• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA BIRO SARANA DAN PRASARANA POLDA KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA BIRO SARANA DAN PRASARANA POLDA KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

RENCANA KERJA BIRO SARANA DAN PRASARANA POLDA KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2017

I. LATAR BELAKANG 1. Kondisi Umum

Pada tahun 2017 mendatang pelaksanaan Renja Biro Sarana dan Prasarana Polda Kepulauan Riau akan memasuki pentahapan Renstra Polri 2015-2019 tahun ke 3 (tiga). Sesuai Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional mengamanatkan untuk setiap K/L menyiapkan Renstra K/L sesuai dengan Tupoksi pada sektor yang menjadi tugas dan kewenangannya pada Tahun terakhir RPJMN yang sedang berjalan.

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPN) menyatakan bahwa Tema RPJMN 2015-2019, yaitu : “Pencapaian Daya Saing Kompetitif Perekonomian Berlandaskan Keunggulan Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia Berkualitas Serta Kemampuan Ilmu Dan Teknologi Yang Terus Meningkat” dengan sasaran pembangunan di Bidang Hankam Tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Penguatan Pertahanan Nasional dan Kamdagri”

Perkembangan ilmu dan teknologi yang membawa dampak terhadap tugas Polri yang semakin kompleks, baik secara kualitas maupun kuantitas seperti maraknya kejahatan akhir-akhir ini. Pengaruh ini berakibat terhadap kinerja Polri terutama dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat agar senantiasa mampu menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum yang profesional dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Dalam mendukung pelaksanaan tugas tersebut di atas, Biro Sarpras harus dapat mendukung Sarana dan Prasarana dalam kegiatan rutin maupun operasional termasuk fungsi – fungsi lain dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Rencana Biro Sarpras Polda Kepri

tahun 2017 bertumpu pada 1 (satu) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri.

Perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat sesuai dengan perkiraan Intelijen T.A. 2017 merupakan bahan masukan yang harus diperhitungkan dalam penyusunan Rancangan Kerja Biro Sarpras Polda Kepulauan Riau T.A. 2017, meliputi perkembangan lingkungan strategis baik global, regional dan nasional maupun berbagai

(2)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

aspek kehidupan masyarakat bidang Idiologi, Poltik, Ekonomi, Sosial budaya, Agama dan Keamanan (Inpoleksosbud dan Kam).

a. Perkembangan Aspek Kehidupan Propinsi Kepulauan Riau di bidang Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial budaya, Agama dan Keamanan sebagai berikut :

1) Aspek Idiologi :

a) Masyarakat Provinsi Kepri pada umumnya masih berpegang pada Pancasila sebagai falsafah dan pedoman hidup bangsa Indonesia, belum ada indikasi kelompok/ aliran yang mengarah pada pembentukan ideologi lain selain Pancasila. Namun demikian masih adanya kelompok / suku terasing di beberapa wilayah perairan Kepri yang dinamakan suku laut karena tinggalnya diatas perahu yang terapung dilautan dan berada di pinggir-pinggir pulau wilayah Kepri yang kemungkinan besar belum memiliki pendidikan/ pengetahuan yang cukup tentang Pancasila sebagai idiologi tunggal Bangsa Indonesia saat ini;

b) Pada masyarakat modern saat ini, sifat Konsuntif Sosial Media pada kalangan masyarakat di manfaatkan oleh kelompok tertentu uang bersifat anti Pancasila yaitu dengan sengaja menimbulkan berita atau issue yang mengintervensi terhadap sesuatu kepercayaan kagamaan sehingga tidak relevan dengan kehidupan bermasyarakat dan norma yang berlaku. Akibatnya menimbulkan Polemik dan berbagai permasalahan bari di karenakan ketidak sesuaian dengan norma agama yang berlaku di tenggah masyarakat Prov. Kepualaun Riau;

c) Suku laut tersebut bahkan dikenal menganut animisme atau mengkeramatkan suatu benda atau daerah dikarenakan pengaruh minimnya fasiltas pengetahuan tentang keagamaan dan sifat turun temurun yang sudah membudaya. Dengan demikian salah satu nilai pancasila yang mewajibkan setiap penduduk Indonesia untuk mempercayai adanya Tuhan YME masih belum terlaksana sepenuhnya. Namun setidaknya suku laut ini belum ada indikasi untuk melakukan upaya mendiskreditkan Pancasila ataupun membuat ideologi baru karena aktivitas utama hingga saat ini adalah melaut dan berburu di Hutan;

d) Bergesernya nilai - nilai persatuan dan kesatuan yang merupakan pedoman pokok Pancasila dalam berkehidupan juga mulai terlihat dengan adanya perkumpulan / kelompok kesukuan yang lebih bersifat pada kepentingan ekonomi kelompoknya dengan mengedepankan kegiatan - kegiatan yang tidak sesuai

(3)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

ketentuan dan terkesan berkompetisi untuk menguasai beberapa titik / lokasi usaha tertentu dengan tujuan melakukan dominasi dalam hal “pengamanan” sehingga sering berimplikasi pada terjadinya konflik horisontal yang dampaknya dapat meluas karena mendompleng nama suku tertentu yang seakan - akan berlatar belakang SARA.

2) Aspek Politik :

a) Secara umum situasi politik di Kepri cukup kondusif. Hal ini terlihat dari berbagai agenda politik di pemerintahan khususnya eksekutif dan legislatif berjalan dengan lancar. Meskipun terdapat beberapa kebijakan pemerintah setempat yang bertentangan dengan legislatif namun masih dapat diatasi dengan pendekatan / cara-cara yang baik dan produktif;

b) Dalam hal pemberdayaan pulau-pulau terluar juga merupakan tanggung jawab pemerintah Provinsi Kepri. Hal ini perlu diperhatikan serius mengingat beberapa pulau di wilayah Provinsi Kepri diketahui telah dikelola oleh investor asing seperti Pulau Bawah di Natuna, Pulau Penggalap dan Pulau Segayang di Kecamatan Galang Kota Batam. Kurangnya pengawasan terhadap beberapa pulau tersebut akan berdampak terjadinya penjarahan oleh pihak asing; c) Adanya pelaksanaan Pemilu Walikota dan Wakil Walikota

periode tahun 2017 – 2021, berbagai program dan isu mulai dimunculkan pada saat menjelang pelaksanaan pemilihan khususnya krisis ekonomi yang terus memburuk, pengangguran lebih tinggi dari biasanya dan permasalahan – permasalahan di wilayah Kepri yang belum terselesaikan. d) Pasca Pemilukada di Prov.Kepulauan Riau yaitu

Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Gubernur pada tingkat Provinsi dan Bupati/Walikota pada tingkat Kab/Kota dinilai kurang dinamis antara Kepala Daerah dengan Pejabat Satuan Perangkat Kerja yang di sebabkan perbedaan kebijakan dan keberpihakan dengan calon yang tidak terpilih. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan adanya pro dan kontra serta tidak harmonis pada keberlangsungan Pemerintahan dan diperkirakan kekisruhan pada kinerja pemerintah yang berimplikasi terhadap masyarakat secara langsung;

e) Pemilukada Kota Tanjung Pinang yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 mendatang akan menjadi perhatian politik di wilayah Prov. Kepulauan Riau, dimana pada tahun 2017 akan adanya kelompok/partai yang menyuarakan Bakal

(4)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

Calon yang akan mengikuti Pemilukada Kota Tanjung Pinang. Pergaruh kulalisi partai di tingkat pusat menjadi jalur tersendiri yang diikuti oleh partai di wilayah Kota Tanjung Pinang dimana hal tersebut juga menjadi arah Legislatif dalam penentuan calon. Sitem Poltik uang, mengunakan pengaruh instansi demi memenangkan pemilukada di perkiarakan akan terjadi pada Pemilukada Tanjung Pinang tahun 2018 mendatang;

f) Munculnya kelompok-kelompok gerakan mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta Organisasi Masyarakat (Ormas) yang belum terdaftar secara resmi di instansi terkait, baik secara taktis maupun strategis bertujuan mengkritisi kebijakan pemerintah daerah di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan keamanan. Selain itu tidak sedikit yang menjadikan organisasi/ kelompok tersebut sebagai peluang untuk mata pencaharian, tentunya melalui praktek pungli bahkan ancaman/ pemerasan terhadap oknum pejabat pemerintah/ swasta;

g) Adanya rencana pemekaran wilayah di Kepri seperti daerah Kabupaten Natuna Barat, Kabupaten Serasan, Midai dan Subi, Kabupaten Kundur dan Kabupaten Singkep. Adapun alasan pemekaran kabupaten yaitu menimbang besarnya jumlah penduduk di wilayah tersebut serta memperpendek rentang kendali pelayanan masyarakat.

