KORELASI ANTARA PENERAPAN PENDEKATAN STOP THINK DO DENGAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X DI SMAN 18 SURABAYA
(Studi Kasus Di SMA Negeri 18 Karah-Surabaya) SKRISPSI
Oleh :
.
.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Skripsi ini meneliti tentang ”Korelasi Antara Penerapan Pendekatan Stop Think Do Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMAN 18 Surabaya”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga proses pembelajaran terkesan monoton, hal ini disebabkan karena kurangnya pendekatan yang dilakukan guru terhadap siswa. Karena apabila guru melakukan pendekatan kepada siswa, otomatis guru akan mengetahui dan memahami setiap permasalahan yang ada dalam diri siswa. Siswa merasa diperhatikan, sehingga mereka akan lebih terbuka kepada gurunya, dan dapat menyebutkan kelebihan dan kelemahan yang ada dalam dirinya mengenai kesulitan yang mereka hadapi pada mata pelajaran tertentu, selain itu konsentrasi dan perhatian terhadap pelajaran di kelas sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk itu guru dapat melakukan pendekatan kepada siswa, sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti pelajaran tersebut. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Efektifitas Pendekatan Stop Think Do Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMAN 18 Surabaya”.
Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pendekatan Stop Think Do pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMAN 18 Surabaya?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMAN 18 Surabaya?
3. Adakah korelasi antara penerapan pendekatan Stop Think Do dengan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pedidikan Agama Islam di SMAN 18 Surabaya? Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yakni seluruh kelas X-5 Bahasa yang berjumlah 40 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Adapun metode pengumpualan datanya adalah observasi, angket, dokumentasi, dan interview. Data di analisa dengan metode deskriptif berdasarkan kategori, untuk data kuantitatif dengan product momen. Sedangkan hasil perhitungan antara variabel X (Pendekatan Stop Think Do) dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) diperoleh angka korelasi 0,759 yang berarti kuat.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM………. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI……… ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...... iii
ABSTRAK………... iv
KATA PENGANTAR……… v
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR TABEL………... vii
DAFTAR GAMBAR………...... viii
DAFTAR LAMPIRAN………...... ix
DAFTAR TRANSLITERASI……… xi
BAB I PENDAHULUAN………....1
A. Latar Belakang Masalah……….......1
B. Rumusan Masalah……….6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….......6
D. Pentignya Peelitian………....7
E. Definisi, Asumsi dan Keterbatasan………. 8
F. Sistematika Pembahasan………..11
BAB II KAJIAN TEORI………....... 13
A. Kajian Tentang Pendekatan Stop Think Do………......13
1. Pengertia Pendekatan Stop Think Do………...13
2. Identifikasi dan unkapan perasaan………...15 3. Menetapkan Tujuan………... 16
B. Kajian Tentang Motivasi Belajar………..... 22
1. Pengertian Motivasi Belajar………... 22
2. Ciri-ciri Motivasi Belajar……… 23
3. Indikator Motivasi Belajar………. 24
4. Macam-macam Motivasi Belajar………... 25
5. Fungsi Motivasi Belajar……….. 30
C. Korelasi Antara Penerapan Pendekatan Stop Think Do Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam……… 31
D. Hipotesis………. 35
E. Penelitiann Terdahulu ………. 36
BAB III METODE PENELITIAN……….. 38
A. Rancangan Penelitian………... 38
C. Deskripsi populasi dan sampel……… 39
D. Teknik Pengumpulan Data……….. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 44
A. Latar Belakang Obyek Penelitian………... 44
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 18 Surabaya………... 44
2. Visi dan Misi SMA Negeri 18 Surabaya………. 46
B. Struktur Organisasi SMA Negeri 18 Surabaya………. 48
C. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMA Negeri 18 Surabaya………… 49
D. Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 18 Surabaya………. 53
E. Penyajian dan Analisa Data………. 59
1. Data Tentang Pendekatan Stop Think Do……….. 59
2. Data Tentang Motivasi Belajar Siswa………. 70
BAB V PENUTUP………. 85
A. Kesimpulan……… 85
B. Saran-Saran………... 86
DAFTAR PUSTAKA………
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak manusia menuntut kemajuan dan kehidupan lebih layak, maka
sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan
pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha
sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu
kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam
suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu system pendidikan yang
integral.
Pendidikan sebagai suatu system, tidak lain dari suatu totalitas
fungsional yang terarah pada suatu tujuan. Setiap sub system yang ada dalam
system tersusun dan tidak dapat dipisahkan dari rangkaian unsur-unsur atau
komponen-komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu
kesatuan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan
reformasi Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut memuat visi,
misi, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, serta strategi pembangunan
Pendidikan Nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan
2
Arti selaras, serasi dan seimbang dalam pengembangan jasmani dan rohani.
Itulah potret manusia Indonesia seutuhnya, manusia Indonesia yang Pancasila.
Tujuan pendidikan Nasional yang telah dirumuskan itu berdasarkan
Pancasila UUD 1945. Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional. Dalam UUD 1945 Bab XIII, pasal 31 disebutkan
bahwa (1) tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran, (2)
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
Nasional yang diatur dengan Undang-undang.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran.1
Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang pendidik yang
mampu dan berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik
menjadi generasi yang kita harapkan sesuai tujuan dan cita-cita bangsa.
Dalam ajaran islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu
pengetahuan termasuk di dalamnya seorang guru. Bahkan Allah SWT akan
mengangkat dan meninggikan derajat mereka dengan beberapa derajat,
3
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu
dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”2
Maka dari itu, seorang pendidik mempunyai tugas yang besar dan
berat dalam menjalankan profesinya, sebab keberadaan seoran pendidik sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan yang dirasakan oleh anak didik.
Motivasi dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
tercapai. Sedangkan motivasi belajar merupakan factor psikis yang bersifat
non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting
bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa
untuk melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru
sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat
menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
4
Mengingat peranan guru sebagai motivator, hendaknya dapat
mendorong anak didik agar bergairah dan aktif dalam belajar. Dalam upaya
memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar
belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap
saat guru harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif
tidak mustahil ada diantara anak didik yang malas belajar dan sebagainya.
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting
bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa
motivasi belajar. Untuk bermain-main berlama-lamaan di sekolah adalah bukan
waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau membuat keributan
adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar. Maka, anak
didik datang ke sekolah bukan untuk itu semua, tetapi untuk belajar demi masa
depan kelak di kemudian hari.3
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda
dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak
didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal.
Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak
didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai makhluk individual
dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam
pengajaran.
