Persepsi Pemustaka Terhadap Sistem Layanan Terbuka
Di Perpustakaan Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional Bandung
Dede Wahyudiansyah Arafat1, Pawit M. Yusuf2, Rully Khaerul A.3 Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
Corresponding Author : dedeWarafat@gmail.com
ABSTRACT
The aim of this research is to find out how library’s users perceptions toward the LAPAN library’s opened access system. The research method is descriptive method. The population is all library’s active users of LAPAN Bandung and the number is 50. All population member become respondent. The technique of data analysis is descriptive analysis with Questioner, interview, observation and literature study. This research result shows that user’s perception towards collections, facilities, and staff by Attitude factor in opened access system is good. User’s perception towards collections, facilities, and staff by Motive factor in opened access system is good. User’s perception towards collections, facilities, and staff by Interest factor in opened access system is good. User’s perception towards collections, facilities, and staff by Experience factor in opened access system is good. User’s perception towards collections, facilities, and staff by Expectation factor in opened access system is good. So, the conclusion of the research is the library’s users perceptions towards the LAPAN library’s opened access system is good.
Key words : Library, library’sservices, and Opened access system
1. Pendahuluan
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berusaha untuk mendapatkan berbagai
macam informasi. Untuk mendapatkan informasi tersebut manusia harus mencari ke berbagai
media informasi yang ada di sekitarnya dan di luar sekitarnya. Salah satu media yang menjadi
pilihan utama untuk mendapatkan beragam informasi tersebut adalah perpustakaan.
memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan
baik maka sebuah perpustakaan setidaknya
harus memiliki koleksi yang lengkap untuk
memenuhi kebutuhan penggunanya dan juga
penyimpanannya. Alat penelusuran
informasi ataupun penelusuran koleksi yang
mudah dipahami dan efektif untuk
digunakan, ada pustakawan yang bisa
memberikan layanan mulai dari pencarian
informasi atau bahan pustaka, serta
pengembangan koleksi hingga jasa referens.
Salah satu cara yang dapat dilakukan
agar pemustaka mau datang keperpustakaan
dan memanfaatkan koleksi serta menelusur
informasi disuatu perpustakaan yaitu dengan
memperhatikan sistem layanan yang
digunakan dalam pemenuhan kebutuhan
pemustaka terhadap koleksi. Sistem layanan
yang digunakan oleh perpustakaan sangat
berhubungan dengan cara bagaimana
perpustakaan memberikan kesempatan
kepada para pemustakanya untuk mendekati
bahan pustaka dan dalam mencari informasi.
Perpustakaan LAPAN Bandung
merupakan sebuah perpustakaan yang dalam
menjalankan tugasnya sebagai pusat sumber
informasinya menggunakan sistem layanan
terbuka (opened access) dimana dalam sistem ini perpustakaan Lapan Bandung
memberikan kebebasan kepada pengguna,
sehingga pengguna dapat mengakses secara
langsung atau dapat mengambil sendiri
bahan pustaka yang dibutuhkan dari jajaran
koleksi perpustakaan
sistem layanan terbuka (opened access) adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara
langsung dapat memilih, menemukan dan
mengambil sendiri bahan pustaka yang
dikehendaki dari jajaran koleksi
perpustakaan (Darmono 2001, 37).
Ada beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam pemilihan sistem
layanan di suatu perpustakaan. Menurut
Darmono (2001, 137) faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
sistem layanan adalah sebagai berikut:
1. Pertimbangan keselamatan koleksi
perpustakaan.
2. Pertimbangan jenis koleksi atau sifat
rentan koleksi. Untuk koleksi pandang
dengar dan berbentuk mikro pada
umumnya layanan yang diberikan
bersifat tertutup.
3. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah
pengguna dan jumlah koleksi. Jika
jumlah pengguna sangat besar maka
perpustakaan cenderung memilih sistem
layanan terbuka.
4. Luas gedung perpustakaan. Pada
gedung yang sangat luas dengan jumlah
pengelola yang relative terbatas
cenderung akan menggunakan sistem
layanan terbuka.
5. Rasio antara jam layanan dengan jumlah
staf perpustakaan
Sebuah perpustakaan harus dapat
menyesuaikan sistem layanan yang
digunakan dengan pemustakanya sehingga
pemustaka yang datang berkujung dapat
memanfaatkan koleksi bahan pustaka secara
maksimal sehingga kebutuhan pemustaka
dapat terpenuhi.
