• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN

Mekanisme

Pelaksanaan

Pemberian

Sertifikasi

Dosen

di

Universitas

Malikussaleh

Sutia Fadli

1

Correspondence: sutiafadli@gmail.com 1. Mahasiswa Pasca Sarjana

Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Abstract

Kualitas dari seorang dosen yang profesionalisme dapat dilihat kemampuannya menghasilkan sumber daya alam yang juga berkualitas. Pemerintah menyediakan sertifikasi sebagai tunjangan serta penghargaan terhadap profesionalisme seorang dosen. Pemerintah memberikan Sertifikasi kepada dosen untuk menilai profesionalisme dosen guna meningkatkan kinerja dosen dalam melaksanakan tugas, melindungi profesi dosen sebagai agen pembelajaran di Perguruan Tinggi (PT), meningkatkan proses dan hasil Pendidikan dan mempercepat terwujudnya tujuan Pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen menjelaskan beberapa tahap yang menjadi persyaratan khusus untuk memperoleh sertifikasi. Tulisan ini akan membahas tentang mekanisme pelaksanaan pemberian sertifikasi dosen di lingkungan Universitas Malikussaleh.

Keywords:

Mekanisme Pelaksanaan, Sertifikasi, Dosen, Universitas Malikussaleh

(2)

LATAR BELAKANG

Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI 1945), menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik. Definisi Negara kesatuan menurut C.F Strong adalah:

“Bentuk Negara adalah yang berwenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif Nasional/Pusat. Kekuasaan terletak pada pemerintah pusat dan tidak ada pemerintah daerah. Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasa-annya kepada daerah berdasarkan hak otonomi (Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi).”1

Negara Indonesia adalah Negara hukum.2 Hal ini menandakan bahwa segala aspek kehidupan Bangsa Indonesia diatur oleh hukum, tidak terkecuali dibidang Pendidikan. Ketentuan tersebut sejalan dengan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

1 Elidar sari dalam bukunya, 2007,

Kedudukan dan fungsi tiga lembaga daerah dalam penyelenggaran otonomi khusus di provinsi nanggroe aceh darussalam (kajian atas UU Nomor 44 Tahun 1999), Unimal

press, Lhokseumawe, hlm. 3-4

Sebuah kebanggaan yang dimiliki provinsi dengan landasan hukum tersendiri memiliki otonomi untuk bersenergi dalam hal mencerdaskan anak bangsa.3

Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan.

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, Pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2 Pemerintah Indonesia,

Undang-Undang-Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 1.

3 Pemerintahan Aceh, Qanun Aceh

Nomor 5 Tahun 2008 tentang

(3)

Republik Indonesia (Kemendikbud), di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar Pendidikan Dasar selama sembilan tahun, yaitu enam tahun di sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan tiga tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs). Saat ini, Pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).4

Bersamaan dengan berjalannya perubahan kondisi di Indonesia, pemerintahan mulai mempersiapkan sistem Pendidikan Nasional sesuai amanat UUD 1945. sejak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang di dalamnya memuat Pancasila, implikasinya bahwa sejak saat itu Dasar sistem Pendidikan Nasional kita adalah Pancasila dan UUD 1945.5

4 Statistik Pendidikan RI 2004-2005 http://www.depdiknas.go.id/statis tik/thn04-05/TK_0405.hlm. diakses tanggal 3 Juni 2013 Proses Pendidikan di perguruan tinggi, dosen memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pembimbing. Sebagai pengajar dosen bertugas menuangkan sejumlah materi ajar kepada mahasiswa, sedangkan sebagai pembimbing, dosen bertugas membimbing mahasiswa agar individu kreatif, dan mandiri. Baik mengajar maupun membimbing merupakan tugas dan tanggung jawab dosen sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang dosen ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh dosen yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

Mahasiswa memegang peranan sentral dalam pembelajaran, itu dikarenakan mahasiswa adalah sosok yang penting untuk bisa berlangsungnya pembelajaran. Mahasiswa sebagai subyek pembelajaran, yang perlu diarahkan untuk belajar secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya dengan cara 5 Http//:pendidikanindonesia.

blogspot.com. diakses tanggal 3 juni 2013

(4)

bekerjasama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait.6

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diharapkan adanya perubahan di dalam Perguruan Tinggi (PT) umumnya, dan adanya perubahana dalam pembelajaran di Universitas Malikussaleh baik itu peningkatan kualitas kinerja dosen maupun kualitas dari mahasiswa itu sendiri, karena kompetensi dosen menentukan kualitas pelaksanaa Tridharma Perguruan Tinggi(TPT) sebagaimana yang ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Dosen yang kompeten untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, yang memiliki kompetensi, kompetensi profesi-onal, kepribadian dan sosial yang diperlukan dalam praktek Pendidikan, Penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa, teman sejawat dan atasan dapat menilai tingkat penguasaan kompetensi dosen.

6 Unit Pengembangan Materi dan

Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 2005.

Kualitas dari seorang dosen yang profesionalisme dapat kita lihat dengan diberikannya sertifikasi pendidik kepada dosen, Pemerintah menyediakan sebagai tunjangan serta maslahat yang tekait dengan profesionalisme seorang dosen.7 Pemerintah memberikan Sertifikasi kepada

dosen untuk menilai

profesionalisme dosen guna meningkatkan kinerja dosen dalam melaksanakan tugas, melindungi profesi dosen sebagai agen pembelajaran di Perguruan Tinggi (PT), meningkatkan proses dan hasil Pendidikan dan mempercepat terwujudnya tujuan Pendidikan nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

7 Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Buku Pedoman Sertifikasi

Pendidik Bagi Dosen 2010; Buku 1.

(5)

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.8

Pemberian sertifikasi secara khusus diatur dalam Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 108/P/2009 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen.9 Pemberian sertifikasi dosen dapat melalui beberapa proses, proses sertifikasi itu sendiri dilakukan oleh sertifikator, atau asesor, yang diusulkan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi dosen setelah mengikuti pembekalan sertifikasi, dan mendapatkan pengesahan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sertifikasi dosen bertujuan untuk menilai profesionalisme dosen, guna meningkatkan mutu Pendidikan dalam sistem Pendidikan tinggi. Pengakuan profesionalisme dinyatakan dalam 8 http://Id.Shvoong.Com/Social- Sciences/Education/2321573-Dasar- Hukum-Sertifikasi-Dosen/#Ixzz2n1tizk1e. diakses tanggal 23 Juni 2013

bentuk pemberian sertifikat pendidik. Di samping itu, penguasaan kompetensi dosen juga merupakan persyaratan penentu kewenangan mengajar.

