• Tidak ada hasil yang ditemukan

B.4 Faktor Media Massa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "B.4 Faktor Media Massa"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPAN

Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk dapat ikut

berpartisipasi sebagai responden dal

am penelitian yang berjudul “ Pernikahan

Dini pada Remaja Putri di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten

Batubara Tahun 2014”. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam

penelitian ini, saya lakukan dengan sukarela atau tanpa paksaan dari pihak

manapun.

Saya juga memperkenankan kepada peneliti untuk menggunakan data-data

yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai dengan kepentingan dan tujuan

penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya berikan dan

yang akan digunakan memuat informasi-informasi yang jelas tentang diri saya.

Walaupun demikian, berbagai informasi seperti nama jelas, alamat lengkap,

nomor kontak dan informasi lengkap lainnya, hanya saya izinkan untuk diketahui

oleh peneliti atau pihak pemerintah Desa Mangkai Baru tempat saya bertempat

tinggal.

Sebagai responden dalam penelitian ini, saya menyetujui untuk bertemu

dan melakukan wawancara pada waktu dan tempat yang akan kami sepakati

kemudian antara saya dan peneliti. Dalam melakukan wawancara, saya juga

memperkenankan peneliti untuk memakai alat bantu perekam suara untuk

menghindari kesalahan dan atau adanya informasi yang tidak lengkap mengenai

diri saya yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian tersebut.

Mangkai Baru, Februari 2014

(

)

( )

(2)

PANDUAN PERTANYAAN UNTUK WAWANCARA MENDALAM

TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA

PUTRI DI DESA MANGKAI BARU KECAMATAN

LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA

TAHUN 2014 (STUDI KUALITATIF)

A.

Karakteristik Umum Responden

Pasangan Yang menikah diusia muda ( berusia 16-20 tahun )

1.

Nama Responden :

2.

Tempat/ Tanggal Lahir

:

3.

Usia Saat Menikah

:

4.

Istri keberapa

:

5.

Alamat

:

6.

Anak keberapa

:

7.

Dari berapa bersaudara

:

8.

Agama

:

9.

Jumlah Anak

:

10.

Usia suami

:

B.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pernikahan dini

B.1 Faktor Ekonomi

1. Apa pekerjaan orang tua anda?

2.Berapa penghasilan orang tua anda perbulan?

3.Berapa orang yang tinggal dengan anda dan menjadi tanggungan orang

tua?

4. Sebelum menikah apakah anda bekerja? Kalau iya apa pekerjaan anda?

6.Jika anda sudah bekerja apakah untuk membantu perekonomian orang

tua atau untuk memenuhi kebutuhan sendiri?

7.Apakah keluarga anda sering mengalami kesulitan dalam keuangan?

8.Menurut pendapat anda apakah dengan menikah diusia muda akan

membantu perekonomian keluarga anda?

9.Jika iya, apa alasannya?

B.2 Faktor Pendidikan

(3)

2. Jika iya, sampai jenjang apa?

3. Apakah anda mengenyam bangku pendidikan?

4. Jika iya, sampai jenjang apa?

5. Apa cita-cita anda sewaktu kecil?

6. Apa alasan anda sehingga tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang

lebih tinggi?

7.Pernakah anda mendengar atau membaca dampak dari pernikahan usia

muda?

8.Menurut sepengetahuan anda berapa usia ideal untuk menikah?

B.3 Faktor Kemauan Sendiri

1. Sejak kapan anda mulai berpacaran?

2. Dan sudah berapa kali anda berganti pasangan selama berpacaran?

3. Sudah berapa lama anda berpacaran dengan pasangan anda?

4. Apakah pasangan hidup/ yang anda nikahi ini merupakan kekasih/ pacar

anda?

5. Apakah pernikahan anda atas kehendak sendiri/ pihak lain yang

mendorong anda untuk menikah diusia muda?

6. Apakah pernikahan anda sudah terencana?

7.Bila atas kehendak sendiri apa alasannya?

8.Ketika memutuskan untuk menikah sudahkah anda mempertimbangkan

kesiapan finansial ?

B.4 Faktor Media Massa

a) Media Massa Cetak

1. Pernakah anda membaca artikel mengenai pernikahan usia muda?

2. Pernakah anda membeli majalah dewasa?

b)Media Massa Elektronik

1.Pernakah anda menonton filem/sinetron bertema pernikahan usia muda?

2.Adakah terlintas dibenak anda untuk menikah diusia muda karena

filem/sinetron tersebut?

(4)

4.Pernakah anda menonton filem porno dari kepingan CD?

5.Pernakah anda menonton filem porno dengan pacar anda?

B.5 Faktor Keluarga/ Orang Tua

1.Adakah dikeluarga anda yang menikah diusia muda?, Jika ada siapa?

2.Adakah keinginan untuk mengikuti jejak keluarga yang menikah diusia

muda untuk menikah diusia muda juga?

3.Apakah pernikahan anda mendapat persetujuan kedua orang tua?

4.Adakah dorongan dari keluarga untuk menikahkan anda di usia muda?

5.Apakah pasangan hidup anda merupakan pilihan keluarga anda/

dijodohkan?

6.Jika iya kenapa anda tidak menolak perjodohan tersebut?

B.6 Faktor MBA (Marriage By Acident)

1.Selama berpacaran apakah anda sering berdua-duaan dengan kekasih

anda?

2.Pernakah anda melakukan hubungan sex pranikah dengan kekasih anda?

