• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN KASUR ANTI DEKUBITUS TERHADAP DERAJAD DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN KASUR ANTI DEKUBITUS TERHADAP DERAJAD DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING. Abstrak"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN KASUR ANTI DEKUBITUS TERHADAP DERAJAD DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING

Rustina1), Wahyuningsih Safitri, M.Kep2), Dra. Agnes Sri Harti, M.Si3)

1) : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2),3)

: Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Dekubitus merupakan masalah yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit kronis, kondisi lemah dan lumpuh dalam waktu yang lama. Kasur anti dekubitus dapat untuk mencegah timbulnya lecet atau luka pada area kulit tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan kasur anti dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-eksperimen dengan one group pretest – posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien tirah baring yang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta dengan jumlah populasi bulan Juni 19 pasien, didapatkan 9 responden dengan teknik purposive sampling. Variable penelitian ini adalah penggunaan kasur anti dekubitus dan derajad luka dekubitus. Analisis data dengan wilcoxon signed ranks test.

Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan kasur anti dekubitus didapatkan dekubitus derajad 1 ada 5 responden ( 55,6% ), derajad 2 ada 4 responden ( 44,4% ). Sesudah diberikan kasur anti anti dekubitus 9 responden ( 100% ) menunjukkan derajad 1 dengan kondisi peningkatan perkembangan kulit dan gejala yang semakin berkurang, p value sebesar 0,046 kurang dari 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan kasur anti dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta.

Kepustakaan : 27 ( 2001 – 2015 )

(2)

THE IMPACT OF ANTI-DECUBITUS MATTRESSES ON THE DECUBITUS DEGREE FOR BED-REST PATIENTS

Rustina1), Wahyuningsih Safitri, M.Kep2), Dra. Agnes Sri Harti, M.Si3)

1)

: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

2),3)

: Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstract

Decubitus is a problem that can occur in patients with chronic disease, the weak condition and paralyzed for a long time. Anti-decubitus mattress can to prevent blisters or sores on the skin area of the body. The aim of this research is to know the impact of anti-decubitus mattresses on the decubitus degree for bedrest patiens on Brayat Minulya Surakarta hospital.

This reserach uses the pre-experimental research with one group pre-test - post test. The reserach population are bed-rest patients who were hospitalized in Brayat Minulya Surakarta with a population of 19 patients in June. There was 9 respondents were obtained by purposive sampling technique. Variable of this reserach is the use of anti-decubitus mattresses and degree of decubitus sores. The data were analyzed using the Wilcoxon signed rank test.

The research findings show that before being given anti-decubitus mattresses obtained decubitus degree 1 there were 5 respondents (55.6%), degree 2 there were 4 respondents (44.4%). After anti-decubitus mattress given there were 9 respondents (100%) showed grade 1 with the increasing of skin growth and the decreasing of symptoms, p value of 0.046 is less than 0.05.

The conclusions of this reserach is there an effect of the use of anti-decubitus mattresses on the anti-decubitus degree for bed-rest patiens in Brayat Minulya Surakarta hospital.

References : 27 ( 2001 – 2015 )

(3)

PENDAHULUAN

Pergerakan yang terbatas merupakan perubahan yang berkaitan dengan mobilisasi pada lansia. Seiring penuaan, serat otot akan mengecil, kekuatan otot berkurang seiring berkurangnya massa otot dan massa tulang. Lansia yang tidak berolahraga dengan teratur akan mengalami kehilangan yang sama dengan lansia yang tidak aktif ( Ramlah, 2011 ).

Gaya gesek yaitu tekanan yang diberikan pada kulit terhadap permukaan tubuh. Gaya ini terjadi saat pasien bergerak atau memperbaiki posisi tubuhnya di atas tempat tidur dengan cara didorong atau digeser ke bawah saat berada pada posisi fowler, jika terdapat gaya gesek maka kulit dan lapisan subkutan menempel pada permukaan tempat tidur, dan lapisan otot serta tulang bergeser sesuai dengan arah gerakan tubuh. Kapiler jaringan yang berada dibawah tertekan dan terbebani oleh gaya tersebut. Akibatnya terjadi penekanan pada kulit setelah itu akan terjadi pendarahan dan nekrosis pada

lapisan jaringan ( Perry & Potter, 2005 ).

