• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN ANTARA USTADZ DAN SANTRI DALAM PROSES MENGHAFAL JUZ AMMA (STUDY KASUS DI MADRASAH DINIYAH DARUL IHSAN SLUMBUNG GANDUSARI BLITAR) Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN ANTARA USTADZ DAN SANTRI DALAM PROSES MENGHAFAL JUZ AMMA (STUDY KASUS DI MADRASAH DINIYAH DARUL IHSAN SLUMBUNG GANDUSARI BLITAR) Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskipsi Teori

untuk memperjelas pembahasan proposal yang berjudul “Implementasi Komunikasi Pembelajaran Dalam Proses Menghafal Juz

Amma Pada Pendidikan Santri Madrasah Diniyah Darul Ihsan Slumbung Gandusari Blitar” akan peneliti paparkan beberapa istilah dalam judul tersebut:

1. Hakekat Implementasi Komunikasi Pembelajaran

A. Implementasi Komunikasi pembelajaran

Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan. Pengertian-pengertian ini memperlibatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, tindakan atau mekanisme suatu sistem, ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktifitas tetapi juga kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.1

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata implementasi diartikan sebagai penerapan atau pelaksanaan.

Dari beberapa definisi diatas bahwa implementasi merupakan kagiatan yang terencana untuk mencapai tujuan atau penerapan dan menimbulkan dampak.

1

Toni Nugraha, pengertian Implementasi,… diakses pada 26 September 2017

(2)

Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereta masing-masing yang di kutib oleh Marheini Fajar dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik sebagai beikut:2

1) Sarah Trenholm dan Arthurjense mendefinisikan komunikasi adalah “A process by wich a source transmits a message to a receiver through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran). 2) Hoveland, Janis dan Kelley mendefinisikan komunikasi adalah “The process by which an individual (the communicator) transmits stimult (usually verbal symbols) to modify, the behavior of other individu.” (Komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainya). 3) Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada giliranya terjadi saling pengertian yang mendalam. 4) Menurut Harold D. Lasswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect? (siapa megatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). 5) Berelson dan Stainer, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainya. 6) Gode, komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula yang dimiliki dari seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. 7) Barnlund, komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. 8) Ruesch, komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainya dalam kehidupan. 9) Weaver, komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain.

Menurut nuruddin yang di kutib dalam bukunya yang berjudul Sistem Komunikasi Indonesia adalah:

2

(3)

Soekanto, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola intraksi antar manusia (human communication) dengan menggunakan ide atau gagasan lewat lambang atau bunyi ujaran.3

Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli.Namun definisi diatas paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang komunikasi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi menurut kelompok kami adalah suatu proses menyampaikan informasi dari seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) yang bertujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku orang lain melalui lambang-lambang seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan efisien.

B. Unsur-unsur Komunikasi

Dalam berkomunikasi terdapat beberapa unsure yang merupakan syarat.Ada tujuh unsure yang dikutib oleh Dani Vardiansyah dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi.Unsur-unsur tersebut adalah “pengirim pesan

3

(4)

(komunikator), penerima pesan (komunikan), pesan, saluran komunikasi dan media komunikasi, efek komunikasi, umpan balik”.4 a. Pengirim Pesan (Komunikator)

Pengirim pesan yang dimaksud disini adalah manusia yang mengambil inisiatif dalam berkomunikasi.Pesan disampaikan komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi. Dilihat dari jumlahnya, menurut Widjaja dalam bukunya yang berjudul Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, “komunikator dapat terdiri dari satu orang, banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang”.5Komunikator yang dimaksud menurut Mulyana, didalamnya mencakup “faktor-faktor seperti ketrampilan komunikasi, sikap, pengetahuan dan sistem sosial serta pengaruh kultural, sosiokultural dan psikokultural”.6 Pengirim pesan (komunikator) berfungsi atau berperan membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan atau rangsangan, dan memeliharanya dalam ruang publik. Dalam proses pembelajaran, pengirim pesan ialah pendidik atau guru. b. Penerima Pesan (komunikan)

Komunikan kita definisikan sebagai manusia berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Dalam proses komunikasi menurut Dani Vardiansyah utamanya dalam tataran

4 Dani Vardiansyah, pengantar Ilmu Komunikasi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), cet.

Pertama, hal. 18-28

5

Widjaja, Komunikasi:Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 21

6 D. Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(5)

antar pribadi peran komunikator dalam komunikan bersifat “dinamis, saling berganti”.7Penerima pesan menurut Arni Muhammad adalah “yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya”. 8 Penerima pesan yakni orang yang menerima pesan dari sumber atau komunikator. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan persepsi, pola pikir dan perasaannya, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Dalam pendidikan komunikan ini yang berperan sebagai komunikan berupa pesesta didik.

c. Pesan

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak.Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Maksud dari pesan bersifat abstrak yang di jelaskan oleh Dani Vardiansyah adalah:

komunikan tidak akan tahu apa yang ada dalam benak komunikator sampai komunikator mewujudkannya dalam salah satu bentuk atau kombinasi lambang-lambang komunikasi. Karena itu, lambang komunikasi disebut juga bentuk pesan, yakni wujud konkret dari pesan, berfungsi mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkret.9

7 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu …, hal. 21.

8 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 18. 9

(6)

Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima pesan. Pesan dapat berbentuk verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo dan sebagainya; sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telpon, radio dan sebagainya. Pesan non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, nada surara dan sebagainya.

d. Saluran Komunikasi dan Media Komunikasi.

Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai ke komunikannya yang di jelaskan Dani Vardiansyah, yaitu:“tanpa media (nonmediated communication yang berlangsung face-to-face, tatap muka) atau

dengan media”.10Media yang dimaksud disini adalah media komunikasi.Media merupakan bentuk jamak dari medium.Medium komunikasi kita artikan sebagai alat perantara yang sengaja dipilih komunikator untuk menghantarkan pesannya agar sampai ke komunikan.Jadi, unsur utama dari media komunikasi adalah pemilihan dan penggunaan alat perantara yang dilakukan komunikator dengan sengaja.

Jadi pemilihan atau penggunaan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan

10Ibid…

(7)

dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Misalnya, buku, laptop, dan sebagainya.

e. Efek Komunikasi

Efek komunikasi kita artikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya.Menurut Dani Vardiansyah terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan, yaitu:

kognitif (seorang menjadi tahu tentang sesuatu), afektif (sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu), dan konatif (tingkah laku, yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).11

Dapat dikatakan efek merupakan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi yang biasanya dirumuskan sebagai perubahan atau penegugan sikap, pendapat dan perilaku.Efekpun ada kalanya juga disebut sebagai tujuan komunikasi atau untuk menunjukkan keberhasilan komunikasi. f. Umpan Balik

Umpan balik menurut Dani Mulyana dimaknai “sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya”.12Dalam komunikasi yang dinamis, sebagaimana diutrakan, komunikator dan komunikan terus menerus saling bertukar peran.Karenanya, umpan balik pada dasarnya adalah pesan juga yakni ketika komunikan berperan sebagai

11Ibid… hal. 27.

(8)

komunikator.Dan ada juga yang beranggapan sebaliknya yang diutarakan oleh Hafied Cangara bahwa “umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima”.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa umpan balik merupakan respon komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan selama proses komuniksi berlangsung.

C. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang dalam menyampaikan pesanya dengan menggunakan lisan dan tulisan.Komunikasi verbal yang di kutib oleh Roudhonah dalam bukunya berjudul Ilmu Komunikasi, adalah “penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan”.14

Dari pendapat diatas menurut peneliti, komunikasi verbal adalah penyampaian pesan atau informasi dengan kata-kata, baik berupa lisan atau tulisan dimana unsure terpenting dari komunikasi verbal ini adalah bahasa.

Komunikasi verbal melalui lisan dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seorang berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan secara langsung bertatap muka antara komunikator dengan komunikan, sepeti berpidato atau ceramah.

13Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),

hal. 29

14

(9)

Komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dngan komunikan. Proses penyam[aian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa madia surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

a. Teori Komunikasi Verbal

Teori Komunikasi Verbal ini telah dikutib oleh Hafied Cangara dalam bukunya pengantar Ilmu Komunikasi, yaitu sebagai berikut:

Menurut para ahli, ada tiga teori sehingga orang biasa memiliki kemampuan komunikasi verbal. Teori pertamaoperant conditioning, teori ini menekankan unsure stimulus dan respon yang menyatakan bahwa jika suatu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang akan cenderung memberi reaksi. Teori kedua dinamakan dengan teori kognirif, teori ini menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari apa yang ditampilkan. Teori ketiga disebut teori penengah, teori ini menekankan bahwa manusi dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa tidak saja bereaksi terhadap stimuli yang diterima dari luar tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.15

Ketiga teori ini menunjukkan ciri dan alasan masing-masing namun dapat memberikan tekanan yang sama, bahwa manusia akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara verbal yang tentunya harus melalui proses belajar. Tanpa komunikasi verbal manusia tidak bisa berpikir, komunikasilah yang mempengaruhi persepsi dan pola pikir seseorang.

15 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindi Persada,

(10)

b. Tujuan Komunikasi Verbal

Adapun tujuan menggunakannya komunikasi verbal (lisan dan tulisan) menurut Riswanto Hidayat antara lain sebagai berikut:16

1) Penyampaian penjelasan, pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya,

2) Presentasi penjualan dihadapan para audien, 3) Penyelenggaraan rapat,

4) Wawancara dengan orang lain, 5) Pemasaran melalui telepon, dsb.

c. Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Perbedaan komunikasi verbal dan non verbal yang dikutib oleh Wini Mulyani dalam Karya Skripsinya adalah dilihat dari “kesenjangan, perbedaan-perbedaan simbolik dan mekanisme pemprosesan”.17

Dapat dijelaskan oleh peneliti sebagai berikut: 1) Kesenjangan

Komunikasi non Verbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus, mengarah pada norma-norma yang ada.Sedangkan komunkasi verbal dilakukan dengan sengaja.

2) Perbedaan-perbedaan simbolik

Komunikasi verbal bersifat interpersonal dan harus dibagi dintara orang-orang yang terlibat dalam tindakan

16 Riswanto hidayat, Komunikasi Verbal, www.Wordpress.com diakses tanggal 26

September 2017

17

(11)

komunikasi. Sementara komunikasi non verbal lebih alami iaberoprasi debagai norma dan perilaku yang didasarkan pada noema.

3) Mekanisme pemprosesan

Komunikasi vebal kurang terstruktur dan aturanp-aturan yang ada ketika berkomunikasi lebih sederhana.Sedangkan komunikasi verbal mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis.

D. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal menurut Arni Muhammad adalah “suatu kegiatan komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat atau bahasa diam (silent)”.18 Sedangkan menurut Agus M. Hudjana Komunikasi non verbal adalah:

Penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.19

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan non vebal.Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis.Definisi harfiah komunikasi nonverbal yaitu komunikasi tanpa kata-kata.Komunikasi non verbal hanya mencangkup sikap dan penampilan, jadi dilihat dari istilah komunikasi non verbal membawa pesan non linguistik.

18Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi …, hal. 139 19

(12)

Komunikasi non verbal dapat juga diartikan yaitu komunikasi dengan menggunakan gejala yang menyangkut gerak-geraik (gestures), sikap (postures), ekspresi wajah (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik, isyarat dan gejala yang sama yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan.

Pendapat diatas menyatakan bahwa pada intinya komunikasi non verbal adalah komunikasi tanpa kata-kata/isyarat seperti sikap tubuh, gerakan tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi mata, kedekatan jarak dan sentuhan.

Klasifikasi komunikasi non verbal yang dikutib oleh Wini Mulyani dalam kara skripsinya adalah dalam segi kinestik, pesan gestural, pesan postural, proksemik, artifaktual, paralinguistic, pesan sentuhan dan pesan olfaksi”.20

Dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

1) Kinestik

Pesan kinestik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:

a) Pesan fasial

Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaian makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa waja dapat menyampaikan paling sedikit sembilan kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan,

20

(13)

kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjupan, dan tekad.

Leathers 1996 menyimpulkan penelitian tentang wajah sebagai berikut:

(1) Wajah mengkomunikasikan penilaian tentang ekspresi senang dan tak senang yang menunjukkan komunikator memandang onjek penelitiannya baik atau buruk. (2) Wajah menkomunikasikan minat seseorang kepada

orang lain atau lingkungan.

(3) Mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi

(4) Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri.

(5) Wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian.

b) Pesan gestural

Menunjukkan gerakan sebagai badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan sebagai makna, menurut Galloway, pesan ini berfungsi untuk mengungkapkan: (1) Mendorong/membatasi

(2) Menyesuaikan/mempertentangkan (3) Responsive/non responsive

(4) Perasaan positif/negative

(14)

(6) Melancarkan/tidak reseptif (7) Menyetujui/ menolak

Pesan gestural yang mempertentangkan terjadi bila pesan gestural memberikan arti lain dari pesan lainya. Pesan gestural tak responsive enunjukkan gesture yang ada kaitanya.Negatif menunjukkan sikap dingin, merendahkan, atau menolak.Tak responsive mengabaikan permintaan untuk bertindak.

c) Pesan postural

Berkaitan dengan seluruh anggota badan Mehrabian menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postural. (1) Immediancy

Merupakan ungkapan kesukaan atau keridaksukaan terhadap individu yang lain. Postur tubuh yang condong kea rah lawan bicara menunjukan kesukaan dan penilaian positif.

