• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI LOAD BALANCING JARINGAN INTERNET DENGAN METODE SIMPLE QUEUES DAN QUEUES TREE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI LOAD BALANCING JARINGAN INTERNET DENGAN METODE SIMPLE QUEUES DAN QUEUES TREE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI LOAD BALANCING JARINGAN INTERNET DENGAN

METODE SIMPLE QUEUES DAN QUEUES TREE

Rasna

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua Jl. Dr. Sam Ratulangi Dok V Atas Jayapura Papua

razna.irjii@gmail.com

Abstrak

Penggunaan internet secara masif menghasilkan kinerja jaringan yang berkurang. Dengan meningkatnya pengguna jaringan internet. Cara yang bisa ditempuh untuk mengurangi penurunan kinerja jaringan internet adalah dengan melakukan manajemen bandwidth. Manajemen bandwidth sangat penting dalam pengaturan alokasi

bandwidth yang akan diberikan kepada pengguna untuk menghindari pemborosan alokasi bandwidth pada jaringan internet. Metode penelitian yang digunakan adalah metode simple queues dan queues tree. Kedua metode ini akan

dilakukan untuk mengetahui hasil perbandingan dengan salah satu metode simple queue dan queues tree yang cukup optimal.

Penelitian ini meghasilkan optimasi load balancing dengan metode simple queues dan queues tree dengan menggunakan router mikrotik yang mengambil studi kasus di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura. Yang telah dilakukan pengujian untuk mengetahui metode mana yang paling optimal untuk berbagi bandwidth pada jaringan komputer. Setelah mengetahui dimana metode yang paling optimal akan diterapkan di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura untuk memaksimalkan kinerja jaringan dan pembagian bandwidth, maka hasil penelitian tersebut mengarah pada kesimpulan bahwa simple queues lebih optimal daripada queues tree.

Kata Kunci : Simple Queues, Queues Tree, Management Bandwidth

Abstract

Massive internet usage results in reduced network performance. With the increase of internet network users. The way that can be taken to reduce the decline in internet network performance is to perform bandwidth management. Bandwidth management is crucial in setting up bandwidth allocations that will be provided to users to avoid wasting bandwidth allocations on the internet network. The research method used is simple queues and queues tree method. Both of these methods will be done to find out the results of comparison with one of the simple queue and queues tree method is quite optimal.

This research produces load balancing optimization using simple queues and queues tree method using mikrotik router taking case study in Jayapura District Head Office. What has been done testing to find out which method is the most optimal for sharing bandwidth on computer networks. After knowing where the most optimal method will be applied in the Office of Regent of Jayapura Regency to maximize network performance and bandwidth distribution, hence the result of the research lead to conclusion that simple queues more optimal than queues tree.

Keywords: Simple Queues, Queues Tree, Management Bandwidth

1. Pendahuluan

Perkembangan internet yang pesat berdampak pada meningkatnya penggunaan bandwitdh. Pada awal masa perkembangannya, internet adalah sebuah media penyampaian informasi yang hanya dapat menyampaikan informasi berupa teks statis dalam format Hypertext Markup Languages (HTML). Saat ini internet mengalami banyak perubahan, berbagai layanan informasi banyak ditawarkan melalui

internet. Internet tidak lagi hanya dapat menyampaikan informasi berupa teks statifs, melainkan dapat menyampaikan informasi dalam berbagai format, seperti gambar, suara, bahkan video. Penggunaan berbagai format tersebut sebagai sarana penyampaian informasi melalui internet berdampak pada semakin meningkatnya penggunaan sumber daya (bandwidth).

(2)

Penggunaan internet di lingkungan Kantor Bupati Kabupaten Jayapura saat ini memiliki penggunaan yang sangat tinggi, baik digunakan untuk

browsing informasi, download data, chatting dan

penggunaan fasilitas internet yang lain. Penggunaan

internet yang optimum dipergunakan sebuah simulasi

untuk rancang bangun jaringan menggunakan

mikrotik router os dan menggunakan tools yang

terdapat dalam mikrotik router os untuk penghitungan jumlah paket yang dikirim dan jumlah paket yang diterima.

Banyaknya pegawai di lingkungan Kantor Bupati Kabupaten Jayapura yang melalukan aktifitas

internet seperti melakukan browsing, dan download.

