PROPOSAL
PRAKTEK KERJA LAPANG
PROSES PRODUKSI BIOETANOL DARI MOLASES
DI PT ENERGI AGRO NUSANTARA
MOJOKERTO, JAWA TIMUR
Disusun oleh :
Susanti (135100501111010)
Prilia Retno Pramesti (135100500111012)
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
ii KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Praktek Kerja Lapang
dengan judul “ Proses Produksi Bioetanol dari Molases di PT Energi Agro Nusantara Mojokerto, Jawa Timur “ dengan baik. Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan
jenjang pendidikan Strata 1 di jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya. Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan proposal ini. Penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak memberi bantuan dan bimbingan dalam penyusunan proposal ini, terutama kepada :
1. Ibu Feronika Heppy S. STP, MP, selaku dosen pembimbing.
2. PT Energi Agro Nusantara yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk
melakukan Praktek Kerja Lapang.
3. Orang tua dan teman-teman yang telah setia memberi dukungan dan semangat baik secara
moral maupun materil.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki proposal ini.
Akhir kata, penyusun berharap proposal ini dapat menjadi manfaat baik bagi masyarakat luas
maupun bagi pembaca.
Malang, 17 September 2015
iii ABSTRAK
PROSES PRODUKSI BIOETANOL DARI MOLASES DI ENERGI AGRO NUSANTARA MOJOKERTO,
JAWA TIMUR
Oleh
Susanti
NIM 125100501111010
Bioetanol merupakan salah satu produk perkembangan fermentasi yang terbuat dari
bahan berpati maupun bahan mengandung gula yang dirombak oleh yeast. Bioethanol
dapat digunakan secara luas dalam industri minuman, kosmetik, obat – obatan maupun dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengganti bahan bakar. PT Energi Agro
NusantaraMojokerto, JawaTimurmerupakan perusahaan bioetanol nomor satu di Indonesia
yang menggunakan bahan baku limbah pertanian yaitu molases.
Bahan utama yang digunakan dalam produksi bioetanol adalah tetes tebu/ molases.
Tetes tebu atau molases merupakan hasil samping dari tahap kristalisasi pada proses
pembuatan gula. Bahan tersebut diproses melalui serangkaian beberapa tahapan, dimulai
dari pretreatment dengan mengencerkannya terlebih dahulu kemudian ditambahkan H2SO4
dan persiapan bahan baku seperti pembiakan yeast, lalu fermentasi, dan distilasi.
Dalam proses produksi bioetanol tahapan terpentingnya adalah proses fermentasi
oleh Saccharomyces cerevisiae yang mengubah glukosa menjadi etanol dan CO2. Pada
proses fermentasi, faktor yang mempengaruhi proses yaitu sumber karbon, temperatur
optimal untuk pertumbuhan yeast, nutrient yang terkandung dalam substrat, dan oksigen.
iii ABSTRAK
PROSES PRODUKSI BIOETANOL DARI MOLASES DI ENERGI AGRO NUSANTARA MOJOKERTO, JAWA TIMUR
Oleh
Prilia Retno P NIM 135100500111012
Bioetanol merupakan salah satu produk perkembangan fermentasi yang terbuat dari
bahan berpati maupun bahan mengandung gula yang dirombak oleh yeast. Bioethanol dapat
digunakan secara luas dalam industri minuman, kosmetik, obat – obatan maupun dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengganti bahan bakar. PT Energi Agro Nusantara
Mojokerto, Jawa Timur merupakan perusahaan bioetanol nomor satu di Indonesia yang
menggunakan bahan baku limbah pertanian yaitu molases.
Bahan utama yang digunakan dalam produksi bioetanol adalah tetes tebu/ molases.
Tetes tebu atau molases merupakan hasil samping dari tahap kristalisasi pada proses
pembuatan gula. Bahan tersebut diproses melalui serangkaian beberapa tahapan, dimulai dari
pretreatment dengan mengencerkannya terlebih dahulu kemudian ditambahkan H2SO4 dan
persiapan bahan baku seperti pembiakan yeast, lalu fermentasi, dan distilasi.
