• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumpulan Contoh Karya Tulis Ilmiah Remaja SMA • Komentarmu BAB I-V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kumpulan Contoh Karya Tulis Ilmiah Remaja SMA • Komentarmu BAB I-V"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I kebutuhan papan adalah kebutuhan akan tempat tinggal.

Setiap manusia pasti membutuhkan tempat untuk tinggal, berlindung, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta, itulah mengapa rumah menjadi kebutuhan pokok manusia.

Rumah adalah sebuah bangunan yang merupakan kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai tempat perlindungan, beristirahat, berkumpul dengan keluarga, dan tempat untuk melakukan aktivitas dan rutinitas sehari-hari. Rumah yang baik adalah rumah yang dapat digunakan dan berfungsi seperti sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Untuk membangun rumah yang baik tersebut diperlukan berbagai macam bahan material yang berkualitas, yang kemudian dibangun sehingga menjadi sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa bagian, misalnya pondasi, lantai rumah, dinding rumah, pintu, jendela dan atap.

Atap merupakan salah satu bagian penting dari rumah. Atap berfungsi untuk melindungi rumah dari gangguan cuaca, seperti panas, hujan, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan atap ini tidak lepas kaitannya dengan prinsip matematika. Terutama dalam menentukan kemiringan yang ideal bagi atap rumah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, kami tertarik untuk membuat karya tulis sederhana tentang kemiringan atap yang ideal bagi rumah yang kita angkat sebagai topik karya tulis ini agar kita dapat mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut. Topik karya tulis ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati.

(2)

1.2.1 Apa manfaat dan fungsi kedudukan atap rumah di Indonesia yang cenderung miring?

1.2.2 Bagaimana cara menghitung derajat kemiringan atap rumah? 1.2.3 Bagaimana cara menghitung luas permukaan atap?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui dan memaksimalkan manfaat dan keuntungan kedudukan atap yang cenderung miring

1.3.2 Memberi informasi kepada masyarakat tentang kemiringan atap rumah yang ideal secara penghitungan matematika.

1.3.3 Memberikan informasi tentang cara menghitung dan menentukan luas permukaan atap dengan menggunakan prinsip matematika

1.4 Manfaat penulisan

Dengan penulisan karya ilmiah ini, kami berharap dapat memberikan beberapa informasi tentang kemiringan atap rumah yang ideal yang nantinya akan berguna bagi setiap kalangan yang membaca karya tulis ini.

BAB II KAJIAN TEORI

(3)

bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

Syarat – syarat pengerjaan atap yang harus di penuhi antara lain :

 Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan angin

 Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi penghuninya

 Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi lapisan pengawet

 Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca

 Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.

Keberadaan atap sebagai penutup rumah menjadi poin tersendiri pada bangunan. Selain memperindah bentuk bangunan, kehadiran atap memiliki fungsi penting sebagai penutup ruang dari terpaan angin, panas, maupun hujan. Selain fungsi itu, atap pun berperan penting dalam estetika rumah. Bentuk atau desain yang tepat dan warna yang sesuai dengan rumah akan membuat hunian lebih memesona.

(4)

Ditinjau dari segi tradisional, adanya atap adalah sebagai lambang hubungan vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu bentuk atap meruncing ke atas seperti gunung. Di daerah Bali hal tersebut terdapat dalam konsep TriAngga (kepala, badan, kaki) jadi keberadaan atap seperti member jiwa kebangunan sama seperti penghuninya.

Ditinjau dari segi modern, keberadaan atap termasuk salah satu elemen pembentuk ruang pada bangunan (lantai, dinding, atap).

Kedudukan atap di setiap wilayah berbeda-beda. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah iklim di daerah tersebut. Contohnya rumah di daerah kutub memiliki bentuk atap yang menyerupai setengah lingkaran berbeda dengan rumah yang ada di Indonesia dengan bentuk atap yang cenderung miring.

Untuk daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi dan disertai angin yang kuat, maka atap rumah harus memperhitungkan teknik mengalirkan air hujan yang baik. Kedudukan atap yang miring dimaksudkan agar saat hujan turun, titik beban air berada di samping (bukan di seluruh permukaan atap) sehingga atap tidak mudah bocor. Selain itu air hujan tidak akan tertampung di atas atap sehingga air hujan tidak merembes ke permukaan langit-langit rumah yang akan mengurangi nilai estetika rumah.

