• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mikrobiologi Acara 4.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mikrobiologi Acara 4.pdf"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ACARA IV : TEKNIK PRESERVASI KULTUR MIKROBA

ACARA IV : TEKNIK PRESERVASI KULTUR MIKROBA

1.

1. Mengapa harus dilakukan preservasi dalam penelitian mikrobiologi ?Mengapa harus dilakukan preservasi dalam penelitian mikrobiologi ?

Preservasi atau penyimpanan mikroba bertujuan untuk (1) mereduksi atau Preservasi atau penyimpanan mikroba bertujuan untuk (1) mereduksi atau mengurangi laju metabolisme dari mikroba hingga sekecil mungkin dengan tetap mengurangi laju metabolisme dari mikroba hingga sekecil mungkin dengan tetap mempertahankan viabilitasnya; (2) memelihara sebaik mungkin biakan, mempertahankan viabilitasnya; (2) memelihara sebaik mungkin biakan, sehingga diperoleh angka perolehan (recovery) dan kehidupan (survival) yang sehingga diperoleh angka perolehan (recovery) dan kehidupan (survival) yang tinggi dengan perubahan ciri-ciri yang minimum. Beberapa teknik preservasi tinggi dengan perubahan ciri-ciri yang minimum. Beberapa teknik preservasi mikroba dan teknik preservasi yang telah digunakan dapat menentukan mikroba dan teknik preservasi yang telah digunakan dapat menentukan ketahanan hidup dan stabilitas ciri-ciri genetik mikroba (Machmud, 2001). ketahanan hidup dan stabilitas ciri-ciri genetik mikroba (Machmud, 2001).

Preservasi mikroba merupakan suatu teknik penyimpanan dan Preservasi mikroba merupakan suatu teknik penyimpanan dan  pemeliharaan koleksi atau plasma nutfah mikroba dalam jangka waktu tert

 pemeliharaan koleksi atau plasma nutfah mikroba dalam jangka waktu tert entu.entu.

Hal tersebut bertujuan agar suatu saat mikroba diperlukan dapat dengan mudah Hal tersebut bertujuan agar suatu saat mikroba diperlukan dapat dengan mudah diperoleh kembali dengan kondisi yang relatif stabil (Badjoeri, 2010).

diperoleh kembali dengan kondisi yang relatif stabil (Badjoeri, 2010).

Berbagai cara penyimpanan mikroorganisme dilakukan untuk

Berbagai cara penyimpanan mikroorganisme dilakukan untuk

mendapatkan kultur murni dengan potensi yang stabil (Kusmiati, 2003). mendapatkan kultur murni dengan potensi yang stabil (Kusmiati, 2003).

Semua metode pengawetan mempunyai prinsip kerja yang sama, yaitu Semua metode pengawetan mempunyai prinsip kerja yang sama, yaitu memberikan penekanan (pengurangan) pada faktor-faktor yang menunjang memberikan penekanan (pengurangan) pada faktor-faktor yang menunjang kegiatan metabolisme mikroba sehingga kegiatan metabolisme mikroba kegiatan metabolisme mikroba sehingga kegiatan metabolisme mikroba terlambat atau terhenti untuk waktu tertentu (Sugiawan, 2000).

terlambat atau terhenti untuk waktu tertentu (Sugiawan, 2000).

2.

2. Mengapa digunakan Gliserol pada salah satu jenis teknis preservasi ?Mengapa digunakan Gliserol pada salah satu jenis teknis preservasi ?

Gliserol dapat digunakan sebagai media karena gliserol dapat melindungi Gliserol dapat digunakan sebagai media karena gliserol dapat melindungi aktivitas antimikroba dengan cara meningkatkan stabilitas struktur protein asli aktivitas antimikroba dengan cara meningkatkan stabilitas struktur protein asli dari mikroba sehingga dapat mencegah protein dari proses termal dan agregasi. dari mikroba sehingga dapat mencegah protein dari proses termal dan agregasi. Selain itu gliserol dapat meningkatkan energi bebas dari kompleks yang Selain itu gliserol dapat meningkatkan energi bebas dari kompleks yang diaktifkan dan mengeser kesetimbangan energo tersebut. Gliserol ini dapat diaktifkan dan mengeser kesetimbangan energo tersebut. Gliserol ini dapat menyerap air pada permukaan protein yang dapat mengakibatkan hidrasi yang menyerap air pada permukaan protein yang dapat mengakibatkan hidrasi yang dapat melindungi protein dari kerusakan. Oleh karena itu giserol dapat dapat melindungi protein dari kerusakan. Oleh karena itu giserol dapat memperpanjang penyimpanan mikroorganisme (Poedjiadi, 2006).

memperpanjang penyimpanan mikroorganisme (Poedjiadi, 2006).

