2019
APBN
Rancangan
Advertorial
2019
APBN
Rancangan
APBN untuk mendorong investasi & daya saing
melalui pembangunan sumber daya manusia
Disusun oleh:
Direktorat Penyusunan APBN, DJA Copyright 2018
C
Editor:
Direktur Penyusunan APBN
Kontributor:
Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN
Penanggung jawab:
Januari
2018
Maret
2018
16 April
2018
19 Juli
2018
Penetapan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional
Penyusunan
resource envelope
Surat Bersama Pagu Indikatif dan Rancangan RKP
18 Mei
2018
Pengajuan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, Kerangka Ekonomi Makro dan RKP ke DPR
Surat Bersama Pagu Anggaran dan Penyelesaian Penyusunan RKA-K/L oleh Kementerian/Lembaga
16 Agustus
2018
Paling Lambat
30 November
2018
Desember
2018
Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka Pengajuan RAPBN (RUU dan Nota Keuangan)
Pertengahan Agustus
s.d Akhir Oktober
Pembahasan RUU dan Nota Keuangan RAPBN 2019 Penetapan Rincian APBN
dalam Peraturan Presiden
Siklus APBN
Arah Kebijakan Fiskal
Tema RKP 2019
Pemerataan pembangunan untuk
pertumbuhan berkualitas
Tema Kebijakan
Fiskal 2019
APBN untuk mendorong investasi dan daya saing melalui
pembangunan (investasi) sumber daya manusia
• Produktif
• Efi
sien
• Daya T
ahan
•
Sustainable
• Simplifikasi dan kemudahan investasi
dan ekspor
• Peningkatan kualitas laya
nan publik
• Pemberian insentif fiskal
untuk
mendorong investasi dan ekspor
Menjaga
Kesehatan Fiskal
Mendorong
Iklim Investasi
m
e
m
a
nta
pk
a
n pen
yeh
atan
f
is
ka
l
d
an
me
ndo
r
o
ng
i
n
ves
t
asi
Fokus
Lima Tahun
Kabinet Kerja
Kerja dan upaya selama lima tahun ini tidak selalu mudah
karena lingkungan ekonomi nasional dan global terus
mengalami perubahan yang sangat dinamis
2015
perubahan paradigma pengelolaan keuangan negara dengan mengalihkan sebagian belanja yang bersifat konsumtif menjadi produktif melalui reformasi subsidi energi dan belanja kementerian negara/lembaga (K/L)
Berdasarkan capaian Semester I tahun 2018, Pemerintah berkomitmen tetap menjalankan strategi fiskal APBN 2018 secara konsisten dan kredibel tanpa melalui perubahan APBN. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih baik dibanding tahun 2017 meskipun di tengah gejolak perekonomian global. Hal ini juga akan ditopang oleh kondisi fiskal yang semakin baik dan semakin sehat dengan angka defisit APBN yang semakin turun yakni 2,12% terhadap PDB.
2016
2017
2018
dilewati dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, defisit fiskal yang terjaga, dan belanja yang lebih efisien. Meskipun dilakukan revisi atas target penerimaan perpajakan, tetapi dalam realisasi mampu tumbuh positif sebagai akibat implementasi program amnesti pajak. Tata kelola keuangan negara semakin menunjukkan perbaikan dengan predikat wajar tanpa pengecualian untuk pertama kalinya pada LKPP dan LK BUN tahun 2016.
Kinerja fiskal tumbuh dari sisi pendapatan negara dan belanja negara. Pengalihan secara bertahap subsidi Rastra (beras sejahtera) ke Program Bantuan Pangan Non-tunai, serta pembatasan subsidi listrik untuk pelanggan listrik 450VA dan 900VA. Perbaikan Transparansi (open budget index) mencapai nilai 64 dari 100 poin di tahun 2017, naik dari 56 di tahun 2015.
Fokus utama peningkatan investasi di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM, penguatan program perlindungan sosial, Akselerasi pembangunan infrastruktur untuk pemerataan pembangunan dan pemanfaatan berbagai potensi ekonomi daerah, reformasi birokrasi melalui simplifikasi dan kemudahan investasi dan ekspor. Prioritas tersebut dikombinasikan dengan kesinambungan fiskal melalui efisiensi dan inovasi pembiayaan anggaran dengan prinsip kehati-hatian menuju keseimbangan primer yang positif dan defisit yang semakin menurun yakni 1,84%
2019
• Produktif
• Efi
• Daya T
•
Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
Mempertimbangkan perkembangan terkini kondisi ekonomi, outlook serta prospek ke depan
14.400
RAPBN 2019
O
utlook
2018
Realisasi 2017
Inflasi (%)
Suku Bunga SPN (%)
Nilai Tukar
(Rp/USD)
Lifting Gas
(ribu barrel setara minyak/hari)
Rp
$
Pertumbuhan ekonomi akan semakin
adil dan merata, dengan mendorong
pertumbuhan di kawasan timur
Indonesia, kawasan perbatasan dan
juga daerah-daerah lain yang masih
tertinggal.
Stabilitas dan pergerakan nilai tukar
mata uang Rupiah, dipengaruhi oleh
dinamika ekonomi negara maju,
seperti normalisasi kebijakan moneter
di Amerika Serikat dan Eropa, serta
kondisi ekonomi di dalama negeri.
Tingkat inflasi yang rendah tidak
hanya mendorong perekonomian
domestik untuk menjadi lebih efisien
dan berdaya saing, tetapi juga
menjamin kemampuan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Perbaikan kinerja perekonomian
nasional dan terjaganya laju inflasi,
mengurangi tekanan-tekanan dari
ekonomi global diharapkan dapat
dimitigasi terhadap suku bunga SPN.
Harga Minyak
(US$/barrel)
Harga minyak (ICP), antara lain
dipengaruhi oleh geopolitik global,
peningkatan permintaan seiring
pemulihan ekonomi global, serta
penggunaan energi alternatif.
Perkiraan tingkat
lifting
didasarkan
kapasitas produksi dan tingkat
penurunan alamiah lapangan migas
yang ada, penambahan proyek yang
akan mulai beroperasi, serta rencana
kegiatan produksi 2019.
Lifting Minyak
(ribu barrel/hari)
Perpajakan
Pendapatan
Negara
Belanja
Negara
Hibah
PNBP
Belanja
Pemerintah
Pusat
Transfer ke
Daerah &
Dana Desa
1.781,0
1.607,3
832,3
361,1
0,4Defisit Anggaran
Defisit RAPBN tahun 2019
diarahkan semakin menurun
Keseimbangan Primer menurun
semakin mendekati positif
1,84% PDB
(64,8)
Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan Utang
Pembiayaan Investasi
297,2
359,3
21,7
2,12% PDB
314,2
387,4
(65,7)
(314,2)
(74,8)
2.142,5
2.439,7
1.903,0
2.217,3
1.453,6 763,6
349,2
1.548,5
2017: 5,4
(297,2)
RAPBN 2019 Outlook 2018 triliun Rupiah
a.l.
