• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPERATION SUNRISE SABTU, 16 APRIL 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPERATION SUNRISE SABTU, 16 APRIL 2016"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

KEIKUTSERTAAN

AIRSOFT DYNAMIC MILSIM

KETENTUAN YANG DIJELASKAN DALAM PANDUAN INI BERSIFAT BAKU DAN MENGIKAT. APABILA ADA PERUBAHAN-PERUBAHAN SEBELUM PELAKSANAAN ACARA, MAKA PANITIA AKAN

MEMBERIKAN INFORMASI TERSEBUT SECARA RESMI.

DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN KEPUTUSAN TERTINGGI BERADA DI TANGAN TACTICAL OPERATION COMMAND (T.O.C) DAN TIDAK BISA DIGANGGU-GUGAT

OPERATION SUNRISE

SABTU, 16 APRIL 2016

LOKASI:

LIDO LAKE RESORT

KABUPATEN BOGOR

JAWA BARAT

PERINGATAN:

INI MILSIM BUKAN SKIRMISH BIASA SIAPKAN MINDSET ANDA UNTUK

MERASAKAN SENSASI MILSIM BUKAN SEKEDAR TEMBAK-TEMBAKAN

(2)

PENDAHULUAN

Military Simulation (Milsim) atau lebih dikenal dengan istilah WARGAME merupakan suatu kegiatan dalam mempraktekan suatu teori/skenario (simulasi) pertempuran militer tanpa menimbulkan korban. Terminologi Milsim dalam dunia kemiliteran lebih dikenal sebagai kegiatan pelatihan untuk mempersiapkan pasukan menghadapi suatu skenario pertempuran yang sebenarnya.

Berbeda dalam dunia olahraga airsoft, konsep yang dikembangkan oleh PORGASI sebagai Dynamic Airsoft Milsim, di tekankan pada pembentukan suatu ruang dinamika pencapaian sasaran dan strategi permainan bernuansa militer. Walaupun tetap menggunakan panduan-panduan teori dan terminologi dalam kemiliteran, pada tingkat implementasinya tetap disesuaikan dengan karakter olahraga Airsoft itu sendiri yang memiliki keterbatasan-keterbatasan tujuan, sarana dan prasarana. Sehingga lebih dititik beratkan pada konstruksi imajinasi (virtual game) untuk menghasilkan sensasi militeristik dalam ruang lingkup olahraga rekreasi untuk pendidikan dan kesenangan.

Selain dampak tembakan yang bertolak belakang antara airsoftgun dan senjata api yang digunakan militer dalam suatu "pertempuran". Perbedaan lain yang mendasar dalam implementasi Milsim dalam dunia Militer dan Airsoft adalah Dimensi Ruang/Jarak, yang disebut sebagai: DIMENSI 3:30. Artinya: ruang pergerakan dalam dunia Airsoft ditentukan pada jarak 30 meter sementara dalam dunia Militer ditentukan pada jarak 300 meter. perbedaan rasio ini memberikan dampak signifikan dalam mengimplementasikan parameter-parameter taktis-strategis dalam Airsoft Dynamic Milsim.

Airsoft Dynamic Milsim juga memberikan parameter pembatasan sekaligus kesinambungan, seperti pembatasan supply BB, VIP Elimination, Spy Ops, Operasi Kavaleri, sistem Medik (re-aktivasi pemain) dll. untuk membentuk "ruang gap" dalam mengkondisikan nilai - nilai peluang dan ancaman yang membentuk tantangan-tantangan taktis-strategis bagi permainan. Misalnya: • Keterbatasan supply BB, dimaksudkan untuk mendorong pemain untuk mengelola

prioritas sumber daya dalam melakukan pilihan-pilihan taktis, sehingga lebih terdorong untuk melakukan pergerakan-pergerakan taktis yang dinamis daripada hanya membentuk gelombang tekanan tembakan beruntun (otomatis) ala airsoftgun untuk memberi tekanan kepada pihak lawan.

• VIP Elimination dan SPY OPS adalah bentuk strategi permainan yang bertujuan mencapai sasaran dengan pemanfaatan sumber daya yang lebih sedikit. Salah satu operasi yang bisa dilakukan dalam skema VIP Elimination & Clandestine Ops antara lain: Misi Sniper atau penyusupan mendekat ke arah sasaran tanpa terdeteksi dan mengeliminasi sasaran khusus sesuai aturan yang ditetapkan. contohnya: untuk bisa mendekati Komandan Peleton dalam jarak tembak efektif, seorang operator ditugaskan melakukan misi infiltrasi dengan taktik penyamaran. sehingga keamanan base/lokasi target VIP menjadi lengah atau tidak mampu mendeteksi kehadiran operator tersebut pada saat mendekat dan mengeliminasi target.

(3)

Airsoft Dynamic Milsim juga menitik-beratkan pada suatu pergerakan kelompok-kelompok yang berjenjang dalam mencapai tujuannya bukan suatu tindakan-tindakan individualistik yang cenderung bias tujuan. Sehingga karakteristik dinamika pergerakan individu dan kelompok diatur berdasarkan rantai komando (chain of command) seperti halnya dunia militer. Hal tersebut juga bermaksud untuk memberikan suatu kondisi edukasional bagi para peserta dalam mengelola informasi, komunikasi dan kesadaran atas skala tujuan (the greater good). Sehingga sering kali pada tingkatan komando/pimpinan dalam mengelola sumber dayanya perlu melaksanakan perhitungan-perhitungan kritis dengan membentuk prioritas tingkat kerugian berbanding lurus dengan pencapaian tujuan. Dinamika ego individual dan kelompok dalam situasi ini ditantang untuk berkompromi terhadap situasi yang di hadapi dengan kepentingan komando operasi diatasnya yang mungkin memiliki perhitungan-perhitungan lain yang tidak disadari oleh operator lapangan.

