• Tidak ada hasil yang ditemukan

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ASBUTON TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DASAR UNTUK PERKERASAN LENTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ASBUTON TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DASAR UNTUK PERKERASAN LENTUR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ASBUTON TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DASAR UNTUK PERKERASAN LENTUR

Mochamad Kurnia Yudanto1, Akhmad Marzuko2

1Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia

Email: kurniayudanto@gmail.com

2Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Islam Indonesia Email: 885110107@uii.ac.id

Abstract: Indonesia is currently carrying out infrastructure development, one of which is road

infrastructure. In general, road construction in Indonesia is built on clay. Clay is a soil whose consistency depends on water content, which will be very hard in conditions of low water content and is very soft at high water content. The inconsistent condition of clay can demage and loss to construction. This study tested the California Bearing Ratio (CBR) method to determine the CBR value of native soil and soil with asbuton mixture. CBR testing was carried out in two condition that is unsoaked CBR and soaked CBR. Soaked CBR with 4 days curing in soaked condition. The original soil mixed with additional asbuton material with a variety in addition is 0%, 3%, 5% and 8%.The results of the research that have been carried out show the soil of Dusun Jogotamu, Desa Lowano, Kecamatan Lowano, Kab. Purworejo, Yogyakarta. Has Optimum Moisture Content of 46,25%. The soil according USCS method is Organic Clay (OH) with low to high plasticity and according AASHTO method the soil included in group A-7-5 which means that the soil is clay with good to bad properties. The results of the CBR Laboratory test of original soil obtained an unsoaked CBR value is 5.82% and a soaked CBR value is 3.08% . Addition of asbuton to the soil as a stabilizing material increases the CBR value of the soil along with the percentage of asbuton added. With the addition of 8% asbuton to the soil, the unsoaked CBR value was 8,l0% and the soaked CBR value was 3.88%. From the test, the addition of 8% asbuton as clay stabilization material increased the unsoaked CBR value by 39,255% from the original soil and increased the soaked CBR value by 25.946% from the original soil CBR soaked.

Keywords: Asbuton, Soil Stabilitation, CBR, Clay

1. PENDAHULUAN

Terzaghi dan Peck (1967) menyatakan Tanah lempung merupakan agregat partikel partikel berukuran mikroskopik dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis pada kadar air sedang sampai tinggi. Dalam keadaan kering akan bersifat sangat keras, dan tidak mudah

terkelupas hanya dengan jari tangan. Selain itu, permeabilitas lempung sangat rendah. Tanah lempung merupakan salah satu tanah lunak yang memiliki sifat sangat keras pada kadar air rendah dan bersifat sangat lunak pada kondisi kadar air yang tinggi. Kadar air yang tinggi juga akan menurunkan daya dukung dan kuat geser pada tanah lempung. Kondisi yang tidak stabil ini berdampak

(2)

buruk pada konstruksi bangunan yang ada di atasnya.

Dari permasalahan yang sudah dipaparkan di atas, maka perlu dilakukan studi atau penelitian terhadap karakteristik dan sifat pada jenis tanah lempung. Sifat tanah terbagi menjadi sifat fisik dan sifat mekanik tanah. Untuk memperbaiki sifat dan karakteristik pada jenis tanah lempung ialah dengan melakukan stabilisasi tanah.

Stabilisasi tanah dapat dilakukan dengan proses mekanik dan dengan proses kimiawi. Stabilisasi tanah yang dilakukan pada Tugas Akhir ini yaitu dengan proses kimiawi. Aspal alam dari pulau Buton (Asbuton) digunakan sebagai bahan tambah (additive) untuk campuran stabilisasi pada tanah dasar (subgrade). Mineral asbuton terdiri dari batuan dasar batu kapur