Dalam proses produksi bioetanol tahapan terpentingnya adalah proses fermentasi oleh
Saccharomyces cerevisiae yang mengubah glukosa menjadi etanol dan CO2. Pada proses
fermentasi, faktor yang mempengaruhi proses yaitu sumber karbon, temperatur optimal untuk
pertumbuhan yeast, nutrient yang terkandung dalam substrat, dan oksigen.
iv DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Etanol ... 3
2.2 Mikroorganisme yang Berperan ... 3
2.3 Tetes tebu/molases ... 4
2.4 Produksi Bioetanol ... 5
2.4.1 Tahap Persiapan Bahan Baku... 5
2.4.2 Fermentasi ... 5
2.4.3. Distilasi ... 6
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Proses Fermentasi ... 6
2.6 Spesifikasi Produk ... 7
BAB III METODE PELAKSANAAN ... 8
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 8
3.2 Metode Pengumpulan Data dan Informasi ... 8
3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
v DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Produksi Bioetanol ... 5
Gambar 2.2 Reaksi Hidrolisa Sukrosa menjadi Glukosa ... 5
vi DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Sifat Fisik Etanol ... 3
Tabel 2.2 Komposisi Molase ... 4
Tabel 2.3 Fuel Grade Etanol ( FGE ) ... 7
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komoditas hasil pertanian di Indonesia menjanjikan potensi yang besar dalam
pemanfaatannya. Salah satu aplikasi yang dapat diterapkan yaitu dalam pembuatan bioetanol.
Bioethanol merupakan salah satu produk fermentasi yang terbuat dari bahan berpati maupun bahan
mengandung gula yang dirombak oleh yeast. Bioetanol dapat digunakan secara luas dalam industri
minuman, kosmetik, obat – obatan maupun dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengganti
bahan bakar.
Proses produksi etanol dapat menggunakan bahan baku mentah seperti mono/disakarida
(gula tebu, tetes tebu), bahan berpati (padi, jagung, umbi, dll), dan bahan selulosa (kayu, limbah
pertanian). Ragi yang dapat digunakan dalam proses fermentasi etanol adalah Saccahromyces
cerevisiae, Saccharomyces uvarum, Candida utilis (Azizah dkk, 2012). Proses fermentasi dapat
dijalankan secara batch maupun continue. Fermentasi secara batch membutuhkan waktu sekitar 50
jam, pH awal 4,5 dan suhu 20-30oC untuk menghasilkan yield ethanol 90% dari gula teoritis. Hasil
kadar etanol sekitar 10-16% v/v (Sebayang, 2006). Pada dasarnya, bioetanol diproduksi oleh yeast
menggunakan substrat jagung maupun singkong. Namun, penggunaan substart berasal dari jagung
dan singkong dapat menimbulkan masalah dalam bidang ketahanan pangan. Oleh karena itu pihak
industri mulai mengembangkan bioetanol dari limbah pertanian dan diproduksi secara komersil,
salah satunya oleh PT Energi Agro Nusantara di Mojokerto, Jawa Timur.
PT Energi Agro Nusantara di Mojokerto, Jawa Timur merupakan perusahaan bioetanol milik
PTPN X yang menggunakan bahan baku limbah pertanian yaitu molases untuk memproduksi
bioetanol. Molases merupakan hasil samping proses pembuatan gula pasir. Menurut Gaur (2006),
sebagian besar kandungan gula dari sukrosa berkisar 40-55%. Kandungan sukrosa dalam molases
yang cukup melimpah sangat berpotensi untuk bahan baku pembuatan bioetanol.
Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan aktivitas kerja yang ditujukan untuk membekali
mahasiswa supaya lebih memahami teori yang didapatkan selama peerkuliahan dengan aplikasi
yang diterapkan oleh perusahaan. Dipilihnya PT Energi Agro Nusantara di Mojokerto, Jawa Timur
sebagai tempat Praktek Kerja Lapang dikarenakan perusahaan ini adalah perusahaan yang
memproduksi bioetanol dan mengekspor bioetanol ke Filipina sehingga perusahaan ini akan selalu
berkembang sehingga proses yang harus dikelola akan dalam skala yang besar pula. Dengan
dilaksanakannya PKL di PT Energi Agro Nusantara diharapkan dapat menambah wawasan,
meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara teoritis maupun praktek
serta memberikan pembelajaran lebih jauh tentang proses produksi fermentasi, sanitasi, dan proses
2 1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat membandingkan kajian teoritis yang diterima selama proses perkuliahan
dengan kenyataan di lapangan serta belajar mengambil sikap (menempatkan diri) di dalam
bekerja sehubungan dengan keterkaitan berbagai aspek/ bidang dalam suatu perusahaan/
institusi.