Airsoft Dynamic Milsim, tidak lagi bisa dianggap sebagai Wargame yang menggunakan sarana Airsoft untuk sekedar menembak lawan sebagai spektrum utama permainan. Tetapi didesain untuk melibatkan variasi-variasi situasional dalam dinamika yang lebih rumit. Suatu ruang sensasi yang menuntut peningkatan kesadaran indera-indera tubuh, daya pikir dan pengelolaan emosi untuk mencapai titik kenikmatan dan kepuasan yang lebih mendalam. Tetapi juga jangan lupa, Airsoft Dynamic Milsim bukan suatu kegiatan pelatihan militer, karena tidak bertujuan untuk menjadikan individu memiliki kemampuan militer tetapi hanya pada batas menjadikan seorang individu memiliki kesadaran pengetahuan edukatif ala militer yang pada akhirnya diharapkan membentuk suatu nilai-nilai kesadaran dan apresiasi atas konsep bermasyarakat (civilization), berbangsa (nationality) dan bernegara (citizenship). Dan yang paling penting adalah semangat Persaudaraan antar penggiat airsoft dan kepuasan berolah-raga dan bermain. Its All about FUN & FRIENDSHIP that make people RESPECTABLE.

(4)

CODE OF CONDUCT (CoC) KODE ETIK AIRSOFTER INDONESIA

PERSATUAN OLAHRAGA AIRSOFT SELURUH INDONESIA

1. Nilai Filosofis

a. Airsofter Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai anti-kekerasan sebagai dasar filosofis pemanfaatan airsoftgun.

b. Airsofter Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan toleransi antara sesama airsofter baik dalam kegiatan olahraga airsoft dan kehidupan sehari-hari.

c. Airsofter Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai keceriaan, kejujuran dan keselamatan (fun, fair & safety) dalam menggunakan airsoftgun dan melakukan kegiatan olahraga airsoft.

d. Airsofter Indonesia menjunjung tinggi nilai tanggung jawab dan disiplin dalam melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan oleh Organisasi, Negara dan Komunitas International.

e. Airsofter Indonesia bangga sebagai Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Nilai Kesadaran

a. Airsofter Indonesia dengan sadar dan bertanggung jawab menggunakan penanda Orange Tip (OT) untuk Airsoftgun sebagai indikator kepatuhan, keselamatan dan keamanan dalam memanfaatkan airsoftgun.

b. Airsofter Indonesia dengan sadar dan bertanggung jawab menggunakan airsoftgun hanya untuk ruang lingkup kegiatan Olahraga dan Pendidikan.

c. Airsofter Indonesia dengan sadar dan bertanggung jawab memperlakukan dan menggunakan airsoftgun sesuai dengan peraturan keselamatan dan keamanan yang telah di tetapkan.

3. Nilai Kemasyarakatan

a. Airsofter Indonesia menolak segala bentuk pemikiran dan tujuan, bahwa airsoftgun dianggap dan digunakan sebagai senjata serta tidak menggunakan istilah senjata untuk penyebutannya.

b. Airsofter Indonesia selalu siap memberikan penjelasan kepada masyarakat umum tentang airsoftgun sebagai instrumen olahraga dan pendidikan dan bukan instrumen kekerasan yang digunakan untuk pertahanan diri, menyerang dan atau mengancam orang lain.

c. Airsofter Indonesia selalu siap dan mampu memberikan penjelasan kepada masyarakat umum mengenai kegiatan airsoft dalam ruang lingkup olahraga rekreasi, prestasi dan atraksi/peraga beserta aspek keorganisasiannya dan bangga menjadi bagian dari Dinamika Perkembangan Olahraga Airsoft Indonesia.

(5)

RULES OF ENGAGEMENT (ROE)

PERATURAN KEIKUTSERTAAN KEGIATAN AIRSOFT PERSATUAN OLAHRAGA AIRSOFT SELURUH INDONESIA

Olahraga airsoft merupakan aktifitas yang aman, namun resiko cedera tetap ada seperti layaknya aktifitas outdoor lainnya.Untuk itu setiap peserta harus selalu melindungi dirinya setiap saat dengan perlengkapan keselamatan. Perlengkapan wajib keselamatan yang telah ditentukan maka peserta dilarang ikut dalam permainan. Persyaratan yang WAJIB dimiliki dan atau digunakan oleh Peserta adalah:

1. Berumur 18 tahun keatas, Bila belum cukup umur maka harus menyertakan surat pernyataan dari Orang tua, dan mendapatkan pendampingan dari peserta dengan usia diatas 18 tahun.

2. Sehat Jasmani, Setiap peserta harus berada pada kondisi kesehatan yang baik dan tidak memiliki catatan medis/penyakit yang berisiko apabila mengikuti kegiatan fisik berat. Apabila memiliki catatan medis/penyakit khusus wajib melaporkan kepada panitia. 3. Menggunakan Pelindung Mata / Goggle, Gunakan pelindung mata yang kuat agar

tidak pecah bila terkena tembakan.

4. Menggunakan Pakaian untuk kegiatan Outdoor, Gunakan pakaian yang didesain untuk kegiatan di alam terbuka dengan kondisi medan yang ekstrim untuk pelindung tubuh.

PERINGATAN: Penggunaan seragam dan atribut TNI/ Polri yang berlaku resmi dalam kegiatan airsoft baik oleh w arga negara sipil ataupun anggota aktif TNI/ POLRI tanpa dilengkapi izin khusus dari otoritas militer w ilayah setempat adalah tindakan pelanggaran ketentuan hukum di Republik Indonesia dan tidak diizinkan untuk mengikuti kegiatan Airsoft.

5. Menggunakan Sepatu untuk kegiatan Outdoor, Gunakan pakaian yang didesain untuk kegiatan di alam terbuka dengan kondisi medan yang ekstrim untuk pelindung kaki dan mempermudah dalam bergerak/melangkah.

6. Menggunakan Airsoftgun Yang Memenuhi Standar Keselamatan, Daya Lontar / Kekuatan Tembak Airsoftgun yang diizinkan untuk digunakan adalah:

a. Maksimal 1,8 Joule berdasarkan hasil uji chronometer menggunakan BB 0,2 gram untuk semua tipe Airsoftgun.

b. Maksimal 2 Joule berdasarkan hasil uji chronometer menggunakan BB 0,2 gram untuk jenis replika sniper dengan sistem mekanis Bolt Action.

7. Menggunakan Tas Penyimpanan (Gun Bag/Case), airsoftgun yang akan digunakan untuk kegiatan dan dalam proses pengangkutan ke lokasi kegiatan harus tersimpan rapi dan tertutup dalam gun bag/case dan atau alat penyimpanan lain yang memenuhi syarat-syarat keselamatan dan keamanan sehingga tidak memperlihatkan sebagian atau seluruhnya bagian-bagian airsoftgun yang beresiko memberikan persepsi yang salah kepada masyarakat umum.

