Hindu-Budha di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1) Hipotesis Waisya

Hipotesis waisya dikemukakan oleh NJ. Krom yang menyebutkan bahwa proses masukny

a kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia.

2) Hipotesis Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakuk

an oleh golongan Ksatria yaitu :

a) CC. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebud

ayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria Hindia yang terlibat konflik dalam

masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Para ksatria memberi bantuan yang bany

ak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku yang bertikai sebagai

hadiahnya ada diantara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri d

ari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinannya itu para ksatria dengan muda

h menyebarkan tradisi Hindu-Budha pada keluarga yang dinikahinya. b) Moekerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari India lah yang memb

awa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria membangun koloni �

koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.

c) J.L Moens mencoba menghubungkan proses tebentuknya kerajaan-kerajaan di

(7)

Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yan

g sama. Ternyata sekitar abad ke-5 ada diantara para keluarga kerajaan di India

selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. M

ereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia. 3) Hipotesis Brahmana

Jc. Van Leur mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Budha di India yang m

enyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan brahmana. Hal itu didasarkan pada peng

amatan terhadap sisa-sisa peniggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha

di Indonesia terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa sansekerta

dan huruf pallawa. Karena hanya golongan brahmana lah yang menguasai bahasa dan

huruf itu maka sangat jelas disini adanya peran brahmana. b. Bangsa Indonesia yang Aktif

Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia diungkapkan oleh F.D.K Bosch.

Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India ya

ng memiliki semangat untuk menyebarkan agama Hindu-Budha. Setelah tiba di Indonesia mereka menyebarka ajarannya. Karena pengaruhnya itu ad

a diantara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkem

bangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk ber

ziarah dan belajar agama Hindu-Budha di Indonesia. Sekembalinya di Indonesia mer

(8)

B. Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia

Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pe

ngaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seoran

g raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu a

ntara lain :

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan kerajaan

hindu tertua di Indonesia, dengan aliran agama hindu-siwa. Letaknya di Muara Ka

man tepatnya pada hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Keberadaan kerajaan ini

ditandai dengan adanya 7 buah prasasti, yang dinamai prasasti yupa dengan huruf

palawa dan bahasa sansekerta. Pendirinya adalah Raja Kudungga. Setelah Raja Kud

ungga wafat, kerajaan diambil alih oleh putranya, Raja Aswawarman. Dan setelah R

aja Aswawarman wafat, kerajaan diambil alih oleh putra Raja Aswawarman, yaitu Ra

ja Mulawarman.

Pada sebuah prasasti Yupa abad ke-4, dikisahkan bahwa Raja Mulawarma

n telah menyumbangkan 1000 ekor sapi kepada para brahmana. Kisah ini menceritaka

n betapa dermawannya seorang Raja Mulawarman, dari sini dapat dianalisis bahwa m

asyarakat Kutai makmur dan bermata pencaharian sebagai petani dan beternak.

(9)

Sumber mengenai kerajaan Tarumanegara berasal dari tujuh buah prasas

ti yang berbahasa sansekerta dan huruf pallawa. Prasasti tersebut adalah prasast

i Ciaruteun, Kebun Kopi, Jambu, Tugu, Pasar Awi, Muara Cianten, dan Lebak. Seora

ng musafir Cina bernama Fa-Hsien pernah datang di Jawa pada tahun 414 M. Ia tela

h menyebut keberadaan kerajaan To-lo-mo atau Taruma di Pulau Jawa. Kerajaan Taru

manegara diperkirakan berkembang pada abad V M. Raja terbesar yang berkuasa adal

ah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa Barat

dengan pusat kekuasaan di daerah Bogor. Raja pernah memerintahkan pembangunan i

rigasi dengan cara menggali sebuah saluran panjang 6.112 tumbak (± 11 km). Saluran

itu berfungsi untuk mencegah bahaya banjir. Saluran ini selanjutnya disebut seb

agai sungai Gomati. 3. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah b erjaya di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai negara mariti

m dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional. Keberada

an kerajaan ini diketahui melalui enam buah prasasti yang menggunakan bahasa mel

ayu kuno dan huruf pallawa, serta telah menggunakan angka tahun saka. Prasasti t

ersebut adalah Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur dan Karang Ber

ahi. Nama Sriwijaya juga terdapat dalam berita Cina dan disebut Shih-lo-fo-shih

(10)

atau Fo-shih. Sementara itu di berita Arab, Sriwijaya disebut dengan Zabag atau

Zabay atau dengan sebutan Sribuza. Seorang pendeta Cina yang bernama I-Tsing ser

ing dataang ke Sriwijaya sejak tahun 672 M. Ia menceritakan bahwa di Sriwijaya t

erdapat 1.000 orang pendeta yang menguasai agama seperti di India. Berita dari D

inasti Sung juga menceritakan tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya tahun 971

-992 M.

Raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Raja yang terkenal dari kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar aba

d IX M. Sriwijaya merupakan pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha di Asia

Tenggara. Menurut berita I-Tsing, pada abad VIII M di Sriwijaya terdapat 1.000

orang pendeta yang belajar agama Buddha di bawah bimbingan Sakyakirti. Menurut p

rasasti Nalanda, para pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Buddha dan ilmu la

innya di India. Kebudayaan Kerajaan Sriwijaya sangat maju dan bisa dilihat dari

peninggalan suci sepeti stupa, candi, atau patung/arca Buddha seperti ditemukan

di Jambi, Muara Takus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit Siguntang (P

alembang).

4. Mataram Kuno

Menurut Teori Van Bammalen, letak kerajaan ini berpindah-pindah, hal ini disebabkan oleh 2 alasan, yaitu karena adanya bencana alam

(11)

erapi, dan karena adanya peperangan dalam perebutan kekuasaan. Awalnya, pada aba

d ke-8 kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah, kemudian setelah Gunung Mera

pi meletus pada abad ke-10, kerajaan ini dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sind

ok. Agama di kerajaan ini pun terbagi menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjay

a dan budha pada Dinasti Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja S

anna. Raja Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Raja Sanjaya.

Setelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram Kuno diperintah ole h putranya yang bernama Rakai Panangkaran. Raja Mataram Kuno setelah Rakai Panan

gkaran adalah Rakai Warak, kemudian Rakai Warak digantikan oleh Rakai Garung (S

amaratungga). Di tengah-tengah pemerintahan kerajaan Mataram Kuno, Datanglah kei

nginan Rakai Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal sebagai Dinasti Sanjaya. Per

saingan antara Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai Pikatan dengan Dinasti Syaile

ndra yang dipimpin Raja Samaratungga, membuat cita-cita Rakai Pikatan untuk menj

adi penguasa tunggal di Pulau Jawa terhalang. Terjadi pertikaian antar kedua din

asti. Akhirnya pada abad ke-9 terjadi penggabungan kedua dinasti melalui pernika

han politik antara Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodawardhani dar

i Dinasti Syailendra. Namun, pernikahan antara Rakai Pikatan dengan Pramodawardh

ani ternyata tidak membuahkan kedamaian, malah justru membuat pertikaian antara

(12)

Dinasti Sanjaya dengan Dinasti Syailendra semakin sengit.

Akhirnya, Rakai Pikatan sebagai Dinasti Sanjaya berhasil menguasai k erajaan sedangkan Pramodawardhani bersama anaknya, Balaputradewa melarikan diri

ke Palembang, Sumatra Selatan untuk kemudian mereka menjalankan sebuah kerajaan

bernama Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan

wafat, kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebua

h dewan penasehat yang juga jadi pelaksana pemerintahan. Dewan yang terdiri atas

lima patih ini di antaranya adalah: a. Ratu, Datu, Sri Maharaj

b. Rakryan Mahamantri I Hino

c. Mahamantri Halu & Mahamantri I Sirikan d. Mahamantri Wko & Mahamantri Bawang e. Rakryan Kanuruhan

