• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diterima: 10 April 2018 Direvisi: 6 Juni 2018, Diterbitkan: 30 Juli 2018 ABSTRACT ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diterima: 10 April 2018 Direvisi: 6 Juni 2018, Diterbitkan: 30 Juli 2018 ABSTRACT ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBENTUKAN PUSAT INFORMASI KONSELING MAHASISWA (PIKMA) DAN PELATIHAN DASAR PIKMA TAHAP TUMBUH DI POLTEKKES KEMENKES

TASIKMALAYA WILAYAH KAMPUS CIREBON Santi Wahyuni1, Badriah2, Entin Jubaedah3 1,2

Program Studi Keperawatan Cirebon, 3 Program Studi Kebidanan Cirebon daffa_keisha@yahoo.com

Diterima: 10 April 2018 Direvisi: 6 Juni 2018, Diterbitkan: 30 Juli 2018

ABSTRACT

Unhealthy sexual behavior among adolescents tends to increase. The low level of adolescent knowledge causes an inability to protect themselves against the risks of reproductive health problems. Health Polytechnic health ministry of Tasikmalaya, Cirebon campus area as education institution in health sector, have concern for society, including among teenagers. The purpose of community service is to empower students in the dissemination of information Reproductive Health of Youth. The method of implementation with the establishment of PIKMA organization and basic training PIKMA growth stage. The process of establishing PIKMA organization through the workshop, socialization to students from all study programs in Cirebon region, the selection process of PIKMA board candidates, the compilation of names, logos and organizational structure of PIKMA. The result of community service involves the formation of PIKMA SPIRIT organization, the inauguration of PIKMA SPIRIT management by the Director of Tasikmalaya Health Polytechnic on December 01, 2016, the implementation of Teenage Reproduction Health information directly or through print media, social media, film, International Womens Day and HIV / AIDS worldwide, following the selection of West Java Genre ambassadors, as well as implementation of basic PIKMA training phase growth.

Keywords: PIKMA, adolescent reproductive health

ABSTRAK

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung meningkat. Rendahnya pengetahuan remaja menyebabkan ketidakmampuan untuk melindungi diri terhadap risiko masalah kesehatan reproduksi. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, wilayah kampus Cirebon sebagai institusi pendidikan di bidang kesehatan, mempunyai kepedulian terhadap masyarakat, termasuk kalangan remaja. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberdayakan mahasiswa dalam penyebarluasan informasi dan konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Metode pelaksanaan dengan pembentukan organisasi Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKMA) dan pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh. Proses pembentukan organisasi PIKMA melalui kegiatan sarasehan, sosialisasi kepada mahasiswa dari semua program studi di wilayah Cirebon, proses seleksi calon pengurus PIKMA, penyusunan nama, logo dan struktur organisasi PIKMA. Hasil pengabdian masyarakat meliputi terbentuknya organisasi PIKMA SPIRIT, pelantikan pengurus PIKMA SPIRIT oleh Direktur Politeknik Kesehatan Tasikmalaya pada tanggal 01 Desember 2016, terlaksananya pemberian informasi Kesehatan Reproduksi Remaja secara langsung ataupun melalui media cetak, media sosial, bedah film, peringatan hari perempuan internasional dan hari HIV/AIDS sedunia, mengikuti pemilihan duta Genre tingkat Jawa Barat, serta terlaksananya pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh.

(2)

