• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANKER KOLOREKTAL.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KANKER KOLOREKTAL.ppt"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

REFERAT

KANKER KOLOREKTAL

Pembimbing:

Dr.dr. Koernia Swa Oetomo, SpB.FINACS.FICS(K)Trauma

Disusun oleh :

Yunita Fadhila Sandy

201210401011050

SMF Bedah RSU Haji Surabaya

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

2013

(2)

2

Definisi

Suatu keganasan yang tumbuh di dalam

struktur saluran usus besar (kolon) dan

atau rektum

Alteri R, Bandi P, Brooks D. 2011. Colorectal Cancer Facts & Figures 2011-2013. American Cancer Society

(3)

3

(4)

4

(5)

Saekum, kolon asenden dan bagian kanan kolon

transversum  cabang a. mesenterika superior

(a.ileokolika, a. kolika dextra & a. kolika media)

Kolon transversum bagian kiri, kolon desenden,

kolon sigmoid dan sebagian besar rektum  a.

mesenterika inferior (a.kolika sinistra, a.sigmoid &

a. hemoroidalis superior)

Kolon asenden dan kolon transversum  v.

mesenterika superior

Kolon desenden, sigmoid dan rektum v.

mesenterika inferior.

5

(6)

Menyerap air, vitamin

dan elektrolit

Ekskresi mucus

Penyimpanan feses &

mendorongnya keluar

6

Fisiologi Kolon dan Rektum

Riwanto I. Hamami AH. Pieter J. Tjambolang T. Ahmadsyah I. 2010. Bab 37 Usus Halus, Apendiks, Kolon dan Anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat – de Jong Edisi 3. Jakarta: EGC. Hal : 762-781

(7)

7

Epidemiologi

Poston G. Tait D. 2011. Colorectal Cancer: Diagnosis and Management of Colorectal Cancer. Dalam NICE

Clinical Guidelines. National Institute for Health and Clinical Excellence. Manchester

Kejadian kanker terbanyak dunia

Indonesia urutan ke-10

(2,75%) setelah kanker lain

(leher rahim, payudara,

kelenjar getah bening,

kulit, nasofaring, ovarium,

jaringan lunak, dan tiroid)

Sander MA. 2008. Profil Penderita Kanker Kolon dan Rektum di RSUP Hasan Sadikin

(8)

8

Distribusi kanker pada usus besar

Poston G. Tait D. 2011. Colorectal Cancer: Diagnosis and Management of Colorectal Cancer. Dalam NICE Clinical Guidelines. National Institute for Health and Clinical Excellence. Manchester

(9)

9

Alteri R, Bandi P, Brooks D. 2011. Colorectal Cancer Facts & Figures 2011-2013. American Cancer Society

Underwood JCE. 2007. Celuler and Moleculer Event in Carcinogenesis. Dalam

General and Sistemic Pathology Fourth Edition. USA: Elsevier

(10)

Histologi

(Cappel MS. 2005)

• well-differentiated

• moderately well

differentiated

• poorly

differentiated

Dukes

(Sjamsuhidajat - dJong, 2010))

• A

• B

• C

• D

TNM system

(American Cancer Society. 2013)

• T

• N

• M

10

Klasifikasi

www.cancerresearchuk.org

(11)

T Tx Tidak bisa mendiskripsikan seberapa jauh tumor primer tumbuh karena informasi yang tidak lengkap

Tis Kanker insitu, tumbuh hanya sebatas mukosa tapi tidak mencapai muskularis mukosa

T1 Kanker tumbuh sampai lapisan submukosa T2 Kanker tumbuh sampai lapisan muskularis propia

T3 Kanker tumbuh sedalam lapisan muskularis propia dan lapisan paling luar dari kolon dan rektum tapi tidak seluruhnya

T4 T4a  kanker tumbuh sampai lapisan serosa (biasanya disebut visceral peritoneum), lapisan paling luar pada usus

T4b  kanker tumbuh sedalam dinding kolon dan rektum dan dekat atau menginvasi jaringan/organ terdekat

N Nx Tidak bisa mendeskripsikan kelenjar limfe karena informasi yang kurang lengkap

N0 Tidak ditemukan kanker pada kelenjar limfe terdekat N1 N1 ditemukan sel kanker pada 1-3 kelejar limfe terdekat

1a  ditemukan 1 kelenjar limfe terdekat 1b  ditemukan 2-3 kelenjar limfe terdekat