2. Mengetahui secara umum kondisi PT Energi Agro Nusantara di Mojokerto, Jawa Timur
meliputi sejarah, perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan aspek
ketenagakerjaan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui, mempelajari dan memahami lebih jauh aspek penerapan bidang Teknologi Hasil
Pertanian di industri, yang meliputi bahan baku, mesin dan peralatan yang digunakan, proses
produksi, penyimpanan, dan pengendalian mutu di PT Energi Agro Nusantara
2. Mengetahui, mempelajari dan memahami aspek sanitasi dan pengendalian limbah di PT
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etanol
Etanol atau lebih dikenal dengan alkohol mempunyai rumus kimia C2H5OH. Etanol merupakan
bahan kimia organik yang mengandung oksigen yang dapat digunakan sebagai pelarut, germisida,
minuman, bahan antibeku, bahan bakar, bahan depresant dan khususnya memiliki kemampuan
sebagai bahan intrmediet untuk menghasilkan bahan kimia lain (Gaur, 2006). Etanol juga
merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan
karena emisi karbondioksidanya rendah.
Pada saat ini etanol banyak digunakan sebagai obat – obatan, kosmetik, karet sintetis bahkan
sebagai pengganti bahan bakar. Bioetanol dapat dibuat dari bahan yang mengandung gula
sederhana, pati, maupun bahan berserat lainnya melalui proses fermentasi. Hasil produk akhir
bioetanol bergantung dari jenis dan karakteristik bahan, mikroorganisme yang digunakan, suhu, pH,
dan oksigen (Gaur, 2006).
Pada kondisi standar atau atmosfrik, etanol merupakan cairan volatil yang mudah terbakar,
jernih (tidak berwarna), aromanya mudah dikenali, dan cairan ini juga mudah larut dalam air
(Supriyanto, 2007). Karakteristik sifat – sifat fisik etanol adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Karakteristik Sifat Fisik Etanol
Karakteristik Keterangan
Viskositas pada 20oC, mPas (cP)
Khas alkohol
Saccharomyces cerevisiae merupakan mikroorganisme uniseluler, tidak berklorofil,
tumbuh baik pada suhu 30oC, dan pada pH 4,8 serta termasuk dalam kingdom Fungi.
Saccharomyces cerevisiae mampu memfermentasi berbagai jenis gula yaitu heksosa atau
4
difermentasi, tetapi gula dalam bentuk L tidak dapat difermentasi (Casey et al., 1983).
Saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi gula menjadi etanol karena adanya enzim
invertase dan zymase. Jika gula yang tersedia dalam substrat merupakan gula disakarida maka
enzim invertase akan bekerja menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida. Setelah itu,
enzim zymase akan mengubah monosakarida tersebut menjadi alkohol dan CO2 (Azizah dkk,
2012).
2.3 Tetes tebu / molases
Molases atau tetes tebu merupakan hasil samping dari tahap kristalisasi pada proses
pembuatan gula. Tetes tebu merupakan salah satu sumber karbon yang paling ekonomis dan
digunakan secara luas sebagai substrat fermentasi mikroba dalam produksi asam laktat,
polyhidroxybutyrate, etanol, pululan, dan gum xantan (Sebayang, 2006). Berikut sifat-sifat fisik
dan kimia dari tetes tebu / molases, antara lain: wujud (cairan coklat), warna (coklat
kehitam-hitaman), densitas (1.47 gr/mL), viscositas (4.323Cp), panas spesifik (0.5 Kkal/Kg °C), dan
komponen dalam molases (gula 62%, air 20%, dan non-gula 18%) (Gaur, 2006). Berikut ini
adalah komposisi tetes tebu/ molases:
Tabel 2.2. Komposisi Molases
Penyusun Utama Komponen Kisaran (%)
Air 17-25
Karbohidrat lain Gum, serat kasar, pentose,
hexitol, myoinositol, manitol,
Komponen nitrogen Crude protein (Nx6,25) 2,5-4,5
Asam non N Asam akonitat, sitrat, malat,
oksalat
1,5-6
5
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6 2.4 Produksi Bioetanol
Produksi bioetanol dapat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme atau secara
fermentasi langsung dan menggunakan bahan baku yang mengandung kadar gula. Pada
proses fermentasi bioetanol menggunakan Saccharomyces cerevisiae. Berikut ini adalah
proses produksi bioetanol secara umum dari molase.