Agar siswa dapat dengan mudah memahami suatu pelajaran tertentu,
5
pendekatan yang tepat yakni dengan menggunakan pendekatan Stop Think Do.
Adapun pendekatan Stop Think Do ini dikemas untuk memotivasi belajar berisi
informasi dan rencana, bahkan serta resep, baik bagi guru maupun murid yang
bertujuan agar murid dapat belajar dengan sukses.4
Pendekatan Stop Think Do sebagai salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan atau kendala yang anak hadapi dalam belajar agar murid dapat
belajar dengan sukses. Karena anak bisa dimotivasi untuk mencapai prestasi
yang baik dengan membangkitkan kesadarannya akan kekuatan dan
kelemahannya, dengan mengenali kebutuhan pribadi dan tujuan hdiupnya,
serta dengan mengembangkan suatu rancangan untuk mengubah dirinya
berdasarkan aspek-aspek yang telah ditemukan.
Pendekatan ini menggunakan symbol lalu lintas yang dikenal secara
universal, yang memperingatkan anak sudah sampai tahap mana mereka
dalam mengikuti resep untuk mencapai sasaran utama yaitu cara belajar dan
bergaul yang baik.
Pada tahap Stop (Berhenti), guru bersama siswa mengidentifikasi
permasalahan belajar yang dihadapi anak. Tahap Think (Berfikir), guru beserta
anak yang mengalami permasalahan belajar mendiskusikan solusi apa yang
dapat diterapkan agar permasalahan belajar tersebut dapat teratasi. Setelah
tahap think selesai, maka dilakukanlah tahap terakhir, yaitu tahapan DO
(Melakukan). Setelah ada solusi serta daftar konsekuensi jika solusi itu
6
diterapkan, maka dilakukanlah program yang telah guru buat bersama dengan
anak didik.5
Dari pernyataan diatas penulis merasa tertarik untuk mengetahui “Pengaruh Stop Think Do Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pendekatan Stop Think Do pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam di SMA Negeri 18 Surabaya?
3. Adakah korelasi antara penerapan pendekatan Stop Think Do dengan
motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA
Negeri 18 Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui dan mendalami pendekatan Stop Think Do pada bidang
7
2. Ingin mengetahui dan mendalami sejauh mana motivasi belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
3. Ingin mengetahui dan mendalami korelasi antara penerapan pendekatan
Stop Think Do dengan motivasi belajar siswa pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
D. Pentingnya Penelitian
Sedangkan manfaat yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini
nantinya adalah :
1. Tataran teoritis
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan khasanah keilmuan
dan memberikan sumbangsih dalam peningkatan belajar khususnya
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kaidah dan
prosedur ilmiah.
b. Memberikan sumbangsih terhadap pengembangan penelitian
khususnya bagi dunia penelitian di bidang pendidikan.
2. Tataran Praktis
Bagi peneliti dapat bermanfaat sebagai sarana melatih diri dalam
dunia pendidikan khususnya sebagai calon pendidik agar nantinya menjadi
bekal dalam menggunakan pendekatan untuk memotivasi belajar
8
3. Tataran Empiris
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
semua yang berkepentingan khsusunya bagi siswa SMA Negeri 18
Surabaya guna meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama
Islam dengan pendekatan Stop Think Do.
b. Bagi pihak guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya
sebagai referensi dan perbandingan untuk lebih meningkatkan kualitas
pengajaran dalam proses belajar mengajar serta meningkatkan
pengayaan metode mengajar dan mencari alternanif metode yang lebih
baik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini
dengan pendekatan Stop Think Do.
c. Bagi UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah dapat bermanfaat
sebagai sumber informasi untuk penelitian sejenis.
E. Definisi, Asumsi dan Keterbatasan
Untuk menghindari salah persepsi, interpretasi, analogi dan
sebagainya dalam memahami konsep pokok dalam judul skripsi ini, perlu
penulis memberikan batasan pengertian sebagai berikut:
1. Definisi Operasional a. Pendekatan Stop Think Do
Yang dimaksud pendekatan dalam penelitian ini adalah suatu cara
yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang
9
merupakan teknik atau cara yang sesuai untuk memotivasi belajar anak
yaitu untuk mengatasi permasalahan atau kendala yang anak hadapi dalam
belajar.
Stop (berhenti): mendorong anak untuk tidak bereaksi, hanya melihat dan
mendengarkan.
Think (berfikir): mempertimbangkan solusi dengan anak-anak
Do (melakukan): anak-anak memilih solusi terbaik6
b. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi adalah sutu proses yang tersimpul, salah satu proses yang
bertalian dengan a mediating variable. Motivasi ini tak diminati secara
langsung, namun tersimpul dari tingkah laku yang tampak. Kita
menggunakan konsep motivasi untuk menerangkan tenaga yang mendasari
perubahan dalam tingkah laku.7
c. Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan definisi operasional di atas, yang dimaksud judul “Korelasi Antara Penerapan Pendekatan Stop Think Do Dengan Motivasi
Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
18 Surabaya adalah Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan
program Stop Think Do sebagai salah satu cara yang dapat memotivasi
belajar siswa, karena pendekatan Stop Think Do merupakan cara untuk
mengatasi permasalahan atau kendala yang dihadapi anak dalam belajar
dengan bantuan symbol lampu lalu lintas. Di dalam pendekatan ini, siswa
6 Lindy Peterson, Bagaimana ……..h. 136
10
dapat menemukan kelemahan dan kelebihan dalam diri siswa khususnya
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam. Maka dari sini, siswa jauh
lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan serta permasalahan yang
mereka hadapi, sehingga mereka termotivasi untuk belajar lebih giat lagi,
khususnya pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18
Surabaya.
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan bijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
Dengan demikian, maka asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Adanya korelasi antara penerapan pendekatan Stop Think Do dengan
motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 18 Surabaya.
b. Sangat besar korelasi antara penerapan pendekatan Stop Think Do
dengan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
2. Keterbatasan
Karena keterbatasan peneliti, tidaklah mungkin menyelidiki semua
variabel yang memperngaruhi dan mempunyai hubungan dengan belajar,
oleh karena itu peneliti hanya penyelidiki pemberian motivasi belajar
siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18
11
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran pemikiran terhadap maksud yang
terdapat dalam pembahasan skripsi ini, maka perlu adanya sistematika
pembahasan.
Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut :
Bab Pertama Pendahuluan
Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, hipotesis penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab Kedua Landasan Teori
Landasan teori merupakan studi teoritis tentang penelitian yang dilakukan.