I. PENDAHULUAN

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015, menunjukkan jumlah penduduk usia 15-24 tahun di Indonesia sebesar 16,5% dari total penduduk Indonesia1. Seiring dengan jumlah penduduk usia remaja yang cukup besar, menimbulkan banyak permasalahan. Masalah utama pada kalangan remaja Indonesia adalah TRIAD Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) meliputi seksualitas, penyalahgunaan narkotika dan HIV/AIDS. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak menuju dewasa, masa pencarian jati diri dan masa pubertas. Remaja menjadi rentan terhadap berbagai masalah perilaku berisiko, seperti melakukan hubungan seksual pranikah, penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (NAFZA), keduanya dapat membawa risiko terhadap penularan Infeksi Menular Seksual (IMS), Human Immuno-deficiency Virus (HIV) dan Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung meningkat. Situasi kesehatan reproduksi remaja di Indonesia, perilaku seks pranikah pada remaja lebih banyak dilakukan remaja laki-laki dibandingkan remaja perempuan. Pernikahan usia muda dengan median usia kawin pertama perempuan relatif masih rendah, yaitu 19,8 tahun2. Bahkan Indonesia termasuk negara ke-37 dengan persentase tertinggi pernikahan usia muda di dunia, dan peringkat kedua di ASEAN. Proporsi kehamilan pada remaja mencapai 1,97%2. Data Riskesdas tahun 2013, prevalensi remaja merokok tahun 2013 mencapai 37%, dan usia merokok pertama bergeser ke usia yang lebih muda (5-6 tahun) dan tertinggi pada usia > 15 tahun1. Remaja yang mengkonsumsi alkohol pada tahun 2012 mencapai 39%. Data BNN tahun 2016 menunjukkan prevalensi remaja di tingkat sekolah yang menggunakan narkoba 4,3%1. Data Kemenkes RI tahun 2016, jumlah penderita AIDS pada kelompok usia 15-19 tahun sebesar 2,7%1.

Begitu kompleksnya masalah kesehatan reproduki remaja padahal remaja merupakan aset dan generasi penerus bangsa. Fenomenanya, masih banyak remaja yang kurang mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan yang dapat melindungi kesehatan reproduksinya2. Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya dalam melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi seperti KTD, IMS dan HIV/AIDS serta NAFZA. Sementara, media KIE belum memadai dengan baik dari segi kualitas KRR bagi remaja dan belum tersedia secara merata di pelosok tanah air3-8. Berbagai permasalahan di kalangan remaja tersebut, bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan, namun juga merupakan tugas institusi pendidikan dan masyarakat umum. Program Studi Kampus Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagai institusi pendidikan di bidang kesehatan, mempunyai kepedulian terhadap masyarakat, termasuk kalangan remaja. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, memberdayakan mahasiswa dalam penyebarluasan informasi KRR. Keberadaan dan peranan Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKMA) di tingkat Perguruan Tinggi menjadi sangat penting untuk membantu

remaja memperoleh informasi dan pelayanan konseling yang benar dengan pendekatan teman sebaya

3-8

. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan peningkatan pemahaman dan pembinaan kepada remaja serta membekalinya dengan berbagai informasi dan pengetahuan yang benar tentang KRR melalui pembentukan PIKMA dan pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh.

II. METODE

Metode dalam Pelaksanaan kegiatan pengabmas ini dengan mengikuti mekanisme pengelolaan PIKMA KRR yang meliputi :

1. Pembentukan PIK-KRR (PIKMA)

Tujuannya adalah membentuk organisasi PIKMA di tingkat Perguruan Tinggi, dan sasaran utama adalah mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya – kampus Cirebon. Mekanisme seleksi calon kader PIKMA atau duta remaja disusun oleh panitia. Target duta remaja adalah 30 orang, terdiri dari : Program Studi D III Keperawatan 8 orang, D III Kebidanan 7 orang, D IV Kebidanan 5 orang, D III Gizi 5 orang dan D III Perekam Medis 5 orang. dengan kriteria : 1) mahasiswa yang aktif di lingkungan komunitasnya, 2) memiliki komitmen atau kepedulian yang tinggi terhadap masalah remaja, 3) berminat menyebarluaskan informasi tentang program Generasi Berencana (GenRe), 4) memiliki kepribadian : sikap teladan, santun, model, idola bagi remaja/mahasiswa, ramah, tidak egois, tidak sombong, lancar dalam berkomunikasi, luwes dalam pergaulan, berinisiatif dan kreatif, tidak mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru, mau

(3)

belajar serta mau menolong, 5) berkelakuan baik, tidak pernah terlibat dalam kriminalitas, bukan pengedar dan pengguna NAPZA, sehat jasmani dan rohani.

Proses seleksi dilakukan tiga tahap. Tahap pertama adalah seleksi minat (peminatan, konsep diri, kepedulian), tahap kedua adalah tes wawancara (wawasan luas dan pola hidup sehat), tahap ketiga adalah skill laboratorium (praktik komunikasi dan konseling). Pada tahap pertama, calon duta remaja adalah seluruh mahasiswa tingkat I Tahun Akademik 2015/2016 Poltekkes kemenkes Kampus Cirebon. Dari tahap pertama, 60 calon duta yang terseleksi diikutsertakan dalam seleksi tahap kedua. Tahap kedua menjaring 40 calon duta remaja. Selanjutnya dilakukan seleksi tahap ketiga, menghasilkan 30 duta remaja.

