• Tidak ada hasil yang ditemukan

sk kabkn 7 1999 pemberhentian pns

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "sk kabkn 7 1999 pemberhentian pns"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 07 TAHUN 1999

TENTANG

PEMBERHENTIAN DARI JABATAN NEGERI

DAN PEMBERIAN UANG TUNGGU BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK, SERTA PENGAKTIFAN KEMBALI

PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH MELEPASKAN KEANGGOTAANNYA DARI PARTAI POLITIK

KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA,

Menimbang : bahwa untuk tertib administrasi kepegawaian dalam pelaksanaan pemberhentian dari jabatan negeri dan pemberian uang tunggu bagi Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota partai politik, serta pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil yang telah melepaskan keanggo-taannya dari partai politik sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1999, dipandang perlu mengatur pemberhentian dari jabatan negeri dan pemberian uang tunggu serta pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3058) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1991 (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3437);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil Yang Menjadi Anggota Partai Politik (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3801) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3808);

4. Keputusan Presiden Nomor 143 Tahun 1998 tentang Badan Administrasi Kepegawaian Negara;

5. Keputusan Kepala Badan Admininistrasi Kepegawaian Negara Nomor 02 Tahun 1999 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pegawai Negeri Sipil Yang Menjadi Anggota Partai Politik;

MEMUTUSKAN :

▸ Baca selengkapnya: contoh sk pemberhentian rt

(2)

PENGAKTIFAN KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH MELEPASKAN KEANGGOTAANNYA DARI PARTAI POLITIK.

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan dalam dan dari jabatan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 jo Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1991.

Pasal 2

Pemberhentian dari jabatan negeri dan pemberian uang tunggu bagi Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota partai politik ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang.

Pasal 3

Pemberian uang tunggu bagi Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota partai politik dan pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil yang telah melepaskan keanggotaannya dari partai politik, ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang setelah mendapat pertimbangan teknis/persetujuan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

Pasal 4

Keputusan pemberhentian dari jabatan negeri dan pemberian uang tunggu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 ditetapkan dalam satu surat keputusan, dibuat menurut contoh sebagai tersebut dalam Lampiran I.

Pasal 5

(1) Usul pemberhentian dari jabatan negeri dan pemberian uang tunggu bagi Pegawai Negeri Sipil yang pengangkatan dan pemberhentian dalam dan dari jabatannya menjadi wewenang Presiden, disampaikan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen, dan Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara kepada Presiden dan tembusannya kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara untuk mendapatkan pertimbangan teknis. (2) Usul pemberian uang tunggu sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan menggunakan formulir, menurut contoh sebagai tersebut dalam Lampiran II.

Pasal 6

(1) Usul permintaan persetujuan pemberian uang tunggu dan pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, disampaikan kepada :

a. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat :

(3)

yang berada di luar wilayah kerja Kantor Wilayah Badan Administrasi Kepegawaian Negara;

2) Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas bagi Pegawai Negeri Sipil yang berada di Wilayah/Daerah. b. Kepala Kantor Wilayah Badan Administrasi Kepegawaian

Negara, bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah yang berada di wilayah kerja Kantor Wilayah Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

(2) Dalam hal Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen dan Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara tidak memberikan atau hanya memberikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain yang berada di wilayah/daerah, usul permintaan persetujuan pemberian uang tunggu dan pengaktifan kembali bagi Pegawai Negeri Sipil atau sebagian Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b yang kewenangannya tidak didelegasikan, disampaikan kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

(3) Usul permintaan persetujuan pemberian uang tunggu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan ayat (2) dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan menggunakan formulir Model D-4 C menurut contoh sebagai tersebut dalam Lampiran III.

Pasal 7

Tembusan usul pemberian uang tunggu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan permintaan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diajukan dengan melampirkan:

a. salinan atau fotokopi sah surat pemberian izin menjadi anggota partai politik;

b. salinan atau fotokopi sah kartu anggota/surat keterangan keanggotaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam partai politik;

c. salinan atau fotokopi sah surat keputusan dalam pangkat terakhir;

d. salinan atau fotokopi sah surat keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan.

Pasal 8

Usul permintaan persetujuan pengaktifan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diajukan dalam rangkap 5 (lima) dengan menggunakan formulir model D-4 sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 06/SE/1980 tanggal 28 Pebruari 1980 dengan melampirkan :

(4)

I/ Tingkat Pusat, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I - j Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02 Tahun 1999;

b. salinan atau fotokopi sah surat keputusan pemberhentian dari jabatan negeri dan pemberian uang tunggu;

c. salinan atau fotokopi sah surat keputusan dalam pangkat terakhir.

Pasal 9

(1) Keputusan pemberhentian dari jabatan negeri mulai berlaku pada akhir bulan sejak Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberikan izin oleh pejabat yang berwenang.

(2) Uang tunggu diberikan mulai tanggal 1 bulan berikutnya Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari jabatan negeri.

Pasal 10

(1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat diberikan izin menjadi anggota partai politik telah berusia 56 tahun atau lebih diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perun-dang-undangan yang berlaku.

(2) Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan langsung oleh pejabat yang berwenang tanpa pertimbangan/ persetujuan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

Pasal 11

(1) Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota partai politik diberhentikan dengan hormat tanpa hak pensiun, apabila : a. setelah habis menjalani masa menerima uang tunggu

memiliki masa kerja pensiun kurang dari 20 tahun dan berusia kurang dari 56 tahun;

b. pada saat diberhentikan dari jabatan negeri dan atau setelah habis menjalani masa menerima uang tunggu mempunyai masa kerja pensiun kurang dari 10 tahun.

(2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, dibuat menurut contoh sebagai tersebut dalam Lampiran IV.

Pasal 12

(1) Ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1999, berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara.

(5)

Nomor 12 Tahun 1999 telah menjadi Pejabat Negara, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Pejabat Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah yang pengangkat-annya dari partai politik.

Pasal 13

(1) Pembayaran uang tunggu bagi Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara, dihentikan terhitung mulai diterimanya penghasilan sebagai Pejabat Negara.

(2) Apabila penghasilan yang diterima sebagai Pejabat Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih kecil, kepadanya dibayarkan tambahan penghasilan sebesar selisih dengan besarnya uang tunggu.

Pasal 14

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku surut sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1999.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 April 1999

K E P A L A

BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA ttd.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka meningkatkan tertib administrasi kepegawaian dan efektivitas pelaksanaan tugas belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Rumpun Arsiparis, Pustakawan dan yang berkaitan adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan penelitian, peningkatan atau

Sebelum Komisi Kepegawaian Negara dibentuk, pertimbangan, pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural Eselon I

bahwa dalam rangka meningkatkan tertib administrasi kepegawaian dan efektivitas pelaksanaan izin belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Bahwa untuk standarisasi dan tertib administrasi dalam pelayanan kepegawaian pengelolaan database Pegawai Negeri Sipil, baik dalam bentuk fisik maupun elektronik, maka

Menimbang, bahwa oleh karena kapasitas Tergugat sebagai Pegawai Negeri Sipil, berdasarkan ketentuan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor

Untuk tertib administrasi, Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara atau Pejabat lain yang ditunjuk membuat daftar nominatif Pegawai Negeri

Pencatatan dan pendaftaran administrasi pada penerimaan pegawai negeri sipil yang teratur dan tertib dapat menciptakan tertib administrasi.. penerimaan pegawai negeri