(2) Power

Mengungkapkan status yang tinggi pada komunikator.

(3) Responsiveness

(15)

d) Proksemik

Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.Pada umumnya dengan mengatur jarak. Kita menggungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan ini juga diungkapkan dengan mengatur ruang dan objek dan rancangan interior.Pesan ini dapat mengungkapkan status sosial ekonomi, keterbukaan dan keakraban.

e) Artifaktual

Pesan ini diungkapkan melalui penampilan body image, pakaian kosmetik dan lain-lain. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain sepatunya memperlakkan kita.

Selain itu pakaian juga berguna mengungkapkan perasaan (misalnya pakaian hitam berarti duka cita) dan formalitas (sandal untuk situasi informal dan batik untuk situasi formal).

f) Paralinguistic

(16)

Hal-hal yang membedakan antara lain nada, kualitas suara, volume, kecepatan dan ritme. Secara keseluruhan pesan paralinguistic merupakan alat yang paling cermat untuk menyampaikan perasaan kita pada orang lain.

g) Pesan Sentuhan

Biasanya melalui sentuhan.Ini melalui sensitivitas kulit. Sepertihalnya orang yang marah I akan mencubit keras, ungkapan kasih saying, keakraban dan lain-lain. Smith melaporkan berbagai perasaan yang dapat disampaikan perasaan dan yang paling biasa dikomunikasikan sentuhan ada lima: tanpa perhatian, kasih saynag, takut, marah, dan bercanda.

h) Pesan Olfaksi

Merupakan pesan non verbal mealui penciuman hidung yang merasakan bau-bauan yang telah dikenalkan seperti bau minyak wangi, bau bawang, makanan dan lain-lain.Bhkan seseorang dapat mengenali minyak wangi yang sering dipakai oleh orang terdekatnya.

Jalaluddin Rahmat menjelaskan bahwa komunikasi non verbal memiliki beberapa fungsi, yaitu:“ repetisi, subtitusi, kontradiksi, komplemen dan aksentuasi”.21

Untuk lebih jelaskan akan peneliti paparkan sebagai berikut:

21 Jalaludin Rahmad, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009),

(17)

1) Repetisi

Disini komunikasi non verbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagsan yang disajikan secara verbal. Misalnya setelah seseorang menjelaskan penolakannya terhadap suatu hal ia akan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolakannya.

2) Subtitusi

Disini komunikasi non verbal memiliki fungsi untuk menggantikan lambang-lambanag verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang berkata, ia dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukan kepala.

3) Kontradiksi

Menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji presentasi rekanya dengan mencibirkan bibirnya sambil berkata : hebat kai memang hebat.

4) Komplemen

Melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal.Misalnya air muka seseorang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.

5) Aksentuasi

(18)

Komunikasi non verbal memiliki tujuan, tujuan komunikasi non verbal yang dikutib oleh Wini Mulyani dalam karya skripsinya dapat diuraikan sebagai berikut:22

1) Menyediakan/memberikan informasi 2) Mengatur alur suatu percakapan 3) Mengekspresikan suatu emosi

4) Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal.

5) Mengendalikan atau mempersuasi orang lain

6) Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan server badminton, belajar golf dan sejenisnya.

E. Hakekat Menghafal Juz Amma

Dari Kamus Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafalyang artinya adalah dapat mengingat sesuatu dengan mudah dan mengucapkannya di luar kepala.Sedangkan menghafal“berusaha meresapkan ke dalam ingatan”.23Menghafal Al-Qur’an menurut Muhammad Makmun Rasyid adalah “sebuah pekerjaan menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an di luar kepala”.24

Menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal didalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan suatu materi Verbal didalam Ingatan, Sehingga dapat diproduksi (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Peistiwa

22Wini Mulyani, IMplementasi Komunikasi Verbal… hal. 29 23 Tim Prima Pena, Kamus Bahasa Indonesia,… hal. 307 24

(19)

menghafal merupakan proses mental untuk erencanakan dan menyampaikan kesan-kesan, yang nantinya sewaktu-waktu bila diperlukan dapat diingat kembali de alam sadar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menghafal merupakan kegiatan atau usaha mengingat sesuatu dari luar kepala.Yang dimaksud dengan di luar kepala disini adalah mengingatnya, meresapkannya kedalam ingatan tanpa harus melihat buku, atau Al-Qur’an lagi.Menghafal merupakan kegiatan yang sangat sulit dilakukan bagi sebagian orang.Apalagi menghafal Al-Qur’an maka dari itu butuh kemauan yang kuat, niat yang lurus serta motivasi dari diri sendiri untuk menghafal Al-Qur’an.Dengan adanya acara hafidz Qur’an dibeberapa stasiun televisi yang rutin disiarkan saat bulan ramadhan.Hal ini dapat menumbuhkan Motivasi kepada orang yang menontonnya.Karena anak kecil bisa menghafal Al-Qur’an dan menjadi intropeksi bagi penontonnya diri.

