• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KOR 1006535 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KOR 1006535 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola

secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada

cabang-cabang olahraga. Seperti yang tercantum pada ( UU Nomber 3 Tahun

2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional ) Olahraga Prestasi adalah olahraga

yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjengjang,

dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan

ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Olahraga prestasi dapat dicapai

dengan pesiapan yang matang dan memerlukan proses yang baik. Seorang atlet

yang ingin mencapai prestasi tidak didapat secara instan, namun harus melalui

latihan yang ketat sesuai dengan norma dan prinsip latihan. Tujuan serta sasaran

utama dari latihan adalah meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal

mungkin. Untuk mencapai hal tersebut, Harsono (1988, hlm 100) menjelaskan bahwa : “Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : a). Latihan fisik, b).latihan teknik, c). Latihan taktik, d).

Latihan mental”.

Seorang atlet harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik

sehingga ia dapat melakukan latihan dengan maksimal dan dapat menunjang

aspek latihan lainnya sehingga dapat mencapai prestasi. Depdikbud (1996, hlm. 4) “kebugaran jasmani adalah kemampuan atau kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang

relatif lama tanpa kelelahan yang berarti”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

orang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik dapat melakukan

aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti, hal itu sangat penting dimiliki

bagi seorang atlet untuk dapat mengikuti latihan dengan maksimal, seperti contoh

ketika sedang melakukan latihan teknik atau kecepatan, latihan yang tidak boleh

dilakukan dalam keadaan lelah, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan

(2)

Aspek latihan mental tidak kalah pentingnya dari latihan fisik, latihan

teknik, dan latihan taktik. Seberapa baiknya aspek fisik, teknik, dan taktik seorang

atlet apabila perkembangan aspek mentalnya tidak di perhatikan, atlet tersebut

(3)

untuk mencapai prestasi yang tinggi. Percaya diri adalah salah satu aspek psikis

manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan, tanpa memiliki

rasa percaya diri secara penuh seorang atlet tidak akan dapat mencapai prestasi

tinggi. Rasa percaya diri (self confidence) erat kaitannya dengan falsafah

pemenuhan diri (self fulfilling prophecy) dan keyakinan diri (self efficacy).

Lauster (1997, hlm. 54) menjelaskan percaya diri ialah sebagai suatu sikap dan

keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, sehingga memiliki pandangan yang

positif dan realistis terhadap dirinya sendiri dan situasi yang dihadapinya.

Menurut Rusli Ibrahim dan Komarudin dalam buku nya modul psikologi

kepelatihan (hlm.82) percaya diri dapat membantu atlet dalam beberapa area

sebagai berikut.

1. Positive emotion

Percaya diri akan menggugah emosi yang positif. Ketika atlet merasa percaya diri atlet cenderung tenang dan rileks di bawah tekanan. Keadaan tersebut, fisik dan mental akan menjadi agresive dan assertive ketika hasil pertandingan berada dalam situasi seimbang.

2. Concentration

Percaya diri akan memfasilitasi konsentrasi. Ketika atlet merasa percaya diri, mental atlet bebas untuk fokus pada tugas yang dihadapi. Ketika atlet kurang percaya diri atlet cenderung merasa cemas tentang bagaimana melakukan sesuatu dengan baik.

3. Goals

Percaya diri akan berdampak pada tujuan. Atlet yang percaya diri cenderung menentukan tujuan yang menantang dan berusaha mencapai keberhasilan berkat kemampuannya. Atlet yang tidak percaya diri cenderung menentukan tujuan yang terlalu mudah dan tidak pernah mendorong diri sendri untuk mencapainya.

4. Effort

Percaya diri dapat meningkatkan usaha. Berapa banyak atlet dapat mencurahkan usahanya, dan berapa lama atlet akan mencapai tujuan yang diharapkannya (Weinberg, Yukelson, dan Jackson, 1980 dalam Rusli Ibrahim dan Komarudin)

5. Game strategy

Percaya diri akan berdampak pada strategi pertandingan. Atlet yang percaya diri cenderung bermain untuk menang, mereka biasanya tidak takut mengambil pilihan, menetapkan strategi dalam pertandingan yang diikutinya dengan penuh konsentrasi.

6. Momentum

(4)

memiliki sikap menyerah, mereka memandang bahwa situasi atau segala sesuatu dianggap sebagai tantangan untuk mereaksi dan meningkatkan tekat yang bulat.

Berdasarkan uraian tersebut tinngkat kebugaran jasmani dan percaya diri

sangat penting untuk dimiliki seorang atlet guna mencapat prestasi yang

maksimal. Banyak cara untuk dapat meningkatkan percaya diri, salah satunya

dengan cara menjaga kondisi fisik. Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Percaya Diri”.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam

penelitian adalah sebagai berikut: Apakah terdapat Hubungan yang signifikan dari

kebugaran jasmani dengan percaya diri?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan pada permasalahan tersebut di atas, maka

tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan yang signifikan dari kebugaran jasmani dengan percaya diri.

1.4 Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini terbukti pada tarap signifikan yang diharapkan dari

hasil penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang

berarti bagi guru atau pelatih terhadap pengembangan rasa percaya diri

seorang atlet dan siswa nya.

2. Secara praktis dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan

kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama para pembina,

pelatih dan guru olahraga dalam mempertimbangkan dan menerapkan

program latihan mental, khususnya dalam mengembangkan rasa percaya diri

atlet agar dapat menunjang terhadap pencapaian prestasi atlet.

1.5 Batasan Penelitian

Agar ruang lingkup masalah penelitian tidak terlalu luas, penulis

(5)

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kebugaran jasmani.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah percaya diri.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah para atlet sepak bola usia

dini KU-14 PSBUM UPI

1.6 Definisi Operasional

Untuk mendapat data yang diperlukan, maka penulis memberikan

penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hubungan menurut Nurhasan (1999, hlm. 17) adalah hubungan antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh

koefisien hubungan. Hubungan yang dimaksudkan disini adalah hubungan

tingkat kebugaran jasmani dengan percaya diri.

2. Kebugaran jasmani. Depdikbud (1996, hlm. 4) kebugaran jasmani adalah

kemampuan atau kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya

sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa

kelelahan yang berarti.

3. Percaya diri menurut Lauster (1997, hlm. 54) ialah sebagai suatu sikap dan keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, sehingga memiliki pandangan

yang positif dan realistis terhadap dirinya sendiri dan situasi yang

dihadapinya.

1.7 Struktur Organisasi Penelitian

Agar suatu penelitian terancang dan berjalan dengan baik, maka perlu

suatu penyusunan secara terstruktur. Oleh karena itu penulis memaparkan sebagai

berikut.

BAB I Memuat mengenai pendahuluan yang berisi latar belakang

penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,

batasan istilah, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

penelitian

BAB II Menerangkan mengenai konsep, teori dan pendapat para ahli

terkait dengan masalah tersebut

BAB III Berisikian penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang

(6)

sample, desain penelitian, instrument penelitian, prosedur

pelaksanaan tes, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV Pembahasan mengenai hasil temuan dalam penelitian dan

pembahasan yang meliputi pengolahaan data untuk menghasilkan

suatu temuan yang berkaitan dengan penelitian

BAB V Menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang memaparkan

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kesegaran jasmani pada manusia berkaitan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam

Komponen kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen kesegaran jasmani dan komponen kesegaran motorik yang harus dimiliki olahragawan prestasi dengan

kardiovaskuler”. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang prima akan mampu melakukan tugas-tugas geraknya dengan baik. Tuntutan untuk memiliki kebugaran jasmani

Salah satu latihan fisik yang sering dilakukan untuk meningkatkan power. adalah menggunakan latihan beban (weight

komponen kondisi fisik lainnya. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada saat latihan. Akan ada pemulihan lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. Akan ada respon

Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh

Kebugaran jasmani merupakan satu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif dalam kehidupan

Kebugaran jasmani merupakan satu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif dalam