• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca PT. ASABI, Sentul Rest Area Jalan Tol Jagorawi Km 35 Desa Kedungmangu Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Analisis stomata dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Analisis media tanam dilakukan di Laboratorium Analisis Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2007.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan adalah tanaman S.trifasciata ’Lime Streaker’ tinggi 25-30 cm dan memiliki 3-5 daun. Filter cahaya yang digunakan adalah plastik selektif film, paranet 55%, plastik transparan biasa dan larutan CuSO4 2.5%. Media tanam yang digunakan adalah pasir, arang sekam, pakis, dan

limbah tembakau. Alat yang digunakan luxmeter, hygro-termometer, pot plastik diameter 15 cm, gelas preparat, alat-alat pertanian, dan alat penunjang lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (split plot) dengan rancangan lingkungan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) yang terdiri atas dua faktor yaitu petak utama dan anak petak. Petak utama (P) merupakan perlakuan bangunan filter yang terdiri dari berbagai penutup (covering) yaitu menggunakan plastik selektif film (P1), paranet 55% (P2), plastik transparan (P3), dan filter CuSO4 2.5% (P4). Perlakuan berbagai komposisi media

tanam (A) sebagai anak petak dengan 3 taraf perlakuan, yaitu limbah tembakau : pasir = 1:3 (A1), pasir : arang sekam : pakis = 2 : 1 : 1 (A2), pasir = 1 (A3).

Pada penelitian ini, perlakuan yang lebih diutamakan yaitu pengaruh filter cahaya. Namun, penulis mengalami kesulitan untuk menempatkan filter cahaya sebagai anak petak. Kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk membangun

(2)

berbagai filter cahaya dengan ukuran kecil dan dalam jumlah banyak (3 buah bangunan untuk setiap perlakuan filter cahaya). Oleh karena itu, penulis memodifikasi rancangan dengan cara menempatkan filter cahaya sebagai petak utama dan komposisi media tanam sebagai anak petak.

Penelitian terdiri dari empat petak utama dan tiga anak petak sehingga terdapat 12 kombinasi. Setiap kombinasi diulang sebanyak lima kali dan setiap ulangan terdiri dari satu pot sehingga terdapat 60 satuan percobaan. Tata Letak Percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Data dianalisis dengan uji F. Jika hasil uji F berpengaruh nyata, maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Tukey pada taraf 5%.

Model aditif linier percobaan adalah sebagai berikut: Yijk = µ + τi + βj + γk + αik + (τβ)ij + εijk

Yijk : Nilai pengamatan pada perlakuan filter cahaya ke i, komposisi media

tanam ke j dan ulangan ke k µ : Nilai rataan umum

τi : Pengaruh utama perlakuan filter cahaya ke i

βj : Pengaruh komposisi media ke j

γk : Pengaruh ulangan ke k

αik : Komponen acak dari petak utamayang menyebar normal.

(τβ)ij : Pengaruh interaksidari filter cahaya dan komposisi media

εijk : Pengaruh galat percobaan filter cahaya ke i, komposisi media tanam ke j

pada ulangan ke k i = 1, 2, 3, 4

j = 1, 2, 3 k= 1, 2, 3, 4, 5

Pelaksanaan Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: Persiapan bangunan filter cahaya

Persiapan filter cahaya yang dilakukan meliputi pembuatan dan penataan. Bangunan filter cahaya terdiri dari empat buah untuk masing-masing perlakuan, yaitu bangunan dengan atap (covering) plastik selektif film, paranet 55%, plastik

(3)

transparan biasa, dan bangunan yang beratap aquarium kaca yang berisi larutan CuSO4 2.5%. Tinggi larutan CuSO4 2.5% pada aquarium kaca adalah 0.8 cm. Di

atas aquarium kaca tersebut ditutupi oleh selembar kaca dengan tujuan untuk menghindari terjadinya penguapan dan masuknya air hujan. Keempat bangunan filter cahaya tersebut diletakkan berdekatan dalam satu area. Gambar berbagai filter cahaya dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Berbagai Bangunan Filter Cahaya yang Digunakan dalam Penelitian

Keterangan: Tanda menunjukkan filter cahaya digunakan sebagai penutup (covering)

Pemilihan penggunaan plastik selektif film dan larutan CuSO4 sebagai

filter cahaya didasarkan pada kemampuannya untuk meningkatkan rasio penerimaan cahaya R/FR sedangkan paranet 55% dan plastik transparan digunakan sebagai pembanding.

Persiapan bahan tanaman dan media tanam

Tanaman S.trifasciata ’Lime Streaker’ yang memiliki kondisi seragam diperoleh dengan cara membelinya dari nurseri tanaman hias di wilayah Bogor. Kondisi seragam ini meliputi umur, tinggi, dan jumlah daun tanaman yang sama.