Berbagai jenis bakteri dapat dibekukan langsung dalam medium Berbagai jenis bakteri dapat dibekukan langsung dalam medium tumbuhnya, tetapi penambahan senyawa krioprotektan seperti gliserol atau tumbuhnya, tetapi penambahan senyawa krioprotektan seperti gliserol atau

(2)

dimethylsulfoxide (DMSO) dapat mengurangi dampak negatif ( stress) dari  pembekuan (Machmud, 2001).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi viabilitas dan sta bilitas sel

 bakteri selama proses kriopreservasi. Terjadinya dehidrasi dan

ketidakseimbangan osmotik dapat disebabkan oleh perubahan konsentrasi garam-garam dan metabolit lain. Terjadinya perubahan membran seluler bakteri  pada saat proses pendinginan melalui pembentukan kristal es yang besar dapat

dicegah dengan menggunakan bahan-bahan krioprotektan seperti

dimetilsulfoksida dan gliserol (Kusmiati, 2003).

3. Jelasakan juga karakteristik dari Gliserol !

Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon.

Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus

 – 

OH. Satu molekul gliserol dapat

mengikat satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida dan trigliserida (Poedjiadi, 2006).

Gliserol adalah sebuah komponen utama dari semua lemak dan minyak, dalam bentuk ester yang disebut gliserida. Molekul trigliserida terdiri dari satu molekul gliserol dikombinasikan dengan tiga molekul asam lemak. liserol

(CH2OH.CHOH.CH2OH atau propana-1, 2, 3-triol), dalam bentuk murni, adalah,

 bening, tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental manis. Ini benar-benar larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam banyak pelarut umum seperti eter dan dioksan, dan tidak larut dalam hidrokarbon. Pada suhu rendah, gliserol kadang-kadang membentuk kristal yang cenderung meleleh pada 17,9 ° C. Gliserol cair mendidih pada 290 ° C di bawah tekanan atmosfer normal. Berat jenis 1.26 dan  berat molekul adalah 92,09. Gliserol tersebar luas di semua organisme hidup

sebagai konstituen dari gliserida. Hal ini digunakan sebagai antibeku molekul oleh organisme tertentu (Kusmiati, 2003).

Gliserol (1,2,3 propanatriol) merupakan cairan bening tidak berwarna yang memiliki kelarutan yang baik terhadap air.Gliserol dapat digunakan sebagai komponen formula CDS karena karakteristiknya yang dapat mengikat kandungan air pada udara (Bunyamin, 2011).

(3)

4. Jelaskan perbedaan preservasi jangka pendek dan jangka panjang, beserta kelebihan dan kekurangannya !

Preservasi jangka pendek dilakukan untuk keperluan rutin penelitian yang disesuaikan dengan kegiatan program atau proyek tertentu. Preservasi jangka  panjang dilakukan dalam kaitannya dengan koleksi dan konservasi plasma nutfah mikroba, sehingga apabila suatu saat diperlukan, dapat diperoleh kembali atau dalam keadaan tersedia. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan koleksi mikroba. Penyimpanan jangka pendek mikroba dilakukan dengan memindahkan secara berkala jangka pendek misalnya sebulan sekali dari media lama ke media  baru. Kekurangan dari teknik ini yaitu memerlukan waktu dan tenaga yang  banyak. Kelebihan dari teknik preservasi jangka pendek hanya memerlukan  peralatan yang sederhana dan mudah diperoleh, sehingga dapat bermanfaat bagi lembaga yang belum memiliki peralatan canggih. Kelebihan preservasi jangka  panjang adalah mendapatkan bakteri yang stabil dalam waktu yang lama sehingga keberadaan bakteri tersebut terjaga, dan metode yang digunakan mudah. Kekurangannya adalah kontroling yang dilakukan dalam jangka waktu

yang lama sehingga dapat terjadi kegagalan dalam penyimpanan

(Machmud,2001).

Preservasi jangka pendek dilakukan untuk keperluan rutin penelitian yang disesuaikan dengan kegiatan program atau proyek tertentu. Preservasi jangka  panjang dilakukan dalam kaitannya dengan koleksi dan konservasi plasma nutfah mikroba, sehingga apabila suatu saat diperlukan, dapat diperoleh kembali atau dalam keadaan tersedia (Sugiawan, 2000).

Metode preservasi jangka pendek merupakan metode yang memungkinkan mikroorganisme tetap tumbuh, atau dengan kata lain metabolisme mikroorganisme tetap aktif (Utami, 2001).