Dengan adanya pengetahuan dan
pemahaman akan kebutuhan dari pengguna
ataupun dari anggota perpustakaan,
pustakawan dapat meningkatkan pelayanan
kepada pengguna dengan lebih maksimal
dan dengan sendirinya akan dapat
meningkatkan tingkat kualitas suatu
perpustakaan baik dalam hal pelayanan serta
dalam pandangan mata masyarakat sekarang
ini.
Kegiatan layanan informasi dalam
pelaksanaanya merupakan tanggung jawab
setiap staf perpustakaan yang memberikan
layanan dan berhubungan langsung dengan
pengguna. Komponen dari pelayanan itu
sendiri adalah staf, koleksi, dan fasilitas.
Dengan adanya pelayanan ini maka suatu
perpustakaan dapat diukur sejauh mana
kegunaannya dapat dirasakan penggunanya.
Berdasarkan penjelasan diatas,
rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
persepsi pemustaka (ditinjau dari
faktor-faktor yang memperngaruhi diri pemersepsi
yaitu, Attitude, Motive, Interest, Experience, dan Expectation) terhadap sistem layanan
terbuka di Perpustakaan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
Bandung "
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana attitude pemustaka terhadap koleksi, fasilitas, dan staf dalam sistem layanan terbuka di Perpustakaan LAPAN Bandung?
2. Bagaimana motive pemustaka terhadap koleksi, fasilitas, dan staf dalam sistem layanan terbuka di Perpustakaan LAPAN Bandung?
3. Bagaimana interest pemustaka terhadap koleksi, fasilitas, dan staf dalam sistem layanan terbuka di Perpustakaan LAPAN Bandung?
terbuka di Perpustakaan LAPAN Bandung?
5. Bagaimana expectation pemustaka terhadap koleksi, fasilitas, dan staf dalam sistem layanan terbuka di Perpustakaan LAPAN Bandung?
2. Penjelasan
Perpustakaan Lapan Bandung
merupakan perpustakaan khusus, namun
memakai konsep perpustakaan umum, yang
informasinya juga disajikan untuk
masyarakat.
Perpustakaan umum memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum, yaitu
mereka yang tinggal dilingkungan
masyarakat tempat perpustakaan berada
(Martoadmojo, 1993:2).
Perpustakaan LAPAN Bandung
adalah perpustakaan lembaga yang dalam
hal ini merupakan perpustakaan khusus.
Dalam menunjang lembaga yang
menaunginya perpustakaan LAPAN
bandung juga memberikan layanan dengan
memenuhi kebutuhan penggunanya, salah
satunya yaitu dengan memenuhi kebutuhan
akan koleksi yang bersifat khusus yang
sesuai dengan bidang ilmu lembaga yang
menaunginya.
Perpustakaan khusus adalah suatu
perpustakaan/pusat informasi yang didirikan
atas kerjasama individu, assosiasi-assosiasi,
agen pemerintahan atau
kelompok-kelompok lain. selain itu perpustakaan
khusus memiliki koleksi tertentu dari
perpustakaan umum. Karena koleksinya
khusus untuk organisasi dan penyebaran
informasi diutamakan unutk memberikan
layanan kepada pemakai tertentu dengan
menggunakan media dan metode tertentu.
Sedangkan menurut sumardji perpustakaan
khusus memiliki koleksi yang bersifat
khusus, yang digunakan sebagai sarana
penunjang mengembangkan pengetahuan
bagi masyarakat khusus (lingkungan khusus)
dalam bidang ilmu tertentu (sumardji.
2000:16).
Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 3)
Perpustakaan adalah sebuah ruangan,
bagian sebuah gedung ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan
untuk menyimpan buku dan terbitan
lain yang biasanya disimpan menurut
tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca, bukan untuk
dijual.
“Perpustakaan sebagai pusat
membantu pengguna yang membutuhkan
informasi. perpustakaan merupakan unit
kerja yang mengumpulkan, menyimpan,
memelihara dan mengelola koleksi bahan
pustaka dengan sistem”, (Daryanto,1985:1).
Sistem layanan merupakan suatu
sistem yang berhubungan dengan cara
bagaimana perpustakaan memberikan
kesempatan kepada penggunanya untuk
mendekati buku dalam meminta dan
mencari informasi yang dibutuhkannya.
Agar pengguna jasa perpustakaan dapat
memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan
baik, maka perlu ditentukan sistem layanan
yang digunakan.