Raja Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang, kemudian di lanjutkan oleh Dyah Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Bali

tung Dharmodaya Maha Dambhu sebagai Raja Mataram Kuno yang sangat terkenal. Raja

Balitung berhasil menyatukan kembali Kerajaan Mataram Kuno dari ancaman perpeca

han. Di masa pemerintahannya, Raja Balitung menyempurnakan struktur pemerintahan

dengan menambah susunan hierarki. Bawahan Raja Mataram terdiri atas tiga pejaba

t penting, yaitu Rakryan I Hino sebagai tangan kanan raja yang didampingi oleh d

ua pejabat lainnya.

(13)

ahan baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang juga dike

nal sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama di Kerajaan Mataram K

uno yang memuat silsilah pemerintahan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

Kerajaan Mataram Kuno masih mengalami pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya pu

sat kerajaan pindah ke Jawa Timur. Mpu Daksa, yang pada masa pemerintahan Raja B

alitung menjabat Rakryan i Hino, melakukan kudeta karena merasa bahwa ia adalah

keturunan asli Dinasti Sanjaya, kemudian Mpu Daksa digantikan oleh menantunya, S

ri Maharaja Tulodhong. 5. Kerajaan Singhasari

Keberadaan Kerajaan Singhasari didasarkan pada kitab Negaraker tagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan raja-raja yang memerintah di Singa

sari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan keajaiban Ken Arok. Ken Arok s

emula sebagai akuwu (bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunu

hnya karena tertarik kepada Ken Dedes isteri Tunggul Ametung. Pada tahun 1222 M

Ken Arok menyerang kediri sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempura

n di desa Ganter.

Ken Arok menyatakan dirinya sebagai Raja Singasari dengan gela

r Sri Rangga Rajasa Bhattara Sang Amurwabhumi. Raja Singasari yang terkenal adal

ah Kertanegara Karena di bawah pemerintahannya Singasari mencapai puncak kebesar

(14)

annya. Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri Kertanegara mempunyai gagaasa

n politik untuk memperluas wilayah kekuasannya, menyingkirkan lawan-lawan politi

knya, menumpas pemberontakan, menyatukan agama Syiwa dan Buddha menjadi agama Ta

ntrayana (Syiwa Buddha dipimpin oleh Dharma Dyaksa), melakukan politik perkawina

n, dan mengirim ekspedisi Pamalayu tahun1275. 6. Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terakhir dan terbe sar di Indonesia. Letaknya di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Wijaya yang se

mpat melarikan diri ke Madura bersama istrinya saat terjadi Peristiwa Mahapralay

a. Kerajaan Majapahit, awalnya hanyalah sebuah desa kecil bernama Desa Tarik yan

g merupakan pemberian Raja Jayakatwang dari Kediri. Raden Wijaya telah dimaafkan

dan dipercaya tidak bersalah atas kesalahan generasi atasnya. Singkat cerita, pada tahun 1292, armada Cina yang terdiri dari 1.000 buah kapal dengan 20.000 orang prajurit tiba di Tuban, Jawa Timur dengan

tujuan untuk menyerang Raja Kertanegara yang telah merebut Kerajaan Melayu dan m

enyatakan tidak mau tunduk pada Kaisar Kubilai Khan. Mereka tidak tau bahwa Raja

Kertanegara beserta Kerajaan Singhasari itu telah meninggal dan hancur dikalahk

an oleh Raja Jayakatwang dari Kediri. Mengetahui rencana penyerangan dari Cina i

ni, Raden Wijaya mengambil kesempatan untuk merebut kembali Kerajaan Singhasari.

(15)

Ia menggabungkan diri dengan pasukan cina dan menyerang Raja Jayakatwang di Ked

iri.