3) Aspek Ekonomi :

a) Kondisi pelemahan masih terasa pada laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp 13.145 - Rp 13.932 per USD. Pelemahan terjadi dengan adanya sentimen tambahan kekhwatiran, akan naiknya eskalasi politik di Suriah setelah AS ikut campur didalamnya. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap situasi ekonomi di Provinsi Kepri. Banyaknya penurunan produksi di berbagai sektor industri karena naiknya nilai bahan-bahan yang relatif masih impor membuat beberapa perusahaan di Kepri terancam bangkrut. Hal ini akan berpotensi timbulnya permasalahan sosial dengan banyaknya karyawan yang akan di-PHK sehingga berdampak terjadinya unjuk rasa, dan meningkatnya kriminalitas.

b) Letak Kepri yang strategis yaitu berdekatan dengan Singapura dan Malaysia berdampak pada perkembangan perekonomian setempat, banyaknya pasokan barang dari kedua negera tetangga tersebut cukup membantu kebutuhan masyarakat Kepri terutama bahan pokok,

(5)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

harganya pun lebih rendah bila dibandingkan dengan mendatangkan dari Pulau Jawa. Namun dampak negatifnya adalah banyaknya praktek penyelundupan yang masih marak terjadi di Kepri mengingat banyaknya pelabuhan tikus dan kurangnya sarana dan prasarana untuk pengawasannya.

c) Pemberlakuan Free Trade Zone (FTZ) di Wilayah Kepri Khususnya Batam, Bintan dan Karimun dengan segala kemudahan/ fasilitas-fasilitas khusus tidak berjalan dengan baik karena para pengusaha di wilayah Kepri dibingungkan oleh landasan hukum FTZ yang masih tumpang tindih dengan sejumlah aturan lain, terutama kendala yang dihadapi adalah peran institusi Bea Cukai masih dominan dalam wilayah FTZ sehingga mengaburkan fungsi dan keutamaan kawasan FTZ. Hal tersebut dapat mengakibatkan penanam usaha terutama PMA akan menutup usahanya karena menganggap wilayah Kepri tidak kondusif.

d) Banyaknya komoditi impor dari Singapura dan Malaysia yang diperjualbelikan di Batam khususnya bidang retail baik itu tas, dompet, sepatu dan sandal berdampak pada diberlakukannya standarisasi dollar Singapura dalam setiap jual beli. Hal ini cukup berpengaruh dalam kondisi melemahnya kurs rupiah saat ini karena krisis ekonomi dunia. Praktek standarisasi dollar juga terjadi pada sebagian besar hotel berbintang baik di Batam atau di Lagoi Bintan yang tentunya menyalahi prosedur BI dan melemahkan daya beli masyarakat setempat.

e) Dampak adanya kenaikan harga barang impor dan krisis energi listrik di wilayah Kepri (Tanjungpinang, Bintan, Karimun dan Lingga) juga sangat mempengaruhi perkembangan investasi dan dunia usaha di daerah karena akan meningkatkan biaya operasional termasuk upah buruh, hal ini berpengaruh terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

f) Permasalahan tambang di wilayah Kepri yaitu adanya para eksportir hasil tambang menentang terhadap peraturan larangan mengekspor bahan mentah hasil tambang. Alasannya, banyak eksportir tambang yang menjerit atas pengenaan regulasi baru tersebut.

g) Diberlakukannya MEA (masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2016 di Indonesia, selain menimbulkan dampak positif juga memiliki pengaruh dan menjadi Polemik dikalangan masyarakat. Masih kurangnya pengetahuan Program MEA ditengah masyarakat dinilai akan menjadi penyebab Polemik

(6)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

dimaksud. Prov. Kepulauan Riau sebagai salah satu target Program MEA di bidang industri dan pariwisata akan merasakan dampak di berlakukannya MEA 2016 yaitu lebih berkembangnay Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang Industri dan Pariwisata serta akan adanya Tenaga Kerja dan Tanaga Ahli asing. Sistem penyelesaian suatu Proyek dengan mendatangkan kelompok khusus/orang asing dari Negara tertentu menjadi salah satu Praktek keberlangsungan MEA dimana kedatangan sebagai pekerja asing di wilayah Prov. Kepri akan bersaing dengan tenaga kerja lokal terkait skill dinilai maisih kurang dan tingginya angka pegangguran. Dari segi keamanan, Imigrasi selaku instansi yang di kedepankan dalam penanganan orang asing, memiliki kelemahan dalam pengawasannya dimana imigrasi hanya melaksanakan tugas pada saat datangnya pekerja asing di pelabuhan atau bandara, namun begaimana aktifitas pekerja asing tidak dapat termonitor secara langsung. Hal tersebut menjadi pengalihan tugas kepada Kepolisian (Polri) atas pengamanan aktifitas seluruh masyarakat.

h) Situasi ekonomi yang belum stabil yang ditandai dengan melemahkan rupiah serta mahalnya harga kebutuhan pokok sejalan dengan harga komoditi dan operasional lapangan pekerjaan, sehingga berdampak terhadap meningkatnya angka Pegangguran dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat dari banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup dan banyaknya penolakan, mogok kerja, aksi unjuk rasa oleh kelompok buruh sehingga mempengaruhi foktor keamanan, investasi dan terganggunya aktivitas masyarakat/penggunaan fasilitas umum. Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dari pemerintah dalam menangani jumlah pegangguran serta antisipasi banyaknya PHK dengan menumbuhkan lapangan kerja baru dan bidang keterampilan ditahun 2017 adalah salah satu lini perbaikan terkait permasalahan bidang ketenagaerjaan dimaksud.

4) Aspek Sosial Budaya :

a) Timbulnya Sifat Intoleransi pada masyarakat dengan sifat kritis atas ketidakpuasan kinerja pemerintah dan Instansi aparatur Negara yang menimbulkan berbagai kejadian dan polemik di tengah masyarakat, secara cepat meluas dengan ekspos media adalah hal yang perlu di antisipasi perkembangannya. Langkah antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menggali kembali norma agama dan toleransi yang menjadi paham masyarakat secara umum. Peran Pemerintah dan Instansi terkait bidang keagamaan di

(7)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

perlukan dalam meningkatkan Toleransi hubungan sosial masyarakat;

b) Adanya aliran agama Syiah dan aliran lainnya yang di tentang oleh masyarakat secara umum di wilayah Prov. Kepulauan Riau menjadi pro dan kontra sehingga menimbulkan kerawanan yaitu konflik horizontal di kalangan masyarakat, perlu dilakukan deteksi dini dan langkah antisipasi guna meminimalisir setiap gejolak yang akan terjadi. Penyelesaian permalahan bidang aliran agama tersebut yaitu dengan mengedepankan peran Pemerintah dengan mediasi antara aliran agama yang di tentang bersama dengan warga masyarakat sehingga di peroleh kesepakatan bersama guna keberlangsungan situasi yang kondusif;

c) Permasalahan sengketa lahan pendirian Rumah Ibadah di wilayah Prov.Kepulauan Riau yaitu Kota Batam, Kota Tanjung Pinang, Kab. Karimun dan Kab. Bintan hingga tahun 2016 masih belum terselesaikan dan memerlukan perhatian khusus dalam pelaksanaannya dimana potensi konflik permasalahan tersebut sangat sensitif yaitu menimbulkan kerawanan pertikaian yang bersifat spontanitas. Hal tersebut perlu diantisipasi gejolak dan permasalahan yang terjadi guna stabilitas harmonisasi dan toleransi antar pemeluk agama secara khusus dan situasi yang kondusif di wilayah Prov. Kepulauan Riau;

d) Masalah perselisihan antara Buruh dengan Perusahaan di Kota Batam, Bintan dan Karimun sering terjadi antara lain masalah PHK, outsourching, masalah UMK/UMP dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dianggap -rendah dan hak-hak karyawan yang belum dipenuhi oleh pihak Management Perusahaan sehingga sering terjadi aksi mogok kerja Karyawan dan aksi unjuk rasa ke Instansi pemerintah (Pemprov, DPRD Provinsi/Kota, Pemkab/Pemko, Disnaker untuk menyampaikan tuntutan mereka yang belum terpenuhi;

e) Masalah sengketa tanah dan penggusuran masih terjadi di beberapa daerah yang ada di wilayah Provinsi Kepri, diwarnai dengan aksi protes dan unjuk rasa yang dilakukan masyarakat yang didukung oleh berbagai pihak seperti mahasiswa dan LSM serta Ormas. Tidak sedikit masalah sengketa tanah/ lahan ini berujung pada konflik sosial yang melibatkan kelompok preman yang berlatar belakang kesukuan. Ada beberapa faktor penyebabnya baik itu sebagian masyarakat masih berpegang pada hukum adat / tanah ulayat yang berbenturan denganhukum nasional serta adanya keberpihakan dari oknum pejabat pemerintah atau

(8)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

mantan pejabat pemerintah daerah. Penyebab lainnya adalah adanya tumpang tindih perijinan lahan yang diduga karena unsur kurangnya pengawasan instansi terkait;

f) Adanya permasalahan Kampung Tua yang hingga saat ini warga masih menuntut legalitas terhadap kampung tua terhadap Pemerintahan Kota Batam.