Aktifitas tersebut merupakan aktifitas internet yang dapat mengakibatkan sistem pembagian bandwidth tidak merata karena belum menggunakan salah satu dari metode simple queues atau queues tree dalam jaringan internet yang dipakai. Hal tersebut dapat disebabkan jika terdapat satu pengguna yang melakukan download , maka pengguna lain akan mengalami jaringan internet yang lambat.

Penelitian ini adalah mengoptimalkan jaringan

internet dengan membandingkan mengunakan metode simple queues dan metode queues tree di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan makan adapun perumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Belum optimalnya jaringan internet di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura.

2. Belum adanya hasil optimasi dari penggunaan jaringan internet menggunakan metode queues

tree dan simple queue.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang hasil optimasi jaringan internet di Kantor Bupati Jayapura 2. Untuk mengetahuhi hasil optimasi management

bandwidth dengan menggunakan metode simple queues dan queue tree.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan rekomendasi bagi Kantor Bupati Kabupaten Jayapura untuk menjaga bahkan meningkatkan kualitas layanan internetnya. 3. Memberikan informasi mengenai karakteristik

pengguna dan pemanfaatan layanan-layanan internet di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura. 2. Landasan Teori

2.1. Jaringan Komputer

Jaringan adalah himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya sendiri. Bukan merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal yang biasa digunakan pada komputer

mainframe. Komputer Juga tidak mengendalikan

komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer

lain restart, shutdown, merusak file dan sebagainya (Sofana, 2011).

Dua buah komputer dikatakan “interkoneksi” apabila keduanya bisa berbagi printer, berbagai media penyimpanan (Sofana, 2011).

2.2. Mikrotik

Mikrotik adalah sistem operasi independen berbasis Linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai router. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks (Riadi dan Wicaksono, 2011).

2.3. Management Bandwidth

Bandwidth adalah suatu ukuran rentang

frekuensi maksimum yang dapat mengalir data dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth merupakan besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Besarnya bandwidth akan berdampak kepada kecepatan transmisi data. Dengan manajemen

bandwidth, admin dapat mengatur agar user tidak

menghabiskan bandwidth yang disediakan oleh

provider. Pada dasarnya bandwidth mepresentasikan

kapasitas dari koneksi, semakin tinggi kapasitas, maka umumnya akan diikuti oleh kinerja yang lebih baik, meskipun kinerja keseluruhan juga tergantung pada faktor-faktor lain, misalnya latency yaitu waktu tunda antara masa sebuah perangkat meminta akses ke jaringan dan masa perangkat itu memberi izin untuk melakukan transmisi (Rofiq, 2013).

Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan

frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Bandwidth dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi tinggi dan sinyal frekuensi rendah. Frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz (Mulyanta, 2015).

Untuk proses manajemen bandwidth, pada mikrotik terdapat dua tipe queue, yaitu:

a. Simple Queue

Simple Queue merupakan salah satu teknik

antrian pada sistem manajemen bandwidth pada

router mikrotik. Teknik antrian ini memiliki

kemudahan dalam konfigurasinya dan memiliki pembagian bandwidth yang paling sederhana pula. Pembagian bandwidth diatur secara status sehingga berapapun jumlah user yang online maka bandwidth yang diterima juga tetap, bahkan cenderung berkurang.

Simple queues adalah cara pelimitan dengan

menggunakan pelimitan sederhana berdasarkan data

rate. Simple queues juga merupakan cara termudah

untuk melakukan majemen bandwidth yang diterapkan pada jaringan skala keil sampai menengah untuk mengatur pemakaian bandwidth upload dan

(3)

selalu dikonfigurasi pada interface keluar mengenai ares lalu lintas (Garrido, 2011).

b. Queue Tree

Queue Tree merupakan teknik antrian pada

sistem manajemen bandwidth pada router mikrotik. Teknik antrian ini memiliki konfigurasi yang cukup rumit dibandingkan dengan simple queue.

Queues tree adalah pelimitan yang sangat rumit

karena pelimitan ini berdasarkan protokol, ports, ip

address, bahkan kita harus mengaktifkan fitur mangle

pada firewall jika ingin menggunakan queue tree.