Daratan Indonesia terletak di wilayah khatulistiwa yang beriklim tropis dan cenderung bercuaca panas juga mempengaruhi mengapa kedudukan atap rumah miring. Atap rumah yang miring menyediakan ruang kosong yang berada di bawah atap atau sering kita sebut sebagai loteng. Ruang kosong ini berfungsi sebagai buffer. Udara panas yang masuk akan didinginkan terlebih dahulu dalam ruang kosong ini, sehingga udara di dalam rumah tidak terlalu panas. Bentuk atap yang miring juga lebih aerodinamis.

(5)

 Melindungi bangunan dari sinar panas matahari dan hujan.

 Mencegah masuknya debu atau air hujan sekaligus sebagai penyejuk udara secara alamiah.

 Menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman.  Perlindungan bagi penghuninya

Selain manfaat diatas atap miring berfungsi utama sebagai penerus air hujan, oleh karena itu kemiringan atap ini tergantung jenis penutup atap yang dipakai. Seng dan penutup atap lembaran lainnya dapat digunakan dengan kemiringan yang rendah karena tidak khawatir terjadinya air meluap balik. Sedangkan penutup atap jenis kecil seperti genteng dan sirap mempunyai kemiringan yang tinggi untuk mengalirkan air hujan.

2.2 Cara menghitung derajat kemiringan atap rumah

Cara mudah untuk menghitung derajat kemiringan atap rumah adalah dengan mengukur jarak horisontal (x) dan jarak vertikal (y) dari atap, lalu menggunakan rumus tangensial untuk menentukan sudutnya.

(6)

Keterangan :

α

= Sudut kemiringan atap

y = Panjang vertikal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi x = Panjang horizontal dari titik terendah ke titik tertinggi

Contoh 1:

 panjang horizontal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi adalah 5 meter dan panjang vertikal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi adalah 3 meter. Berapakah derajat sudut kemiringan atap tersebut? Diketahui :

(7)

Ditanya : Maka dari itu sangat penting untuk membuat atap dengan sudut kemiringan yang tepat. Sudut kemiringan atap yang ideal adalah sekitar 30-35 derajat, dengan sudut kemiringan 30-35 derajat maka air akan cepat mengalir ke tanah sehingga tidak tertampung atau tergenang di atas atap. Jangan sampai tingkat kemiringan atap melebihi standar minimal kemiringan atap. Jika tingkatkemiringan atap lebih dari 35 derajat, maka genteng akan gampang merosot. Akan tetapi, ada beberapa jenis atap yang sudut kemiringannya dibuat sangat landai. Atap juga dapat direkatkan dengan paku agar tidak bergeser yang nantinya akan memberikan akses masuknya air hujan.

2.3 Cara menghitung luas permukaan atap

Cara menghitung luas permukaan atap rumah berbeda-beda tergantung pada bentuk atap tersebut. Berikut adalah cara menghitung luas permukaan atap dengan bentuk pelana atau atap perisai dan atap dengan bentuk yang lebih kompleks.

2.3.1 Atap dengan bentuk pelana atau atap perisai

(8)

Atap Pelana :

Atap Perisai :

Cara menghitung luas permukaan atap diatas. Gunakan persamaan (i) dibawah. Luas dasar atap dibagi dengan cosinus sudut kemiringan atap. Rumus ini berlaku baik untuk atap pelana maupun atap perisai.

Keterangan :

Adasar = Luas dasar atap

(9)

Dalam gambar dibawah, yang dimaksud dengan luas dasar atap adalah area persegi yang dibatasi oleh garis hijau, sehingga luasannya adalah perkalian antara x dan y, sebagaimana dinyatakan dalam persamaan (ii). Luas dasar atap ini bisa dengan mudah dihitung dengan melihat gambar perencanaan ataupun diukur dengan melakukan pengukuran sederhana menggunakan pita ukur.

(10)

anda sudah bisa menghitung luas permukaan atap dengan rumus yang diberikan sebelumnya.

2.3.2 Atap dengan bentuk lebih kompleks

Berikut cara menghitung luas permukaan atap dengan bentuk yang agak lebih kompleks.