5) Aspek Keamanan :

Dari letak Provinsi Kepri yang memiliki geoekonomi dan geopolitik yang sangat strategis akan memunculkan berbagai permasalahan dibidang keamanan sebagai beikut :

a) Provinsi Kepri merupakan kawasan pesisir memiliki berbagai persoalan diantaranya isu defence-security, isu law enforcement dan isu kesejahteraan masyarakat. Diantara persoalan yang menjadi irisan diantara tiga isu tersebut adalah persoalan keamanan non-tradisional seperti illegal fishing, illegal logging, drug smuggling, people smuggling, arms smuggling, illegal migrant, dan terorisme.Disisi lain dengan keberadaan Selat malaka, memiliki “ Economics Advantage “ karena merupakan Sea lines of communication(SLOC), yaitu jalur laut perdagangan internasional, yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut Cina Selatan;

b) Kepri masuk 10 besar provinsi dengan kasus penyalahgunaan narkoba terbesar di Indonesia. Jumlahnya mencapai 44 ribu kasus atau sekitar 4,3 persen dari seluruh kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia.Maka dari itu Kepri termasuk daerah rawan narkoba dan menjadi perhatian BNN RI. 4,3 persen penyalahgunaan Narkoba dihitung sama dengan 44,941 jiwa dari 1,2 juta jiwa jumlah penduduk Kepri secara keseluruhan. “1,2 juta jiwa itu bukan keseluruhan masyarakat Kepri, melainkan hanya usia yang produktif, yakni, diatas 15 hingga 17 tahun,” dengan alas an itu maka dibangun loka rehabilitasi BNN di Batam. Setidaknya angka penyalahgunaan Narkoba di Provinsi Kepri bisa diminimalisir. Sebab, effect dari Narkoba sangat berbahaya bagi generasi muda saat ini di Kepri. Saat ini Indonesia hanya memiliki empat gedung rehabilitasi, di antaranya di Lido Bogor, Tanah Merah Samarinda, Badoka Makasar dan Batam.Masuknya Narkoba ke wlayah Kepri sebagian besar dari luar negeri yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand kemudian diselundupkan melalui beberapa alternatif diantaranya jalur laut melalui pelabuhan tikus yang masih kurang pengamanannya, jalur udara melalui bandara yang belum dilengkapi dengan alat pendeteksi khusus Narkoba, jalur

(9)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

ekspedisi yang sedang marak digunakan dengan menggunakan pengalihan/ penyesatan tanpa alamat pengirim kemudian ditransfer dari satu ekspedisi ke ekspedisi lainnya hingga ke tempat tujuan akhir untuk mempersulit pengungkapannya;

c) Provinsi Kepri menjadi pintu keluar kasus trafficking in person dan people smuggling serta menjadi pintu masuk deportasi bagi warga Negara Indonesia dari luar negeri (TKI bermasalah). Maraknya kasus tersebut disebabkanfaktor ekonomi para korban dan lemahnya pengawasan dokumen sertaupayapenegakan hukumuntuk menjaring pelaku utamanya sejak melalui proses perekrutan dari daerah asal, transportasi baik secara legal maupun ilegal serta eksploitasi yang mengarah kepada adopsi ilegal, penjualan organ tubuh, perkawinan dan lain-lain;

d) Kepri sebagai sebagai salah satu provinsi terdepan di Indonesiayang berbatasan langsung dengan beberapa Negara dan memiliki ribuan pulau merupakan potensi yang - sangat tinggi bagi munculnya gangguan stabilitas seperti pelarian kriminal, ancaman terorisme, serta lalu lintas peredaran maupun berbagai bentuk penyalahgunaan obat dan narkoba;

e) Provinsi Kepri merupakan jalur arus lintas kawasan internasional (ALKI) yang menghubungkan Samudera Hindia dan Cina Selatan yang mudah dimanfaatkan untuk melakukan tindak pidana penyeludupan maupun perampokan dilaut;

f) ProvinsiKepri khususnya Kota Batam menjadi titik labuh hampir seluruh jaringan tulang punggung internet Indonesia ke jaringan Global serta menjadi titik labuh dua jaringanpipa gas untuk diekspor ke Negara singapura, sehingga menimbulkan kerawanan sabotase terhadap intalasi tersebut; g) Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepri tergolong cukup

tinggi, dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi akan berdampak pada setiap aspek kehidupan, untuk diketahui jumlah penduduk di Provinsi Kepri pada tahun 2015 berjumlah 1.973.043 jiwa, dengan kepadatan penduduk 186 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepri dengan rata-rata 4,13%. Pertumbuhan penduduk yang besar ada di kota Batam disebabkan oleh migrasi masuk penduduk karena perkembangan kota Batam yang sangat pesat sehingga menarik perhatian bagi penduduk dari daerah lain, diikuti dengan dinamika perkembangan kehidupan masyarakatnya, yang dapat meningkatkan berbagai gangguan Kamtibmas;

(10)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

h) Perkembangan Kota yang pesat disertai dengan migrasi masuk penduduk yang tinggi menyebabkan pertumbuhan kendaraan bermotor juga meningkat dengan tajam hal ini belum diimbangi dengan peningkatan jalan sehingga komposisi jalan yang ada sudah tidak mampu lagi menampung jumlah kendaraan yang berlalu lintas sehingga dapat menimbulkan ancaman gangguan kamseltibcarlantas. Berdasarkan fakta dibidang lalu lintas terjadinya penambahan kendaraan sebanyak 12% dari tahun 2012- 2015 yang sehingga terjadi ketidakteraturan(semerawut) dibeberapa ruas jalan Khususnya di Kota Batam dan Tanjung Pinang; i) Masalah perselisihan antara Buruh dengan Perusahaan di

Kota Batam, Bintan dan Karimun sering terjadi antara lain masalah PHK, outsourching, masalah UMK/UMP yang dianggap rendah dan hak-hak karyawan yang belum dipenuhi oleh pihak Management Perusahaan sehingga sering terjadi aksi mogok kerja Karyawan dan aksi Unjuk Rasa ke Instansi pemerintah (Pemprov, DPRD Provinsi/Kota, Pemkab/Pemko Batam, Disnaker untuk menyampaikan tuntutan mereka yang belum terpenuhi;

j) Masalah sengketa tanah dan penggusuran masih terjadi di beberapa daerah yang ada di wilayah Provinsi Kepri, diwarnai dengan aksi protes dan unjuk rasa yang dilakukan masyarakat yang didukung oleh berbagai pihak seperti mahasiswa dan LSM serta Ormas. Tidak sedikit masalah sengketa tanah/ lahan ini berujung pada konflik sosial yang melibatkan kelompok preman yang berlatar belakang kesukuan;

k) Provinsi Kepri menjadi surga transit jaringan terorisme internasional, namun demikian wilayah Provinsi Kepri masih bebas dari aktivitas terorisme. Tetapi kewaspadaan terhadap ancaman terorisme tetap harus diterapkan di wilayah Kepri karena merupakan daerah yang sangat strategis berada jalur lintasan negara-negara luar, bahkan berbatasan langsung

dengan Malaysia dan Singapura. Dalam dua tahun terakhir

aparat keamanan di Malaysia telah menangkap 150 orang yang kuat diduga memiliki kaitan dengan ISIS, untuk itu perlu

pengawasan ketat dari pihak-pihak terkait karena

dikhawatirkan teroris dunia akan masuk ke Indonesia melalui Kepri;

l) Perbandingan situasi Kamtibmas Tahun2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015;

(11)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

NO URAIAN TAHUN 2013 TAHUN 2014

TAHUN 2015 2013-2014 TREND 2014-2015 TREND (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. CRIME TOTAL 5220 5406 6184 N.186 (4%) 778 (14%) 2. CRIME CLEARED 2772 2722 3176 T.50 (2%) 454 (17%) 3. CLEARENCE RATE 53% 50% 51% T.3% 1%

4. CRIME RATE 306 org 281 org 322 org T.25 org 41 org

5. CRIME CLOCK 1°41’7” 1°37’23” 1°24’10” 4”16’ °13’13”

(Sumber data : Roops Polda Kepulauan Riau–Februari 2016)

Jenis kejahatan menurut Golongan,Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015;

NO JENIS KEJAHATAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TREND 2013-2014 TREND 2014-2015 JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. KJHT KONVENSIONAL 4189 2138 4353 2077 4803 2319 N.164 (4%) T.61 (3%) 450 242 2. KJHT TRANS NASIONAL 9 6 7 3 18 20 T.2 (22%) T.3 (50%) 11 17 3. KJHT THD KEKAYAAN NEGARA 30 24 75 43 94 93 N.45 (150%) N.19 (79%) 19 50 4. KJHT BERIMPLIKASI KONTIJENSI 1 0 0 0 0 0 T.1 (100%) TETAP 0 0 5. PELANGGARAN HAM 161 87 203 125 251 150 N.42 (26%) N.38 (44%) 48 25 6. PELANGGARAN

HUKUM NON PIDANA 8 1 3 4 10 10 T.5 (63%) N.3 (300%) 7 6 7. PELANGGARAN HUKUM PIDANA 652 395 575 341 738 411 T.77 (12%) T.54 (14%) 163 70 8. GANGGUAN THDP ORANG 139 101 147 111 227 147 N.8 (6%) N.10 (10%) 80 36 9. GANGGUAN THDP BARANG 25 16 36 14 38 21 N.11 (44%) T.2 (13%) 2 7 10. GANGGUAN THDP SARANA DAN FASILITAS 0 0 0 0 0 TETAP 0 TETAP 0 0 11. GANGGUAN THDP