20
RAPBN
2019
APBN
Sehat
Defisit APBN semakin turun, Keseimbangan Primer menuju arah positif
(153,3)
(1,86)
(2,33) (2,25)
(2,59) (2,49) (2,51)
(211,7) (226,7)
(298,5) (308,3)
(341,0) (314,2)
(297,2)
2012 2013 2014 2015 2016 2017 Outlook2018 RAPBN
2019
2012 2013 2014 2015 2016 2017 Outlook2018 RAPBN
2019 Defisit Anggaran Defisit terhadap PDB (%)
Keseimbangan Primer Defisit Keseimbangan Primer terhadap PDB
triliun Rupiah
(2,12)
(1,84)
(52,8)
(0,64)
(1,09)
(1,23)
(0,92) (0,44)
(0,13)
(0,92)
(98,6) (93,3)
(142,5)
(125,6) (124,4) (64,8)
(21,7)
(1,01)
Defisit APBN
diturunkan
dibawah 2% PDB
,
pertama kali sejak
tahun 2013
Keseimbangan
Primer
mendekati
APBN
Adil
Pajak Menjadi Insentif Untuk
Menjaga Daya Beli Masyarakat & Ekonomi
Insentif Pajak bagi Dunia Usaha
secara targeted (tax holiday/allowance)
Keseimbangan antara Pembangunan Fisik dan SDM, Pembangunan Pusat dan
Daerah, serta Pajak yang progresif
Kenaikan PTKP
2013 : Rp24,3 juta
2016 : Rp54,0 juta
Penurunan tarif PPh
UMKM menjadi
0,5%
Penguatan dan Keseimbangan
Pembangunan Fisik dan SDM
Anggaran Infrastruktur
2015 : Rp256,1 T
2019 : Rp420,5 T
Anggaran Pendidikan
2015 : Rp390,1 T
2019 : Rp487,9 T
Anggaran Kesehatan
2015 : Rp65,9 T
2019 : Rp122,0 T
Memperkokoh keseimbangan
pembangunan antara pusat dan daerah
Transfer ke Daerah &
Dana Desa:
2015 : Rp623,1 T
2019 : Rp832,3 T
Belanja K/L
2015 : Rp732,1 T
2019 : Rp840,3 T
Anggaran
Perlindungan Sosial
2015 : Rp249,4 T
2019 : Rp381,0 T
Kriteria/syarat tertentu a.l :
hampir sama
Mempertimbangkan nilai
investasi, orientasi ekspor,
dan penyerapan tenaga
kerja
APBN
Mandiri
Penerimaan Pajak Menjadi Sumber Utama Belanja Negara
1.550,5 1.508,0 1.555,9 1.666,4
1.903,0
2.142,5
2014 2015 2016 2017
Outlook
2018
RAPBN
2019
2014
2013
2012
2015 2016 2017
Outlook2018 RAPBN2019
triliun Rupiah
140,8
223,2 255,7
380,9
403,0 429,1
387,4
359,3
25,7%
74,0%
74,0
74,0
14,6
49,0
5,8
6,5
(9,7) (7,3)
82,3% 82,6% 80,6% 81,4% 83,1%
17,0% 16,8%
18,7%
18,3%
16,9%
Kontribusi
perpajakan terus
meningkat
menjadi
83,1%
(2014: 74,0%)
Pembiayaan utang
semakin
menurun
Penerimaan Perpajakan PNBP Hibah
Belanja
Pemerintah Pusat
RAPBN 2019 untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui
Pembangunan Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas belanja didukung
penguatan akuntabilitas
1. Peningkatan investasi di bidang
pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM dengan memperkuat PIP, BOS, beasiswa, vokasi, dan mempercepat rehab sekolah.
2. Penguatan program perlindungan sosial melalui perluasan JKN, serta peningkatan besaran manfaat PKH.
3. Menjaga kesinambungan pembangunan infrastruktur untuk pemerataan
pembangunan.
4. Memperkuat reformasi birokrasi dengan mempermudah pelayanan publik dan investasi.
5. Menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi.
1. Penguatan perencanaan penganggaran yang didukung monev yang komprehensif dan terkoordinasi
2. Efisiensi melalui penghematan dan pembatasan kendaraan bermotor, gedung, dan perjalanan dinas
3. Pengelolaan yang lebih akuntabel (sejak 2016, LKPP mendapat predikat WTP)
Fokus
Belanja
Pemerintah Pusat
fokus pada program prioritas dengan tetap melanjutkan kebijakan efisiensi
triliun Rupiah
Fokus
Belanja Pemerintah Pusat Pertumbuhan (%) 1.154,0 1.265,4
1.453,6
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBN5,8
(1,7)
(2,5)
9,7 14,9
Rp
penajaman dan penguatan program prioritas
Inovasi
Mengembangkan skema pembiayaan dengan
meningkatkan peran swasta untuk proyek infrastruktur (Skema KPBU-AP)
Efisiensi &
Efektivitas
Belanja K/L
5 K/L
Besar
Capping belanja barang untuk meningkatkan pendanaan program prioritas
Sinergi
Koordinasi pengelolaan anggaran strategis (vokasi, promosi, riset, pembangunan sarpras pendidikan)
Percepatan
Pelaksanaan
kegiatan melalui lelang dini melalui perencanaan yang lebih baik
Monitor
Hasil
komprehensif dan terkoordinasi melalui sinergi sistem informasi
840,3
110,7
Kemen PU PR
Bunga Utang
Kemenhan Polri Kemenag Kemensos
107,2 76,2 62,1 58,9
2018: 813,5
Belanja Non K/L
767,1
275,4
101,4
2018: 640,2
Subsidi Energi
Pembayaran Pensiun
156,5
1.607,3
Rp1.607,3 T
Belanja
Pemerintah Pusat
Anggaran Pendidikan Rp487,9 T , a.l. untuk:
- 20,1 juta siswa penerima KIP
- 471,8 ribu mahasiswa penerima beasiswa Bidik misi
- Penguatan pendidikan Vokasi
- Percepatan pembangunan sarpras
Anggaran Kesehatan Rp 122 T a.l. untuk:
- Jaminan Kesehatan bagi 96,8 juta jiwa (PBI JKN)
Pembangunan
/rekonstruksi/ pelebaran
Jalan
2.007 km
Pembangunan dan
rehabilitasi jaringan
Irigasi
162 ribu Ha
Rasio Elektrifikasi
99,9 %
Rumah susun
dan khusus
10.742 unit
Bendungan
48 unit
Pembangunan
Jalur kereta api
(tahap awal,
penyelesaian,
peningkatan)
415,2 km’sp
Pembangunan
Sumber Daya Manusia
Perlindungan
Sosial
Penyelesaian
Infrastruktur
Program Keluarga Harapan
10 juta
Keluarga dengan
peningkatan manfaat
Bantuan Pangan non Tunai
(BPNT)
-->
untuk
15,6 juta
keluarga dengan perbaikan
penyaluran
Subsidi Bunga:
- Kredit usaha mikro, kecil, dan
menengah
- Perumahan
POLISI
Belanja
Pemerintah Pusat
Anggaran Demokrasi
• Penyelenggaran pemilu Presiden
dan Anggota Legislatif 2019
• Pengamanan Pemilu 2019
Anggaran Pertahanan
• Pengembangan industri pertahanan
• Pengamanan kawasan perbatasan
Peningkatan reformasi
birokrasi
u
ntuk
meningkatkan kualitas
pelayanan publik
Menjaga tingkat
kesejahteraan
aparatur dan
pensiunan
Pelaksanaan
Agenda Demokrasi
Antisipasi
ketidakpastian
Birokrasi yang
efektif dan efisien
Keamanan
• Penanggulangan terorisme
dan konflik sosial politik
Mitigasi risiko bencana,
pelestarian lingkungan, stabilitas
ekonomi, keamanan
difokuskan untuk mendukung peningkatan daya saing, ekspor dan
investasi, diikuti dengan penguatan
value for money
Anggaran
Pendidikan
triliun Rupiah
diarahkan untuk meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan
Peningkatan Kualitas
a. Peningkatan kualitas guru melalui sertifikasi dan redistribusi guru antardaerah
b. Peningkatan efektivitas BOS
- Pengalihan BOS dari Kemendikbud ke DAK (2016)
- BOS berdasarkan kinerja (2019)
Perbaikan Akses
a. Program Indonesia Pintar 19-20 juta siswa/tahun --> diikuti peningkatan ketepatan sasaran
b.Percepatan pembangunan sarpras sekolah dan universitas (sebagian dilaksanakan Kemen PU PR, dan DAK disupervisi Kemen PUPR)
c.Perluasan program beasiswa afirmasi/bidik misi (2015: 269 rb) --> (2019 : 417 rb)
d.Penguatan LPDP dalam bentuk SWF selaku pengelola dana abadi Pendidikan mulai tahun 2017, serta akan menyalurkan 27 ribu beasiswa sampai dengan tahun 2019.