Langkah-langkah kegiatan meliputi : sarasehan, sosialisasi program PIKMA kepada civitas akademika melalui kegiatan kuliah umum yang menghadirkan narasumber dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cirebon, melakukan audiensi, menyusun petunjuk teknis dan mekanisme penyeleksian duta remaja atau kader PIKMA, membentuk wadah organisasi PIKMA (penyusunan nama, logo dan struktur organisasi PIKMA), menyelenggarakan peresmian organisasi dan pengurus PIKMA.

2. Pengembangan dan peningkatan kualitas PIKMA

Pengembangan organisasi PIKMA yang dilakukan di awal termasuk tahapan “tumbuh” dengan kegiatan meliputi : penyusunan jadwal kegiatan rutin, pemberian informasi KRR oleh pendidik sebaya yang telah terbentuk, penyampaian informasi KRR secara langsung ataupun melalui media cetak, media sosial ataupun dengan kegiatan bedah film yang dengan tema remaja dan permasalahannya.

3. Membangun PIKMA yang ramah remaja

Kegiatan dilakukan dengan menyediakan pelayanan yang ramah remaja, memperlakukan remaja sebagai mitra, menghormati hak-hak reproduksi remaja dan menjamin kerahasiaan, melibatkan remaja dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, mengembangkan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik, dinamika dan kebutuhan remaja seperti olah raga, kesenian dan outbond, menyediakan pelayanan yang terpisah dengan kegiatan lain dan disesuaikan dengan kondisi remaja.

4. Melakukan advokasi tentang PIKMA

Tujuan memperkenalkan dan mencari dukungan untuk kelancaran dan keberlangsungan PIKMA di tingkat Perguruan Tinggi. Sasaran adalah Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Pudir III bidang Kemahasiswaan, koordinator wilayah Cirebon, para Ketua Program Studi di wilayah kampus Cirebon. Langkah-langkah pelaksanaan : a) menyiapkan materi advokasi (masalah yang berkaitan dengan remaja, dampak yang mungkin terjadi dan pentingnya PIKMA sebagai alternatif pemecahan masalah), b) mengembangkan materi dalam bentuk leaflet, pamflet dan booklet, penyampaian advokasi melalui multi media seperti surat kabar, radio, TV dan multi jalur seperti audiensi dan kunjungan, c) menjalin jejaring (kemitraan) dengan institusi atau lembaga kemasyarakatan seperti BPMPPKB Kota Cirebon, BPMPPKB Provinsi Jawa Barat, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Mitra Citra Remaja (MCR), KPAI Kota Cirebon, Womens Crisis Center (WCC) Mawar Balqis, Cinema Cirebon, Fahmina, Perkumpulan PIK-R/M wilayah kota Cirebon, Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (RTIK), dan Fajar Cirebon.

5. Menyelenggarakan kegiatan penunjang

Kegiatan berupa : a) promosi dan sosialisasi PIKMA dengan memperkenalkan keberadaan PIKMA baik secara internal maupun eksternal melalui peringatan hari perempuan internasional, hari HIV/AIDS sedunia, b) pemberdayaan pengurus PIKMA dengan menyelenggarakan pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh, c) administrasi dan pengelolaan organisasi PIKMA.

6. Melakukan konsultasi dan fasilitasi

Hal ini bertujuan untuk mencari cara dalam melakukan pemecahan masalah pengelolaan dan pelayanan yang tidak bisa dipecahkan oleh PIKMA. Langkah-langkah kegiatannya : a) mengidentifikasi masalah, b) menganalisa penyebab masalah, c) mencari atau mengusulkan alternatif pemecahan masalah, d) menindaklanjuti hasil konsultasi dan fasilitasi.