Faktor intrinsik yang menentukan kerusakan jaringan mencakup malnutrisi, anemia, kehilangan sensasi, kerusakan mobilitas, usia lanjut, penurunan status mental, inkontinensia, dan infeksi. Faktor ekstrinsik dan intrinsik berinteraksi untuk membentuk iskemia dan nekrosis jaringan lunak pada individu yang rentan. 80 % luka dekubitus yang sudah sembuh terjadi lagi karena ketidak berhasilan

mempertahankan regimen

pencegahan ulkus ( Perry & Potter, 2005 ).

Salah satu aspek utama pendidikan profesi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah mempertahankan integritas kulit. Intervensi perawatan kulit yang terencana dan konsisten merupakan intervensi penting untuk menjamin perawatan yang berkualitas. Gangguan integritas kulit terjadi akibat tekanan yang lama, iritasi kulit, atau immobilisasi sehingga menyebabkan dekubitus. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien – pasien dengan penyakit

(4)

kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien – pasien yang dirawat di Rumah Sakit ( Morison. 2003 )

Menurut penelitian Setyajati ( 2002 ) faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian dekubitus pada pasien tirah baring di bangsal Anggrek Rumah Sakit Moewardi Surakarta pada bulan Oktober 2002 menemukan kejadian dekubitus sebesar 38, 1 %, dengan desain penelitian deskriptive explorative dan model rancangan prospektif. Menurut Purwaningsih ( 2001 ) analisis dekubitus pada pasien tirah baring di ruang rawat inap Rumah Sakit Dr.Sardjito Yogyakarta dengan desain penelitian deskriptive explorative dan model rancangan cross sectional hasil prevalensi dekubitus menunjukkan 40 % dominan pada kelompok usia 61- 80 tahun. Pada kondisi tirah baring munculnya komplikasi bergantung pada kekurangan – kekurangan, gangguan fungsi karena penyakit – penyakit yang baru sembuh dan

keadaan secara keseluruhan dari pasien. Agar komplikasi tidak terjadi maka perawatan pasien di tempat tidur harus dilakukan dengan penuh perhatian dan ketekunan. Apabila pasien tirah baring tidak mendapatkan perawatan yang baik maka dapat menimbulkan gangguan peredaran darah misalnya, dekubitus, trombosis dan emboli, gangguan pernapasan, gangguan pada organ dan eliminasi serta gangguan fungsi otot dan kulit ( Stevens, 2008 ) Penanganan yang dilakukan perawat untuk mencegah terjadinya dekubitus antara lain memberikan kasur anti dekubitus, bantal kecil sebagai penyangga, melakukan alih baring setiap 2 jam, pada malam hari periode diperpanjang setiap 4 jam, sehingga pasien dapat tidur tidak terganggu. Tidur dapat mendukung proses anabolik, sehingga penyembuhan luka dapat difasilitasi ( Morison, 2004 )

Pencegahan luka tekan merupakan peran perawat dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Upaya pencegahan terjadinya luka tekan dilakukan sedini mungkin sejak

(5)

pasien teridentifikasi beresiko mengalami luka tekan. Pencegahan luka tekan sebaiknya lebih berfokus pada upaya mencegah tekanan yang berlebihan dan terus menerus disamping memperbaiki faktor – faktor resiko lainnya ( Virani et al, 2011 )

Kasur anti dekubitus adalah kasur medis yang digunakan untuk mencegah timbulnya lecet atau luka pada area kulit tubuh dimana pasien tidak dapat menggerakkan tubuh akibat kondisi penyakit tertentu. Desain lubang kasur anti dekubitus berfungsi untuk mengurangi tekanan antara tubuh dan kasur, membantu penyebaran panas dan keringat, membantu menjaga postur tubuh yang benar, dan memberikan kenyamanan ( Anonim, 2015 ) Menurut penelitian Irawan Derajad Dewandono ( 2014 ) pemberian teknik massage dengan virgin coconut oil dalam penyembuhan luka dekubitus derajad II pada lansia, memberikan perkembangan luka yang cukup signifikan, dengan hasil luka mengering, warna luka menjadi kecoklatan, struktur luka menjadi

lebih halus, dan ada perbaikan luka yang ditandai dengan granulasi, proliferasi dan luka semakin mengecil. Dekubitus adalah kerusakan / kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus suatu luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam ( Brandon, 2006 )

Dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan biasanya terjadi pada permukaan tulang yang menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan peningkatan tekanan kapiler ( Suriadi, 2004 ) Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien – pasien dengan penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini merupakan suatu penderita sekunder yang banyak dialami oleh pasien – pasien yang dirawat di

(6)

rumah sakit ( Morison, 2003 ) Menurut NPUAP ( National Pressure Ulcer Advisory Panel ), 2009 luka tekan dibagi menjadi 4 stadium yaitu :

1. Stadium Satu

Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tanpak salah satu tanda sebagai berikut : perubahan temperatur kulit ( lebih dingin atau lebih hangat ), perubahan konsistensi jaringan ( lebih keras atau lunak ), perubahan sensasi ( gatal atau nyeri ). Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.