Penguatan Sinergi
a. Sinergi Penganggaran KL dan DAK
b. Enforcement pemenuhan anggaran pendidikan oleh Pemda
c. Link and match pendidikan vokasi
Perbaikan yang dilakukan
Melalui Belanja Pemerintah Pusat
158,0
309,9
20,0
Melalui Transfer ke Daerah & Dana DesaMelalui Pengeluaran Pembiayaan
141,9
248,2
2015
2014
Anggaran Pendidikan Pertumbuhan (%)
390,1
353,4
370,9
406,1
434,6
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBN10,4
6,3
-4,9
9,5
7,0
12,3
2019 2015
487,9
-• Penyelenggaran pemilu Presiden
dan Anggota Legislatif 2019
• Pengamanan Pemilu 2019
• Pengembangan industri pertahanan
• Pengamanan kawasan perbatasan
ntuk
meningkatkan kualitas
pelayanan publik
aparatur dan
pensiunan
• Penanggulangan terorisme
dan konflik sosial politik
Mitigasi risiko bencana,
• Pelatihan 235 ribu naker
• Peningkatan kompetensi 6.711
• Sertifikasi 526 ribu tenaga kerja
laboratorium) 1.000 pesantren @Rp1
miliar.
Mendorong keterlibatan Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
R&D swasta sekitar Rp74 T,
dgn potensi
Rp18 T (
)
Peningkatan kompetensi
tenaga pendidik vokasi
Penyusunan Regulasi
sesuai standar nasional
pendidikan (SNP)
Penyesuaian kurikulum
pendidikan vokasi
industri dan teknologi
Revitalisasi pendidikan
tinggi vokasi pada 12
Politeknik
Pemberian beasiswa
untuk pendidikan vokasi
melalui LPDP
Kebijakan vokasi akan
dikoordinasikan
• Revitalisasi 12 Politeknik
• Bantuan pelatihan/sertifikasi 3.000
mahasiswa
• Pendidikan vokasi untuk 127,8 ribu
mahasiswa
• Diklat vokasi di 26 lembaga diklat (491
ribu orang)
• 1.407 ruang praktek SMK
• BOP Vokasi Paket C untuk 240 ribu orang
• Peralatan pendidikan SMK 6 ribu paket
• Peningkatan kualitas Poltekpar dan
• Diklat Tenaga Kerja Industri Kompeten •
Sistem 3 in 1 (50 ribu orang)
• 28 bangunan/gedung pendidikan vokasi
• 1 Pusat manufaktur digital implementasi
industri 4.0
triliun Rupiah
Anggaran
Pendidikan
Indeks Pembangunan
Manusia
Program Indonesia Pintar
(juta siswa)
Penerimaan beasiswa
LPDP (ribu siswa)
Beasiswa Bidik Misi
(ribu mahasiswa)
Bantuan Operasional
Sekolah (juta jiwa)
APM Pendidikan
SMP/Sederajat
APM Pendidikan
SMA/Sederajat
69,55
Indikator Pendidikan
Capaian dan Target
Pembangunan Kesehatan
71,98
82,02
79,42
67,48
55,26
diarahkan untuk memperbaiki indikator pendidikan dan juga
difokuskan untuk penguatan pendidikan Vokasi
2015
2019
2016
2017
2018
2019
2016
2015
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
331,8 364,4 401,7 471,8
4,6 7,2 1,0 5,0
20,7 19,9 19,6 20,1
20,5
2015
269,2
2019
6,02016
2017
2018
2019
62,4 52,7 56,2 57,0
2015
16,9Pembangunan/Rehab
Ruang Kelas
2016
2017
2018
2019
28,4 81,7 58,3 93,2
2015
24,6* * * *
*) Data capaian DAK tidak tersedia
Revitalisasi
Pendidikan Vokasi
Kebijakan
17,2
Alokasi Vokasi
melalui Belanja K/L
untuk peningkatan kualifikasi sumber daya manusia dalam
menghadapi dunia kerja
2019
6,8
2015
4,5
2014
Kemenaker, a.l:
• Pelatihan 235 ribu naker
• Peningkatan kompetensi 6.711
instruktur/tenaga pelatihan
• Sertifikasi 526 ribu tenaga kerja
pembangunan sarpras (kelas dan
laboratorium) 1.000 pesantren @Rp1
miliar.