(4)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rangkaian kegiatan pembentukan PIKMA di Kampus Cirebon meliputi :

Tanggal

Kegiatan Peserta / Sasaran

Bentuk

Kegiatan Hasil Kegiatan

02

September 2016

Mahasiswa dari seluruh

program studi yang ada di wilayah kampus Cirebon

Sosialisasi PIKMA

Diadakan bersamaan kuliah umum bagi civitas akademika dengan menghadirkan

narasumber dari BPMPPKB Kota

Cirebon. Setelah penyampaian materi oleh narasumber, dilanjutkan tanya

jawab dan kegiatan penjaringan

mahasiswa peminat PIKMA. Dari

kegiatan sosialisasi terjaring sebanyak 106 mahasiswa yang berminat terhadap organisasi PIKMA.

September 2016

Koordinator wilayah Cirebon,

Ketua Program Studi,

Pengadministrasi bidang

Kemahasiswaan, seluruh

Program Studi yang berada di wilayah Kampus Cirebon, BPMPPKB Kota Cirebon dan KB Kecamatan Kesambi

Sarasehan Konsultasi dan koordinasi untuk

mendapatkan dukungan / persetujuan dengan pimpinan setempat tentang

pembentukan Kelompok Pendidik

Sebaya / PIKMA di perguruan tinggi Program Studi Wilayah Kampus Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. 24

September 2016

Mahasiswa peminat PIKMA yang telah terjaring

Seleksi calon pendidik sebaya (pengurus PIKMA)

Proses Seleksi Duta Remaja atau pendidik sebaya, meliputi :

a. Tahap pertama adalah seleksi minat (peminatan, konsep diri, kepedulian). Pada tahap ini, calon duta remaja adalah seluruh mahasiswa tingkat I dan II Program Studi di wilayah Kampus Cirebon yang terjaring sebagai peminat PIKMA. Dari tahap pertama, calon duta yang terseleksi diikutsertakan dalam seleksi tahap kedua.

b. Tahap kedua adalahtes wawancara (wawasan luas dan pola hidup sehat). Peserta yang telah lulus seleksi tahap kedua, kemudian mengikuti seleksi tahap ketiga.

c. Tahap ketiga adalah skill

laboratorium (praktik komunikasi dan konseling)

Hasil akhir dari proses seleksi dihasilkan 30 orang calon pendidik sebaya / kader pengurus PIKMA.

13 Oktober 2016

Tim pembentukan organisasi PIKMA dan calon pengurus PIKMA yang telah terseleksi

Rapat penyusunan struktur organisasi pengurus PIKMA

Penyusunan struktur organisasi pengurus PIKMA dilaksanakan setelah terseleksi

calon pengurus PIKMA, dan

ditindaklanjuti dengan rapat penyusunan visi misi dan program kerja PIKMA Akhir

bulan September sampai

Calon pengurus PIKMA dan

tim panitia pembentukan

PIKMA

Sayembara penyusunan nama organisasi

Penyusunan nama organisasi PIKMA dan pembuatan logo PIKMA dilakukan dengan sayembara pembuatan nama dan logo PIKMA. Calon pengurus PIKMA

(5)

Tanggal

Kegiatan Peserta / Sasaran

Bentuk

Kegiatan Hasil Kegiatan

November 2016

PIKMA dan pembuatan logo PIKMA

dan tim panitia pembentukan PIKMA yang mempunyai gagasan nama dan logo

melakukan penyampaian usulan,

selanjutnya dibuat kesepakatan nama organisasi PIKMA “SPIRIT” yaitu generasi penerus bangsa yang memiliki

karakteristik Support, Partnership,

Inovative, Religius, Integrity dan Trust. November

2016

Koordinator Wilayah

Cirebon, Pudir III bidang kemahasiswaan dan Direktur

Poltekkes Kemenkes

Tasikmalaya.

Penataan administrasi

Pengusulan SK pengurus PIKMA,

naskah sumpah pengurus PIKMA dan penataan ruang organisasi PIKMA, melalui koordinasi dengan Koordinator Wilayah Cirebon, Pudir III bidang kemahasiswaan dan Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

01 Desember 2016

Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya disaksikan oleh

Pudir III bidang

Kemahasiswaan, Koordinator Wilayah Kampus Cirebon,

Pengadministrasi bidang

Kemahasiswaan dan tim

pembentuk PIKMA serta

pengurus PIKMA yang

terbentuk Peresmian organisasi PIKMA SPIRIT, dan Pelantikan Pengurus PIKMA SPIRIT

Peresmian organisasi PIKMA SPIRIT yang diperkuat dengan Surat Keputusan dari Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya dan proses pelantikan pengurus PIKMA SPIRIT oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya disaksikan oleh Pudir III bidang Kemahasiswaan, Koordinator

Wilayah Kampus Cirebon dan

Pengadministrasi bidang

Kemahasiswaan serta tim pembentuk PIKMA.