Sertifikasi dosen merupakan program yang dijalankan berdasar pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen.10

Program sertifikasi dosen dengan segala kelengkapannya, seperti peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pemberian Tunjangan Sertifikasi, tentu akan menjadi salah satu instrumen penting untuk melakukan usaha peningkatan kualitas dosen tersebut, terutama dalam kaitannya dengan upaya

9 Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik

Bagi Dosen 2010; Buku I

10 Dirjen Dikti Nomor

02/KSG-DIKTI/2007 tanggal 22 Oktober 2007.

(6)

meningkatkan kualitas Pendidikan di negeri ini melalui kinerja yang baik dan bertangung jawab dari para dosen.11

Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang berkualitas tinggi dan kinerja yang maksimal.12 Pemberian sertifikasi pendidik bagi dosen dilakukan melalui sebuah proses pembuktian penguasaan kompetensi dosen atau uji sertifikasi dosen yang bahwa dosen tersebut sudah sangat profesional dalam melaksanakan tugasnya.13

Sementara itu untuk meningkatkan kualitas dosen, masih banyak yang bisa diupayakan oleh pimpinan perguruan tinggi, seperti mendorong dosen-dosen untuk studi lanjut bagi yang masih S2 dengan pengaturan yang baik sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. Demikian juga dapat ditempuh

11 Muhibbin, Peningkatan Mutu dan

Kualitas Dosen, Semarang, diunggah

pada tanggal 17 Juli 2013, jam 21:34.

12 Artikel Motivasi - Achievement

Motivator Haryanto Kandani.

dengan memberikan dorongan dan sekaligus kesempatan kepada para dosen untuk mengikuti berbagai

training dan short course (kursus

singkat), baik di dalam meupun di luar negeri, dan baik secara mandiri maupun melalui beasiswa yang ditawarkan oleh beberapa

funding (pendanaan).

Berbicara mengenai perguruan tinggi, memang harus ditingkatkan lagi kualitasnya demi mencetak anak bangsa yang cerdas dan tidak mudah dibodohi bangsa asing. Perguruan tinggi yang ada di seluruh nusantara baiknya berlomba-lomba untuk mening-katkan mutu Pendidikannya, yang Tidak lain dan Tidak bukan tujuannya adalah menciptakan lulusan yang berguna bagi bangsa dan negara.14

Dari pemaparan di atas yang dapat dijadikan permasalahan ialah bahwa kualitas dari seorang dosen itu bisa dilihat dengan diberikannya sertifikasi kepada 13 Dirjen Dikti Nomor

02/KSG-DIKTI/2007 tanggal 22 Oktober 2007.

14 Http://Rohmatullahh.Blogspot.Com/

2013/09/Universitasterbaikdiindone sia2013.Html

(7)

dosen yang sekurang-kurangnya telah lulus S2 dan umur mencapai 60 tahun atau telah memiliki beban kerja tetap di Perguruan Tinggi sekurang-kurangnya 2 tahun.15 Untuk menjadi Universitas yang Nomor 1 tentunya diperlukan dosen yang memiliki kualitas luar biasa. Selain itu pemerintah sendiri telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 dimana dalam UU tersebut telah diatur berbagai macam fasilitas dan juga prasarana untuk dosen, salah satunya ialah diberikannya sertifikasi kepada dosen.

Maka dari itu penelitian ini diharapkan adanya gambaran yang bisa dijadikan bahan diskusi di tingkat Nasional terhadap kinerja dosen yang bersertifikasi dalam membangun mahasiswa yang berakhlak dan beretika dan juga dapat bersaing dengan Universitas-Universitas terbaik di Indonesia.

15 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 37 Tahun 2009,

tentang Dosen.

16 Saepudin, Metode Penelitian

Kualitatif,

http://saepudinonline.wordpress.c

PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mekanisme pelaksanaan pemberian Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.16 Metode kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan

oleh Informan secara tertulis atau lisan, dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh.17

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

om/metode-penelitian-kualitatif/, tanggal 24 Juli 2010. Akses tanggal 7 Desember 2012

17 Soerjono Soekanto, Pengantar

Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hlm. 250.

(8)

adalah penelitian hukum empiris atau penelitian hukum yuridis sosiologis, yaitu data yang didapat langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui kegiatan penelitian lapangan, dan selanjutnya dilakukan dengan observasi, dan wawancara.18

DOSEN DAN SERTIFIKASI DOSEN

Secara umum “Dosen” tergolong sebagai “pendidik”. Menurut Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Pasal 39 Ayat (2) mengatakan bahwa “Pendidik merupakan profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1, Dosen adalah pendidik profesional dan

18 Fakultas Hukum Universitas

Malikussaleh, Buku Pedoman Tugas

Akhir, 2010.

19 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen.

ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembang-kan dan menyebarluasmengembang-kan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.19

Dosen merupakan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada instansi Pendidikan tinggi atau Perguruan Tinggi yang merupakan Pegawai Negeri Sipil(PNS) pusat. Dikatakan sebagai pegawai negeri sipil pusat yaitu karena bekerja pada Departemen Pendidikan yaitu dimana seluruh pegawai ngeri sipil yang bekerja pada departemen dianggap sebagai pegawai negeri sipil pusat dan gajinya di ambil dari APBN.20 Berbeda dengan PNS daerah, PNS daerah bekerja didaerah Otonom seperti daerah provinsi/kabupaten/kota dan gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapan Belanja Daerah (APBD) dan dipekerjakan pada pemerintah daerah maupun dipekerjakan diluar instansi induknya.21

20 Id. M. Wikipedia.

Org/Wiki/Pegawai_Negeri. Diakse pada tanggal 23 januari 2014

(9)

Profesi dapat didefinisikan secara singkat sebagai jabatan seseorang kalau profesi tersebut tidak bersifat komersial, mekanis, pertanian dan sebagainya.22 Untuk itu, dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 45, dikatakan bahwa “Dosen wajib memilik kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan Pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemapuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional”.

Secara umum dapat dikatakan bahwa, pemerintah melalui UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 46, mengharuskan setiap dosen memiliki kualifikasi akademik minimum sebagai berikut: (1) Lulusan program magister untuk dosen program diploma atau program sarjana; (2) Lulusan program doktor untuk dosen program pascasarjana.23

22 Ibid. hlm. 10

23 Republik Indonesia, Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

Dan Dosen

Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang Pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan Perundang-undangan memiliki kedudukan sebagai dosen sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Dosen Pasal (3) yaitu:

1. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang Pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan Perundang-undangan.

2. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuktikan dengan sertifikasi Nasional.24

Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang-an ilmu pengetahupengembang-an, teknologi, dan seni, serta pengabdian kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional.