Mendorong keterlibatan Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
-->
R&D swasta sekitar Rp74 T,
dgn potensi
tax deductible
+/-
Rp18 T (
tax expenditure
)
Peningkatan kompetensi
tenaga pendidik vokasi
Penyusunan Regulasi
terkait sistem dan
mekanisme pembelajaran
sesuai standar nasional
pendidikan (SNP)
Penyesuaian kurikulum
pendidikan vokasi
dengan kebutuhan
industri dan teknologi
Revitalisasi pendidikan
tinggi vokasi pada 12
Politeknik
Pemberian beasiswa
untuk pendidikan vokasi
melalui LPDP
Kebijakan vokasi akan
dikoordinasikan
Kemenaker
Kemenristekdikti, a.l. :
• Revitalisasi 12 Politeknik
• Bantuan pelatihan/sertifikasi 3.000
mahasiswa
• Pendidikan vokasi untuk 127,8 ribu
mahasiswa
Kemenhub, a.l. :
• Diklat vokasi di 26 lembaga diklat (491
ribu orang)
Kemendikbud, a.l. :
• 1.407 ruang praktek SMK
• BOP Vokasi Paket C untuk 240 ribu orang
• Peralatan pendidikan SMK 6 ribu paket
Kemenperin, a.l. :
• Diklat Tenaga Kerja Industri Kompeten •
Sistem 3 in 1 (50 ribu orang)
• 28 bangunan/gedung pendidikan vokasi
industri
Anggaran
Kesehatan
untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan,
serta penguatan penanganan stunting
thdp Belanja Negara
5%
Peningkatan Kualitasa. Peningkatan kualitas dan ketersediaan tenaga kesehatan
b. Peningkatan efektivitas BOK dan BOKB - Pengalihan BOK dan BOKB dari Kemenkes ke
DAK (2016)
c. Penguatan program promotive dan preventif - Mendorong pola hidup sehat melalui Germas - Peningkatan nutrisi bu hamil, menyusui dan
balita dan imunisasi
Perbaikan Akses
a. Perluasan Penerima Bantuan Iuran dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional (2015: 86,4 juta jiwa ; 2019: 96,8 juta jiwa) --> diikuti peningkatan ketepatan sasaran
b.Perbaikan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
Penguatan Sinergi
a. Sinergi Penganggaran KL dan DAK
b. Enforcement pemenuhan anggaran kesehatan oleh Pemda
c. Mendorong KPBU untuk pembangunan RS di daerah d. Penguatan upaya penanganan stunting
Perbaikan yang dilakukan
2015
2014
Anggaran Kesehatan Pertumbuhan (%)
65,9
59,7
91,4
92,4
107,4
122,0
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBN10,4
29,5
38,7
1,1
16,2
13,6
Melalui Belanja Pemerintah Pusat
88,2
33,7
Melalui Transfer ke Daerah & Dana Desa54,6
6,3
Anggaran
Kesehatan
Stunting
Kartu Indonesia Sehat (juta jiwa PBI)
Sertifikasi obat dan makanan (ribu)
Persentase ketersediaan obat dan
vaksin di Puskesmas
Kepesertaan ber-KB melalui
peningkatan akses (juta)
Prevalensi Tuberkulosis per
100 ribu penduduk
Jumlah Kabupaten/kota
dengan eliminasi malaria
24,8%
Indikator Kesehatan
Capaian dan Target
Pembangunan Kesehatan
37,2%
245
263
300
232
Penguatan kualitas kesehatan untuk mendorong produktivitas SDM
melalui penguatan program promotive preventif, peningkatan kualitas
layanan kesehatan, dan menjaga keberlanjutan JKN
2019 2015
2016
2017
2018
2019
2016
2017
2018
2019
2016
2017
2018
2019
42,5 72,8 72,8 74,0
81,6 83,0 86,0 95,0
91,1 92,1 92,4 96,8
2015
86,4
2015
41,3
2015
79,42018
2019
29,8 29,8
2017
1,52016
1,2Anggaran
Infrastruktur
melalui terobosan pembiayaan kreatif untuk akselerasi
penuntasan infrastruktur
triliun Rupiah
• Peningkatan efektivitas alokasi anggaran infrastruktur
dan memperbaiki eksekusi proyek infrastruktur;
• Fokus infrastruktur kone
kti
vitas, dan peningkatan
kapasitas produksi al: jalan, bandara, pelabuhan,
energi dan ketenagalistrikan, irigasi bendungan serta
embung
• Mengoptimalk
an p
eran Pemda, melalui transfer ke
daerah:
- DAK untuk bidan
g infrastruktur seperti: jalan, irigasi,
sanitasi dan perumahan.
- 25 % DTU untuk infrastruktur (sejak 2017)
- Dana desa untuk mendukung infrastruktur (sejak
2015)
• Mengoptimalkan peran BUMN dan Swasta
-
Inves
tas
i Pemerintah (termasuk PMN) untuk
mendukung infrastruktur: LMAN untuk penyediaan
lahan (mulai 2016), PMN untuk penugasan
pembangunan infrastruktur
- Pemberdayaan BUMN dan swasta melalui skema
KPBU, seperti VGF (mulai 2015), PDF, penjaminan,
dan KPBU AP (mulai 2019).
• Meningkatka
n koordinasi lintas sektoral termasuk
dengan Pemda
• Mendorong
kom
itmen pembangunan sekaligus
pemeliharaan infrastruktur terutama pada K/L terkait
infrastruktur
Kebijakan
2015
2014
Anggaran Kesehatan
Pertumbuhan (%)
256,1
157,4
269,1
379,4
410,4
420,5
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBN65,6
5,1
41,0
8,2
2,4
Melalui Belanja Pemerintah Pusat
173,8
201,7
Melalui Transfer ke Daerah & Dana Desa
2015: 183,0
2015: 39,1
45,0
Melalui Pembiayaan
Anggaran
Infrastruktur
Prosentase Kondisi
mantap jalan
Jalan (km)
Jalan Tol melalui
LMAN (proyek)
Bendungan (unit)
Jalan Tol melalui
PT Hutama karya (km)
Jembatan (m)
Pembangunan tahap awal dan penyelesaian
jalur Kereta Api (km’sp)
Penyelesaian Bandara Baru
(lokasi)
Perumahan untuk MBR
KPR Sejahtera/ FLPP (ribu unit)
Rusun (unit)
Peringkat Kemudahan
Berusaha Indonesia
menuju menuju
Presentase RT yang
menempati hunian layak
94
Indikator Pembangunan Infrastruktur
Capaian dan Target
Pembangunan Infrastruktur
angka sementara
93
40
40
50,0
47,8
diarahkan untuk mendukung pencapaian berbagai target terkait
konektivitas, perumahan, dan infrastruktur sumber daya air
2019 2018
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
2017
2018
2019
5.229,0
29.176
176,25
2
2 3 4 4
68,99 269,98 615,05 415,20
18.352 19.875 52.449 27.067
2.528,7 2.754,2
29 32 36 48 48
2.271,3 2.007,0 43 23 16
2017
2018
2019
199 405 253
Jaringan Irigasi (pembangunan dan rehab)
(ribu ha)
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
647,3 343,7 329,4 194,7 162,0
- 58,4 23,7 50,0 84,0
• Peningkatan efektivitas alokasi anggaran infrastruktur
• Fokus infrastruktur kone vitas, dan peningkatan
kapasitas produksi al: jalan, bandara, pelabuhan,
energi dan ketenagalistrikan, irigasi bendungan serta
embung
• Mengoptimalk
eran Pemda, melalui transfer ke
g infrastruktur seperti: jalan, irigasi,
- Dana desa untuk mendukung infrastruktur (sejak
• Mengoptimalkan peran BUMN dan Swasta
Inves i Pemerintah (termasuk PMN) untuk
mendukung infrastruktur: LMAN untuk penyediaan
lahan (mulai 2016), PMN untuk penugasan
pembangunan infrastruktur
- Pemberdayaan BUMN dan swasta melalui skema
KPBU, seperti VGF (mulai 2015), PDF, penjaminan,
dan KPBU AP (mulai 2019).