01 Desember 2016

Civitas akademika wilayah Kampus Cirebon.

Peringatan hari HIV/AIDS sedunia

Peringatan hari HIV/AIDS sedunia diselenggarakan bersamaan dengan hari pelantikan pengurus PIKMA SPIRIT.

Bentuk kegiatan berupa sosialisasi

PIKMA dan petisi dengan tema “Masa

Depan Gemilang” terbebas dari

HIV/AIDS.

4 Maret

2017

Mahasiswa dari semua

program studi di wilayah kampus Cirebon Bedah Film Jilid 1 dalam rangka peringatan hari perempuan internasional

Bedah Film jilid 1 dengan tema “Kekerasan dalam Pacaran” menyajikan tiga film pendek yaitu “Kisara”, “Sayang

Pacar”, “Luka bukan Cinta”

terselenggara atas kerjasama PIKMA SPIRIT dengan MCR, Cinema Cirebon, BPMPPKB Kota Cirebon dan KB Kecamatan Kesambi, WCC Balqis, Fahmina Institut. Acara dilaksanakan

bersamaan dengan peringatan hari

perempuan internasional diikuti oleh mahasiswa dari semua program studi di wilayah kampus Cirebon. Narasumber oleh Direktur WCC Mawar Balqis, Ketua Cinema Cirebon, Ketua PKBI Kota Cirebon dan ketua pembina PIKMA SPIRIT.

Maret 2017

pembina PIKMA SPIRIT dan pengurus PIKMA SPIRIT dan

Road Show

Goes to

Mengikuti kegiatan Road Show Goes to

(6)

Tanggal

Kegiatan Peserta / Sasaran

Bentuk

Kegiatan Hasil Kegiatan

bergabung dalam kepanitiaan IWD. Campus dalam rangka peringatan International Womens Day (IWD)

International Womens Day (IWD) pada bulan Maret 2017 bekerjasama dengan Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan. Keterlibatan pembina PIKMA SPIRIT sebagai narasumber di perguruan tinggi wilayah Cirebon yaitu Institute Fahmina dan Unswagati. Keterlibatan pengurus PIKMA SPIRIT dan bergabung dalam kepanitiaan IWD.

21-23 Mei 2017

Pengurus PIKMA SPIRIT atas nama Ari Final Faruq dan Dwi Fatmatul Mahfudoh

Pemilihan Duta GenRe

Mengikuti kegiatan pemilihan Duta GenRe tingkat Propinsi Jawa Barat. PIKMA SPIRIT mengirimkan 2 orang duta atas nama Ari Final Faruq dan Dwi Fatmatul Mahfudoh dan berhasil masuk nominasi 6 besar. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Lembang Resort Bandung.

23 April

dan 27

Mei 2017

Pengurus PIKMA SPIRIT Pelatihan

dasar PIKMA tahap tumbuh

Pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh diisi dengan pemaparan materi dan

pemateri eksternal berikut :

Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dan delapan fungsi keluarga oleh BPMPPKB Kota Cirebon, life skill oleh MCR, NAFZA oleh BNN Kota Cirebon, gizi remaja oleh dosen Program Studi

Gizi Cirebon, sedangkan materi

seksualitas, HIV/ AIDS, peningkatan life skill dalam media film “The Secret”,

dasar-dasar konseling, keterampilan

membina hubungan baik dan

pengelolaan kelas dilaksanakan oleh narasumber intern (pembina PIKMA SPIRIT).

29 Juni

2017

Pengurus PIKMA SPIRIT Peringatan

hari Keluarga Berencana

Mengikuti perlombaan / pentas kreasi dan seni dalam rangka peringatan hari

Keluarga Berencana yang

diselenggarakan oleh BPMPPKB Kota

Cirebon. PIKMA SPIRIT

mempersembahkan sosio drama yang bertemakan KRR dan berhasil meraih juara 1

11

November 2017

Perwakilan PIK Remaja dan PIKMA sewilayah Cirebon, peserta umum dari siswa SMP, SMA dan PT sewilayah

Cirebon, serta mahasiswa

Poltekkes Kampus Cirebon.