(6)

8. Menggunakan Sarung Pistol/Holster, airsoftgun jenis pistol (handgun) yang sedang tidak digunakan dalam permainan aktif atau pada saat berada di safety area harus selalu tersimpan didalam holster atau alat penyimpanan lain.

9. MenggunakanTali sangga/sling, airsoftgun jenis senapan (rifle) yang sedang tidak digunakan dalam permainan aktif atau berada di safety area harus selalu tergantung di tubuh airsofter dengan menggunakan sling atau disimpan di tempat yang sudah ditentukan.

10. Alat/Perlengkapan Kesehatan/Pengobatan, Selalu menyediakan alat perlengkapan kesehatan jenis P3K dan khususnya alat atau obat-obatan yang diperlukan bagi pemain yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

11. Pemain DILARANG membawa dan atau menggunakan peralatan lain yang berbahaya dan tidak termasuk kedalam perlengkapan olahraga airsoft yang telah di izinkan dalam kegiatan airsoft, antara lain: senjata tajam, senjata api, senjata kejut listrik, senjata semprot, alat pemukul, dll yang termasuk alat keamanan dan pertahanan diri yang berportensi melukai.

SANKSI PELANGGARAN ROE

Pelanggaran ketentuan dalam Rules of Engagement (ROE) adalah DISKUALIFIKASI KEIKUTSERTAAN,

Peserta tidak diizinkan mengikuti kegiatan sampai dengan syarat-syarat tersebut dipenuhi.

(7)

RULES OF GAME (ROG)

PERATURAN MELAKSANAKAN PERMAINAN

PERSATUAN OLAHRAGA AIRSOFT SELURUH INDONESIA

Olahraga airsoft menggunakan airsoftgun sebagai alat menembak. Apabila tidak dilakukan dalam kondisi terukur dan terkendali dapat menimbulkan resiko keselamatan bagi airsofter dan atau orang lain disekitarnya. Untuk itu ditetapkan Peraturan Keselamatan Permainan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. MAGAZEN DISCIPLINE, selama berada di luar area permainan aktif atau safety zone setiap peserta harus melepaskan Magazen BB dari unit airsoftgun. Magazen hanya boleh terpasang pada saat permainan aktif.

2. MUZZLE DISCIPLINE, selain dalam kondisi menembak yang diizinkan (permainan aktif dan sasaran yang ditentukan), Dilarang mengarahkan laras airsoftgun kearah orang lain dan atau makhluk hidup lain baik ketika berada dalam permainan aktif atau safety zone.

3. TRIGGER DISCIPLINE, Selain dalam kondisi menembak yang diizinkan (permainan aktif dan sasaran yang ditentukan), Jari wajib dalam posisi diluar pelatuk (FINGER OFF TRIGGER) atau tidak menyentuh pelatuk airsoftgun.

4. RELOAD DISCIPLINE, pengisian baru atau pengisian ulang BB kedalam Magazen hanya boleh dilakukan di Safety Area atau tempat yang sudah ditentukan (Platoon / Company Base), Dilarang melakukan reload BB kedalam Magazen pada saat pergerakan/operasi misi.

5. COMMAND DISCIPLINE, setiap peserta/pemain wajib mematuhi perintah dan arahan dari komandan kesatuannya berdasarkan rantai komando yang sudah ditentukan oleh TOC.

6. ZEROING AREA, Dilarang menembakan airsoftgun ketika berada di Safety Zone/Green Zone selain di lokasi yang telah ditentukan untuk keperluan uji coba atau latihan.

7. BLIND SHOT, Dilarang melakukan tembakan ke arah manapun tanpa melihat objek sasaran pada saat permainan aktif.

8. SAFE DISTANCE, Dilarang melakukan tembakan kearah pemain yang berada di jarak kurang dari 10 meter pada saat permainan aktif. Pada situasi tersebut, pemain menggunakan pilihan taktis lainnya.

(8)

9. HIT AREA, yaitu area sasaran tembak adalah seluruh tubuh dari ujung kaki dan kepala. Hit yang mengenai unit airsoftgun tidak berlaku.

10. TACTICAL SAFE SHOT, Apabila akan menembak sasaran pada jarak kurang dari 10 meter, pemain bisa mengganti unit PRIMARY nya dengan unit SIDE ARM dengan jenis airsoftgun laras pendek (hand gun) yang ber tipe mekanis spring kokang tunggal yang diarahkan pada HIT AREA terbatas yaitu: seluruh bagian tubuh selain Kepala. 11. SILENT HIT ELIMINATION, Meng-eliminasi lawan tanpa menembak hanya boleh

dilakukan dengan kondisi apabila pemain yang menjadi sasaran berada pada posisi membelakangi/tidak menyadari kehadiran, dengan melakukan tepukan perlahan pada anggota tubuh sasaran dan sasaran tidak boleh bersuara dan langsung mengeluarkan Dead Rag (penanda hit).

12. FREEZE ELIMINATION, Mengeliminasi lawan dengan peringatan suara tanpa menembak dilakukan dengan kondisi apabila pemain yang menjadi target berada pada jarak kurang dari 5 meter baik dalam posisi sudut pandang manapun dan tidak menyadari kehadiran pemain yang akan melakukan freeze. Pemain yang akan melakukan Freeze wajib mengucapkan kata “freeze” secara jelas (terdengar) dengan mengarahkan laras airsoftgun dan finger off trigger. Pemain yang terkena freeze tidak boleh bersuara dan langsung mengeluarkan Dead Rag (penanda hit). Freeze hanya berlaku untuk situasi 1 lawan 1. Apabila melakukan Freeze pada suatu kelompok pemain, maka yang dinyatakan teriliminasi hanya 1 orang yang dimaksud dan pelaku freeze juga dinyatakan tereliminasi.

13. PHYSICAL VIOLENCE, Dilarang melakukan kontak kekerasan fisik antar sesama pemain dalam permainan aktif.

14. ORAL VIOLENCE, Dilarang melakukan kontak kekerasan verbal (kata-kata kotor/tidak pantas/SARA) antar sesama pemain yang ditujukan untuk merendahkan dan atau menghina satu sama lain dalam permainan aktif.