HEWAN 0 0 0 0 0 TETAP 0 TETAP 0 0

12. GANGGUAN THDP LINGKUNGAN HIDUP 2 1 0 0 0 1 T.2 (100%) T.1 (100%) 0 1 13. BENCANA ALAM 0 0 1 1 0 0 N.1 0%) N.1 (0%) -1 -1 14. BENCANA SOSIAL 1 1 5 3 3 2 N.4 (400%) N.2 (200%) -2 -1 15. BENCANA NON ALAM 3 2 1 0 2 2 T.2 (67%) T.2 (100%) 1 2

JUMLAH 5220 2772 5406 2722 6184 3176 N.186

(4%)

T.50

(2%) 778 454 (Sumber data : RoopsPolda Kepulauan Riau–Februari 2016

m) Perbandingan crime Index Tahun2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015;

(12)

RENJA BIRO SARPRAS 2017 NO JENIS KEJAHATAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TREND 2013 - 2014 TREND 2014 – 2015 JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. CURAT 369 148 271 103 291 114 T.98 (27%) T.45 (30%) 20 11 2. CURANMOR 681 130 853 157 915 196 N.172 (25%) N.27 (21%) 62 39 3. CURAS 150 62 250 68 204 79 N.100 (67%) N.6 (10%) -46 11 4. ANIRAT 26 19 27 22 48 30 N.1 (4%) N.3 (16%) 21 8 5. KEBAKARAN 28 18 36 14 35 19 N.8 (29%) T.4 (22%) -1 5 6. PEMBUNUHAN 11 8 14 14 12 12 N.3 (27%) N.6 (75%) -2 -2 7. PERKOSAAN 22 11 15 8 14 4 T.7 (32%) T.3 (27%) -1 -4 8. PENADAHAN 3 6 4 7 10 16 N.1 (33%) N.1 (17%) 6 9 9. CUBIS 702 347 772 359 703 307 N.70 (10%) N.12 (3%) -8 -52 10. TIPU/GELAP 795 360 711 324 887 375 T.84 (11%) T.36 (10%) 115 51 11. NARKOBA 226 222 297 282 454 457 N.71 (31%) N.60 (27%)) 157 175 JUMLAH 3013 1331 3250 1358 3573 1609 N.237 (8% N.27 (2%) 323 251

(Sumber data : Roops Polda Kepulauan Riau - Februari 2016)

n) Perbandingan Trend Laka dan Gar Lantas Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015; NO URAIAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 (1) (2) (3) (4) (5)

1. JUMLAH LAKA LANTAS 479 348 501

2. PENYELESAIAN LAKA 382 274 401 3. PROSENTASE SELESAI LAKA 4. KORBAN MD 144 161 159 5. KORBAN LB 25 150 270 6. KORBAN LR 514 332 429 7. RUGMAT 239.455.000 2.029.600.000 2.354.200.000

8. JUMLAH TABRAK LARI 86 124 151

9. JUMLAH GAR LANTAS 17505 26879 27668

10. SELESAI GAR LANTAS 13313 12303 16915

11. PROSENTASE SELESAI GAR LANTAS

(Sumber data : Roops Polda Kepulauan Riau–Februari 2016) o) Ranking situasi kamtibmas Tahun2013, Tahun 2014 dan

Tahun 2015;

(13)

RENJA BIRO SARPRAS 2017 NO URAIAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TREND 2013-2014 TREND 2014-2015 RANKING TAHUN 2015 JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 POLDA 245 191 265 166 252 213 N.20 (8%) T.25 (13%) -13 47 2 POLRESTA BARELANG 3591 2029 3885 2007 4270 2245 N.294 (8%) T.22 (2%) 385 238 3 POLRES TPI 732 358 559 331 685 388 T.173 (24%) T.27 (8%) 126 46 4 POLRES KARIMUN 208 18 314 68 535 155 N.106 (51%) N.50 (278%) 221 87 5 POLRES NATUNA 75 20 116 32 148 94 N.41 (55%) N.12 (60%) 32 62 6 POLRES BINTAN 318 131 220 98 220 52 T.98 (31%) T.33 (25%) 0 -46 7 POLRES LINGGA 51 25 47 20 74 29 T.4 (8%) T.5 (20%) 27 9 JUMLAH 5220 2772 5406 2722 6184 3176 N.186 (4%) T.50 (2%) 778 443

(Sumber data : RoopsPolda Kepulauan RiauFebruari 2016)

b. Analisis SWOT

1) Kekuatan a) Organisasi

(1) Polda (Type B)

(2) Satker Birosarpras Polda Kepri

(3) Subbagian Perencanaan dan Administrasi (Subbagrenmin)

- Urusan Perencanaan (Urren) - Urusan Administrasi (Urmin) - Urusan Keuangan (Urkeu) - Urusan Tata Usaha (Urtu)

(4) Bagian Informasi Sarpras (Baginfosarpras)

- Subbagian materiil Dan Logistik (Subagmatlog) - Subbagian Fasilitas dan Jasa (Subbagfasjas) (5) Bagian Pembekalan Umum (Bagbekum)

- Subbagian Bahan Bakar Minyak dan Pelumas (Subbag BBMP)

- Subbagian Perlengkapan Mesin Kantor (Subbagkapsintor)

(6) Bagian Perlengkapan (Bagpal)

- Subbagian Alat Khusus dan Angkutan (Subagalsusang)

- Subbagian Senjata dan Amunisi (Subbagsenmu) (7) Bagian Fasilitas dan Konstruksi (Bagfaskon)

- Subbagian Konstruksi, Bangunan dan tanah (Subagkonbangta)

- Subbagian Prsarana dan Instalasi (Subbagprasinstal)

(14)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

(8) Urusan Pergudangan (Urgudang) b) Personil

(1) Jumlah Personil Birosarpras Polda Kepri sebanyak 23 orang/Polri dan 2 orang/PNS, dibandingkan dengan jumlah Daftar Standar Personil (DSP) maka rasio Jumlah Personil Birosarpras dibanding HSD adalah 1 : 3 dengan perincian sebagai berikut :

Pamen = 11 orang Pama = 3 orang Bintara = 9 orang P N S = 2 orang

(2) Kekuatan personil menurut golongan Birosarpras :

(3) Materiil dan Fasilitas

(a) Peralatan dan Mesin

NO URAIAN KONDISI JML BB RR RB 1 RODA DUA - 2 - 2 2 RODA EMPAT - 3 - 3 3 RODA ENAM - 1 - 1 4 LEMARI PENYIMPAN 51 25 - 76

5 MESIN KETIK MANUAL 1 - - 1

6 LEMARI BESI/METAL 1 - - 1

7 LEMARI KAYU 57 - - 57

8 RAK KAYU 1 - - 1

9 FILING CABINET BESI 7 - - 7

10 BRANDKAS 1 - - 1

11 BUFFET 8 - - 8

12 WHITE BOARD 9 - - 9

NO URAIAN PANGKAT JML PNS JML KET

PATI PAMEN PAMA BA

1 KAROSARPRAS - 1 - - 1 - - 2 BAGINFOSARPRAS - 3 - 1 4 - - 3 BAGPAL - 1 - 2 3 - - 4 BAGBEKUM - 2 - 2 4 - - 5 BAGRENMIN - 1 2 2 5 2 2 6 BAGFASKON - 1 2 3 - - 7 UR GUDANG - - 1 - 1 - - 8 ANJAK MUDA - 2 - - 2 - - JUMLAH - 10 3 9 23 2 2 LCD…..

(15)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

13 LCD

PROJECTOR/INFOCUS 2 - - 2

14 FOCUSING SCREEN 1 - - 1

15 MEJA KERJA KAYU 87 - - 87

16 KURSI BESI/METAL 94 - - 94 17 SICE 3 - - 3 18 MEJA RAPAT 1 - - 1 19 MEJA KOMPUTER 3 - - 3 20 MEJA TELEPON 5 - - 5 21 KASUR/SPRING BAD 1 - - 1 22 AC SPLIT 25 - - 25 23 EXHAUSE FAN 2 - - 2

24 TEMPAT TIDUR BESI 80 - - 80

25 TELEVISI 3 - - 3 26 CAMERA DIGITAL 1 - - 1 27 TELEPHONE MOBILE 1 - - 1 28 PESAWAT TELEPHONE 7 7 29 TELEPHONE ANALOG 1 1 31 FACSIMILE 2 - - 2 32 KACA HIAS 6 6 33 DISPENSER 1 1 34 CONNECTOR 1 1 35 KURSI DORONG 116 - - 116 36 STABILIZER/UPS 17 - - 17 37 REVOLVER 47 - 3 44 38 ALAT KHUSUS PENINDAK HURU-HARA 111 - - 111 39 P.C 31 - - 31 40 LAP TOP 10 - - 10 41 MONITOR/TV MONITOR 1 - - 1 42 PRINTER 16 - - 16 43 MESIN FOTOCOPY 1 - - 1 44 ALAT PENGHANCUR KERTAS 1 - - 1 45 PANABOARD 1 - - 1 46 SCANNER 2 - - 2 47 SERVER 2 - - 2 48 KVM KEYBOARD VIDEO MONITOR 1 - - 1 49 TENDA PLETON 2 - - 2 50 MODEM 1 - - 1 51 PUBLIC ADDRESS BRANCH EXCHANGE (PABX) 1 - - 1 JUMLAH 717 - 3 717 (b) Amunisi…..