(limestone) yang berasal dari endapan bintang laut. Kandungan kapur ini dapat digunakan sebagai bahan tambah (additive) pada stabilisasi tanah lempung.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. Asbuton ditambahkan dengan tanah lempung dengan variasi kadar penambahan (%) yang berbeda dan dengan variasi lama waktu peram yang berbeda serta dilakukan perendaman dengan selang waktu yang sudah ditentukan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Peninjauan pada penelitian terdahulu merupakan hal penting untuk dipahami. Referensi dari penelitian terdahulu dapat membantu menyelesaikan pengerjaan Tugas Akhir ini. Stabilisasi tanah lempung secara kimiawi menggunakan bahan kimia tambahan (additive) sebagai bahan stabilisasi sudah banyak dilakukan dengan variasi penambahan bahan tambah tertentu dan dengan waktu peram yang ber-variasi. Untuk meningkatkan karakteristik sifat fisik dan mekanik tanah lempung, dilakukan stabilisasi kimiawi dengan menambahkan bahan kimia pada tanah dengan variasi penambahan tertentu.

Contoh penelitian dahulu yang digunakan penulis sebagai acuan penelitian Tugas Akhir ini yaitu:

1. Jurnal ilmiah oleh Susanto (2009) ‘Pengaruh Stabilisasi Tanah Lempung dengan Aspal Emulsi Terhadap Penurunan Konsolidasi dan Modulus Elastisitas Tanah’. Penelitian yang membahas tentang penurunan konsolidasi dan modulus elastisitas dari tanah lempung yang distabilisasi dengan aspal emulsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan aspal emulsi terhadap konsolidasi dan modulus elastisitas tanah yang distabilisasi. 2. Jurnal ilmiah oleh Gaus dkk (2017)

‘Pengaruh Penggunan Asbuton Terhadap Tanah Lempung’. Penelitian ini membahas tentang karakteristik mikrostruktur maupun karakteristik mekanisnis tanah dasar yang ditabilisasi dengan asbuton. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (serta mengetahui kondisi morfologi asbtuon sehingga didapatkan campuran yang pas antara asbuton dengan tanah lempung.

3. Jurnal ilmiah oleh Kusnianti (2008) ‘Pemanfaatan Mineral Asbuton sebagai Bahan Stabilisasi Tanah’. Penelitian yang membahas tentang peningkatan nilai CBR dan UCS ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asbuton sebagai bahas stabilisasi tanah lempung terhadap nilai CBR dan juga terhadap nilai UCS pada tanah lempung yang distabilisasi.

4. Jurnal ilmiah oleh Widhiarto dkk (2015) ‘Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Menggunakan bahan tambah Abu- Sekam dan Kapur’. Penelitian ini membahas pengaruh penggunaan abu-sekam dan kapur terhadap nilai CBR ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai CBR akibat distabilisasi menggunakan abu-sekam dan kapur dengan variasi penambahan tertentu. 5. Jurnal ilmiah oleh Wiqoyah dkk (2016)

(3)

Kapur dengan Variasi Diameter Butiran Tanah (Studi Kasus Tanah Tanon, Sragen)’. Penelitian yang membahas penggunaan kapur dengan variasi butiran tanah tertentu terhadap nilai CBR ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan kapur terhadap peningkatan nilai CBR tanah lempung.

6. Jurnal ilmiah oleh Choirudin (2013) ‘Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Kapur’. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai CBR terhadap penambahan abu ampas tebu terhadap tanah lempung yang distabilisasi.

3. LANDASAN TEORI 3.1 Tanah

Hardiyatmo (2010) menyatakan tanah merupakan himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). Pembentukan tanah dari batuan induknya, dapat terjadi secara fisis atau kimiawi.

3.2 Aspal

Hardiyatmo (2010) menyatakan bahwa aspal adalah material hasil penyaringan minyak mentah dan merupakan hasil dari industri perminyakan. Aspal merupakan material perekat, yang berwarna cokelat gelap sampai hitam, dengan unsur pokok yang dominan adalah bitumen. Bahan dasar dari aspal merupakan hidrokarbon. Pembentukan koloid aspal bergantung pada sifat kimia dan persen dari molekul hidrokarbon, serta hubungan satu dengan yang lain.