• Meningkatka
dengan Pemda
• Mendorong
itmen pembangunan sekaligus
pemeliharaan infrastruktur terutama pada K/L terkait
65,6
5,1
41,0
Dukungan pada Masyarakat
Berpendapatan Rendah
triliun Rupiah
menurunkan angka kemiskinan dari 9,82% menjadi 8,5% – 9,5%
Memberikan jaminan perlindungan sosial khususnya bagi 40% penduduk termiskin:
Peningkatan peserta PBI JKN menuju ke 96,8 juta jiwa Memperkuat Program Keluarga Harapan melalui peningkatan besaran manfaat 100% bersyarat dengan target sasaran 10 juta keluarga penerima manfaat. Sasaran Bantuan Pangan non-Tunai ditingkatkan bertahap menuju 15,6 juta keluarga penerima manfaat. Memperkuat Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS) untuk penataan aset produktif dan keberpihakan terhadap para petani dan rakyat kecil
Mendorong perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM):
- insentif perpajakan khusus berupa tarif PPh final UMKM sebesar 0,5%,
- fasilitas kredit usaha rakyat melalui pemberian subsidi bunga kepada 11,8 juta debitur lama dan 4 juta debitur baru
- penyaluran dana bergulir untuk peningkatan akses dan penguatan modal bagi UMKM, termasuk usaha mikro pesantren.
Kebijakan
Alokasi Program
Perlindungan Sosial
Tingkat Kemiskinan (%)
2015
Alokasi (triliun) Pertumbuhan (%)
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBN2014
2015
2016
2017
OUTLOOK
2018
2019
RAPBN -41,94,2 5,2 5,2
31,9
11,0 11,1
10,7
10,1
10,0 9,5
8,5 9,5
249,4 259,7 273,3 287,0
Bidik Misi
Program
Indonesia
Pintar
Bidang
Pendidikan
Dukungan pada Masyarakat
Berpendapatan Rendah
PIP (siswa) PKH (KPM) PBI (jiwa)
triliun Rupiah
*) termasuk safeguarding
Sasaran dan Alokasi Penanggulangan Kemiskinan serta
Dukungan pada Masyarakat Berpendapatan Rendah
Sasaran dan alokasi
penanggulangan kemiskinan
Bagi 20,1 juta siswa
11,2
Bagi 471,8 ribu mahasiswa
4,9
Bidang
Kesehatan
JKN bagi
warga
miskin/PBI
26,7
Bagi 96,8 juta jiwaBidang
Kesejahteraan Rakyat
Program Keluarga Harapan
Penerima PIP, PKH, dan PBI (juta)
Subsidi
*) diluar subsidi pajak
Bantuan
sosial
pangan/
BNPT
Bagi 96,8 juta jiwa
209,5
Bagi 15,6 juta KPM
20,8
PKH
Bagi 10 juta KPM
11,0
86,4 86,4 91,1 92,1 92,4
96,8
2,8 3,5 6,0 6,2 10,0 10,0
20,5 20,7 19,9 19,6 20,1
34,4
Bidang Pemberdayaan
Rakyat
Dana Desa
Bagi 74.957 Desa
73,0
Pembiayaan
Ultra Mikro
Memberikan jaminan perlindungan sosial
khususnya bagi 40% penduduk termiskin.
Bagi 1,4 juta debitur
3,0
2015
2014
2016
2017
APBNReformasi
Birokrasi
Progres Reformasi
Birokrasi (87 K/L)
Penilaian
Internasional
4 K/L
116
103
86
107
10 K/L
43 K/L
30 K/L
- Peringkat
Government Effectiveness Index
(GEI) Indonesia naik
17 peringkat
-->
dari
peringkat 103 menjadi 86
- Peringkat
E-Government Development
Index
(EDGI) Indonesia naik
9 peringkat
-->
dari peringkat 116 menjadi 107
Transparansi
- Penggunaan CAT dalam rekrutmen CPNS
- Seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi
- Penerapan
e-procurement
Mendorong Reformasi Institusi
- Kemudahan dan efisiensi --> Mal
Pelayanan Publik
- Cepat dan tanggap dalam merespon
kebutuhan masyarakat --> Penerapan
sistem pemerintahan berbasis elektronik
(
e-procurement
, satu data, satu peta)
- Mendorong profesionalisme ASN -->
rekrutmen berbasis komputer dan
pelaksanaan UU ASN secara konsisten
Menjaga tingkat kesejahteraan aparatur
dan pensiunan:
- Pemberian Gaji & Pensiun ke 13 dan THR
- Kenaikan gaji pokok dan pensiun pokok
rata-rata sebesar 5%
- Kenaikan tunjangan veteran sebesar 25%
(2018)
Capaian
Kebijakan dan Program 2019
100%
75%
-80%
Mewujudkan
world class government
, serta peningkatan kualitas pelayanan publik
Capaian Capaian
70%
Capaian
47%
-60%
Subsidi Perumahan
Anggaran
Subsidi
Penajaman alokasi subsidi untuk menjaga tingkat inflasi, kesejahteraaan
masyarakat, kegiatan ekonomi dan meningkatkan infrastruktur perumahan
Penghapusan subsidi BBM jenis Premium
Subsidi tetap untuk Minyak Solar. Subsidi BBM
2015
Subsidi Listrik
Subsidi Pupuk Subsidi KUR
Subsidi Pangan Subsidi Benih
Pemberian subsidi listrik tepat sasaran untuk pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA
Mengintegrasikan seluruh skema untuk UMKM --> Subsidi KUR
Penggunaan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)
Pengalihan subsidi pangan (Rastra) ke bantuan sosial K/L (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) secara bertahap --> 2017 Rastra dialihkan seluruhnya ke bantuan sosial -->2018
Menghapus subsidi benih-->
diintegrasikan dengan bantuan benih pada program K/L
Penyempurnaan data penerima subsidi pupuk yang terintegrasi dengan NIK
Ujicoba Kartu Tani untuk penyaluran pupuk bersubsidi di beberapa provinsi .