5. Carilah 3 metode preservasi yang lain beserta metodenya !

 Penyimpanan dalam akuades steril

Menurut Machmud (2001), penyimpanan dengan cara ini juga memungkinkan terjadinya kontaminasi. Oleh karena itu, cara ini lebih dianjurkan sebagai alternatif penyimpanan jangka sedang atau sebagai

(4)

 pendamping penyimpanan jangka panjang. Tahap penyimpanan mikroba dalam akuades steril adalah sebagai berikut:

a. Akuades steril disiapkan dalam botol dengan tutup berdrat ukuran 25 ml, 5-10 ml/botol atau dalam tabung ependorf.

 b. Mikroba yang akan disimpan ditumbuhkan dalam bentuk biakan murni  pada medium agar miring yang sesuai.

c. Biakan bakteri berumur 24-48 jam disimpan dengan beberapa cara seperti:

 menambahkan 3-5 ml akuades steril ke dalam biakan miring, mengocok

tabung hingga diperoleh suspensi pekat bakteri (108-109 sel/ml), dan memindahkan 1 ml suspensi ke dalam tiap botol yang berisi air steril.

 memindahkan satu ose biakan miring bakteri ke dalam tabung reaksi

 berisi 3-5 ml akuades steril, tabung dikocok hingga suspensi merata, dan memindahkan 1 ml suspensi ke dalam tiap botol yang berisi air steril.

 memindahkan satu ose biakan miring bakteri langsung ke dalam tiap

 botol yang berisi air steril dan mengocok hingga merata.

d. Botol ditutup rapat dan disimpan pada suhu ruang atau suhu 10-15oC.

e. Uji viabilitas mikroba dan pemeliharaan stok isolat dilakukan secara rutin.

 Penyimpanan dalam minyak mineral

Menurut Machmud (2001), salah satu cara sederhana untuk memelihara  biakan bakteri, khamir dan jamur adalah dengan cara menyimpan dalam tabung agar miring dan menutup dengan minyak mineral atau parafin cair. Dasar teknik penyimpanan ini adalah mempertahankan viabilitas mikroba dengan mencegah pengeringan medium, sehingga waktu pere-majaan dapat diperpanjang hingga beberapa tahun. Cara penyimpanan dalam minyak mineral adalah sebagai berikut:

a. Penyediaan tabung reaksi dengan tutup berdrat atau botol McCartney  berisi medium agar miring yang sesuai untuk mikroba yang akan

dipelihara.

 b. Penyediaan minyak mineral atau parafin cair steril, diautoklaf pada suhu

(5)

c. Menumbuhkan mikroba yang akan disimpan dalam tabung agar miring selama 24-48 jam dan memeriksa kemurnian biakan untuk menghindari kontaminasi.

d. Setelah mikroba tumbuh baik parafin cair steril dimasukkan ke dalam  botol secukupnya, sehingga permukaan parafin atas berada 10-20 mm di

atas permukaan medium agar.

e. Botol biakan yang telah diberi parafin cair disimpan pada suhu ruang atau di kulkas.

f. Uji viabilitas mikroba dan pemeliharaan isolat dilakukan secara periodik dan rutin, paling tidak setiap tahun.

g. Penumbuhan kembali (recovery) mikroba (bakteri, khamir) dilakukan dengan cara mengambil secara aseptik sebagian biakan dari tabung, memindahkan dan mensuspensikan pada medium cair. Minyak mineral mengapung di permukaan suspensi dan sebagian suspensi digoreskan pada medium agar yang sesuai. Biakan jamur digoreskan langsung pada medium agar.

 Preservasi dalam tanah steril

Menurut Machmud (2001), teknik ini mampu menyimpan mikroba selama 20 tahun atau lebih dengan biaya yang murah dan penyimpanan pada suhu ruang dan stabilitas genetik mikroba dapat dipertahankan. Cara  penyimpanan dalam tanah steril adalah sebagai berikut:

a. Tanah yang agak liat diambil dan dihaluskan setra diayak sampai bersih,  partikelnya halus dan homogen.

 b. Tanah yang sudah kering dan diayak, dimasukan kedalam tabung atau  botol dengan tutup berdrat ukuran 25 ml.

c. Tabung yang berisi tanah dimasukan aquades steril hingga kebasahan 30-50% kapasitas lapang, lalu ditutup.

d. Tanah kemudian diautoklaf dengan suhu 121oC tiga kali berturut-turut

selama tiga hari masing-masing satu jam.

(6)

f. Sebanyak 0,1 ml suspense mikroba dimasukan kedalamm tabung berisi tanah steril.

g. Tabung disimpan kembali dalam desikator atau diruang koleksi. h. Uji viabilitas dilakukan secara rutin minimal 1 tahun sekali.

6. Bagaimana cara mengetahui bahwa bakteri hasil preservasi kita memiliki kemampuan viabilitas yang baik ?

Viabilitas suatu bakteri dapat dilihat ketika bakteri tersebut ditumbuhkan atau ditanam di media agar, bakteri t dapat tumbuh di media agar tersebut (Kusmiati, 2003).

