• Tidak ada hasil yang ditemukan

Linguistik Aliran Kopenhagen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Linguistik Aliran Kopenhagen"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Pendahuluan

1.1

1.1 Latar Latar BelakaBelakangng Li

Lingnguiuisstitik k adadalalah ah bibidadang ng kekeiilmlmuauaan an ttenentatang ng ttatata a BaBahahasasa. . DaDallam am sesejajararahh  perkembangannya,

 perkembangannya, linguistik linguistik dipenuhi dipenuhi berbagai berbagai aliran aliran dan dan paham paham yang yang dari dari luar luar tampaknyatampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 200!2". #ejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran$aliran 200!2". #ejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran$aliran linguistik. %asing$masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda$beda tentang linguistik. %asing$masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda$beda tentang  bahasa,

 bahasa, tapi tapi pada pada prinsipnya prinsipnya aliran aliran tersebut tersebut merupakan merupakan penyempurnaan penyempurnaan dari dari aliran$aliranaliran$aliran sebelumnya. &leh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran$aliran tersebut akan sebelumnya. &leh karena itu, dengan mengenal dan memahami aliran$aliran tersebut akan men

menjadi ped'majadi ped'man n bagi setiabagi setiap p 'ra'rang ng untuntuk uk dapdapat at memmemiliilih h ataatau u menmengau gau kepkepada ada alialiranran linguistik apa yang menurutnya baik.

linguistik apa yang menurutnya baik. Di

Di antantara ara banybanyaknyaknya a alialiranran$al$alirairan n daldalam am kajkajian ian te'te'ri ri linlinguiguististik, k, tim tim penupenulis lis akaakann mem)'kuskan pada kajian te'ri linguistik aliran *'penhaggen. Dalam kajian linguistik yang mem)'kuskan pada kajian te'ri linguistik aliran *'penhaggen. Dalam kajian linguistik yang dikembangkan +jemsle, pengaruh pandangan #aussure tampak pada pemilihan e-pressi'n$ dikembangkan +jemsle, pengaruh pandangan #aussure tampak pada pemilihan e-pressi'n$ )r'm, dan 'ntent$)'rm yang keduanya menjadi bagian dari sign )unti'n. +jemsle banyak  )r'm, dan 'ntent$)'rm yang keduanya menjadi bagian dari sign )unti'n. +jemsle banyak  dipengaruhi 'leh ajaran #aussure, hal ini sehubungan dengan pernyataan,

dipengaruhi 'leh ajaran #aussure, hal ini sehubungan dengan pernyataan, “Saussure put at “Saussure put at  the

the hearheart t of of his work his work the the extextreremelmely y prprobloblemaematictical al thethesissis, , whiwhich ch was also was also taktaken en up up byby  Hjemslev in his Prolegomena to a Theory of Language

 Hjemslev in his Prolegomena to a Theory of Language (nnis, 1/!2". (nnis, 1/!2".

*'penhaggen sendiri adalah ibuk'ta dari egara Denmark. Dalam bahasa nggris ejaannya *'penhaggen sendiri adalah ibuk'ta dari egara Denmark. Dalam bahasa nggris ejaannya adal

adalah ah C'pC'penhaenhagengen. . amama a ini ini berberasaasal l dardari i katkata a *3b*3bmanmandshdshan an yanyang g artartinyinya a pelpelabuhabuhanan saudagar. Dari ibuk'ta Denmark ini, salah satu aliran linguistik lahir dan dikenal 'leh dunia. saudagar. Dari ibuk'ta Denmark ini, salah satu aliran linguistik lahir dan dikenal 'leh dunia.

(2)

Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai te'ri, keunggulan, dan kelemahan aliran *'penhagen.

1.2 denti)ikasi %asalah

4dapun identi)ikasi masalahnya antara lain!