(10)

Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pengembang-an Pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sertifikasi dapat diartikan sebagai proses pemberian sertifikat pendidik kepada dosen yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.25 Menurut PP Nomor37 tahun 2009 Pasal 1 ayat 4 “sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen”.26

25 Sudarwan, Danim. Agenda

Pembaruan Sistem Pendidikan.

Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2003

Sedangkan Sertifikat dosen adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada

dosen sebagai tenaga

profesional.27

Sertifikasi Dosen (Serdos) adalah suatu prosedur yang diterapkan oleh pemerintah untuk mengevaluasi dan menilai profesionalisme dosen dalam menjalankan tugas pengajaran dan pembelajaran di Perguruan Tinggi. Pengakuan profesionalisme dosen dinyatakan dalam bentuk pemberian Serdos. Di mana dalam pelaksanaanya, Serdos Departemen Pendidikan Nasional, baik dari segi instrumen, mekanisme, pemetaan prioritas dosen yang disertifkasi. Sertifikasi dosen merupakan pro gram yang dijalankan berdasar pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen didikan Nasional, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah R.I Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen dan Peraturan Mendiknas RI

26 Republik Indonesia, Peraturan

Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, Pasal 1, Angka (5)

(11)

Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen.28

Dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem Pendidikan diperguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggung jawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, meliputi kualitas iman, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk Melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional.

Setifikasi dosen bertujuan untuk menilai profesionalisme dosen, guna meningkatkan mutu Pendidikan dalam sitem Pendidikan tinggi, Pengembangan profesi-onalisme, dan penerapan dalam pengelolaan pembelajaran bagi

mahasiswa, merupakan

28 Http://Akademik.Ipdn.Ac.Id.,

diakses pada tanggal 26 Maret 2014

matarantai-penghubung antara sertifikasi dosen dengan mutu Pendidikan di PT. Ini menjadi tanggung jawab pribadi dosen yang telah lulus sertifikasi untuk terus meningkatkan profesionalnya melalui kegiatan pembelajaran. Profesionalismenya melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud adalah:

a. Menemukan kekurangan kompetensi pada diri sendiri melalui self evaluasion dan refleksi;

b. Menyusun rencana pengem-bangan diri;

c. Melaksanakan rencana peng-embangan diri;

d. Mengevaluasi hasil pengem-bangan diri, baik dalam segi peningkatan profesionalisme diri maupun danmpaknya pada kualitas pengelolaan pembelajaran dikelas;

e. Menetapkan tindakan lanjut. Kewajiban Perguruan Tinggi sesuai dengan Pasal 26 dan 27 PP Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen ialah Perguruan Tinggi wajib memfasilitasi kegiatan pengembangan prfesionalisme dosen dengan cara

(12)

menye-lenggarakan program-program tahunan yang menunjang.29

Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 1, 4 dan 5: Ayat (1) Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen, Ayat (2) Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada Dosen sebagai tenaga profesional Kewajiban Serdos yang terdapat di ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 45 (2) PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen Pasal 2 Bunyinya “dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan Satuan Pendidikan Tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.”30

Menurut pasa 2 ayat (1) Peraturan Menteri RI Nomor 42 29 Moh.Murudin.Mukharom,

Perancangan dan Pembuatan Sistem Sertifikasi Dosen Pada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Menggunakan Ajax, Institut

Tahun 2007 Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio.

PENGATURAN HUKUM TENTANG SERTIFIKASI DOSEN

Berbicara tentang sertifikasi dosen tidak terlepas dari Historis perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan Pendidikan di Indonesia, Secara formal Pendidikan di Indonesia diawali sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, namun keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan cita-cita dan praktek Pendidikan masa sebelumnya. Majunya suatu negara sangat tergantung pada Pendidikan anak bangsa dan Pendidikan anak bangsa yang dimaksud adalah nnantinya akan menajadi sumber danya manusia yang mampu membawa bangsa menjadi lebih maju. Sumber danya manusia yang dimaksut sangat

Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2010, hlm. 5

30 Republik Indonesia, Peraturan

Pemerintah Nomor. 37 tahun 2009

(13)

tergantung pada instansi Pendidikan yang memiliki para pendidik yang handanl dan profesional.31

Pendidikan Nasional Indonesia adalah Pendidikan yang membina bangsa Indonesia yang ber-Pancasila dan melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945, sosialisme Indonesia, Demokrasi terpimpin, Kepribadian Indonesia, dan merealisir ketiga kerangka tujuan revolusi Indonesia sesuai dengan manipol, yaitu membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah Sabang sampai Marauke, menyelenggarakan suatu masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur lahir batin, melenyapkan kolonialisme, mengusahakan susunan dunia baru tanpa penjajahan, penindansan dan penghisapan, kearah perdanmaian, persahabatan Internasional yang sejati dan abadi. Pelaksanaan Pendidikan diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950 dan mulai 18 Maret 1954 diperbarui menjadi Undang-undang Nomor 12

31 See more at:

http://di-am.blogspot.com/2013/05/

Tahun 1954, diberlakukan untuk seluruh Indonesia.

Pendidikan tidak terlepas dari peran Perguruan tinggi dalam memajukan anak bangsa, Undang-ndang Nomor 22/1961 tentang PT (Perguruan Tinggi) menetapkan hal-hal sebagai berikut:

1) PT adalah lembaga ilmiah yang bertugas menyelenggarakan Pendidikan & pengajaran di atas perguruan menengah dan berdasarkan Kebudayaan kebangsaan Indonesia.

2) Tujuan PT adalah membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila, bertanggung jawab akan terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, menyiapkan tenaga yang cakap untuk memangku jabatan, melakukan penelitian dan usaha kemajuan ilmu pengetahuan, Kebudayaan dan kehidupan masyarakat.

3) Perguruan Tinggi terdiri atas Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan Pemerintah.

 Universitas tersusun atas Dasar kesatuan beberapa ilmu pengetahuan, sekurang-kurangnya 4 Fakultas yang meliputi keagamaan, ilmu budanya, ilmu sosial, ilmu eksakta dan teknik.

 Institut, memberi Pendidikan dan pengajaran

sejarah-ringkas-pendidikan di.html#sthash.VH5vcsxd.dpuf

(14)

tinggi dan melakukan penelitian dalam beberapa cabang ilmu pengetahuan yang sejenis.

 Sekolah Tinggi, memberi Pendidikan dan pengajaran tinggi, melakukan penelitian dalam satu cabang ilmu pengetahuan.

 Akademik, memberi Pendidikan dan pengajaran yang ditunjukkan kepada keahlian khusus.