Menurut Martoatmojo, layanan
perpustakaan adalah memberikan bantuan
kepada para pembaca untuk memperoleh
bahan pustaka sesuai dengan minat dan
perhatian mereka (Martoatmojo, 1993;3).
Sebagai sebuah perpustakaan harus
dapat memberikan layanan yang optimal
kepada pemakai. Seperti menyediakan
koleksi-koleksi yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna, menyediakan fasilitas
yang memudahkan pengguna menelusuri
informasi dan menciptakan suasana nyaman
sehingga pengguna merasa betah
memanfaatkan perpustakaan, dan kulifikasi
staf yang mampu memberikan pelayanan
kepada pengguna yan gmembutuhkan
informasi.
Tingkah laku seseorang terhadap
objek dipengaruhi oleh persepsinya. Sejalan
dengan hal ini, sadili (dalam sobur,
2003:475) mengatakan bahwa “apa yang
dilakukan seseorang (sebagai ucapan/
kegiatan) tidak terlepas dari caranya
mempersepsikan situasi dan
mengapresiasikan apa yang diingat
mengenai hal itu”.
Persepsi merupakan sebuah
pengamatan, penilaian, dan pertimbangan
dalam diri seseorang ketika diberikan
sebuah stimulus yang nanti akan ditanggapi
dan memunculkan sebuah pesepsi. Dibawah
ini akan dijelaskan faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengeruhi persepsi, seperti
faktor-faktor yang berada dalam diri
pemersepsi, faktor-faktor yang berada dalam
objek yang dipersepsi, dan fakto-faktor yang
berada dalam situasi untuk memersepsi.
Adapun faktor-faktor yang mampengaruhi
persepsi adalah sebagai berikut :
1. Faktor yang berada dalam diri yang
memersepsi, berupa Atitude, motive, interest, experience,danexpectation 2. Faktor yang berada dalam objek yang
dipersepsi (target), berupa novelty, motion, sound, size, background dan proximity.
(situation), berupa bentuk, work setting,
dan social setting (Stephen P Robbin,
dalam Marihot Tua Efendi Hariandja,
2006:72)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Sumber: Stephen P. Robbin, Organizational Behavior, Concept, Controvercies, and Aplication (dalam Maribot Tua Efendi Hariandja, 2006: 73)
Berdasarkan dengan pembahasan
yang dilakukan oleh penulis dalam
penelitian ini, maka fokus penelitian
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi hanya
pada faktor-faktor yang ada pada diri
pemersepsi, yaitu sebagai berikut;
1. Sikap (attitude), diartikan sebagai
pernyataan evaluative. Yang dapat dipengaruhi oleh nilai yang dianut seseorang terhadap suatu objek yang dapat mempengaruhi persepsi.
2. Motif (motive), sebagai suatu keinginan atau kebutuhan seseorang.
3. Interest, sesuatu yang sangat diperhatikan seseorang dapat mempengaruhi oleh pengalaman atau latar belakang orang tersebut.
Faktor Pemersepsi - Attitude
- Motive - Interest - Experience - Expectation
Faktor Situation
- Time
- Work Setting - Social Setting
Perception
Faktor Target - Novelty - Motion - Sound - Size
4. Experience, pengalaman dapat mempengaruhi salah satu dari objek atau peristiwa yang sangat diperhatikan seseorang.
5. Expectation, harapan-harapan (penghargaan) seseorang terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi persepsi(Hariandja, 2006: 74-75)
6.
Dalam penelitian ini yang menjadi
stimulusnya adalah sistem layanan terbuka
yang dipersepsikan oleh diri pemustaka.
Dalam hal ini pemustaka dalam memberi
persepsi yang baik atau sebaliknya
pemustaka akan memiliki persepsi yang
buruk jika perpustakaan tidak menerapkan
sistem layanan terbuka ini dengan baik.
Kegiatan layanan informasi dalam
pelaksanaanya merupakan tanggung jawab
setiap staf perpustakaan yang memberikan
layanan dan berhubungan langsung dengan
pengguna. Komponen dari pelayanan itu
sendiri adalah staf, koleksi, dan fasilitas.
Dengan adanya pelayanan ini maka suatu
perpustakaan dapat diukur sejauh mana
kegunaannya dapat dirasakan penggunanya.
Dengan mengkaji kelima faktor yang
ada pada diri pemersepsi yang
memepengaruhi pemustaka dalam
memersepsi terhadap komponen-komponen
dalam sistem layanan terbuka yaitu koleksi,
staf, dan fasilitas diatas maka persepsi
pemustaka terhadap sistem layanan
perpustakaan LAPAN dapat diketahui.
Dengan mengetahui hal tersebut maka
perpustakaan LAPAN Bandung dapat
melakukan perubahan sistem layanan
perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan pemustakanya, sehingga
pemustaka dapat memanfaatkan koleksi
secara maksimal dan juga sistem layanan
dapat berjalan secara optimal.
Adapun konsep persepsi yang digunakan dalam kegiatan penelitian yang penulis lakukan
tentang persepsi pemustaka tarhadap sistem layanan terbuka dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 1.2 Desain Penelitian
Proses Persepsi: seleksi,
pengorganisasian dan penafsiran
yang dipengaruhi faktor-faktor terhadap pemersepsi :
- Sikap (attitude) -Experience - Motif (motive) -Expectation - Interest
3 Komponen dalam sistem layanan terbuka di
Perpustakaan :
- Koleksi - Fasilitas
8 3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang
(Nazir, 1988 : 63). Sedangkan tujuan dari
metode deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki. dengan penelitian
ini akan mencari data untuk selanjutnya
dianalisis sebagai pemaparan dari masalah
yang diteliti karena penelitian ini tidak
menguji hipotesis tetapi memaparkan
fenomena dari hasil penelitian.
Menurut Sugiyono (2002, 112) metode
deskriftif adalah metode yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara
mendepskrisikan atau mengambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi
Penelitian deskriptif ditujukan untuk
(1) mengumpulkan informasi actual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2)
mengidentifikasikan masalah atau memeriksa
kondisi dan praktik-praktik yang berlaku, (3)
membuat perbandingan atau evaluasi, (4)
menentukan apa yang dilakukan orang lain
dalam menghadapi masalah yang sama dan
belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang (Rakhmat,
2003:24-26). Penelitian ini menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data.
Operasional Variabel
Variabel : Persepsi Pemustaka Terhadap
Sistem Layanan Terbuka
Perpustakaan LAPAN Bandung
Sub Variabel :Persepsi Pemustaka Terhadap Koleksi
Indikator :
a. Attitudepemustaka terhadap koleksi
b. Motive pemustaka terhadap koleksi
c. Interest pemustaka terhadap koleksi
d. Experience pemustaka terhadap koleksi
e. Expectation pemustaka terhadap koleksi
Sub Variabel :Persepsi Pemustaka Terhadap Fasilitas Indikator :
a. Attitudepemustaka terhadap fasilitas
b. Motive pemustaka terhadap fasilitas
c. Interest pemustaka terhadap fasilitas
d. Experience pemustaka terhadap fasilitas
Sub Variabel :Persepsi Pemustaka Terhadap Staf Perpustakaan Indikator :
a. Attitudepemustaka terhadap Staf
b. Motive pemustaka terhadap Staf
c. Interest pemustaka terhadap Staf
1. Kuesioner (angket), yaitu dengan
memberikan daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah atau
indikator-indikator yang ada kaitannya
dengan sistem layanan terbuka di
Perpustakaan LAPAN Bandung. Angket yang dibuat untuk kemudian
disebarkan pada pengguna aktif di
Perpustakaan Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Bandung. Angket ini berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab agar
dapat menggambarkan bagaimana
persepsi pemustaka terhadap sistem
layanan terbuka di perpustakaan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) Bandung setelah
menggunakan layanan perpustakaan
tersebut. Angket berisi 28 pernyataan,
yang terdiri dari 6 pertanyaan data
responden, 22 pernyataan data
penelitian. Angket disebarkan secara
langsung oleh peneliti, sehingga
memudahkan para responden untuk
bertanya bila terdapat hal-hal yang
kurang jelas ketika melakukan
pengisian angket.
2. Observasi, yaitu dengan mengadakan
pengamatan secara langsung,
disengaja, dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala
subjek yang diteliti. Peneliti melakukan
pengamatan langsung ke lokasi
penelitian yaitu Perpustakaan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) Bandung yang berada di
Jalan Dr. Djundjunan no.133 Bandung
40173. Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui sendiri populasi dalam
penelitian ini yaitu pengguna aktif
perpustakaan di Perpustakaan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) Bandung serta mengamati
langsung pelaksanaan sistem layanan
terbuka di Perpustakaan LAPAN
Bandung.
3. Wawancara,pengumpulan data dengan melakukan wawancara denga petugas
perpustakaan dan pengguna
perpustakaan (users) yang menjadi
informasi atau keterangan diperoleh
langsung dari responden dengan cara
tatap muka dan bercakap-cakap.