3.Ketika melakukan hubungan sex pranikah apakah anda mengunakan alat

pengaman?

4.Jika anda pernah melakukan hubungan sex pranikah apakah sampai

hamil?

5.Apa dampak sosial yang timbul akibat melakukan hubungan sex

pranikah?

6.Ketika anda mengetahui bahwa anda hamil apa tindakan anda?

7.Apakah pasangan anda bersedia bertanggung jawab?

8.Apa tindakan kedua orang tua anda ketika mengetahui anda hamil?

C. Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan reproduksi

1. pada saat hamil apa yang Anda rasakan?

2. apakah anda rutin memeriksakan kandungan ke petugas kesehatan?

(5)

3. pada saat memeriksakan kandungan bagaimana keadaan bayi anda dan

keadaan Anda?

4. dimana Anda melahirkan ?

5. adakah masalah pada saat anda melahirkan ?

6. berapa lama waktu yang anda perlukan untuk pulih seperti biasa setelah

melahirkan ?

7. apakah bayi Anda lahir selamat ?

8. berapa berat badan lahir bayi Anda ?

9. adakah masalah pada bayi Anda pada waktu baru lahir?

10. bagaimana keadaan bayi/ anak anda sekarang ?

11.Siapakah yang menentukan keputusan dalam pemilihan alat

kontrasepsi dan jumlah anak?

Responden Tambahan

Tokoh agama dan petugas kesehatan (Bidan) yang bermukim di Desa

Mangkai Baru Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara.

1.Nama :

2.Tempat/ Tgl Lahir :

3.Alamat :

4.Pendidikan terakhir :

5.Agama :

6.Pekerjaan :

7.Jumlah Anak :

8.Apa dampak dari pernikahan yang tergolong masih muda?

9. Mengapa pernikahan usia muda banyakterjadi Di Desa Mangkai Baru

(6)

Faktor yang mempengaruhi pernikahan dini page 1

Question No : A Faktor Ekonomi

Responden ID: 1

Response: “Bapak saya bekerja sebagai tukang las di bengkel las dan ibu saya

Cuma ibu rumah tangga biasa, penghasilannya Kira-kira 700 ribu

perbulan. Kami ada orang bersaudara yang menjadi tanggungan orang tua saya.”

“Sebelum menikah Ya.. saya bekerja di depot air minum, kebetulan ada dibangun dekat rumah . jadi saya yang jaga. Saya jadi

pegawailah bisa dibilang, penghasilan saya lumayan perbulan 500

ribu. Ya, sebagian saya kasih sama ibu untuk bantu beli keperluan,

selebihnya saya pakai untuk keperluan saya sendiri.”

“Ya..,, begitulah, keluarga kami sering kesulitan, kadang ayam di belakang rumah kami jual walaupun belum besar untuk keperluan

sehari-hari, kadang daun ubi yang di belakang kami ikat-ikatin segenggam, itu kami jual buat beli perlengkapan sekolah”. Kalau menikah cepatkan lumayan juga terlepas kan dari orangtua,

kan dah jadi beban orang tua lagi, pokoknya berkuranglah sedikit biaya yang keluar. jadi suami yang nanggungnya”.

Responden ID: 2

Response : “Orangtua saya bekerja sebagai Tukang bangunan, perbulan

penghasilannya 800 ribu, tanggungan orang tua 8 orang, “ Sebelum menikah saya bekerja saya bekerja di rumah bidan mencuci pakaian dan sekalian bersih-bersih rumah lumayan bantu

untuk perekonomian keluarga, lumayan sedikit bisa membantu kan

dan juga untuk memenuhi kebutuhan dirinya seperti untuk membeli

bedak, pulsa, dan pakaian.

Ya begitu lah,, keuangan pas-pasan lah. menikah diusia muda akan

membantu perekonomian keluarga saya Ya, tentu saja. Karena bisa

mengurangi beban orangtua, kita akan menjadi tangguan dari suami kita nanti.”

Responden ID: 3

Response: :“ Ayah buruh di kebun karet orang, ibu ga kerja Cuma ibu rumah

(7)

Page 2

tanggungan orangtua 4 orang kami anaknya, karna 2 lagi saudara aku dah nikah. “

“Kalo kerja, ga juga sih,paling jemurin coklat di halaman rumah sama sama ngupasin coklat itu trus di cuci langsung di jemur, depan rumah kan ada 4 pokok pohon coklat”.

“Lumayan juga kalo coklat juga, bisa untuk belanjain sebulan buat kami. kesulitan dalam keuangan ya ?, kami susah ,, ga punya banyak

uang. menikah diusia muda akan membantu perekonomian keluarga

ya?? Sebenarnya kalo laki kita berduit kenapa ga kan, orangtua pun ga susah-susah lagi ngasih makan”.

Responden ID: 4

Response : “ Bapak saya kerja di pabrik di PT. Sochfndo jadi mandor disana,

disana dia kerja jadi ibu ga kerja, di rumah masak, kalo bapak

pulang langsung menyediakan minum bapak. Bapakku kan udah

lama kerja disana, gajinya sekarang dah sampe 5 juta gitu, kadang

dapat tunjangan, lumayanlah kalau gaji bapak. tanggungan orang

tua? Kami anaknya 2 orang sama ibu satu, jadi 3 deh. Sebelum

menikah saya ga kerja, Keluarga saya cukuplah kalau masalah

keuangan, ga susah, kalau minta bapak pasti ga susah lah untuk ngabulinnya.”