2016
2016
2016
2017
s.d
2018
Mendukung program 1 juta rumah
2017
s.d
2019
Anggaran
Subsidi
diarahkan agar lebih tepat sasaran dan menuju penyaluran nontunai, melalui
berbagai kebijakan di subsidi energi maupun nonenergi
• Perbaikan penyaluran untuk ketepatan sasaran • Subsidi solar Rp2.000/liter
• Volume:
- Solar 14,5 juta KL - Minyak tanah 610 ribu KL - LPG 6.978 juta Kg
• Subsidi tepat sasaran untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA
• Peningkatan rasio elektrifikasi
• Peningkatan penggunaan energi terbarukan
Subsidi Energi
Subsidi BBM & LPG
Subsidi Listrik
• Penyempurnaan data penerima dengan NIK. • Volume pupuk 9,55 juta ton
• Pelayanan publik
• LKBN Antara, PT Pelni, PT KAI
• Pemberian subsidi LRT Jabodebek dalam rangka percepatan penyelenggaraan KA Ringan
• Target penyaluran KUR Rp120 T dengan suku bunga 7% yang diperuntukkan pembiayaan sektor
produktif bagi UMKM dan TKI
• Subsidi kredit perumahan bagi MBR dengan
penerbitan sebanyak100 ribu unit
Subsidi Nonenergi
Subsidi Pupuk
Subsidi PSO
Subsidi Bunga Kredit Program
2015
Subsidi Energi Subsidi Nonenergi
antara lain:
186,0
6,3%4,5%
37,1%
3,2%
174,2
166,4
228,1
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBN156,5
100,1
56,5
64,3
29,5
6,8
16,7
triliun Rupiah
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
untuk meratakan pembangunan ke tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Desa
Memperkuat
Taxing Power
daerah, melalui pengalihan
PBBP2 menjadi pajak daerah
pada tahun 2014
Penyaluran TKDD (Dana Transfer
Khusus dan Dana Desa)
berbasis
kinerja penyerapan dan
capaian output
dan penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa melalui
KPPN sejak 2017
Dana Desa terus meningkat
dengan
penyempurnaan program
prioritas dan fokus untuk
mendukung penanganan
kemiskinan
(skema padat karya
tunai) dan pemberdayaan desa
Pengalokasian
DAK FIsik
berdasarkan proposal
daerah
(proposal based)
mulai tahun 2016
Pengalokasian
BOS berbasis
kinerja
pada tahun 2019
Percepatan penyelesaian
Kurang Bayar DBH
dan
DAU 2019
bersifat final
untuk
meningkatkan kepastian sumber
pendanaan APBD dan afirmasi
daerah berciri kepulauan
Reformasi Transfer
ke Daerah dan Dana Desa
2015
2014
Transfer ke Daerah Pertumbuhan (%)
2016 2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBNDana Desa
623,1
573,7
742,0
763,6
832,3
8,6
11,8
14,0
4,5
2,9
9,0
710,3
Rata-rata
per Desa
juta Rupiah
973,9
2019
2018
2015
Rata-rata per Desa
280,0
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
diarahkan untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi fiskal dan pencapaian
Nawacita
2019 2018 2015
• Min 50% DBH CHT untuk dukung program JKN
• DBH DR dapat untuk pencegahan
kebakaran hutan dan lahan dan perhutanan sosial
• Sharing beban bila harga komoditi
dan subsidi naik
• Penyelesaian Kurang Bayar DBH pada Triwulan 4
• 25% DTU untuk belanja infrastruktur.
• Formulasi dan afirmasi untuk percepatan pengentasan
kemiskinan
• Melanjutkan skema padat karya
tunai (cash for work)
• Meningkatkan porsi
pemberdayaan masyarakat Desa • Penguatan kapasitas SDM desa
dan tenaga pendamping desa
• Mengurangi ketimpangan fiskal
antardaerah
• Bersifat final untuk memberi
kepastian;
• Penguatan afirmasi kepada daerah
kepulauan
• Memperhitungkan kenaikan gaji pokok 5%, gaji ke 13 dan THR, serta formasi CPNS Daerah;
• 25% DTU untuk belanja infrastruktur.
• Memacu perbaikan kinerja pengelolaan keuangan, pelayanan pemerintahan umum, pelayanan dasar publik, dan kesejahteraan masyarakat.
• Mendorong perbaikan iklim investasi di daerah (Kategori
kemudahan berusaha)
• Meningkatkan kualitas lingkungan hidup (Kategori pengelolaan
sampah)
• Pendanaan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur di Papua & Papua Barat
• Pendanaan pendidikan, sosial dan
kesehatan di Aceh;
• Pendanaan urusan keistimewaan di DIY
• Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik • Money follow program • Peningkatan alokasi untuk
infrastruktur pendidikan
• Usulan daerah sesuai
prioritas nasional; dan
• Penambahan subbidang GOR
dan perpustakaan daerah
• Perbaikan kualitas kinerja (BOS Kinerja) • Peningkatan unit cost BOS utk Pendidikan
Vokasi
• Afirmasi untuk daerah 3 tertinggal, terluar, dan transmigrasi
Transfer ke Daerah
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Desa
Dana Insentif Daerah
Dana Otsus, Dana Tambahan Infrastruktur, dan Dana Keistimewaan DIY
Dana Alokasi
Khusus Nonfisik
Dana Alokasi
Khusus Fisik
104,0
95,9
73,0
Rata-rata per Desa
juta Rupiah
800,5
414,9
10,0
22,1
401,5
8,5
DAK
Fisik
Penajaman DAK Fisik di 2019 melalui Pengalokasian Untuk Pembangunan Infrastruktur
dan Sarana Prasarana Pelayanan Publik dan Penunjang Kegiatan Ekonomi
• Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu
puskesmas yang tersertifikasi: 5.600
• Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial: 95%
Kesehatan
20,3
triliun Rupiah
17,1
• Perluasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity SPAM: 1,4 juta sambungan rumah (SR) bagi 5,5
juta jiwa
• Pembangunan SPAM bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum: 2,5 juta SR bagi 9,8
juta jiwa
• Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas SPAM: 346.000 SR bagi 1,4 juta jiwa
Air Minum
2,5
2,0
• Rehabilitasi ruang kelas: 30.900 kelas • Pembangunan ruang kelas baru: 7.500 kelas • Rehabilitasi ruang laboratorium: 10.000 ruang • Rehabilitasi ruang perpustakaan: 15.000 ruang • Pembangunan gedung perpustakaan daerah: 10
gedung
• Pembangunan GOR Tipe B: 40 gedung
Pendidikan
18,7
8,7
• Pasar rakyat 807 (446 daerah) • Gerai maritim 6 unit • Metrologi legal 290 daerah
• Gudang Sistem Resi Gudang 15 daerah • BPSMB (Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu
Barang) 10 daerah
Pasar
1,9
1,7
• Pembangunan baru: 23.500 unit • Peningkatan kualitas: 140.000 unit
• Pembangunan jalan lingkungan bagi kab./kota yang telah melaksanakan pembangunan rumah swadaya secara berkelompok melalui DAK TA
sebelumnya: 500 unit
• Pembangunan rumah khusus untuk rumah tangga di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar di Papua dan Papua Barat: 500 unit
Perumahan
1,3
1,0
• Pembangunan/peningkatan jaringan irigasi: 142.100 Ha
• Rehabilitasi: 681.500 Ha jaringan irigasi
Irigasi
4,3
17,1
• Peningkatan jalan dan penggantian jembatan: 2.089,18 km
• Pemeliharaan berkala/ rehabilitasi jalan dan jembatan: 26.069,57 km
• Penyelesaian pembangunan jalan dan jembatan: 473,75 km
Jalan
19,2
17,3
Peningkatan akses pelayanan sanitasi yang layak dan berkelanjutan:
• 6,4 juta jiwa untuk sarana air limbah • 131.200 jiwa untuk sarana persampahan • 93 Ha untuk drainase lingkungan
Sanitasi
2,3
2,0
• Min 50% DBH CHT untuk dukung program JKN
• DBH DR dapat untuk pencegahan
• Sharing beban bila harga komoditi • Penyelesaian Kurang Bayar DBH
pada Triwulan 4
• 25% DTU untuk belanja infrastruktur.