Queue tree berfungsi untuk delimit bandwidth pada mikrotik yang mempunyai dua koneksi internet

karena pada marknya lebih berfungsi dari pada di

simple queues. Queues tree juga digunakan untuk

membatasi satu arah koneksi saja baik itu download maupun upload (Haridi, 2015).

Berikut ini merupakan gambar algoritma teknik antrian queue tree:

Gambar 1 Algoritma teknik antrian queue tree

Proses algoritma teknik antrian queue tree adalah sebagai berikut:

1. Mark Packet, bertugas untuk menandai paket

data yang akan dip roses ke antrian.

2. Firewall, bertugas untuk menyeleksi paket

sesuai dengan klasifikasi kelasnya.

3. Mangle, bertugas untuk pembatasan bandwidth.

2.4 Winbox

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan

untuk melakukan remote ke server mikrotik kita dalam mode GUI.

2.5. DHCP Server

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server adalah protocol yang berbasis arsitektur

client/server yang dipakai untuk memudahkan

pengalokasian alamat IP dalam suatu jaringan. Sebuah jaringan local yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP di pasang di jaringan local, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server (Wirija, 2015).

2.10. Pemodelan

Pemodelan yang digunakan pada penelitian ini adalah model jaringan client/server. Pada model jaringan client/server diperlukan satu atau lebih komputer khusus yang disebut server untuk mengatur lalu lintas data informasi dalam jaringan komputer. Komputer selain server disebut sebagai client. Server

biasanya bersifat pasif, hanya menunggu berbagai permintaan dari client untuk kemudia melayani permintaan tersebut. Client biasanya bersifat aktif dan mengirim permintaan ke server serta menerima layanan dari server (Wahana, 2014).

3. Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan perbandingan terhadap router,

monitoring dilakukan pada komputer dengan menggunakan winbox. Komputer server dan

komputer client terhubung melalui jaringan internet dalam subnet yang sama. Analisa perancangan, konfigurasi dan pengujian metode simple queues. Berikut adalah flowchart sistem dari metode simple

queue seperti ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Flowchart sistem metode simple queues

Pada Flowchart sistem metode simple

queues diatas, dapat dijelaskan konfigurasinya

sebagai berikut : Dimulai dengan membuka menu

queues -> kemudian pilih simple queues -> klik pada

(4)

cilient) -> kemudian masukkan untuk target upload

dan download.

Analisa perancangan, konfigurasi dan pengujian metode queues tree. Berikut adalah

flowchart sistem dari metode queues tree seperti

ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Flowchart sistem metode Queues Tree Pada flowchart sistem metode Queues Tree

diatas terdapat perbedaan daripada setting queues

tree, dapat dijelaskan konfigurasinya sebagai berikut:

Dimulai dengan setting mangle terlebih dahulu -> pilih IP kemudian pilih firewall -> masukkan IP

Address -> setting pada menu General dan Action,

masukkan target upload dan download. Kemudian dilanjutkan setting queue tree, pilih pada setting

download -> masukkan nama (nama client), parent (download) -> dan Packet Marks (paket client) ->

kemudian setting pada limit at dan max limit yang akan ditentukan. Setelah melakukan setting pada

download, kemudian melakukan setting pada upload

yang tak beda jauh, masukkan nama (nama client),

parent (download), dan Packet Marks (paket client)

-> kemudian setting pada limit at dan Max Limit yang akan ditentukan.

Perancangan

Pada perancangan ini akan dijelaskan langkah-langkah manajemen bandwidth. Penjabaran dari langkah-langkah tersebut adalah:

a. Metode Simple Queues

Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi manajemen bandwidth menggunakan metode simple

queues. Misalkan jika kita akan membatasi bandwidth client dengan IP 192.168.0.3 yaitu untuk upstream 128 kbps dan downstream 128 kbps.

(5)

Gambar 4. Form Menu Queues Langkah-langkahnya yaitu :

1. Pilih menu queues —> Simple Queues.

2. Klik tanda (+) pada menu simple queues, sehingga keluar form new simple queues.

Gambar 5 Form Menu Simple Queues 3. Masukkan Ip Address yang ingin di limit pada

target address untuk upstream 128 kbps dan downstream 128 kbps.