15. FAIR PLAY, Pemain wajib bersikap sportif dan jujur sebagai bagian dari karakter utama Airsofter Indonesia dengan selalu mengakui kondisi tertembak (HIT) dengan berteriak mengucapkan kata “Hit” dan apabila menghadapi situasi dispute (kondisi yang tidak memiliki penyelesaian mutlak antar dua pihak pada saat kontak) maka masing-masing pihak (individu/kelompok) melakukan gerakan mundur masing-masing sejauh minimal 10 meter.

(9)

16. SPY OPS, adalah ketentuan operasi individu yang diperintahkan oleh komandan peleton untuk menyusup masuk ke teritori lawan tanpa terdeteksi menggunakan taktik penyamaran dalam mendekati sasaran khusus (VIP) untuk di eliminasi dengan ketentuan TACTICAL SAFE SHOT.

17. RE-SPAWN & MEDIC, adalah ketentuan reaktivasi pemain atau kesatuan tingkat regu, peleton dan kompi yang telah tereliminasi untuk kembali ke permainan aktif.

a. SQUAD MEDIC

i. Pemain yang terkena hit langsung mengenakan Penanda Hit (Dead Rag) di kepala dan tidak bergerak / berpindah tempat dengan posisi terbaring/terlentang atau duduk membelakangi zona aktif (wilayah lawan) dan berteriak memanggil petugas medis (medic) di Regu nya.

ii. Petugas medis dapat mendatangi pemain yang terkena hit atau rekan pemain sesama regu bisa membawa (menarik/memapah/menggendong) pemain tersebut ke lokasi petugas medik.

iii. Petugas Medis akan mengikatkan alat/penanda warna (perban) warna putih untuk hit ke-1 dan warna hitam untuk hit ke-2 di lengan kiri pemain sebagai tanda aktif kembali.

iv. Apabila pemain telah menghabiskan 2 kali kesempatan medis di tingkat regu atau kondisi petugas medis telah terkena hit, maka setelah terkena hit, pemain tersebut mengenakan kain penanda hit (Dead Rag) dan bergerak mundur ke base peleton (platoon) untuk re-aktivasi setelah mendapatkan penalti waktu selama 30 menit dan menunggu perintah misi oleh komandan peleton/base.

b. MRP (MOBILE RE-SPAWN POINT),

adalah lokasi khusus yang ditentukan oleh TOC dengan tanda bendera MRP (red cross dan tulisan) yang disediakan operasionalnya oleh Medik Peleton atau Medik Kompi untuk memberikan Pelayanan Re-spawn apabila posisi operasi masing-masing satuan berjarak terlalu jauh dari Base (Peleton/Kompi) atau zona medan alam yang berat.

• Lokasi MRP adalah zona otoritas keselamatan (safety area) di lapangan, yang tidak boleh di serang oleh pihak manapun dan melakukan kegiatan menembak, reload, komunikasi radio, dll.

• Petugas Medik Kompi / Company Medic adalah pemain aktif yang dapat mengeliminasi dan tereliminasi sebelum berada di zona MRP. Sehingga perlu pengawalan dalam setiap mobilisasinya. Apabila Petugas Medik Kompi tereliminasi maka personel tersebut dipersilahkan menuju ke lokasi MRP untuk mendapatkan pinalti waktu 30 menit, sehingga personel yang akan direspawn harus menunggu Medik Kompi re-aktivasi.

(10)

18. VIP ELIMINATION (VIP TANGO), yaitu tindakan taktis mengeliminasi sasaran VIP yang akan berdampak pada eliminasi keseluruhan satuan komando di tingkatan VIP tersebut.

a. SQUAD MEDIC ELIMINATION, Petugas Medis tingkat regu (squad medic) adalah pemain aktif yang boleh ditembak dan menembak (VIP TANGO) , apabila petugas medis tertembak maka seluruh anggota regu terkait akan kehilangan kesempatan re-spawn/re-aktivasi yang tersisa dan petugas medik yang terkena hit wajib berteriak: MEDIC DOWN kemudian mengenakan penanda hit (Dead rag) dan bergerak mundur ke peleton base. Maka penting untuk melindungi petugas medis regu (VIP TANGO) dalam formasi bergerak (patroli) dan atau dalam setiap kontak tembak.

b. SQUAD ELIMINATION (VIP TANGO)

i. Adalah kondisi kekalahan seluruh kesatuan regu secara otomatis, kondisi dimana komandan regu/squad terkena hit dan wajib berteriak: ALPHA DOWN dan memerintahkan penghentian tembakan dengan tanda peluit panjang pendek terus menerus dan komunikasi radio.

ii. Seluruh anggota regu menghentikan permainan dan bergerak mundur ke arah markas peleton (peleton base) untuk RNR (Rest And Regroup) selama 30 menit dan mendapatkan perintah misi baru dari komandan peleton.

c. PLATOON ELIMINATION (VIP TANGO)

i. Adalah kondisi kekalahan seluruh satuan peleton secara otomatis, kondisi dimana komandan peleton/platoon terkena hit dan wajib berteriak: ALPHA LEADER DOWN dan memerintahkan penghentian permainan kepada seluruh regu/squad dengan tanda peluit panjang terus menerus dan komunikasi radio. ii. Seluruh regu/squad dan anggotanya menghentikan permainan dan bergerak

mundur ke arah Markas Kompi (company base) untuk R&R selama 30 menit dan mendapatkan perintah misi baru dari komandan Kompi.

d. COMPANY ELIMINATION (VIP TANGO)

i. adalah kekalahan seluruh satuan kompi secara otomatis, kondisi dimana komandan peleton/platoon terkena hit dan wajib berteriak: ALPHA AKTUAL DOWN dan memerintahkan penghentian permainan kepada satuan peleton dengan tanda terompet/horn/sirene panjang dan komunikasi radio.

ii. Pada kondisi ini seluruh permainan di hentikan dan dilakukan GAME RESET oleh TOC untuk mengatur ulang posisi masing-masing pihak dengan memberikan faktor keunggulan bagi pihak yang berhasil mengeliminasi Komandan kompi lawan.

(11)

e. PRISON OF WAR (POW)

i. adalah kondisi suatu Fire Team / Squad yang berhasil di sergap dengan kekuatan yang memenuhi minimal 2/3 kekuatan sasaran yang di sergap dengan ketentuan FREEZE (tanpa menembak), maka seluruh anggota team/regu/squad tersebut diklaim sebagai tawanan (POW) kelompok yang menyergap.

ii. Komandan Regu penyergap dapat memberikan keputusan taktis untuk melepaskan atau mengkonversi tawanan berdasarkan perintah Komandan Peleton atas izin Komandan Kompi.