4) Penyelenggaraan PT dilakukan oleh Pemerintah dan badan Hukum Swasta (PTS). Menurut kedudukannya PT swasta terdiri atas, PTS terdanftar, PTS diakui dan PTS disamakan.

Berbicara PT (Perguruan Tinggi) tentu tidak terlepas dari tanggung jawab dosen, dosen di Perguruan Tinggi sangat berperan aktif dalam mewujudkan Universitas yang bisa bersaing dan didorong oleh ambisi untuk menjadi Universitas kelas dunia,32 pemerintah sendiri juga telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas PT, mulai dari pemberian sertifikasi dosen hingga tunjangan unutk mensejahterakan dosen, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan suatu peningkatan untuk memajukan

32 Margono Slamet, Mengelola

Universitas Yang Sukses, Prosiding

Lokakarya, Jakarta, 2006, hlm-4

33 Andi Pangerang Moenta,

Departemen Pendidikan Nasional,

Pendidikan bangsa Indonesia, namun Undang-Undang ini masih kurang efektif dalam penerapannya sehingga pemerintah megkhususkan kinerja dosen dalam Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen,33

Dengan diterapkannya Peraturan Menteri Nomor 47 tahun 2009 sertifikasi Pendidik Untuk Dosen tersebut tentunya pemerintah mengharapkan kinerja dosen yang sempurna dalam mendidik mahasiswa, Dengan diberikannya Sertifikasi untuk dosen merupakan salah satu upaya dari Pemerintah untuk mewujudkan Pendidikan yang bisa mencerdaskan anak bangsa dan masyarakat Indonesia.

Dasar hukum mengenai sertifikasi dosen yaitu selain dari Undang-Undang Guru dan Dosen juga merupakan Dasar dari Pendidikan yang telah diakui oleh Bangsa yang beradab, contohnya PP RI Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, UUD Biro Hukum Dan Organisasi, Tanggal

(15)

1945, UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 108/P/2009 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen,34 yang ketentuan tersebut sudah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintahan yang berkuasa.

Sertifikasi sudah sering sekali kita dengar di Indonesia, Aceh merupakan salah satu yang menjadi pusat perhatian dari Pemerintah Pusat. Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang diberikan kekhususan untuk mengelola sendiri pemerintahannya, namun tidak begitu efektif dalam menjalankan Pendidikan yang khaffah, Pendidikan di Aceh sendiri masih sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah Pusat, dengan berbagai bantuan dari pemerintah pusat salah satunya diberikannya sertifikasi tersebut akan membangun semangat dari dosen-dosen di Aceh umunya dan dosen UNIMAL khususnya.

34 Diktjen Dikti, Buku Pedoman

Sertifikasi Pendidik Bagi Dosen,

Jakarta, 2010; Buku 1. hlm 2.

Berbagai upaya peningkatan kualitas dosen telah dilakukan pemerintah, salah satunya adalah diterapkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan pemerintah juga menerapkan program sertifikasi Dosen. Sukses Universitas dalam satu hal merupakan momentum yang baik untuk mendorong sukses berikutnya dalam hal-hal yang lain.

Institutional management

merupakan satu faktor yang kesuksesannya akan mendorong pada sukses-sukses lainnya dalam kehidupan Universitas. Manajemen Universitas perlu dibangun agar dapat memicu kesuksesan faktor-faktor Universitas Lainnya.35

Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009, sertifikasi pendidik untuk dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi ini dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan penilaian pengalaman akademik dan profesional dengan menggunakan portofolio dosen. Penilaian 35 Margono Slamet., Op Cit, hlm 4.

(16)

portofolio dosen dilakukan untuk memberikan pengakuan atas kemampuan profesional dosen.36

Portofolio menurut PP RI Nomor 37/2009 adalah kumpulan dokumen yang terdiri dari (1) kualifikasi akademik dan unjuk kerja tridharma perguruan tinggi; (2) persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan kompetensi pedangogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan (3) pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam pelaksanaan dan pengembangan tridharma perguruan tinggi.37

Penilaian dilakukan secara persepsional oleh mahasiswa, teman sejawat, atasan dan diri sendiri. Mahasiswa diminta menilai kompetensi dosen yang mengajarnya, karena mahasiswa dianggap sebagai pihak yang langsung merasakan sejauh mana dosen memiliki kompetensi yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan baik. Teman sejawat diminta

36 Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik

Bagi Dosen 2010; Buku I, hlm 3.

37 Ibid.

menilai, karena kompetensi dosen dapat dirasakan dalam rapat-rapat resmi program studi atau jurusan, atau dalam perbincangan sehari-hari. Atasan diminta menilai, karena diyakini mereka dapat merasakan sejauh mana dosen memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya. Diri sendiri juga diminta menilai, karena diri sendirilah yang seharusnya paling tahu tentang kompetensinya.

Selain secara persepsional, dosen juga harus menilai kontribusi yang telah diberikannya dalam pelaksanaan dan pengembangan Tridharma perguruan tinggi. Secara personal/pribadi dosen diminta mendeskripsikan dalam instrumen deskripsi diri. Diharapkan ia jujur dalam menyampaikannya, karena penyampaian pernyataan ini adalah dalam rangka mendeskripsikan, bukan memamerkan jasa atau kemampuan.38

Sertifikasi dosen berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(17)

menjelaskan hak dan kewajiban dari seorang dosen untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan kinerja dari dosen itu sendiri yaitu menjamin kesejahteraan social, memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual, memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan peserta didik.39

Sementara itu ketentuan lebih lanjut tentang sertifikasi dan tugas dari seorang dosen diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik untuk Dosen, Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik.40 Artinya bahwa dalam meperoleh sertifikasi tersebut harus melalui uji kompetensi dalam bentuk portofolio, ini dilakukan untuk menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendiskripsikan dilakukan untuk

39 Republik Indonesia, Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 51 (Ayat 1).

40 Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor

menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen.

Pemberian tunjangan sertifikasi ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja dosen, walaupun masih kurang efektif namun pemberian sertifikasi ini berdampak positif terhadap produktifitas dosen dalam menghasilkan karya ilmiah dan penelitian, artinya bahwa dengan tunjangan sertifikasi tersebut dosen yang bersertifikasi sangat berperan penting di Universitas.