: Menikah diusia muda membantu perekonomian keluarga ya?

Sebenarnya tidak. Dulu aku pernah dengar ada akibat pernikahan

dini itu, katanya mungkin akan lebih sering terjadi pertengkaran

dalam rumah tangga dan juga dapat mengakibatkan kematian pada bayi yang dikandung.”

Responden ID: 5

Response :“ Bapak bekerja sebagai supir truk untuk mengangkut kelapa sawit,

sedangkan ibu tidak bekerja, tetapi terkadang ibu membantu nenek

berjualan sembako disebelah rumah. Sekitar satu jutaanlah

penghasilan Bapak. tanggungan orang tua? Kami anaknya ada 3

orang sama ibu jadi 4 oranglah tanggungan bapak. saya tidak

bekerja sebelum nikah, karna saya pengangguran trus ga bisa lanjut

ke kuliah makanya bapak nyuruh nikah, aku kan dah punya pacar temanku waktu SMA.”

(8)

Page 3

perekonomian keluarga ?, Ya, bisalah,bisa mengurangi biaya makan, biaya hiduplah.. tanggungan orang tua berkurang”.

Question No: B Faktor Pendidikan :

Responden ID: I

Response : “orangtua saya sekolah juga dulunya. Tapi Cuma tama SMP bapak a

SD pun ga tamat, tapi bisa baca sama nulis kok. Ya, itu karna kakek

nenek saya dari kedua orangtua saya kurang berada, jadi ga

sanggup menyekolahkan anaknya. kalau saya sekolah tapi Cuma

sampai SMA aja lumayan kan,, Cita-cita sih pengen jadi guru dulunya

tapi ga ke sampaian, mahal katanya. Alasan ga lanjut Biaya ga ada,

makan dan pakean bagus aja dah syukur. Kami kan banyak, ada 6

orang jadi susah buat kuliah, ngalah aja sama adik-adik,

mudah-mudahan dapat rejeki banyak nantinya. aku ga pernah dengar, ga

tau deh apa dampak pernikahan muda itu. Menurut saya Usia ideal

nikah ya, kayaknya 18 dah cocok mungkin ya untuk cewek, karna cewek kan dah matang usia segitu.”

Responden ID: 2

Response: “ayah saya sampai SD saja ijasahnya, pernah SMP tapi tidak

sampai selesai katanya, kalau ibu saya tamatan SMA. Kalau saya

Ya... hanya sampai SMP. Saya Pernah sempat ingin jadi perawat

tapi sejak kelas VI SD ga pernah lagi, ibu saya selalu bilang ga usah

punya cita-cita tinggi dapat uang dari mana untuk bayar sekolahnya,

lagian kalau perempuan tugasnya kan melayani suami dan

mengurusi dapur, katanya ga perlu cita-cita tinggi, sekolahan itu

bukan untuk orang seperti kami katanya. Saya tidak pernah baca

pernikahan muda, Menurut saya usia ideal untuk menikah ya?

Mungkin 19 ya kalau perempuan, laki-laki 27 ya.

Responden ID: 3

Response: Ayah itu hanya tamatan SMP dan ibunya juga tamatan SMP, kalau

saya juga Cuma tamat SMP. Dulu watu kecil sebenarnya pengen

jadi guru. keluarga saya, termasuk bapak sama ibu bilang

perempuan ga perlu pendidikan tinggi-tinggi pada ujung ujungnya

hanya akan mengurus keluarga saja nanti. Dampak pernikahan usia

muda ya? Ga tau saya, belum pernah dengar. Menurut saya... usia

ideal untuk menikah kan? 20 ya... laki-laki 20, perempuan 20 juga

(9)

Page 4

Responden ID: 4

Response : “Bapak ya sekolahnya sampai ke jenjang perguruan tinggi (DIII),

sedangkan ibu Cuma tamatan SMA. Kalau saya pendidikan saya

sampai SMA, dulu cita-cita saya ingin menjadi bidan. Karena saya

tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi dikarenakan

biaya yang kurang dan saya tidak mencari pekerjaan setelah lulus

SMA, hanya berada dirumah saja maka saya segera diminta untuk

menikah oleh orang tua. Padahal pada saat itu pacar saya belum ada

persiapan finansial (pendapatan / gaji) untuk menikah, namun karena

sudah dipaksa oleh orang tua saya maka saya terima saja untuk

menikah dengan pacar saya. Orang tua saya juga berjanji akan

memberikan pekerjaan untuk pacar saya dan jika sudah menikah

tinggal bersama orang tua saya. Saya tidak keberatan begitu juga

denga pacar saya karena kami saling mencintai. Saya segera

menikah walaupun umur saya masih muda karena adanya dorongan dari orang tua saya,”

“Ketika duduk dibangku SMA saya pernah mendengar dampak dari pernikahan diusia muda, menurut saya akan lebih sering terjadi

pertengkaran dalam rumah tangga dan juga dapat mengakibatkan kematian pada bayi yang dikandung”.

Responden ID: 5

Response: “ Bapak saya ya hanya tamatan SMP saja dan ibu saya tidak tamat

SD. Keluarga saya itu keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi

padahal orangtua saya harus menghidupi saya dan saudara saya.

Adanya keterbatasan ekonomi keluarga saya membuat saya hanya sekolah sampai tingkat SMA”.