Dengan cara melakukan uji visiabilitas berkala dengan cara menumbuhkan  bakteri yang di preservasi. Pembiakkan bakteri tersebut dilakukan dengan cara menanamkan pada media agar kemudian diinkubasi 24-48 jam dan dilihat apakah bakteri dapat tumbuh atau tidak. Jika bakteri tersebut tumbuh maka kemampuan visiabilitasnya baik (Atlas, 1998).

Isolat bakteri harus disimpan dengan baik dan aman serta dilakukan kontroling secara berkala. Viabilitas yang baik adala h bakteri dapat tumbuh dan memiliki karakter yang sama dengan ketika sebelum disimpan (Chotiah, 2007).

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

1. Laju aktivitas metabolisme mikroba dapat dihambat menggunakan metode preservasi dalam gliserol 15%, parafin cair, aquades steril, dan tanah steril. Preservasi mikroba adalah upaya penyimpanan dan pemeliharaan mikroba dalam jangka waktu tertentu dan apabila suatu saat diperlukan dapat dengan mudah diperoleh kembali dengan kondisi yang relatif stabil.

2. Tujuan koleksi dan preservasi meliputi tujuan jangka pendek dan  jangka panjang. Isolat bakteri dapat memiliki daya tumbuh kembali dan kelangsungan hidup tinggi dengan perubahan karakter yang minimum jika dimasukkan kedalam cairan gliserol konsentrasi rendah (15%) untuk preservasi jangka pendek. Preservasi mikroba tujuan  jangka panjang dapat dilakukan dengan menggunakan minyak mineral

atau parafin cair.

Saran:

 Praktikan telah mengetahui materi serta prosedur pelaksanaan praktikum.

 Praktikan selalu memakai masker dan sarung tangan agar tidak

terkontaminasi dengan bakteri.

 Sebaiknya praktikan memperhatikan penjelasan asisten supaya lebih

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Atlas, R. M. dan R. Barta. 1998. Microbial ecology: Fundamental and Aplications. Menlo Park: Benjamin/Summings Science Publishing.

Badjoeri, M. 2010.  Preservasi Mikroba untuk Pelestarian dan Stabilitas  Palsma Nutfah. Puslit Limnologi. LIPI.

Bunyamin, Anas. 2011.  Pemanfaatan Gliserol Hasil Samping Produksi Biodiesel  Jarak Pagar Sebagai Komponen Coal Dust Suppressant.  Bogor: IPB.

Chotiah, Siti dan Lily Natalia. 2007. Viabilitas Clostridium sp. Setelah Konservasi  Eksitu dalam Jangka Waktu Lama pada Suhu Kamar . Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Kusmiati dan Priadi D. 2003. Kriopreservasi Bakteri Selulolitik Bacillus pumilus dengan Krioprotektan Berbeda. Cibinong. Bogor.

Machmud, M. 2001. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba.   Buletin ArgoBio Vol.4.

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Sugiawan, Wawan. 2000. Teknik Pengawetan Bakteri, Khamir, dan Kapang dengan Metode Pengering-Bekuan (Freeze Drying). Temu Teknis Fungsional non Peneliti.

Utami, T., Harmayani, E., Ngatirah., Rahayu. E. 2001.  Ketahanan dan Viabilitas Probiotik Bakteri Asam Laktat Selama Proses Pembuatan Kultur  Kering Dengan Metode Freeze dan Spay Drying . Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada.

Nilai Akhir:...

Referensi

Dokumen terkait

c) Kemampuan mengkolaborasi budaya daerah dengan kebudayaan asing d) Bertingkah laku dan perilaku yang mencerminkan warga negara yang aktif e) Mencintai negara, bangsa, tetapi

4.2 Kuisioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan mengenai tingkat kepuasan stakeholder terhadap produk dan pelayanan Pengadilan Agama Gresik, yang diisi dan

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sebelum dan setelah mendapat perlakuan berupa kekuatan otot lengan terhadap

Judul Tugas Akhir : Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Ant colony System Studi Kasus CV.. Alasan pemilihan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Mengembangkan perangkat pembelajaran dan memeragakan pemanfaatan gaya

Hasil penggunaan instrumen penilaian kinerja ini menunjukkan bahwa instrumen ini dapat mengungkap kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa sehingga kinerja

• Metode ini mengurangi permusuhan (antagonis) yang ditimbulkan oleh konflik, dengan mengelola tingkat konflik melalui "pendinginan suasana", akan tetapi tidak

(2) di MTs N kendal dalam proses pelaksanaan supervisi masih belum optimal mengacu pada permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah lebih