Pengaturan hukum tentang sertifikasi mulai tahun 2005 diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen, dalam peraturan ini mengkhususkan mengatur tentang sertifikasi dosen mulai dari pemberian Serdos, yang berhak memperoleh Serdos sampai tugas setelah memperoleh Serdos. Kemudin terkait Serdos diatur dalam

47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi

(18)

peraturan di atasnya seperti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2008 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen. Tahun 2009 dikeluarkan peraturan baru yaitu PERMENDIKNAS Nomor 47 tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen. Sementara itu, di tahun 2013 dikeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2013 tentang Pengangkatan Dosen Tetap Non Pegawai Negeri Sipil Pada Perguruan Tinggi Negeri dan Dosen Tetap Pada Perguruan Tinggi Swasta, serta Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 48/D3/Kep/1983 tentang Beban Tugas Tenaga Pengajar Pada Perguruan Tinggi menjadi landasan teknis pelaksanaan Sertifikasi.

MEKANISME PELAKSANAAN SERTIFIKASI DOSEN BERDASARKAN PP NOMOR 37 TAHUN 2009

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen menjelaskan beberapa tahap yang menjadi persyaratan khusus untuk memperoleh sertifikasi. Antara lain seperti yang dijelaskan dalam Pasal 2 PP Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen yaitu “Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan Pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan nasional”.

Dalam Pasal 3 juga menjelaskan lebih lanjut mengenai sertifikasi dosen. Dalam Pasal 3 dan Pasal 4 juga menjelaskan lebih lanjut mengenai sertifikasi bisa

(19)

diperoleh oleh seorang dosen yaitu antara lain sebagai berikut:41

a. memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

b. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan

c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah. d. Sertifikasi pendidik untuk dosen

dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik.

e. Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio.

f. Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penilaian pengalaman akademik dan profesional dengan menggunakan portofolio dosen. g. Penilaian portofolio dosen

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan untuk menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: 1. kualifikasi akademik dan unjuk

kerja tridharma perguruan tinggi;

2. persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan

41 Lihat Pasal 3 dan 4 PP Nomor 37

tahun 2009 tentang dosen.

kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan

3. pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam

pelaksanaan dan

pengembangan tridharma perguruan tinggi.

h. Dosen yang lulus penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mendapat sertifikat pendidik.

i. Dosen yang tidak lulus penilaian portofolio melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme guna memenuhi kelengkapan dokumen portofolionya untuk dinilai kembali dalam program sertifikasi periode berikutnya.

Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri.

MEKANISME PELAKSANAAN SERTIFIKASI DOSEN DI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Mekanisme Penyelenggaraan Serdos merupakan kerjasama antar lembaga-lembaga baik itu Direktorat

(20)

Jenderal Pendidikan Tinggi maupun Universitas yang ada di Indonesia seperti Universitas Gajdah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia dan masih banyak Universitas lain yang ikut bekerjasama.42

Penyelenggara sertifikasi adalah lembaga Pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Lembaga Pendidikan tinggi tersebut diberi nama Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen (Serdos). Untuk tahun 2009 PTP-Serdos mengacu kepada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Dosen, sedangkan untuk tahun selanjutnya akan diadakan seleksi dan penetapan kembali.

Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan adalah kementerian

42 Ibid

43 Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Keme

nterian_Pendidikan_Dan_Kebudaya an_Indonesia., diakses pada tanggal 1 Maret 2014

dalam Pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan Pendidikan dan kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang

sejak tanggal 22

Oktober 2009 dijabat

oleh Mohammad Nuh. Perubahaan nama Kementerian ini menjadi "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan" disetujui oleh DPR pada 18 Oktober 2011.43

Dalam memimpin

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dibantu oleh 2 (dua) Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan dan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan.44

Dalam bidang Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berperan penting dalam memajukan Pendidikan dan

44 Permendikbud No. 01 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Sertifikasi, Pasal 2

(21)

Pendidikan tinggi serta kualitas dosen, Pendidikan Tinggi adalah

wahana utama dalam

mempersiapkan sumberdaya manusia yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam persaingan untuk kemajuan suatu bangsa, peran Pendidikan tinggi bermutu sangat strategis, sehingga lembaga perguruan tinggi harus terus menata diri dan mengikuti perkembangan untuk menghindari praktik-prajtik Pendidikan yang tidak sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku.45

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam hal Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan sertifikasi dosen, penyelenggara sertifikasi merupakan lembaga Pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas).46

Selain tugas menyeleng-garakan sertifikasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga bertugas:

1) Menetapkan peserta sertifikasi yang diusulkan oleh PT-Pengusul;

45 Ibid

46 Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi., Manajemen Pelaksanaan

2) Memberikan Nomor Induk Registrasi Asesor (NIRA); dan 3) Memberikan Nomor sertifikasi.

Asesor

Asesor adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi untuk melaksanakan asesmen Akreditasi Pendidikan Non Formal. Asesor direkrut, dilatih dan lulus uji kompetensi melalui rangkaian Pelatihan Kompetensi Asesor yang diselenggarakan Badan Akreditasi Nasional(BAN)-Sekolah/Madrasah) Pendidikan Non Formal(PNF). Untuk mendukung pelaksanaan akreditasi program dan satuan PNF, diperlukan Asesor yang kompeten, profesional dan berintegritas

Persyaratan Asesor

Untuk menjadi Asesor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Menguasai dan memahami program PNF

b. Memiliki pengalaman sebagai praktisi di bidang PNF

Sertifikasi Dosen dan Pengelolaan Data. Buku III, Jakarta, 2009, hlm 25

(22)

c. Lulus pelatihan asesor dan memiliki sertifikat kompetensi sebagai asesor akreditasi BAN-PNF

Rekruitmen Asesor

Rekruitmen asesor dilaksanakan secara terbuka, melalui pengumuman di website resmi BAN-PNF untuk memperoleh asesor yang memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditentukan.

Pelatihan Asesor

Pelatihan asesor dilakukan oleh BAN PNF dengan mengacu pada pedoman yang berlaku. Pelatihan Asesor untuk memastikan para Asesor memiliki kompetensi:

a. Kompetensi Profesional (Teknik Asesmen dan Pelaporannya dengan TIK)

b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Sosial

Peringkat Asesor

Untuk menjamin kualitas

(quality assurance) akreditasi PNF

diperlukan asesor yang kredibel, akuntabel, dan profesional sehingga seorang asesor dikategorikan

47 Http://Web.Banpnf.Or.Id,. Diakses

pada tanggal 2 Februari 2014

ke dalam 3 (tiga) peringkat sebagai berikut:

a. Asesor Kepala (Lead Assessor) b. Asesor Madya/Pelaksana

(Implementing Assessor)

c. Asesor Muda/Magang

(Apprenticed Assessor)