“Sebenarnya cita-cita saya tinggi dulunya, saya ingin jadi dosen di perguruan tinggi, keluarga saya kan ada yang dosen gitu di Medan,

saya pengen seperti dia tapi saya harus ngalah lah sama

keadaan.dampak dari pernikahan usia muda? tidak , saya tidak tahu

dampaknya. Usia ideal ya, mungkin usia 20 tahun ya buat

perempuan dan 24 buat laki-laki.

Question :C Faktor keluarga/orangtua

Responden ID: 1

Response: “ dikeluarga saya yang menikah diusia muda ya? Ada, anaknya

wawak saya ada 3 orang yang nikah muda, Keinginan untuk

(10)

Page 5

Ya.. di setujui tapi bapak saya waktu marah sekali karna saya dah

hamil, malu memang semua keluarga. dorongan dari keluarga untuk

menikah muda sebenarnya tidak ada. pasangansaya sekarang ini ya, dia pacar saya”.

Responden ID: 2

Response: “Dikeluarga saya yang menikah diusia muda?, sepertinya Tidak ada,

kalau persetujuan orang tua Ya.. disetujui.kalau dorongan sih ada ya

dari orangtua, ya takut anaknya diapa-apain orang makanya cepat-cepat disuruh nikah.”

kalau di jodohkan sebenarnya tidak ya... tidak dijodohkan memang, saya sendiri yang nemu.’

Responden ID: 3

Response: “ dikeluarga anda yang menikah diusia muda ya Tidak ada. Bapak

saya sangat marah dan juga sempat memukuli pacar saya waktu itu

karna saya dah hamil kan. Namun pada akhirnya keluarga meminta

keluarga pacar saya yang suami saya sekarang untuk bertanggung

jawab dan segera melangsungkan pernikahan dah itu langsung nikah

kami. Karena mau ga mau rencana tersebut juga disetujui oleh orang

tua suami saya. Adakah dorongan untuk menikah muda sebenarnya

ada, Cuma maksud orangtua saya kalau dah siap sekolah SMA ini,

bukan pada waktu masih sekolah, kalau pasangan saya

sebenararnya Cuma pacar saya dulu, bukan dijodohkan.

Responden ID: 4

Response: “dikeluarga saya yang menikah diusia muda? Tidak ada kayaknya.

Kalau persetujuan sebenarnya ya disetujui kok, Cuma pertama-tama

kasih tau saya dah mau punya anak orangtua saya marah besar,

pacar saya habis dipukuli bapak, saya juga di marah-marahi, karna

ga tahan sempat saya minggat ke tempat nenek beberapa hari,

waktu itu aku takut sekali sama bapak, jadi nunggu marah bapak

reda dulu baru aku mau balik lagi, tapi ga beberapa lama bapak dah

setuju kok aku nikah sama pacar aku, bapakku pergi ke rumah

pacarku untuk minta pertanggung jawaban dia untuk nikahi aku, ya akhirnya kami menikah”.

Responden ID: 5

Response: “ Kalau nikah muda ya di keluarga saya tidak ada. Ya, pernikahan

(11)

Page 6

muda?kalau dorongan sih memang ada, orangtua saya yang suruh

supaya cepat nikah karna takut kalau saya sampai hamil duluan

karna banyak orang disini nikah cepat-cepat karna hamil duluan,

makanya orangtua saya menganjurkan dupaya saya cepat nikah.

Lagian saya dan suami saya dah saling cocok dan saling cinta. Kalau

dijodohkan sebenarnyatidak, Cuma karna dulu sewaktu berpacaran

suami sering datang ke rumah dan kenal sama orang tua saya, ya

akhirnya orang tua saya menganggap dia pantas menjadi pasangan saya, jadi bukan karna dijodohkan sebenarnya”.

QUESTION No: D Faktor MBA

Responden ID: 1

Response: “ Kami sering pergi keluar rumah untuk jalan-jalan jika ada

kesempatan. Disaat ada kesempatan tersebut mereka sering berdua-duaan.. “Awal pacaran kami hanya berani berciuman itu juga jika penghuni rumah tidak ada, tetapi ternyata hasrat kami sudah tidak

terbendung lagi, sehingga pada suatu hari kami melakukan

hubungan suami istri. Dan kami melakukan hubungan sex pranikah tidak hanya sekali”

“Kami sudah sering melakukan hubungan itu awal melakukan kami menggunakan kondom tapi setelah pernah melakukan tapi tidak

hamil, kami tidak menggunakannya lagi. Akan tepatii beberapa kami

melakukannya ternyata saya hamil itupun saya tahu pada saat usia

kehamilan saya 2 bulan. Ketika kehamilan memasuki usia 2 bulan

informan baru mengetahui dirinya sedang mengandung dan

memberitau pacaranya untuk bertanggung jawab atas kehamilannya.

Setelah mendengar kabar kehamilan , maka mereka segera memberitahu kedua orang tuanya mereka”.

“ kami menggunakan kondom tapi setelah pernah melakukan tapi tidak hamil, kami tidak menggunakannya lagi. Akan tetapi setelah

beberapa kali lagi kami melakukannya sembunyi-sembunyi ternyata saya hamil itupun saya tahu pada saat usia kehamilan saya 2 bulan”. “ Saya memberi tahu dulu suami saya yang pada saat itu masih pacar saya bahwa saya mengandung dan meminta pacar saya

bertanggung jawab, dia mau bertanggung jawab dan kami pun

segera menghadap orangtua saya dan suami saya. Mendengar

(12)

Page 7

segera dinikahkan meskipun akan menjadi pergunjingan masyarakat

kampung karna cepat atau lambat semua orang pasti tahu. Kamipun

terpaksa terpaksa menikah walaupun sebenarnya kami masih muda

dan masih bau kencur apalagi hasil pendapatan calon suami saya

pas-pasan. Sampai saat ini saya dan suami masih tinggal di rumah

orang tua suami saya. kami menikah hanya di kator urusan agama saja, menginggat biaya pernikahan sangat besar”.