Bab ini berisi tentang pembahasan pendekatan Stop Think Do yang meliputi,
pengertian pendekatan Stop Think Do, langkah-langkah penerapan pendekatan
Stop Think Do, tujuan dari penerapan pendekatan Stop Think DO, indikator
pendekatan pendekatan Stop Think Do, serta pembahasan tentang motivasi
belajar siswa yang meliputi tentang pengertian motivasi belajar siswa,
cirri-ciri motivasi belajar, indicator motivasi belajar, macam-macam motivasi
belajar, fungsi motivasi belajar dan terakhir pembahasan tentang korelasi
antara penerapan pendekatan Stop Think Do dengan motivasi belajar siswa
12
Bab Ketiga Metode Penelitian
Berisikan tentang rancangan penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan
sampel, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data dan terakhir
analisa data.
Bab Kempat
Laporan Hasil Penelitian
Dalam bab ini bahasan pertama tentang gambaran umum obyek penelitian
yang memuat tentang sejarah berdirinya SMA Negeri 18 Surabaya, Visi dan
Misi SMA Negeri 18 Surabaya, letak geografis SMA Negeri 18 Surabaya,
struktur organisasi, data guru, karyawan dan siswa, sarana dan prasarana.
Kemudian bahasan kedua tentang penyajian dan analisis data pendekatan Stop
Think Do terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
Bab Kelima Penutupan
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yaitu mengenai uraian singkat dan
padat serta saran yang perlu penulis sampaikan kepada semua pihak yang
13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Tentang Pendekatan Stop Think Do 1. Pengertian Pendekatan Stop Think Do
Pendekatan Stop Think Do merupakan teknik atau cara yang sesuai
untuk memotivasi belajar anak yaitu untuk mengatasi permasalahan atau
kendala yang anak hadapi dalam belajar. Dalam perkembangannya, anak
seharusnya sadar bahwa mereka bertanggung jawab untuk mengatasi baik
kesulitan belajar maupun kesulitan bergaul yang mereka alami melalui
peran serta aktif pada program perubahan termasuk program remediasi.8
Pendekatan Stop Think Do menggunakan symbol lampu lalu lintas
yang dikenal secara universal, yang memperingatkan anak sudah sampai
tahap mana mereka dalam mengikuti resep untuk mencapai sasaran utama,
yaitu cara belajar dan bergaul yang baik. Selain itu, pendekatan ini juga
memiliki nilai pendorong yang lebih kuat bagi siswa-siswa yang memiliki
kesulitan untuk memanfaatkan energy dan perhatiannya dengan benar.
Oleh karenanya pendekatan ini diharapkan lebih efektif.
Tanda lalu lintas tersebut menunjukkan tanda sebagai berikut :
a. Stop dengan warna merah. Pada tahap ini anak-anak menerima
informasi faktual dari hasil penilaian atau observasi subjektif yang
diperoleh dari cara yang telah disebutkan terdahulu. Perasaan yang
14
timbul terhadap aspek-aspek tersebut serta sasaran untuk berubah juga
dibahas pada tahap ini.
b. Think dengan warna kuning. Pada tahap ini anak-anak menentukan
banyak solusi untuk mengatasi problem belajar, kesulitan
berkonsentrasi, atau kesulitan mencapai prestasi melalui beberapa
strategi. Bila rencana kerja tersebut ternyata tidak bisa dijalankan,
maka dapat ditempuh cara lain hingga diperoleh hasil yang
memuaskan.
c. Do dengan warna hijau. Pada tahap ini anak-anak memilih solusi
dari suatu daftar, mulai menyusun rencana kerj, dan memonitornya
secara teratur. Bila rencana kerja tersebut ternyata tidak bisa
dijalankan, maka dapat ditempuh cara lain hingga diperoleh hasil yang
memuaskan.
Pendekatan Stop Think Do sebagai salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan atau kendala yang anak hadapi dalam belajar. Pada tahap
Stop (berhenti), guru bersama siswa mengidentifikasi permasalahan belajar
yang dihadapi anak. Disini anak diberikan suatu form yang berisikan
instrument-instrumen pertanyaan tentang kekuatan dan kelemahan diri
anak. Setelah permasalahan-permasalahan belajar diketahui, maka
tahapan selanjutnya tahap Think (berfikir). Pada tahapan ini, guru beserta
anak yang mengalami permasalahan belajar mendiskusikan solusi apa
yang dapat teratasi. Selain mencari solusi, guru beserta anak didik juga
15
sudah diterapkan. Setelah tahap Think selesai, maka dilakukan tahap
terakhir, yaitu tahapan Do (melakukan). Setelah ada solusi serta daftar
konsekuensi, jika solusi itu diterapkan, maka dilakukanlah program yang
telah guru buat bersama dengan anak didik, tentunya setelah
disosialisasikan terlebih dahulu kepada orang tua anak didik, guru-guru,
serta para pakar, jika diperlukan.
2. Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan Stop Think Do
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap stop dilakukan identifikasi masalah-masalah khusus,
perasaan timbul berkenaan dengan masalah yang telah diidentifikasi
tersebut, demikian pula langkah-langkah yang akan diambil untuk
mengatasi masalah tersebut.9
Pertama-tama, dari hasil penilaian, observasi atau diskusi,
kekuatan dan kelemahan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
yang ada pada diri anak, dapat ditulis sesuai dengan peringkatnya,
dengan menggunakan istilah-istilah semacam, “baik sekali”, ”baik”, ”sedang”, ”kurang baik”, atau “perlu ditingkatkan”.
2. Identifikasi dan Ungkapan Perasaan
Perasaan yang timbul pada anak terhadap sisi kuat dan sisi
lemah ketika menghadapi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dapat didiskusikan, atau direfleksikan kembali ke guru.
Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dapat digunakan sebagai contoh :
16
a. “Kamu bisa memusatkan pikiranmu jika kau menghadapi
komputer, tetapi ketika disuruh membaca Al-Qur’an ternyata kan sulit mendengarkan guru.”
b. “Wah, saya bisa merasakan betapa sedihnya perasaanmu pintar
matematika tetapi tidak bisa membaca Al-Qur’an”.
c. “Kau tampak bangga sekali ketika kau menang sepak bola, tetapi
tampak begitu sedih melihat nilai raport Al-Qur’an ”.