Peringkat asesor didasarkan atas pengalaman dalam melaksanakan asesmen akreditasi PNF dan kelulusan dalam uji kompetensi pada Pelatihan Peningkatan Kompetensi Asesor BAN-PNF. Peringkat asesor diatur dalam pedoman pembinaan yang dikelola oleh Komisi Peningkatan Kompetensi Asesor (KPKA) BAN-PNF. Hingga Tahun 2013 BAN-PNF telah memiliki 980 Asesor yang tersebar di 33 Provinsi di seluruh Indonesia.47

Namun dalam sertifikasi dosen, assesor memiliki kewenangan penuh untuk menilai kelayakan dosen dalam memperoleh sertifikasi tersebut, dan juga kewenangan untuk Menyelenggarakan Sertifikasi Dosen (PSD) tersebut, ini tidak terlepas dari aturan-aturan yang telah diterapkan ataupun ditetapkan

(23)

oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan kuota secara nasional. Kuota nasional ini kemudian dijabarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjadi kuota untuk masing-masing Perguruan Tinggi (PT-Pengusul). Khusus untuk Perguruan Tinggi swasta distribusinya diserahkan kepada Kopertis.48

Perguruan Tinggi Pengusul

Pada PT-Pengusul kuota diproses menjadi daftar calon peserta sertifikasi dosen melalui pertimbangan Fakultas, jurusan maupun program studi. PT-Pengusul dalam menangani proses sertifikasi ini disarankan untuk membentuk Panitia Sertifikasi Dosen (PSD) di tingkat PT-Pengusul. Penetapan daftar calon peserta Sertifikasi Dosen di PT Pengusul diurutkan atas dasar: (1) jabatan akademik, (2) Pendidikan terakhir, dan (3) daftar urut kepangkatan atau yang sejenisnya. Rambu-rambu ini

48 Muchlas Samani., dkk, Buku III.,

Manajemen Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan pengelolaan Data.

diberlakukan di tingkat Perguruan Tinggi.

PSD pada PT-Pengusul berkonsultasi dengan Fakultas/ jurusan/ prodi untuk menentukan (1) 5 orang mahasiswa, (2) 3 orang teman sejawat, dan (3) seorang atasan dosen untuk masing-masing calon peserta Sertifikasi Dosen yang akan melakukan penilaian persepsional.

Penilaian Persepsional

Panitia Sertifikasi Dosen (PSD) kemudian memberikan blangko isian kepada (1) mahasiswa, (2) teman sejawat, (3) atasan dosen yang akan menilai, dan (4) dosen yang diusulkan untuk memberikan penilaian persepsional. Selain penilaian persepsional, dosen yang diusulkan melakukan penilaian personal. Hasil semua penilaian diserahkan kembali ke PSD.

Namun dari hasil Penelitian dilapangan bahwa yang memberi blanco ataupun form penilaian dari mahasiswa yaitu diberikan langsung

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta, 2009, hlm 38-39.

(24)

oleh dosen yang mengikuti sertifikasi, tetapi dari prosedur sertifikasi semestinya form penilaian tersebut diberikan oleh PSD kepada mahasiswa untuk dimint penilaian.49

Penilaian Portofolio

Istilah portofolio berasal dari kata kerja ‘potare’ berarti membawa dan kata benda bahasa latin ‘folio’, yang berarti lembaran atau ‘kertas kerja’,50 portofolio banyak digunakan pada berbagai bidang, misalnya bidang keuangan/ perbankan, politik dan pemerintahan, manajemen dan pamasaran, seni, dan bidang Pendidikan. Oleh karena itu pengertian portofolio sangat tergantung pada bidang apa istilah portofolio tersebut digunakan. Dalam bidang Pendidikan, portofolio diartikan sebagai sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian prestasi seseorang dalam Pendidikannya. Portofolio dalam bidang Pendidikan sangat berguna untuk berbagai keperluan

49 Ibid

50 http://wakhinuddin.wordpress.

com/2009/07/23/pengertian-portofolio/

seperti akreditasi pengalaman seseorang, pencarian kerja, melanjutkan Pendidikan, pengajuan sertifikat kompetensi, dan lain-lain.

Dalam konteks sertifikasi dosen, portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalama dan berkarya/ prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai dosen dalam interval waktu tertentu. Portofolio ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama dosen yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran. Keefektifan pelaksanaan peran sebagai agen pembelajaran tergantung pada tingkat kompetensi dosen yang bersangkutan, yang mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi pedangogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.51

Fungsi portofolio dalam sertifikasi dosen dalam jabatan adalah untuk menilai kompetensi dosen sebagai pendidik dan agen pembelajaran. Kompetensi 51 Http://wakhinuddin.wordpress.com/

(25)

pedangogik dinilai antara lain melalui bukti fisik kualifikasi akademik, Pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui bukti fisik penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui bukti fisik kualifikasi akademik, Pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan karya pengembangan profesi. Secara lebih spesifik dalam kaitan dengan sertifikasi dosen, portofolio dosen berfungsi sebagai:

a. Wahana dosen untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung;

b. Informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang dosen, bila dibandingkan dengan standanr yang telah ditetapkan;

c. Dasar menentukan kelulusan seorang dosen yang mengikuti

52 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pedoman Penyusunan Portofolio, Ditjen Dikti,

sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat Pendidikan atau belum); dan

d. Dasar memberikan rekomendansi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdanyaan dosen.52

Portofolio menurut PP RI Nomor. 37/2009 tentang Dosen,53 adalah kumpulan dokumen yang terdiri dari (1) kualifikasi akademik dan unjuk kerja tridharma perguruan tinggi; (2) persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan (3) pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi.

Adapun tata cara penilaian potofolio adalah sebagai berikut:

1. PTP-Serdos

mengumpulkan asesor pada satu tempat dan membuat perencanaan penilaian portofolio di tempat tersebut;

2. Setiap portofolio dosen yang

diusulkan diberikan kepada dua orang ases or dengan berita acara pada Lampiran;

Kementerian Pendidikan Nasional 2010. hlm 20-23

53 Peraturan Pemerintah Republik

(26)

3. Asesor menilai portofolio

tersebut secara individual, dan hasil penilaian dimasukkan dalam Format-C masing-masing ;

4. Pada akhir penilaian kedua

asesor melakukan verifikasi nilai, bila tidak ada kesepakatan PSD dapat menetapkan asesor ketiga atau membuat skor rata-rata sebagai hasil akhir dan menyepakati keputusan akhir LULUS atau BELUM LULUS. Keputusan akhir ini kemudian dituangkan dalam berita acara.54

Berdasarkan hasil ini kemudian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan Nomor registrasi (khusus) bagi yang lulus dan dikirim ke PTP-Serdos untuk pembuatan sertifikat. Bagi yang belum lulus diserahkan kembali kepada PT-Pengusul untuk pembinaan. Peserta ini dapat diusulkan kembali oleh PT-Pengusul sesudah masa pembinaan minimal satu tahun. Sehingga untuk peserta yang belum lulus pada tahun 2009 dapat diusulkan kembali pada tahun 2011. Setelah melalui beberapa tahap, barulah Sertifikat tersebut diserahkan ke PTP-Pengusul.55

54 Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Buku III - Manajemen

Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan

Pelaksanaan pemberian sertifikasi dilaksanakan ber-dasarkan Program sertifikasi pendidik yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 108/P/2009 Tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen, Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standanr Nasional Pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pengolahan Data, Jakrata, 2010,

hlm 39.