Responden ID: 2

Response: “Kalau berdua-duaan dengan kekasih sih Pernah, tidak terlalu

sering, paling kalau orangtua lagi ga ada di rumah, tapi kan ada

saudaraku yang lain, ya.. pokoknya sembunyi-sembunyilah,

jaranglah dikatakan, kalau melakukan ya memag pernah tapi . ,,

sekali saja, tapi langsung hamil dan ga pake alat pengaman “Dampaknya bagi keluarga ya Keluarga malu, diomongi tetangga, dikatain, jadi bahan gosip. Ketika saya tahu saya hamil saya

langsung mengajak pacar saya ketemuan Memberitahu pacar saya.

Ya.. dia bertanggung jawab. ibu bilang kenapa ga nikah aja dari

dulu, ibu memang udah sering nanyain kapan. Kesal iya karna dah

sempat buat malu duluan.

Responden ID: 3

Response: sering berdua-duaan dengan ya Ya kalo sering ya memang,

namanya pacaran kan, kalau ga jumpa ngapain pacaran, main aja

sama tetangga, kalau berciuman sih ya pernahlah namanya pacaran

pasti pernah kan. Untuk lepas rindu gitulah. melakukan hubungan sex sebelum nikah Ya.. Cuma dua kali sebenarnya”.

“Dan ketika kami melakukan hubungan sex pranikah kami tidak menggunakan alat pengaman (kondom). Ya.. itulah, gara-gara ga

pakai pengaman tadi mungkin ya, makanya saya jadi hamil. Saat

saya tau saya hamil, saya ketakutan, sempat ada keinginan untuk

menggugurkan, tapi akhirnya ga jadi, takut dosa saya bunuh janin ini.

dampaknya ya, sepertinya ga terlalu ada ya, kalau malu juga dibilang

kan dah banyak disini seperti itu jadi ga terlalu jadi gosip panaslah.

Ketika tahu saya hamil tindakan saya Saya memberi tahu pacar

sayalah, enak aja dia, dia yang buat kok. Ya.. harus bertanggung jawablah.”

(13)

Page 8

Responden ID: 4

Response: Selama berpacaran kami sering berdua-duaan dan kami juga sering

berciuman jika ada kesempatan, kami memang pernah hubungan

intim, walaupun saat itu awalnya tidak pernah terlintas untuk

melakukan hubungan suami istri. Tetapi dikarenakan adanya

dorongan pacar saja yang ters-terusan minta mungkin dia dah biasa

menonton porno dari temannya, ya akhirnya terjadilah.. Jarang ya..

kami jarang pake kondom. Ya.. akhirnya hamil. Sempat saya minum

jamu-jamu sama nanas banyak kata temanku bisa menjatuhkan

kandunganku, tapi ga jatuh-jatuh, malah makin besar akhirnya saya

kasih tahu pacarku. Pertama dengar dia terkejut dan ga percaya aku

hamil tapi akhirnya dia mau tanggung jawab dah itu Kami langsung

jumpa sama orangtua sama-sama. Sempat di pukul bapak saya dia,

tapi akhirnya disetujui juga, ya kami kan memang belum mampu

membiayai hidup kami sendiri, tapi itulah baiknya orangtuaku sekali

kali mau kok kasih bantuan untuk belanja dapur sama kami.

Responden ID: 5

Response: berdua-duaan dengan kekasih , Tidak, saya jarang karna orangtua

saya pasti selalu memantau saya dan pacar saya itu. Tidak, saya

tidak pernah melakukan hubungan sex pranikah dengan kekasih saya”.

Question no :E faktor media

Responden ID: 1

Response: “artikel mengenai pernikahan usia muda ya? tidak pernah saya tidak pernah baca majalah dewasa juga Tidak pernah”.

“ filem/sinetron bertema pernikahan usia muda ya? Peernah. Ya... saya lihat mereka walaupun masih muda bahagia kok, walaupun

banyak masalah disana sininya.tapi kebanyakan endingnya bahagia

gitu. Kalau situs-situs porno dari media internet saya Tidak pernah,

filem porno dari kepingan CD juga Tidak pernah. menonton filem porno dengan pacar juga Tidak pernah”.

Responden ID: 2

Response: “ membaca artikel mengenai pernikahan usia muda ya saya tidak

pernah apalagi majalah desawa ga punya saya”.

(14)

Page 9

gara-gara nonton itu. Buka-buka situs porno Tidak pernah juga.tapi

kalau sama suami saya perna nonton tapi dari CD pernah sebelum

nikah dulu, majalah dewasa sih pacar saya yang punya pernah dikasih pinjam ke saya”.

Responden ID: 3

Response: “ membaca artikel mengenaipernikahan usia muda ya saya tidak pernah, kalo majalah dewasa memang Tidak pernah saya baca.

menonton filem/sinetron bertema pernikahan usia muda ya,?

Sebenarnya pernah tapi Tidak pernah terlintas untuk menikah muda

gara-gara nonton itu. Buka-buka situs porno Tidak pernah juga.tapi

kalau dari suami sayaperna nonton tapi dari CD pernah, dulu di rumah pacarku waktu orangtuanya ga ada. Dia katanya nonton”.