3.3 Batas-Batas Konsistensi (Atterberg

Limit)

Batas cair merupakan kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis. Batas cair ditentukan pada pukulan ke 25 pengujian cassagrande, tanah diketukkan hingga celah sepanjang 12,7 mm berhimpit.

Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada kondisi antara daerah plastis dan semi padat, diketahui pada dimana benda uji tanah lempung dengan diameter 3,2 mm mulai retak-retak ketika dipilin-pilin menggunakan tangan Hardiyatmo (2010). Keadaan ketika kadar air berada pada kondisi semi padat dan kondisi padat disebut batas susut (shringkage limit), yang dimaksud dengan kondisi semi padat dan kondisi padat adalah presentase kadar air ketika terjadi pengurangan kadar air tetapi tidak mengakibatkan perubahan volume pada tanah.

Selisih antara nilai batas cair dengan nilai batas plastis disebut indeks plastisitas (PI). Indeks plastisitas (PI) dirumuskan dalam persamaan 1 dibawah: PI = LL-PL (1) dengan: PI = Indeks Plastisitas LL = Batas Cair PL = Batas Plastis 3.4 Pemadatan Tanah

Bowles (1991) menyatakan prosedur dinamik laboratorium yang standar biasanya disebut dengan uji proctor. Proctor mendefinisikan empat variabel pemadatan yaitu usaha pemadatan atau energi pemadatan, jenis tanah (gradasi, kohesif atau tidak kohesif, ukuran partikel dan sebagainya), kadar air, dan berat isi kering. Tujuan dilakukannya uji proktor standar adalah untuk mendapatkan kadar air optimum (OMC) dan berat volume tanah kering maksimum (d).

Hubungan berat volume kering (

d) dengan berat volume basah (

) dan kadar air (w), dijelaskan dengan persamaan 2 berikut: 𝛾𝑑 = 𝛾

(4)

3.5 Stabiliasi Tanah

Stabilisasi tanah adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengubah atau memperbaiki sifat tanah yang kurang baik menjadi tanah yang baik digunakan untuk menunjang struktur di atasnya. Stabilisasi tanah dibagi menjadi stabilisasi dengan cara mekanis dan dengan menggunakan bahan campuran (additive) yang disebut juga stabilisasi kimiawi.

3.6 Pengujian California Bearing Ratio (CBR)

CBR merupakan perbandingan beban penetrasi suatu bahan terhadap beban standar dengan kedalamn dan kecepatan penetrasi yang sama. Pengujian CBR menggunakan piston dengan ukuran penampang 3 inch dipenetrasikan kedalam benda uji yang akan dipadatkan“dengan penetrasi berkecepatan 0,05 inch/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus beban standar dan dilakukan pengukuran beban yang diperlukan untuk penetrasi.

Menghitung beban P dalam (lbs) dengan persamaan 3 sebagai berikut:

Beban P = k x dial (3)

dengan:

k = Nilai Kalibrasi (lbs) dial = Pembacaan Dial (div)

kemudian beban P digambarkan kedalam grafik hubungan beban P dan penetrasi. Pada beberapa keadaan permulaan kurva beban berbentuk cekung dikarenakan kurang ratanya pemadatan atau beberapa faktor lainnya. Pada keadaan ini perlu adanya koreksi pada titik nol ketika pembacaan data. Setelah membuat grafik kemudian menghitung harga CBR dengan membagi masing-masing beban dengan beban standar CBR pada penetrasi 0,1 dengan beban standar 70,31 kg (1000 psi), penetrasi 0,2 dengan beban standar 105,47 kg (1500 psi) kemudian dikalikan dengan 100%. Biasanya nilai CBR yang diambil adalah nilai CBR penetrasi 0,1 inch. Apabila terjadi koreksi grafis, maka beban yang digunakan adalah

beban terkoreksi pada 2,54 mm (0,1 inch) dan 5,08 mm (0,2 inch).