(27)

Sumiadi juga menambahkan bahwa:

“Kini dengan kebijakan baru tersebut, portofolio dosen untuk sertifikasi dosen wajib dilengkapi dengan tiga syarat tersebut untuk sertifikasi dosen mulai tahun 2013. Ada beberapa implikasi dari kebijakan baru tersebut, terutama bagi dosen yang berkeinginan memperoleh sertifikasi dosen. Kebijakan tersebut jelas akan mempersulit dosen memperoleh sertifikasi dosen. Ketiga syarat tambahan tersebut bisa menjadi indikator mutu yang lebih terukur dibandingkan portofolio dosen sebelumnya yang lebih bersifat subyektif, khususnya pada penilaian deskripsi diri.” 56

Hal serupa juga dibenarkan oleh Wahyudin yang merupakan dekan Fakultas ekonomi, wahyudin mejelaskan bahwa:

“Syarat yang makin ketat tersebut akan mendorong dosen meningkatkan produktifitas penelitian dan publikasi ilmiah, setidaknya bagi dosen yang tetap berharap mendapat tunjangan dari pemerintah sebagai bentuk apresiasi terhadap dosen yang lulus sertifikasi dosen. Sebenarnya, kewajiban dosen idealnya memang seperti itu, yang sudah termaktub dalam kewajiban Tridharma Perguruan Tinggi. Jika syarat tersebut dianggap terlalu

56 Sumiadi., Dekan Fakultas Hukum

Universitas Malikussaleh, Wawancara, tanggal 18 Februari 2014

berat, calon peserta sertifikasi dosen pada tahun 2013 diperkirakan menurun.” 57

Wahyudin juga

menambahkan bahwa kebijakan ini senada dengan kebijakan sebelumnya, yaitu kewajiban unggah karya ilmiah bagi dosen, kewajiban publikasi ilmiah bagi lulusan perguruan tinggi, atau persyaratan kenaikan kepangkatan yang juga makin ketat. Semua kebijakan tersebut bisa meningkatkan publikasi karya ilmiah dosen yang memang tergolong masih rendah dibandingkan dengan Universitas lain.58

Artinya bahwa Universitas juga turut ikut mendorong para dosen untuk lebih menigkatkan kualitas sebagai pengajar yang profesional, terbukti dengan beberapa lembaga yang bekerjasama dalam proses pemberian Sertifikasi Dosen (Serdos), Universitas adalah salah satu dari beberapa lembaga yang

57 Wahyudin., Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Malikussaleh, Wawancara, tanggal 17 Februari 2014

(28)

berperan untuk memberikan sertifikasi untuk dosen.

PSD mengkompilasi hasil penilaian dan melengkapi dengan persyaratan lain seperti Penetapan Angka Kredit, foto dan lain sebagainya. Hasil pengkompilasian ini menjadi berkas portofolio yang diserahkan oleh PSD di PT-Pengusul kepada Perguruan Tinggi penyelenggara Sertifikasi Dosen (PTP-Serdos). Untuk menjaga obyektivitas penilaian portofolio, PTP-Serdos tidak diperkenankan menilai berkas portofolio dari Perguruan Tingginya sendiri sebagai PT-Pengusul.

PTP-Serdos menilai portofolio dan hasilnya diserahkan kembali ke PT-Pengusul, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kopertis terkait. Bagi yang tidak lulus oleh PT-Pengusul dilakukan pembinaan dan diusulkan kembali.

Berdasarkan hasil ini kemudian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan Nomor registrasi (khusus) bagi yang lulus dan dikirim ke PTP-Serdos

59 Ibid

untuk pembuatan sertifikat. Bagi yang belum lulus diserahkan kembali kepada PT-Pengusul untuk pembinaan. Peserta ini dapat diusulkan kembali oleh PT-Pengusul sesudah masa pembinaan minimal satu tahun. Sehingga untuk peserta yang belum lulus pada tahun 2009 dapat diusulkan kembali pada tahun 2011. Setelah melalui beberapa tahap, barulah Sertifikat tersebut diserahkan ke PTP-Pengusul.59

Berikut adalah gambar bagaimana mekanisme Pemberian Serdos di seluruh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia:

Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Dosen

(29)

Dari pemaparan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa mekanisme Serdos yang diterapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merupakan mekanisme yang sudah diberlakukan sejak tahun 2008-2013 hingga sekarang, namun mekanisme yang menggunakan komputerisasi baru diberlakukan sejak tahun 2010 dimana semua sistem diawajibkan komputerisasi. Di tahun 2012 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan aturan baru yang bahwa dalam pengisian persyaratan Serdos dosen harus menggunakan sistem online, sistem ini diberlakukan dari tahun 2012 hingga sekarang.

Aturan baru juga terdapat di tahun 2013 dimana dalam persyaratan untuk memperoleh Serdos dosen harus memiliki kemampuan berbahasa inggris (Test of English Provience (TOEP) dan Tes Potensi Akademik (TPA) serta jurnal yang dipublikasikan ditinggkat nasional maupun internasional. Mekanisme pem-berian sertifikasi ini merupakan

60 Arif Rahman, Kepala Biro

Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Pusat Sistem Informasi, Universitas Malikussaleh,

mekanisme yang sama diterapkan di seluruh Universitas negeri maupun swasta yang ada diIndonesia.

Namun di Universitas Malikussaleh sendiri mekanisme yang diberlakukan merupakan mekanisme yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Dosen, PP Nomor 37 tahun 2009 yaitu mekanisme yang serupa yang telah diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi diseluruh Indonesia.

Arif Rahman mengatakan bahwa: “seleksi pemberian sertifikasi dosen di Universitas Malikussaleh adalah sebagaimana yang telah diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, pihak Universitas hanya menjalankan peraturan yang telah ada”.60

Wawancara, tanggal 13 Januari 2014.