a. Cara Menghafal Al-Qur’an

Ath-thabari men-takhrij-kan dari Imam Ali bahwa Nabi saw., bersabda, “Ajarkanlah anak-anak kalian tiga perkara: cinta kepada Nabi kalian, cinta kepada keluarga Nabi kalian,

dan Membaca Al-Qur‟an, karena sesungguhnya para

pengemban Al-Qur‟an akan berada dalam naungan arsy Allah

pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya bersama

(20)

menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an sejak usia dini serta membiasakan membaca dan mendengarkan ayat suci Al-Qur’an, dengan demikian anak akan mudah menghafal Al-Qur’an. Berikut cara yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam menghafal Al-Qur’an;

1) Bimbingan langsung dari orang yang mengajar hafalan 2) Menulis apa yang dihafalkan

3) Menggunakan media audio ataupun audio-visual25

4) Indera, keterampilan memperlihatkan perlu santri pelajari, karena akan sulit mengingat sesuatu apabila santri tidak memperhatikan dari awal. Dengan menggunakan kombinasi penglihatan (mata), bunyi(telinga), gerak (tangan dan kaki), bau (hidung), dan rasa (lidah) akan menciptakan memory yang kuat.

5) Buat kesan, untuk membat sesuatu yang dapat diingat biat menjadi berkesan, untuk kesan objek yang akan diingat santri secara imajinatif dan berlebih-lebihan.

6) Mainkan emosi, kesan yang bermuatan cinta, kebahagiaan, dan kesedihan mudah untuk diingat. Dengan menggunakan kesan dari perasaan hangat, perasaan yang membuat jantung santri berdegup kencang dan memancarkan kebahagiaan, akan membantu memory mereka.

25Muhammad Sa’id Mursi,

(21)

7) Asosiasi dan imajinasi, gunakan asosiasi dan imajinasi pribadi siswa seperti anggota-anggota keluarganya, rumahnya, sekolahnya, teman-temanya, peristiwa hidupnya, dan hal-hal yang istimewa baginya.

8) Repitisi, santri harus berusaha berkonsentrasi secara penuh pada materi yang sedang dipelajari dan megulangnya dengan cara yang berbeda dan kreatif seperti mengucapkannya keras-keras dan lebih baik bila dibuat peta pikiran.

9) Buat password, usaha siswa mengingat bagian pertama dan terakhir karena bagian-bagian tersbut dan jadikan keyword untuk mengingat bagian-bagian lain. 26

b. Metode Menghafal Al-Qur’an

Metode merupakan langkah-langkah atau cara yang digunakan untuk menghafal, sedangkan menghafal/mengingat adalah menyimpan dan dapat memproduksi kembali informasi yang telah lampau.27Jadi menghafal Al-Qur’an merupakan kegiatan untuk terus megingat kata demi kata yang terdapat dalam kitab suci. Berikut metode menghafal Al-Qur’an:

1) Jahfidz dan takrir 2) Menggunakan isyarat

3) Analogi yang sesuai dengan ayat penerapan sehari-hari

26

Nanik Rubiyanto, dan Dany Haryanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2010), hal. 185

27 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika,

(22)

4) Pengulangan, kebanyakan kita belajar dengan membaca berulang-ulang. Beberapa informasi menempel selama waktu singkat, mungkin juga cukup lama bagi kita untuk lulus ujian atau memberikan prestasi, tetapi kita melupakannya begitu saat-saat itu berlalu. Yang efektif adalah berkonsentrasi secara penuh pada materi yang dipelajari dan mengulang dengan cara-cara yang berbeda dan kreatif seperti mengucapkan keras-keras dan membuat peta pikiran.28

c. Faktor pendukung dan penghambat

1) Faktor pendukung

a) Menguasai Ilmu Tajwid

Secara bahasa, kata tajwid adalah masdar dari kata jawwada-yujawwiu yang berarti “membuat bagus.” Adapun menurut istilah, tajwid adalah suatu cabang ilmu yang mengatur tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Ilmu tajwid sangat perlu diajarkan kepada orang yang ingin membaca atau mempelajari Al-Qur’an. Sebab, kesalahan satu huruf atau panjang -pendek dalam membaca Al-Qur’an dapat berakibat fatal, yakni perubahan arti. Dalam ilmu tajwiddiajarkan bagaimana cara mengucapkan huruf yang berdiri sendiri, yang dirangkai dengan huruf lain,