• Formulasi dan afirmasi untuk percepatan pengentasan • Melanjutkan skema padat karya • Meningkatkan porsi
pemberdayaan masyarakat Desa • Penguatan kapasitas SDM desa
dan tenaga pendamping desa
• Mengurangi ketimpangan fiskal • Bersifat final untuk memberi • Penguatan afirmasi kepada daerah • Memperhitungkan kenaikan gaji
pokok 5%, gaji ke 13 dan THR, serta formasi CPNS Daerah;
• 25% DTU untuk belanja infrastruktur.
• Memacu perbaikan kinerja pengelolaan keuangan, pelayanan pemerintahan umum, pelayanan dasar publik, dan kesejahteraan masyarakat.
• Mendorong perbaikan iklim investasi di daerah (Kategori • Meningkatkan kualitas lingkungan
hidup (Kategori pengelolaan
• Pendanaan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur di Papua & Papua Barat
• Pendanaan pendidikan, sosial dan • Pendanaan urusan keistimewaan di
DIY • Mengejar ketertinggalan
infrastruktur layanan publik • Money follow program • Peningkatan alokasi untuk • Usulan daerah sesuai • Penambahan subbidang GOR
• Perbaikan kualitas kinerja (BOS Kinerja) • Peningkatan unit cost BOS utk Pendidikan • Afirmasi untuk daerah 3 tertinggal, terluar, dan
Sumber Pendanaan
RAPBN tahun 2019
Pemerintah terus memperkuat fungsi distribusi APBN melalui peran
penerimaan pajak maupun bukan pajak sebagai instrumen
redistribusi pendapatan negara
Rp1.781,0 T
Penerimaan Perpajakan
Rp361,1 T
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp0,4 T
Hibah
Rp374,3 T
Pembiayaan
Pendanaan
Rp2.439,7 T
Kebutuhan Belanja
Rp77,1 T
Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran
Pendapatan
Negara
terus tumbuh seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian
Pendapatan negara mampu
tumbuh rata-rata sebesar 3,8%
(2014 sampai dengan 2017)
Terus meningkat, dari 74% di
tahun 2014 menjadi 83,1% di
tahun 2019
Rata-rata
Pertumbuhan
Kontribusi
Penerimaan Perpajakan
1.550,525,7% 17,0%
74,0% 82,3%
16,8%
82,6%
18,7%
80,6%
18,3%
81,4%
16,9%
83,1%
1.508,0 1.555,9 1.666,4
1.903,0
2.142,5
7,8
(2,7) 3,2
7,1
14,2
12,6
2015
2014
2016 2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBNPenerimaan Perpajakan PNBP Hibah Pertumbuhan (%)
Reformasi Perpajakan
Information & Technology
Pengembangan
Core Tax System
,
fasilitas
e-services
, & penguatan
database
DJP
Sumber Daya Manusia
Penguatan SDM DJP: Kapasitas,
Motivasi, dan pengendalian
internal
Organisasi
Penguatan organisasi
DJP & perbaikan
pengelolaan wajib pajak
Proses bisnis
Implementasi perbaikan
skema insentif dan
penyederhanaan prosedur
fasilitas perpajakan
2019
2019
Penerimaan
ditargetkan tumbuh 15,0% dari outlook 2018, lebih tinggi
dari rata-rata pertumbuhan beberapa tahun terakhir
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
1.240,4 1.285,0 1.343,5
1.548,5
1.781,0
Kontribusi Penerimaan
Perpajakan semakin meningkat
-->
menuju kemandirian
Target Pajak nonmigas (excl. PPh migas) tumbuh 16,6% dari Outlook 2018
PPh Migas
Kepabeanan dan Cukai tumbuh 5,6% dari outlook 2018
Perkembangan
Tax Ratio
Pajak Menjaga keberlangsungan iklim investasi dan peningkatan daya saing
Pertumbuhan
non migas)Kantor Pelayanan Pajak
Pajak Nonmigas Kepabeanan dan Cukai
2014
Rp1.781,0 T
triliun Rupiah
13,7%
11,6%
Penegakan Hukum
• Pelaksanaan penegakan hukum
(law enforcement) secara berkeadilan
• Peningkatan mutu pemeriksaan
melalui perbaikan tata kelola pemeriksaan
Penguatan Pelayanan Perpajakan
• simplifikasi registrasi, perluasan
tempat pemberian pelayanan
• perluasan cakupan e-filing,dan
• kemudahan restitusi
Pengawasan Kepatuhan Perpajakan
• Implementasi AEoI dan akses informasi
keuangan
• Ekstensifikasi dan peningkatan pengawasan
sebagai tindak lanjut pasca tax amnesty
• Penanganan UMKM secara end-to-end
melalui pendekatan Business Development Services (BDS)
• Joint Program DJP-DJBC
• Pembenahan basis data perpajakan
• Penerapan pengawasan Wajib Pajak berbasis
Penerimaan
Perpajakan
Kebijakan
PPh
Pertumbuhan target Pajak Penghasilan dan PPN tahun
2019 diperkirakan terus meningkat dengan tetap menjaga
iklim investasi dan daya saing
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
RAPBN
2019
Pajak PenghasilanKantor Pelayanan Pajak Pertumbuhan (%)
triliun Rupiah
PPN
triliun Rupiah2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
RAPBN
2019
Implementasi regulasi pengurangan PPh (tax holiday) untuk mendorong investasi dan daya saing
Implementasi insentif tarif PPh 0,5% bagi UMKM dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar per tahun
Melanjutkan kebijakan PPh DTP pada sektor tertentu a.l. sektor Panas bumi dan industri pionir serta pada kawasan tertentu (Tempat Penimbunan Berikat, KEK, Kawasan Bebas)
Kebijakan super deduction -> kegiatan vokasi dan litbang
Kebijakan
Insentif PPN bagi impor dan penyerahan barang strategis,
Kebijakan PPN tidak dipungut atas impor dan penyerahan alat angkut tertentu serta penyerahan jasa terkait alat angkut tertentu
Pengembangan fasilitas perpajakan online (e-service) a.l. e-registration, e-billing, e-filing dan e-bukti potong
Memperbaiki proses bisnis restitusi PPN 10,3
7,8
546,2
666,2 646,8 602,3
761,2
409,2 423,7 412,2
Kepabeanan
dan Cukai
Kebijakan
Cukai
Meningkat seiring perbaikan kinerja perdagangan dan
meningkatnya harga komoditas
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBNCukai
Kantor Pelayanan Pajak
Pertumbuhan (%)
triliun Rupiah
Bea
Masuk
triliun Rupiah
Bea Cukai Pertumbuhan (%)
Bea Keluar Pertumbuhan (%)
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBNMemperbaiki dwelling time, a.l :
- Percepatan layanan Pusat Logistik Berikat - Simplifikasi prosedur impor
- Pembayaran BM & Pajak 24x7 (dgn MPN G2) --> termasuk layanan kepabeanan 24x7
Melanjutkan program pemberantasan
penyelundupan, dan penertiban barang kena cukai ilegal (rokok, miras)
Penurunan/efisiensi biaya logistik
Melanjutkan kebijakan penertiban importir, eksportir dan cukai berisiko tinggi (PIBT, PEBT dan PCBT) --> Sinergi dengan DJP, TNI, Polri, dan Kejaksaan
Pengembangan/perluasan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) untuk industri kecil dan menengah (IKM)
Penambahan barang kena cukai (BKC) baru (kemasan plastik)
Bea
Keluar
triliun Rupiah
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBN165,5
32,3 31,2 32,5
35,1 37,6
144,6143,5
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
ditargetkan tumbuh 3,4% dari
outlook
tahun 2018
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBNKekayaan Negara
Dipisahkan
• Penentuan dividen sesuai profitabilitas dan likuiditas perusahaan
• Menjaga persepsi investor agar tidak menurunkan nilai pasar BUMN listed di bursa saham
• Memperhatikan penugasan Pemerintah terhadap BUMN sebagai agen pembangunan.