(Nazir, 1988: 234)
4. Studi Pustaka, pengumpulan informasi dari bahan bacaan, baik ilmiah maupun
non ilmiah mengenai teori, gambaran,
dan gambaran yang terkait dengan
responden ataupun yang terkait dengan
masalah yang diteliti.
Analisis Data
Data yang didapat dari lapangan akan
berguna jika data tersebut telah dianalisis.
Kegiatan analisis data merupakan hal yang
sangat penting, karena dengan melakukan
analisis data maka akan terlihat kegunaan data
dalam memecahkan masalah penelitian dan
mencapai tujuan akhir penelitian.
Teknik analisis yang digunakan adalah
deskriptif dimana analisis ini memaparkan
jawaban responden terhadap pertanyaan yang
diajukan dan selanjutnya emua data yang
diperoleh akan diproses menggunakan rumus :
P = f x100%
N
Keterangan rumus :
P = Presetasi
f = Jumlah jawaban yang diperoleh
N= Jumlah responden (Sugiyono 2010, 39)
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengunjung (pengguna)
aktif perpustakaan LAPAN Bandung.
Pengunjung perpustakaan dalam hal ini
termasuk anggota perpustakaan dan non
anggota perpustakaan.
Pengguna perpustakaan aktif adalah
pengguna perpustakaan yang dalam hal ini
yang aktif dalam mengakses di perpustakaan
LAPAN Bandung termasuk anggota maupun
non anggota perpustakaan.
Dalam penelitian ini sampling yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah Sampling Jenuh atau dalam istilah lain yaitu Sensus. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono,
2010;85).
Berdasarkan jumlah populasi sebanyak
50 orang yang diambil dalam 1 bulan rata-rata
pengunjung perpustakaan lapan bandung,
maka semua anggota aktif dijadikan sampel
4. Hasil Penelitian
Berdasarkan paparan analisis data
deskriptif akan dapat diperoleh hasil dari
persepsi pemustaka terhadap sistem layanan
terbuka, yaitu attitude, motive, interest, experience dan expectation persepsi pemustaka terhadap koleksi, fasilitas, dan
staf dalam sistem layanan terbuka. Setelah itu
dari hasil pengukuran data yang bersifat
kuantitatif, setiap indikator atau sub variabel
penelitian dimasukkan ke dalam standar
kriteria objektif yang bersifat kualitatif
kemudian diuraikan ke dalam tingkatan baik,
cukup dan kurang. Peneliti mendapatkan
hasil yang dipaparkan melalui tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Persepsi Pemustaka terhadap
Sistem Layanan Terbuka ditinjau dari
FaktorAttitude(Sikap)
Sub Variabel Kriteria f %
Persepsi Pemustaka dari
FaktorAttitude(Sikap:
Pengetahuan atau
Penilaian)
Baik 42 84.00
Cukup 8 16.00
Kurang 0 0.00
Total 50 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
dijelaskan bahwa persepsi pemustaka
terhadap koleksi, fasilitas, dan staf dalam
sistem layanan terbuka ditinjau dari faktor
attitude hampir seluruhnya menjawab baik. Sikap (attitude),diartikan sebagai pernyataan evaluatif, yang dapat dipengaruhi oleh nilai
yang dianut seseorang terhadap suatu objek
yang dapat mempengaruhhi persepsi
(Pujaatmaka & Molan 2006, 76).
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa persepsi pemustaka
terhadap koleksi, fasilitas dan staf dalam
sistem layanan terbuka ditinjau dari faktor
attitude adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan atau penilaian responden
terhadap koleksi yang beranekaragam, alat
penelusuraan koleksi menggunakan katalog
memudahkan dan mempercepat pemustaka
dalam menelusur informasi atau mencari
buku, perpustakaan LAPAN Bandung
memiliki koleksi yang beraneka ragam,
sesuai dengan kebutuhan dan bidang yang
digeluti pemustaka. Penataan bahan pustaka
pada sistem layanan terbuka yang juga tertata
rapi, fasilitas yang disediakan perpustakaan
LAPAN Bandung yang mudah dimengerti
dan dipahami cara penggunaannya karena
staf perpustakaan LAPAN Bandung selalu
siap untuk menjawab dan membantu
pemustaka serta memperhatikan kepentingan
dan kebutuhan pemustaka serta memberikan
solusi yang tepat untuk menawarkan bahan
pustaka atau koleksi yang sesuai dengan
Tabel 4.2 Persepsi Pemustaka terhadap
Sistem Layanan Terbuka ditinjau dari
dari FaktorMotive(Keinginan)
Sub Variabel Kriteria f %
Persepsi Pemustaka
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat
bahwa persepsi pemustaka terhadap sistem
layanan terbuka ditinjau dari faktor motive sebagian besar menjawab baik dan sangat
sedikit yang menjawab cukup. Motif(motive) adalah sebagai suatu keinginan atau
kebutuhan seseorang (Pujaatmaka & Molan
2006, 76).
