• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM DI KUD MANDIRI BAYONGBONG (Studi Kasus di KUDMandiri Bayongbong)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM DI KUD MANDIRI BAYONGBONG (Studi Kasus di KUDMandiri Bayongbong)"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM DI KUD MANDIRI BAYONGBONG

(Studi Kasus di KUDMandiri Bayongbong)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Tugas Akhir Program S1 Teknik Informatika

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Oleh :

NOVA ANGGRAENI (0706064)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

(2)

NOVA ANGGRAENI, 0706064

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM DI KUD MANDIRI BAYONGBONG

(Studi Kasus di Koperasi Unit Desa Mandiri Bayongbong)

Dibawah bimbingan Bapak H. Eko Retnadi, M.Kom dan Ibu Rina Kurniawati , SE., M.Si

135 Halaman + xix + 68 Tabel + 68 Gambar + 16 Daftar Pustaka ( 1998 - 2011)

ABSTRAK

Koperasi merupakan usaha bersama yang berlandaskan asas kekeluargaan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pada dasarnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang penting dan diperlukan. Koperasi Unit Desa Mandiri Bayongbong adalah suatu organisasi keperasi yang salaha satu kegiatan utamanya adalah menyediakan jasa simpan pinjam bagi para anggotanya. Koperasi Untit Desa Mandiri Bayongbong berdiri pada tanggal 24 Desember 1973 yang beralamat di Jalan Raya Bayongbong Timur Km 11 Kecamatan bayongbong Kabupaten garut dengan No. Badan Hukum: 5948/BH/PAD/PWK-10/IV/1996. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan proses simpan pinjam yang sedang berjalan di KUD Mandiri Bayongbong masih dilakukan secara manual, sehingga akan berpengaruh pada efisiensi waktu dan tenaga. Karena alasan tersebut, diperlukan suatu sistem informasi terkomputerisasi yang dapat mendukung untuk memberikan kemudahan dalam penyampaian informasi dari pengurus mengenai transaksi simpan pinjam. Serta dapat memberikan solusi kecepatan, ketepatan dan keakuratan dalam melaksanakan pengolahan data simpan pinjam agar mendapatkan hasil yang optimal. Metodologi yang digunakn dalam perancangan sistem informasi simpan pinjam ini adalah Siklus Hidup Pengembangan sistem. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan sistem informasi simpan pinjam dapat memberikan solusi kecepatan, ketepatan dan keakuratan dalam melaksanakan pengolahan data simpan pinjam agar mendapatkan hasil yang optimal.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Simpan Pinjam, Koperasi, Siklus Hidup Pengembangan Sistem.

(3)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabat-sahabatnya serta seluruh pengikut ajaran agamanya. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM (Studi Kasus di KUDMandiri Bayongbong)”.

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir di Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG). Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan serta pengalaman penulis, namuan demikian besar harapan penulis bahwa laporan ini akan bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain yang memerlukannya.

Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari semua pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT ya rabbi aku memiliki-Mu sebagai pegangan yang akan menuntun setiap langkahku.

2. Kedua orang tuaku mamah dan bapak yang merupakan orang tua terhebat terimakasih atas curahan do’a, kasih sayang, perhatian dan pengorbanannya selama ini yang tulus dan tanpa henti.

3. Bapak Eri Satria selaku ketua Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

4. Bapak H. Eko Retnadi, M.Kom dan Ibu Rina Kurniawati,SE.,M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan laporan tugas akhir ini.

(4)

5. Bapak Yusuf Kurnia selaku pembimbing lapangan di KUD Mandiri Bayongbong yang telah banyak membantu memberikan informasi mengenai penelitian yang penulis lakukan.

6. Ibu Teti Suhesti selaku kepala unit simpan pinjam di KUD Mandiri Bayongbong yang telah memberikan data-data yang diperlukan selama penulis melakukan penelitian.

7. Seluruh Civitas Akademika Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

8. Kakak-kakakku Teh Eka dan A Parman, Teh Reni dan A Encep, Teh Tria, serta adikku Rizal yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

9. Keponakanku yang baik Rifqi, Nizar, Ezzar, Azhar dan si cantik Anindiya semoga kalian menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada kedua orang tua.

10. Seluruh teman-teman di Jurusan Teknik Informatika angkatan 2007 kelas A dan B yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis hanya dapat berdo’a semoga Allah SWT membalas semua amal baik mereka dengan pahala yang berlipat ganda atas semua bantuan yang telah diberikan pada penulis.

Penulis sadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan karena itu penulis sangat mengharapkan tegur sapa berupa saran dan kritikan yang dapat membangun agar dalam penyusunan karya tulis yang akan datang dapat lebih baik lagi. Aamiin

Wassalamualaikum Wr.Wb

Garut, Oktober 2012

(5)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 4 1.3. Pembatasan Masalah ... 4 1.4. Tujuan ... 5 1.5. Manfaat ... 5 1.6. Metode Penelitian... ... 5

1.6.1. Metode Pengumpulan Data ... 5

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem ... 6

1.7. Kerangka Pemikiran ... 7

1.8. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Sistem Informasi ... 10

2.1.1. Definisi Sistem ... 10

2.1.2. Definisi Informasi ... 11

2.1.3. Definisi Sistem Informasi ... 12

2.2 Pengembangan Sistem ... 14

2.2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem... ... 16

2.3 Alat Pengembangan Sistem ... 17

2.3.1 Flowmap... ... 17

(6)

Halaman

2.3.2.1 Keunggulan DFD ... 19

2.3.2.2 Kelemahan DFD ... 19

2.3.2.3 Tahapan-Tahapan DFD ... 19

2.3.3 Kamus Data ... 20

2.4 Perancangan Basis Data ... 23

2.4.1 Basis Data ... 23

2.4.2 Tujuan Basis Data ... 23

2.4.3 Model Entity-Relationship ... 23 2.4.3.1 Himpunan Entitas ... 23 2.4.3.2 Himpunan Relasi ... 24 2.4.3.3 Atribut ... 24 2.4.4 Batasan ... 25 2.4.4.1 Pemetaan Kardinalitas... 25 2.4.4.2 Batasan Partisipasi ... 26 2.4.4.3 Kunci ... 27

2.4.5 Alternatif Notasi untuk Pemodelan Data... 27

2.4.6 Normalisasi ... 28

2.4.6.1 Bentuk Normal ... 29

2.4.7 Bahasa Basis Data ... 30

2.4.8 Metodologi Perancangan Basis Data ... 31

2.4.8.1 Langkah-Langkah Metodologi Perancangan Basis Data... 31

2.5. Perangkat Lunak ... 33

2.6. Interaksi Manusia dan Komputer ... 33

2.7. Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 ... 34

2.8. Microsoft Access 2003... 36

2.9. Crystal Report ... 37

2.10. Koperasi ... 37

2.10.1. Definisi Koperasi ... 37

(7)

Halaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 40

3.2. Kebijakan dan Perencanaan ... 40

3.2.1. Kebijakan Sistem ... 41

3.2.1.1 Visi dan Misi KUD Mandiri Bayongbong ... 41

3.2.2. Proses Perencanaan Sistem ... 41

3.2.2.1 Merencanakan Proyek-Proyek Sistem ... 42

3.2.2.2 Mendefinisikan Proyek-Proyek Sistem... Dikembangkan ... 48

3.2.2.3 Penilaian Kelayakan Proyek ssitem Informasi ... 56

3.2.2.4 Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat ... Lunak ... 57

3.3 Analisis Sistem ... 57

3.3.1. Mengidentifikasi Masalah. ... 58

3.3.1.1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah. ... 58

3.3.1.2. Mengidentifikasi Titik Keputusan ... 58

3.3.1.3.Mengidentifikasi Personil Kunci ... 67

3.3.2. Memahami Kerja dari Ssitem yang Ada ... 67

3.3.3. Menganalisis Sistem... 67

3.3.4. Rekomendasi... 70

BAB IV DESAIN SISTEM ... 80

4.1 Desain Sistem ... 80

4.2 Desain Sistem Secara Umum ... 80

4.2.1. Desain Model Secara Umum ... 80

4.3 Pemodelan Aliran Data ... 81

4.3.1. Data Flow Diagram Sistem yang Diusulkan ... 81

4.3.2. Kamus Data ... 91

4.4. Desain Sistem Terinci ... 99

(8)