3. Menetapkan Tujuan
Pada tahap berikutnya anak-anak ditanya apa yang ingin mereka
lakukan dengan masalah yang mereka hadapi terutama pada bidang
studi Pendidikan Agama Islam. Meskipun menurut pandangan guru
apa yang ingin mereka capai merupakan pilihan yang tidak berarti,
17
Berikut ini pertanyaan yang bermanfaat untuk memotivasi anak agar
mau belajar Pendidikan Agama Islam.
Lembar Identifikasi Masalah
Nama : Tanggal :
Kekuatan Dan Kelemahan Saya
Pilihlah Bagian Pada Daftar Dibawah Ini Yang Sesuai Dengan Keadaan.
Pada tiap bagian tersebut tentukan letak kekuatan dan kelemahanmu.
Kekuatan hendaknya diletakkan diatas garis cukup dan kelemahannya
dibawahnya.
Sangat bagus
Bagus
Cukup
Tidak bagus
Bisa
ditingkatkan
Membaca Menulis Menghafal Menerjemah
kan
Tajwid
Bagaimanakah perasaan saya terhadap kelemahan saya ini? ………..
Apakah saya mau memperbaiki kelemahan-kelemahan saya tersebut? ……...
Solusi apa yang saya ambil untuk memperbaiki kelemahan saya? ………..
1. Solusi Apa Yang Layak Diterapkan
Pada tahap Think, tiba saatnya untuk mempertimbangkan
solusi-solusi yang bisa dicoba untuk mencapai tujuan pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Kebanyakan anak tidak tahu bahwa
sebenarnya mereka bisa membaca Al-Qur’an sampai menerjemahkan,
namun mereka cenderung meremehkan dan lebih mengedepankan
pelajaran umum. Mereka harus diyakinkan bahwa mempelajari dan
18
kehidupan dan mengikuti hadits Rasulullah SAW adalah jalan menuju
kebaikan.
Adapun rencana-rencana yang dapat dilakukan oleh guru agar
anak dapat belajar Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan diskusi kelompok belajar di kelas.
2. Mengikuti les privat mengaji.
3. Memberikan kartu monitoring kepada setiap siswa guna
mengetahui kegiatan anak belajar agama di rumah.
4. Mengadakan program khusus tartil Al-Qur’an di sekolah.
2. Menentukan Rencana
Pada tahapan Do ditentukan rencana kerja untuk mencapai
tujuan pembelajran, impelementasi rencana kerja, serta pemantauan
hasilnya. Anak di dorong untuk memilih salah satu atau dua hal solusi
yang ditawarkan oleh guru.
Selain itu, untuk memudahkan pelaksanaan metode Stop Think
Do, hendaknya disediakan stiker berbentuk bulat sesuai dengan warna
lampu lalu lintas (hijau, kuning dan merah) untuk menandai setiap
tahapan yang dilalui.
Pendekatan ini secara ringkas dirumuskan sebagai “cara
memotivasi belajar anak melalui rencana belajar individu. Dibawah
ini merupakan kesimpulan tahapan-tahapan pendekatan tersebut :
STOP : Identifikasi setiap masalah
19
Mengidentifikasi tujuan
THINK : Menentukan solusi yang bisa ditempuh
DO : Menentukan rencana kerja
3. Tujuan Pendekatan Stop Think Do
Sebagaimana telah dijelaskan, pendekatan Stop Think Do yang
dikemas untuk memotivasi belajar berisi informasi dan rencana, bahan
serta resep, baik guru maupun murid yang bertujuan agar murid dapat
belajar dan sukses. Selain itu, pendekatan Stop Think Do juga sebagai
salah satu cara untuk mengatasi permasalahan atau kendala yang anak
hadapi dalam belajar. Pada tahap Stop, anak mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dirinya, kemudian memahami apa yang bisa
mereka raih. Pada tahap Think, secara aktif mereka pula ikut serta
menyusun rencana untuk mencapai tujuan mereka, dan pada tahap Do
mereka benar-benar melaksanakan rencana kerja yang telah mereka
susun. Selama proses berlangsung, anak-anak merasakan adanya
kemampuan yang ada pada dirinya untuk menentukan sendiri cara
belajar mereka sehingga tidak merasa tertekan, frustasi, cemas atau
berang.
4. Indikator Pendekatan Stop Think Do
Adapun indikator dari pendekatan Stop Think Do adalah sebagai
berikut :
1. Menyebutkan kelemahan dan kelebihan yang ada dalam dirinya
20
2. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan
semangat yang tinggi.
3. Bersosialisasi dan menjalin kerja sama untuk saling membantu di
dalam kelas.
4. Mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi, sebagai bukti
keberhasilan pendekatan Stop Think Do.
5. Perhatian dan konsentrasi terhadap kewajiban yang
dilaksanakannya lebih dikedepankan.
5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Stop Think Do
Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing, begitu juga dengan pendekatan Stop Think Do.
Kelebihan dari pendekatan ini yaitu dengan diikutsertakannya siswa
dalam merancang program yang berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan dirinya, siswa termotivasi dengan baik untuk
melaksanakan program tersebut. Karena telah didiskusikan secara
sama-sama, maka siswa tidak akan merasa terbebani untuk menjalani
program, bahkan ia akan semakin bersemangat karena ia merasa
diperhatikan oleh gurunya. Ia akan termotivasi untuk mengatasi
masalah belajarnya untuk menunjukkan pada orang tua dan gurunya
bahwa ia tidak akan mengecewakan mereka. Selain itu, program ini,
teman-teman sekelas juga turut di libatkan untuk membantu siswa
yang memiliki hambatan dalam belajar. Dengan suasana yang paling
21
anak yang bermasalah itu diejek justru dibantu dengan sepenuh hati
oleh teman-temannya. Apalagi tutor sebaya biasanya akan lebih
mampu untuk membimbing temannya dalam belajar karena mereka
masih seusia, sehingga biasanya teman sebaya akan menjelaskan suatu
pelajaran dengan cara yang lebih sederhana sesuai dengan pola piker
mereka. Di dalam kelas, suasana inklusif, yaitu sebuah suasana yang
menghargai perbedaan yang ada akan tercipta, sehingga upaya
mengatasi permasalahan belajar pada anak yang bermasalah akan lebih
efektif.10
Kekurangan dari program pendekatan Stop Think Do
pendekatan ini terlalu memakan banyak waktu, karena instrument yang
digunakannnya terlalu banyak, mulai dari melakukan assessment
terhadap anak, mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi perasaan,
mengidentifikasi tujuan, mempertimbangkan solusi, yang tentunya
membutuhkan waktu cukup lama, mengevaluasi konsekuensi terhadap
solusi yang dipilih, barulah tiba saat bertindak. Belum lagi pelibatan
berbagai pihak terkait, seperti orang tua, guru-guru lain, para pakar,
semisal psikologi jika diperlukan.