(16)

RENJA BIRO SARPRAS 2017 (b) Amunisi NO JENIS AMUNISI KONDISI JML RIIL BB RR RB 1 Amu Kal 44 MM MU 53 AR A1 631 - - 631

2 Amu Kal 44 MM MU 53 AR (powder) 480 - - 480 3 Amu Kal 5,56X45 MM MU 5 H 54,300 - - 54,300 4 Amu Kal 5,56X 45 MM MU 5 K 55,660 - - 55,660 5 Amu 9x19 MM 1 TJ 22,767 - - 22,767 6 Amu 5,56X45 MM MU, 4TJ 5,615 - - 5,615 7 Amu 7,62X39 MM MU, 8 TJ 7,438 - - 7,438 8 Amu 7,62X45 MM MU, 11 TJ 3,918 - - 3,918 9 Amu 7,62X45 MM MU,11 K 12,700 - - 12,700 10 Amu 7,62X51 MM MU, 2 TJS 4,000 - - 4,000 11 Amu 38 SPC MU 6 TJ 7,238 - - 7,238 12 Amu 38 SPC MU 6 K 10,850 - - 10,850 13 Amu 5,56X45 MM MU, 5 TJ 32,030 - - 32,030 14 Amu 7.62X45 MM MU 11 H 2,000 - - 2,000

15 Amu KAL 38 MM 24 AR (POWDER) 821 - - 821

16. Amu 7,62X51 MM MU, 2 TJS 400 - - 400

17 FLASHBALL CAL 44-83 1,901 - - 1,901

18 GT6 ARA 2 (LONTAR) 20 - - 20

19 AMU KAL 303 MM (SMR) KARET 855 - - 855

20 AMU KAL 303 MM (SMR) TAJAM 17,145 - - 17,145

J U M L A H 240.769 - - 240.769

(4) Bangunan

NO JENIS MATERIIL JUMLAH

LUAS KONDISI KET BANGUNAN (M2) B RR RB 1 BANGUNAN KANTOR a Polda 3 15.500 3` - - - b Polres/ta 6 8.928 6 - - - c Polsek 41 14.520 28 13 - - d Pos Pol 11 969 11 - - - e Sat Brimob 1 900 1 - - - f Ki/Den Brimob 3 1.795 3

g Dit Pol Air 18 400 18 - - -

JUMLAH 83 43.012 70 13 - -

2 RUMAH DINAS

(17)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

NO JENIS MATERIIL JUMLAH

LUAS KONDISI KET BANGUNAN (M2) B RR RB a T. 450 1 450 1 - - - b T. 250 2 500 2 - - - c T. 160 12 2.080 12 d T. 130 11 1.610 11 - - - e T. 120 4 480 4 - - - f T. 90 1 90 1 - - - g T. 70 40 2.174 40 - - - h T. 54 38 1.821 38 - - - i T. 48 1 48 1 j T. 45 109 5.340 109 - - - k T. 38 354 13.082 354 - - - l T. 36 29 1.044 29 - - - m MESS 10 1.872 10 - - - n Non standart 9 354 9 - - - o Barak 9 4.156 9 JUMLAH 639 37.300 639 - - - 3 BANGUNAN SOSIAL a Masjid/Surau 14 2.300 14 - - - b Gereja 0 0 0 - - - c Sekolah / TK 3 600 3 - - - d Gedung Serbaguna 2 144 2 - - - e GOR 0 0 0 - - - f Poliklinik 2 378 2 - - - g Rumah Sakit 1 272 1 - - - JUMLAH 22 3.694 22 - - - 4 BANGUNAN FASDIK a Mako SPN - - - - b Ruang Kelas - - - - c Ruang Makan - - - - d Ruang Perpustakaan - - - - e Barak Siswa - - - - JUMLAH - - - - 5 PRASARANA a Lapangan Tembak 2 96 2 - - - NO…..

(18)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

NO JENIS MATERIIL JUMLAH

LUAS

KONDISI KET

BANGUNAN

(M2) B RR RB

b SPBP/Tangki Pendam 0 0 0 - - -

c Dermaga Sat Pol Air 1 62 1 - - -

JUMLAH 3 158 3 - - - 6 BANGUNAN SIMPAN TIMBUN a Gudang 7 1.470 7 - - - b Gudang Kaporlap 1 828 1 - - - c Gudang Amunisi 1 150 1 - - - d Gudang Senpi 1 150 1 - - - e Garasi 5 375 5 - - - f Hanggar 1 400 1 - - - JUMLAH 16 3.373 16 - - - 2) Kelemahan (Weaknesses)

a) Masih banyak Satwil yang belum dibentuk Polsubsektor akibat dari pemekeran wilayah yang dilakukan oleh Propinsi Kepri , sehingga pencapaian pelayanan kepada masyarakat belum optimal.

b) Masih belum tercukupi kebutuhan personil Polri apabila dibandingkan dengan DSP Polda Type B-2 sehingga masih terdapat jabatan Pamen, Pama dan Bintara yang masih kosong terutama dibagian Sarpras Satwil.

c) Masih belum terdukung sepenuhnya kebutuhan materiil, peralatan khusus (alsus), kendaraan bermotor operasional, kendaraan air (kapal laut, speed boat dan kapal kayu/pancung ), Senpi dan amunisi, Alkomlek, Alsintor dan Alsatri dalam mendukung tugas Kepolisian.

d) Masih belum dibangunnya Mako Polsek-polsek Persiapan dan beberapa dermaga Dit Polair serta belum dibangunnya Pospol, pada wilayah pulau-pulau terpencil berpenduduk sehingga dalam penyelenggaraan pelayanan Polri kepada masyarakat dirasakan belum optimal.

e) Saat ini di Polda Kepri sudah memiliki Sekolah Polisi Negara (SPN) yang terletak Kecamatan Kundur Tanjung Batu Kabupaten Tanjung Balai Karimun (ex mako Ditpolair Polda Riau) yang digunakan untuk mendidik pembentukan Bintara

(19)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

Polri dan program pelatihan fungsi Polri Polda Kepri, namum sarana dan prasarana yang ada pada saat ini belum memadai seperti perlu penambahan/rehabilitas gedung kantor, rumdin, alsintor, alsatri, alins, alongins dan peralatan pendukung lainnya.

f) Belum tercukupi kebutuhan biaya operasional dibandingkan dengan kebutuhan secara riil.

g) Belum ada nya dukungan Sarana dan Prasarana untuk anggota yang bertugas didaerah perbatasan dan terluar yang berpenghuni, sehingga berpengaruh untuk pencapain hasil yang optimal.

h) Belum tercukupinya biaya perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana baik itu yang ada di satker Polda Kepri maupun yang ada di Satwil.

3) Peluang (Opportunities)

a) Meningkatnya penyebaran pelayanan kepada masyarakat dalam membangun kerjasama yang erat (Patnership) untuk bersama-sama menanggulagi segala bentuk gangguan Kamtibmas;

b) Sistem Desentralisasi / Otonomi Daerah yang mendekatkan pelayanan pemerintah Daerah kepada masyarakat telah menimbulkan kontribusi positif kepada Polda dalam pembinaan kamtibmas di wilayah Kepri, termasuk pemekaran wilayah dapat dijadikan sebagai peluang untuk mewujudkan Postur Polri sebagaimana diharapkan yaitu Mabes Polri kecil, Polda Sedang, Polres besar dan Polsek kuat. Postur Polri tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pelayanan masyarakat;

c) Keikutsertaan instansi pemerintah/swasta dan masyarakat Kepulauan Riau dalam mendukung/tergelarnya sarana dan prasarana di pulau-pulau terluar yang berpenduduk untuk mendukung tugas-tugas Kepolisian;

d) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap Polda Kepualauan Riau dan Satwil agar lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dalam menjaga Kamtibmas; 4) Ancaman (Threats)

a) Kepuasan masyarakat terhadap pelayaan Polri masih rendah terutama di pulau-pulau terdepan yang berpenduduk;

(20)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

b) Angka pelanggaran hukum dan indikator kriminalitas yang masih tinggi, mencakup empat golongan jenis kejahatan yaitu kejahatan konvensional, trans nasional, kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan yang berimplikasi kontijensi;

c) Masih banyaknya Asset Polri Polda Kepri yang ada saat ini tidak memiliki nilai asset terutama di wilayah Batam;

d) Pelayanan administrasi akan terhambat terutama masalalah alsintor dan alsatri yang sudah banyak ketinggalan zaman, tidak modern;

e) Tidak sebandingnya antara jumlah personel Polri dengan sarana dan prasarana dalam mendukung tugas operasional Polri;

f) Kesejahteraan personel belum akan tercapai akibat kurangnya dukungan terhadap kebutuhan perorangan (kapor) Polri dalam menunjang tugas Polri;

g) Masih adanya tunggakan LTGA pada setiap tahunnya dikarenakan adanya penambahan sarana dan prasarana gedung/bangunan Polri dan kenaikan tarif LTGA;

2. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja Biro Sarpras Polda Kepri TA. 2017, antara lain :

a. Bagbekum

1) Bagbekum saat ini tidak memiliki Kasubbagkapsintor yang berpangkat KOMPOL sehingga pelaksanaan tugas dibebankan pada kasubbag BBMP dan dibantu oleh anggota bintara yang mempunyai kualitas kualifikasi komputer sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

2) Alat tulis mesin kantor untuk Polda Kepri dan kewilayahan masih sangat terbatas dan sudah ketinggalan zaman berupa komputer, Laptop, dan Infokus yang berdampak belum optimalnya kegiatan administrasi.