Halaman

4.4.1.1. Perancangan ERD ... 99

4.4.1.2. Transformasi ERD ke Database ... 101

4.4.2. Normalisasi Data dengan Ketergantungan ... Fungsional ... 101

4.4.3. Perancangan Struktur File ... 108

4.4.4. Keterhubungan antar tabel ... 111

4.4.5. Desain Struktur Menu ... 112

4.4.6. Perancangan Antarmuka Aplikasi ... 113

BAB V SELEKSI SISTEM DAN IMPLEMENTASI ... 118

5.1. Seleksi Sistem ... 118

5.2. Implementasi Sistem ... 118

5.3. Tindak Lanjut Implementasi ... 123

5.3.1. Lingkungan Pengujian ... 123

5.3.2. Pelaksanaan Pengujian dengan metode Blackbox ... 123

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 126

6.1. Kesimpulan ... 126

6.2. Saran ... 135

DAFTAR PUSTAKA ... xvii

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Anggota aktif tahun 2009-2011 di KUD Mandiri ...

Bayongbong. ... 3

Tabel 2.1 Simbol dan Keterangan Flowmap ... 17

Tabel 2.2. Simbol-simbol pada DFD ... 18

Tabel 2.3. Simbol yang digunakan dalam Notasi E-R ... 27

Tabel 2.4 Alternatif Notasi E-R ... 28

Tabel 3.1. Dana Pengembangan Sistem Informasi ... 44

Tabel 3.2. Perencanaan Waktu ... 45

Tabel 3.3. Performance ... 51

Tabel 3.4. Information ... 52

Tabel 3.5. Manfaat Pengembangan Proyek Sistem Informasi ... 52

Tabel 3.6. Perbandingan Perhitungan Metode Analisis Biaya dan Manfaat 55 Tabel 3.7. Economy ... 55

Tabel 3.8. Control... 55

Tabel 3.9. Efficiency ... 55

Tabel 3.10. Services ... 56

Tabel 3.11. Penilaian Kelayakan ... 56

Tabel 3.12. Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 57

Tabel 3.13. Kegiatan Penelitian ... 67

Tabel 4.1. DFD Level Konteks untuk Sistem yang Diusulkan ... 82

Tabel 4.2 DFD Level 0 untuk Sistem yang Diusulkan ... 84

Tabel 4.3. DFD Level 1 Proses Pendaftaran anggota untuk Sistem yang . Diusulkan ... 86

Tabel 4.4. DFD Level 1 Proses Simpanan anggota untuk Sistem yang .... Diusulkan ... 87

Tabel 4.5. DFD Level 1 Proses Permohonan Pinjaman untuk Sistem yang Diusulkan ... 88

(10)

Halaman Tabel 4.6. DFD Level 1 Proses Angsuran Anggota untuk Sistem yang

Diusulkan ... 89

Tabel 4.7. DFD Level 1 Proses Perhitungan Pendapatan yang Diusulkan 90 Tabel 4.8. DFD Level 1 Proses Perhitungan SHU yang Diusulkan ... 90

Tabel 4.9. DFD Level 1 Proses Proses Buat dan Cetak Laporan untuk Sistem yang Diusulkan ... 91

Tabel 4.10. Deskripsi Aliran data Calon Anggota ... 92

Tabel 4.11. Deskripsi Aliran Data Cetak Daftar Anggota ... 92

Tabel 4.12. Deskripsi Aliran Data Simpanan ... 92

Tabel 4.13. Deskripsi Aliran Data Cetak Daftar Simpan ... 93

Tabel 4.14. Deskripsi Aliran Data Pinjaman ... 93

Tabel 4.15. Deskripsi Aliran Data Cetak Daftar Pinjaman ... 93

Tabel 4.16. Deskripsi Aliran Data Angsuran ... 94

Tabel 4.17. Deskripsi Aliran Data Cetak Daftar Angsuran ... 94

Tabel 4.18. Deskripsi Aliran Data Pendapatan ... 94

Tabel 4.19. Deskripsi Aliran Data Hitung SHU ... 95

Tabel 4.20. Deskripsi Aliran Data Cetak Hitung SHU... 95

Tabel 4.21. Struktur data untuk aliran Data Anggota ... 96

Tabel 4.22. Struktur data untuk aliran Data Simpanan... 96

Tabel 4.23. Struktur data untuk aliran Data Pinjam ... 96

Tabel 4.24. Struktur data untuk aliran Data Angsuran ... 96

Tabel 4.25. Struktur data untuk aliran Data Pendapatan ... 96

Tabel 4.26. Struktur data untuk aliran Data SHU ... 96

Tabel 4.27. Simpanan Data Tabel Anggota ... 97

Tabel 4.28. Simpanan Data Tabel Simpan... 97

Tabel 4.29. Simpanan Data Tabel Pinjaman ... 97

Tabel 4.30. Simpanan Data Tabel Angsuran ... 98

Tabel 4.31. Pendapatan Data Tabel Pendapatan ... 98

(11)

Halaman Tabel 4.33. Hasil Pemetaan Trsanformasi ER-Diagram Anggota ke ...

Database ... 101

Tabel 4.34. Hasil Pemetaan Trsanformasi ER-Diagram Simpan ke ... Database ... 101

Tabel 4.35. Hasil Pemetaan Trsanformasi ER-Diagram Pinjam ke ... Database ... 101

Tabel 4.36. Hasil Pemetaan Trsanformasi ER-Diagram Angsur ke... Database ... 101

Tabel 4.37. Hasil Pemetaan Transformasi ER-Diagram Pendapatan Ke Database ... 101

Tabel 4.38. Hasil Pemetaan Trsanformasi ER-Diagram SHU ke Database 101 Tabel 4.39. Normalisai tabel Anggota ... 102

Tabel 4.40. Diagram Ketergantungan Fungsional Anggota ... 102

Tabel 4.41. Normalisasi Tabel Simpan... 102

Tabel 4.42. Diagram Ketergantungan Fungsional Simpan ... 103

Tabel 4.43. Normalisasi Tabel Pinjam ... 104

Tabel 4.44. Ketergantungan fungsional Pinjaman ... 104

Tabel 4.45. Normalisasi Tabel Agsuran ... 106

Tabel 4.46. Ketergantungan fungsional Angsuran ... 106

Tabel 4.47. Normalisasi Tabel SHU ... 107

Tabel 4.48. Ketergantungan fungsional SHU ... 107

Tabel 4.49. Normalisasi Tabel Pendapatan... 108

Tabel 4.50. Ketergantungan Fungsional Tabel Pendapatan... 108

Tabel 4.51. Struktur Tabel Anggota ... 108

Tabel 4.52. Struktur Tabel Simpan... 109

Tabel 4.53. Struktur Tabel Pinjam ... 109

Tabel 4.54. Struktur Tabel Angsuran ... 110

Tabel 4.55 Struktur Tabel SHU... 110

Tabel 4.56 Struktur Tabel Pendapatan... 111

(12)

Tabel 5.2. Implementasi Modul Program ... 123 Tabel 5.3. Bentuk-bentuk pengujian yang dilaksanakan ... 124