Gambar 6. Form Menu Setting Simple Queues. Berdasarkan dari hasil konfigurasi pada metode

simple queues diatas, maka disimpulkan bahwa

metode Simple Queues merupakan metode yang cukup sederhana. Dikarenakan pada metode ini dapat langsung memasukkan IP Address pada target yang ingin dilimit.

4. Kelebihan dan Kekurangan

Adapun kelebihan yang terdapat pada metode

simple queues adalah tidak dapat ditembus oleh Download Manager dan merupakan metode yang

cukup sederhana dalam melakukan konfigurasinya. Kekurangan yang terdapat pada metode Simple

Queues adalah, kita tidak bisa mengalokasikan bandwidth khusus buat ICMP (Internet Control Message Protocol), sehingga apabila pemakaian bandwidth pada client sudah penuh, ping time nya

akan naik dan bahkan RTO (request time out)ˆ.

b. Metode Queues Tree

Berikut langkah-langkah konfigurasi manajemen bandwidth menggunakan metode queueu

tree. Sebelum melakukan konfigurasi pada metode queues tree kita harus mengkonfigurasi mangle

terlebih dahulu, fungsinya untuk menandai koneksi dan paket yang masuk pada server mikrotik.

1. Pilih menu IP —> firewall —> Mangle. Seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Form menu setting mangle

Gambar 8 Form Menu Setting Mangle 2. Sehingga hasil mangle adalah seperti berikut:

Gambar 9 Form Menu Mangle

3. Kemudian klik menu Queues —> Queues Tree.

(6)

Gambar 11 Form Menu Setting Queues Tree Dari hasil konfigurasi pada metode Queues Tree diatas, maka disimpulkan bahwa metode queues tree merupakan metode yang membutuhkan beberapa parameter untuk mengkonfigurasinya. Dikarenakan pada metode ini tidak dapat langsung memasukkan ip

address seperti dilakukan pada metode simple queues.

4. Kelebihan dan Kekurangan

Adapun kelebihan yang terdapat pada metode

queues tree adalah kita dapat mengalokasikan bandwidth ICMP. Jadi, ketika bandwidth yang

terdapat pada client penuh, ping timenya masih dapat stabil. Kekurangan yang terdapat dari menggunakan metode ini adalah download manager dapat ditembus dan konfigurasi yang akan dilakukan cukup rumit, kita harus men-setting parameter mangle terlebih dahulu untuk melakukan konfigurasinya.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Pengujian Metode Simple Queues

Data pengujian diambil dengan cara melakukan download tanpa menggunaakn simple

queues dan proses hingga menggunakan simple queues. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 12.

Tampilan dari download transfer rate menggunakan internet download manager sebelum menggunakan simple queues. Dengan ukuran file = 794.000 MB, kecepatan transfer = 779,189 KB/Sec.

Gambar 12. Form Transfer Rate

Daftar interface ketika belum menggunakan simple

queues.

Gambar 13. Form daftar interface Konfigurasi pada simple queues dengan memasukkan ip address sebagai target.

Gambar 14. Form menu simple queues Hasil Pengujian Metode Simple Queues

Tampilan dari download transfer rate menggunakan internet download manager setelah menggunakan simple queues. Dengan ukuran file = 794,000 MB, kecepatan transfer = 18,037 KB/Sec.

Gambar 15. Form transfer rate 4.2 Pengujian Metode Queues Tree

Data pengujian diambil dengan cara melakukan download tanpa menggunakan queues

tree hingga proses menggunakan queues tree. Dalam

metode ini dilakukan dengan mengaktifkan fitur

mangle pada firewall. Seperti gambar yang

ditunjukkan pada gambar 16.

Tampilan dari mangle rule pada menu

general dengan memasukkan ip address sebgai target.

(7)

Hasil dari mark connection pada mangle.

Gambar 17. Form menu action pada mangle rule Hasil dari mark packet pada mangle.

Gambar 18. Form daftar mangle

Setting pada menu queues tree untuk download dengan max limit 128k.

Gambar 19. Form menu queues tree Tampilan pada daftar queues tree untuk

download.

Kemudian mengatur PCQ (per connection

queue) pada queue type.

Gambar 20. Form daftar queues tree Tampilan dari daftar queue setelah pengaturan download pada queue type.

Gambar 21. Form menu Queues Type

Gambar 22 Form daftar queue

Kemudian membuat queues tree baru pada 128k untuk limit dan 1024k untuk max limit.