Bedah Film jilid 2

Bedah film jilid 2 berjudul “Balukarna”

diselenggarakan pengurus PIKMA

SPIRIT dengan media partner RTIK, MCR dan Fajar Cirebon. Acara dihadiri 140 orang, terdiri dari tamu undangan perwakilan PIK Remaja dan PIKMA sewilayah Cirebon, peserta umum dari siswa SMP, SMA dan PT sewilayah Cirebon, serta mahasiswa Poltekkes Kampus Cirebon. Narasumber dari RTIK Cirebon, KPAI Kota Cirebon dan pembina PIKMA SPIRIT.

(7)

IV. SIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pengabmas ini dapat :

1. Membentuk wadah organisasi PIKMA SPIRIT di lingkungan kampus Cirebon Poltekkes

Kemenkes Tasikmalaya

2. Memberdayakan mahasiswa dalam menyebarluaskan informasi dan layanan konseling kesehatan

reproduksi remaja.

3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik sebaya / kader PIKMA tentang KRR, dasar-dasar edukasi dan konseling

Berdasarkan kepada hasil yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa hal berikut:

1. Kegiatan penyebarluasan informasi KRR hendaknya kegiatan ini dapat ditingkatkan frekuensi pelaksanaannya.

2. Perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader PIKMA dengan pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya (PS dan KS).

3. Perlunya dukungan dari institusi Poltekkes Tasikmalaya tentang kejelasan kedudukan organisasi PIKMA dan dukungan sarana dan prasarana serta biaya untuk operasional kegiatan.

4. Meningkatkan kemitraan atau memperluas jejaring.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ringkasan Studi : Prioritaskan Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Menikmati Bonus Demografi. Brief Notes Lembaga Demografi FEB UI, Juni 2017.

[2] Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015. Situasi Kesehatan Reproduksi Indonesia, ISSN 2442-7659.

[3] BKKBN. 2014. Buku Seri Genre ; Kurikulum Diklat Teknis Pengelolaan PIK Remaja / Mahasiswa bagi Pengelola, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya PIK Remaja / Mahasiswa. Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina Ketahanan Remaja.

[4] BKKBN. 2014. Buku Seri Genre ; Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M). Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina Ketahanan Remaja.

[5] BKKBN. 2013. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Percontohan. Jakarta : Direktorat Reproduksi Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi.

[6] BKKBN. 2013. Materi PPKS Seri 1 ; Konsultasi dan Konseling Keluarga Remaja dan Remaja Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera. Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

[7] BKKBN, 2012. Kajian Pernikahan Dini pada Beberapa Provinsi di Indonesia : Dampak Overpopulation, Akar Masalah dan Peran Kelembagaan di Daerah, Pokja Analisis Dampak Sosial Ekonomi terhadap Kependudukan.

[8] BKKBN, 2009. Booklet : Remaja dan Kesehatan Reproduksi. Cetakan Kedua. Jakarta : PKBI Pusat.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan jadwal kerja perawat secara baik dan benar merupakan salah satu tugas dari manajemen rumah sakit dan bukan merupakan permasalahan yang sepele karena dalam prakteknya hal

Untuk penggunaan input mini purse seine diasumsikan sama dengan gill net, sehingga dalam pengintepretasian data untuk kapal dikategorikan efisien dalam penggunaan atau

Hubungan Antara Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan pelanggan Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam hubungan Kualitas Pelayanan

Gambar 5 merupakan perbandingan antara nilai konduktivitas termal pada temperatur permukaan yang sama untuk hasil eksperimen dan nilai konduktivitas termal

Sebagian besar wanita pasca menopause baik yang normotensi maupun penderita hipertensi sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik mengenai apa itu hipertensi

Dari paparan kondisi kekinian terkait aktivitas pengembangan aplikasi GRMS yang diterapkan oleh Bina Program masih terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan

Mata kuliah ini membahas berbagai teori, pendekatan, dan tahapan dalam merencana lanskap, baik yang alami maupun binaan, yang akan dikembangkan sebagai suatu

selanjutnya disebut Transaksi Lindung Nilai Syariah adalah transaksi yang dilakukan berdasarkan pada Prinsip Syariah dalam rangka memitigasi risiko perubahan nilai tukar atas mata