1. Bagaimana sejarah perkembangan aliran *'penhaggen dalam kajian linguistik5 2. Bagaimana bentuk aliran *'penhaggen5

. 4pa saja keunggulan dan kelemahan aliran *'penhaggen5

1. 6ujuan

6ujuan tim penulis melakukan pembahasan pada makalah ini adalah salah satunya untuk  memenuhi tugas mata kuliah 6e'ri$6e'ri Linguistik, pr'gram studi #astra nd'nesia di 7akultas lmu Budaya, 8niersitas Padjadjaran. #elain itu, untuk menambah wawasan tim  penulis dan pembaa mengenai sejarah perkembangan aliran *'penhaggen dalam kajian

linguistik, mengetahui bentuk serta keunggulan dan kelemahannya.

1.9 %et'de

%et'de yang digunakan 'leh tim penulis adalah met'de pustaka dengan menari  beberapa buku yang membahas tentang kajian linguisti, khususnya kajian aliran

(3)

P:%B4+4#4

2.1 #ejarah Perkembangan 4liran *'penhaggen

Para ahli bahasa #kandinaia (;.. %adig, 4. 'reen, +.<. =iwel, &. ;espersen, dan >asmus >ask" banyak menghasilkan kajian dalam bidang linguistik umum seperti hasil kajian mereka yang menunjukkan terdapat kekhasan dalam mengembangkan te'ri kebahasaan (#amsuri, 1/! 91". #etelah terjadi kekhasan yang menarik akhirnya terdapat sebuah aliran yang  bernama aliran *'penhagen berkat sekel'mp'k ahli linguistik yang menamakan dirinya

Linguisti ') C'penhagen.  Dua t'k'h utama dalam aliran *'penhagen adalah Br'ndal dan +jemsle yang dalam perkembangannya menunjukkan beberapa perbedaan meskipun mempunyai wawasan dasar yang sama.

+jelmsle dan Br'ndal sedikit banyak dipengaruhi 'leh wawasan 7erdinand de #aussure. Pengaruh de #aussure dalam +jelmsle tampak pada pemilihan expression!form  dan content!  form yang menjadi bagian dari sign function sedangkan dalam Br'ndal pengaruh de #aussure

tampak pada pemilihan kajian kebahasaan seara diakr'nis dan sinkr'nis (#amsuri, 1/! 92" Dari kedua t'k'h utama aliran k'penhagen, +jelmsle lebih mempunyai pengaruh yang  besar terutama setelah +jelmsle mengembangkan wawasan pr'leg'mena dalam mengembangkan te'ri linguistik, dan bersama dengan 8ldall mengembangkan te'ri <l'sematik  yang disebut sebagai aliran <l'sematik setelah +jelmsle mempublikasikan buku pertamanya  Principles "e #rammaire #enerale  pada tahun 1/2 (#amsuri, 1/! 92$9". 4danya kajian )'n'l'gi antara +jelmsle dan 8ldall pada tahun 1/1 melahirkan <l'sematik yang dikenal dunia luar pada tahun 1/ pada saat k'ngres internasi'nal ilmu )'netik di L'nd'n (#amsuri, 1/! 9".

(4)

2.2 Bentuk 4liran *'penhagen

#eperti yang telah disebutkan sebelumnya, t'k'h yang terkenal yaitu Br'ndal dan juga +jelmsle. +jemsle mengembangkan wawasan pr'leg'mena dalam mengembangkan te'ri linguistik dan mengembangkan te'ri gl'sematik ini.

Pemikiran +jemsle bahwa bahasa sebagai 'bjek kajian linguistik harus didudukkan sebagai struktur sui$generis yg memiliki t'talitas dan 't'n'minya sendiri membuat aliran *'penhagen ini juga berbeda dengan aliran$aliran sebelumnya. Disini bahasa dibagi menjadi dua )ungsi yaitu!

1. eksternal yang meliputi unsur n'n linguistik dan struktur internal itu sendiri.