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa persepsi pemustaka
terhadap koleksi, fasilitas dan staf dalam
sistem layanan terbuka ditinjau dari faktor
motive adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari koleksi yang ada di perpustakaan LAPAN
Bandung yang beranekaragam yang sesuai
dengan kebutuhan pemustaka, pemustaka
dapat dengan cepat menelusur dan
menemukan koleksi yang dibutuhkan
menggunakan sarana dan fasilitas yang
disediakan serta staf perpustakaan yang
bersahabat dan bersedia membantu pengguna
dalam memperoleh informasi atau koleksi
yang sesuai dengan cepat, sehingga
pemustaka ingin menggunakan fasilitas dan
koleksi yang disediakan perpustakaan
LAPAN Bandung.
Tabel 4.3 Persepsi Pemustaka terhadap
Sistem Layanan Terbuka ditinjau dari
FaktorInterest(Perhatian)
Sub Variabel Kriteria f %
Persepsi Pemustaka
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa persepsi pemustaka terhadap sistem
layanan terbuka ditinjau dari faktor interest hampir seluruhnya menjawab baik. Interest adalah sesuatu yang sangat diperhatikan
seseorang dapat dipengaruhi oleh
pengalaman atau latar belakang orang
tersebut (Pujaatmaka & Molan 2006, 76).
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa persepsi pemustaka
terhadap koleksi, fasilitas dan staf dalam
sistem layanan terbuka ditinjau dari faktor
interset adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari koleksi di perpustakaan LAPAN Bandung
yang sesuai dengan bidang yang di tekuni
pemustaka sehingga sesuai dengan
kebutuhan pemustakanya, jenis-jenis fasilitas
dan layanan yang ada dalam sistem layanan
terbuka di perpustakaan LAPAN Bandung
berjalan secara optimal, staf perpustakaan
dalam sistem layanan terbuka yang
diterapkan di perpustakaan LAPAN Bandung
memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas, berpenampilan rapi dan menarik, dan
sederhana dan rapi dalam memberikan
pelayanan kepada pemustaka.
Tabel 4.4 Persepsi Pemustaka terhadap
Sistem Layanan Terbuka ditinjau dari
FaktorExperience(Pengalaman)
Sub Variabel Kriteria f %
Persepsi Pemustaka dari
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat
bahwa persepsi pemustaka terhadap sistem
layanan terbuka ditinjau dari faktor
experience hampir seluruhnya menjawab baik. Experience adalah pengalaman dapat mempengaruhi salah satu dari objek atau
peristiwa yang sangat diperhatikan seseorang
(Pujaatmaka & Molan 2006, 76).
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa persepsi pemustaka
terhadap koleksi, fasilitas dan staf dalam
sistem layanan terbuka ditinjau dari faktor
experience adalah cukup. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman responden terhadap
keanekaragaman koleksi yang tersedia di
perpustakaan LAPAN Bandung.
Perpustakaan LAPAN Bandung memiliki
koleksi yang beranekaragam dan selalu
menambah koleksinya dengan terbitan
terbaru, alat penelusuran menggunakan
katalog yang memudahkan pemustaka
menelusur koleksi serta staf layanan dalam
sistem layanan terbuka di perpustakaan
LAPAN Bandung yang mampu memberikan
layanan yang cepat dan tepat, karena pada
prakteknya, staf perpustakaan terutama yang
telah terbiasa dan mengenal benar tugasnya
dapat melayani pemustaka dengan cepat dan
tepat. Fasilitas yang disediakan juga sangat
berperan penting dalam pelaksanaan sistem
layanan terbuka serta memberikan
kenyamanan dan ketentraman dalam sistem
layanan terbuka perpustakaan LAPAN
Bandung.