Kerajaan Kediri tidak mampu menghadapi serangan, sehingga Raja Jayakatwang berhasil dikalahkan. Kemenangan itu membuat pasukan Cina bergembira

dan berpesta pora. Mereka tidak menyangka ketika sedang berpesta pora, pasukan

Majapahit balik menyerang mereka. Akhirnya pasukan armada Cina kalah, dan mereka

segera kembali ke tanah airnya. Sejak saat itu Kerajaan Majaphit mulai berkuasa

. Pada tahun 1295, berturut-turut pecah pembrontakan yang dipimpin oleh Rangga l

awe dan disusul oleh Saro serta Nambi. Pembrontakan-pembrontakan itu bisa dipada

mkan. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 dan mendapat penghormatan di dua tempat

, yaitu Candi Simping (Sumberjati) dan Candi Artahpura. Setelah Raden Wijaya waf

at, putera permaisuri Tribuwaneswari yang bernama Jayanegara menggantikannya seb

agai Raja Majapahit.

Pada awal pemerintahannya Jayanegara harus menghadapi sisa pem berontakan yang meletus dimasa ayahnya masih hidup. Selain

pembrontakan Kuti dan

Sumi, Raja Jayanegara diselamatkan oleh pasukan pengawal (Bhayangkari) yang dip

impin oleh Gajah Mada ia kemudian diungsikan ke Desa Bedager. Raja Jayanegara wa

fat tahun 1328 karena dibunuh oleh salah seorang anggota dharmaoutra yang bernam

a Tanca. Oleh karena ia tidak mempunyai putra ia kemudian digantikan oleh adik p

(16)

erempuannya Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuanatunggadewi Jayawishnuwardhani.

Suaminya bernama Cakradhara yang berkuasa di Singasari dengan gelar Kertawerdhana. Dari kitab Negarakertagama, digambarkan adanya beberapa pem

berontakan di masa pemerintahan Ratu Tribuanatunggadewi. Pembrontakan yang palin

g berbahaya adalah pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Namun pembe

rontakan itu dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Setelah itu Gajah Mada bersumpah

di hadapan Raja dan para pembesar kerajaan bahwa ia tidak akan amukti palapa (me

makan buah palapa), sebelum ia dapat menundukan seluruh Nusantara di bawah naung

an Majapahit.

Pada tahun 1334, lahirlah putra mahkota Kerajaan Majapahit yan g diberi nama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350, Ratu

Tribuanatunggadewi mengundurkan

diri setelah berkuasa 22 tahun. Ia wafat pada tahun 1372. Pada tahun 1350, Haya

m Wuruk dinobatkan sebagai raja Majapahit dan bergelar Sri Rajasanagara dan Gaja

h Mada diangkat sebagai Patih Hamangkubumi. Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dan

Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan Majapahit

menguasai wilayah yang sangat luas. Hampir seluruh wilayah Nusantara tunduk pada

Majapahit, namun ada satu kerajaan kecil yang belum berhasil dikuasai kerajaan

Majapahit, yaitu Kerajaan Sunda Galuh. Raja Hayam Wuruk bersama Patih Gajah Mada

(17)

Namun ketika itu Raja Hayam Wuruk terlanjur jatuh cinta pada p utri dari Kerajaan Sunda Galuh yang bernama Dyah Pitaloka. Raja Hayam Wuruk berm

aksud untuk menikahi Dyah Pitaloka. Ia mengundang keluarga besar Kerajaan Sunda

Galuh datang ke Kerajaan Majapahit untuk menikah dengan Dyah Pitaloka. Ketika ke

luarga besar dari kerajaan Sunda Galuh tiba di Kerajaan Majapahit, terjadi kesal

ahpahaman. Patih Gajah Mada mengira bahwa keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh in

gin menyerang Kerajaan Majapahit, akhirnya Patih Gajah Mada segera mengeluarkan

pasukan dan membunuh semua anggota keluarga Kerajaan Sunda Galuh. Hanya Dyah Pit

aloka yang tidak dibunuh. Melihat seluruh keluarganya tewas, Dyah Pitaloka pun a

khirnya melakukan belapati (bunuh diri) pada dirinya sendiri.