22
B. Kajian Tentang Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian
sendiri-sendiri yaitu motivasi dan belajar, namun dalam pembahasan ini
dua kata yang berbeda tersebut saling berhubungan membentuk satu arti.
Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung
dalam stimulasi tindakan k arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak
ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut. Dari pendapat ini dapat
diambil pengertian bahwa motivasi dapat berupa dorongan dasar atau
internal dan insentif dari luar diri individu atau hadiah. Sebagai suatu
masalah di dalam kelas motivasi adalah proses membangkitkan,
mempertahankan dan mengontrol minat-minat.
Sedangkan secara terminologi, banyak para ahli yang memberi
batasan tentang pengertian motivasi, antara lain sebagai berikut :
a. MC. Donald mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
b. Clifford T. Morgan menjelaskan bahwa motivasi bertalian dengan
tiga hal yang sekaligus meliputi aspek-aspek dari motivasi yaitu
keadaan yang mendorong (motivatinf states), tingkah laku yang
didorong keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari
23
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks, karena
motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi dalam diri
individu untuk melakukan sesuatu yang didorong karena adanya
tinjauan, kebutuhan atau keinginan.11
2. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Peranannya yang khas adalah menumbuhkan gairah, senang
dan bersemangat untuk melakukan kegiatan belajar. Seseorang yang
belajar dengan memotivasi yang kuat akan melaksanakan semua kegiatan
belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat.
Sebaliknya seseorang yang belajar dengan motivasi yang lemah, akan
malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pelajarannya tersebut.
Untuk mengetahui apakah seorang siswa itu mempunyai motivasi
dalam belajarnya, maka perlu mengetahui cirri-ciri pada motivasi tersebut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
24
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
3. Indikator Motivasi Belajar
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah
dapat dilihat dan diamati secara kasat mata. Hal-hal yang dapat dilakukan
adalah mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term tertentu,
antara lain :
1. Durasi kegiatan, yaitu berapa lama kemampuan penggunaan
waktunya untuk melakukan kegiatan.
2. Frekuensi kegiatan, yaitu berapa sering kegiatan dilakukan dalam
periode tertentu.
3. Persistensi kegiatan, yaitu ketetapan dan kelekatannya pada tujuan
kegiatan tersebut.
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi
rintangan untuk mencapai tujuan.
5. Devosi, yaitu pengabdian dan pengorbanan baik materiil maupun
25
6. Tingkat aspirasi, yaitu rencana , cita-cita, sasaran, atau target yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
7. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, yaitu positif dan negatife.
Berdasarkan indikator-indikator di atas beberapa teknik
pengukuran dapat digunakan untuk mengukur motivasi yaitu :
a. Tes tindakan (performance test) disertai observasi untuk memperoleh
informasi dan data tentang persistensi, keuletan, ketabahan dan
kemampuan menghadapi masalah serta durasinya.
b. Kuesioner atau angket, yaitu untuk mendapatkan data tentang
denovasi, pengorbanan dan aspiransinya.
c. Tes prestasi akan skala sikap untuk mengetahui atau kualifikasi dan
sikapnya.
4. Macam-macam Motivasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar, guru dengan sadar berusaha
menciptakan lingkungan belajar yang gairah dan menantang agar siswa
termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar.12
Motivasi intrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan dari dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas
belajarnya.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan fungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ini timbul sebagai akibat
26
pengaruh dari luar individu. Apakah karena ajakan, suruhan, atau paksaan
dari orang lain, sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu atau belajar. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya efektifitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktifitas belajar.
Peranan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Karena kedua macam motivasi tersebut dapat
membangkitkan, menggairahkan, mengarahkan kegiatan belajar siswa.
Karena itu, guru bertanggung jawab dan berkewajiban dalam
meningkatkan motivasi ekstrinsik pada siswa, serta dengan memberikan
dorongan dan rangsangan kepada siswa agar dalam diri siswa tersebut
tumbuh motivasi untuk belajar.
Adapun beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan untuk
menumbuhkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar di sekolah, antara
lain :13
1. Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik.
Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan
rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan lebih
meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun angka ini biasanya
27
terdapat dalam buku rapor siswa sesuai dengan jumlah mata pelajaran
yang diprogramkan dalam kurikulum.
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan (cendera mata). Hadiah yang
diberikan kepada orang lain dapat berupa apa saja sesuai dengan
keinginan si pemberi, atau dapat juga disesuaikan dengan prestasi yang
dicapai oleh seseorang.
Pemberian hadiah dapat diterapkan di sekolah dengan cara
memberikan hadiah kepada para siswa yang berprestasi.
3. Saingan dan kompetisi
Saingan atau kompetisi sering digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa dalam mencapai prestasi yang lebih
fungsi. Persaingan sering berfungsi sebagai prestasi belajar siswa,
baik persaingan individual maupun persaingan antar kelompok.
Persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau
perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan
kegiatan belajar siswa.
4. Ego-Involuement
Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan, sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga dirinya adalah sebagai salah satu
28
berusaha dengan segenap tenaganya untuk mencapai prestasi yang baik
dengan menjaga harga dirinya. Ego-Involued artinya bahwa harga diri
anak itu terlibat dalam tugas itu.
5. Memberi Ulangan
Ulangan adalah salah satu strategi yang penting dalam pengajaran.
Dalam rentangan waktu tertentu guru tidak pernah melupakan masalah
ulangan ini. Karena dengan adanya ulangan yang diberikan kepada
siswa, guru akan mengetahui sampai dimana dan sejauh mana hasil
pengajaran yang telah dilakukan (evaluasi proses) dan sampai sejauh
mana tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang telah
disampaikan (evaluasi produk).
6. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi terjadi kemajuan akan
[image:36.595.98.514.196.676.2]mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa
grafik hasil belajar meningkat, maka motivasi yang ada pada diri siswa
untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif, sekaligus
merupakan motivasi yang baik, apabila ada siswa yang sukses dan
berhasil menyelesaikan dengan baik, perlu diberikan pujian. Guru
dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan siswa pada
29
Oleh karena itu, pemberian pujian harus tepat agar dapat memupuk
suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negative, tetapi bila
diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu, guru harus memakai betul prinsip pemberian hukuman.