Sistem Pembayaran PNBP
Online (SIMPONI)
- meningkatkan kualitas layanan - setoran lebih mudah dan cepat
Perubahan UU PNBP
- penyederhanaan tarif - memperkuat pengawasan dan
pemeriksaan
- meningkatkan kepatuhan wajib bayar - Kebijakan tarif sampai dengan nol - Opsi keberatan, keringanan, dan
pengembalian PNBP
Skema PSC Gross Split
- mendorong usaha eksplorasi dan eksploitasi lebih efisien dan efektif - penerimaan negara serta migas
lebih pasti dan tidak dideterminasi besarnya biaya operasi yang harus dibayarkan pemerintah & KKKS
SDA Migas
• Meningkatkan pengawasan dan monitoring intensif proyek yang akan onstream tahun 2019,
• Melaksanakan operasional hulu migas secara efektif dan efisien dengan melanjutkan Kontrak Bagi Hasil Gross Split
SDA Nonmigas
• Koordinasi pembinaan, pengaturan dan pengawasan usaha pertambangan • Penguatan Satgas Pemberantasan
Penangkapan Ikan secara ilegal
PNBP Lainnya
• Peningkatan pelayanan dan penyesuaian tarif
• Optimalisasi penerimaan dari pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) --> penyempurnaan tarif
dan regulasi
Badan Layanan Umum
• Penguatan kelembagaan BLU antara lain melalui rasionalisasi struktur dan proporsi pegawai fungsional layanan • Peningkatan kompetensi SDM BLU • Pemanfaatan IT sebagai bagian dari
modernisasi pengelolaan BLU PNBP SDA Migas
255,6
Kebijakan 2019
Reformasi
PNBP SDA
Nonmigas Pendapatan KekayaanYang Dipisahkan PNBP Lainnya Pendapatan
BLU Pertumbuhan (%)
12,2
3,4
(triliun Rupiah)
Pembiayaan
Anggaran
Reformasi Pembiayaan Anggaran 2014 - 2018
Memanfaatkan fleksibilitas pembiayaan
utang untuk menjamin terpenuhinya
pembiayaan APBN dengan biaya dan
risiko yang optimal
Mengoptimalkan potensi pendanaan
utang dari sumber dalam negeri dan
memanfaatkan sumber utang dari luar
negeri sebagai pelengkap
Melakukan pengembangan instrumen
dan perluasan basis investor utang
agar diperoleh fleksibilitas dalam
memilih sumber utang yang lebih
sesuai kebutuhan dengan biaya yang
minimal dan risiko terkendali
Memaksimalkan pemanfaatan
pinjaman untuk belanja modal
terutama pembangunan infrastruktur
Kebijakan
Rp Rp
Rp
Pembiayaan
Anggaran
turun dari outlook 2018
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK
2018
2019
RAPBN
Pembiayaan Anggaran
(triliun Rupiah)
Pertumbuhan (%)
29,8
4,8
323,1 248,9
334,5
366,6
314,2
297,2
3,5
9,6
(14,3)
(5,4)
SBN (neto) Pinjaman Neto
BUMN
Organisasi/LKI/BUI BLU
Lembaga Lainnya
Pinjaman kepada BUMN Pemda (neto)
Pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih
(termasuk dari bunga jasa giro dana reboisasi Rp2T yang pemanfaatanya setelah revisi PP35/2002)
Pembiayaan
Utang
Pembiayaan
Investasi
Pemberian
Pinjaman
Pembiayaan
Lainnya
386,2
(26,9)
2,5
52,2
2,3
17,8
359,3
(74,8)
(2,3)
15,0
Kesehatan dan
Kemandirian dari APBN
ditunjukkan dengan penurunan pembiayaan utang dalam
dua tahun terakhir
Rp Rp
Rp
2015
2014
2016
2017
OUTLOOK2018
2019
RAPBNHati-hati
menjaga rasio utang terhadap PDB.
Produktif
pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif;
menjaga komposisi utang dalam batas
manageable; menjaga solvabilitas.
Efisiensi
Menjaga akuntabilitas pengelolaan utang Meningkatkan efisiensi bunga utang tingkat risiko terkendali
Arah Kebijakan
Pembiayaan Utang
Perkembangan
Pembiayaan Utang
Perkembangan
Surat Berharga Negara (neto)
• Utang diprioritaskan dalam
Rupiah agar tetap resilient
terhadap gejolak nilai tukar
• Potensi investor domestik
dioptimalkan untuk pendalaman pasar sekaligus mengendalikan kepemilikan asing
Strategi
Pembiayaan Utang
• Lanjutan kenaikan Fed rate
• Penghentian QE di Eropa dan
Jepang
• Tekanan defisit neraca transaksi
berjalan
407,3 441,8 388,0 386,2
Pembiayaan Utang
(triliun Rupiah)
Pertumbuhan (%) Surat Berharga Negara
(neto) (triliun Rupiah)
Pertumbuhan (%)
2015
2014
2016
2017
OUTLOOKRasio
Utang
Terus Dijaga Agar Kesinambungan Fiskal Terkendali
Meskipun rasio utang terhadap PDB
mengalami peningkatan dalam
beberapa tahun terakhir namun tetap
terjaga dan relatif lebih rendah dari
Negara peers
Rasio utang terhadap PDB Indonesia relatif rendah
dan cenderung turun dibandingkan
10 tahun lalu
Total utang Rasio total utang thd PDB
2015
2014
2013
2016
2017
Juni2018
24,9% 24,7% 27,5%
28,3% 29,5% 29,8%
0
25
50
75
100
2008
2018
• Utang diprioritaskan dalam
• Potensi investor domestik • Lanjutan kenaikan
• Penghentian QE di Eropa dan • Tekanan defisit neraca transaksi