(30)

Berikut adalah Proses seleksi Calon Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh:

Gambar 2

Sumber:

Wawancara Arif Rahman, pada tanggal 3 April 2014 di Biro Universitas Malikussaleh

Bapak Apridar Rektor Universitas Malikussaleh juga membenarkan hal yang serupa dangan apa yang dikatakan oleh Bapak Arif Rahman, beliau menegaskan “kita pihak Universitas tidak memiliki kewewenangan khusus untuk membuat peraturan baru dalam melaksanakan seleksi pemberian sertifikasi kepada

61 Apridar, Rektor Universiats

Malikussaleh, Wawancara, tanggal 12 Maret 2014.

dosen, pihak Universitas hanya memiliki wewenang sebagaimana peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah yang berwenang”.61

Persyaratan baru yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merupaka suatu upaya pemerintah dalam memajukan Universitas di seluruh Indonesia. Apridar juga menambahkan bahwa “persyaratan baru di tahun 2013 merupakan hal yang sangat bagus, semakin beratnya persyaratan akan semakin baiknya dosen serta Universitas tentunya, namun dalam mekanisme pemberian sertifikasi pihak Universitas tidak memiliki hambatan signifikan akan tetapi kuota atau formasi yang diterapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang membuat ruang gerak sangat sulit. Artinya, pihak Universitas tidak memiliki kewenangan dalam menentukan kuota ataupun formasi bagi dosen yang akan disertifikasi”.

(31)

PENUTUP Kesimpulan

Mekanisme sertifikasi di Universitas malikussaleh merupakan mekanisme yang sudah berjalan sejak tahun 2008 hingga sekarang, mekanisme tersebut dijalan berdasarkan Permen Nomor 37 Tahun 2009 tentang sertifikasi Pendidik untuk Dosen, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dari tahun ketahun terus melakukan peningkatan dalam memberikan Serdos kepada dosen salah satunya ditahun 2013 ada beberpa syarat yang harus dilalui oleh dosen dalam mengikuti Serdos, yaitu:

a. Dosen diwajibkan Menguasai Bahasa Inggris/Test Of Eglish Profience (TOEP) dengan nilai minimum 450.

b. Dokumen/Tes Potensi Akademik (TPA), dan

c. Karya ilmiah yang di publikasikan pada jurnal ilmiah/Nasional/ Internasional.

Saran

Saran yang paling utama yang ingin Penulis sampaikan kepada pemerintah alangkah baiknya

sebelum menerapkan peraturan baru dalam pemberian sertifikasi dosen pemerintah melakukan sosialisasi ke universitas-universitas agar dosen yang bersangkutan tidak kebingungan dengan persyaratan-persyaratan yang semakin ketat,dan juga mengenai pemberian Serdos ini dibuat suatu kebijakan yang mengatur bahwa pemberian Serdos diserahkan langsung ke pihak Universitas, agar pihak Universitas bisa lebih mudah dan tepat dalam pemberian Serdos. Dengan adanya wewenang khusus pihak Universitas bisa melihat siapa selama ini yang memang dosen aktif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Elidar Sari, 2007, Kedudukan dan

fungsi tiga lembaga daerah dalam penyelenggaran otonomi khusus di provinsi nanggroe aceh darussalam (kajian atas UU Nomor 44 Tahun 1999), Unimal

press, Lhokseumawe.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan. Pendidikan.

Statistik Pendidikan RI 2004-2005 http://www.depdiknas.go.id/st atistik/thn04-05/TK_0405.hlm.

(32)

Http//:pendidikanindonesia. blogspot.com.

Unit Pengembangan Materi dan Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, DIREKTORAT

JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 2005.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Buku Pedoman Sertifikasi

Pendidik Bagi Dosen 2010; Buku

1.

http://Id.Shvoong.Com/Social- Sciences/Education/2321573- Dasar-Hukum-Sertifikasi-Dosen/#Ixzz2n1tizk1e

Muhibbin, Peningkatan Mutu dan

Kualitas Dosen, Semarang, diunggah pada tanggal 17 Juli 2013, jam 21:34.

Http://Rohmatullahh.Blogspot.Com /2013/09/Universitasterbaikdiin donesia2013.Html

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009,

tentang Dosen.

Saepudin, Metode Penelitian Kualitatif,

http://saepudinonline.wordpres s.com/metode-penelitian-kualitatif/

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press,

Jakarta, 1986.

Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, Buku Pedoman

Tugas Akhir, 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen.

Id. M. Wikipedia.

Org/Wiki/Pegawai_Negeri. Sudarwan, Danim. Agenda

Pembaruan Sistem Pendidikan.

Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2003

Moh. Murudin. Mukharom,

Perancangan dan Pembuatan Sistem Sertifikasi Dosen Pada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Menggunakan Ajax,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2010. Margono Slamet, Mengelola

Universitas Yang Sukses,

Prosiding Lokakarya, Jakarta, 2006.

Andi Pangerang Moenta,

Departemen Pendidikan Nasional, Biro Hukum Dan Organisasi, Tanggal 11 Agustus

2009.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen.

Permendikbud No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi., Manajemen Pelaksanaan

Sertifikasi Dosen dan Pengelolaan Data. Buku III,

Jakarta, 2009.

Muchlas Samani., dkk, Buku III.,

Manajemen Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan pengelolaan Data. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

http://wakhinuddin.wordpress.

Referensi

Dokumen terkait

Barang atau jasa substitusi merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk sejenis. Adanya produk atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang didapat.

program yang pernah disiarkan. Acara tersebut bisa disiarkan karena berbagai pertimbangan berdasarkan efisiensi waktu, tenaga, maupun biaya. Sehingga produksinya

Kecepatan arus pada lokasi budidaya rum- put laut di perairan desa Matandoi yang sebesar 0,4 m/detik, berada pada ambang batas atas untuk kategori cukup sesuai, atau dengan kata

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk beragama (homoreligius) dan fithrahnya manusia adalah makhluk spiritual yang selalu berupaya untuk senantiasa ada dalam

Maka dari keputusan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan populasi hewan makrobenthos pada tanah gambut dengan kandungan bahan organik yang berbeda

otodidak tadi itu gimana?" "Otodidak itu berarti artinya saya harus belajar sendiri, jadi belajar sendiri itu artinya kita ngelakuin sesuatu tu kita yang

Sementara hasil pendataan Dinas Peternakan untuk ruminansia berdasarkan perwilayahan ternak, kapasitas tampung 143.734 ST, tidak termasuk kerbau dengan rincian sapi perah 19.971

Hampir seluruh siswa belum mampu mentranslasikan dari bentuk simbolik kebentuk diagram Venn dengan tepat dan kesalahan terbanyak yang dialami siswa ada- lah siswa tidak