3) Sebagai tambahan informasi letak geografi wilayah provinsi kepri yang terdiri dari pulau-pulau, dimana setiap wilayah belum tentu mempunyai SPBU yang menyediakan tempat penyimpanan BBM non subsidi/subsidi sehingga sebahagian Satwil dalam

(21)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

pengadaan BBM masih kerjasama dengan PT.Pertamina dan APMS.

4) Pagu anggaran pengadaan kapor Polri tahun 2016 untuk wilayah Polda Kepri dan Satwil dibandingkan dengan anggaran kapor tahun 2015 tidak mengalami peningkatan sedangkan jumlah personel Polda Kepri terus mengalami penambahan sehingga pengadaan Kapor Polri masih mempreoritaskan pemenuhan untuk pengadaan tutup badan dan tutup kaki Polri dan PNS Polri.

b. Bagfaskon

1) Bagfaskon saat ini tidak memiliki Kasubbagkonbangta dan Kasubbagprasinstal yang berpangkat KOMPOL sehingga pelaksanaan tugas dibebankan pada kabagfaskon dan dibantu oleh anggota bintara yang mempunyai kualitas kualifikasi komputer sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancer;

2) Tanah dan bangunan di jajaran Polda Kepri masih ada yang belum memiliki sertifikat sehingga diperlukan pendataan yang akurat tentang aset-aset Polda Kepri sehingga tidak terkadinya masalah-masalah baru dikemudian hari;

3) Masih belum terpenuhinya bagunan gedung, rumah dinas, sarana gedung Polda Kepri dan Satwil sehingga belum optimalnya pelayan kepada masyarakat;

4) Belum adanya Alsintor khusus gambar dan pendukungnya sehingga pekerjaan tersebut dibebankan kepada orang luar atau instansi samping dimana pembuatan gambar tersebut memerlukan biaya dan keahlian tersendiri;

5) Masih terbatasnya Personil Polda Kepulauan Riau terutama personil Birosarpras yang mempunyai Setifikasi Profesi pengadaan barang/jasa Pemerintah sehingga pelaksanaan pengadaan masih dibebankan kepada personil yang berada di satker atau satwil Polda Kepri.

c. Bagpal

1) Ranmor R4 pejabat ditingkat Polda dan kewilayahan masih dirasakan kurang khususnya untuk para Kasatker, wakil dan kabid dan kabag ditingkat Polda;

2) Ranmor R2, R4 doble cabbin dan Ranair masih kurang terutama di daerah Polsek/Polsubsektor yang berada di pulau-pulau yang insprastruktur jalannya tidak layak di lewati dengan R4 jenis sedan. Tranportasi masyarakat lebih banyak mengunakan R2 untuk daratan dan Ranair untuk tranportasi perairan;

(22)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

3) Berdasarkan data Ranmor dari kewilayahan masih ditemukan Ranmor yang tidak layak pakai (rusak berat) dan masa usia pakai sudah habis sehingga diperlukan penghapusan;

4) Amunisi masih kurang baik untuk latihan tingkat Polda maupun latihan tingkat kewilayahan sesuai ajuan dari kewilayahan dan Polda;

5) Senpi juga masih kurang untuk mendukung tingkat kewilayahan terutama jenis revolver, gas gun dan SS1- V2;

6) Kurang tertibnya penataan administrasi Senpi dapat berakibat tidak akuratnya data aset Polda dan terdapat pula Senpi serta amunisi yang tidak layak pakai ataupun sudah tidak diproduksi lagi sehingga harus dihapuskan;

7) Sarana Transportasi air kapal Tipe A dan B untuk Ditpolair Polda Kepri dan Satwil, guna mendukung patroli laut antar pulau maupun antar Polres, masih jauh dari kebutuhan mengigat kondisi gelombang laut yang ganas dan jarak tempuh rata-rata 250 mil;

8) Pengadaan peralatan almasus Polri yang berbasis teknologi masih minim di miliki oleh Polda Kepulauan Riau, sehingga dalam pengungkapan tindak pidana belum optimalnya dikarenakan peralatan belum dimiliki oleh satuan wilayah;

d. Baginfosarpras

1) Pendataan aset saat ini telah mempergunakan aplikasi Sistim Akuntasibilitasi Barang Milik Negara ( SIMAK BMN ) yang pelaporannya sampai ke Dep Keu, sehingga membutuhkan operator khusus SIMAK BMN baik ditingkat Satker maupun Satwil sekaligus perhatian dari pimpinan berupa pemberian insentif bagi operator SIMAK BMN.

2) Masih banyak Barang Milik Negara (BMN) Polda Kepri dan jajaran yang belum dilakukan penetapan status;

3) Banyak persyaratan administarsi didalam penghapusan BMN sehingga didalam mengajukan penghapusan memerlukan waktu yang lama.

e. Urgudang

1) Urgudang saat ini tidak memiliki personil yang berpangkat bintara dan PNS sehingga pelaksanakan tugas pergudangan belom bisa optimal;

(23)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

2) Gudang Kaporlap di Polda Kepri masih memerlukan renovasi untuk penataan materiil sesuai dengan jenis dan klasifikasinya; 3) Belum adanya alat temperature udara untuk pengukur suhu

udara yang ada di dalam gudang Birosarpras Polda Kepri;

f. Subbagrenmin

1) Subbagrenmin saat ini tidak memiliki Kaurmin dan Kaurtu sehingga sehingga pelaksanaan tugas dibebankan pada pamin dan dibantu oleh bintara dan PNS Polri sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

2) Kurang tertibnya administrasi dan penataan kearsipan sehingga perlu diadakan penambahan meubelair agar pengarsipan dapat ditata dengan baik.

II. TUJUAN DAN SASARAN 3. Visi dan Misi .

a. Visi dan Misi Polda Kepri 1) Visi Polda Kepri

Terwujudnya postur SDM Polda Kepri yang unggul bermoral dan modern dalam pelayanan prima kepada masyarakat, melalui penegakan hukum yang efektif, sinergi polisional proaktif guna mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian serta terjalinnya kemitraan dengan masyarakat dan instansi terkait berlandaskan kegotong royongan dalam rangka memantapkan Kamtibmas Provinsi Kepulauan Riau.

2) Misi Polda Kepri

a) mewujudkan pemuliaan pelayanan kamtibmas prima untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui kegiatan preemtif, preventif dan represif (penegakan hukum) sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) guna mewujudkan keamanan dan ketertiban yang semakin kondusif sampai dengan pulau terluar berpenghuni;

b) mengelola secara profesional, transparan, akuntabel dan modern seluruh sumber daya yang dimiliki guna mendukung kegiatan operasional Polda Kepri terutama dalam mengamankan sumberdaya maritim;

(24)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

c) mewujudkan prinsip BETAH dalam rekrutmen anggota Polri dan rekrutmen jabatan terbuka;

d) membangun jaringan intelijen yang handal, yang mampu melaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat setiap gejolak sosial yang timbul dalam masyarakat;

e) melakukan penegakan hukum secara transparan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi supremasi hukum,HAM, bebas korupsi, bermatabat dan terpercaya;

f) menjamin terlaksananya penanggulangan keamanan di wilayah Prov. Kepulauan Riau utuk mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian; g) meningkatkan kemitraan dengan masyarakat dan

mempererat sinergitas dengan Instansi terkait berlandaskan kegotong royongan;

h) menjamin terlaksananya program kerja, terselenggaranya pengelolaan anggaran dan keuangan negara serta administrasi dan perbendaharaan yang transparan, pofesional dan akuntabel.

b. Visi dan Misi Birosarpras a) Visi Birosarpras

terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat melalui harkamtibmas secara profesional dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat serta penegakan hukum, dengan mendukung kebutuhan kelengkapan perorangan (kapor) Polri, fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh setiap personil Polri dalam menunjang operasional, sehingga masyarakat dapat merasa aman, nyaman dan tentram dalam menjalankan aktifitasnya serta mampu memberikan dukungan terhadap kelanjutan pembangunan diwilayah Propinsi Kepulauan Riau.

b) Misi Birosarpras

a) Melaksanakan upaya-upaya dalam pengembangan organisasi satuan kewilayahan dan satuan fungsi Kepolisian dalam rangka lebih mendekatkan Polri dengan masyarakat dalam memberikan perlindungan, penganyoman dan pelayanan;