2. ia mendiskripsikan bahwa te'ri merupakan hasil abstraksi yg berkaitan dengan dunia ideasi dan bukan paparan deskripti).

6erakhir ia memberi k'nsep tentang tata tingkat hubungan dan hubungan )ungsi'nal antar  tingkatan seara as'siati) dengan ara menjelaskan iri hubungan )ungsi'nal antar kelas yang dibagi menjadi  yaitu interdependensi, determinasi dan k'nstelasi, ketiga iri ini masih dapat diklasi)ikasikan lagi.

Baik 7ungsi eksternal maupun )ungsi internal, seperti dalam aliran <l'sematik bahasa memiliki 9 strata yang harus dimiliki yaitu rangka )'rma (hubungan gramatikal intern", substansi (kateg'ri ekstern dari 'byek material", ungkapan (baik berupa wahana erbal maupun gra)is" dan isi atau makna. *eempat strata tersebut akan sejalan dengan prinsip yang dikemukakan 'leh +jemsle yakni linguistik berkaitan dengan pengetahuan yang tersenden, esensi bahasa ada pada ?sistem dalam@, dan te'ri merupakan dedukasi murni yg harus dibebaskan dari kabut realitas.

(5)

4nalisis merupakan pemerian 'bjek kajian yang mengandung sejumlah unsur dalam  berbagai tingkatannya, yang memiliki ketergantungan hubungan yang satu dengan lainnya. Butir 

awal yang memiliki ketergantungan dinamakan kelas. ;ika kelas mempunyai kesatuan yang luas maka akan teripta k'mp'nen kelas. Dalam kelas ini dapat diklari)ikasikan berdasarkan pr'ses dan sistem. *elas sebagai bagian dari pr'ses disebut hain, dengan memiliki k'mp'nen berupa  bagian dan penganalisasinya berupa partiti'n. sedangkan kelas sebagai bagian dari system

disebut paradigm, dengan mempunyai k'mp'nen berupa angg'ta dan menganalisisnya berupa artiulati'n.

Pr'sedurnya dapat berupa ndukti) maupun dedukti). ;ika dalam indukti) dilakukan dengan sintesis untuk memper'leh pemerian tentang kelas, k'mp'nen, hubungan masing$masing dalam keutuhan maupun pada iri t'talitas itu sendiri. Bila dilakuakan seara dedukti) aranya dengan menggunakan met'de analitis. met'de tersebut bertujuan untuk menyelaraskan k'nsep yang bukan hanya berlaku pada segmen tetapi berlaku bagi segmen, antar segmen dan t'talitasnya.

Dalam met'de ini kita juga akan menemukan sebuah ara yaitu melalui k'mutasi antar  segmen, tetapi hal ini mempunyai dampak yang negati). Dampak tersebut berupa gejala sinkretisme dan gejala 'pl'sning. sejala sinkretisme yakni paradigma yang dapat memiliki hubungan tumpang$tindih antara satu dengan lainnya, meskipun mereka sebenarnya tunggal. #edangkan gejala 'pl'sning adalah timbulnya arian sinkretisme atau synretism$ariety yang  justru dapat dijadikan pangkal t'lak dalam memberikan iri penanda elemen$elemen tertentu.

4khirnya dapat dikatakan, sebagaimana de #aussure maka +jemsle juga menganggap bahasa sebagai suatu sistem hubunganA dan mengakui adanya hubungan sintagmatik dan paradigmatik.