3.7 Persyaratan CBR tanah dasar Pada kegiatan konstruksi, untuk dapat melaksanakan pemadatan yang benar pada setiap lapis pekerasan, maka sangat penting untuk mengendalikan kadar air tanah dasar menggunakan sistem drainase, pelapisan bahu jalan, dan geometri jalan. Berdasarkan dari uraian diatas Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 menyatakan CBR minimum yang dapat digunakan sebagai CBR tanah dasar (subgrade) jalan adalah 6%.

4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Pengujian Penelitian

Penelitian akan diawali dengan menyiapkan bahan, pengujian bahan, pengolahan benda yang akan diuji. Pengujian penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia jalan Kaliurang Km. 14,5 Umbulmartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

4.2 Jenis Pengujian dan Jumlah Sampel

Penelitian ini bertujuan untuk mencari presentase campuran optimum (kondisi tanah asli ditambah dengan asbuton) dengan presentase campuran sebagai berikut. 1. Tanah asli (disturbed)

2. Tanah asli + Asbuton 3% 3. Tanah asli + Asbuton 5% 4. Tanah asli + Asbuton 8%

Pengujian CBR dilakukan pada dua kondisi, kondisi pertama yaitu keadaan tak terendam (unsoaked) dan kondisi kedua yaitu CBR rendaman (soaked) dengan merendam sampel tanah dalam air selama 4 hari.

(5)

4.3 Bagan Alir Penelitian

Diagram alir (flow chart) penelitian Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.

5. HASIL PENELITIAN

Berikut merupakan rekapitulasi hasil pengujian sifat fisik tanah yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli

No Nama Pengujian Hasil Satuan

1 Kadar air 20,570 % 2 Berat volume 1,224 gr/cm3 3 Berat Jenis 2,582 4 Batas-batas Atterberg  Batas cair (LL) 77,250 %  Batas plastis (PL) 55,787 %  Indeks plastisitas (IP=LL-PL) 21,463 %  Batas susut 2,613 % 5 Grain Analysis  %Lolos saringan no.200 86,265 %  Kerikil 0,000 %  Pasir 13,735 %  Lanau 22,297 %  Lempung 63,967 % 6

Uji proktor standar

kadar air optimum 46,250 % berat volume tanah

kering maksimum 1,172 gr/cm3

5.1 Pengujian Batas Cair Tanah Asli Dari pengujian laboratorium yang telah dilakukan didapatkan grafik hasil uji batas cair seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3. Mulai

Pengambilan sampel tanah dan bahan stabilisasi

(Asbuton)

Pada Tanah Asli :

1. Uji sifat fisik tanah, 2. Uji proktor standar,

dan 3. Uji CBR. Pembuatan Benda Uji Tanah Asli Tanah + Asbuton 3% Tanah + Asbuton 5% Tanah + Asbuton 8% CBR Soaked CBR Unsoaked Analisis Data Pembahasan Selesai

Mengumpulkan referensi dan mempelajari tentang tanah dan bahan

stabilisasi yang akan digunakan

Penarikan Kesimpulan 76,5 76,5 25 50 60 70 80 90 100 10 100 K ada r A ir , w %

Jumlah Pukulan (N) Skala Log

77,5 77,5 25 50 60 70 80 90 100 10 100 K ada r A ir , w %

Jumlah Pukulan (N) Skala Log

Gambar 1 Flow Chart Penelitian Gambar 3 Uji Batas Cair Sampel Dua Gambar 2 Uji Batas Cair Sampel Satu

(6)

Berdasarkan kedua grafik hasil pengujian batas cair diatas didapatkan nilai batas cair tanah asli sampel satu sebesar 77% dan sampel dua sebesar 77,5% sehingga nilai batas cair rata-rata sampel satu dan sampel dua sebesar 77,25%.