(4)

Media tanam limbah tembakau diperoleh dari pabrik rokok PT. Sampoerna di Jawa Timur, sedangkan pasir, pakis dan arang sekam diperoleh dari toko pertanian ‘Tani Jaya’ Bogor. Limbah tembakau yang digunakan merupakan limbah yang berasal dari pabrik rokok PT Sampoerna yang berupa selats. Sebelum penelitian dimulai, limbah tembakau ini dikomposkan terlebih dahulu menggunakan EM4 selama satu bulan. Namun sebelumnya limbah tembakau ini telah dikomposkan terlebih dahulu di PT Sampoerna sebelum dikirimkan ke penulis. Media tanam dipersiapkan sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar

berbagai komposisi media tanam yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Berbagai Komposisi Media Tanam yang Digunakan dalam Penelitian Pemilihan penggunaan limbah tembakau sebagai komponen media tanam dalam penelitian ini didasarkan karena adanya kerjasama dari tim penulis dengan PT Sampoerna untuk membantu mengurangi volume limbah tembakau di PT Sampoerna. Harapan selanjutnya, limbah tembakau ini dapat digunakan sebagai kompos dan dapat diaplikasikan pada tanaman.

Komposisi media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah tembakau : pasir = 1 : 3, pasir : arang sekam : pakis = 2 : 1 : 1, pasir = 1. Sebelum menggunakan media tanam limbah tembakau : pasir = 1 : 3, penulis telah menggunakan media tanam limbah tembakau : pasir = 1 : 1. Namun tanaman S.trifasciata ’Lime Streaker’ yang ditanam pada media limbah tembakau : pasir = 1 : 1 mengalami kebusukan sehingga penulis akhirnya menggunakan media tanam limbah tembakau : pasir = 1 : 3. Pemilihan penggunaan media tanam pasir : arang sekam : pakis = 2 : 1 : 1 didasarkan pada Lingga (2005). Pemilihan penggunaan

A2: pasir : arang sekam : pakis = 2 : 1 : 1 A1: Limbah tembakau :

(5)

media tanam pasir = 1 didasarkan pada habitat asli Sansevieria yang berasal dari gurun (Henley et al., 2006).

Penanaman bahan tanaman dan pemeliharaan

Setelah semua bahan tanaman dan media telah siap, maka selanjutnya tanaman ditanam sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Kemudian tanaman dipindah ke setiap bangunan filter cahaya. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan dengan volume 250ml/tanaman. Pengendalian gulma dilakukan secara manual menggunakan sabit. Pemupukan menggunakan pupuk daun Growmore (NPK 20:20:20) dosis 2.5g/L dengan volume 7 ml/tanaman. Pemupukan ini dilakukan pada sore hari pada saat stomata S.trifasciata ’Lime Streaker’ membuka dan dilakukan setiap minggu. Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk langsung ke daun tanaman.

Pengamatan

Data di peroleh dari pengamatan dan pengukuran baik yang dilakukan di laboratorium maupun lapangan menggunakan metode-metode yang telah ditentukan. Berikut ini adalah peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu : 1. Tinggi tanaman induk

Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan setiap minggu dari 1-14 Minggu Setelah Aplikasi (MSA). Peubah ini diukur dari satu centimeter di atas permukaan media tanam hingga ujung daun terpanjang. Pada pengolahan data tinggi tanaman induk digunakan pertambahan tinggi tanaman.

2. Lebar daun tanaman induk

Pengamatan lebar daun dilakukan setiap minggu dari 1-14 MSA. Lebar daun yang dihitung merupakan lebar daun tanaman S.trifasciata ’Lime Streaker’ pada bagian atas, tengah, dan bawah. Setiap bagian lebar daun pada atas, tengah, dan bawah yang diamati diberi tanda garis.

(6)

3. Jumlah daun per roset tanaman induk

Pengamatan terhadap jumlah daun per roset dilakukan setiap minggu selama 14 MSA. Jumlah daun per roset diperoleh dengan menghitung semua daun yang sudah terbuka penuh.

4. Jumlah tunas baru

Jumlah tunas baru diperoleh dengan menghitung semua tunas baru yang sudah muncul di atas permukaan media tanam. Pengamatan terhadap peubah ini dilakukan setiap minggu sejak munculnya tunas baru. Waktu muncul tunas baru pada setiap tanaman induk berbeda-beda.

5. Jumlah stomata dan perilaku stomata.

Pengamatan stomata dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian yaitu pada 3 MSA. Perilaku stomata diamati pada pukul 09.00 WIB dan pukul 17.00 WIB. Tanaman penelitian berada di Sentul, Bogor namun Laboratorium Ekofisiologi yang merupakan tempat untuk meneliti jumlah dan perilaku stomata berada di Darmaga Bogor. Oleh karena itu diperlukan metode tertentu untuk mengamati stomata ini sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Secara lebih jelas, metode pengamatan jumlah dan perilaku stomata disajikan pada Lampiran 2.