(25)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

b) Mengupayakan pemenuhan sarana dan prasarana serta mengelola materil, fasilitas dan jasa agar mampu dalam memberikan dukungan operasional secara optimal;

c) Mengembangkan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kebutuhan satwil dengan karakteristik wilayah Kepri;

d) Mengembangkan kuantitas dan kualitas personil pengemban fungsi Sarpras.

e) Mengelola secara profesional, transparan, akuntabel dan modern barang milik negara (SIMAK BMN) sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

4. Tujuan

a. Tujuan Polda Kepulauan Riau

1) terwujudnya organisasi Polda Kepri yang Good Governance dan clean Goverment;

2) terwujudnya perubahan mind set dan culture set personel Polda Kepri melalui kegiatan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi Polri (RBP),

3) terwujudnya Polda Kepri yang mampu melindungi segenap lapisan masyarakat dan memberikan rasa aman, nyaman, tertib dan damai dalam melaksanakam aktivitas sehari – hari, 4) terwujudnya anggota Polda Kepri yang profesional, bermoral,

modern, unggul dan dipercaya masyarakat;

5) terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarkat serta memenuhi rasa keadilan masyarakat.

b. Tujuan Birosarpras Polda Kepri

1) penyiapan sarana prasarana mako Polsek dan Possubsektor terkait dengan pengembangan wilayah administratif di pulau- pulau terluar/ terdepan berpenduduk.

2) penyiapan kebutuhan kelengkapan perorangan anggota polri (kapor) polri dan sarana dan prasarana yang dibutuhkan setiap personil anggota polri.

(26)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

3) penyiapan kebutuhan bahan bakar minyak dan pelumas (BBMP) dalam mendukung tugas operasional Polri Polda Kepri dan Satwil.

4) penginventarisasi sarana dan prasarana yang dimiliki polri didalam SIMAK BMN Polda Kepri.

5) terjalinya kerjasama dengan instansi pemerintahan/swasta dalam mendukung tugas operasional Polri

5. Sasaran Prioritas.

a. Sasaran prioritas Polda Kepri

Berdasarkan tahapan capaian Restra Polda Kepri tahun 2017 dengan capaian: ”meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima sampai pulau terluar berpenghuni dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya manusia berkualitas serta berkemampuan ilmu dan teknologi guna menghadapi berbagai tantangan tugas” maka sasaran prioritas Polda Kepri tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1) penataan personel Polda Kepri melalui pembinaan karier dan penyelenggaraan rekrutmen anggota Polri sesuai prinsip BETAH (Bersih, transparan, akuntabel dan humanis);

2) meningkatkan profesionalisme serta penguasaan ilmu dan teknologi Modern bagi personel Polda Kepri melalui pendidikan dan latihan;

3) meningkatkan kesejahteraan personel dalam bidang yankes dan pelaksanaan Pengembangan Sarpras dan Kapor Polri Polda Kepri;

4) terpeliharanya situasi aman dan tertib di masyarakat melalui giat kamtibmas di wilayah Polda Kepri serta terselenggaranya pengamanan Pilkada serentak gelombang II tahun 2017;

5) terlaksananya penegakan hokum yang profesional, transparan, akuntabel dan anti KKN;

6) menguatkan sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polda Kepri yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

7) meningkatkan kerjasama antar instansi terkait dan aparat penegak hokum;

(27)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

8) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui peran Bhabinkamtimas di desa/kelurahan;

9) tercapainya sasaran reformasi Birokrasi Polri dan Quick Wins Polri di Polda Kepri dan jajaran.

b. Sasaran prioritas Biro Sarpras

Secara umum sasaran program Birosarpras adalah dapat terealisasikan usulan pembangunan fasilitas dan peralatan Polda Kepulauan Riau dengan prioritas sebagai berikut :

1. Bidang Pengembangan Fasilitas

NO JENIS BANGUNAN PRIO RITAS URAIAN KET 1 2 3 4 5 1. Pembangunan Gedung Kantor

Pertama Pembagunan gedung

Ditreskrimsus dan Ditahti

2. Pembangunan

Rumah Negara

Pertama - Pembangunan Barak

Kompi Sat Brimob di Batam

- Pembagunan Rumdin

Pamen Polda Kepri Type 54 (2 unit)

3. Pembangunan

Prasarana dan

Sarana lingkungan gedung

Kedua Pembangunan garasi Ran

mor dinas Polda Kepri

2. Pengadaan Peralatan Khusus (Alsus)

1) Guna terpenuhinya kebutuhan Senjata Api (Senpi) Maka Biro Sarpras berencanakan mengajukan jumlah Senpi sebagai berikut :

a) Senpi genggam Revolver, bagi setiap Brigadir keatas diusulkan sampai tahun 2017 diharapkan dapat mencapai sebanyak 150 pucuk dari Senpi yang suda ada sebanyak 1.752 pucuk.

b) Senpi genggam Glock, diusulkan sampai tahun 2017 diharapkan dapat mencapai sebanyak 14 pucuk Senpi dari 13 senpi yang sudah ada.

(28)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

c) Senpi bahu di usulan sampai tahun 2017 sebanyak 250 pucuk dari dari Senpi bahu yang sudah ada sebanyak 396 pucuk.

d) Guna terpenuhinya kebutuhan senjata api lainnya dalam hal ini adalah Senapan Mesin Ringan ( SMR ) untuk kelengkapan kapal di usulkan pangadaan mencapai 10 pucuk.

2) Kebutuhan Alat Transportasi darat dan air guna memenuhi kecepatan pelayanan atau kecepatan TPTKP, antara lain sebagai berikut :

a) Kebutuhan Ranmor Roda 2 sampai tahun 2017 dibutuhkan sebanyak 100 unit dari Ranmor Roda 2 yang sudah ada sebayak 789 unit.

b) Kebutuhan Roda 4 direncanakan sebanyak 50 unit dari Ranmor Roda 4 yang sudah ada sebanyak 284 unit.

c) Untuk Ranmor Roda 6 / Ran angkut ( truck dan bus) diarahkan sebanyak 10 unit dari Ranmor Roda 6 yang sudah ada sebanyak 68 unit. d) Kapal/ran air Tipe B, Tipe B, C-1 direncanakan

kebutuhan sebanyak 10 unit dari Ran air yang sudah ada sebanyak 22 unit, untuk Tipe B sampai saat ini belum ada.

e) Biro Sarpras juga mengusulkan ke Mabes Polri untuk APC, AWC dan Ran Barierr, Ransus dan Alsus (Serse, Intel, Gegana, Brimob, Den 88, Ambulance/RS) terutama 3 unit ambulance karena di satwil masih ada yang tidak memiliki ambulance.

3) Alat komunikasi ( alkom ) dan elektronika adalah dimaksudkan agar memudahkan dan demi kecepatan penguasaan informasi, memahami permasalahan sampai ditingkat bawah antara lain:

a) Telepon tahun 2017 dibutuhkan sebanyak 25 unit/sambungan dari telepon yang sudah ada sebanyak 109 unit.

b) HT tahun 2017 dibutuhkan sebanyak 50 unit dari HT yang sudah ada sebanyak 372 unit.

(29)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

c) SSB/Radio tahun 2017 dibutuhkan sebanyak 5 unit dari SSB/radio yang sudah ada sebanyak 22 unit.

d) Radio Mobile dibutuhkan sebanyak 20 unit dari radio mobile yang sudah ada sebanyak 14 unit dan kurang 114 unit.

e) Repeater dibutuhkan sebanyak 3 unit dari repeater yang sudah ada sebanyak 3 unit. f) Sound System tahun 2017 dibutuhkan 5 set dari

sound system yang sudah ada sebanyak 13 set. g) Generator Set rencana kebutuhan sebanyak 4 unit dari generator set yang sudah ada sebanyak 5 unit.

h) Facsimile dibutuhkan sebanyak 10 unit dari Facsimile yang sudah ada sebanyak 47 unit . i) Wireless Amplifier sebanyak 5 unit dari base

station yang sudah ada sebanyak 23 unit.

4) Peralatan materiil lainya digunakan untuk melengkapi dan mempermudah kecepatan pelaksanaan kinerja disetiap satuan kerja anatara lain :

a) Kebutuhan Komputer (P.C) sampai pada tahun 2016 sebanyak 30 unit dari komputer yang sudah ada sebanyak 837 unit.

b) Kebutuhan Laptop sampai pada tahun 2017 sebanyak 20 unit dari jumlah Laptop yang sudah ada sebanyak 120 unit.

c) Kebutuhan Printer sampai pada tahun 2017 sebanyak 30 unit dari jumlah Printer yang sudah ada sebanyak 664 unit.

5) Dukungan peralatan Dalmas PHH digunakan untuk menghadapi unjuk rasa/huru-hara dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

a) Kebutuhan Tameng PHH pada tahun 2017 sebanyak 200 buah dari jumlah Tameng PHH yang sudah ada sebanyak 829 buah.

b) Kebutuhan Rompi PHH pada tahun 2017 sebanyak 200 buah dari jumlah Rompi PHH yang sudah ada sebanyak 692 buah.