5.2 Uji Proktor Standar

Hasil pengujian proktor standar ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4 Hasil Uji Proktor Standar Sampel Satu

Berdasarkan hasil pengujian proktor standar pada kedua sampel diatas didapatkan nilai kadar air optimum (w%) (OMC) dan berat volume tanah kering maksimum d maksimum sampel satu berturut-turut sebesar 46,50% dan 1,16 gr/cm3 sedangkan

untuk sampel dua sebesar 46,00% dan 1,183 gr/cm3.

5.3 Pengujian CBR

Hasil pengujian CBR unsoaked ditunjukkan pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Harga CBR penetrasi 0,1 inch dan CBR penetrasi 0,2 inch dapat dicari dengan persamaan berikut.

𝐶𝐵𝑅 0,1" = 173

3 × 1000× 100% = 5,767% 𝐶𝐵𝑅 0,2" = 248

3 × 1500× 100% = 5,511%

Gambar 7 Grafik CBR Tanah Asli Tanpa Rendaman (Unsoaked) Sampel Dua

Harga CBR penetrasi 0,1 inch dan CBR penetrasi 0,2 inch dapat dicari dengan persamaan berikut. 1,161 0,950 1,000 1,050 1,100 1,150 1,200 15,000 25,000 35,000 45,000 55,000 B er at Vol u m e K er in g , γd (g r/cm 3) Kadar Air, w (%) 176 235 0 50 100 150 200 250 300 350 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 B eba n ( L bs ) Penetrasi (inchi) 1,183 1,000 1,050 1,100 1,150 1,200 18,000 28,000 38,000 48,000 58,000 B er at Vol u m e K er in g , γd (g r/cm 3) Kadar Air, w (%)

Gambar 5 Hasil Uji Proktor Standar Sampel Satu 173 248 0 50 100 150 200 250 300 350 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 B eba n ( L bs ) Penetrasi (inchi)

Gambar 6 Grafik CBR Tanah Asli Tanpa Rendaman (Unsoaked) Sampel Satu

(7)

𝐶𝐵𝑅 0,1" = 176

3 × 1000× 100% = 5,867% 𝐶𝐵𝑅 0,2" = 235

3 × 1500× 100% = 5,222% Rekapitulasi hasil pengujian CBR unsoaked semua sampel tanah dipaparkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengujian CBR Tanpa Rendaman (Unsoaked)

No Kadar asbuton Nilai CBR CBR rata-rata 1 3% 5,67 5,83 6,00 2 5% 7,00 7,17 7,33 3 8% 7,53 8,10 8,67 10 0% 5,77 5,82 5,87

Dari grafik di atas menunjukkan terjadinya peningkatan CBR seiring dengan peningkatan campuran asbuton yang digunakan. Pada penambahan campuran asbuton 3% terjadi peningkatan nilai CBR menjadi sebesar 5,83%, nilai CBR meningkat pada kadar asbuton 5% menjadi 7,17%, kemudian terus meningkat pada kadar asbuton 8% dengan nilai CBR sebesar 8,10%, dari pengujian tersebut penambahan asbuton 8% dapat meningkatkan nilai CBR sebesar 39,255% dari nilai CBR tanah asli. Hal ini menunjukkan penambahan campuran asbuton pada campuran tanah dapat meningkatkan nilai CBR.

Hasil pengujian CBR soaked dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 9Grafik CBR Tanah Asli Rendaman (soaked) Sampel Satu

Harga CBR penetrasi 0,1 inch dan CBR penetrasi 0,2 inch dapat dicari dengan persamaan berikut.