Responden ID: 4

Response: “ baca artikel pernikahan muda, saya ga pernah, ga tau saya, apalagilah majalah dewasa sama sekali ga pernah”.

“menonton filem/sinetron bertema pernikahan usia muda ya, ehmmmm? tidak pernah, lupa kayaknya ga pernah, yang sering ya

yang pacar-pacaran gitu kayaknya ya. Kalau membuka situs-situs

porno dari media internet saya juga Tidak pernah, ga ada warnet

disini, kalau dari hp juga ga kok. menonton filem porno dari kepingan

CD ya? saya Tidak pernah. kalau menonton filem porno dengan

pacar saya ya Tidak pernah, yang sering nonton pacar saya, dia

sering katanya nonton yang begituan sama teman-temannya kata dia

kalau dah dewasa ga papa nonton film begituan, tapi aku ga mau ga berani”.

Responden ID: 5

Response: “ mmmm,,,, baca artikel mengenai pernikahan usia muda? pernah, yang nikah di bawah umur 20 tahun itu kan,,ia pernah, kalau

membeli majalah dewasa saya nggak pernah

“ filem/sinetron bertema pernikahan usia muda ya? ya, pernah saya tonton, kalau film seperti itu akibatnya ya si perempuan kalau masih sekolah ya putus sekolah kan, karna dia hamil.”

“Kalau gara-gara nonton itu aku nikah sebenarnyan Sebenarnya gak, aku kan dah ga sekolah lagi, makanya aku nikah aja, dari pada

(15)

Page 10

menonton filem porno dari kepingan CD juga gak. menonton filem porno dengan pacar saya juga nggak”.

Question No: F Faktor kemauan diri sendiri

Responden ID: 1

Response: “ Pacaran ya, SMP dah mulailah , cinta monyet kata orang kan. Kalau ganti pasangan berpacaran Ada 4 kali lah ya, ikut pacaran sama suamiku yang sekarang ini”.

“ lama berpacaran dengan suami saya ? Sekitar 3 tahunan gitulah. Ya, saya menikah dengan pacar saya. Kalau dibilang kehendak

sendiri ya iya kehendak sendiri tapi sebenarnya sih belum pengen

nikah tapi karna terpaksa.

Pernikahan saya ya ,,, Tidak, tidak direncanakan.alasannya Ya

karna dah sama-sama cinta kalau berbicara Keuangan kami nantinya

ya, nah, itu kami nikahnya ga pake acara peesta-pestaan, Cuma

panggil penghulu di KUA, nikahnya kami di KUA. Trus daftar di

catatan sipil lah.

Responden ID: 2

Response: “ saya sudah mulai berpacaran sejak SMP , berganti pasangan selama berpacaran ya? dah sering kan masih muda, jadi ga maslah kan kalau pacaran, asal jangan nikah aja gonta-ganti”.

“ Dan lama anda berpacaran dengan pasangan saya Kalau sama suami saya sudah berpacaran selama lima tahun, walaupun

hubungan kami sering putus nyambung. Tapi kan Kami sama-sama

sudah sempat berpacaran dengan orang lain tapi kan akhirnya balik juga ke jodohnya”.

“ Ya saya menikah dengan pacar saya”.

“ saya memutuskan menikah diusia yang tergolong muda juga di dorong faktor ekonomi keluarga saya yang rendah. Dengan saya

menikah maka suaminya bisa membantu mengurangi beban orang

tua saya. Untungnya saat itu suami saya sudah memiliki pekerjaan dan pendapatannya yang cukup untuk keluarga kecil kami”.

“ kedua orang tua sudah mengenal dan menyetujui hubungan kami, lagi pula orang tuaku sudah sering menanyakan kapan aku menikah

mungkin pikirannya kalau aku sudah menikah mungkin beban

ekonomi keluarga bisa lebih ringan lagi, Sebenarnya tidak, Cuma

(16)

Page 11 “Kalau masalah kesiapan uang ya sudah diperhitungkan suami saya dah ada kerjaanlah dibilang waktu itu, kebetulan mertua saya punya

kebun sawit jadi aku pikir ga mungkin lah kami dibiarin ga makan kan, seidaknya pasti adalah caranya nanti gimanapun itu”.

Responden ID: 3

Response: “Saya berpacaran Semenjak SMA kelas X”,

“berganti pasangan selama berpacaran ya? Blom pernah, suami saya pacar pertama saya dan lamanya 1 tahunan gitulah dahitu kami

langsung nikah.

“sebenarnya orangtua saya dan orangtua pacar saya waktu itu dah senang kami pacaran, malah saya dan pacar saya dah diminta untuk menikah saja kalau dah tamat SMA”

“ menikah cepat Kalau direncanakan sih memang tapi nantinya harusnya setelah kami kelar sekolahnya dan memang sih kami

belum bisa hasilkan duit sendiri tapi orangtua suami ku mau kok

menanggung kami sampai kami bisa cari uang sendiri dan sampe sekarang saya dan suami masih tinggal sama mertua”.

Responden ID: 4

Response Mmm... pacaran ya.. Aku tuh da pacaran dari SMP dan dah sering

berpacaran, tapi sering putus nyambung gitu sama pacar pacar aku.