Hukuman yang dimaksud disini adalah hukuman yang bersifat
mendidik. Kesalahan siswa karena melanggar disiplin dapat diberikan
hukuman berupa sanksi seperti, menyapu lantai, mencatat bahan
pelajaran yang tertinggal, atau apa saja yang bersifat mendidik.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik dibandingkan dengan melakukan
suatu kegiatan tanpa ada maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada
diri siswa tersebut memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah
barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum,
mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, member salam,
menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain
adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik
30
Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan
gairah belajar siswa, sehingga proses belajar mengajar lebih
menyenangkan. Hal ini terjadi karena, interaksi yang terjadi antara
guru dan siswa seiring untuk mencapai tujuan pengajaran. Siswa
memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan, karena
gerakan tubuh dapat meluruskan perilaku siswa yang meyimpang dari
tujuan pembelajaran.14
11. Memberi tugas
Tugas adalah suatu perkerjaan yang nuntut pelaksanaan untuk
diselesaikan. Seorang guru dapat memberikan tugas kepada siswa
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tugas balajar siswa. Tugas
yang diberikan dapat berupa dalam berbagai bentuk, baik secara
kelompok maupun perorangan.
5. Fungsi Motivasi Belajar
Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Karena itu,
dengan adanya motivasi akan mendorong seseorang untuk melakukan
suatu tindakan. Dengan kata lain, seseorang melakukan suatu tindakan
apabila ia memiliki tujuan atas perbuatan, demikian halnya karena adanya
tujuan yang jelas, maka akan bangkit dorongan untuk mencapainya. Hal
ini berarti motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubaha energi
yang ada pada diri seseorang, baik yang menyangkut kejiwaan, perasaan
31
dan emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
C. Korelasi Antara Penerapan Pendekatan Stop Think Do Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Di dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan faktor belajar
yang sangat penting dan sangat mutlak dalam belajar yang harus di upayakan
dan di usahakan. Oleh karena itu, guru harus menimbulkan dan
membangkitkan motivasi belajar yang ada pada diri siswa.
Motivasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri manusia
yang menyebabkan suatu perubahan energi untuk melakukan sesuatu guna
mencapai suatu tujuan. Motivasi yang merupakan faktor psikis mempunyai
peranan untuk menumbuhkan gairah dalam belajar, merasa senang dan
semangat untuk belajar.
Berkaitan dengan hal ini, ajaran Islam menyatakan bahwa disamping
unsur fisik dan jasmani, manusia juga dilengkapi dengan unsur psikis atau
rohani (jiwa). Jiwa yang menjadi penggerak tingkah raga seseorang, termasuk
dalam wujud motivasi untuk mengerjakan perbuatan tertentu. Dari jalan
fikiran ini jelaslah bahwa sumber pokok ajaran islam mengikuti keberadaan
jiwa dan dengan demikian dapat dihubungkan dengan perihal motivasi.
32
Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan meskipun seberat zarrah akan dilihatnya (balasan) kebaikan itu. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan meskipun seberat zarrah, akan dilihatnya (balasan) kejahatan itu.”
Jika dihubungkan dengan pengertian motivasi, maka motivasi sebagai
faktor yang menyebabkan seseorang memulai dan melaksanakan aktifitas
dengan semangat dan penuh ketekunan. Maka janji ayat di atas, secara teoritis
akan menjadi pendorong yang kuat bagi pihak pendidik maupun anak didik
untuk giat melaksanakan kewajiban dan tugas masing-masing.
Oleh karena itu, keterlibatan mereka dalam kegiatan pendidikan pada
dasarnya merupakan pekerjaan yang baik, setiap pekerjaan yang baik walaupun
sebesar butir debu ibaratnya, maka Allah SWT akan memberikan pahala
kebaikan pula bagi pelakunya dan sebaliknya.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar yang penting bagaimana
menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk
melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru
sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat
menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan
aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan
proses dan motivasi yang baik pula. Itulah maka para ahli psikologi
pendidikan mulai memperhatikan soal motivasi yang baik.
Sedangkan makna belajar merupakan interaksi antara keadaan internal
dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Proses kognitif
33
informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat
kognitif.15
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan
anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik
sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka
adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik.
Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai makhluk individual dengan
segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam
pengajaran.
Salah satu upaya yang baik bagi siswa untuk menumbuhkan motivasi
dalam belajar Pendidikan Agama Islam adalah melalui pendekatan Stop Think
Do. Pendekatan pembelajaran dengan program Stop Think Do sebagai salah
satu cara untuk mengatasi permasalahan atau kendala yang dihadapi anak
dalam belajar dengan bantuan symbol lampu lalu lintas.
Pendekatan Stop Think Do dikemas untuk memotivasi belajar anak
yang berisi informasi dan rencana, bahan atau resep, baik bagi guru maupun
murid yang bertujuan agar murid dapat belajar dengan sukses.
Sementara itu guru juga menanamkan kepercayaan pada anak bukan
dengan cara mengungkapkan sifat dependesinya, melainkan dengan cara
proaktif untuk memacu mereka agar menempuh cara lain. Motivasi agar anak
lebih mandiri untuk belajar agar tumbuh bila mereka merasa percaya diri, lebih berdaya, dan lebih tanggung jawab, sehingga mereka dapat mengatakan “Saya
34
mengerti”, ”Saya sanggup” dan “ Saya lakukan” dalam suasana yang diliputi
semangat yang positif. Inilah yang ingin dicapai dengan menggunakan
pendekatan Stop Think Do.16
Pendekatan Stop Think Do memang sangat baik untuk diterapkan,
apalagi siswa juga turut dilibatkan dalam proses perencanaan, sehingga siswa
akan mengetahui dimana kelemahan dan kekuatan dirinya melalui instrument
yang digunakan. Dengan demikian, siswa mampu melakukan self evaluation,
sehingga kecerdesan interpersonalnya, kecerdasan untuk memahami diri
sendiri akan semakin baik. Dengan adanya kecerdasan ini, anak akan percaya
kepada dirinya sendiri, karena ia mengetahui apa saja kelemahan dan kekuatan
dirinya.