2. Stadium Dua

Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya

superfisial, abrasi, melepuh atau membentuk lubang yang dangkal.

3. Stadium Tiga

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam.

4. Stadium Empat

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dan luka tekan.

GradeI GradeII GradeIII Grade IV

Gambar 1. Derajad luka dekubitus

menurut NPUAP ( courtesy of Prof.Hiromi

(7)

METODE

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta. Pengambilan data akan dilaksanakan pada tanggal 15 September – 15 Oktober 2015. Populasi adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien tirah baring yang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta. Pada bulan Juni 2015 jumlah populasi pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat Minulya adalah 19 pasien.

Sampel

Besarnya ukuran sampel untuk penelitian eksperimen adalah 10 – 20 (Sugiyono, 2007). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu peneliti mempunyai pertimbangan sendiri berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi ( Notoatmodjo, 2009 ). Responden dalam penelitian ini Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan kasur

anti dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta. Data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan selama 30 hari yaitu dari tanggal 15 September 2015 sampai 15 Oktober 2015, pasien tirah baring dengan dekubitus derajad 1 dan 2 yang memenuhi kriteria inklusi adalah 9 responden. Dari 9 responden diberikan kasur anti dekubitus selama 10 hari dengan penilaian pretest dan posttest.

Dari hasil penelitian diperoleh berdasarkan distribusi frekuensi menurut usia dan jenis kelamin yang mengalami dekubitus derajad 1 dan 2. Dapat diketahui responden yang mengalami dekubitus derajad 1 dan 2 setelah dilakukan pretest yaitu laki – laki sejumlah 4 orang ( 44,4% ), perempuan 5 orang ( 55,6% ), dengan total reponden 9 orang ( 100% ). Distribusi frekuensi menurut usia yang mengalami dekubitus derajad 1 dan 2 yaitu usia 56 – 66 tahun sebanyak 3 responden ( 33, 3 % ), usia 67 – 77 tahun sebanyak 2 responden ( 22,2 % ) dan usia 78 – 88 tahun sebanyak 4 responden

(8)

( 44,4 % ). Intervensi pemberian kasur anti dekubitus dilakukan selama 10 hari berturut – turut dan kemudian hasil dibandingkan. Pengumpulan data dan pelaksanaan penggunaan kasur anti dekubitus dilakukan langsung oleh peneliti dan asisten peneliti.

Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan berdasarkan analisis univariat dan bivariat. Analisis data ditampilkan sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Univariat

Hasil karakteristik responden pada penelitian ini menggambarkan distribusi responden berdasarkan usia dan jenis kelamin. Hasil penelitian terhadap 9 responden didapatkan hasil sebagai berikut :

Table 4.1

Distribusi frekuensi menurut usia pada pasien tirah baring di RSBM Surakarta Tahun 2015

( n=9 )

No Usia Frekuensi Persentase ( % ) 1 56 - 66 tahun 3 33,4 2 67 - 77 tahun 2 22,2 3 78 - 88 tahun 4 44,4 Total 9 100 Berdasarkan Table 4.1 dapat digambarkan bahwa distribusi usia

responden pada pasien tirah baring usia 56 – 66 tahun sebanyak 3 responden ( 33, 3 % ), usia responden 67 – 77 tahun sebanyak 2 responden ( 22,2 % ) dan usia responden 78 – 88 tahun sebanyak 4 responden ( 44,4 %)

Table 4.2

Distribusi frekuensi menurut jenis kelamin pada pasien tirah baring di RSBM Surakarta Tahun 2015

( n=9 )

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase ( % )