Gambar 2.1. Proses Produksi Bioetanol (Sebayang, 2006)
2.4.1 Tahap Persiapan Bahan Baku
Media yang digunakan sebagai sumber energi dalam fermentasi adalah tetes tebu
dengan kadar gula sekitar 50%. Kadar gula yang terlalu tinggi untuk proses fermentasi
perlu diencerkan terlebih dahulu kemudian ditambahkan H2SO4. Penambahan H2SO4
bertujuan untuk mengendapkan garam – garam mineral di dalam tetes dan untuk
memecah disakarida (sukrosa) di dalam tetes menjadi monosakarida berupa senyawa
d-glukosa dan d-fruktosa.. Mikroorganisme yang digunakan adalah S. cerevisiae sebanyak
0,2% dari kadar gula dalam larutan molases. Untuk keperluan nutrisi S. cerevisiae,
ditambahkan urea sebanyak 0,5% dan NPK sebanyak 0,1% dari kadar gula larutan
fermentasi (Sebayang, 2006).
2.4.2 Fermentasi
Fermentasi merupakan proses perombakan molekul dalam molekul dalam substrat
yang menghasilkan produk atau perubahan molekul dalam substrat yang menghasilkan
produk atau perubahan yang diinginkan. Pada fermentasi etanol, gula secara cepat
terhidrolisis oleh mikroba untuk menghasilkan etanol.
Secara teoritis, pada tahap fermentasi terjadi reaksi hidrolisa, dimana sukrosa diubah
menjadi glukosa. Persamaan reaksi hidrolisa yaitu:
6
Sedangkan reaksi utama yaitu hidrolisa glukosa akan menghasilkan etanol dan
karbondioksida. Persamaan reaksi yaitu:
Gambar 2.3. Reaksi Hidrolisa Glukosa menjadi Etanol dan CO2 (Richana, 2011).
Satu molekul glukosa menghasilkan 2 mol etanol dan 2 mol karbondioksida, atau
dengan perbandingan bobot tiap 180 g glukosa akan menghasilkan 90 g etanol. Dengan
melihat kondisi tersebut, perlu diupayakan penggunaan substrat yang murah untuk dapat
menekan biaya produksi etanol sehingga harganya dapat lebih murah (Richana, 2011).
Menurut Gaur (2006), produksi etanol yang efisien membutuhkan empat komponen,
yaitu karbohidrat yang bisa difermentasi, strain yeast yang efisien, nutrisi media yang
sesuai, dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan strain yeast. Suhu optimal
proses fermentasi etanol adalah 330C serta pH optimal adalah 4,5 (Kumalasari, 2011).
2.4.3 Distilasi
Distilasi adalah metode pemisahan suatu senyawa dengan senyawa lainnya
berdasarkan perbedaan titik didih antar senyawa tersebut. Prinsip dari destilasi yaitu
penguapan dan pengembunan kembali uap dari tekanan dan suhu tertentu. Destilasi
dapat digunakan untuk memurnikan senyawa – senyawa yang mempunyai titik didih
berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memilki kemurnian yang tinggi.
Proses distilasi dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu dapat menggunakan
metode distilasi biasa, distilasi vakum, maupun distilasi bertingkat. Distilasi biasa, prinsip
umumnya dengan menaikkkan suhu tekanan uap di atas cairan atau titik didih normal.
Prinsip distilasi vakum yaitu cairan diuapkan pada tekanan rendah, jauh di bawah titik
didih dan mudah terurai sedangkan distilasi bertingkat yaitu suatu proses yang komponen
– komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Distilasi ini biasanya digunakan untuk memisahkan zat yang mempunyai rentang perbedaan titik didih hingga di
bawah 30oC (Satriawan, 2014). Tiap – tiap kolom distilasi memiliki beberapa jumlah dan
ukuran tray tertentu dengan jenis plate bubble cup yang berbeda beda sesuai dengan
fungsinya untuk memisahkan etanol dari senyawa – senyawa lainnya (Sebayang, 2006).
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Proses Fermentasi
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil proses fermentasi adalah sebagai berikut :
a. Sumber karbon salah satu faktor utama yang berpengeruh terhadap kecepatan fermentasi
dan konsentrasi produk akhir yang mana semakin tinggi konsentrasi substrat, akan
meningkatkan tekanan osmotik yang dapat mengganggu metabolisme sel dan efisiensi
proses fermentasi (Gaur, 2006).
7
b. Temperatur optimal untuk yeast berkisar antara 25-30 oC dan temperatur maksimal antara
35-47 oC sedangkan pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0 sampai 4,5.
Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alkohol akan berjalan dengan lambat
(Kumalasari, 2011).
c. Nutrien: Nutrien yang dibutuhkan digolongkan menjadi dua yaitu nutrien makro dan nutrien
mikro. Nutrien makro meliputi unsur C, N, P, K. sedangkan unsur mikro meliputi vitamin dan
mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co,
Bo, Zn, Mo, dan Al (Kumalasari, 2011).
d. Oksigen:
Sebagian besar yeast merupakan mikroorganisme aerob. Yeast dari kultur yang memakai
aerob akan menghasilkan alkohol dalam jumlah yang lebih besar apabila dibandingkan
dengan yeast kultur yang tanpa aerasi. Akan tetapi efek ini tergantung yeast yang
dipergunakan (Gaur, 2006).
2.6 Spesifikasi produk
Produk bioetanol merupakan suatu produk fermentasi yang berbasiskan pada bahan
yang mengandung komponen gula maupun dapat menggunakan limbah pertanian seperti
molases. Produk bioetanol dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan seperti
untuk obat – obatan, kosmetik, dan dapat juga menjadi bahan bakar alternatif. Karakteristik
produk akhir bioetanol menurut SNI tahun 2006 yang dikutip oleh Supriyanto (2007),
mempunyai beberapa spesifikasi yang tertera pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Fuel Grade Etanol ( FGE )(SNI DT 27-0001-2006)
8 BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan yaitu pada
tanggal 15 Januari sampai 15 Februari 2016 di Energi Agro Nusantara di Mojokerto, Jawa Timur.
3.2 Metode Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara :
1. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan peninjauan secara langsung terhadap
obyek kegiatan dalam manajemen produksi di lapangan, serta suvey ke lokasi fasilitas
produksi dan utulitas.
2. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan pembimbing lapang dan
para pekerja yang ada di lokasi baik di fasilitas produksi maupun manajemen
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pencarian dan pengumpulan dokumen-dokumen,
laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan obyek pembahasan. Data yang dikumpulkan
antara lain meliputi:
a. sejarah perusahaan
b. struktur organisasi
c. ketenagakerjaan, dan
d. diagram alir proses
4. Studi Kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan kagiatan
yang dilakukan. Tujuan dari teknik ini adalah untuk membandingkan hasil yang diperoleh
selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dengan pencarian berbagai literatur yang
9 3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama PKL dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Praktek Kerja Lapang
No. Rencana Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Minggu ke-
I II III IV
1. Pengenalan lokasi dan keadaan umum
perusahaan
2. Mempelajari sistem operasional dan pengolahan
produk meliputi bahan baku mesin dan peralatan, proses produksi, penyimpanan dan pengendalian mutu, serta sanitasi dan pengolahan limbah
3. Tugas khusus
4. Observasi, Konsultasi, dan Pengolahan Data
5. Studi Pustaka dan Penyusunan Laporan
10 DAFTAR PUSTAKA
Azizah, N., A.N. Al-Baarri, S. Mulyani. 2012. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Alkohol, pH, dan Produksi Gas pada Proses Fermentasi Bioetanol dari Whey dengan Substitusi Kulit Nanas. J. Apl. Teknologi Pangan. Vol. 1. No. 2
.
Gaur, K. 2006. Process Optimation for The Production of Ethanol via Fermentation Dissertation Master of Science. Departement of Biotechnology and Env. Science. Thapar Institute of Engg and Technology. Patiala
Kirk, R.E. and Othmer R.F. 1951. Encyclopedia of Chemical Technology vol 9. John Willey and Sons Ltd, Canada
Kumalasari, L.J. 2011. Pengaruh Variasi Suhu Inkubator Terhadap Kadar Etanol Hasil Fermentasi Kulit dan Bonggol Nanas (Annanas satius). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang
Purba, R. 2009. Produksi Etanol dengan Variasi Inokulum dan Kadar Pati Jagung pada Kultur Diliat 19 September 2014. <http://e -journal.uajy.ac.id/2151/3/2BL00991.pdf>.
Richana, N. 2011. Bioetanol: Bahan Baku, Teknologi, Produksi dan Pengendalian Mutu. Penerbit Nuansa, Bandung
Satriawan, P. 2014. Analisa Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Volume dan Temperature Hasil Destilasi Ethanol dari Bahan Baku Tetes Tebu. Skripsi. Universitas Muria Kudus
Sebayang, F. 2006. Pembuatan Etanol dari Molase secara Fermentasi Menggunakan Sel Saccharomyces cerevisiae yang Terimobilisasi pada Kalsium Alginat. J. Teknologi Proses 5(2): 68-74
Supriyanto. 2007. Prospek Pengembangan Bioetanol dari Ubi Kayu. (Online). Diakses 10 September2014.
<http://balitkabi.bimasakti.malang.te.net.id/PDF/07SUPRIYANTO%20BPPT.pdf>. .