Kalau lama Aku dah pacaran selama 4 tahun gitulah. Ia, saya

menikah dengan pacar saya. Memang pernikahan ini kehendak kami

berdua, meskipun permulaannya merasa terpaksa ya tapi akhirnya

mungkin memang harus begini jalannya tapi sebenarnya tidak

direncanakan menikah muda alasannya Karna dah terlanjur

mengandung, apa lagi rupanya yang bisa diperbuat kan, harus

nikahlah. Kalau masalah kesiapan keuangan belum yah, tapi karna

orangtua saya mau membantu, saya merasa lega, karna kalau ada

apa-apa orangtua saya masih ada sebagai penolong saya.

Responden ID: 5

Response: “ Mulai berpacaran saya itu sejak SMP tapi sembunyi-sembunyi ,

orangtua saya gak tahu saya dah pacaran, dulu saya dekat sama

tetangga rumah saya, tapi orangtua saya melarang karna masih

(17)

Page 12 “Berpacaran dengan pasangan saya mmmm... sekitar satu tahunla dulu sama suami saya sekarang ini “.

“untuk menikah diusia muda didorong sama orangtua, orangtua lihat kami dah cocok dan lanjut terus hubungannya sampai dah lulus SMA

maka orangtua saya bilang dah sebaiknya kami itu menikah dan

memang kami masih muda waktu itu tapi ga bisa nolak kami karna kami juga sama-sama saling sayang”.

“Dikatakan direncanakan.. Iya. Sudah direncanakan karna orangtua saya khawatir saya ikut-ikutan lingkungan sekeliling saya, banyak

sekali yang hamil duluan makanya saya di suruh nikah cepat

Kalau masalah keuangan memang ia kami sudah

mempertimbangkan keuangan kami, orangtuaku bilang kami boleh

tinggal sama mereka dan pasanganku akan dicarikan kerjaan katanya”.

**Faktor yang mempengaruhi pernikahan dini

Responden ID: 6

Response : Jika dilihat pernikahan usia muda yang terjadi di daerah ini banyak

terjadi karena faktor hamil diluar nikah, selain itu ekonomi keluarga

yang pas-pasan, juga rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi

keputusan sianak maupun orang tua untuk menikah/ menikahkan

diusia muda. Banyaknya pernikahan usia muda ini terjadi karena

pengaruh pergaulan bebas dilingkungan kita. Ini, merupakan

fenomena yang perlu kita cermati, banyak para orang tua yang

menganggap remeh hal ini. Padahal pernikahan usia muda itu sangat

beresiko.

Responden ID: 7

Response : Pernikahan usia dini yang di daerah ini banyak terjadi mayoritas

karena hamil diluar nikah.

Question 2 Dampak pernikahan dini

Responden ID: 1

Response “ Yang saya rasakan ya? Saya bingung tidak tahu harus berbuat apa,

(18)

Page 13 “memeriksakan kandungan ke petugas kesehatan ya... saya rutin, 2 kali sebulan.

“Kata bidannya sih kandungan saya baik-baik saja, Cuma katanya letak bayi agak turun jadi harus sering-sering kontrol, dan katanya

saya kurang darah mungkin karena saya masih muda dan makan

pun agak kurang jadi saya sering di suntik penambah darah sama bidannya”.

“ saya melahirkan di rumah”.

“Pada saat melahirkan masalahnya mungkin agak lama lahirnya, kata bidan dah lengkap tapi bayinya ga keluar-ke luar, saya sempat di infus waktu itu”.

“Waktu untuk pulih ya mungkin karna waktu itu ada jahitan ya adalah 6 minggu saya bisa bergerak aktif seperti biasa, sebelum itu saya masih takut lepas jahitannya”.

“Kalau bayi saya ya,, syukur bayi saya lahir dengan selamat. “kata bidannya beratnya sekitar 2,5 kilogram, bayi saya kalo masalah sih ga ada masalah, sehat-sehat aja. Cuma ga nangis pas keluarnya

di pukul dulu pantatnya baru dia nangis waktu itu ibu bidannya bilang

bayi saya harus minum ASI karna katanya bayi saya kecil, jadi saya harus kasih ASI”.

“Sekarang bayi saya sehat- sehat saja, kadang batuk tapi dah di kasih obat langsung baik kok”

Responden ID: 2

Response : “Saat hamil ya... rasanya takut , tapi aku banyak dikasih tahu ibu ,

saya akan muntah-muntah, pokoknya ibu saya dah bilang, jadi kalau

ada yang aku ingin tanyain langsung ke ibu, dia kan dah pengalaman”.

“Periksa kandungan satu kali 4 bulan, karna aku kuat makan jadi kata ibuku harus kuat makan jadi bayi aku sehat nanti

saat memeriksakan kandungan katanya Saya sehat, bayi saya

sehat. Saya kan periksa ke bidan, katanya baik semua

kalau melahirkan saya memang di rumah, masalah waktu melahirkan

ya waktu itu aku dimasukkan selang yang ditangan itu, trus ada di

suntikkan warna merah ke dalam botol aku lihat. Waktu itu aku

(19)

Page 14 “ bayiku ya syukurlah bayiku selamat. Bu Bidan bilang beratnya sekitar 3 kilogram,

“masalah pada bayi saya ya? Mmmm.. Ga ada, sehat-sehat saja , langsung nangis kok waktu lahir”

“ keadaan anak saya sekarang ? sehat sehat aja, lincah gitu dia”. “Kalau KB ya Saya sih kepengen ga pake KB, tapi suamiku bilang harus pake, namanya istri harus KB kan katanya, kalau ga bisa sekampung anaknya”.

Responden ID: 3

Response : Yang saya rasakan,,,,, apa ya rasanya seperti ibu hamil pertama

kalilah, ga enak, pusing-pusing terus, mual lagi.

“ ia rutin saya periksanya , mertuaku bilang tiap bulan harus priksa, biayanya dari dia. Jadi karna tiap bulan priksa kalau ada apa-apa

bidannya langsung kasih obatnya, bidannya bilang di awal kehamilan aku tensiku rendah, di kasih obat sama bidannya”.

“saya melahirkan di rumah dan gak ada masalah sih, lancar-lancar, waktu dah sakit-sakit , ketubannya dah pecah, bidannya di telepon, langsung datang dia”.

“Pemulihan ya... 1 bulan dah bisa lari-lari saya”

“iya, syukur alhamdulilah bayi saya selamat dan sehat-sehat. “Beratnya 3.2 kilo dan ga ada masalah sehat kok”.

“Keadaan anakku sekarang ya ? kadang batuk, ingus-ingusan namanya ank-anak kan”.

“Kalau untuk KB Mertuaku bilang suntik 3 bulan aja, kalau pil kan bisa jadi nanti kalau lupa katanya”.

Responden ID: 4

Response : “pada saat hamil yang saya rasakan Saya waktu itu ketakutan, Saya

sempat berpikir untuk menggugurkan kandungan, sempat meminum jamu-jamu atau pun mengkonsumsi buah nanas”.

“iya, setelah menikah saya sering cek ke bidan, 1 bulan sekali. Kata bidannya saya harus sering priksa, karna katanya aku lemas, jadi

harus sering dikasih vitamin saya melahirkan di rumah, anakku susah

lahir, katanya aku ga kuat ngedan, harus di infus biar kuat katanya

tapi untunglah bayiku lahir selamat,3 kg beratnya. Waktu lahir

badannya Agak biru katanya dah itu dililit tali pusat bidannya bilang,

(20)

Page 15

dia, tapi harus di paksa karena agak kurusan anakku mungkin karna

pengaruh lilitan tali pusat itu ya...

“ Ya, sesudah melahirkan mamak mertuaku bilang aku harus KB dulu, paling bagus katanya suntik aja, biar ga susah-susah. Yang

menentukan jumlah anak adalah informan dan suami yaiitu sebanyak 3 orang saja”.

Responden ID: 5

Response: “ pada saat hamil Ya pasti senanglah, dah punya anak, banyak

orang di luar sana yang susah dapat anak, aku yang nikah cepat, cepat juga di kasih anak, itu kan rejeki”.

“Periksa hamil saya rutin, kata bidannya harus sering paling lama 2 kali se bulan, dah usia 7 bulan sering kali malah, bisa 2 kali atau 3 kali dalam sebulan”.

“kalau keadaan bayi saya dan keadaan saya waktu itu Baik, karna di pantau terus perkembangannya, trus aku kan minum susu ibu hamil

jadi ya syukurlah semuanya sehat-sehat”.

“Saya melahirkan di rumah bidannya yang dipanggil. Masalahnya aku ga pandai ngedan, jadi agak lama kata bidan padahal dah pecah

ketuban, tapi tiba-tiba aku ada kekuatan untuk ngedan, akhirnya ga lama keluar”

“Kalau untuk bisa pulih seperti biasa kurang dari sebulan kayaknya”. “ ya syukurlah, bayiku selamat dan sehat beratnya 3.5 kilo gram dan ga ada masalah. Sekarang juga sehat-sehat, jarang sakit”

“ kalau KB Ga dipaksain sih, malah aku yang tanya sana sini, ibu mertuaku ga terlalu ikut campurlah, suamiku bilang tanya sama

mamakku aja.Kalau nentuin sih aku nanya sama mamakku apa yang

bagus, katanya lebih baik pakai susuk aja, nanti kalau mau punya anak lagi lepas aja langsung”.

Responden ID: 6

Response: “dampaknya ya... jarang bisa menafkahi keluarganya sendiri dan

kebanyakan anak yang dilahirkan bermasalah”

Responden ID: 7

Response: “kalau dampaknya itu banyak sekali , adanya resiko keguguran

(21)

Page 16

reproduksi si anak perempuan yang melangsungkan pernikahan dan

cacat pada bayi. Juga banyak resiko bagi si ibu yang melahirkan

antara lain pinggul sempit, perdarahan, cacat, mati luka robek yang

parah pada organ reproduksi”.

(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

Membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Keuangan setiap tahapan pencairan dan penggunaan anggaran, disampaikan kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Dari arah taman, dia ngeliat * ke dapur, dan melihat wajan yang ditinggal. * Miranda masuk ke

Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aulia Pohan divonis empat Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aulia Pohan divonis empat tahun enam bulan penjara

Sebaik apapun proses produksi aluminium suatu perusahaan, tidak akan menghasilkan produk aluminium yang baik dan bermutu jika bahan baku yang digunakan tidak bermutu

 SMGR telah menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun pada Mei 2017 sebagai tahap I dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target dana sebesar Rp8 triliun.. Obligasi

Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi karakteristrik klien yang dirawat di ruang MPKP, yaitu mengidentifikasi data demografi/karakteristik klien,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran modal kerja,struktur modal dan skala perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan Food

Apakah menurut anda, suami yang paling berhak dalam memutuskan untuk tidak menggunakan KB.. 4 Bagaimana pendapat anda, jika saudara yang