1c  ditemukan deposit sel kanker dalam jumlah kecil pada lemak sekitar kelenjar limfe

N2 N2  ditemukan sel kanker pada 4 atau lebih kelenjar limfe terdekat 2a  ditemukan 4-6 kelenjar limfe terdekat

2b  ditemukan 7 atau lebih kelenjar limfe terdekat

M M0 Tidak ada metastasis jauh

M1 M1a  metastasis jauh pada 1 organ atau kelompok kelenjar limfe jauh

M1b  metastasis jauh lebih dari 1 organ atau kelompok kelenjar

limfe jauh, atau menyebar pada daerah yang jauh dari peritonium

11

Klasifikasi berdasarkan Dukes :

Dukes A : terbatas di dinding usus

Dukes B : menembus lapisan muskularis

mukosa

Dukes C : metastasis kelenjar limfe

C1 : beberapa kelenjar limfe

dekat tumor primer

C2 : dalam kelenjar limfe jauh

Dukes D : metastasis jauh

Riwanto I. Hamami AH. Pieter J. Tjambolang T. Ahmadsyah I. 2010. Bab 37 Usus Halus, Apendiks, Kolon dan Anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat – de Jong Edisi 3. Jakarta: EGC

(12)

PATOFISIOLOGI

Histopatogenesis

Hiperplastik

P↑tan sel glandular

dan penurunan

mucus sitoplasmik,

tetapi kurangnya

jumlah nukleus

yang hiperkromatik,

stratifikasi &atipik

Adenomatosa

epithelium

displastik  sel-sel

tinggi yang tampak

hiperkromatik&

tersusun tidak

beraturan, dengan

peningkatan rasio

nukleus sitoplasma

serta nukleus yang

berbentuk cerutu

Tipe adenoma 

tubuler, vilosa,

tubulovilosa

12

Polip tipe adenoma

(Underwood JCE. 2007)

Cappel MS. 2005. The Pathophysiology, Clinical Presentation, and Diagnosis of Colon Cancer and Adenomatous Polyps. Dalam Medical Clinic of North America 89 (2005) 1–42. Division of Gastroenterology. Department of Medicine. Albert Einstein Medical

(13)

13

Underwood JCE. 2007 (A) sel epitel tunggal yang bertransformasi menjadi sel tumor karena

proses karsinogenik. (B) sel abnormal mengalami ploriferasi untuk memproduksi kumpulan

sel. (C) proliferasi lebih lanjut membentuk tumor jinak, suatu polip non-invasif yang

menonjol keluar dari permukaan mukosa. (D) sel mengalami transformasi lebih lanjut

karena perubahan genetik, lesi berubah menjadi ganas (karsinoma). (E,F) lesi ganas yang

(14)

T

AHAPAN

TERBENTUKNYA

SEL

NEOPLASTIK

minimal dibutuhkan

3 perubahan

genetik:

ekspresi

telomerase

inaktivasi gen

supresor tumor,

ekspresi onkogen

14

Underwood JCE. 2007. Celuler and Moleculer Event in Carcinogenesis. Dalam General and Sistemic Pathology Fourth Edition. USA: Elsevier

(15)

S

IGN

&

SYMTOMS

15

Sign

Letak kiri obstruksi >>, kanan <

konstipasi, mual, nyeri abdomen dan

distensi abdomen, kadang disertain

diare intermitten

Letak distal pendarahan lebih nyata

dibanding letak prox

kelemahan seluruh badan, cepat

lelah, sesak atau palpitasi

Symtoms

Anemia defisiensi besi

•Koilonychias •Glossitis •Cheilitis

Hipoalbumin

BU  melemah/meningkat

Awal sering asimtomatik

Cappel MS. 2005

Riwanto I. Hamami AH. Pieter J. Tjambolang T. Ahmadsyah I. 2010

(16)

DIAGNOSIS

16

Anamnesis

Pemeriksaan

fisik

Pemeriksaan

penunjang

(17)

P

EMERIKSAAN

PENUNJANG

17

Fecal Occult Blood

Test (FOBT)

• guaiac-based

(gFOBT)

• immunochemical

tests (iFOBT)

• Jika (+)

disarankan untuk

colonoscopy

Stool DNA (sDNA)

test

• Mendeteksi

adanya mutasi

gen

• Jika (+)

disarankan untuk

colonoscopy

Lab Darah

• DL

• LFT

• Tumor marker 

CEA, CA 19-9

American Cancer Society. 2013. Colorectal Cancer. Atlanta Georgia

Konsentrasi CEA

dalam darah

(Underwood JCE. 2007)