28

(23)

melatih lidah mengucapkan huruf sesuai dengan makhraj-Nya, mengetahui panjang-pendeknya suatu

bacaan, dan sebagainya. Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah. Artinya, jika di suatu

tempat sudah ada orang yang mengerti ilmu tajwid, maka gugurlah kewajiban orang di tempat itu untuk mempelajari ilmu tajwid. Namun dalam praktiknya, mengamalkan ilmu tajwid hukumnya fardhu ain.29 b) Faktor Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat pentingbagi orang yang akan menghafalkan Al-Qur’an. Jika tubuh sehat maka proses menghafal akan menjadi lebih mudah dan cepat tanpa adanya penghambat, dan batas waktu menghafal pun menjadi relatif cepat. Oleh karena itu, sangat disarankan agar selalu menjaga kesehatan dengan cara menjaga pola makan, menjadwal waktu tidur dan mengecek kesehatan secara rutin.

c) Faktor Psikologi

Kesehatan yang diperlukan oleh orang yang menghafalkan Al-Qur’an tidak hanya dari segi kesehatan lahiriah, tetapi juga dari segi psikologisnya. Orang yang menghafalkan Al-Qur’an sangat membutuhkan ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran

29 Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an, (Jogjakarta: Diva Pers,

(24)

maupun hati. Jika mengalami gangguan psikologis, sebaiknya memperbanyak dzikir, melakukan kegiatan positif dan berkonsultasi kepada psikiater.

d) Faktor Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu factor pendukung dalam menjalani proses menghafalkan Al-Qur’an. Setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga, cukup mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani. Meskipun demikian, bukan berarti kurangnya kecerdasan menjadi alasan untuk tidak bersemangat dalam menghafalkan Al-Qur’an. Sebagaimana diuraikan sebelumya, hal yang paling penting ialah kerajinan dan istiqamah dalam menjalani hafalan.

e) Faktor Motivasi

(25)

f) Faktor Usia

Sebenarnya tidak ada batasan usia tertentu secara mutlak untuk menghafal Al-Qur’an, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat usia seseorang memang berpengaruh terhadap keberhasilan menghafal Al-Qur’an. Seorang penghafal yang berusia relatif masih muda jelas akan lebih potensial daya serap dan resapnya terhadap materi-materi yang dibaca, dihafal, atau didengarkan disbanding dengan merekayang berusia lanjut, kendati tidak bersifat mutlak. Dalam hal ini ternyata usia dini (anak-anak) lebih mempunyai daya rekam yang kuat terhadap sesuatu yang dilihat, didengar atau dihafal.

g) Manajemen Waktu

(26)

materi, utamanya dalam hal ini bagi mereka yang mempunyai kesibukan lain.

h) Syekh Ibrahim asy-Syinqithi dalam kitabnya, juga menjelaskan beberapa makanan yang menurutnya bisa menjadi suplemen bagi paracalon penghafal Al-Qur’an, karena dianggap berpengaruh positif terhadap daya hafal seseorang, sekaligus memacu memori agar lebih cepat menghafal. Diantara makanan-makanan yang terpenting menurutnya adalah :

(1) Madu

Az-Zuhri berkata, “Usahakanlah untuk selalu minummadu karena ia bagus untuk menghafal Al-Qur’an dan merupakan obat untuk bermacam-macam anggota tubuh salah satunya adalah otak. ”Seorang penghafal Al-Qur’an harus menjaga kesehatan jasmaninya. Sebab, dukungan badan menghafal. Bila badan sehat dan kuat, hafalan pun ikut dahsyat.30

(2) Air Zam-zam

Imam Asy-Syaukani mengatakan, “Dalam hadis Rasulullah SAW di atas, terdapat dalil bahwa air Zam-zam berguna untuk urusan dan maksud apa pun ia diminum, baik berupa urusan dunia

30Amanu Abdul Aziz, Hafal Al-Qur‟an Dalam Hitungan Hari, (Bogor: Hilal Media

(27)

maupun akhirat (seperti menambah daya hafalan untuk menghafal Al-Qur’an), karena sabda Rasulullah SAW itu menunjukkan ungkapan yang umum. Demikian juga dengan apa yang biasa dilakukan oleh para ulama salaf dahulu. Ketika mereka mempunyai masalah, maka mereka meminum air Zam-zam lalu berdoa kepada Allah SWT agar dimudahkan urusannya.31