Pengamatan jumlah dan perilaku stomata diamati keesokan harinya setelah dilakukan pengambilan contoh. Pengamatan jumlah dan perilaku stomata dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 20 kali dengan luas bidang pandang 0.6174 mm2.

6. Warna Daun

Peubah warna daun diukar secara visual dengan cara melihat kecerahan dan kekontrasan warna daun S. trifasciata ’Lime Streaker’. Tanaman difoto pada akhir pengamatan dengan intensitas cahaya, hari dan kamera yang sama. 7. Kekompakan Tanaman

Kekompakan tanaman S.trifasciata ’Lime Streaker’ diamati dengan cara menyusun kriteria kekompakan tanaman terlebih dahulu seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Kekompakan di tentukan pada akhir pengamatan (14 MSA). Berdasarkan kriteria tersebut dapat ditentukan kekompakan tanaman S.trifasciata ’Lime Streaker’ yang diteliti. Tanaman kompak yang

(7)

dikehendaki adalah tanaman yang pendek, berdaun lebar, memiliki jumlah daun dan tunas baru yang banyak. Tinggi tanaman harus sesuai dengan lebar pot. Kriteria ini didasarkan pada survei di nurseri tanaman hias dan komunikasi pribadi antara penulis, penjual tanaman hias, maupun para konsumen.

4 3 2 1

Gambar 7. Kriteria Kekompakan Tanaman S.trifasciata ‘Lime Streaker’ Keterangan:

4 = Sangat kompak. Tanaman memiliki tinggi 1.5-2 kali diameter pot atau 22.5-30 cm, tanaman padat dan memiliki tajuk rapi, tertata dan tidak menyebar, memiliki jumlah daun minimal 5 lembar, lebar daun 5-6 cm

3 = Kompak. Tanaman memiliki tinggi kurang 1.5-2 kali diameter pot atau 22.5-30 cm, tanaman padat dan memiliki tajuk rapi, tertata dan tidak menyebar, memiliki jumlah daun 4-5 lembar, lebar daun 4-5 cm

2 = Agak kompak. Tanaman memiliki tinggi kurang atau lebih dari 1.5-2 kali diameter pot atau kurang atau lebih dari 22.5-30 cm, tanaman kurang padat dan memiliki tajuk agak rapi, tertata dan sedikit menyebar, memiliki jumlah daun minimal 4-5 lembar, lebar daun 3-4 cm

1 = Kurang kompak. Tanaman memiliki tinggi kurang atau lebih dari 1.5-2 kali diameter pot atau kurang atau lebih dari 22.5-30 cm, tanaman kurang padat dan memiliki tajuk kurang rapi, kurang tertata dan menyebar, memiliki jumlah daun kurang dari 3 lembar, lebar daun 4 cm

Selama penelitian berlangsung, kelembaban relatif, suhu dan intensitas cahaya matahari yang diterima di dalam bangunan filter cahaya diukur.

(8)

Kelembaban relatif dan suhu diukur dengan menggunakan hygro-termometer setiap hari selama penelitian berlangsung. Kelembapan relatif dan suhu diukur diukur satu kali dalam sehari yaitu pada rentang pukul 12.00-13.00 di setiap bangunan filter. Intensitas cahaya matahari diukur dengan luxmeter. Pengukuran intensitas cahaya matahari dilakukan satu kali selama penelitian berlangsung yaitu pada saat hari cerah (siang hari) di setiap bangunan filter dan ruangan terbuka.

Gambar

Gambar 5. Berbagai Bangunan Filter Cahaya yang Digunakan dalam Penelitian
Gambar 7. Kriteria Kekompakan Tanaman S.trifasciata ‘Lime Streaker’

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dakwah Muhammadiyah di Kabupaten Demak dengan mengedepankan ajaran Islam sesuai dengan al-Qur’an yang dilakukan melalui pengajian-pengajian secara umum di

Adalah layanan yang memungkinkan pengguna melakukan komunikasi telepon dengan pengguna lain melalui internet. Dalam hal ini kita juga mengenal Internet Telephony

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Salmi pada tahun 2006 tentang pemeriksaan teh telur menghasilkan bahwa semua sampel

Sebuah digraph D dan 2-digraph D dengan n vertex dapat dinyatakan oleh matriks, yang entri dari matriks tersebut adalah bilangan 1 atau 0, matriks yang demikian disebut sebagai

1) Bagi penulis, mengembangkan pengetahuan penulis dalam menganalisis profitabilitas dan opini audit yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2) Bagi

Kinerja BPR selama triwulan III-2009 secara umum jika dibandingkan baik dengan periode yang sama tahun lalu dan triwulan sebelumnya mengalami peningkatan tercermin

 Abu „Amru isqat hamzah pertama apabila dua hamzah qato’ yang sama baris dalam 2 kalimah samada fathah, kasrah atau dhommah..  Huruf hamzah pertama fathah dan hamzah

1) Media ajar interaktif berbasis komputer pokok bahasan segitiga di Sekolah Menengah Pertama yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid. Valid terlihat dari hasil