1. Apabila keputusan dilepaskan maka Regu yang di tawan harus mundur ke Markas Kompi / MRP.

2. Apabila keputusan konversi maka Regu tawanan harus dikawal oleh minimal 2 orang menuju Markas Kompi / MRP untuk mendapatkan pinalti 15 menit dan penugasan ulang oleh Komandan Kompi yang baru.

SANKSI PELANGGARAN ROG:

Pelanggaran ketentuan dalam Rules of Game yang telah dijelaskan diatas akan mendapatkan sanksi berdasarkan tingkat kesalahannya, yaitu:

1) Pelanggaran yang dilakukan di Safety Area/Green Zone berakibat pada pengurangan kuota perban (kain) hitam (re-aktivasi ke-2) sebanyak 3 unit (kali) di tingkat Squad Medic.

2) De-aktifasi (penarikan mundur) dari permainan oleh Komandan Kompi berdasarkan pertimbangan komandan peleton dan pinalti waktu selama 30 menit di markas kompi (company base) dan atau

3) Diskualifikasi (keluar) dari permainan oleh Koordinator TOC berdasarkan pertimbangan Komandan Kompi dan diminta untuk kembali ke Green Zone untuk penyelesaian lebih lanjut.

(12)

PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS AIRSOFT DYNAMIC MILSIM

- OPERATION SUNRISE - JADWAL ACARA

06.00 - 8.30 : Peserta tiba di lokasi (Greenzone) Acara; Lapangan Parkir Lido Lake Resort dan langsung melakukan:

- Registrasi Ulang

- Persiapan Unit Airsoftgun dan pengujian di Zeroing Area - Uji Chrono Unit Airsoftgun, Unit yang lolos Chrono disimpan

ditempat yang telah ditentukan dan tidak boleh di bawa/diambil oleh peserta sampai waktu deployment.

- Persiapan Gear dan perlengkapan lainnya.

- Pengelompokan, koordinasi, briefing dan inspeksi kelengkapan berdasarkan Squad oleh komandan peleton.

08.30 - 09.00 : Upacara pembukaan dan briefing umum 09.00 - 10.00 : Stage I - Deployment

10.00 - 10.30 : Stage II - Lightning Strike

10.30 - 11.00 : Stage III - Black Hawk Down (Combat Rescue) 11.00 - 12.00 : Stage IV - Cut Off Platoon

12.00 - 13.30 : RNR (REST & REGROUP) - GAME RESET 13.30 - 14.30 : Stage V - Line Breaker

14.30 - 15.00 : Stage VI - Fire Storm

15.00 - 16.00 : RNR (REST & REGROUP) - GAME RESET 16.00 - 17.30 : Stage VII - The Alamo

17.30 - 18.00 : RNR (REST & REGROUP) - GAME OVER Seremonial Penutupan Milsim 18.00 : Acara Bebas

PERINGATAN:

PESERTA YANG TERLAMBAT TIBA DI TITIK KUMPUL / GREEN ZONE SETELAH PUKUL 08.30 HANYA BISA BERGABUNG DAN MASUK DALAM GELAR OPERASI PADA SAAT GAME RESET OLEH T.O.C ATAU SESUAI JADWAL DIATAS. SETELAH MELAKUKAN PROSEDUR INSPEKSI KELENGKAPAN DAN UJI CHRONO UNIT

(13)

PENYELENGGARA

Host Organizer : Klub Airsoft L-Company Bogor

Ketua Panitia: Ernawan (0853 1196 3076)

Koordinasi Sektoral : Pengcab PORGASI Bogor - Jawa Barat Pengprov PORGASI Jawa Barat

Pengprov PORGASI Jakarta Raya Pengurus Besar PORGASI

HOTLINE PENDAFTARAN : 0812 9411 1417 (bambang Mardiyanto) HOTLINE TOC : 0812 9375 5089 (Okta Pinanjaya) HOTLINE EMERGENCY : 0878 7023 2833 (Endro Wahyono)

TACTICAL OPERATION COMMAND (T.O.C) Goro Susanto

Okta Pinanjaya

FAKSI ALIANSI CAHAYA TIMUR / ACT Komandan Kompi : ALDO DIMALOUW Komandan Peleton I : tbc / classified Komandan Peleton II : tbc / classified Komandan Peleton III : tbc / classified FAKSI FEDERASI MAUNG AGNI / FMA

Komandan Kompi : NANUNG WISNUNGKORO Komandan Peleton I : tbc / classified

Komandan Peleton II : tbc / classified Komandan Peleton III : tbc / classified Komandan Peleton IV : tbc / classified

(14)

THEATER OF WAR

DYNAMIC MILITARY SIMULATION OPERATION SUNRISE

SINOPSIS

Perang terbuka antara faksi FMA dengan faksi ACT sudah di ambang mata. Di garis perbatasan, masing-masing fraksi membentuk parameter pertahanan untuk membendung kekuatan invasi masing-masing lawan.

Untuk memberikan keuntungan strategis, ACT melancarkan operasi klandestine menyelidiki dan mensabotase sistem artileri pertahanan udara FMA. Sayangnya, operasi gagal. Para agen tertangkap pada saat operasi penjemputan (ekstraksi). Dari komunikasi terakhir, para agen ACT berhasil mengamankan kode enkripsi keamanan sistem pengendali otomatis baterai artileri FMA yang tersimpan dalam sebuah drive. Berdasarkan pantaun jaringan intelijen, fraksi FMA belum mengetahui bahwa kode tersebut bocor.

Untuk itu, ACT melalui JSOC (Joint Special Ops Command) menerjunkan Kesatuan Kompi Pasukan Khusus PANCA KEJORA terdiri dari beberapa kesatuan pasukan khusus anggota aliansi dengan kualifikasi PARA KOMANDO untuk menyusup ke belakang garis pertahanan musuh lewat udara bergabung dengan satuan detasemen intelijen yang sedang beroperasi di dalam wilayah FMA dibawah komando seorang Mayor. melakukan misi penyelamatan dan sabotase. Sehingga seluruh kekuatan Faksi ACT bisa melakukan invasi ke wilayah FMA.