1 Laki - laki 4 44,4 2 Perempuan 5 55,6

Total 9 100

Berdasarkan Table 4.2 dapat digambarkan bahwa distribusi jenis kelamin responden pada pasien tirah baring memiliki jumlah responden laki – laki sebanyak 4 responden ( 44,4 % ) dan responden perempuan sebanyak 5 responden ( 55,6 % )

Table 4.3

Distribusi frekuensi menurut derajad dekubitus pretest

di RSBM Surakarta Tahun 2015 ( n=9 )

No Derajad Frekuensi Persentase ( % ) dekubitus

1 1 5 55,6

2 2 4 44,4 Total 9 100

(9)

Berdasarkan Table 4.3 dapat digambarkan bahwa distribusi menurut derajad dekubitus pretest jumlah responden derajad 1 sebanyak sebanyak 5 responden ( 55,6% ) dan derajad 2 sebanyak 4 responden ( 44,4 % )

Table 4.4

Distribusi frekuensi menurut derajad dekubitus posttest

di RSBM Surakarta Tahun 2015 ( n=9 )

No Derajad Frekuensi Persentase ( % ) dekubitus

1 1 9 100 2 2 0 0

Total 9 100

Berdasarkan Table 4.4 dapat digambarkan bahwa distribusi menurut derajad dekubitus posttest jumlah responden derajad 1 sebanyak sebanyak 9 responden ( 100% )

Analisa Bivariat

Hasil analisis uji Wilcoxon penelitian ini dilakukan dengan pretest pada 9 responden yang mengalami dekubitus derajad 1 dan 2, kemudian dilakukan posttest . Hasil penelitian terhadap 9

responden menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan kasur anti dekubitus selama 10 hari didapatkan pengaruh yang signifikan dengan probability ( p ) 0,046 yaitu kurang dari 0,05.

Table 4.5 Analisis uji wilcoxon

( n=9 ) Variabel Z Z P value Derajad dekubitus 0,046 -2,000 sebelum dan setelah diberikan kasur anti dekubitus

Pada table 4.5 nilai Z = -2,000 dengan p value =0.046, oleh karena p value 0.046 yaitu kurang 0.05 maka Ho ditolak, disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan kasur anti dekubitus pada pasien tirah baring dengan dekubitus derajad 1 dan 2 di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta. sebanyak 9 pasien tirah baring dalam kondisi compos mentis, dengan jumlah kasur anti dekubitus yang dimiliki Rumah Sakit Brayat Minulya sebanyak 6 kasur.

Kriteria pemilihan responden dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

(10)

Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutsertakan ke dakam penelitian, sedangkan kriteria ekslusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek yang telah memenuhi kriteri inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian ( Satroasmoro & Ismael, 2010 )

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan penelitian ini adalah : Usia responden sebagian besar adalah 78 – 88 tahun sebanyak 4 responden ( 44,4 % ) dan jenis kelamin perempuan dengan jumlah lebih banyak sejumlah yaitu 5 responden ( 55,6 % )

Sebelum diberikan kasur anti dekubitus didapatkan dekubitus derajad 1 jumlah 5 responden ( 55,6% ), derajad 2 jumlah 4 responden ( 44,4% ) Sesudah diberikan kasur anti dekubitus terdapat 9 responden ( 100% ) menunjukkan derajad 1 di

dapatkan peningkatan

perkembangan kulit dan gejala yang semakin berkurang.

Ada pengaruh terhadap perlakuan pemberian kasur anti dekubitus terhadap derajad dekubitus dengan p value = 0,046 di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta tahun 2015.

Saran

Institusi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini akan

disampaikan kepada

pengendalian proses infeksi dan kepala bidang keperawatan dalam melakukan pencegahan kejadian / derajad luka dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta dengan memberikan fasilitas kasur anti dekubitus pada pasien tirah baring untuk mengurangi tekanan pada tubuh atau area yang menonjol.

Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan dalam Proses Belajar Mengajar Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah sehingga kasur anti

(11)

dekubitus dapat mencegah kejadian / derajad dekubitus Peneliti Lain

Peneliti lain dapat menggali lebih dalam mengenai penggunaan kasur anti dekubitus untuk mengetahui derajad luka dengan melakukan perbandingan pada kelompok kontrol yang lain. Peneliti mempertimbangkan untuk menambah jumlah sampel dan waktu penelitian yaitu lebih dari 10 hari.