Gambar 23. Form menu New Queues Untuk queue type pada pengaturan upload,

classifier dipakai pada src-address.

(8)

Pada data upload limit dipakai 128k dan 1024k untuk max limit.

Gambar 25. Form menu queues untuk upload Tampilan dari daftar queues tree untuk

download dan upload.

Gambar 26. Form daftar queues tree untuk

upload dan download

Hasil pengujian Queue Tree

Tampilan dari download transfer rate menggunakan internet download manager setelah menggunakan queue tree. Dengan ukuran file = 794,000 MB, kecepatan transfer = 21.352 KB/sec.

Gambar 27. Form Transfer Rate 4.3 Perbandingan Hasil Pengujian

Berdasarkan dari hasil pengujjian perbandingan diatas, dengan ukuran file yang diunduh sebesar 794,000 MB, maka disimpulkan

bahwa simple queue lebih stabil dengan transfer data 18,037 KB/sec daripada Queues tree dengan transfer data 21.352 KB/sec namun dapat turun ketika ada

user lain yang login.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat diambil sebagai berikut:

1. Metode simple queeus dinilai lebih sederhadan dalam proses konfigurasi, tidak dapat ditembus oleh download manager, namun banyak

bandwidth yang terbuang.

2. Metode Queues tree merupakan metode yang bisa dikatakan dapat menggunakan semua bandwidth yang tersedia, namun pada metode ini dapat ditembus oleh download manager, dan harus melakukan setting mangle terlebih dahulu. 5. Saran

Disarankan pada penelitian berikutnya agar kedua metode tersebut bisa dikembangkan agar dapat dijalankan secara bersamaan dengan metode yang berbeda pada jaringan internet.

Daftar pustaka:

- Sofana, Iwan. 2011. Membangun Jaringan Komputer, bandung Informatika.

- Riadi, Imam & Wicaksono P.W. 2011, implementasi Quality of service menggunakan metode hierarchical token bucket, Mei 16, 2014. - Rofiq, Muhammad. 2013. Perancangan Manajemen Bandwidth Internet menggunakan metode Fuzzy Sugeno. Mei 16, 2014.

- Mulyanta, Edi S, S.Si. 2015 “Pengenalan

Protokol Jaringan Wireless Komputer”. Yogyakarta: Penerbit Andi.

- Jone Garrido, 2011. “Principles of Modern

Operating System”. Ascend Learning Company.

- Seif Haridi. 2011. “Parallel Processing”. German.

- Ir. Sudhanta Wirija. 2005. “Microsoft Windows

Server 2003” Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo.

- Wahana Komputer. 2014. “Tips Jitu Optimasi

Gambar

Gambar 1 Algoritma teknik antrian queue tree  Proses  algoritma  teknik  antrian  queue  tree  adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Flowchart sistem metode Queues Tree  Pada flowchart sistem metode Queues Tree
Gambar 14. Form menu simple queues  Hasil Pengujian Metode Simple Queues
Gambar 25. Form menu queues untuk upload  Tampilan  dari  daftar  queues  tree  untuk  download dan upload

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi resiko berpengaruh negatif terhadap penggunaan mobile banking, disisi lain persepsi kenyamanan berpengaruh positif

Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamat dan pengalaman untuk mengetahui kesiapan Pemda Kabupaten Trenggalek yang diindikasikan dengan komitmen, SDM, sarana

5,8 Dengan memperhatikan hal- hal tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan FOUR score dengan GCS dalam menentukan prognosis pasien yang dirawat di

Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Ucha, ketua Indonesian Subculture Club, dan Ignacio Yoedhi, ketua alumni SMSR Jabodetabek, perlu dilakukan upaya untuk

Analisis data menggunakan Uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, proses persalinan dan Inisiasi Menyusu

Orang tua juga harus dapat bertindak sebagai seorang guru disekolah, yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak- anaknya itu baik, maka akan merupakan suatu modal yang

Sistem palang pintu kereta api pneumatik bekerja dengan menggunakan dua buah sensor untuk mendeteksi kedatangan kereta api yang akan mengaktifkan sistem, sehingga

• Pertumbuhan (q-to-q) produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I tahun 2014 Provinsi Jawa Tengah turun sebesar (8,93) persen dari produksi industri Triwulan IV