Lokasi penahanan agen ACT sudah teridentifikasi berada di zona pertahanan sektor 16, Detasemen ARHANUD yang terletak wilayah barat daya garis pertahanan FMA. Informasi intelijen menyatakan, wilayah tersebut adalah pusat operasi Batalyon Infanteri 0251 Macan Rimba. sekitar lokasi tahanan dijaga oleh pasukan setingkat kompi dengan kualifikasi pemburu kekuatan 150 – 200 personel.

SANDI OPERASI : SRENGENGE (OPERATION SUNRISE) WAKTU OPERASI KLANDESTINE : KAMIS, 14 APRIL 2016, 23.00 hrs WAKTU OPERATION SUNRISE : SABTU, 16 APRIL 2016, 06.00 hrs

(15)

SKENARIO OPERASI

TAHAPAN SIMULASI PERTEMPURAN (BATTLE STAGES)

Operation Sunrise akan dilaksanakan dalam waktu permainan selama 8 Jam, pada pukul 09.00 WIB s/d 17.00 WIB yang terbagi kedalam 7 tahapan, yaitu:

1) STAGE I / DEPLOYMENT Stage ini adalah penempatan posisi seluruh kesatuan pasukan dari kedua faksi ke titik-titik yang telah ditentukan untuk mempersiapkan kondisi pertempuran pada stage selanjutnya.

• Deployment pertama adalah Faksi ACT dengan asumsi operasi infiltrasi yang dilakukan pada hari sebelumnya, sehingga semua satuan pasukan sudah menempati posisi penyergapan dan dalam status Radio Silent (no-comm) sampai Stage II. • Deployment kedua adalah Faksi FMA menerjunkan masing-masing peleton ke lokasi

base yang telah ditentukan (lihat peta). Kemudian masing-masing komandan base memberikan tugas fortifikasi base dan mengkoordinasikan operasi patroli dimasing-masing zona Operasi Peleton.

2) STAGE II : LIGHTNING STRIKE Dalam waktu yang telah ditentukan, seluruh satuan operasi ACT melakukan serangan mendadak secara serentak kepada seluruh zona/pos operasi Faksi FMA. Misi Utama ACT adalah:

• misi pembebasan POW, Mendapatkan kode enkripsi untuk dibawa ke pos pengendali dan merusak jaringan komunikasi serta sistem pengendali ARHANUD FMA.

• Sabotase Baterai-Baterai Peluncur ARHANUD FMA. • Ekstraksi ke titik Penjemputan (LZ).

Pada Stage ini Misi FMA adalah:

• Mengkoordinasikan pertahanan dari serangan ACT ke Base-Base Operasi sehingga tidak dilumpuhkan oleh lawan

• Mengkoordinasikan bantuan tempur untuk base-base yang mendapatkan serangan ACT

• Mengkoordinasikan patroli tempur untuk menangkap pasukan ACT yang melarikan diri.

3) STAGE III : BLACK HAWK DOWN Pada saat Ekstraksi akan dilakukan Pasukan ACT mendapatkan signal radio bahwa helikopter penjemput tertembak jatuh oleh peluncur roket personel anti serangan udara yang masih dimiliki oleh Faksi FMA disepanjang outpost perbatasan walaupun seluruh instalasi Arhanud nya sudah dilumpuhkan.

Perintah Misi untuk ACT berubah menjadi:

• Misi Combat Rescue, mengamankan dan menyelamatkan seorang Pilot dan seorang Penembak yang selamat dari helikopter yang tertembak jatuh di Zona Cepu dan Zona Ambon serta membawanya ke Zona Aman/MRP Peleton/Kompi.

• Misi Pelarian Jalur Darat dengan memaksa maju menembus pertahanan Zona Demak & Cepu bergerak menuju perbatasan.

(16)

Perintah Misi untuk FMA berubah menjadi:

• Misi Perburuan ke lokasi Crash Site ACT di zona Cepu dan Ambon

• Misi Penyekatan ke zona Demak untuk menghalau tekanan ACT yang melarikan diri • Misi Patroli Kontra Gerilya dan Kontra Sniper diseluruh Zona Pertahanan FMA.

4) STAGE IV : CUT OFF PLATOON Pasukan Faksi ACT yang berada di belakang garis pertahanan FMA tidak bisa menembus pertahanan zona Demak yang mendapatkan bantuan tempur dari Base Kompi kemudian merubah

Misi Pasukan ACT menjadi:

• Mundur membentuk basis-basis pertahanan di zona sayap (sawah timur), zona rembang dan zona timor sekaligus zona sayap kanan (sawah barat).

• Melakukan taktik gerilya untuk menghindar dan melakukan penyergapan

• Melakukan gerakan penyusupan menembus baris pertahanan FMA untuk bergabung dengan Peleton yang terkepung.

• Melakukan penggalangan logistik tempur untuk misi menembus pertahanan FMA dan memberikan bantuan tempur membebaskan satuan peleton para komando yang terkepung.

Misi Pasukan FMA menjadi:

• Membentuk parameter penyekatan mengepung satuan Peleton ACT yang bertahan di Zona Rembang & Timor dan menghindari serangan udara ACT yang berhasil menembus pertahanan perbatasan paska sabotase dengan sedikit perlawanan dari satuan personel anti-udara FMA.

• Mengirimkan satuan-satuan regu penyerang ke seluruh titik potensial untuk menembus pertahanan Peleton ACT di zona rembang dan timor.

• Melakukan Patroli Tempur untuk misi Pengejaran dan kontra gerilya memburu pasukan ACT yang ada diwilayah FMA.

• Mengirimkan satuan khusus regu pasukan pemburu untuk melakukan penyergapan ke lokasi yang dicurigai menjadi pusat operasi ACT berdasarkan laporan intelijen yang masuk.

5) REST & REGROUP (RNR) Seluruh pasukan kembali ke Base Operasi (peleton) masing-masing atas perintah komandan kompi untuk istirahat makan siang dan Regroup pasukan membentuk parameter pertahanan dan rencana baru operasi.

6) STAGE V : LINE BREAKER Peleton II semakin terdesak dan mundur lalu terkepung di Pos TIMOR dan menerima serangan dari segala arah dari FMA. Papa aktual berhasil menggalang kekuatan baru dari milisi lokal dan merebut beberapa unit RANPUR yang kemudian disiapkan untuk memberikan bantuan tempur dan bergabung kembali dengan Peleton ACT yang terkepung. Sementara pasukan FMA sudah mengalami penurunan kekuatan akibat hantaman bantuan serangan udara yang berhasil diluncurkan oleh Faksi ACT ke Base Kompi FMA.