Dalam pendekatan Stop Think Do, siswa ikut serta dalam merancang
program yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dirinya, siswa
termotivasi dengan baik untuk melaksanakan program tersebut. Karena telah
didiskusikan secara bersama-sama, maka siswa tidak akan merasa terbebani
untuk menjalankan program, bahkan ia akan bersemangat karena ia merasa
diperhatikan oleh gurunya. Ia akan termotivasi untuk mengatasi masalah
belajarnya untuk menunjukkan pada orang tua dan gurunya bahwa ia tidak
akan mengecewakan mereka.17
Di dalam pendekatan ini, siswa dapat menemukan sendiri kelemahan
dan kelebihan dalam dirinya, khususnya pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam. Maka dari sini, siswa jauh lebih terbuka dalam mengungkapkan
35
perasaan serta permasalahan yang mereka hadapi, sehingga mereka dapat
termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, khususnya pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 18 Surabaya,
bahwa siswa menemukan banyak kesulitan untuk belajar Pendidikan Agama
Islam, baik kesulitan untuk memahami pelajaran, kesulitan untuk
berkonsentrasi maupun kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya,
namun setelah guru menggunakan pendekatan Stop Think Do, siswa merasa
terbuka dengan semua permasalahan yang mereka hadapi dalam belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan Stop Think Do berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa, khususnya pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam.
D. Hipotesis
Menurut Suharsini Arikunto, Hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.18
Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yaitu :
1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternative (Ha)
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antaraa variabel X dan
variabel Y adanya perbedaan antara keduanya. Yang dimaksud disini
terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
36
2. Hipotesis nihil atau hipotesis nil (Ho)
Hipotesis nol menyatukan ada hubungan atau perbedaan kedua variabel.
Yang dimaksud disini adalah tidak adanya Korelasi Antara Penerapan
Pendekatan Stop Think Do Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
E. Penelitan Terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian ini, sudah ada penelitian yang
dilakukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut :
1. Agus Sowabi
Dengan judul : Pengaruh Pendekatan Stop Think Do terhadap
motivasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur’an Hadits kelas X Listrik
di SMK Persatuan 2 Tulangan Sidoarjo tahun 2010, dengan kesimpulan
sebagai berikut :
Jenis pendekatan Stop Think Do terhadap motivasi anak adalah cukup atau
sedang. Dari hasil perhitungan dengan teknik korelasi moment di peroleh
koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,759.
Pengetesan signifikan membuktikan bahwa hasil perhitungan (rxy)
sebesar 0,759 dengan Degree of freedom 38 lebih besar dari pada hasil
perhitungan tabel (rt) pada taraf signifikasi 5 % (0,320) dan lebih kecil dari
taraf 1% (0,413), yang berarti hipotesis alternative (Ha) di terima dan
37
pendekatan Stop Think Do (Variabel X) terhadap motivasi belajar siswa
(Variabel Y) di SMA Negeri 18 Surabaya.
Pengetesan tabel interpretasi product moment membuktikan bahwa
hasil perhitungan (rxy) sebesar 0,759 adalah berada diantara 0,70-0,90 yang
artinya terdapat hubungan yang kuat pendekatan stop think do (Variabel
X) terhadap motivasi belajar siswa (Variabel Y) di SMA Negeri 18
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam
mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pengertian diatas akan dibahas beberapa unsur yang
berhubungan dengan metodologi penelitian, yaitu :
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian bermakna strategis untuk
mengatur luar (setting) penelitian agar peneliti dapat memperoleh data yang
valid sesuai dengan karakteristik variable dan tujuan penelitian. Dalam
rancangan penelitian ini menjelaskan tentang jenis penelitian ditinjau dari
sifatnya.
Kemudian sifat dari penelitian ini adalah korelasi yaitu mencari
hubungan antara variable yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu
penelitian ini termasuk dalam kategori kuantitatif korelasi, maka variable yang
dilibatkan ada 2 macam yaitu variable X dan variable Y yang menjadi variable
X adalah pendekatan Stop Think Do, sedangkan yang menjadi variable Y
adalah motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 18 Surabaya. Dalam pendekatan Stop Think Do, siswa diberikan
lembar identifikasi masalah. Disini siswa dapat menyebutkan kelemahan dan
39
kemudian mereka memperbaiki setiap kelemahan dalam dirinya atas kemauan
dan keinginannya sendiri, sehingga siswa termotivasi untuk menjadi lebih baik
lagi.
B. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu :
a. Data kualitatif yaitu data yang tidak langsung terwujud dalam bentuk angka,
tetapi dalam bentuk kategori.19 Dalam hal ini, data yang dimaksud adalah
letak geografis, meliputi : gambaran umum, obyek penelitian, pelaksanaan
bidang studi Pendidikan Agama Islam, penggunaan pendekatan Stop Think
Do dan motivasi belajar siswa.
b. Data kuantitatif adalah jika suatu fakta sosial dapat dinilai dengan angka.
Adapun data yang dimaksud adalah data tentang sarana prasarana
pendidikan, jumlah guru, karyawan, siswa serta hasil angket.
C. Deskripsi Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti baik berupa orang,
benda, jenis, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.20
b. Sampel
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.”21
40
Sehubungan dengan penelitian ini Suharsimi Arikunto menyatakan, “untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dikarenakan populasi kurang dari
100, maka penelitian ini disebut penelitian populasi sebagaimana
Suharsimi Arikunto.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan pencatatan22. Metode ini digunakan untuk
mendapatakan data tentang lokasi penelitian.
b. Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan
melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat
memberikan kesempatan pada si peneliti.23
c. Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
41
mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan
oleh peneliti.24
d. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda dan sebagainya.25
Proses analisa data merupakan salah satu usaha untuk merumuskan
jawaban dan pertanyaan dari perihal perumusan-perumusan dan
pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang kita peroleh dari proyek penelitian. Tujuan dari
analisa data ini adalah untuk mencari kebenaran dari data-data yang telah
diperoleh sehingga dari sini dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data statistik
sederhana berupa prosentase atau analisa statistic product moment. Untuk
lebih jelasnya penulis jelaskan sebagai berikut :
Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua dari rumusan
masalah diatas yaitu tentang pendekatan Stop Think Do dan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18
Surabaya. Maka penulis menggunakan rumus :
Keterangan :
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi yang dicari prosentasenya
24 Ibid., 67
42
N : Jumlah responden
Setelah data sudah berupa prosentase kemudian dikelompokkan dalam
kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif yaitu :
76% - 100% : Kategori Baik
56% - 75% : Kategori Cukup
40% - 55% : Kategori Kurang Baik
0% - 35% : Kategori Jelek atau Tidak Baik
Untuk menjawab permasalahan yang ketiga dari rumusan masalah diatas, maka penulis menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus :
Keterangan :
rxy : Angka indeks korelasi
Σxy : Jumlah hasil perkalian skor x dan y
Σx2 : Jumlah seluruh skor x setelah dikuadratkan
Σy2 : Jumlah seluruh skor y dikuadratkan
Rumus ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
antara penerapan pendekatan Stop Think Do dengan motivasi belajar siswa
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 18 Surabaya.