(6)

2. *elebihan dan *ekurangan 6e'ri *'penhagen

+jelsle dianggap t'k'h yang paling berjasa dalam aliran *'penhagen, karena beliau telah mengembangkan wawasan pr'leg'mena dalam mengembangkan te'ri linguistik dan mengembangkan te'ri yang disebut gl'sematik. #elain hal tersebut beberapa pemikirannya juga membuat aliran *'penhagen ini juga berbeda dengan aliran$aliran sebelumnya, yakni bahasa sebagai 'bjek kajian linguistik harus didudukkan sebagai struktur sui$generis yg memiliki t'talitas dan 't'n'minya sendiri. Disini bahasa dibagi menjadi dua )ungsi yaitu eksternal yang meliputi unsur n'n linguistik dan struktur internal itu sendiri. *edua, ia mendiskripsikan bahwa te'ri merupakan hasil abstraksi yg berkaitan dengan dunia ideasi dan bukan paparan deskripti). Dan terakhir ia memberi k'nsep tentang tata tingkat hubungan dan hubungan )ungsi'nal antar  tingkatan seara as'siati) dengan ara menjelaskan iri hubungan )ungsi'nal antar kelas yang dibagi menjadi  yaitu interdependensi, determinasi dan k'nstelasi, ketiga iri ini masih dapat diklasi)ikasikan lagi.

Baik 7ungsi eksternal maupun )ungsi internal, bahasa memiliki 9 strata yang harus dimiliki yaitu rangka )'rma (hubungan gramatikal intern", substansi (kateg'ri ekstern dari 'byek  material", ungkapan (baik berupa wahana erbal maupun gra)is" dan isi atau makna. *eempat strata tersebut akan sejalan dengan prinsip yang dikemukakan 'leh +jelmsle yakni linguistik   berkaitan dengan pengetahuan yang tersenden, esensi bahasa ada pada ?sistem dalam@, dan te'ri

merupakan dedukasi murni yg harus dibebaskan dari kabut realitas.

4nalisis merupakan pemerian 'bjek kajian yang mengandung sejumlah unsur dalam  berbagai tingkatannya, yang memiliki ketergantungan hubungan yang satu dengan lainnya. Butir 

(7)

maka akan teripta k'mp'nen kelas. Dalam kelas ini dapat diklari)ikasikan berdasarkan pr'ses dan sistem. *elas sebagai bagian dari pr'ses disebut hain, dengan memiliki k'mp'nen berupa  bagian dan penganalisasinya berupa partiti'n. sedangkan kelas sebagai bagian dari system

disebut paradigm, dengan mempunyai k'mp'nen berupa angg'ta dan menganalisisnya berupa artiulati'n.

Pr'sedurnya dapat berupa ndukti) maupun dedukti). ;ika dalam indukti) dilakukan dengan sintesis untuk memper'leh pemerian tentang kelas, k'mp'nen, hubungan masing$masing dalam keutuhan maupun pada iri t'talitas itu sendiri. Bila dilakukan seara dedukti) aranya dengan menggunakan met'de analitis. met'de tersebut bertujuan untuk menyelaraskan k'nsep yang bukan hanya berlaku pada segmen tetapi berlaku bagi segmen, antar segmen dan t'talitasnya.

Dalam met'de ini kita juga akan menemukan sebuah ara yaitu melalui k'mutasi antar  segmen, tetapi hal ini mempunyai dampak yang negati). Dampak tersebut berupa gejala sinkretisme dan gejala 'pl'sning. sejala sinkretisme yakni paradigma yang dapat memiliki hubungan tumpang$tindih antara satu dengan lainnya, meskipun mereka sebenarnya tunggal. #edangkan gejala 'pl'sning adalah timbulnya arian sinkretisme atau syncretism!variety  yang  justru dapat dijadikan pangkal t'lak dalam memberikan iri penanda elemen$elemen tertentu.

(8)

D4764> P8#64*4

http!lilinsukanarut'.bl'gsp't.'m200/12aliran$aliran$linguistik$dan.html (diakses pada 1 #eptember 2019, pukul 11!"

http!gin2gina.bl'gsp't.'mpsejarah$kajian$linguistik.html (diakses pada 1 #eptember 2019,  pukul 11!9"

http!adiel.bl'gsp't.'m200/0aliran$k'penhagen.html (diakses pada 1 #eptember 2019,  pukul 11!9"

Referensi

Dokumen terkait