𝐶𝐵𝑅 0,1" = 93

3 × 1000× 100% = 3,1%

𝐶𝐵𝑅 0,2" = 135

3 × 1500× 100% = 3%

Gambar 10Grafik CBR Tanah Asli Rendaman (soaked) Sampel Dua

Harga CBR penetrasi 0,1 inch dan CBR penetrasi 0,2 inch dapat dicari dengan persamaan berikut. 93 135 0 50 100 150 200 250 0,0 0,2 0,4 0,6 B eba n ( L bs ) Penetrasi (inchi) 92 134 0 50 100 150 200 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 B eba n ( L bs ) Penetrasi (inchi)

Gambar 8 Grafik Pengujian CBR Tanpa Rendaman (Unsoaked) 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Ni la i C B R ( % )

(8)

𝐶𝐵𝑅 0,1" = 92

3 × 1000× 100% = 3,067% 𝐶𝐵𝑅 0,2" = 134

3 × 1500× 100% = 2,978% Rekapitulasi hasil pengujian CBR soaked semua sampel tanah dipaparkan pada Tabel 3 dan Gambar 11.

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengujian CBR Rendaman (Soaked) No Kadar asbuton Waku Peram (hari) Nilai CBR CBR rata-rata 1 3% 4 3,57 3,47 3,37 2 5% 4 4,00 3,67 3,33 3 8% 4 3,83 3,88 3,93 4 0% 4 3,10 3,08 3,07

Berdasarkan hasil pengujian CBR soaked tersebut terjadi peningkatan nilai CBR pada variasi penambahan kadar asbuton 8% sebesar 3,88% dari nilai CBR tanah asli sebesar 3,08% hal ini menunjukkan penambahan kadar asbuton dapat memperbaiki nilai CBR tanah asli rendaman sebesar 25,946%. Dari hasil pengujian CBR soaked didapat kan nilai CBR soaked tertinggi sebesar 3,88%, hal ini tentunya belum memenuhi standar minimum CBR soaked yang ditentukan ‘Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013’ yaitu sebesar 6%. Berdasarkan Tabel 3.7, tanah tersebut masuk kedalam ‘kelas

kekuatan tanah dasar’ SG3, diperlukan perbaikan tanah dasar meliputi bahan stabilisasi dengan kapur atau timbunan pilihan dengan pemadatan berlapis < 200 mm tebal lepas

6. KESIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian stabilisasi tanah yang distabilisasi menggunakan asbuton pada sampel tanah Dusun Jogotamu, Desa Lowano, Kecamatan Lowano, Kab. Purworejo, Yogyakarta, yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan klasifikasi AASHTO tanah lempung yang berasal dari Dusun Jogotamu, Desa Lowano, Kecamatan Lowano, Kab. Purworejo, Yogyakarta termasuk kedalam kelompok A-7-5 yang berjenis tanah lempung dengan sifat sedang sampai buruk. Menurut sistem klasifikasi USCS tanah pada Dusun Jogotamu, Desa Lowano, Kecamatan Lowano, Kab. Purworejo, Yogyakarta termasuk jenis lempung organik dengan plastisitas rendah sampai tinggi (OH). 2. Pada penambahan kadar asbuton 8%

pada tanah asli meningkatkan nilai CBR unsoaked sebesar 39,255% dari nilai CBR tanah asli. Pada kondisi rendaman (soaked) penambahan 8% asbuton pada tanah asli meningkatkan nilai CBR soaked sebesar 25,946%. Nilai CBR soaked tertinggi pada penelitian ini adalah sebesar 3,88% pada tanah yang ditambah 8% asbuton berdasarkan ‘Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013’ nilai CBR soaked hasil pengujian tersebut masih dibawah standar minimum CBR soaked yang ditentukan yaitu sebesar 6%.

7. SARAN

Adapun saran yang dapat peneliti berikan untuk penyempurnaan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini hanya hanya meninjau nilai CBR tanah setelah distabilisasi

1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Ni la i C B R ( % )

Persen Penambahan Asbuton

Gambar 11 Grafik Pengujian CBR Rendaman (Soaked)

(9)

menggunakan asbuton, maka perlu dilakukan pengujian mekanis tanah lainnya, seperti uji triaxial dan uji geser langsung serta uji konsolidasi tanah. 2. Untuk peneliti selanjutnya dapat

menambah presentase penambahan asbuton yang lebih besar. Dapat juga dengan menambah variasi bahan tambah lain sebagai variabel bebas dengan presentase penambahan yang berbeda untuk mendapatkan daya dukung tanah yang lebih besar.