(17)

Misi Pasukan ACT pada stage ini:

• Melumpuhkan Zona Demak dan Cepu untuk menyediakan jalur aman pelarian peleton yang terkepung.

• Bergabung kembali dengan seluruh Peleton Panca Kejora membentuk barisan operasi baru di zona Rembang, Demak dan Cepu sebagai kompi pelopor invasi. Misi Pasukan FMA pada stage ini:

• membentuk parameter lapisan pertahanan pendukung zona demak untuk membendung serangan pasukan ACT.

• Memperkuat zona Cepu untuk mencegah serangan langsung ke base kompi macan dan memukul mundur pasukan ACT.

• mengirimkan satuan khusus regu pemburu untuk menginfiltrasi dan membuka zona rembang sebagai jalur serangan sayap FMA ke ACT.

• Mengirimkan patroli tempur untuk menekan gerakan pasukan ACT diseluruh parameter pertahanan.

7) STAGE VI : FIRE STORM Bantuan tempur yang digalang oleh Papa Aktual berhasil menembus blokade pengepungan peleton II, menguasai kembali Pos Rembang dan berhasil merebut Pos Cepu dan Demak kemudian memukul mundur seluruh pasukan FMA kembali ke Pos operasi yang tersisa. Misi Pasukan ACT:

• Merebut setiap pos/base operasi peleton FMA untuk mengepung, Base Kompi FMA

Mama Aktual mengkoordinasikan pertahanan untuk membendung kekuatan ACT. Sementara proses Invasi dari Faksi ACT sudah berjalan sejak Den Arhanud rembang di hancurkan dan Peleton II ACT berhasil melancarkan serangan cyber via terminal komunikasi posko rembang sehingga mengacaukan sistem komunikasi (Jamming) FMA. seluruh Zona Operasi FMA di perbatasan sibuk menghadapi serangan Faksi ACT. sehingga Mama Aktual tidak bisa mengharapkan bantuan serangan udara ataupun artileri medan untuk memukul mundur Kompi Panca Kejora. Sementara bantuan tempur dari pasukan induk YONIF Macan Rimba juga mengalami hambatan di perjalanan dihadang oleh grup milisi lokal pemberontak. Misi Pasukan FMA:

• Memukul balik kekuatan ACT yang ada di wilayah FMA sehingga bantuan tempur dari induk pasukan Yonif Macan Rimba datang.

8) STAGE VII : THE ALAMO Akhirnya seluruh kekuatan Kompi Macan Api (Mama Aktual) harus mundur ke garis pertahanan baru untuk mempertahankan zona markas dan berhasil menjalin kontak komunikasi dengan pasukan induk untuk meminta pasukan bantuan dari pasukan induk Yonif Macan Rimba. Pasukan ACT memiliki waktu 1 jam untuk menguasai zona tersebut sebelum pasukan bantuan dari Yonif 251 Macan Rimba datang.

(18)

IDENTITAS FAKSI DAN RANTAI KOMANDO 1. Faksi ACT

a. Seragam/Uniform : BDU/Combat Shirt dengan motif JUNGLE WARFARE CAMOUFLAGE

b. Penutup Kepala : Topi Rimba atau Balaclava. 2. Faksi FMA

a. Seragam/Uniform : BDU/Combat Shirt/Tactical Polo lengan panjang /T Shirt lengan panjang Berwarna Solid (NON-CAMO)

b. Penutup Kepala : Topi Patroli (patrol hat), Helmett dan atau Balaclava Warna selain Hitam.

3. Kesatuan MILISI (CONVERTED ENEMY) a. Seragam/Uniform : BEBAS b. Penutup Kepala : BEBAS

c. Penanda Lengan : MERAH untuk FMA, dan BIRU untuk ACT

4. TOC & TINGKAT PIMPINAN KESATUAN

a. Seragam/Uniform : Sesuai dengan seragam Faksi b. Penutup Kepala : Baret

- Warna BIRU untuk TOC

- Warna MERAH untuk FMA, beserta tanda pangkat : - Kapten untuk komandan Kompi

- Letnan untuk komandan Peleton - Sersan untuk komandan Regu

- Warna HITAM untuk ACT, beserta tanda pangkat : - Mayor untuk komandan Kompi / Denintel - Letnan untuk komandan Peleton

- Sersan untuk komandan Regu 5. MEDIC

a. Seragam/Uniform : Sesuai dengan seragam Faksi

b. Penanda Lengan : BLUE CROSS berwarna Biru untuk ACT dan RED CROSS berwarna Merah untuk FMA

(19)

KETENTUAN LOGISTIK INDIVIDU

Setiap Individu/peserta menyediakan dan membawa perlengkapan sebagai berikut: BASE

 1 unit Jas Hujan jenis Ponco atau lebih

 20 meter (satu gulungan kecil) tali rafia atau lebih  10 unit cable ties ukuran sedang atau lebih

 5 unit Peniti atau lebih  1 pcs Karung goni atau lebih

 1 pcs Plastik Sampah Hitam Ukuran Sedang atau lebih  1 unit Pisau Lipat

RANSUM

 1 unit tempat air kapasitas minimal 1 liter atau lebih  500 gram Roti atau lebih dan atau makanan lainnya

 1 set perlengkapan medik: Gunting, Cottonbath, Perban, Perekat, Betadine/Obat Luka luar, Alkohol Steril, Kapas, Obat Anti Flu / Sakit Kepala, Obat Anti Maag, Obat Anti Nyamuk, dan Obat-obatan penyakit khusus (wajib lapor)

TAKTIS

 1 unit kain penanda hit (Dead rag) warna MERAH.  2 unit kain penanda medik warna Putih dan Hitam.  1 unit LBV/Vest/Armour tipe bebas.

 1 unit Back Pack tas ransel/punggung untuk menyimpan logistik beserta Name Tag pemilik.  1 unit Gun Bag untuk Airsoft Cadangan yang sudah di uji chrono beserta Name Tag pemilik.  1 unit Radio Komunikasi/HT; full charged.

 1 unit Kompas.

 1 unit airsoft laras panjang tipe bebas sesuai peraturan etik, keselamatan & keamanan yang ditetapkan PORGASI dan telah lolos uji chrono. unit rifle cadangan pengganti dan telah lolos uji chrono dapat di bawa dan disimpan dilokasi Markas KOMPI.

a. 1 Kaleng Gas untuk GBBR/GBB

b. 1 unit Baterai atau lebih untuk tipe AEG (tidak disediakan fasilitas charger dilokasi)  1 unit airsoft cadangan (secondary) tipe HG atau SG.