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran ... 8

Gambar 2.1. Model aktifitas sistem ... 11

Gambar 2.2. Sistem informasi suatu unit kerja ... 14

Gambar 2.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 16

Gambar 2.4. Relasi Satu ke Satu ... 25

Gambar 2.5. Relasi Satu ke Banyak ... 26

Gambar 2.6. Relasi Banyak ke Satu ... 26

Gambar 2.7. Relasi Banyak ke Banyak ... 26

Gambar 2.8. Urutan Perancangan Basis Data ... 31

Gambar 2.9. Integrated Development Environment (IDE) VB 6 ... 34

Gambar 3.1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 40

Gambar 3.2. Tahapan Proses Perencanaan Sistem ... 42

Gambar 3.3. Struktur Organisasi KUD Mandiri Bayongbong ... 46

Gambar 3.4. Pendaftaran Anggota Baru yang Sedang Berjalan ... 59

Gambar 3.5. Transaksi Simpanan yang Sedang Berjalan ... 61

Gambar 3.6. Transaksi Pinjaman yang Sedang Berjalan ... 63

Gambar 3.7. Tansaksi Angsuran yang Sedang Berjalan ... 65

Gambar 3.8. DFD Level Konteks Sistem Simpan Pinjam ... 70

Gambar 3.9. Usulan Pendaftaran Anggota Baru ... 71

Gambar 3.10. Usulan Transaksi Simpanan Anggota ... 73

Gambar 3.11. Usulan Transaksi Pinjaman Anggota... 75

Gambar 3.12. Usulan Transaksi Angsuran Anggota ... 77

Gambar 3.13. Usulan Penentuan Besar SHU ... 79

Gambar 4.1. DFD Level Konteks untuk Sistem yang Diusulkan ... 82

Gambar 4.2. DFD Level 0 untuk Sistem yang Diusulkan ... 84

Gambar 4.3. DFD Level 1 Proses Pendaftran Anggota untuk Sistem ... yang Diusulkan ... 86 Gambar 4.4. DFD Level 1 Proses Simpanan Anggota untuk Sistem ...

(14)

Halaman

yang Diusulkan ... 87

Gambar 4.5. DFD Level 1 Proses Permohonan Pinjaman untuk Sistem .. yang Diusulkan ... 88

Gambar 4.6. DFD Level 1 Proses Angsuran Anggota untuk Sistem ... yang Diusulkan ... 89

Gambar 4.7. DFD Level 1 Proses Perhitungan Pendapatan yang Diusulkan ... 90

Gambar 4.8. DFD Level 1 Proses Perhitungan SHU yang Diusulkan ... 90

Gambar 4.9. DFD Level 1 Proses Buat dan Cetak Laporan untuk Sistem yang Diusulkan ... 91

Gambar 4.10. Desain Model Data Konseptual Sistem Informasi... Simpan Pinjam... 100

Gambar 4.11. Keterhubungan Antar Tabel ... 111

Gambar 4.12. Struktur Menu Sistem Informasi Simpan Pinjam... 112

Gambar 4.13. Tata letak Form Login ... 114

Gambar 4.14. Tata letak Form Menu Utama ... 114

Gambar 4.15. Tata letak Form Input Anggota ... 114

Gambar 4.16. Tata letak Form Input Simpan ... 115

Gambar 4.17. Tata letak Form Input Pinjaman ... 115

Gambar 4.18. Tata letak Form Input Angsuran ... 115

Gambar 4.19. Tata letak Form Input SHU ... 116

Gambar 4.20. Tata letak Form Sumber Pendapatan ... 116

Gambar 4.21 Tata letak Form Cetak KTA ... 116

Gambar 4.22. Tata letak Form KTA... 117

Gambar 4.23. Tata letak Form Laporan Anggota ... 117

Gambar 4.24. Tata letak Form Laporan Simpan ... 117

Gambar 4.25. Form Laporan Pinjam ... 118

Gambar 4.26. Tata letak Form History Transaksi Angsuran per-anggota . 118 Gambar 4.27. Tata letak Form Laporan SHU yang ... diklasifikasikan berdasarkan rentan waktu tertentu ... 118

(15)

Halaman

Gambar 5.1. Tampilan Menu Utama ... 119

Gambar 5.2. Tampilan Menu Login ... 119

Gambar 5.3. Tampilan Menu Input Anggota ... . 119

Gambar 5.4. Tampilan Menu Input Simpanan Anggota ... 120

Gambar 5.5. Tampilan Menu Input Pinjaman Anggota... 120

Gambar 5.6. Tampilan Menu Input Pembayaran Pinjaman Anggota ... 120

Gambar 5.7. Tampilan Menu Input Perhitungan SHU Anggota ... 121

Gambar 5.8. Tampilan Menu Input Sumber Pendapatan ... 121

Gambar 5.9. Tampilan Menu Input Cetak Kartu Tanda Anggota ... 121

Gambar 5.10. Tampilan Menu Input Cetak Laporan Simpanan ... 121

Gambar 5.11. Tampilan Menu Input Cetak Laporan Pinjaman ... 122

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Koperasi Unit Desa Mandiri Bayongbong adalah salah satu organisasi koperasi yang kegiatan uatamanya adalah menyediakan jasa simpan pinjam bagi para anggotanya. Koperasi ini berdiri pada tanggal 24 Desember 1973 yang beralamat di Jalan Raya Bayongbong Timur Km 11 Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut dengan No, Badan Hukum: 5948/BH/PAD/PWK-10/IV/1996. Semua warga masyarakat khususnya yang berdomisili di bayongbong dapat menjadi anggota koperasi dan mendapatkan manfaat dari koperasi apabila anggota terebut aktif.

Anggota koperasi di KUD Mandiri Bayongbong ini sebagian besar adalah petani, peternak, buruh dan masih banyak lagi. Dengan semakin bertambahnya waktu semakin banyak pula warga yang menjadi anggota koperasi. Hal tersebut mengakibatkan pengolahan data semakin banyak sedangkan sistem simpan pinjam pada KUD Mandiri bayongbong masih dilakukan secara manual. Hal tersebut seringkali mengakibatkan data-data berupa berkas mengalami kerusakan dan akan mempersulit pencarian data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pelayanan transaksi yang dikelola dengan alat bantu berupa sisten informasi yang terkomputerisasi, sehingga dapat terhindar dari kesalahan, dan informasi yang dihasilkannyapun berdaya guna tinggi.

Simpan pinjam di KUD Mandiri memiliki berbagai macam proses dalam pengolahannya. Proses simpan pinjam tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pendaftaran anggota

Proses ini dilakukan oleh calon anggota dengan cara, mendaftarkan diri langsung ke bagian simpan pinjam dan menyertakan persyaratan seperti

(17)

fotokopi KTP dan uang sebesar Rp. 5.000,00 sebagai simpanan pokok anggota. Kemudian petugas akan mengecek apakah persyaratan terpenuhi atau tidak, apabila terpenuhi anggota baru akan mendapatkan KTA dan resmi sebagai anggota koperasi.

b. Simpanan anggota

Anggota koperasi memiliki kewajiban untuk melakukan simpanan. Simpanan tersebut diantaranya adalah simpanan pokok dengan jumlah Rp.5.000, simpanan wajib dengan jumlah Rp.2.000 dan simpanan manasuka, semua simpanan sifatnya wajib dilakukan kecuali simpanan manasuka, karena simpanan ini bersifat seperti tabungan bisa diambil kapan saja dan jumlah simpanannya pun boleh beragam. Semua simpanan tersebut dibayarkan paling lambat setiap tanggal 10 disetiap bulannya. c. Pinjaman anggota

Anggota koperasi juga memiliki hak untuk melakukan pinjaman dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh KUD. Dalam pengajuan pinjaman, setiap anggota harus mendapatkan persetujuan dari bagian unit simpan pinjam, yang terlebih dahulu telah melakukan pengecekan yang bertujuan untuk menghindari kredit macet dikemudian hari. Kredit akan diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai masalah sebelumnya. d. Angsuran pinjaman

Proses pembayaran angsuran pinjaman merupakan suatu kewajiban anggota koperasi yang harus dilakukan dengan ketentuan seperti membayar angsuran setiap bulannya dengan bunga sebesar 2% dengan ketentuan dicicil selama 10 kali angsuran dengan bunga sebesar 2% yang bersifat bungan flat.

Hak anggota koperasi yang lainnya adalah medapatkan SHU (sisa hasil usaha). SHU koperasi adalah kelebihan yang diperoleh dari hasil efisiensi biaya yang dilakukan koperasi atas pelayanannya kepada anggota. Secara teknis, SHU adalah total pendapatan dikurangi total biaya. SHU dihitung secara proporsional berdasarakan jumlah transaksi dan partisipasi modal. Partisipasi modal merupakan kontribusi anggota dalam memodali koperasinya. Ini akibat dari peran anggota

(18)

sebagai pemilik koperasi. Bentuk partisipasi modal adalah simpanan pokok dan simpanan wajib.

Proses-proses yang dilakukan akan menghasilkan data-data yang akan dibuat menjadi satu laporan, yang didalamnya terdapat, data anggota koperasi, data simpanan anggota, data pinjaman, data angsuran dan data Pendapatan serta data biaya. Data-data tersebut akan dibuat laporan tahunan untuk selanjutnya akan dibuat rencana program kerja serta anggaran pendapatan belanja dalam satu tahun. Semakin meningkatnya jumlah anggota koperasi di Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri. Maka, jumlah transaksi yang terjadi di koperasi tersebut semakin meningkat. Angka peningkatan jumlah anggota dapat dilihat pada data berikut ini (diambil dari data anggota aktif tahun 2009-2011) di KUD Mandiri Bayongbong. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa data anggota koperasi aktif dari tahun ketahun mengalami peningkatan.

Tabel 1.1. Data anggota aktif tahun 2009-2011 di KUD Mandiri Bayongbong.

Tahun Jumlah Anggota

2009 211

2010 292

2011 339

Pada kenyataannya dilapangan khususnya pada transaksi simpan pinjam sering mengalami beberapa kendala yang disebabkan oleh kurang telitinya dalam perhitungan serta kemungkinan terjadinya kecurangan yang akan mempengaruhi kinerja dari kegiatan koperasi.

Metode pengembangan yang digunakan penulis adalah Siklis Hidup Pengembangan Sistem. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0 serta untuk pengembangan dan penyimpanan data (database) penulis menggunakan Microsoft Access 2007. Tool ini dipilih karena termasuk salah satu DBMS (Database Management System) yang cukup

(19)

kompatibel dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Untuk membuat laporan penulis menggunakan Crystal Report.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sistem informasi simpan pinjam di Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Bayongbong dengan judul: “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI UNIT DESA MANDIRI BAYONGBONG”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Sering terjadinya keterlambatan pencarian transaksi yang disebabkan karena arsip mengalami penumpukan.

b. Jumlah anggota serta transaksi yang meningkat setiap tahunnya mengakibatkan pengolahan data semakin banyak.

c. Proses pencatatan data anggota beserta transaksi simpan pinjam masih dilakukan secara manual sehingga sering terjadi masalah apabila petugas simpan pinjam mengalami pergantian.

d. Data anggota dan transaksi simpan pinjam masih disimpan dalam bentuk buku atau berkas-berkas, sehingga data-data tersebut seringkali rusak dan akan mempersulit pencarian data yang dibutuhkan.

e. Kesulitan dalam penghitungan SHU.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menjaga agar tidak saling berkembangnya masalah dan keterbatasan waktu yang ada maka penulis membatasi permasalahan pada masalah sebagai berikut:

a. Perancangan sistem informasi simpan pinjam yang berupa pendataan anggota, penyetoran simpanan, pencatatan simpanan, transaksi pinjam, angsuran pinjam dan pembuatan laporan.

b. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Siklus Hidup Pengembangan Sistem [3]. Sedangkan bahasa pemrograman yang

(20)

digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0 serta untuk pengembangan dan penyimpanan data (database) penulis menggunakan Microsoft Access 2007. Tool ini dipilih karena termasuk salah satu DBMS (Database Management System) yang cukup kompatibel dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Untuk pembuatan laporan penulis menggunakan Crystal Report.

c. Perhitungan SHU (Sisa Hasil Usaha)

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi koperasi yang berbasis komputer yang dapat membantu meningkatkan kinerja dan dapat mengakomodasi transaksi simpan pinjam di Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Bayongbong.

1.5 Manfaat

Manfaat dari perancangan sistem informasi simpan pinjam pada koperasi unit desa mandiri bayongbong adalah dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempermudah penanganan simpan pinjam di koperasi.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan data

a. Untuk mengumpulkan data primer menggunakan teknik : - Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap petugas yang menangani atau mengelola proses simpan pinjam.

- Observasi

Mengamati secara langsung kegiatanan dari proses simpan pinjam yang sedang berjalan.

(21)

- Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen, file, literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah penelitian, terutama dokumen-dokumen tentang ketentuan yang berlaku yang sifatnya mengikat ataupun tidak mengikat.

b. Untuk mengumpulkan data sekunder menggunakan teknik :

Studi kepustakaan yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisa beberapa buku yang berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Didalam tahap pengembangan sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan , yaitu sebagai berikut : [3]

a. Kebijakan dan Perencanaan Sistem

Sebelum suatu sistem informasi dikembangkan, umumnya terlebih dahulu dimulai dengan adanya suatu kebijakan dan perencanaan untuk mengembangkan sistem tersebut. Kebijakan untuk mengembangakn sistem informasi dilakukan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama seperti untuk meningkatkan efektivitas manajemen, meningkatkan produktivitas atau meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah. Setelah mealakukan kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi, maka diperlukan perencanaan yang cermat untuk mendukung pengembanagn sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.

b. Analisis Sistem

Pada dasarnya, analisis sistem merupakan proses untuk memahami sistem yang ada, kemudian mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Analisis sistem memiliki tujuan untuk mengetahui sistem secara detail sebagai pedoman untuk melanjutkan proses pengembangannya.

(22)

c. Desain (perancanagn ) Sistem Secara Umum

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain sistem terperinci. Desain sistem secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci.

d. Desain (perancangan) Sistem Terinci

Pada tahapan desain (perancangan) sistem terinci, dimaksudkan untuk menentukan output dari sistem yang baru, menentukan interface atau rancang bangun percakapan antara pemakai sistem (user) dengan komputer serta code-code program yang akan dipakai untuk menunjang pembuatan program tersebut.

e. Seleksi Sistem

Dari hasil desain sistem terinci adalah sistem di atas kertas. Hasil desain ini belum dapat diimplementasikan. Untuk dapat diimplementasikan, maka komponen-komponen sistem secara fisik perlu dimiliki. Komponen fisik sistem tersebut adalah komponen teknologi yang dapat berupa perangkat keras dan perangkat lunak.

f. Implementasi (penerapan sistem)

Setelah sistem dianalisis dan didesain secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih, maka tahapan selanjutnya adalah implementasi sistem. Pada tahapan ini terdiri dari langkah-langhkah sebagai berikut: - Menerapkan rencana implementasi

- Melekukan kegiatan implementasi - Tindak lanjut implementasi g. Perawatan Sistem

(23)

1.7 Kerangka Pemikiran

Koperasi Unit Desa Mandiri Bayongbog saat ini berkembang baik. Hal tersebut mengakibatkan kinerja manajemen yang semakin banyak terutama dalam hal pencatatan serta pelaporan mengenai transaksi yang terjadi khususnya transaksi simpanan, pinjaman, dan angsuran.

Setelah dilakukan analisis dirasakan perlu adanya sebuah sistem informasi berbasis komputer untuk menunjang kinerja pengurus koperasi unit desa mandiri bayongbong dalam rangka meningkatkan pelayanannya kepada anggota koperasi. Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang dideskripsikan melalui gambar.

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Visi

Misi

KUD Mandiri

Data Teori Metode

Sistem Informasi Simpan Pinjam

Analisis Current

1. Kesulitan dalam pencarian data transaksi

2. Semakin banyaknya anggota sehingga pengolahan data semakin banyak 3. Pencatatan data-data masih dilakukan

secara manual

4. Seringkali terjadi kerusakan data 5. Kesulitan dalam menghitung /

menentukan besarnya SHU

Perancangan Sistem Informasi Simpan Pinjam:

1. Perancangan database sistem informasi 2. Perancangan antarmuka sistem informasi

Simulasi Sistem Informasi Simpan Pinjam KUD Mandiri Bayongbong

(24)

1.8 Sistematika Penulisan

Agar laporan tugas akhir ini dapat dipahami dengan baik oleh pembaca dan dapat memberikan gambaran secara umum tentang isi dari laporan tugas akhir ini, maka dari pada itu penulis membuat sistematika penulisan laporan Tugas Akhir sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi landasan teori yang digunakan sebagai referensi baik didalam kegiatan perancangan sistem maupun didalam menyelesaikan permasalahan dari studi kasus yang dipilih.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi gambaran umum dari KUD Mandiri Bayongbong yang meliputi visi dan misi. Menerangkan tahapan analisis yang dilakukan terhadap current system atau sistem yang sedang berjalan menggunakan metode konvensional.

BAB IV DESAIN SISTEM

Pada bab ini berisi tentang perancangan sistem yang dibuat, di mulai dari perancangan data awal dan rancangan untuk aplikasi pembuatan sistem informasi simpan pinjam.

BAB V SELEKSI SISTEN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini berisi tentang penjelasan dari aplikasi yang telah dibuat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dimbil dari seluruh proses yang terjadi selama melakukan proses yang terjadi selama melakukan penyususnan laporan tugas akhir ini.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi kumpulan referensi serta rujukan yang dipakai dalam menyusun laporan kerja praktek.

LAMPIRAN

Lampiran berisi berbagai sumber yang digunakan dalam kegiatan analisis, antara lain berupa data-data maupun dokumen-dokumen yang berasal dari tempat objek penelitian.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Pada kegiatan analisis dan pengembangan sistem informasi, pemahaman terhadap konsep sistem informasi sangat di perlukan. Oleh karena itu, terlebih dahulu penulis melakukan ulasan terhadap konsep dasar dari sistem, informasi, dan sistem informasi.

2.1.1 Definisi Sistem

Istilah sistem sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tersetruktur dan terperinci, namun demikian tidak mudah untuk mendefinisikan sistem, hal ini sering kali memberikan pandangan yang berbeda dalam setiap penggunaan istilah sistem untuk aktifitas tertentu. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai sistem, maka penulis akan mengemukakan beberapa definisi sistem menurut para ahli.

Sistem adalah “sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan” [1]

Sistem adalah “elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi” [2]

Sistem adalah “suatu jaringan kerja dari prosedur–prosedur yang berhubungan, berkumpul bersama–sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu,” [3]

Prosedur (Procedure) didefinisikan oleh Richard F.Naushel sebagai berikut:

Suatu prosedur adalah “suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih

(27)

departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi,”[3]

Suatu sistem dapat terdiri dari empat elemen subsistem, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem. Elemen-elemen tersebut yaitu: Masukan, Pengolahan, Keluaran dan Umpan Balik. Dimana keempat elemen tersebut terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1. Model aktifitas sistem [2]

2.1.2 Definisi Informasi

Pengertian informasi dapat di definisikan berbeda- beda tergantung sudut pandang seseorang terhadap istilah tersebut, namun pada dasarnya setiap orang ataupun setiap organisasi sangat membutuhkan informasi. Informasi dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :

Informasi adalah ”data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu,” [2]

Informasi adalah “data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya” [3]

Informasi didefinisikan oleh Davis (1999) adalah sebagai berikut:

Informasi adalah ”Data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang” [1]

(28)

“Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata” [3]

“Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media”, [2]

Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Sedangkan kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu: [3]

a. Akurat

Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, akurat juga berarti harus mencerminkan maksudnya, harus akurat dari sumber sampai penerima informasi.

b. Tepat Waktu

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah tidak berlalu tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan diadakannya pengambilan keputusan, bila keputusan terlambat maka akan berakibat fatal bagi organisasi/perusahaan.

c. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda.

2.1.3 Definisi Sistem Informasi

Berdasarkan definisi sistem dan definisi informasi yang telah disebutkan diatas, maka sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

Sistem informasi adalah “adalah suatu sistem suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manualyang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan

(29)

mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai” [1].

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang saling barkaitan dan berintegrasi satu sama lain dan bertujuan menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.

Kegiatan di Sistem Informasi mencakup: [1]

1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.

2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.

4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Kontrol, ialah suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi

tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Sistem informasi memiliki komponen–komponen sebagai pendukungnya, komponen–komponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : [3]

1. Blok Masukan yaitu input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi termasuk metode dan media untuk mendapatkan data yang akan dimasukan yang berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model yaitu kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran yaitu informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem dan manajemen.

4. Blok Teknologi yaitu alat yang digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data serta menghasilkan keluaran yang diinginkan.

(30)

5. Blok Basis Data yaitu basis data yang digunakan dan disimpan untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut dimana berisi data-data yang diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas.

6. Blok kendali yaitu pengendalian pada perusahaan untuk mencegah hal-hal yang dapat merusak sistem atau apabila ada kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

Secara sederhana, konsep dasar dari sebuah sistem informasi dalam suatu unit kerja dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2. Sistem informasi suatu unit kerja [2]

2.2 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut : [3]

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:

a. Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa :

- kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin;

- kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin;

(31)

- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

b. Pertumbuhan Organisasi yang menyebabkan harus disusunya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)

Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

3. Adanya instruksi-instruksi (directives)

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.

Dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan PIECES (merupakan singkatan untuk memudahkan mengingatnya), yaitu sebagai berikut : [3]

- Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.

- Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.

- Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

- Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang akan terjadi.

(32)

- Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.

- Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

2.2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Proses Pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem. Daur atau siklus dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya. Ide dari siklus hidup pengembangan sistem adalah sederhana dan masuk akal. Adapun tahapan-tahapan utama dari siklus hidup pengembangan sistem adalah sebagai berikut : [3]

(33)

Gambar 2.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem [3]

2.3 Alat Pengembangan Sistem 2.3.1 Flowmap

Flowmap atau block chart (bagan alir) adalah bagan yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Flowmap ini berfungsi untuk memodelkan masukan, keluaran, proses maupun transaksi dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Adapun pedoman-pedoman dalam pembuatan flowmap adalah sebagai berikut : [3]

a. Flowmap sebaiknya digambarkan dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman.

b. Kegiatan di dalam flowmap harus ditunjukkan dengan jelas.

c. Harus ditunjukkan darimana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhir. d. Masing-masing kegiatan di dalam flowmap sebaiknya digunakan suatu kata

yang mewakili suatu pekerjaan.

Kebijakan dan Perencanaan

Analisis

Desain (Perancangan) Sistem Secara

Seleksi

Desain (Perancangan) Sistem

Implementasi (Penerapan Perawata Awal Proyek Manajemen Pengembangan

(34)

e. Masing-masing kegiatan di dalam flowmap harus di dalam urutan yang semestinya.

f. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.

g. Gunakan simbol-simbol flowmap yang standar.

Adapun simbol-simbol yang sering digunakan dalam flowmap dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1. Simbol dan Keterangan Flowmap [5]

Simbol Keterangan

Menandakan dokumen, bisa dalam bentuk surat, folmulir, buku/bendel/berkas atau cetakan

Multi dokumen

Proses manual

Proses yang dilakukan oleh komputer

Menandakan dokumen yang diarsipkan (arsip manual)

Data penyimpanan (data storage)

Proses apa saja yang tidak terdefinisi termasuk aktifitas fisik

Terminasi yang mewakili simbol tertentu untuk digunakan pada aliran lain pada halaman yang lain

Terminasi yang mewakili simbol tertentu untuk digunakan pada aliran lain pada halaman yang sama Terminasi yang menandakan awal dan akhir dari suatu aliran

(35)

Lanjutan Tabel 2.1 Simbol dan keterangan Flowmap Layar peraga (monitor)

Pemasukan data secara manual

2.3.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram merupakan cara pemodelan yang dapat menggambarkan arus data di dalam suatu sistem dengan terstruktur dan jelas. Pemodelan DFD digambarkan dengan symbol-simbol yang didasarkan pada notasi DeMarco-Yourdon sebagai berikut :

Tabel 2.2. : Simbol-simbol pada DFD [5]

Simbol Keterangan

Simbol entitas eksternal / terminator menggambarkan asal atau tujuan data dari luar sistem.

Simbol lingkaran menggambarkan atau proses dimana aliran data masuk ditransformasikan ke aliran data keluar.

Simbol aliran data menggambrakan aliran data.

Simblo file menggambarkan tempat data disimpan.

2.3.2.1 Keunggulan DFD

DFD memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah : [5]

- Menggambarak sistem secara terstruktur dengan memecah-mecah sistem menjadi level-level yang lebih rendah.

- Menunjukan aliran data di sistem. - Menunjukan simpanan data (basis data). - Menunjukan kesatuan luar (terminator).

(36)

- Symbol yang dipakai sederhana dan mudah untuk dimengerti dan dipelajari.

2.3.2.2 Kelemahan DFD

Disamping semua keunggulannya, DFD juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu : [5]

- DFD tidak menunjukan proses pengulangan (loop). - DFD tidak menunjukan proses perhitungan.

- DFD tidak memperlihatkan aliran control.

- Lemah dalam konsep model untuk pendeskripsian data dan basis data.

2.3.2.3 Tahapan-Tahapan dalam DFD 1. Context Diagram (Diagram Konteks)

Diagram konteks adalah tingkatan tertinggi dalam DFD, yang memperlihatkan sistem sebagai sebuah proses. Tujuannya adalah memberikan pandangan umum mengenai sistem. Diagram konteks memperlihatkan sebuah proses yang berinteraksi dengan lingkungannya. Ada External Entity yang memberikan masukan (input) dan ada pihak yang menerima keluaran (output) dari sistem.

3 Diagram 0 (Level Berikutnya)

Diagram ini merupakan diagram yang berada satu level dibawah diagram konteks yang menggambarkan proses-proses utama dari sistem.

4 n Level Diagram (Diagram Level n)

Diagram Level n merupakan hasil dekomposisi dari diagram 0, yang menjelaskan proses secara lebih terperinci. Diagram ini merupakan turunan langsung dari diagram 0 dan dinamakan dengan diagram level 1, apabila diagram level 1 dapat diuraikan kembali maka akan terbentuk diagram level 2 dan seterusnya.

(37)

2.3.3 Kamus Data

Kamus data adalah suatu aplikasi khusus dari jenis kamus-kamus yang digunakan sebagai referensi kehidupan setiap hari. Kamus data merupakan hasil referensi data mengenai data (maksudnya, metadata), suatu data yang disusun oleh penganalisis sistem untuk membimbing mereka selama melakukan analisis dan desain. Sebagai suatu dokumen, kamus data mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-istilah data tertentu, dan menjelaskan apa arti setiap istilah yang ada. Sebagai tambahan untuk dokumentasi serta mengurangi redundansi, kamus data bisa digunakan untuk: [6]

1. Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan. 2. Menyediakan titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan-laporan. 3. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file.

4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data.

Empat kategori kamus data yaitu aliran data, struktur data, elemen-elemen data, dan simpanan data; bisa dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai data-data sistem: [6]

1. Aliran Data

Informasi yang ditangkap untuk setiap aliran data bisa diringkas menggunakan sebuah formulir yang memuat informasi-informasi berikut : a. Identitas, nomor identifikasi yang bersifat pilihan. Kadang-kadang

identitas dikodekan menggunakan suatu skema untuk mengidentifikasi sistem dan aplikasi di dalam sistem.

b. Nama deskriptif unik untuk aliran data ini. Nama ini merupakan teks yang harus muncul pada diagram dan bisa direferensikan dalam semua deskripsi yang menggunakan aliran data.

c. Deskripsi umum aliran data.

d. Sumber aliran data. Sumber bisa berupa entitas eksternal, proses, atau aliran data yang datang dari suatu simpanan data.

e. Tujuan aliran data (item-item yang sama yan disebutkan di bawah sumber).

(38)

f. Indikasi mengenai apakah aliran data merupakan record yang memasuki atau meninggalkan file atau record yang memuat laporan, formulir, atau layar. Bila aliran data memuat data-data yang digunakan di antara proses-proses, maka ditandai sebagai internal.

g. Nama struktur data yang menggambarkan elemen-elemen yang ditemukan dalam aliran data ini. Untuk aliran data sederhana, bisa berupa satu atau beberapa elemen.

h. Ukuran per satuan waktu. Data-data bisa berupa record per hari atau satuan-satuan waktu lainnya.

i. Area untuk komentar dan catatan-catatan lainnya mengenai aliran data. 2. Struktur Data

Struktur data biasanya digambarkan menggunakan notasi aljabar. Metode ini memungkinkan penganalisis membuat suatu gambaran mengenai elemen-elemen yang membentuk struktur data bersama-sama dengan informasi-informasi mengenai elemen-elemen tersebut. Notasi aljabar menggunakan simbol-simbol sebagai berikut :

a. Tanda sama dengan (=), artinya “terdiri dari”; b. Tanda plus (+), artinya “dan”;

c. Tanda kurung { }, menunjukkan elemen-elemen repetitif, juga disebut kelompok berulang atau tabel-tabel.

d. Tanda kurung [ ], menunjukkan salah satu dari dua situasi tertentu. Satu elemen bisa ada sedangkan elemen lainnya juga ada, tetapi tidak bisa kedua-duanya ada secara bersamaan.

e. Tanda kurung ( ), menunjukkan suatu elemen yang bersifat pilihan. Elemen-elemen yang bersifat pilihan ini bisa dikosongkan pada layar masukan atau bisa juga dengan memuat spasi atau nol untuk field-field numerik pada struktur data.

3. Elemen-elemen Data

Masing-masing elemen data bisa ditetapkan sekali dalam kamus data dan juga bisa dimasukkan sebelumnya pada formulir deskripsi elemen.

(39)

Semua elemen basis harus disimpan di dalam elemen. Simpanan data diciptakan untuk setiap entitas data yang berbeda yang sedang disimpan. Maksudnya, ketika elemen basis aliran data dikelompokkan bersama-sama untuk membentuk suatu record struktural, dibuat suatu simpanan data untuk setiap record struktural unik. Informasi yang dimasukkan untuk menggambarkan suatu simpanan data adalah sebagai berikut :

a. Identitas simpanan data. Identitas seringnya berupan masukan wajib untuk mencegah penganalisis menyimpan informasi yang redundansi.

b. Nama simpanan data, yang bersifat deskriptif dan unik. c. Alias untuk file.

d. Deskripsi singkat simpanan data.

e. Jenis file, baik manual maupun terkomputerisasi.

f. Bila file tersebut terkomputerisasi, format file menandai apakah file tersebut berupa file basis data yang disebut tabel ataukah memiliki format file datar tradisional.

g. Jumlah record maksimum dan rata-rata pada file serta pertumbuhannya per tahun. Informasi ini membantu penganalisis memprediksikan jumlah ruang disket yang diperlukan untuk aplikasi serta untuk rencana akuisisi perangkat keras.

h. Nama rangkaian data menentukan nama file, jika diketahui. Pada tahap perancangan awal, item ini masih kosong.

i. Struktur data bisa menggunakan sebuah nama yang ditemukan di dalam kamus data, menampilkan suatu jalur menuju elemen-elemen untuk simpanan data ini

(40)

2.4 Perancangan Basis Data 2.4.1 Basis Data

Basis data dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Basis data adalah kumpulan data (elementer) yang secara logik berkaitan dalam merepresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu”[7]

2.4.2 Tujuan Basis Data

Tujuan utama dari konsep basis data adalah sebagai berikut: [7] a. Menghindari redudansi dan inkonsistensi data

b. Menghindari kesulitan pengaksesan data c. Menghindari isolasi data

d. Menghindari terjadinya anomali pengaksesan konkruen e. Menghindari masalah-masalah keamanan

Menghindari masalah-masalah integritas

2.4.3 Model Entity-Relationship

Model ER (Entity Relationship Model) adalah model data konseptual tingkat tinggi untuk perancangan basis data. [7]

Model data Entity-Relationship ( ER ) dikembangkan untuk memfasilitasi perancangan basis data dengan memungkinkan spesifikasi skema bisnis yang mewakili struktur logis keseluruhan basis data. Model ER sangat berguna dalam pemetaan makna dan interaksi perusahaan dunia nyata ke sebuah skema konseptual. Karena kegunaan ini, banyak alat perancangan basis data didasarkan pada konsep dari model ER. Model data ER menggunakan tiga konsep dasar yaitu, himpunan entitas, himpunan relasi dan atribut [8]

2.4.3.1 Himpunan Entitas (Entity Sets)

Entitas adalah "sesuatu" atau "objek" di dunia nyata yang dapat dibedakan dari semua objek lainnya. Entitas memiliki sekumpulan atribut, dan

(41)

nilai untuk beberapa himpunan yang sifatnya unik yang dapat mengidentifikasi suatu entitas. Sebuah entitas memiliki seperangkat sifat, dan nilai-nilai untuk beberapa set properti unik yang dapat mengidentifikasi entitas. Himpunan entitas adalah kumpulan entitas dari jenis yang sama yang berbagi sifat yang sama, atau atribut. Entitas diwakili oleh satu set atribut. Atribut adalah sifat deskriptif yang dimiliki oleh masing-masing anggota dari sebuah himpunan entitas. Setiap entitas memiliki nilai (value) untuk masing-masing atributnya. Untuk setiap atribut, ada sekumpulan nilai (value set) yang diijinkan disebut domain, atau set nilai, dari atribut itu, [8]

Sebuah atribut, seperti yang digunakan dalam model ER, dapat dicirikan oleh jenis atribut berikut : [8]

- Simple dan composite attributes

Simple attributes adalah atribut sederhana yang tidak dapat dibagi dalam beberapa bagian. Sementara composite attributes sebaliknya atribut yang dapat dibagi lagi dalam beberapa bagian.

- Single-valued and multivalued attributes

Single-valued attributes adalah atribut yang memiliki nilai tunggal untuk entitas tertentu. Sementara multivalued attributes sebaliknya atribut yang memiliki sekumpulan nilai untuk suatu entitas tertentu.

- Derived attribute

Derived attribute adalah nilai untuk jenis atribut dapat diturunkan dari nilai atribut terkait lainnya atau entitas.

2.4.3.2 Himpunan Relasi (Relationship Sets)

Relasi adalah asosiasi antara beberapa entitas. Sebuah himpunan relasi adalah sekumpulan hubungan dari jenis yang sama. Secara formal, ini adalah hubungan matematis antara n ≥ 2 entitas, dari himpunan-himpunan entitas yang ada. Jika E1, E2..., En. adalah set entitas, maka hubungan set R adalah subset dari {(e1, e2,..., en) | e1 ∈ E1, e2 ∈ E2,..., en ∈ En}dimana (e1, e2,..., en) adalah hubungan. [8]

(42)

2.4.3.3 Atribute (Attributes)

Untuk setiap atribut, ada satu himpunan nilai yang diijinkan, disebut domain atau himpunan nilai dari atribut. Secara formal, sebuah atribut dari suatu himpunan entitas adalah fungsi yang memetakan dari himpunan entitas ke domain. Karena himpunan entitas mungkin memiliki beberapa atribut, setiap entitas dapat digambarkan oleh satu himpunan (atribut, nilai data) pasang, satu pasang untuk setiap atribut dari himpunan entitas, [8]

Sebuah atribut, seperti yang digunakan dalam model ER, dapat dicirikan oleh jenis atribut berikut : [8]

- Atribut sederhana (Simple attributes) dan Atribut komposit (composite attributes)

- Atribut nilai tunggal (single-valued) dan nilai berganda (multivalued attribute) - Atribut turunan (derived attribute)

2.4.4 Batasan (Constraints)

2.4.4.1 Pemetaan Kardinalitas (Mapping Cardinalities)

Pemetaan kardinalitas, atau rasio kardinalitas, mengungkapkan jumlah entitas dimana entitas yang lain dapat diasosiasikan melalui himpunan. Paling banyak digunakan dalam menjelaskan himpunan relasi biner. Himpunan relasi melibatkan dua himpunan entitas disebut Binary atau ber-derajat 2. Untuk suatu himpunan relasi biner R antara entity A dan B, pemetaan kardinalitas harus salah satu dari berikut ini : [8]

- Satu ke satu, sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan paling banyak satu entitas pada A.

(43)

- Satu ke banyak, sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan paling banyak satu entitas pada A.

Gambar 2.5. Relasi Satu ke Banyak [8]

- Banyak ke satu, sebuah entitas pada A berhubungan paling banyak satu entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan nol atau lebih entitas pada A.

Gambar 2.6. Relasi Banyak ke Satu [8]

- Banyak ke banyak, sebuah entitas pada A berhubungan nol atau lebih entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan nol atau lebih entitas pada A.

Gambar 2.7. Relasi Banyak ke Banyak [8]

2.4.4.2 Batasan Partisipasi (Participation Constraints)

Partisipasi sebuah himpunan entitas E pada himpunan relasi R dikatakan total jika setiap entitas pada E berpartisipasi pada setidaknya satu relasi pada R.

(44)

Jika hanya beberapa entitas pada E berpartisifasi pada relasi di R, partisipasi himpunan entitas E pada relasi R disebut partial’ [8]

2.4.4.3 Kunci (Keys)

Penggunaan key merupakan cara untuk membedakan suatu entitas didalam himpunan entitas dengan entitas lain. Kunci (Key) adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris dalam relasi secara unik. Struktur dari kunci utama (primary key) untuk satu himpunan relasi tergantung pada pemetaan kardinalitas dari himpunan relasi. [8]

Ada 3 macam kunci yang dapat diterapkan pada suatu relasi : [8] a. Kunci utama (Super Key)

Kunci utama adalah satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) yang dapat membedakan satiap baris data dalam sebuah relasi secara unik.

b. Kunci calon (Candidate Key)

Kunci calon adalah kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah relasi secara unik

c. Kunci utama (Primary Key)

Kunci utama adalah salah satu dari kunci calon yang terpilih. Pemilihan kunci utama dari sejumlah candidate key umumnya didasari oleh :

- Kunci tersebut lebih sering (lebih natural) untuk dijadikan sebagai acuan. - Kunci tersebut lebih ringkas.