(18)

P

EMERIKSAAN

PENUNJANG

18

Colon in loop

Sigmoidoscopy

Colonoscopy

USG abdomen

CT Scan

abdomen

dengan kontras

MRI (Magnetic

Resonance

Imaging)

Foto thorax

Positron

Emission

Tomography

(PET) scan

Angiography

Colon in loop:

adenocarcinoma colon

assending

(19)

19

Leddin D. Hunt R. Champion M. Cockeram A. 2004. Canadian Association of Gastroenterology and The Canadian Digestive Health Foundation: Guidelines on Colon Cancer Screening. Dalam Can J

(20)

20

Leddin D. Hunt R. Champion M. Cockeram A. 2004. Canadian Association of Gastroenterology and The Canadian Digestive Health Foundation: Guidelines on Colon Cancer Screening. Dalam Can J

(21)

P

ENATALAKSANAAN

21

COL-1

(22)

22

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(23)

23

COL-4

(24)

24

COL-6

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(25)

25

COL-7

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(26)

26

COL-8

(27)

27

COL-10

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(28)

28

COL-11

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(29)

29

COL-C

(30)

30

COL-C

(31)

31

COL-C

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(32)

32

COL-C

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(33)

33

COL-E

Benson AB. Arnoletti JP. Chan E. Chen YJ. 2012. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology Colon Cancer Version 2.2012. National Comprehensive Cancer Network

(34)

TERAPI BEDAH

(J

UDY

H. 2004)

Prinsip terapi bedah :

Reseksi en-blok pada tumor dan organ yang

terinvasi

Reseksi terhadap kelenjar getah bening yang

berhubungan

Penilaian intraoperatif terhadap liver dan rongga

peritoneum

34

Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery, Department of Surgery, Queen Mary Hospital

(35)

P

ILIHAN

TERAPI

PEMBEDAHAN

(J

UDY

H. 2004)

Polypectomy endoscopy

Eksisi transanal

Reseksi kolon

Laparoskopi vs laparotomi

Colectomy  mengangkat kanker dari jaringan normal

Hemikolectomi kanan  untuk tumor di caecum, kolon

assending, fleksura hepatic, dan kolon transversum

Hemikolektomi kiri  untuk tumor di fleksura lienalis dan kolon

desenden

Kolektomi sigmoid atau sigmoidectomy  untuk tumor di kolon

sigmoid

Colostomy  px dgn perforasi/obstruksi,

memungkinkan usus tidak dapat disambung kembali

(36)

Reseksi rektum

Reseksi abdominoperineal :

Menghilangkan seluruh rektum dan anus

Letaknya sangat rendah &sangat dekat dengan

sphingter

Sdh tdk dianjurkan

Pembedahan sphincter

Reseksi anterior

Reseksi anterior bawah

36

Cagir B. Troustle DR. Rectal Cancer. Diakses online pada http://emedicine.medscape.com/article/281237-overview#aw2aab6b2b2

(37)

Hartman procedure

Kanker rektum direseksi

seperti pembentukan kolostomi, rektum dan

anus yang tersisa ditinggal

Eksenterasi panggul

Untuk stadium lanjut sudah invasi organ sekitarnya (♂

kandung kemih, ♀ rahim)

Reseksi en-blok untuk kanker rektum dan organ yang

terinvasi dengan atau tanpa anastomosis usus.

37

Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery, Department of Surgery, Queen Mary Hospital

(38)

Evaluasi preoperatif

Terapi preoperatif

kanker stadium lanjut  terapi neoadjuvant

kemoterapi sebelum pembedahan

Persiapan preoperatif

Pembatasan diet selama 2-3 hari sebelum

operasi. Pasien hanya diperbolehkan minum air

putih 1 hari sebelum operasi.

Malam sebelum operasi, pasien diberikan

laxative secara oral atau supposituria

Antibiotik profilaksis

38

Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery, Department of Surgery, Queen Mary Hospital

(39)

KOMPLIKASI

PEMBEDAHAN

39

Komplikasi dari anastomosis (bocor, stenosis)

Pendarahan

Kerusakan struktur sekitar

Peritonitis

Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery, Department of Surgery, Queen Mary Hospital

(40)

40

Referensi

Dokumen terkait