 3 unit smoke device (tipe supporter smoke, durasi min. 30")

 Setiap individu hanya diizinkan membawa BB dengan jumlah terbatas dalam satu load untuk operasi, dengan ketentuan:

i. Hi - cap Magazen: Maksimal 2 unit Full Mag ii. Mid - cap Magazen: Maksimal 4 unit Full Mag iii. Low - cap Magazen: maksimal 10 unit Full Mag

iv. kecuali Operator Senapan Mesin yang ditunjuk disetiap regu/squad dapat membawa maksimal 4 unit full mag Hi-cap Magazen.PERINGATAN: DILARANG

MELAKUKAN RELOAD BB KE MAGAZEN PADA SAAT MELAKUKAN MISI ATAU BUKAN DILOKASI BASE.

b. Setiap orang dapat membawa Stok BB tidak terbatas untuk re-suply dan disimpan di BASE KOMPI Masing-masing

(20)

PEMBAGIAN FAKSI 1) ACT : Aliansi Cahaya Timur

adalah kekuatan Penyerang dengan strategi Operasi Infiltrasi (Behind The Enemy Line) untuk melakukan pra-kondisi dan memberikan keuntungan strategis sebelum melakukan Invasi. Kekuatan pasukan yang diterjunkan oleh JSOC (Joint Special Ops Command) ACT untuk Operasi Sunrise adalah setara kekuatan kompi: 100 personel yang terdiri dari: 1. COMPANY FOB (Papa Aktual)

• komandan Kompi : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • Pengawal Base : 5 - 12 orang 2. 1st PLATOON - PARA KOMANDO

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base : 3 - 5 orang

a. Romeo Squad

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang b. Victor Squad

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang 3. 2nd PLATOON - PARA KOMANDO

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base : 3 - 5 orang

a. Able Squad

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang b. Baker Squad

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang

(21)

4. 3rd PLATOON - PARA KOMANDO

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base : 3 - 5 orang

a. Dog Squad

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang b. Easy Squad

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang 5. DEN SNIPER (Charlie Squad)

 Charlie Alpha

• penembak : 1 orang

• pengamat, radio & medik : 1 orang

 Charlie Bravo

• penembak : 1 orang

• pengamat, radio & medik : 1 orang  Charlie Charlie

• penembak : 1 orang

• pengamat, radio & medik : 1 orang 6. Agen Intelijen (POW) : 6 orang

7. Heli Pilot : 2 orang

(22)

2) FMA: Federasi Maung Agni

adalah Penguasa wilayah dengan strategi Operasi Perbatasan untuk mengamankan fasilitas Pengendali Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) dan parameter perbatasan di zona

pertahanan yang disebut dengan SEKTOR 16. Kekuatan pasukan yang bertugas

mengamankan sektor tersebut adalah 1 kompi kualifikasi Ranger berkekuatan 100 orang ditambah dengan 2 peleton pemburu kualifikasi Raider berkekuatan 40 orang dan 1 regu Khusus Pengawal Komandan KOMPI berkekuatan 10 orang:

1. MAKO OPS (Mama Aktual)

• Komandan Kompi : 1 orang • Petugas radio : 1 orang • Petugas medik : 1 orang • Pengawal Base : 5 - 12 orang 2. PELETON I - AMBON

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base : 3 - 5 orang

a. Regu Ambon I

i. Komandan regu : 1 orang ii. Petugas medik : 1 orang iii. Tim penembak : 8 - 13 orang b. Regu Ambon II

i. Komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang 3. PELETON II - CEPU

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base : 3 - 5 orang

a. Regu Cepu I

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas radio : 1 orang iii. petugas medik : 1 orang iv. tim penembak : 8 - 13 orang b. Regu Cepu II

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas radio : 1 orang iii. petugas medik : 1 orang iv. tim penembak : 8 - 13 orang

(23)

4. PELETON III - DEMAK

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base : 3 - 5 orang

a. REGU Demak I

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang b. REGU Demak II

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang 5. PELETON IV - PEMBURU

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base

a. REGU MACAN KUMBANG : 3 - 5 orang i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang b. REGU MACAN LORENG

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang 6. PELETON V - ARHANUD

• komandan Peleton : 1 orang • petugas radio : 1 orang • petugas medik : 1 orang • pengawal base : 3 - 5 orang

a. REGU REMBANG

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang b. REGU TIMOR

i. komandan regu : 1 orang ii. petugas medik : 1 orang iii. tim penembak : 8 - 13 orang

(24)

PETA

sumber peta:

https://www.google.co.id/maps/@-6.7542853,106.8167332,819m/data=!3m1!1e 3?hl=id

(25)

STRUKTUR KOMANDO DAN LALU LINTAS RADIO (CHAIN OF COMMAND & RADIO TRAFFIC)

Referensi

Dokumen terkait

In the Spark standalone cluster, prior to Spark 1.4, the number of executors per worker node per application was limited to 1. However, we could increase the number of worker

Berdasarkan hasil di atas, maka minyak kayu manis dengan konsentrasi 0,03% dapat digunakan sebagai bahan perendam gigi tiruan lepasan akrilik yang efektif karena dapat

Hal ini dilakukan untuk mengurangi garis yang akan terdeteksi oleh Algoritma Ransac Ilustrasi hasil citra grayscale, citra thresholding dan citra hasil deteksi tepi

Kombinasi ketokonazol dengan minyak atsiri sereh wangi ( Cymbopogon nardus (L) Rendle) memiliki efek sinergis secara invitro dalam menghambat pertumbuhan jamur

Selain berinteraksi dengan lingkungan internal atau lingkungan domestik, sistem politik  juga melakukan interaksi dengan sistem politik lain dalam lingkungan internasional

(Q avl.b.n ) Data set tersebut merupakan debit hasil perhitungan dari tinggi hujan (dengan kurun waktu tertentu) menjadi debit di sungai atau hasil pengamatan debit

Untuk itu bisa difahami bahwa meskipun penentangan al-Ghazali kuat terhadap filsafat, namun penentangan tersebut hanya pada bagian metefisika saja tidak mencakup

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang