• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1954

TENTANG

PERSETUJUAN PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KERAJAAN THAILAND

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa perlu Perjanjian persahabatan antara Negara Republik Indonesia

dan Kerajaan Thailand disetujui dengan undang-undang;

Mengingat : a. Pasal VII Perjanjian Persahabatan tersebut;

b. Pasal 89 dan pasal 120 Undang-undang Dasar Sementara Republik

Indonesia;

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERSETUJUAN PERJANJIAN

PERSAHABATAN ANTARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAN KERAJAAN THAILAND.

Pasal 1

Perjanjian Persahabatan antara Negara Republik Indonesia dan Kerajaan

Thailand tertanggal tiga (3) bulan Maret seribu sembilan ratus lima puluh

empat (1954) yang salinannya dilampirkan pada undang-undang ini,

dengan ini disetujui.

Pasal 2

Perjanjian Persahabatan tersebut diatas mulai berlaku pada tanggal

pertukaran surat-surat pengesahan di Jakarta.

(2)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 2

-Pasal 3

Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 15 Desember 1954.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SUKARNO

MENTERI LUAR NEGERI,

ttd

SUNARIO

Diundangkan

pada tanggal 21 Desember 1954

MENTERI KEHAKIMAN,

ttd

DJODY GONDOKUSUMO

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMORI PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1954

TENTANG

PERSETUJUAN PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KERAJAAN THAILAND

Buat mengatur hubungan baik antara Republik Indonesia dan Negara-negara asing,

kita telah melangkah kearah itu dengan memperkuat tali persahabatan dengan

Negara-negara di Asia.

Usaha ini telah dijelmakan dalam Perjanjian Persahabatan yang telah dijalin antara

Republik Indonesia dengan India, Pakistan, Syria, Mesir, Birma dan Philipina pada tahun

1951.

Pada bulan April 1951, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dewasa itu, Mr.

A. Subardjo, dalam kunjungannya ke Thailand telah menyatakan keinginannya kepada

Kuasa Usaha kita di Bangkok supaya menyelidiki kemungkinan mengadakan Perjanjian

Persahabatan antara Indonesia dan Thailand.

Inisiatip Menteri Subardjo diteruskan, sehingga antara kedua belah pihak tercapai

kata sepakat dalam bentuk suatu draft perjanjian.

Demikianlah pada tanggal 3 Maret 1954 jam 3 sore di gedung Kementerian Luar Negeri

Tahailand, ditanda tangani Perjanjian Persahabatan Indonesia-Thailand, dimana B.P.H.

Bintara, Duta Republik Indonesia untuk Thailand mewakili Pangeran Wan Waithayokon.

Menteri Luar Negeri Thailand, bertindak, atas nama Thailand.

Perjanjian ini dalam bentuk dan isinya tidak berlainan dari apa yang sudah kita

adakan dengan Negara-negara sahabat di Asia yang lain.

(4)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 2

-Kesimpulan maksud dan tujuan dari padanya adalah:

1. Pernyataan mempertahankan tali persaudaraan dan hidup perdamaian yang abadi

antara kedua Negara tersebut. (pasal I)

2. Pernyataan memelihara hubungan diplomatik dan konsuler atas dasar-dasar serta

adat kebiasaan internasional. (pasal II dan III)

3. Pernyataan mengadakan perundingan-perundingan guna mengadakan

persetujuan-persetujuan atas dasar timbal-balik mengenai kepentingan bersama antara lain di

lapangan perdagangan dan kulturil (pasal V).

4 Persetujuan untuk menyelesaikan segala perselisihan yang timbul dengan jalan

diplomasi atau arbitrasi dan jalan-jalan lain yang disetujui oleh masing-masing

pihak tanpa mempergunakan kekerasan (pasal VI).

Pemerintah menganggap terlaksananya Perjanjian Persahabatan

Indonesia-Thailand sebagai kemajuan selangkah lagi ke arah mempererat hubungan antara

Indonesia dengan negara-negara di Asia, sesuai dengan "goodneighbour policy" yang

dipergunakan oleh Pemerintah sebagai dasar dari hubungan itu.

Atas dasar uraian di atas ini, dirasa tiada perlu lagi perjanjian ini dijelaskan fasal

demi fasal.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu perlu diketahui pula Indonesia termasuk ke dalam negara yang memiliki pendapatan per kapita yang rendah yaitu sebesar 10.033 dolar Amerika pada tahun 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume dan bentuk saluran penambah ( riser ) terhadap cacat penyusutan, cacat porositas, kekerasan dan meneliti kandungan

Berpedoman kepada hasil pengujian pengujian unjuk kerja penyearah 3 fasa terkendali dengan resistif pada keadaan tegangan suplai tidak simetris, penulis

Untuk indikator pencapaian perkembangan anak juga belum ada deskriptornya sehingga guru masih susah dalam melaksanakan penilaian Oleh sebab itu peneliti menawarkan

penyajian laporan keuangan sebesar 0,262, Aksesibilitas sebesar 0,109, Faktor peraturan perundang-undangan sebesar 0,115 dan Faktor Latar Belakang Pendidikan sebesar

” 26 Memang Yesus mati di kayu salib tetapi bangkit pada hari ke tiga.Dalam Kitab Wahyu Yesus Kristus merupakan saksi yangbenar- benar dapat dipercayai karena telah mati

Aktivitas mahasiswa pada fase belajar mandiridiperlihatkan dengan pengamatan mahasiswa pada indikator berhipotesis, menentukan tujuan dan menuliskan prinsip dari

Google Glass adalah sebuah gadget (perangkat teknologi modern) yang berwujud kacamata, yang memiliki kemampuan untuk menampilkan informasi serta fungsi layaknya smartphone