Untuk melakukan dalam pengukuran hasil penelitian, maka penulis
43
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,90 – 1,00
0,70 – 0,90
0,40 – 0,70
0,20 – 0,40
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan Y mempunyai korelasi sangat kuat.
Antara variabel X dan Y mempunyai korelasi kuat.
Antara variabel X dan Y mempunyai korelasi cukup.
Antara variabel X dan Y mempunyai korelasi sangat kecil.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 18 Surabaya
Tahun 1975 Mendikbud memberlakukan kurikulum 1975 secara bertahap mulai tahun1976. Kanwil Depdikbud menetapkan sekolah-sekolah yang dirasa sudah mampu untuk melaksanakan kururikulum tersebut.
Kurikulum 1975 berorientasi pada tujuan pembelajaran, yakni : 1. Tujuan umum ialah tujuan pendidikan nasional.
2. Tujuan institusional ialah tujuan untuk setiap lembaga tingkat pendidikan seperti tujuan SD, SMP, dan SMA.
3. Tujuan kurikuler ialah tujuan untuk setiap bidang studi seperti tujuan matapelajaran bahasa Indonesia, PMP, PSPB, IPA dst.
4. Tujuan intstruksional ialah tujan setiap pokok bahasan (satuan bahasan). Misalnya bidang studi geografi, siswa dapat menjelaskan letak georafi Indonesia.
Sementara itu pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud mencoba melaksanakan bentuk sistem persekolahan yang komprehensip dengan nama sekolah pembangunan. Secara umum sekolah ini kerangka sistem pendidikannya telah dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0172 tahun 1974 maka ditunjuklah 8 (delapan) IKIP Negeri se Indonesia guna melaksanakan uji coba meyelenggarakan perintisan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP).
Adapun delapan IKIP Negeri tersebut : 1) IKIP Jakarta
45
4) IKIP Jogyakarta 5) IKIP Malang 6) IKIP Surabaya 7) IKIP Padang
8) IKIP Ujung Pandang
Sistem PPSP juga sistem pendidikan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran seperti halnya sistem pendidikan menurut kurikulum 1975 namun perbedaan yang sangat mencolok adalah bahwa proses KBM dilaksanakan secara CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dengan menggunakan modul. Sementara kurikulum1975 secara umum masih didominasi CBGA (Cara Belajar Guru Aktif) dengan metode mengajarceramah.
PPSP telah mengembangkan berbagai konsep antara lain : 1. Pengajaran sistem modul
2. Belajar tuntas 3. Pengajaran remidi 4. Maju berkelanjutan 5. Percepatan pembelajaran 6. Sistem kredit
7. BP/BK 8. SD 5 tahun
9. Sekolah satu atap (SD, SMP, SMA)
PPSP sebagai suatu proyek pasti akan berakhir. Selama 2 (dua) pelita (Pembangunan Lima Tahun) 1975 -1985 lembaga ini telah melakukan uji coba dengan hasil yang telah direkomendasikan kepada perintah :
1. Produk PPSP yang segera dapat didiseminasikan ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
46
Akhirnya secara serentak PPSP di 8 IKIP terebut di atas pada tahun 1986 dialih kelolakan dari Dikti ke Dikdasemen sehingga lahirlah sekolah-sekolah eks PPSP (SD, SMP dan SMA) di lingkungan Kanwil Dedikbud propinsi masing-masing.
Khusus PPSP IKIP Surabaya menjelma menjadi : 1. SD Negeri Surabaya di Gedangan Sidoarjo 2. SMPN 29 di Jl. Dharmawangsa Surabaya.
3. SMAN 18 di Jl. Bibis Karah Sawah No.9 Surabaya
Di lingkungan PPSP sebenarnya hanya mengenal dua tingkat pendidikan, yakni SD PPSP 8 tahun dan SMPPSP ( Sekolah Menengah) 3 tahun. Tingkat SDPPSP 8 tahun dimulai kelas I sampai kelas V yang setara dengan SD 6 tahun, dan kelas VI sampai kelas VIII setara dengan SMP seperti yang ada sekarang. Adapun kelas IX – XI SMPPSP ( Sekolah Menengah ) sama dengan kelas X – XII SMA sekarang.
Jadi sebutan kelas VII – IX di SMP dan Kelas X – XII SMA adalah konsekuensi logis sistem persekolahan satu atap yang dicetuskan oleh PPSP.
2. Visi dan Misi SMA Negeri 18 Surabaya a. Visi
Visi adalah gambabayaran sekolah yang ingin dicita-citakan di
masa depan. Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan di masa yang akan datang. Visi harus berorientasi pada
tujuan pendidikan dasar dan tujuan pendidikan nasional. Berpedoman
pada pengertian di atas, maka visi SMA Negeri 18 Surabaya adalah :
47
fungsi lingkungan dan atau, mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup”.
b. Misi
Misi merupakan tindakan strategis yang akan dilaksanakan untuk
mencapai visi sekolah. SMA Negeri 18 Surabaya menetapkan
beberapa misi guna mencapai visinya, yaitu :
1. Menghasilkan tamatan yang menghayati terhadap ajaran agama yang di anut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam berfikir dan bertindak sebagai aplikasi budi pekerti luhur
2. Peningkatan pencapaian pembelajaran yang aktif, efektif, dan inovatif serta menyenengkan meliputi peningkatan kompetensi dalam metode dan strategi pembelajaran, system administrasi pembelajaran dan kompetensi guru dalam mengembangkan bahan ajar.
3. Pencapaian tingkat keberhasilan tamatan dengan meningkatkan prestasi perolehan mata pelajaran serta diterima di perguruan tinggi negeri maupun sekolah kedinasan lanjut yang berkualitas
4. Menghasilkan tamatan dengan tingkat kemandirian yang tinggi, dengan tingkat emosional yang rendah, serta mampu berkompetisi pada era globalisasi
5. Menumbuhkan tamatan yang memiliki keunggulan akademis maupun non akademis
6. Pengembangan sarana dan jaringan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan pembelajaran, administrasi sekolah, dan komunikasi internal/eksternal
7. Pengembangan pembelajaran yang representative web dan E-learning 8. Pengembangan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan sehingga
48
C. Letak Geografis SMA Negeri 18 Surabaya
SMA Negeri 18 Surabaya terletak di Desa Bibis Karah Surabaya,
tepatnya di Jalan Bibis Karah No.09 Surabaya, dengan batas-batas
sebagai berikut :
a. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Karah
b. Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Gunung Sari
c. Sebelah Ut