- Jaminan keunikan key tersebut lebih baik. 2.4.5 Alternatif Notasi untuk Permodelan Data

Tabel 2.3 menyajikan himpunan simbol-simbol yang digunakan dalam diagram E-R. Tidak ada standar umum untuk notasi diagram E-R, dan buku yang berbeda dan perangkat lunak E-R menggunakan diagram notasi yang berbeda;

(45)

Tabel 2.3. Simbol yang digunakan dalam Notasi E-R [8]

Simbol Arti Simbol Arti

Himpunan entitas Atribut : simple (A1), composite (A2) and multivalued (A3) derived (A4) Himpunan relasi himpunan relasi untuk Identifikasi himpunan entitas lemah Kunci Utama Indikatorr peran Membedakan atribut dari himpunan entitas lemah Relasi banyak ke banyak Relasi banyak ke satu Relasi satu ke satu Batasan kardinalitas Partisipasi total dari himpunan entitas di relasi ISA (spesialisasi atau generalisasi) Total generalisasi Disjoint generalisasi

(46)

Tabel 2.4. Alternatif Notasi E-R [8]

Simbol Arti

Himpunan entitas E dan atribut A1, A2, A3 dengan kunci utama A1 Relasi banyak ke banyak Relasi satu ke satu Relasi Banyak ke satu

Himpunan entitas lemah

Generalisasi

Total generalisasi

2.4.6 Normalisasi

Normalisasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Normalisasi adalah pemrosesan relasi-relasi menjadi bentuk normal lebih tinggi”, [7]

“Suatu file yang terdiri dari beberapa grup elemen yang berulang-ulang perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang ini disebut dengan normalisasi (normalization)”, [3]

Dengan demikian, tujuan proses normalisasi adalah mengkonversi relasi menjadi bentuk normal yang lebih tinggi.

(47)

2.4.6.1 Bentuk Normal

Terdapat lima bentuk normal yang utama. Tiga bentuk normal pertama berkaitan dengan kebergantungan fungsional. Sementara itu bentuk keempat dan kelima berkaitan dengan redudansi yang disebabkan kebergantungan banyak nilai (multi-value). Adapun bentuk–bentuk normal pada database adalah sebagai berikut : [7]

1. Bentuk normal pertama (1NF)

Bentuk normal pertama adalah ekivalen dengan definisi model relasional. Relasi adalah berbentuk normal pertama (1NF) jika semua nilai atributnya adalah sederhana (bukan komposit).

2. Bentuk normal kedua (2NF)

Sedangkan ketentuan bentuk normal kedua adalah a. Harus telah berbentuk normal (1NF); dan

b. Semua atribut bukan utama harus bergantung fungsional penuh pada kunci relasi.

3. Bentuk normal ketiga (3NF)

Ketentuan bentuk normal ketiga adalah harus telah berbentuk normal kedua (2NF); dan relasi tidak boleh memuat kebergantungan fungsional di antara atribut-atribut bukan utama.

4. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF - Boyce Codd Normal Form) Ketentuan BCNF

a. Masing-masing atribut utama bergantung fungsional penuh pada masing-masing kunci dimana kunci tersebut bukan bagiannya.

b. Atau dengan kalimat lain : Relasi adalah BCNF (yaitu optimal) jika setiap determinan atribut-atribut relasi adalah kunci relasi.

Atau dengan kata lain:

Relasi adalah optimal (BCNF) jika kapanpun fakta-fakta disimpan mengenai beberapa atribut maka atribut-atribut ini merupakan satu kunci relasi.

BCNF dapat memiliki lebih dari satu kunci. Properti penting BCNF adalah relasi tidak memiliki informasi yang redudan.

(48)

5. Bentuk normal keempat (4NF)

Relasi dalam 4NF jika suatu kebergantungan banyak nilai X→Y, tidak terdapat atribut lain selain yang terdapat pada X dan Y. Untuk menghilangkan kebergantungan banyak nilai dari suatu relasi, kita membagi relasi menjadi dua relasi baru. Masingrelasi berisi dua atribut yang mempunyai hubungan banyak nilai.

6. Bentuk normal kelima (5NF)

Bentuk normal 5NF berurusan dengan properti yang disebut join tanpa adanya kehilangan informasi (lossless join). Bentuk normal 5NF juga disebut PJNF (Projection-join normal form).

2.4.7 Bahasa Basis Data

Bahasa basis data (database language) adalah bahasa pada sistem basis data untuk melakukan pendefinisian dan manipulasi basis data. Berdasarkan fungsinya, bahasa basis data mempunyai tiga komponen utama, yaitu : [7]

1. DDL (Data definition language)

DDL berfungsi untuk menspesifikasikan skema atau struktur basis data. Kebanyakan kalimat DDL mempunyai bentuk sebagai berikut :

- CREATE object_name - ALTER object_name - DROP object_name

2. DML (Data manipulation language)

DML berisi sekumpulan operasi manipulasi data di basis data. DML disebut bahasa query (meminta informasi) ke basis data karena komponen paling kompleks adalah operasi query. SQL menyediakan empat pernyataan untuk manipulasi data, yaitu :

- SELECT untuk query (meminta informasi) dari basis data. - INSERT untuk menyisipkan data di tabel pada suatu basis data. - UPDATE untuk memperbaharui data di tabel suatu basis data. - DELETE untuk menghapus data di tabel pada suatu basis data.

(49)

3. DCL (Data control language)

DCL merupakan subbahasa untuk mengendalikan struktur internal basis data. DCL digunakan untuk menyesuaikan sistem agar efisien. Pada pokoknya terdapat dua perintah DCL, yaitu :

- Grant digunakan untuk memberikan wewenang pada objek-objek basis data untuk pemakai-pemakai spesifik.

- Revoke digunakan untuk mencabut wewenang pada objek-objek basis data.

2.4.8 Metodologi Perancangan Basis Data

Metodologi perancangan basis data adalah kumpulan teknik terorganisasi untuk pembuatan rancangan basis data. Teknik yang digunakan dalam perancangan basis data dibagi dua, yaitu : [7]

Perancangan Basis data ini dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.8. Urutan Perancangan Basis Data [7]

2.4.8.1 Langkah-langkah Metodologi Perancangan Basis Data Berikut adalah perancangan basis data relasional [7] A. Perancangan basis data logik untuk basis data relasional

Tahap 1 Membangun rancangan data konseptual lokal berdasarkan pandangan pemakai.

1.1 Identifikasi himpunan entitas-himpunan entitas

1.2 Identifikasi keterhubungan-keterhubungan (relationship)

1.3 Identifikasi dan asosiasikan atribut-atribut pada entitas atau keterhubungan 1.4 Tentukan domain atribut

Gambar

Gambar 1.1.  Kerangka Pemikiran  Visi
Gambar 2.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem [3]
Gambar 3.2. Tahapan Proses Perencanaan Sistem [3]
Gambar 3.3. Struktur Organisasi KUD Mandiri Bayongbong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi yang dilakukan dalam media sosial tidak selalu memakai bahasa yang baku, atau bahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, ini

Maka pemerintah sebagai alat kelengkapan negara dalam hal ini merupakan lembaga yang berkewajiban memberikan layanan dalam pemenuhan hak dan kebutuhan dasar sebab

Protoplasma, struktur dan fungsi inti sel, sitoplasma, organel dan zat ergastik Referensi 1,2,3 Ceramah dan diskusi 100 menit Kebenaran penjelasan unsur yang dibahas,

dengan metode learning by doing pada enam orang siswa tunanetra kelas. X di SLB Negeri A Kota

Scene ini menampilkan Bu Itje, Satya, dan Saka yang sedang berziarah ke makam Pak Gunawan. Bu Itje tampak tabah ketika menabur bunga yang dibantu oleh Saka, namun Satya yang

Instrumen pengumpulan data yang digunakan, meliputi (1) lembar validasi digunakan untuk mengukur kevalidan instrument penelitian dan perangkat pembelajaran yang akan

Persoalan kajian ketujuh iaitu “Adakah terdapat perbezaan antara perlaksanaan e- pembelajaran dalam pengajaran dan pembelajaran pelajar di Fakulti Pendidikan dan Fakulti

Rekayasa nilai adalah suatu teknik yang diterapkan secara sistematis untuk menentukan fungsi suatu produk atau jasa, menentukan nilai moneter dari fungsi