Tabel 4.5 Persepsi Pemustaka terhadap
Sistem Layanan Terbuka ditinjau dari
FaktorExpectation(Harapan)
Sub Variabel Kriteria f %
Persepsi Pemustaka dari
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat
bahwa persepsi pemustaka terhadap sistem
layanan terbuka ditinjau dari faktor
expectation hampir seluruhnya menjawab baik. Expectation adalah harapan-harapan seseorang terhadap sesuatu yang dapat
mempengatruhi persepsi (Pujaatmaka &
Molan 2006, 76).
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa persepsi pemustaka
terhadap koleksi, fasilitas dan staf dalam
sistem layanan terbuka ditinjau dari faktor
expectation adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari harapan responden terhadap bahan
pustaka yang ada di perpustakaan LAPAN
kebutuhan pengguna dan diharapkan
perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan
informasi pemustakanya. Perpustakaan
LAPAN Bandung juga diharapkan agar
selalu menambah koleksi yang terbaru
dikarenakan bidang ilmu dan kajian yang
terus berkembang mengikuti perkembangan
zaman. Fasilitas sistem layanan terbuka di
perpustakaan LAPAN Bandung ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan
kelancaran bagi pemustaka, serta diharapkan
perpustakaan dapat memaksimalkan
penyediaan fasilitas yang ada, dan yang
terakhir staf juga diharapkan untuk lebih
menambah pengetahuan dan wawasannya
agar dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan pemustaka sehingga sistem layanan
terbuka yang diterapkan perpustakaan
LAPAN Bandung bisa berjalan secara
optimal.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan ini ditarik berdasarkan
tujuan penelitian. Secara umum
penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa
pemustaka memiliki persepsi (ditinjau
dari faktor yang mempengaruhi diri
pemersepsi yaitu attitude, motive, interest, experience,dan expectation) yang baik terhadap sistem layanan
terbuka di Perpustakaan LAPAN
Bandung . Hal tersebut dapat
dispesifikasikan melalui uraian di bawah
ini yaitu:
1. Attitude (sikap) pemustaka terhadap
koleksi, fasilitas dan staf dalam
sistem layanan terbuka di
Perpustakaan Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional Bandung
adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari
pengetahuan atau penilaian responden
terhadap koleksi beranekaragam yagn
dimiliki perpustakaan LAPAN
Bandung, fasilitas perpustakaan yang
memberikan kenyamanan dan
ketenangan, dan staf perpustakaan
LAPAN Bandung yang
memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan pemustaka serta dapat
memberikan solusi yang tepat untuk
menawarkan bahan pustaka lain
2. Motive (motif) pemustaka terhadap koleksi, fasilitas dan staf dalam
sistem layanan terbuka di
perpustakaan Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional Bandung
adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari
motive responden terhadap koleksi
yang ada di perpustakaan LAPAN
Bandung, fasilitas dan sarana
penelusuran informasi yang tersedia,
dan staf yang selalu siap untuk
menjawab dan membantu pemustaka,
memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan pemustaka serta
memberikan solusi yang tepat untuk
menawarkan bahan pustaka atau
koleksi yang sesuai dengan yang
3. Interest (perhatian) pemustaka terhadap koleksi, fasilitas dan staf
dalam sistem layanan terbuka di
perpustakaan Perpustakaan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
Bandung adalah baik. Hal ini dapat dilihat perhatian responden terhadap
koleksi bahan pustaka, fasilitas yang
disediakan perpustakaan dan staf
perpustakaan dalam sisitem layanan
terbuka.
4. Experience (pengalaman) pemustaka terhadap koleksi, fasilitas dan staf
dalam sistem layanan terbuka di
perpustakaan Perpustakaan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
Bandung adalah baik. Hal ini dapat
dilihat dari pengalaman responden
terhadap keanekaragaman koleksi
yang tersedia, fasilitas-fasilitas yang
ada, dan sistem layanan terbuka yang
memberikan kenyamanan dan
ketenangan serta staf layanan dalam
sistem layanan terbuka di
perpustakaan LAPAN Bandung.
5. Expectation (harapan) pemustaka terhadap koleksi, fasilitas dan staf
dalam sistem layanan terbuka di
perpustakaan Perpustakaan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
Bandung adalah baik. Hal ini dapat
dilihat dari harapan responden
terhadap bahan pustaka yang ada di
perpustakaan LAPAN Bandung
diharapkan sesuai dengan kebutuhan
pengguna dan diharapkan
perpustakaan dapat memenuhi
kebutuhan informasi pemustakanya.