Raja Hayam wuruk yang mengetahui peristiwa kesalah pahaman ter sebut menjadi marah, terlebih ketika melihat calon istrinya mati karena bunuh di

ri atas kesalahpahaman patihnya. Akhirnya, Raja Hayam Wuruk pun sakit, dan menin

ggal karena sakit hati. Sejak kematian Raja Hayam Wuruk, maka Kerajaan Majapahit

mencapai masa kemunduran, perlahan-lahan kekuasaan Majapahit pun runtuh. Pada s

alah satu versi cerita, dikisahkan Sang Patih, Gajah Mada pergi ke sebuah gunung

untuk berdiam diri dan menjadi pertapa karena merasa bersalah pada rajanya.

C. Peninggalan-peninggalan Kebudayaan Hindu-Budha

Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhad

(18)

ap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Kebudayaan yang datang dari India menga

lami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Terjadilah proses akul

turasi. Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dapat dilihat dari peningga

lan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain:

1) Bidang agama, dibuktikan dengan berkembangnya agama Hindu dan Budha di I

ndonesia.

2) Bidang politik dan pemerintahan, sistem pemerintahan yang berlangsung di

Indonesia masih berupa pemerintahan kesukuan yang dipimpin oleh seorang kepala

suku. Kemudian masuknya pengaruh India membawa pengaruh pada terbentuknya keraja

an yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia.

3) Bidang pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan b

ukti dari pengaruh kebudayaan Hindu-Budha. Lembaga tersebut mempelajari satu bid

ang saja, yaitu keagamaan.

4) Bidang sastra dan bahasa, pengaruh kebudayaan Hindu-Budha pada bidang sa

stra menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia.

Karya sastra itu antara lain: a. Arjunawiwaha,

b. Bharatayudha, c. Gatotkacasraya

d. Arjuna wijaya dan Sutasoma e. Negarakertagama

(19)

5) Bidang seni tari, relief-relief yang terdapat pada candi-candi Borobudur

dan Prambanan menunjukan adanya bentuk tarian yang berkembang pada masa itu. Ta

rian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan merupakan tarian yang terlihat

direlief candi tersebut.

6) Hiasan pada candi atau sering disebut dengan relief yang terdapat pada c

andi-candi di Indonesia.

7) Wujud akulturasi pemujaan arwah leluhur dengan ajaran Hindu-Budha yang d

apat dilihat dari bentuk arca dan patung yang ditempatkan di Candi. 8) Bidang seni bangunan. Bidang seni bangunan adalah salah satu peninggalan

budaya Hindu-Budha di Indonesia yang sangat menonjol antara lain candi dan stup

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Menunjukkan sikap apresiatif terhadap pesan moral (kearifan lokal) pertunjukan teater non tradisional daerah

Sebuah bola yang massanya 1 kg, mula-mula dalam keadaan diam, kemudian ditendang mendatar hingga bergerak dengan kecepatan 40 m/s.. Bila bola ditendang dengan gaya 50 N,

Perlakuan tersebut ialah tikus percobaan tidak diinduksi demam dan tanpa pemberian sediaan antipiretik (kontrol 0), tikus percobaan diinduksi demam tanpa mendapatkan

Niali didik : hendaknya kita tahu bahwa bantuan yang diberikan orang lain atau yang sering disebut hutang budi tidak akan bisa kita bayar dengan uang atau ketika kita hidup, tetapi

Kelayakan empiris buku ajar yang ditinjau berdasarkan uji keterbacaan memperoleh peringkat 7 yang berarti sesuai dan layak digunakan untuk siswa SMP kelas 7,

Menilai budaya dalam penilaian pupose budaya adalah mengevaluasi faktor yang mungkin dipengaruhi oleh organisasi cocok , untuk memahami masa depan budaya dinamika

Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek. • Dalam jangka pendek

Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis terhadap sistem, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Database untuk sebuah sistem informasi