(11)

bangun belah ketupat. Jika kita sedikit merubah bentuk belah ketupat ini menjadi persegi, maka kita bisa mengasumsikan bahwa atap II ini merupakan atap pelana, sehingga atap II masih tetap bisa dihitung dengan rumus yang sama.dalam hal ini adalah persamaan (v). Luas keseluruhan atap dapat dihitung dengan menjumlahkan luas permukaan atap I dan luas permukaan atap II.

BAB III

(12)

3.1 Metode Pengumpulan Data Pencatatan Dokumen

Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini sebagian bersumber dari referensi dan media lainnya yang sebanding dengan topik permasalahan yang dibahas. Dari data referensi dan media yang digunakan dapat dipertanggung jawabkan. Jenis data yang diperoleh berupa data empiris yang menampilkan data sesuai dengan apa yang dibahas.

3.2 Pengolahan Data

Metode pengolahan data dijelaskan melalui fakta yang ada, bersifat objektif, akurat. Gagasan pengolahan data dibangun secara sistematis dan logis, sehingga tidak bersifat argumentatif, tetapi menghadirkan kesimpulan umum.

3.3 Cara Menarik Kesimpulan

Setelah beberapa proses dilakukan dengan menggabungkan dan menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan serta pembahasan yang dilakukan. Kemudian ditarik kesimpulan secara umum dan direkomendasikan.

(13)

Rumah itu sendiri terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah pondasi, lantai, dinding, dan atap. Atap merupakan salah satu bagian yang penting dari rumah itu sendiri. Pengerjaan atap tidak terlepas dari prinsip-prinsip matematika, contohnya dalam menentukan derajat kemiringan atap dan luas permukaan atap. Kemiringan atap yang tepat diperlukan mengingat iklim Indonesia yang tropis dan memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Rata-rata curah hujan pertahun di Indonesia berbeda-beda tiap tahunnya, namun rata-rata curah hujan di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu sekitar 2000-3000 mm/tahun.

Derajat kemiringan atap dapat diperoleh dengan menggunakan rumus tangensial, yaitu perbandingan panjang vertikal dari titik terendah ke titik tertinggi dengan panjang horisontal ujung atap dari titik terendah ke titik tertinggi. Sudut kemiringan atap mempengaruhi cepat lambat aliran air ke tanah. Maka dari itu sangat penting untuk membuat atap dengan sudut kemiringan yang tepat. Sudut kemiringan atap yang ideal adalah antara 30-35 derajat, dengan kisaran sudut kemiringan yang demikian maka air akan cepat mengalir ke tanah sehingga tidak tertampung atau tergenang di atas atap. Sehingga air cepat mengalir ke tanah dan tidak tertampung atau tergenang di atas atap maka kayu-kayu penyangga atap tidak mudah lapuk. Tingkat kemiringan atap disarankan tidak melebihi standar minimal kemiringan atap, jika tingkat kemiringan atap lebih dari 35 derajat, maka genteng akan gampang merosot. Ada beberapa jenis atap yang sudut kemiringannya dibuat sangat landai dan dapat direkatkan dengan paku agar tidak bergeser yang nantinya akan memberikan akses masuknya air hujan.

Beberapa manfaat dan kegunaan atap antara lain adalah sebagai pelindung bangunan dari sinar panas matahari dan hujan, mencegah masuknya debu atau air hujan sekaligus sebagai penyejuk udara secara alamiah melalui ruang kosong yang berada di bawah atap, menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman, dan perlindungan bagi penghuninya.

(14)

5.1 Simpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa:

Dalam pembuatan atap rumah tidak terlepas dari prinsip-prinsip matematika agar kemiringan atap rumah tersebut tepat dan ideal sehingga rumah tersebut bisa melindungi penghuninya dari panas matahari, hujan, dan gangguan lainnya. Pada wilayah tropis seperti Indonesia yang tergolong memiliki curah hujan tinggi, derajat kemiringan atap sangat penting untuk diperhitungkan. Karena dengan sudut kemiringan atap yang tepat yaitu antara 30-35 derajat, air hujan akan mudah mengalir ke tanah sehingga tidak tertampung di atas atap dan tidak menyebabkan kayu-kayu penyangga atap mudah lapuk.

5.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait