Hikmah Dibalik Bencana Oleh: Ikhsan Fatah Yasin
Tulisan ini bukan hendak mendukung sebuah partai dan menyudutkan partai yang lain, saya sekedar ingin menyoroti sisi positif dari bencana yang tengah melanda. Posisi saya hanya sebagai pemerhati yang tak mempunyai keberpihakan pada partai apapun.
Seperti yang kita rasakan, akhir-akhir ini media dipenuhi oleh pemberitaan penangkapan presiden PKS Hasan Lutfi Ishaq. Berbagai media melansir, penangkapan Lutfi merupakan pengembangan dari tertangkap tanganya Ahmad Fatonah dan dua direktur PT Indoguna, kasus ini terkait penambahan jatah kuota PT Indoguna dalam impor daging sapi. Karena penetapan Lutfi yang terkesan tergesa-gesa dibandingkan pelaku kasus korpusi yang lain, maka bisa dimengerti jika kemudian banyak kader yang menganggap penangkapan presiden partai mereka sebagai wujud konspirasi. Banyak pakar mengatakan, pernyataan konspirasi oleh kader partai malah akan memperburuk citra PKS. Sinyalemen ini rupanya ditangkap oleh Anis Mattalata, sehingga akhirnya ia tidak akan membahas lagi statmen konspirasi yang dilontarkanya saat pidato politik dan sekarang akan fokus mengurus partainya.
PKS HARUS LEGOWO
PERLU BERSYUKUR
Tetap bersyukur ketika menghadapi musibah adalah hal yang amat berat, namun justru di situlah nilai kehebatanya. PKS mestinya bersyukur kasus ini terbongkar sekarang dan langsung menyebabkan pelakunya sebagai tersangka, daripada kasus ini terekspos ketika detik-detik akhir menjelang pemilu. Dengan langsung dijadikanya Lutfi Hasan Ishaq sebagai tersangka, itu artinya proses persidangan segera berjalan dan kasusnya segera diputuskan. Setelah kasus ini mendapatkan kejelasan dari proses peradilan, terlepas nanti dari terbukti tidaknya dan jenis pidana yang dijatuhkan, PKS mempunyai waktu untuk menyolidkan para kader partai dan memperbaiki citra serta elektabilitas partainya. Dalam kasus yang menimpa Demokrat, meskipun Anas belum dijadikan sebagai tersangka namun hal ini justru menjadi polemik bagi publik yang tak kunjung selesai dan menyebabkan Demokrat terus-terusan “dihabisi” oleh media. Hal yang mengerikan justru menimpa Demokrat, jika nantinya menjelang pemilu, Anas ditetapkan sebagai tersangka. Karena setelah susah payah meningkatkan elektabilitas yang terus merosot hingga kini, Demokrat tidak lagi mempunyai waktu untuk memperbaiki citra partai dalam pemilu 2014, tak terbayangkan bagaimana rasanya jika hal itu benar-benar terjadi. PKS semestinya mengambil hikmah dari fenomena-fenomena ini, bahwa mereka masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Ada benarnya pepatah yang menyuruh kita untuk mengambil hikmah dari segala kejadian, sehingga kita tidak terus terjatuh dan malah menyalahkan orang lain bahkan mungkin menyalahkan takdir.
Advokat di Heniy Astianto, S.H&Rekan