(3) Kurma

Kurma mujarab untuk menguatkan hafalan, khususnya kurma kering, bukan kurma basah yang belum matang. Rasulullah SAW sangat menyukai kurma, bahkan salah satu jenis kurma ada yang terkenal dengan nama “kurma nabi‟ , yang harganya berbeda dengan kurma lainnya.32

(4) Kismis

Sejumlah ulama dan hafidz menyebutkan bahwa makan kismis yang bercampur dengan ludah di dalam mulut bisa menguatkan ingatan. Terutama kismis yang berwarna merah kekuningan. Al-Hasyimi berkata, “Siapa yang ingin menghafal hadis hendaknya memakan kismis. ”Al-Walid juga berkata makanlah anggur kering sebelum

31Ibid...

32Nur Faizin Muhith, Semua bisa Hafal Al-Qur‟an, (Banyuanyar Surakarta: Al-Qudwah,

(28)

sarapan pagi. Karena hal itu akan menguatkan ingatan, terutama yang berwarna putih.

(5) Cokelat

Selain itu, cokelat juga dapat membantu daya ingat. Penelitian menunjukkan bahwa makan cokelat meningkatkan produksi endorphin, yaitu zat yang menyebabkan mood yang lebih baik dan merangsang memori. Cokelat juga mengandung jumlah kafein yang cukup untuk merangsang dan meningkatkan suasan hati.

2) Faktor Penghambat a) Tidak Sabar

Sabar merupakan kunci kesuksesan untuk meraih cita-cita, termasuk cita-cita dan keinginan untuk menghafal Al-Qur’an. Kesulitan akan dihadapi jika tidak mempunyai sifat sabar dalam menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu, seorang hafidz tidak boleh mengeluh dan patah semangat ketika mengalami kesulitan dalam proses menghafal.

b) Tidak sungguh-sungguh

(29)

sungguh-sungguh dalam menghafal Al-Qur’an, layaknya orang yang siap mencapai sebuah kesuksesan.33

c) Tidak Menghindari dan Menjauhi Maksiat

Tidak menghindari dan menjauhi perbuatan dosa akan membuat sang penghafal kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an.

d) Tidak Banyak Berdoa

Berdoa merupakan senjata bagi umat Islam. Sebagai umat Islam, kita harus yakin bahwa tidak ada yang sia-sia dari usaha berdoa.

e) Tidak Beriman dan Bertaqwa

Untuk menghafal Al-Qur’an harus beriman dan bertakwa kepada Allah SWT melalui media shalat, melakukan semua perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-Nya.34

d. Problem atau Kendala Menghafal Al-Qur’an

Pada dasarnya, kendala atau problem dalam menghafalkan Al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian sebagaimana berikut :

1) Muncul dari Dalam Diri Penghafal

33Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur‟an... hal. 113-114 34

(30)

Terkadang, problem dalam enghafalkan Al-Qur’an juga timbul dari diri sang penghafal itu sendiri. Problem-problem tersebut diantaranya ialah :

a) Tidak dapat merasakan kenikmatan Al-Qur’an ketika membaca dan menghafal

b) Terlalu malas c) Mudah putus asa

d) Semangat dan keinginannya melemah

e) Menghafal Al-Qur’an karena paksaan dari orang lain 2) Timbul dari Luar Diri Penghafal

Selain muncul dari dalam diri penghafal, problem dalam menghafal Al-Qur’an juga banyak disebabkan dari luar dirinya, sendiri :

a) Tidak mampu mengatur waktu dengan efektif

b) Adanya kemiripan ayat-ayat yang satu dengan yang lainnya, sehingga sering menjebak, membingungkan, dan membuat ragu.

c) Tidak sering mengulang-ulang ayat yang sedang atau udah dihafal.

d) Tidak adanya pembimbing atau guru ketika menghafal Al-Qur’an.35

35

(31)

e. Keutamaan dan Keistimewaan para Penghafal Al-Qur’an

Ada beberapa manfaat dan keutamaan menghafal Al-Qur’an. Menurut Imam Nawawi dalam kitabnya At-Tibyan Fi Adabi Hamalati Al-Qur’an, yang dikutip oleh Yulaikah manfaat dan keutamaan tersebut ialah sebagai berikut :36

1. Al-Qur’an adalah pemberi syafaat pada hari kiamat bagi umat manusia yang membaca, memahami dan mengamalkannya.

2. Para penghafal Al-Qur’an telah dijanjikan derajat yang tinggi disisi Allah SWT, pahala yang besar, serta penghormatan di antara sesama manusia.