3. Penelitian stabilisasi tanah dengan bahan tambah asbuton selanjutnya dapat menggunakan tanah jenis lain seperti tanah lempung ekspansif dan tanah gambut.

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Jakarta. Edisi Kedua. Erlangga.

Choirudin, J. 2013. Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur. Jurnal Teknik Sipil. (in press). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013.

Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013. Penerbit Bina Marga. Jakarta.

Gaus, A, Togubu, dan J. Darwis,M.. 2017. Pengaruh Penggunaan Asbuton Terhadap Tanah Lempung. Jurnal Sipil sains.Vol.VII No.14:55-62. Maluku Utara.

Hardiyatmo, H.C. 2010. Mekanika Tanah 1. Gadjah Mada Univesity Press. Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C. 2010. Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Kusniati, N. 2008. Pemanfaatan Mineral Asbuton Sebagai Bahan Stabilisasi

Tanah. Jurnal Teknik Sipil. 2-21. Bandung.

Susanto, A. 2009. Pengaruh Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Aspal Emulsi Terhadap Penurunan Konsolidasi dan Modulus Elastisitas Tanah. Konfrensi Nasional Teknik Sipil 3 (Konteks 3).79-86. Solo.

Terzaghi dan Peck, R.B. 1967. Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa. Terjemahan oleh Witjaksono, B. dan Krisna,B,R. 1987.Penerbit Erlangga. Jakarta.

Widhiarto, H, Matulessy, A., dan Andriawan, H,A.. 2015. Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Menggunakan Campuran Abu-Sekam dan Kapur. Jurnal Pengabdian LPPM UNTAG Surabaya.Vol. I No.2: 135-140. Surabaya.

Wiqoyah, Q, Murdani, U.W., dan Budi, A. 2016. Nilai Kuat Dukung Tanah Lempung Dengan Variasi Diameter Butiran Tanah (Studi Kasus Tanah Tanon, Sragen).Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016.257-263.Surakarta.

Gambar

Diagram  alir  (flow  chart)  penelitian  Tugas  Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 7 Grafik CBR Tanah Asli Tanpa  Rendaman (Unsoaked) Sampel Dua
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengujian CBR  Tanpa Rendaman (Unsoaked)

Referensi

Dokumen terkait

dengan keputusan LPSK. Pengajuan permohonan restitusi dapat dilakukan sebelum atau setelah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap melalui

Suatu penelitian yang tidak lain dan tidak bukan, dibuat dalam rangka mencari dan menemukan kaedah dan asas-asas atau prinsip-prinsip hukum yang mengatur mengenai penyelesaian

Dengan adanya hasil penelitian ini bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan pelanggan tiket garuda di Pt.Totogasono

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk fraksi n-heksan terhadap jamur Candida albicans dikategorikan memiliki daya hambat yang

Job involvement dianggap sebagai faktor kunci yang memberi pengaruh terhadap keberhasilan seorang individu dalam organisasi, karena job involvement dapat

Dengan jalan mengontrol lembaga-lembaga keuangan internasional yang mendesain kebijakan pemulihan ekonomi pasca krisis di sejumlah kawasan, Amerika Serikat mengendalikan

Sementara itu, siswa SMA mengalami kerancuan konsep teks laporan hasil observasi, sehingga konsep dan struktur teks pada Kurikulum 2013 mudah dilupakan, (2) materi struktur teks

Penelitian ini berjudul Kontekstualisasi Kebijakan Pengembangan Koleksi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna : Studi kasus di perpustakaan Univeristas Islam Negeri