(30)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

c) Kebutuhan Helm Dalmas pada tahun 2017 sebanyak 150 buah dari jumlah Helm Dalmas yang sudah ada sebanyak 1.461 buah.

d) Kebutuhan Tongkat Polri pada tahun 2017 sebanyak 150 buah dari jumlah Tongkat Polri yang sudah ada sebanyak 1.443 buah.

e) Kebutuhan Borgol pada tahun 2016 sebanyak 100 buah dari jumlah Borgol yang sudah ada sebanyak 269 buah.

f) Kebutuhan Rompi dan pelindung kaki/tangan pada tahun 2017 sebanyak 150 buah dari jumlah Rompi pelindung kaki/tangan yang sudah ada sebanyak 692 buah.

g) Kebutuhan Tali Dalmas pada tahun 2017 sebanyak 8 buah dari jumlah Tali Dalmas yang sudah ada sebanyak 6 buah.

h) Kebutuhan Rompi Anti Peluru pada tahun 2017 sebanyak 100 buah dari jumlah Rompi Anti Peluru yang sudah ada sebanyak 61 buah. 3. Pengadaan Dukungan Operasional dan Pemeliharaan

Perkantoran

1) Dukungan BMP

Mempersiapkan Bahan Bakar Minyak Pelumas (BMP) dalam rangka memberikan dukungan untuk kelancaran kegiatan operasional Kepolisian, adapun rencana kebutuhan BMP untuk Satker Polda Kepri kecuali Satker Ditsabhara, Ditlantas, Satbrimob dan Ditpolair sebagai berikut :

Duk BMP Rutin :

a) HSD sebanyak 100.294 liter

b) Pertamax-P sebanyak 365.979 liter c) Avtur sebanyak 61.440 liter

d) Pelumas sebanyak 328 liter 2) Dukungan LTGA

Terpenuhinya pelayanan daya jasa dalam mendukung tugas Polri melalui dukungan belanja langganan Listrik dan air, adapun rencana kebutuhan LTGA untuk Mako

(31)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

Satker Polda Kepri dan Satwil Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

a) Duk belanja langganan PLN Polda Kepri : Rp. 17.523.328.000

b) Duk belanja langganan Air Polda Kepri : Rp. 2.814.221.000

3) Terpenuhinya kebutuhan kelengkapan perorangan anggota Polri dan PNS melalui ketersediaanya dukungan kapor Polri.

4) Terselenggaranya tugas fungsional dan fungsi manajemen dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan. 5) Terwujudnya perlindungan, pengayoman dan

pelayanan masyarakat dalam rangka pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui ketersediaanya dukungan BMP.

6) Terselenggaranya perawatan peralatan dalam mendukung tugas Polri melalui adanya dukungan anggaran pemeiharan peralatan dan mesin;

7) Tergelarnya peralatan materiil dalam menunjang tugas operasional Polri melalui dukungan pengadaan peralatan perkantoran;

8) Terselenggaranya kegiatan dan pengawasan Birosarpras dalam mendukung tugas operasional Polri melalui ketersediannya dukungan operasional Birosarpras.

III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI TAHUN 2017 6. Kebijakan Polda Kepri

a. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas “penataan personel Polda Kepri melalui

pembinaan karier dan penyelenggaraan rekrutmen anggota Polri sesuai prinsip BETAH (Bersih, transparan, akuntabel dan humanis)”, yaitu:

1) Melaksanakan pembinaan karier secara transparan, akuntabel berdasarkan kompetensi sesuai kebutuhan organisasi

(32)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:

a. memperkuat soliditas internal melalui internalisasi kecintaan pada organisasi, Commander Wish (fokus pada tugas), membangun komunikasi terbuka antar pimpinan dengan pimpinan , dan pimpinan dengan bawahan serta implementasi Binkar Sistem Meritokrasi;

b. seleksi pendidikan pengembangan umum Polri yang transparan dan akuntabel;

c. melakukan penataan dalam pembinaan personel Polda Kepri melalui teknologi informasi, khususnya dalam hal rekrutmen, seleksi pendidikan dan mutasi dalam rangka pembinaan karier;

d. pemanfaatanassesment center dalam rangka pembinaan karier Personel Polda Kepri;

e. Melakukan pembinaan terhadap anggota yang melanggar disiplin untuk meningkatkan professionalitas.

2) Melaksanakan penerimaan anggota Polri;

Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:

a) menyelenggarakan kampanye penerimaan anggota Polri melalui Taruna Akpol, SIPSS, Bintara dan Tamtama secara massive untuk memperoleh calon personel Polri yang berkualitas;

b) meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM melalui rekrutmen personel Polri yang bebas dari KKN, transparan dan akuntabel dengan melibatkan pengawasan internal dan eksternal;

c) Melaksanakan pembinaan sejak dini putra daerah (anak Pulau) untuk mampu bersaing dalam rekruitmen anggota Polri dengan tetap mengutamakan kwalitas.

b. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas“Meningkatkan profesionalisme serta penguasaan ilmu dan teknologi Modern bagi personel Polda Kepri melalui pendidikan dan latihan”, yaitu:

1) meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel polda Kepri;

(33)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polda Kepri yang akan dilakukan adalah:

a) menyelenggarakan seleksi pendidikan dan pengembangan personel Polri melalui Dikbang Sespimmen, PTIK, Sespimma, SIP, Diklat Pimpinan;

b) mengirim personel Polda Kepri untuk mengikuti Dikbangspes fungsi;

c) melaksanakan latihan fungsi teknis kepolisian guna pemeliharaan, peningkatan dan kemampuan personel Polda Kepri khususnya pers polwan melalui program Polwan tangguh;

d) meningkatkan kemampuan kualitas komunikasi Polisi dengan masyarakat dalam koordinasi dan kerjasama dengan pers/mass media dalam rangka peningkatan public trust/ kepercayaan masyarakat terhadap Polri. c. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian

sasaran prioritas“Meningkatkan kesejahteraan personel dalam bidang yankes dan pelaksanaan pengembangan Sarpras dan Kapor Polri Polda Kepri”, yaitu:

1) Meningkatkan kesejahteraan personel Polda Kepri;

Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut maka strategi Polda Kepri adalah:

- Pelayanan kesehatan bagi personel Polda Kepri bekerjasama dengan BPJS.

2) Pengembangan Sarpras dan Kapor Polri personel Polda Kepri;

Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut maka strategi Polda Kepri adalah :

a) mengusulkan pemenuhan Almatsus Polda Kepri;

b) mengusulkan penambahan alat transportasi operasional, persenjataan, penginderaan dan teknologi informasi dan komunikasi;

c) mengusulkan pembangunan Gedung Kantor, Rumdin dan Rehabilitasi bagunan Polri.

d. Arah Kebijakan Polda Kepri Tahun 2017 dalam rangka pencapaian sasaran “Terpeliharanya situasi aman dan tertib di masyarakat

(34)

RENJA BIRO SARPRAS 2017

melalui giat kamtibmas di wilayah Polda Kepri serta terselenggaranya pengamanan Pilkada serentak gelombang II tahun 2017” yaitu

Optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran personel dan peralatan.

untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi Polri yang akan dilakukan adalah;

a) meningkatkan pelaksanaan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli pada tempat-tempat rawan gangguan Kamtibmas guna mencegah terjadinya kejahatandengan mengoptimalkan patroli dialogis melalui kegiatan Polwan tangguh, Engku puteri, Batam Raya Biru dan Bhayangkara laskar fisabilillah sebagai perwujudan personel Polda Kepri yang unggul, tangguh, disiplin dan humanis;

b) menghadirkan anggota Polda Kepri di setiap kegiatan masyarakat;

c) meningkatkan pelayanan masyarakat dengan mengembangkan Polmas untuk menjangkau seluruh komunitas guna mendukung upaya memelihara dan memantapkan kamtibmas;

d) Melaksanakan patroli perairan (merangkai pulau menyatukan hati) dan Binmas perairansampai pulau-pulau terluar berpenghuni;

e) meningkatkan patroli di wilayah perairan perbatasan Negara; f) meningkatkan koordinasi Tim Terpadu dalam penanganan

konflik sosial (konflik horizontal) maupun penanganan separatisme (konflik vertikal) dengan mengutamakan pencegahan dan memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan serta penegakkan hukum yang profesional dan proporsional;

g) penempatan personel di daerah rawan kejahatan dan kemacetan lalu lintas melalui program Batam Raya (Batara) Biru;

h) meningkatkan keamanan pada kawasan Industri perkantoran lembaga negara, perwakilan asing,pariwisata dan perbankan yang menjadi objek objek vital nasional /vital lainnya sehingga dapat menciptakan rasa aman bagi investor/pelaku usaha sehingga menumbuhkan serta mendatangkan investor lainnya dalam rangka mendukung pembangunan nasional serta melaksanakan penyekatan dan penegakan hukum terhadap demo anarkhis;

i) memperkuat perlindungan anak dan wanita dengan pemberdayaan Polwan;

Referensi

Dokumen terkait