3. Al-Qur’an menjadi hujjah atau pembela bagi pembacanya sertasebagai pelindung dari siksaan api neraka.

4. Para pembaca l-Qur’an, khususnya para penghafal Al-Qur’an yang kualitas dan kuantitas bacaannya lebih bagus akan bersama malaikat yang selalu melindungi dan mengajak pada kebaikan.

5. Para penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan fasilitas khusus dari Allah SWT, yaitu berupa terkabulnya segala harapan, serta keinginan tanpa harus memohon dan berdoa.

36Oleh Yulaikah, Judul skripsi Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

(32)

6. Para penghafal Al-Qur’an berpotensi untuk mendapatkan pahala yang banyak karena sering membaca (takrir) dan mengkaji Al-Qur’an.

7. Para penghafal Al-Qur’an diprioritaskan untuk menjadi imam dalam shalat.

8. Para penghafal Al-Qur’an menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari dan mengjarkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ibadah.

9. Para penghafal Al-Qur’an itu adalah para ilmuan. 10.Para penghafal Al-Qur’an adalah keluarga Allah SWT. 11.Para penghafal Al-Qur’an adalah orang-orang yang

mulia dari umat Rasulullah SAW.

12.Para penghafal Al-Qur’an kedudukannya hampir sama dengan Rasulullah SAW.

13.Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu kenikmatan paling besar yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang menghafalkan Al-Qur’an.

14.Mencintai para penghafal Al-Qur’an sama halnya dengan mencintai Allah SWT.37

37

(33)

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

NO Penelitian Terdahulu Rumusan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Wini Mulyani, 2011

“Implementasi Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Dalam Proses Menghafal Juz Amma Pada Pendidikan Anak Usia Dini Di Bait Qur’any Ciputat”

Adapun hasil penelitianya adalah stiap hari sebelum masuk kelas anak –anak berbaris didepan kelas kemuadian guru mengucapkan kata perkata ayat Al-Qur’an beserta artinya dengan memperagakan melalui sikap guru. Kemudian jika anak sudah hafal dengan ayat di berikan oleh guru maka siswa diperbolehkan masuk kelas.

Faktor penghambatnya adalah dari dalam diri dan dari luar siswa. Upaya guru dalam mengatasinya adalah dengan mencari penyebabnya kemudian mengadakan perhatian dan bimbingan yang lebih terhadap siswa yang kesulitan menghafal Al-Qur’an.

- Penelitian

3 Siti nurafifah, 2013 “teknik komunikasi dalam pembinaan tahfidz Al-Qur’an terhadap

(34)

anak asuh yayasan yatim

Dari penelitian tersebut peneliti menemukan hasil dari penelitian mereka, yaitu dalam mendidik anak-anak kelainan upayanya adalah terutamanya yang melibatkan masalah intelek, memerlukan berbagai teknik dan pendekatan karena setiap murid

mempunyai perwatakan yang berbeda. Peranan guru dalam penyebaran maklumat kepada anak didik adalah juga antara tunjang utama kejayaan proses pembelajaran seperti memperdengarkan ayat-ayat al-Quran setiap kali sesi pembelajaran diadakan.

(35)

Al-C. Paradigma Penelitian

(36)

Tabel 2.2

Paradigma Penelitian

Kepala Sekolah

Ustadz/Ustadzah

Siswa

Implementasi Komunikasi Pembelajaran secara Verbal Dan

Non Verbal

Gambar

NO Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Rumusan Hasil Penelitian
Tabel 2.2

Referensi

Dokumen terkait

All synthesized compounds were evaluated for antimicrobial and few potential compounds were subjected to brine shrimp lethality bioassay.. The detailed synthesis, spectroscopic

Based on results of hypothesis testing Relationship Marketing has direct and significant influence to Purchase Decision. The existence of Relationship Marketing

Melatih mahasiswa sebagai calon pendidik yang profesional serta dapatA. mempraktikkan bekal ilmu pendidikan yang diperoleh saat

intervening didasari dengan penerapan Budaya Organisasi dalam Kusuma Agrowisata Kota Batu Divisi Hotel, karyawan yang dituntut untuk menciptakan inovasi dan

Urutan melakukan sujud syukur adalah: 1. setelah mendapat sesuatu yang menggembirakan langsung mencari tempat yang memenuhi syarat. takbiratul ihram sambil didalam hati niat

Dengan siswa SMA Negeri I Rantau Rama harus berkelahi demi mempertahankan hubungan percintaannya.. Pola

[r]

Demikianlah Pengumuman ini di buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan akan diperbaiki dikemudian hari apabila