Perpustakaan LAPAN Bandung juga
diharapkan agar selalu menambah
koleksi yang terbaru dikarenakan
bidang ilmu dan kajian yang terus
berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Fasilitas
sistem layanan terbuka di
perpustakaan LAPAN Bandung ini
diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kelancaran bagi
pemustaka, serta diharapkan
perpustakaan dapat memaksimalkan
penyediaan fasilitas yang ada, dan
yang terakhir staf juga diharapkan
untuk lebih menambah pengetahuan
dan wawasannya agar dapat
menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan pemustaka sehingga sistem
layanan terbuka yang diterapkan
perpustakaan LAPAN Bandung bisa
berjalan secara optimal.
5.1 Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan
kesimpulan yang ada, berikut beberapa saran
yang dapat penulis sampaikan, dan juga saran
lain dari pemustaka yang menjadi responden
penelitian juga ikut terangkum di dalamnya:
1. Beberapa koleksi diharapkan agar selalu
ditambah koleksi yang terbaru
terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman sehubungan dengan
kebutuhan informasi pemustaka.
2. Fasilitas seperti komputer dan internet
diharapkan ditambah untuk memudahkan
dalam penelusuran bahan pustaka atau
mencari informasi melalui internet
3. Ruangan di perpustakaan LAPAN
Bandung diharapkan kedepannya agar
dapat diperluas sehubungan dengan
bertambahnya koleksi yang ada sehingga
ruang yang dibutuhkan untuk
penyimpanan koleksi pun lebih banyak,
hal ini diperlukan agar penyimpanan
koleksi dapat tertata dengan rapi dan dapat
diakses lenih banyak lagi oleh pemustaka.
4. Berdasarkan hasil dari penelitian yang
dilakukan. Ada masukan yang bisa
dilakukan untuk pengembangan layanan
perpustakaan yang dapat diterapkan di
perpustakaan LAPAN Bandung.
Pemustaka perpustakaan LAPAN
sebagian besar adalah para peneliti dari
lembaga itu sendiri, berdasarkan survey
dan observasiyang dilakukan, para
pemustaka tersebut sangat sibuk dalam
melakukan tugas dalam pekerjaan mereka
sehingga sangat sedikit bahkan hampir
tidak ada waktu bagi mereka untuk
mengunjungi ke perpustakaan untuk
meminjam koleksi. Berdasarkan hal
tersebut saya mempunyai salah satu
pemikiran untuk mengatasi hal tersebut
yaitu dengan sistem pengiriman koleksi.
Peneliti menamakan sistem ini LODS
(Lybrary Online delivery services).
Dimana sistem ini merupakan
pengembangan lanjutan dari sistem
penelusuran katalog online. Peemustaka
dapat mengakses koleksi ada atau tidak,
bisa dipinjam atau tidak melalui
penelusuran koleksi online. Kemudian
pemustaka dapat melakukan peminjaman
dengan memberikan informasi nama
koleksi yang di butuhkan dilengkapi
dengan nama pemustaka serta tempat/
ruangan pemustaka bekerja melalui sms,
atau chat kepada staf operator di
perpustakaan. Staff kemudian mencatat
koleksi/bahan pustaka yang akan
dipinjam, kemudian staf melakukan
pencatatan pada buku peminjaman koleksi
sesuai data yang diterima. Bila telah
selesai melakukan proses pencatatan
kemudian staf dapat mengantar koleksi
tersebut langsung keruangan pemustaka.
Dengan demikian para pemustaka yang
sangat sibuk sekalipun masih dapat
Daftar Pustaka
Darmono. 2001.Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan sekolah. Jakarta: Grasindo.
Daryanto. 1985.Pengetahuan Praktis bagi Pustakawan. Malang: Bina Cipta.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2006. Prilaku Organisasi; Memahami dan Mengelola Perilaku Dalam Organisasi. Bandung: Unpar Press.
Lasa. 1994.Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nazir, Mohamad. 2005.Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Martoatmojo, Karmidi. 1993. Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rahmat, Jalaludin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior.Edition 9th. San Diego: Prentice Hall International, Inc.
Robbins, Stephen P. 2003.Prilaku Organisasi. Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo. Robbins, Stephen P. 2001.Organization Theory: Structure, Design and
Aplications.Diterjemahkan oleh Hadayana Pujaatmaka & Benyamin Molan. 2006. Jakarta: Prenhallindo.
Sobur, Alex. 2003.Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah.Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2004.Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung :Alfa Beta. Sulistyo-Basuki. 1993.Pengantar Ilmu perpustakaan.Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.