Bagi Peneliti

Menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dimana peneliti melakukan penelitian secara langsung sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi dari sebuah fakta penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Afriyani. (2011) Hubungan Peran

Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke Lanjutan Dengan Konsep Diri Penderita Di Poliklinik Syaraf RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Ayello & Braden. (2002) How And Why To Do Pressure Ulcer Riskassesment

Brandon J Wilhelmi. (2006). Pressure Ulcers, Surgical Treatment and Principles.

Hastono, S.P. (2007). Dasar Analisa Data Untuk Penelitian

Kesehatan. Tidak

dipublikasikan. Depok : FKM - UI

Hidayat, AA. (2007). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta.

Hockenberry, MJ, & Wilson, D. (2009). Wongs Essential Of Pediatris Nursing. St Louis : Mosby Elsevier.

Irawan. (2014) Pemanfaatan Virgin Coconut Oil Dengan Teknik Massage Dalam Penyembuhan Luka Derajad II Pada Lansia. Skripsi STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Mandala.(2014) Efektifitas Pemberian Lendir Bekicot 100% Dan Sediaan Krim 5%

(12)

Terhadap Lama Penyembuhan Luka Bakar Derajad II. Skripsi STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Morison, MJ. (2003). Manajemen Luka . Alih Bahasa Tyasmono A.F.EGC. Jakarta

National Pressure Ulcer Advisory Panel. (2009). Prevention of Pressure Ulcer: Quick reference guide.

http://www.epuap.org/guideline s/ Final Quick Prevention. Diakses 20 Agustus 2015. Notoatmodjo Soekidjo. (2008).

Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam, (2008). Konsep dan

Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan

Instrumen Penelitian

Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P dan A, G. (2005). Buku

Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2.

Potter, P dan A, G. (2005). Buku

Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Purwaningsih. (2001). Analisis

Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring di Ruang A1, B1, C1, D1, dan Ruang B3 IRNA 1 Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi Yogyakarta. Ririn Afrian. (2014). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Pencegahan Luka Dekubitus Pada Pasien Bedrest Di Saras Husada Purworejo. RCN. (2005). The Use Of Pressure –

Relieving Device ( Beds, Mattresses And Overlays ) For Prevention Of Pressureulcer In Primary And Secondary Care. Royal College Of Nursing. Sastroasmoro, S., & Ismael, S

(2010). Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Setyajati. (2002). Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Kejadian Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Di Rumah Sakit Dr.

(13)

Moewardi Surakarta. Skripsi Prodi Keperawatan FK UGM, Yogyakarta.

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Stevens, (2008). Ilmu Keperawatan, Edisi ke 2. EGC. Jakarta

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sunaryanti. (2014). Perbedaan

Pengaruh Antara Pemberian Minyak Kelapa Dan Penyuluhan Kesehatan Tentang Reposisi

Terhadap Pencegahan

Dekubitus Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Profesi, Volume 12 September 2014

Suriadi. (2004). Perawatan Luka Edisi I. CV. Sagung Seto. Jakarta. Tri Wahyuni. (2009). Pengaruh

Posisi Miring 30 Derajad Menggunakan Absorbent Triangle Pillow Terhadap Dekubitus Grade I Pada Pasien

Gangguan Penurunan

Kesadaran Di Ruang ICU RSUD Sragen. Skripsi STIKes Kusuma Husada.

Wasisto Utomo (2012). Efektifitas Nigella Sativa Oil Untuk Mencegah Terjadinya Ulkus Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Lama. Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012.

2015. PT.NISINKO

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kadar transaminase tanpa gejala merupakan hal yang umum pada pemakaian obat anti tuberkulosis, namun efek ini dapat menjadi fatal jika tidak dikenali

Secara umum dengan penggunaan kosmetika anti aging wajah berpengaruh terhadap perubahan tekstur, yaitu Permukaan kulit (dapat dilihat dan diraba) permukaan pada kulit yang

[r]

lebih efektif mengalami peningkatan terhadap kelembaban kulit dibuktikan oleh salah satu responden yang sebelum perlakuan memiliki kelembaban kulit dehidrasi setelah

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian posisi alih baring terhadap kejadian dekubitus pada pasien stroke di Ruang Flamboyan RSUD Jombang.. Kata Kunci :

kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang dimana kelompok intervensi diberikannya tindakan pemberian posisi alih baring sesuai prosedur sehingga didapatkan

Penelitian tentang keputihan yang terjadi pada remaja putri diambil 30 responden (100 %) yang mengalami keputihan di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.Keputihan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai p value=0.495,